Stadium General: Implementasi Kurikulum Merdeka Oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek
Kamis, 5 September 2024, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menyelenggarakan kegiatan “Stadium General: Implementasi Kurikulum Merdeka”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang komprehensif tentang program guru penggerak, mengembangkan keterampilan kepemimpinan para guru, dan memfasilitasi pertukaran ide serta praktik terbaik dalam pengajaran.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi I dengan peserta dari perwakilan cabang dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, perwakilan BBGP Provinsi Jawa Tengah, dan Mitra PLP Untidar sebanyak 22 SMP dan 22 SMA di lingkungan kabupaten/ kota Magelang. Sesi II dengan peserta mahasiswa FKIP Untidar yang mengikuti PLP.
Anindito Aditomo, S.Psi, M.Phil. Ph.D., Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek menyampaikan materi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka. Tujuan dan strategi Merdeka Belajar sebagai upaya transformasi Sistem Pendidikan. Dalam konteks kontemporer , belajar sepanjang hayat adalah kemampuan paling penting untuk menjadi manusia merdeka. Rumusan kompetensi dan karakter yang esensial untuk belajar sepanjang hayat menjadi tujuan transformasi pendidikan. Dalam hal ini diperlukan perubahan paradigma kebijakan serta budaya kerja dan iklim pembelajaran di satuan pendidikan. Perubahan ini dilakukan untuk mewujudkan sekolah dengan empat karakteristik utama.
- Pembelajaran yang berpusat pada murid.
- Pendidik reflektif, gemar belajar, berbagi, dan kolaborasi.
- Iklim sekolah yang aman, inklusif, dan merayakan kebhinekaan.
- Kepemimpinan untuk perbaikan layanan berkelanjutan.
Indikator Utama pendidikan diukur melalui Asesmen Nasional. Dengan fokus pada materi esensial dan struktur organisasi, Kurikulum Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh. Lebih lanjut, Mas Nino menyampaikan pengelolaan kurikulum menjadi kewenangan sekolah (kurikulum satuan pembelajaran disahkan oleh kepala sekolah). Pembelajarn terdiferensiasi dan pembelajaran berbasis projek dengan asesmen holistik menjadi prinsip utama. Kurikulum Merdeka memberi kesempatan bagi murid untuk memilih mata pelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Sekolah di daerah tertinggal dan non-tertinggal mampu menerapkan Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan skor literasi murid. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka dapat memberikan manfaat bagi sekolah di berbagai konteks. Antusias dari peserta sangat tinggi, banyak sekali pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh para peserta yang mayoritas Guru Penggerak.
Penulis : Fitri Nurjanah, S.Pd.
Upload : Fibra