[:id]Pentas Seni Pekan Keguruan 2017 Gemparkan Auditorium Untidar[:en]Performance Art of Teacher Week 2017: Rocking the Auditorium of Untidar[:]

0
2094

[:id]

FKIP gelar acara pentas seni yang menggemparkan gedung Auditorium Universitas Tidar pada Jumat 26 Mei 2017. Gedung Auditorium Untidar pada siang itu penuh sesak dipadati oleh penonton yang mayoritas adalah mahasiswa FKIP. Suasana di dalam gedung begitu meriah dan penuh kebersamaan. Pentas seni itu merupakan acara penutup serangkaian kegiatan Pekan Keguruan FKIP yang diadakan sejak tanggl 22-26 Mei 2017.

Acara yang dimulai pukul 13.00 itu  dibuka oleh dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dan mengapresiasi kerja keras tim kegitan Pekan Keguruan FKIP 2017 sehingga berjalan dengan lacar. Tema yang diangkat dalam acara pentas seni tersebut adalah “Seni Tradisional Nusantara”. Beberapa penampil unjuk kesenian, ada yang menyayi tembang Campur Sari, tembang Mocopat, tari tradisional Aceh, tari tradisional kontemporer,tari Dayaan khas Magelang, dan teater. Para penampil mempersembahkan dengan sangat baik, memukau, dan penuh totalitas. Penonton dibuat heboh dan histeris dengan penampilan para mahasiswa dari berbagai semester.

Pada kesempatan itu, diumumkan juga para pemanang dari berbagai lomba yang diadakan selama kegiatan Pekan Keguruan. Beberapa pemenang lomba yang diumumkan adalah pemenang I, II, III lomba Media Pembelajaran Inspiratif, lomba Debat Bahasa Idonesia dan Bahasa Iggris, Best Practice Guru dan mhasiswa, juga lomba esai kependidikan guru dan mahasiswa. Para pemenang mendapatkan tropi, sertifikat, dan uang sebagai  bentuk apresiasi atas prestasi yang telah diraih.

Penonton juga dihibur dengan ketoprak berjudul “Tutur Ora Tinular” persembahan dari dosen FKIP dan mahasiswa Bengkel Seni Untidar.  Ketoprak dibuka dengan lantunan gamelan yang spektakuler dari mahasiswa-mahasiswa Bengkel Seni Untidar. Selanjutnya penampilan para dosen FKIP yaitu Drs. Budiono M.Pd sebagai Badung, C. Prima Ferry, M.Pd. sebagai Tuan Jimmy, Atsani Wulansari, M.Pd. sebagai Nyonya Ivon, dan Dzikrina Dian Cahyani, M.A. sebagai Nenek Menir. Pada saat dosen tampil memerankan karakter masing-masing, para penonton menyambut dengan gelak tawa yang membuat suasana gedung menjadi begitu riuh. Selain itu, peran pendukung yaitu Indah sebagai pembantu dan Huda sebagai Sapi juga menambah kehebohan di dalam gedung. Mereka berdua adalah mahasiswa PBSI sekaligus anggota Bengkel Seni yang  multi talent.

Acara demi acara berjalan dengan lancar dan cukup mengesan di hati para penonton. Semua itu berkat kerja keras tim panitia pentas seni yang luar biasa dan para pengisi acara. Drs. Budiono, M.Pd menyampaikan kebanggaan dan rasa terimakasih lkepada semua pihak atas kerja keras dan totalitas yang telah diberikan untuk menyukseskan acara pentas seni pada hari itu. “Terima kasih banyak kepada seluruh mahasiswa tim yang mempersiapkan acara dari awal sampai akhir, semoga Tuhan membalas ketulusan Anda semua. Terima kasih juga kepada para mahasiswa pengisi acara yang telah tampil luar biasa. Terima kasih, semoga bakat-bakat seni yang telah ada dapat terus diasah dan dikembangkan, sehingga bermanfaat untuk kehidupan. Sukses untuk FKIP” kata Budiono selaku penanggung jawab acara pentas seni. (DZ)

[:en]

FETT held the performance art which rocks the auditorium of Tidar University (Untidar) on Friday, May 26, 2017. On that day, the auditorium was full of audiences who most of them were the students of FETT. The atmosphere was so festive and full of togetherness. The performance art was the closing event of teacher week which was held on May 22-26, 2017. The performance art, which started at 1.p.m., was commenced by the dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. He appreciated the hard work of teacher week’s committee in arranging the event well.

The theme of this performance art is “Indonesian Traditional Art”. Some of the students showed their talent in singing Campursari and macapat (Javanese traditional song). They also performed traditional dance from Aceh, contemporary dance, special dancing from Magelang called dayaan, and theater. They totality showed their performance and the audiences were mesmerized. They created hysterical ambiance through their performance.

On this occasion, the winners from each competition in teacher week were announced such as the winner of inspirational learning media, debate in Bahasa Indonesia and English, Best Practice of teachers and students and also the winner of educational essay of teachers and students. The winners got trophy, certificate, and money as the achievement.

The audiences were also entertained with ketoprak (traditional folk art performance) entitled “Tutur Ora Tinular” from lecturers of FETT and the students of Bengkel Seni (one of the students activity unit) Untidar. The lecturers who played in ketoprak were Drs. Budiono, M.Pd as Badung, C. Prima Ferry, M.Pd. as Mr. Jimmy, Atsani Wulansari, M.Hum as Mrs. Ivon and Dzikrina Dian Cahyani, M.A. as Nenek Menir (Badung’s grandmother). When the lecturers acted their characters, the audience greeted with laughter that made the boisterous atmosphere in the auditorium. The supporting character, Indah as maid and Huda as cow, also excited the atmosphere of performance art. Both of them are multi talent students from Indonesian Education and Literature and the members of Bengkel Seni.

All activities in this performance art run well and the audiences were impressed. It was because of the hard work of performance art’s committee and also the performers. Drs. Budiono, M.Pd. expressed his pride and gratitude to every party for the work and totality that had been given to the success of performance art. “Thank you for the students and committee which prepares this event. May God reply your sincerity. Thank you for the students who perform on this event. Develop and increase your talent so that it can be useful someday. Be successful FETT, “said Budiono as the coordinator of performance art. (DZ/AW)

[:]

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY