[:id]Mahasiswa FKIP Makin Eksis Berwirausaha dengan Lolos Program KBMI[:en]FETT Students Make Amazing Entrepreneurs: Winning the Grants for DIKTI’s Indonesian Students Business Competition Program (KBMI) 2017[:]

[:id]Kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Hal tersebut disebabkan 2 proposal Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) lolos didanai oleh Kemeterian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017 dari total 4 proposal yang lolos se-Untidar.

Dua kelompok mahasiswa yang lolos KBMI telah mewakili dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Kelompok 1 terdiri atas Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), dan Azizah Wahyu Lestari (PBI). Judulnya adalah Pengembangan Usaha Box Kado Magelang yang Didanai 15 juta rupiah. Kelompok 2 terdiri atas Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Fakultas Teknik Untidar), Nafi’ Arrum Fauziah (PBI), dan Siti Sulistyarini (PBSI). Judulnya Banana Stem Body Wash (Bombow) Pemanfaatan Pelepah Pisang menjadi Sabun Mandi yang didanai 18 juta rupiah.

fkip

“Sebetulnya, usaha boks kado dan paper bag ini sudah kami mulai sejak 2017. Agar membedakan dengan produk yang ada di toko, kami melayani customable sesuai keinginan pelanggan. Selama ini kami menjual produk secara online dengan harga 10.000 – 60.000 rupiah/boks dan 1.000 – 7.000 rupiah/paper bag,” ujar Nasrika Dewi, Ketua Kelompok 1.

“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka lolos program ini. Usaha ini telah kami mulai sejak Februari 2017. Sabun tersebut kami jual dengan harga 10.000 rupiah/buah. Kami juga memberikan harga khusus untuk teman-teman yang mau menjadi reseller sabun Bombow ini,” ujar Septi Hardiyaning Tiyas, Ketua Kelompok 2 dengan senyum bahagianya.

Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator PBSI sekaligus Dosen Matakuliah Kewirausahaan PBSI Untidar mengatakan lolosnya proposal tersebut merupakan hasil dari matakuliah tersebut. “Semoga ke depan makin banyak mahasiswa Untidar, khususnya PBSI yang lolos program-program kewirausahaan seperti ini agar profil lulusan sebagai wirausaha makin terbukti,” tambahnya.

Prestasi FKIP kali ini juga disambut baik oleh seluruh dosen FKIP yang memberikan selamat melalui whatsapp grup FKIP. Semoga ke depan, FKIP makin berjaya. FKIP is The BestWJ

[:en]

The Euphoria floods the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University once again. Two out of four KBMI proposals, which are selected and funded for Tidar University by Ministry of Research, Technology and Higher Education, are proposed by FETT students.

Two groups who got the KBMI grants represent two study programs namely Indonesian Language and Literature Education (PBSI) and English Education (PBI). The PBSI group consists of Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), and Azizah Wahyu Lestari (PBI). The group, with the title “Business Development of Gift Boxes in Magelang”, is funded 15 million IDR. While, the PBI group consists of Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Faculty of Engineering Untidar), Nafi ‘Arrum Fauziah (PBI), and Siti Sulistyarini (PBSI). The group who proposed “Banana Stem Body Wash (Bombow): Utilization of Banana Leaves as Bath Soap” is funded 18 million IDR.

fkip“Actually, the business of gift boxes and paper bag business has been started since the beginning of 2017. In order to distinguish with the products in the store, we serve customable and decorative boxes as customer wishes. So far, we have been selling the products online for 10,000 – 60,000 IDR / box and 1,000 – 7,000 IDR / paper bag, “said Nasrika Dewi, the PBSI group leader.

The happiness is expressed by the PBI group. “I am very grateful and surprised with the announcement.” We have started the Bombow bath soap business in February 2017. We sell it 10,000 IDR/ each. But, we give special price for those who want to be our reseller “said Septi Hardiyaning Tiyas, the PBI group leader happily.

Rangga Asmara, M.Pd., PBSI Coordinator, Lecturer of Entrepreneurship Courses PBSI Untidar, and supervisor for the PBSI proposal said that the proposal is selected as the outcome of the course. ” I hope more and more Untidar students, particularly PBSI win such competition in the future. It supports one of our university visions to create young entrepreneurs,” he added.

This achievement is also supported by all FETT lecturers who congratulated through WhatsApp FKIP group. Hopefully, FETT will be more successful in the future. FETT is The Best! (WJ/WR)

[:]

[:id]FKIP: Mahasiswa FKIP Ikuti Monev PKM 2017 di UNNES[:en]FETT Students joined MONEV PKM 2017 in UNNES[:]

[:id]

Universitas Tidar mengirimkan 12 tim PKM DIKTI tahun 2017 untuk mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 21 Juli 2017. Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium UNNES (Gedung Prof. Wuryanto) tersebut menghadirkan pemonev eksternal dan pendamping internal diantaranya Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

Salah satu tim PKM UNTIDAR berasal dari FKIP yang terdiri dari Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI) memaparkan hasil PKM-K berjudul “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi.”

“Alhamdulillah, kami mendapat feedback  yang baik karena kami sudah mempersiapkan rencana ke depan. Saya merasa sangat bangga dan senang karena baru pertama kali bisa bersaing dengan universitas lain dengan membawa nama UNTIDAR. Harapan saya bisa masuk PIMNAS,” tutur Muhammad Kusni Mubarok.

 Jayalah PKM UNTIDAR 2017!

(ER)

[:en]

Tidar University sent 12 teams of Student Creativity Program (PKM) Directorate General of Higher education (DIKTI) 2017 to join monitoring and evaluating (MONEV) in Semarang State University (UNNES) on 21st of July 2017. This activity which was held in Auditorium of UNNES (Prof. Wuryanto’s building) invited external accessor and internal associate such as Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

FETT has sent one team of PKM, they are Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI). They presented their result of PKM-K entitled “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi”

“Thanks God, we got good feedback since we prepared our future plan. I’m so proud and happy because it’s our first time to compete with other university and bring Tidar University’s name. I hope we can pass National Student Science Week (PIMNAS),” said Muhammad Kusni Mubarok.

Bravo PKM Tidar University!

(GF)

[:]

[:id]Dosen PBSI Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Penyuluhan Berbahasa Indonesia, Balai Bahasa Jawa Tengah[:en]Regional Language Office of Central Java Invited the Lecturer of PBSI as the Speaker in Counseling Activity of Bahasa Indonesia[:]

[:id]

Imam Baihaqi, S.Pd, M.A.,  dosen PBSI FKIP Untidar, tampil sebagai pembicara pada kegiatan “Penyuluhan Berbahasa Indonesia bagi Guru SMP Kota Semarang”  di Dinas Pendidikan Kota Semarang pada hari Rabu, 19 Juli 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 4 hari yaitu dari hari Selasa-Jumat tanggal 18-21 oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian dan Kebudayan. Peserta yang hadir sekitar 50 guru SMP Kota Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Imam Baihaqi menyampaikan materi tentang pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif. “Mengajarkan sastra dengan inovatif artinya tidak hanya mengajarkan teori saja, namun seharusnya juga diajarkan keterampilan, misalnya peserta didik mampu menghasilkan karya. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diarahkan hanya pada tataran mengerti dan memahami tetapi diarahkan sampai tataran yang tertinggi yaitu menciptakan”, jelas Imam Baihaqi.

Dosen pengampu mata kuliah teori drama dan drama pentas itu mengatakan bahwa, mengajarkan cerpen, puisi, atau drama dengan kreatif kepada para siswa dapat dilakukan misalnya membuat karya sastra yang nanti dibukukan atau dikirim ke media masa. Selain itu, misalnya juga dengan memproduksi pementasan drama dan divideokan, membuat figura-figura tentang foto dan profil sastrawan Indonesia.

Pada kesempatan wawancara Imam menyampaikan rasa bahagianya dapat dipercaya menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut. “Saya merasa bahagia bisa menularkan ilmu yang sudah diperoleh. Bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana mengajarkan sastra. Apa lagi, setelah menyampaikan materi, ternyata guru-guru tertarik untuk memesan buku berjudul Goresan Tinta Bocah Sastra yang dibuat oleh mahasiswa semester 3A Program Studi Bahsa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tidar. Buku tersebut adalah hasil karya mahasiswa sebagai produk luaran dalam mata kuliah drama yang saya ampu,” tambah Imam Baihaqi. (DZ)

[:en]

Imam Baihaqi, S.Pd., M.A., the lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Tidar University invited as the keynote speaker in the event called “Counseling of Bahasa Indonesia for Teachers of Junior high School in Semarang”. This activity was held in Local Education Authorities of Semarang on Wednesday, July 19, 2017. It was held for four days from Thursday to Friday 18 – 20 July 2017 by Language development and Cultivation Agency, The Ministry of education and Culture. There were 50 Junior High School teachers in Semarang participated in this event.

On that occasion, Imam Baihaqi presented the material about creative and innovative learning in literature. “Teaching literature innovatively means the teachers not only teach the theory but also teach the skill such as producing the work. In learning, the students are directed not only at the level of understanding but also at the level of creating,” explained Imam Baihaqi.

The lecturer of Drama Theory and Drama Performance said that teaching literary work (short story, poetry, and drama) creatively to the students can be done in the classroom. The teachers can ask the students to create literary works. Those works will be published or sent to mass media later. Furthermore, the teacher can ask the students to perform the drama and record that performance or else write the profile of Indonesian authors and framed it.

When Web Team of FETT interviewed him, Imam expressed his pride because he was trusted to be the speaker on that event. “I feel happy to spread my knowledge and share the experience in teaching literature. And then the thing that makes me so happy is the teachers are interested to order book made by the third semester students of PBSI entitled Goresan Tinta Bocah Sastra after this event. Those books are the product of the students in my Drama class, “added Imam Baihaqi. (DZ/AW)

[:]

[:id]Puisi Dosen PBSI di Magelang Ekspres[:]

[:id]

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin?

Ia hanya tahu jika dahan yang melepas,

Dan angin menghempas,

Hanya konspirasi yang ia pahami.

Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan bait pertama puisi Imam Baihaqi, M.A. yang berjudul Apakah Daun Tak Pernah Membenci?. Puisi itu dimuat di Magelang Ekspres Sabtu (15/07/17) bersama beberapa judul puisi lain karya Imam, yaitu Atas Nama Keluarga: Untuk Hati yang Kecewa, Sebuah Boneka Mainan, Kejujuran Waktu, Mengalahkan Bayangan, Senja yang Masih Ungu, dan Duka Dua Dunia. Puisi-puisi tersebut bertema kesedihan.

Imam mengaku, ia sebenarnya tidak rutin menulis puisi setiap hari. Jika ada ide dan inspirasi, barulah ia membuat puisi. “Saya menulis puisi kalau sedang dapat ide saja, tidak rutin,” ujar Imam.

Imam berharap dapat menginspirasi mahasiswa PBSI untuk berkarya, khususnya menghasilkan karya sastra. “Jangan sampai mahasiswa PBSI tidak mempunyai karya,” ujar Imam. “Mahasiswa PBSI kelak akan menjadi guru yang akan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia. Kalau mereka mempunyai karya, mereka akan mampu mengajar secara lebih baik,” lanjutnya. (IS)

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Untidar Ikuti  Lomba Debat Berbahasa Inggris Tingkat Kopertis VI[:en]Three Students of English Education Program Represents Tidar University in NUDC Kopertis VI Region[:]

[:id]

Lomba Debat Berbahasa Inggris (NUDC) tingkat Kopertis VI tahun 2017 kembali diadakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan berlangsung selama 3 hari, yaitu dimulai pada hari Rabu-Jumat tanggal 12-14 Juli 2017. Kopetisi tahunan tersebut bertujuan untuk memilih wakil dari Universitas di wilayah Kopertis VI untuk maju mengikuti lomba (NUDC) tingkat nasional pada bulan September nanti di UPGRIS Semarang.

Tercatat 40 peserta lomba dari berbagai perguruan tinggi baik PTS maupun PTN wilayah kopertis VI tarmasuk tim dari Untidar yang diwakili oleh mahasiswa Program Studi Bahsa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mahasiwa tersebut ialah Yusuf Yuliyanto dan Novia Indri Susanti dari mahasiswa semester 2 sebagai peserta debat dan May Willyana maasiswa semeseter 8 sebagai peserta N-1 Adjudicator.

Menurut Yusuf,  pencapaian yang di raih kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena berhasil masuk ke babak 16 besar, namun belum dapat lanjut ke babak selanjutnya setelah berhadapan dengan Universitas PGRI Semarang, Universitas Kristen Satyawacana, dan Universitas Jenderal Soedirman. Tema debat yang dibahas pada babak 16 besar oleh tim PBI FKIP Untidar adalah “As newly developing countries THW prioritize establishing democracy over economic development”.

Lebih lanjut Yusuf menyampaikan kesan-kesannya setelah mengikuti kompetisi debat itu. “Kami sangat senang karena bertemu dengan debater-debater hebat dari universitas lain. Kami mendapat ilmu debat baru serta memperoleh pengalamn yang takkan terlupakan.  Selain itu kami juga menjadi lebih semangat untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas dalam latihan agar menjadi lebih baik,” terang Yusuf penuh semangat.

Pada akhir wawancara, Yusuf juga menyampaikan bahwa dia bangga menjadi mahasiswa FKIP Untidar karena sudah mulai diperhitungkan dalam kompetisi debat di tingkat Kopertis VI. Dia juga berharap kepada teman-teman mahasiswa di semua prodi yang ingin mengasah kemampuan debat untuk mengikuti English Debating Society Untidar. Kegiatan latihan debat tersebut rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB di lantai 2 Perpustakaan Untidar.

Selamat kepada Yusuf Yulianto dan kawan-kawan, terus semangat berlatih. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih berjaya lagi.

[:en]

[FKIP-24/07/17] – National University Debating Championship (NUDC) Kopertis VI Region 2017 was held in Muhammadiyah University of Surakarta. This event was taken place on three days from July 12th until July 14th, 2017. This annual competition aims to select representatives from universities in the Kopertis VI Region to represent in the National level which wil be held  on September 2017 at University of PGRI Semarang.

There were 40 teams from universities in Kopertis VI Region, both private and state universities, including Tidar University. The students who represented Tidar University were Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti. Besides, there was a student, May Willyana, as participant of N-1 Adjudicator. All of those students were from FETT (Faculty of Education and Teacher’s Education).

Yusuf explained that their achievement this year is better than before since they could make it through round 16, eventhough they couldn’t pass through the next round after competing with the team from University of PGRI Semarang, Satya Wacana Christian University, and Jenderal Soedirman University. The theme for debating in round 16 was  “As Newly Developing Countries THW Prioritize Establishing Democracy Over Economic Development.”

Further, Yusuf said , “We are so excited meeting such great debaters from other universities. We get knowledge about debating and unforgettable experience. This event is also as a whip for us to imrove our debating skill better in quality and quantity.

He also explained that he is proud to be the student of FETT Tidar University, since Tidar University has been taken into account in NUDC Koperis VI Region. He hopes that other students from other study programs at Tidar University who want to join in the competition prepare themselves by joining in English Debating Society of Tidar University.

Congratulation for Yusuf Yulianto and friends. (DZ – NA)

[:]

[:id]FKIP: Dosen PBI jadi Pemakalah di AsiaA TEFL-TEFLIN 2017[:en]FETT: English Education’s Lecturers Became Presenter in Asia TEFL-TEFLIN 2017[:]

[:id]

Berlokasi di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, tiga orang dosen FKIP mengikuti seminar The 15th ASIA TEFL – The 64th TEFLIN International Conference. Adapun yang mengikuti seminar tersebut adalah Dr. Farikah, Dr. Dwi Winarsih, dan Widya Ratna Kusumaningrum. Dalam kegiatan seminar ini, Farikah memaparkan artikelnya yang berjudul “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”, Dwi mengangkat judul artikelnya “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, dan Widya dengan artikelnya yang berjudul “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”

Kegiatan yang mengusung tema “ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity”, mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan seperti guru dan dosen untuk terus mengikuti perkembangan tren dunia pengajaran bahasa Inggris dalam konteks bahasa asing yang selaras dengan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D selama 45 menit berlangsung selama tiga hari, Kamis-Sabtu,  13-15 Juli 2017. Selama kegiatan ini berlangsung, terdapat sebelas pembicara utama dalam seminar pleno seperti Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney).

Kegiatan ini merupakan kegiatan seminar dengan dua organisasi penyelenggara tingkat Asia (ASIA TEFL) dan tingkat Nasional (TEFLIN) berhasil menarik antusiasme 1211 pemakalah dan 188 partisipan dari 28 negara seperti Malaysia, China, Australia, Indonesia, Korea, Jepang, dan lain sebagainya. (WR)

[:en]

FETT (19/7) Located in Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta, 3 lecturers of English Education FETT, joined the 15th Asia TEFL – The 64th TEFLIN International Conference, they are Dr. Farikah, M.Pd., Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., and Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. In this seminar, Dr. Farikah, M.Pd. presented her article entitled “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”. Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. presented “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, while Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. presented her article entitled “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”.

The seminar which has theme ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity, asked educational academics and practitioner such as teachers and lecturers to follow development of teaching English as foreign language as well as technology development.

This event which held in three days, 13th– 15th July 2017, was opened by Minister of Research, Technology and Higher Education, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D. There were eleven key note speakers in planetary seminar, such as Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), and Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney). (GF)

[:]

[:id]Pementasan Drama Teater Klebus[:en]Staging Drama by Teater Klebus[:]

[:id]

Untidar — Sabtu malam (08/07/17) Teater Klebus mengadakan pementasan drama berjudul Dr. Anda karya Wisran Hadi. Pementasan berlokasi di Gedung Auditorium Untidar. Teater Klebus merupakan sekumpulan mahasiswa Prodi PBSI semester 4 kelas C. Mereka menggelar pementasan dalam rangka proses produksi mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A.

Dr. Anda bercerita tentang seorang doktor yang memberikan perkuliahan mengenai keadaan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kearifan lokal di Minangkabau. Karakter Dr. Anda diperankan oleh Eni. Sementara itu, Sukhum Ela bertindak sebagai sutradara.

Untuk menyaksikan pementasan yang dimulai pukul 18.30 ini, penonton tidak dipungut biaya tiket masuk, bahkan mereka mendapatkan makanan ringan gratis. Sejak sore, penonton mulai memadati gedung dan bertahan hingga pertunjukan selesai.

Menurut Imam, ada banyak amanat yang dapat diambil dari pementasan Dr. Anda, misalnya tentang cara menyikapi kearifan lokal. “Banyak amanat yang bisa diambil, misalnya kita harus bisa menyikapi kearifan lokal secara bijaksana,” kata Imam. (IS)

[:en]

Untidar – Saturday night (08/07/17) Teater Klebus held a drama performance entitled Dr. You by Wisran Hadi. It was held in the Auditorium of Untidar. Teater Klebus is a group of students of Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) semester 4 class C. They held a staging performance as a result Drama Performance course taught by Imam Baihaqi, M.A.

Dr. You tells a story about a doctor who gave lectures on the state of Indonesia during the Dutch colonial period and local wisdom in Minangkabau. The character of Dr. You was played by Eni. Meanwhile, Sukhum Ela was the director.

The performance, which started at 18.30, was free of admission fees for the audience. They even got free snacks! Since the afternoon, the largest building to conduct stage performance at UNTIDAR has been crowded by spectators and they kept holding on until the show was over.

According to Imam, there are many mandates that can be taken from the staging of Dr. You, one of which is how to respond to local wisdom. “A lot of mandates can be taken, for example we have to be able to respond wisely to local wisdom,” said Imam. (AL)

[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Kepala Sekolah di Kota Magelang, FKIP Untidar Lakukan Pengabdian ISPI[:en]Improving the Professionalism of School Principals in Magelang, FETT Untidar Conducts ISPI Community Service[:]

[:id]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) adalah organisasi profesi yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1960 dan tersebar di seluruh Indonesia salah satunya di Kota Magelang. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme para pendidik di Kota Magelang. Salah satu fokus kegiatan ISPI cabang kota Magelang ini adalah peningkatan kompetensi pendidik lewat seminar, pertemuan ilmiah serta pelatihan. Beberapa dosen FKIP yang tergabung sebagai pengurus dalam bidang penelitian dan pengabdian mengadakan kegiatan pengabdian sesuai dengan fokus kegiatan ISPI tersebut. Pengabdian yang bertajuk “Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah bagi Kepala Sekolah di Kota Magelang” ini diketuai oleh Sri Sarwanti, M.Hum. Pengabdian ini melibatkan dua dosen FKIP yaitu Dr. Sri Haryati, M.Pd. dan Lilia Indriani, M.Pd. serta 4 dosen dari Universitas Muhamadiyah Magelang (UMMagelang).

Peserta pengabdian ini adalah semua kepala sekolah SD, SMP, dan SMA di Kota Magelang. Pengabdian ini direncanakan dilakukan dalam beberapa gelombang. Gelombang 1 dilaksanakan mulai bulan Maret dan diikuti oleh 19 orang dan sudah berjalan selama 6 kali pertemuan dari 8 kali I bulan ini.  “Mulai Maret sampai saat ini, kami sudah melakukan 6 kali pertemuan untuk gelombang 1. Untuk bulan ini, para peserta sedang melakukan penambilan data untuk dilaporkan dalam bentuk artikel setelah lebaran. Pengabdian ini akan terus dilaksanakan sampai semua kepala sekolah di kota Magelang menghasilkan penelitian tindakan sekolah, ” kata Sri Sarwanti menambahkan.

Pengabdian yang dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13.30 di kantor dinas pendidikan kota Magelang ini menghadirkan penyaji dari FKIP Untidar dan UMMagelang. Para penyaji tersebut adalah Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., dan Dr. Riana Mashar, M.Psi. dari UMMagelang. (AW)

[:en]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) is a profession organization that was established in May 17 1960 in Indonesia and one of them was in Magelang. This organization focused on educational field and tried to improve the professionalism of educators in Magelang. One of ISPI activities in Magelang was in improving educators’ competences through seminar, training, and workshop. Some FETT lecturers who became the members of research and community service board did community service activity in which it related to ISPI activities. The community service that had a theme “Workshop of School Action Research for School Principals in Magelang” was chaired by Sri Sarwanti, M.Hum. This activity also included two lecturers of FETT, they were Dr. Sri Haryati, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd., with four lecturers of   Muhamadiyah University of Magelang.

The participants of community service were all school principals of elementary school, junior high school, and senior high school in Magelang. This activity was planned to be done in several terms. The first term was done in March and there were 19 people who joined in 6 out of 8 meetings until this month. “In March till now, we have done 6 meeting for the first phase. For this month, the participants are collecting the data to be reported in the form of paper after Eid Mubarak. This community service is going to be conducted until all school principals in Magelang make the paper of school action research,” said Sri Sarwanti.

This community service is scheduled on Friday at 1.30 p.m. in Education Office of Magelang. Moreover, there are also invited speakers from FETT Untidar and Muhamadiyah University of Magelang. The invited speakers are Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., and Dr. Riana Mashar, M.Psi. (CA)

[:]

[:id]Wakil FKIP Melaju Tingkat Nasional Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tahun 2017[:en]FETT: THE STUDENTS’ REPRESENTATIVE OF FETT COMMEMORATES NATIONAL COMPETITION OF MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) ON 2017[:]

[:id]

Universitas Tidar menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa tingkat Universitas dengan tema ”Melalui MTQ Mahasiswa Untidar Tahun 2017, kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Acara ini digelar untuk menyeleksi mahasiswa terbaik Untidar  yang nantinya akan diikutkan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV Tahun 2017 di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang pada 28 Juli – 4 Agustus 2017.

Terdapat sebanyak 11 mata lomba yang dipertandingkan diantaranya Tilawatil Qur’an (TQ), Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Arab (DIA), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Inggris (DII), Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an (DAQ), dll. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak mau ketinggalan untuk mengirimkan mahasiswa-mahasiswa terbaiknya. Terbukti dari beberapa mata lomba tersebut mahasiswa FKIP menyabet gelar juara untuk kemudian melaju ke tingkat nasional.

Atif Solehudin contohnya, mahasiswa semester 4 dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini menjuarai mata lomba KTIQ. “Memang inisiatif sendiri untuk bisa mengikuti ajang bergengsi ini. Selain menambah pengalaman juga karena saya ingin berprestasi lebih dibandingkan teman-teman lainnya.” Meskipun sempat merasa minder karena sudah banyak teman yang berpengalaman dalam KTIQ dan proses seleksi cukup ketat, dirinya tetap merasa optimis. Terbukti pada akhirnya Atif menyabet gelar juara dan berhak melaju ke tingkat nasional.

Spesial untuk mata lomba KTIQ dan DAQ masih terdapat  satu babak penyisihan di tingkat nasional yang harus dilalui. Atif menyampaikan, “Masih ada seleksi lagi untuk diambil 30 besar, kemudian diundang presentasi. Pengumpulan dokumen karya paling lambat tanggal 14 Juni 2017 besok. Jadi saya masih harus berjuang supaya Untidar bisa masuk ke 30 besar nasional dan semoga juga bisa meraih gelar juara. Doakan ya! Saya berusaha memberikan yang terbaik yang saya bisa untuk mengharumkan nama kampus tercinta.”

Di lain sisi Dr. Farikah, M.Pd. salah satu dosen FKIP yang kebetulan menjuri pada salah satu mata lomba MTQ berpendapat “Semangat anak-anak FKIP itu luar biasa, joosss!! Jadi perlu didukung terus, di support dari belakang. Istilahnya Tut Wuri Handayani.” Hasil MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 ini akan dijadikan acuan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk mengikuti MTQ pada tingkat ASEAN, Asia, atau Internasional, apabila ada peluang untuk itu. (TP)

[:en]

Tidar University holds Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) for the university level students by taking a theme “Through MTQ Untidar Student of the Year 2017, we integrate intellectuality and spirituality to create smart and moral candidate leaders of Indonesia to realize baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. The event was held to select the best students of Untidar which will be included in the National Competition of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQMN) XV Year 2017 in Brawijaya University and State University of Malang on July 28 – August 4, 2017.

There are 11 contest points competed including Tilawatil Qur’an (TQ), the Koran Scientific Writing (KTIQ), the Koran Content Debate with Arabic (DIA), the Koran Content Debate with English (DII), the Koran Computer Application Design (DAQ), etc. Faculty of Education and Teachers’ Training does not want to miss to send the best students. It can be seen from some competitions, FETT students’ won then go to the national level.

Atif Solehudin, fourth semester student of Bahasa Indonesia and Literature Study Program won the KTIQ competition. “It’s my own initiative to be able to follow this prestigious event. In addition to add experience as well because I want to get high achievement than other friends.”  Although he felt inferior because there were many friends who are experienced in KTIQ and the selection process is quite tight, he still feel optimistic. As a result, Atif won the competition and got the right to compete in the national level.
For the KTIQ and DAQ competitions, there will be one round  more of the national qualification to go. Atif conveyed, “There is still another selection to be taken top 30, then invited the presentation, then the documents collection by 14 June 2017 tomorrow. Therefore, I still have to fight so that Untidar can get into the top 30 nationally and hopefully can also win the title. Pray for me! I try to give the best I can to bring the name of my beloved campus. “

On the other hand, Dr. Farikah, M.Pd., one of the lecturers of FKIP who became an adjudicator on one of the MTQ contests said “The spirit of FKIP’s students is amazing, Josss!! Therefore, it is needed to be supported continuously, behind supporting. The term is Tut Wuri Handayani.” The result of MTQ XV National Students of the Year 2017 will be used as a reference by the Directorate General of Learning and Student Affairs to attend MTQ at ASEAN, Asia or International level, if there is a chance for it. (ER)

[:]

[:id]Grandio Sonora Tidar Ukir Prestasi Kancah Internasional[:]

[:id]

Kabar membanggakan datang dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Grandio Sonora Tidar (GST) Universitas Tidar yang mengikuti 5th Vietnam International Choir Competition. GST memberikan oleh-oleh 2 medali emas, 1 medali perak, dan special prize kepada semua pendukungnya. Kompetisi antartim paduan suara di bawah pengelolaan organisasi interkultur ini berlangsung di kota Hoi An, Vietnam pada Rabu – Minggu (7-11/6/2017).

Kategori lomba yang diikuti GST Untidar antara lain mix choir difficulty level 2, musica sacra, dan folklore. Medali emas diraih untuk kategori mixed choir dan folklore sedangkan medali perak untuk kategori musica sacra. Selain itu special prize yakni memperoleh penghargaan excellent in programming yang sama artinya dengan mendapat penghargaan apresiasi terbaik dari semua juri. Diantaranya dari segi administrasi dan ketepatan waktu.

Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Begitu mendapat undangan lomba, proses seleksi segera dilakukan dari 70 lebih pendaftar disaring secara ketat hingga mendapat 17 mahasiswa yang bertekad bulat maju berperang ke Vietnam. Dilatih oleh coach Antonius Alex Henry Eko Prabowo, menekankan pada latihan phrasering, reading, dinamika, latihan alam, serta latihan fisik. Menakjubkan bahwa latihan dan semua persiapan yang telah dilakukan membuahkan hasil dan tidak ada yang sia-sia.

Rosalina Indora Hapsari Prihastuti mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang ikut berjuang di Vietnam menyampaikan rasa bahagia yang diselimuti haru yang masih terus dirasakannya pascakompetisi. “Sebagai pengurus saya ingin membuktikan bahwa Untidar memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dengan universitas besar lainnya. Jadi ini adalah bukti nyata bahwa kami tidak bisa dianggap remeh,” begitu akunya dengan mata berbinar-binar.

Mahasiswa yang tergabung mengikuti kompetisi paduan suara tingkat internasional ini sebagian besar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yakni sejumlah 9 orang, sehingga kabar gembira ini juga turut menyumbang kebahagiaan bagi keluarga besar FKIP. Rosa menceritakan, “Dari Indonesia sendiri ada 4 kontingen, namun universitas yang mengikuti dari Untidar dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kami mengalahkan beberapa Negara lain seperti China, Rusia, Ausie, Korea, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam dan masih banyak lagi.” Perlombaan ini diikuti dari berbagai penjuru dunia, dengan total 33 peserta dari 10 negara di beberapa benua. Rosa beranggapan bahwa saingat terberatnya dari Negara Filipina dan Singapura.

“Kami berharap di kompetisi-kompetisi yang akan datang GST harus bisa meraih banyak juara lagi. Ini adalah standar awal yang harus ditingkatkan terus. Untuk penerus GST selanjutnya, tunjukkan bahwa semua anggota memiliki andil yang besar untuk membuat Untidar berkembang pesat dan dilirik dunia!” Ungkap Rosa mengakhiri. (TP)

[:]