FKIP UNTIDAR Gelar Seminar Pekan Keguruan 2020

0
781

Kamis, 5 November 2020, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menyelenggarakan Seminar Pekan Keguruan 2020 dengan tajuk “Membangun Desa di Era Normal Baru”. Seminar ini merupakan program berkelanjutan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti mahasiswa FKIP UNTIDAR. Seusai melaksanakan KKN, mahasiswa menuliskan hasil luaran pengabdiannya dalam bentuk artikel ilmiah. Seminar ini diselenggarakan untuk mewadahi mahasiswa dalam rangka mempresentasikan artikel ilmiah hasil pengabdiannya tersebut.

Seminar ini penyelenggaraannya memadukan aspek daring dan luring. Panitia bersama tamu undangan hadir secara tatap muka, sedangkan peserta acara mengikuti secara daring. Kegiatan seminar dibuka oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP UNTIDAR. Dalam sambutannya, Sukarno berpesan kepada semua peserta seminar agar dapat mengikuti kegiatan dengan baik.

Acara selanjutnya diisi pemaparan materi oleh tiga narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Erry Purnomo, Ph.D., Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM – PMP) UNTIDAR. Materi kedua oleh Ryan Sugiarto, S.Psi., M.A., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dan Ketua Sanggar Inovasi Desa, Desa Panggungharjo Yogyakarta. Sesi materi ditutup oleh Budi Santoso, S.E., Kepala Desa Umbulsari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Prof. Erry Purnomo, Ph.D. selaku narasumber pertama menyampaikan pemikirannya tentang perekonomian pedesaan. Menurutnya, filosofi pembangunan desa harus didasarkan pada analisis risk assesment dan stategi yang tepat. Erry juga menandai peran penting sivitas akademika dalam membantu pembangunan desa. Sivitas akademika bisa meletakkan desa sebagai ruang penelitian, pengabdian, hingga pemasaran.

Materi kedua yang disampaikan oleh Ryan Sugiarto, S.Psi., M.A berjudul “Tata Kelola Desa dalam Tatanan Indonesia Baru”. Menurut Ryan, telah terjadi perubahan paradigma pembangunan desa, dengan desa menjadi subjek utama pembangunan. Perubahan tersebut ditandai dengan beberapa hal. Yang pertama, dengan pemberian kewenangan berdasarkan azas rekognisi dan subsidiaritas. Di sini desa sudah diakui eksistensinya dan diberikan kewenangan skala lokal. Yang kedua, desa berkedudukan sebagai pemerintahan berbasis masyarakat. Komunitas masyarakat desa sudah bisa mengatur dirinya sendiri, yakni dengan melaksanakan self governing community dan local self government.

Selain itu, Ryan juga menyampaikan tiga pilar yang harus dipenuhi untuk membentuk desa yang mandiri, yakni Kedaulatan Politik dan Pemerintahan Desa, Kedaulatan Perekonomian Desa, dan Kedaulatan Data Desa. Kemandirian desa ini juga harus didukung dengan kapasitas politik serta kepemimpinan, kapasitas proses dan birokrasi serta kapasitas sosial.

Materi terakhir disampaikan oleh Kepala Desa Umbulsari, Budi Santosa, S.E.. Budi menyampaikan tentang perkembangan Desa Umbulsari pada masa Pandemi dan era normal baru. Dengan dukungan dari pemerintah Kabupaten Magelang serta sinergi dari pemerintah desa dan seluruh lapisan masyarakat, Desa Umbulsari siap untuk menghadapi era normal baru. Budi juga menyampaikan bahwa ke depan Desa Umbulsari akan sangat terbuka jika diajak untuk bekerjasama dan menjadi desa binaan Universitas Tidar.

Selesai pemateri menyajikan presentasi, sesi acara dilanjutkan dengan penyajian artikel ilmiah dari para mahasiswa yang semester sebelumnya mengikuti kegiatan KKN. Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa room presentasi daring, dengan masing-masing room didampingi oleh dosen sebagai moderator. [Karunia Galih]

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY