[:id]Mahasiswa FKIP Wakili KSR PMI Untidar Ikut Jumbara dan Temu Karya Provinsi Jawa Tengah[:en]FETT’s Students Joined Jumbara and Temu Karya of Central Java Province[:]

[:id]

KSR PMI (Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia) unit Untidar mengirim 5 anggota untuk mengikuti Jumbara (Jumpa, Bakti, dan Gembira) dan Temu Karya tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 22-27 Agustus 2017 di Buper Regaloh, Pati. Kelima anggota tersebut semuanya mahasiswa yang berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Utidar. Dwi Arif Wibowo dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) bersama Elsara Khairunisa dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam Workshop PMER (Planning, Monitoring, Evaluation, and Reporting), Evievianthi Wijianto Putri dari Prodi PBSI berpartisipasi dalam kegiatan Propepa (Promosi Pertolongan Pertama), sedangkan Aghnia Yulfa dari prodi PBSI dan Rahayu Nastiti Asih dari prodi PBI menjadi pendamping PMR (Palang Merah Remaja).

Kegiatan yang berlangsung lima tahun sekali ini terbagi menjadi dua kegiatan besar yakni Jumbara untuk tingkat PMR dan Temu Karya untuk tingkat KSR. KSR PMI unit Untidar dalam mengikuti acara ini berada di bawah naungan kontingen kota Magelang, dengan jumlah keseluruhan yakni 70 peserta. “Lebih banyak senengnya sih kalau ikut acara kaya gini, bisa ketemu dengan relawan seluruh Jateng jadi nambah ilmu dan silaturahmi,” terang Bowo. Saat workshop PMER materi yang disampaikan mengenai merancang visi misi, dijabarkan ke rencana strategis, berlanjut ke rencana operasional hingga merancang suatu kegiatan. Selain itu ada materi untuk membuat laporan kegiatan yang dikerjakan secara berkelompok yang anggotanya dari kota/kabupaten yang berbeda.

Mahasiswa yang kini duduk di semester 7 ini lebih banyak menyerap sisi positif dari kegiatan yang diselenggarakan PMI. “Di sana lebih ditekankan kerjasama antar kota/kabupaten. Setiap kegiatan berbentuk kelompok dan anggota kelompoknya terdiri dari kota/kabupaten yang berbeda. Jadi bikin kita lebih saling mengenal antar daerah yang berbeda dan bisa sharing ilmu,” tambahnya.

Hal yang lebih membanggakan, saat mengikuti acara ini kontingen kota Magelang mendapatkan peringkat II, sedangkan KSR kota Magelang meraih peringkat I, dan PMR menyabet peringkat II. Tentu penghargaan yang dikantongi ini atas kerja keras seluruh anggota PMI kota Magelang, termasuk mahasiswa FKIP yang turut berpartisipasi. Sebelum mengakhiri Bowo menekankan, “Asiknya ikut PMI, kita bisa dapat ilmu mahal secara gratis. Misalnya saja pertolongan pertama, kalau ikut pelatihan bisa habis 1 jutaan tapi kalau ikut PMI gratis. Di samping itu juga jelas menambah teman, karena anggota dari PMI kota Magelang sangat lengkap dari dosen, perawat, agen asuransi, mahasiswa, dll.” (TP)

[:en]

KSR PMI (Students’ association of Indonesian Red Cross) of Tidar University delegated 5 members to join Jumbara (meet, service, and fun) and Temu Karya (innovation meeting) of Central Java province on Agust 22th -27th 2017 in Buper Regaloh, Pati. Those five members are FETT’s students. Dwi Arif Wibowo, student of English Education study program, and Elsara Khairunisa, student of Indonesian Language and Literature Education study program, joined PMER (planning, monitoring, evaluation, and reporting) workshop. Evievianthi Wijianto Putri joined Propepa (first aid promotion). Aghnia Yulfa, student of Indonesian Language and Literature Education study program, and Rahayu Nastiti Asih, student of English Education study program, mentor of youth red cross.

The event which held every 5 years was divided into two big events, i.e. Jumbara for Youth Red Cross and Temu Karya for KSR. In joining this event, KSR PMI of Tidar University was under auspice of Magelang Red Cross with 70 members. “We got lot of fun in joining this event, we can meet volunteers in entire Central Java, so we can gain knowledge and relation,” said Bowo. In PMER workshop, the material which is delivered was about steps to plan an event, such as strategic plan, and operational plan. They also delivered material to make activity report which is done by members who come from different regency or city.

He got lot of positive aspect during in the event which held by Indonesia Red Cross. “We were pushed to build relationship with other city or regency. In each group activity, the member of each group consists of different city or regency. It made us knowing different area and we can share our knowledge,” added Bowo.

In this event, the contingent of Magelang got second rank, KSR Magelang got first rank, and Youth Red Cross got second rank. In the end of interview, Bowo added “it is fun to join Indonesia Red Cross, we can learn expensive knowledge for free. For example we can learn first aid freely, while learn this material in training, we must pay for about 1 million. We also can have lot of friends, since the members of Magelang Red Cross are lecturer, nurse, students, insurance agent, or any others.” (GF)

[:]

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *