[:id]Dua Dosen Prodi PBSI Mendapat Pendanaan Penelitian dari DIKTI[:en]Two Lecturers of Indonesian Language and Literature Program Get Funding from Ministry of Research and Higher Education.[:]

0
2553

[:id]

Dalam surat pemberitahuan tertanggal 9 Januari 2017 diumumkan bahwa dua dosen Prodi (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) PBSI mendapat pendanaan penelitian dari DIKTI. Mereka adalah Rangga Asmara, M,Pd. dan Imam Baihaqi, M.A.Sesungguhnya, dalam surat pemberitahuan tersebut terdapat dua nama lain, yaitu Xander Salahudin, M.Eng. (dosen Fakultas Teknik) dan Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Si. (dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).

Rangga mengajukan penelitian berjudul “Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan (Interpretasi Kritis dalam Menakar Wacana dan Realitas)”. Sementara itu, Imam mengajukan penelitian berjudul “Karakteristik Sastra Lisan Mitoni di Jawa Tengah sebagai Pedagogical Content Knowledge”.

Berkaitan dengan itu, grup Whatssap dosen FKIP Untidar banjir ucapan selamat kepada Rangga dan Imam. Ucapan selamat pertama kali disampaikan oleh Dr. Farikah dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam grup Whatssap tersebut.

“Selamat Pak Rangga, Mas Imam dapat penelitian dosen Pemula DIKTI. Selamat PakXander juga. Dan Bu Eny untuk disertsi doktor,” tulis Farikah.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam,” tulis Asri, dosen PBSI.

“Selamat Mas Imam dan Pak Rangga,” tulis Ayu, dosen PBSI.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam. Ikut seneng dengar kabar ini,” tulis Widya, dosen PBI.

Mendapat banyak ucapan selamat, Imam dan Rangga pun memberi tanggapan. Imam tidak menyangka penelitian tersebut diterima DIKTI.

“Trima kasih,Bu Fafa (Farikah). Padahal tahun lalu penelitian saya yang itu saya ajukan di universitas tapi ditolak.Lalu saya ajukan di DIKTI kok diterima ya,” tanggapan Imam kepada Farikah. Ia juga beberapa kali menanggapi ucapan selamat dosen lain.

“Trima kasih bapak ibu semua. Doa dan bimbingan selalu kami nantikan,” tulis Imam.

Sementara itu, Rangga beberapa kali menanggapi ucapan selamat yang ditujukan kepadanya dengan mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih, pangestunipunbapak dan ibu,” tulis Rangga.

Selamat Pak Imam dan Pak Rangga. Semoga dapat terus berkarya dan menginspirasi dosen-dosen lain serta para mahasiswa. (IS)

[:en]

The notification letter dated January 9, 2017 brought a bunch of happiness for Faculty of Teachers Training and Education of Tidar University as it announced that two lecturers of Indonesian Language and Literature Program (PBSI) had received research funding from the Ministry of Research and Higher Education (Kemristekdikti), they were Rangga Asmara, M, Pd., and Imam Baihaqi, M.A. It is indeed such a pride for the biggest faculty of Untidar as its lecturers are among the only four from Untidar to have such an achievement. The other two come from different faculties namely Xander Salahudin, M.Eng. (Faculty of Engineering) and Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Sc. (Faculty of Social and Political Sciences).

Rangga applied for a study entitled “Linguistic Strategies of President Jokowi in Cultivating Ideological and Government Manifesto (Critical Interpretation in Measuring Discourse and Reality)”. Meanwhile, Imam submitted a study entitled “Characteristics of Oral Literature Mitoni in Central Java as Pedagogical Content Knowledge”.This very good news has given “certain” lessons for the other lecturers of FKIP out of just the happy atmosphere they feel, one of which is to propose the right idea on the right level/division. Kemristekdikti offered some divisions/levels related to research proposals in 2016. As young lecturers, Rangga and Imam put their proposal precisely on the right place regarding their background and divisions from Kemristekdikti. They both proposed on “Research for Beginner Lecturers” division, something that the other lecturers might have forgotten.

It was just within minutes for the other lecturers of FKIP to congratulate the two, making internal Whatsapp group of FKIP full of congratulations. In response to it, Rangga and Imam were so thankful. Imam said that a non-stop struggle had been one of the factors making his proposal pass Kemristekdikti requirements. Furthermore, it also becomes one thing to evaluate by FKIP lecturers in order to pass more proposals. Personally for each, it is a clear picture how to get fundings from Kemristekdikti for their proposals. (AL)

[:]

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY