[:id]Mahasiswa FKIP Ikuti ELT Workshop Sharing Practices: Extensive Reading in Vietnamese Context[:en]FETT Students Participate at ELT Workshop Sharing Practices: Extensive Reading in Vietnamese Context[:]

[:id]

FKIP-Untidar (13/3). Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Sabtu 11 Maret 2017 mengikuti Workshop Extensive Reading in Vietnamese Context yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Universitas Ahmad Dahlan. Sembilan mahasiswa tersebut adalah mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Mereka yang mengikuti workshop ini di antaranya Zaqy Mubarok, Axel Alessandro Satriawan, Muhammad Ridwan, Ananta Dewi Sugiarto, Lidya Ayu Mutiarani, Eka Kusuma Adianingrum, Esti Rahmawati, Nurul Isnaeni, dan Yasman. Kegiatan ini berlangsung selama 2 jam setengah, dari pukul 9.30 hingga 12.00 WIB.

Ryan Thompson, M.A. dari CELRMIT International University Vietnam didapuk sebagai pembicara dalam workshop ini. Thompson mengatakan beberapa permasalahan tentang membaca dan pengalaman mendalamnya saat mengajar extensive reading di RMIT Vietnam. Selain itu, Thompson juga menyampaikan tentang budaya membaca yang terjadi saat ini. “Dalam membaca, kuncinya adalah menikmati apa yang kita baca,” tuturnya.

Pemaparan dari Thompson tersebut telah menggugah kesan mendalam bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti workshop ini. Zaqy menuturkan apa yang disampaikan oleh Thompson menambah wawasannya tentang apa itu extensive reading. Di lain sisi, Excel menambahkan bahwa “Sistem mengajar extensive reading yang diajarakan di Vietnam berbeda sekali dengan yang diajarkan di Indonesia.”

Zaqy pun tak segan menanyakan kepada Thompson tentang apa pendapatnya mengenai perkuliahan extensive reading yang hanya menganalisis ide pokok dari sebuah teks yang dimuat dari jurnal internasional. Thompson menanggapi bahwa “Perkuliahan extensive reading sebenarnya dapat dilakukan dengan diskusi, mahasiswa pun dapat meringkas dari jurnal atau membuat peta konsep dari apa yang dia baca.” Workshop ini semakin berkesan bagi mahasiswa karena semua peserta yang hadir adalah mahasiswa S2 dan dosen, sedangkan peserta dari mahasiswa S1 hanya mereka (WL).

[:en]

FKIP-Untidar (13/3). Students of Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University attended Workshop Extensive Reading in Vietnamese Context, which was organized by Language Center of Ahmad Dahlan University, on Saturday, March 11 2017. The participants from Tidar University were nine fourth semester students of English Education Study Program. They were Zaqy Mubarok, Axel Alessandro Satriawan, Muhammad Ridwan, Ananta Dewi Sugiarto, Lidya Mutiarani Ayu Eka Kusuma Adianingrum, Esti Rahmawati, Nurul Isnaeni, and Yasman. This activity lasted for two hours and a half, started from 9:30 to 12:00 pm.

Ryan Thompson, M.A. from CELRMIT International University Vietnam was the keynote speakers at this workshop. Thompson delivered his speech in which some problems dealt with reading skill and his experience in teaching extensive reading at RMIT Vietnam. Continuously, he emphasizes in his argument about today’s reading culture. “In reading a text, the key is to enjoy what we read,” he said.

Thompson’s explanation has awakened a deep impression on these students. Zaqi argued that what Thompson said has widened his knowledge on extensive reading value. His classmate Axel told, “Extensive reading teaching method in Vietnam is totally different with teaching method used in Indonesia.”

Zaqy asked Thompson’s thought about an extensive reading lecture, which only focuses on analyzing the main idea of an international journal article. Thompson responded, “The class can be done by discussing it, students may summarize the article or drawing mind map from the text.” For them, this workshop gives good memory since most participants were graduate students and lecturers, while those were from Tidar University were undergraduate students. (WL/WR).

[:]

[:id]Antusiasme Mahasiswa FKIP Ikuti KKL[:en]Students’ enthusiasm in Joining Fieldwork of FETT[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar melaksanakan Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) atau studi banding ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Program ini wajib diikuti bagi mahasiswa semester 6, baik prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). KKL yang berlangsung pada 13-17 Maret 2017 ini tidak hanya berkunjung ke Unnesa saja, tetapi juga akan berekreasi ke pulai Bali. Ketua panitia program KKL, Muhammad Aziz menyampaikan “Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, tujuannya untuk mengenalkan universitas lain kepada mahasiswa Untidar sebagai bahan evaluasi diri untuk lebih baik lagi.”

Unesa dipilih menjadi tujuan program studi banding karena dinilai merupakan salah satu universitas terpandang di Indonesia yang juga memiliki prodi PBI dan PBSI sehingga bisa dijadikan acuan FKIP Untidar. Selain itu akreditasi Unesa yg mendapatkan nilai B untuk prodi PBI dan PBSI juga merupakan landasan kuat pemilihan tujuan studi banding. Aziz menambahkan, “Program ini wajib diikuti seluruh mahasiswa semester 6, jika tidak bisa mengikuti tahun ini bisa ikut di tahun berikutnya, karena setelah mengikuti KKL akan mendapat sertifikat yang digunakan sebagai syarat pendaftaran wisuda.”

Dalam pelepasan mahasiswa KKL Senin (13/3/2017) pagi, Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. memberikan apresiasi atas partisipasi dan semangat kerja panitia dan peserta. Beliau juga memberikan nasihat supaya mahasiswa dapat konsentrasi penuh pada acara inti yakni seminar dan diskusi di Unesa. “Terkadang ketika mahasiswa berkegiatan dalam suasana yang santai, lupa untuk menjaga dan membawa diri. Maka saya berpesan untuk tetap dapat menjaga ketertiban dan keamanan. Selalu berkelompok dan tepat waktu saat berwisata,” pungkasnya. Khusus di tahun ini Fakultas juga memberikan bantuan uang transport senilai Rp 100.000,00 bagi masing-masing mahasiswa. (TP)

[:en]

Faculty of English Education and Teacher Training of Tidar University (FETT UNTIDAR) held Fieldwork Program (KKL) in State University of Surabaya (UNESA). Fieldwork is an obligatory program for sixth semester students of English and Indonesian department. This Fieldwork which was took place on March, 13-17 2017 not only visited UNESA but also tripped to Bali. The chief of Fieldwork program, Ahmad Abdul Aziz said “Fieldwork is annually program in order to familiarize other universities to students of Tidar University as self-evaluation”.

UNESA was chosen as the fieldwork destination because it is one of the reputable universities in Indonesia. UNESA also has English Education (PBI) and Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program which can be used as the reference for FETT UNTIDAR. In addition, the B accreditation of PBI and PBSI had been a strong reason of choosing UNESA as the destination of fieldwork. Aziz added, “Fieldwork program must be followed by sixth semester students, if they could not join this year, they had an opportunity to follow this program next year. The certificate which becomes one of the requirements for graduation would be given to the students after joined this program”.

In discharging the fieldwork’s students on Monday (13/3/2017), the dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. appreciated the work and participation of committees and participants. He also advised the students to concentrate in their main activities (seminar and discussion) in UNESA. “Sometimes when students held an activity in relaxed atmosphere, they forgot to maintain their good behavior. I then advised the students to keep the order and security.” Sukarno added. He also warned the students to be on time and always in a group when they traveled. This year, faculty provides Rp.100.000 as transport allowance for each student.  (TP/AW)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP menjadi instruktur di English Camp[:en]FETT Students Become English Camp’s Tutor[:]

[:id]

Libur antar semester menjadi waktu yang tepat bagi mahasiswa untuk melakukan hal yang disukai. Waktu jeda yang terbilang lumayan lama juga dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa untuk mengasah kemampuan mengajar sekaligus belajar mengajar Bahasa Inggris. Rianita Dwi mahasiswa yang saat ini tercatat berada di semester 6 FKIP dan beberapa mahasiswa semester yang sama menggunakan masa libur semester ganjil 2016/2017 dengan menjadi instruktur speaking untuk English Camp.

English Camp, selanjutnya disingkat EC merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan selama satu minggu yang intinya adalah mengajak peserta yang berasal dari usia SMP maupun SMA untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris setelah mengikuti kegiatan tersebut. Menurut Bapak Nur pengampu Instructional Design di PBI,  sekaligus merupakan Direktur EC kegiatan mengajar semacam ini sangat positif dalam membantu mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya, utamanya di Instructional Design. Sebelum beberapa mahasiswa diajak untuk terlibat dalam kegiatan sebagai instruktur, mereka dibekali dengan pembekalan secukupnya untuk paket program yang disajikan kepada peserta didik.

Rianita mengaku cukup berdebar pada awalnya karena ini adalah pengalaman pertama sebagai instruktur, meski telah berkali-kali menjadi tutor privat untuk siswa SMP dan SMA. Ia menceritakan bahwa ketika ditawari menjadi salah satu instruktur dirinya sempat tidak yakin dengan kemampuan mengajarnya. Namun demikian Rianita merasa optimis mampu menyelesaikan tugasnya. “Kemarin siswa peserta EC yang saya ajar berasal dari kelas 7 SMPN 2 Sleman, Yogyakarta sebanyak 22 siswa dan dari SMPN 1 Ngaglik sebanyak 12 siswa. Senang karena saya bertemu dengan banyak peserta yang bersemangat untuk belajar bahasa Inggris, Khususnya skill speaking. Apalagi ketika sesi mempraktikkan teori speaking yang kami berikan di dunia nyata pada turis yang berkunjung ke Borobudur. Ini menjadi pengalaman indah yang akan terus saya jadikan pelajaran untuk mengembangkan diri ke depan ketika saya benar-benar harus mengajar di depan kelas” tutupnya. (WD/GF)

[:en]

Time off between semesters is the right time for students to do their leisure time. It is also the right time for students to improve their ability in teaching while learn English. Rianita Dwi, 6th semester student of Faculty of Education and Teacher Training (FETT), and some other students were having their time off to be instructor for speaking in English Camp.

English Camp, later will be called as EC, is an activity which is done in a week to make participants which is in junior high school (SMP) and high school (SMA) age able to communicate by using English. Ahmad Nur T., M.Hum, Instructional Design’s lecturer in English Education Study Program (PBI) and EC’s Director, said that teaching activity has positive impact for helping student in applying their knowledge, especially Instructional Design. Before they began to teach as instructor, they were being well prepared with program which is delivered to participants.

Rianita said that firstly she was nervous since it was her first time to be an instructor, although she had been a private tutor for SMP and SMA’s students. She said that when she was being asked to be an instructor, she was unsure with her teaching ability. However she was optimistic to finish her job. “The participants whom I taught were 22 students from grade 7th of SMPN 2 Sleman, Yogyakarta and 12 students from SMPN 1 Ngaglik. I was so happy to meet enthusiast participants in learning English, especially Speaking, moreover, when we practiced speaking theory in having conversation with foreign tourist who visited Borobudur Temple. It was great experience for me to develop my skill when I must steach in real class,” said Rianita.

[:]

[:id]Asyiknya Isi KRS di FKIP[:en]FETT: WOW! IT IS FUN FOR HAVING ON LINE KRS[:]

[:id]

FKIP Untidar (10/02). Antusiasme mahasiswa FKIP dalam proses pengisian Kartu Rancangan Studi (KRS) terlihat dengan ramainya proses pembimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing Akademik (PA). Sebelum melakukan pengisian KRS online mahasiswa FKIP diwajibkan untuk melakukan proses pembimbingan dengan PA pada tanggal 6 – 10 Februari 2017 untuk memastikan tidak adanya kesalahan pengambilan mata kuliah. Pada hari pertama pengisian KRS tanggal 6 Febuari yang lalu, mahasiswa datang lebih awal agar mendapatkan pelayanan terlebih dahulu dari PA. Ratri Prafitrasari, salah seorang mahasiswa PBI semester 2 mengatakan, “Saya datang pada pukul 8 pagi supaya saya dapat sesegera mungkin melakukan pengisian KRS.” Dia menambahkan, “Untuk pertama kalinya merasakan serunya rebutan jadwal dimana kami bisa merencanakan hari kuliah kami sendiri”.

Antusiasme lain disampaikan oleh Amalia Desniati mahasiswa PBI semester 2, “Pada semester kali ini, ada beberapa mata kuliah yang tidak sekelas dengan teman-teman saya. Namun, sisi positifnya, saya bisa mengenal teman baru dan memperluas pertemanan saya.”

Sebagai Pembimbing Akademik, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. menyampaikan bahwa masih banyak mahasiswa merasakan kesukaran untuk memilah jadwal mata kuliah agar antara jadwal kelas satu dengan kelas yang lain tidak saling bertubrukan. Maka peran PA sangatlah penting di sini.”

Pada pengisian KRS kali ini, mahasiswa mengharapkan adanya perbedaaan antara pembimbingan KRS dengan pengisian KRS sehingga mahasiswa mampu mengisi KRS lebih awal. Seperti yang diutarakan Regian, mahasiswa PBI Semester 6, dimana dia menyampaikan “Paling tidak satu minggu sebelum pengisian KRS, pelayanan pembimbingan pengisian KRS bisa dilakukan, sehingga kami lebih leluasa melakukan pengisian KRS.” (WR)

[:en]

FETT Untidar (10/02). The students’ enthusiasm of FETT Untidar in the process of filling the Study Plan Card (KRS) can be seen from the coaching process performed by Academic Advisors. Before doing on line KRS, the FETT students are required to do the coaching process with the Academic Advisors on February 6-10, 2017 to ensure no mistakes in taking classes. On the first day of the KRS filling, February 6, the students arrived early in order to get service in advance from the Academic Advisors. Ratri Prafitrasari, one of the English Education students said, I had come at 8 a.m. so that I could do KRS as soon as possible. She added, for the first time, I could feel the excitement of planning of our schedule.

Other enthusiasm conveyed by Amalia Desniati, second semester English Education student, this semester, there are some subjects that I take which are not in the same class with my friends. However, the positive thing, I can get new friends and have new friendship.

Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., one of the Academic Advisors, said that many students still faced difficulty in sorting out the schedules. Then, the Academic Advisorss role is very important.

On the KRS filling process, the student expects the differences between KRS coaching  and KRS filling so that the students are able to fill KRS early. As stated by Regian, sixth semester English Education student, who said ‘The KRS  coaching services can be done at least one week before, so we will have free time to do KRS filling.’ (ER)

[:]

[:id]HUMAS DAN PRESS RELEASE[:en]PUBLIC AFFAIRS AND PRESS RELEASE[:]

[:id]

Magelang – Humas berperan penting dalam sebuah lembaga/perusahaan sebagai penghubung antara lembaga/perusahaan dan publik. Humas bertanggung jawab menjaga citra positif lembaga. Salah satu tugas penting humas adalah membuat press release. Persoalannya, menurut Shinta Ardhany, banyak humas tidak mampu membuat press release efektif.

Agar humas mampu membuat press release efektif, Jawa Pos Radar Kedu bekerja sama dengan Bank Magelang mengadakan workshop bertema “Workshop Media Relations dan Penulisan Press Release” di Bank Magelang (Senin, 30/01/2017,). Workshop yang berlangsung pukul 08.30—13.30 WIB itu dihadiri peserta dari berbagai perusahaan dan lembaga, seperti SMP Muhammadiyah, Universitas Tidar, dan Armada Group.

Workshop tersebut menghadirkan tiga pemateri, yaitu Shinta Ardhany, Mukhtar Lutfi, dan Sumali Ibnu Chamid. Shinta Ardhany merupakan praktisi media. Mukhtar Lutfi dan Sumali Ibnu Chamid merupakan wartawan Jawa Pos Radar Kedu.

Shinta Ardhany, pemateri pertama, menekankan bahwa humas perlu menjaga hubungan baik dengan media dan masyarakat. Salah satu caranya dengan mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan keduanya. Dengan demikian, hubungan antara lembaga/perusahaan dan publik akan terjaga dengan baik.

“Humas dapat mengadakan kegiatan rutin dengan media dan masyarakat,” ujar Shinta.

Pemateri kedua, Mukhtar Lutfi, menjelaskan teknik penulisan berita efektif. Menurutnya, banyak humas tidak mampu menulis berita dengan baik tentang lembaga/perusahaan mereka karena tidak memerhatikan unsur 5 W + 1 H, yaitu what, where, when, who, why dan how.

“Banyak press release ditulis dengan bahasa yang tidak tepat. Kadang-kadang tidak memenuhi 5 W + 1 H,” ujar Mukhtar.

Selain teknik penulisan, unsur penting lain dalam press release adalah foto. Oleh karena itu, pemateri ketiga, Sumali Ibnu Chamid, memberi materi tentang foto jurnalistik. Menurut Sumali, foto dalam press release harus memiliki nilai berita. Oleh karena itu, Humas tidak boleh asal mencantumkan foto dalam press release mereka.

“Foto yang baik punya nilai berita,” ujar Sumali.

Ia melanjutkan, sebagaimana dalam penulisan berita, sebuah foto jurnalistik juga harus mengandung unsur 5 W + 1 H. Dengan demikian, pembaca berita dapat memperoleh banyak informasi dari foto yang tercantumkan dalam press release.

Workshop pun diakhiri dengan sesi foto bersama yang dilanjutkan dengan ramah tamah. Usai ramah tamah, peserta pun meninggalkan ruang workshop termasuk perwakilan FKIP Untidar, Irsyadi Shalima, M.A. (IS)

[:en]

Magelang- Public Affairs take an important role in institutions/companies as a link between institutions/companies and public. Public Affairs are responsible to keep a positive image of the institution. One important task of public affairs is to create press release. However, Shinta says that many public affairs cannot make an effective press release.

Jawa Pos Radar Kedu and Bank Magelang held an workshop “Workshop Media Relations and Press Release Writing” in  Bank Magelang (Monday, 30/1/2017) at 08.30-1.30 p.m.. The purpose of the workshop is to help the public affairs in making the effective press release. The participants of the workshop are from some companies and institutions, such as SMP Muhammadiyah, Tidar University, and Armada Group.

Moreover, the speakers of the workshop are Shinta Ardhany, Mukhtar Lutfi, and Sumali Ibnu Chamid. Shinta Ardhany is a media practitioner. Mukhtar Lutfi and Sumali Ibnu Chamid are the reporters of Jawa Pos Radar Kedu.

Shinta Ardhany, the first speaker, contends that public affairs need to maintain a good relationship between media and society. One of the ways is by conducting routine activities that involve media and society. Therefore, there will be a good relationship between the companies/institutions and public.

“Public Affairs can conduct routine events with the media and society,” Shinta stated.

The second speaker, Mukhtar Lutfi, explains about the effective news writing. He says that many public affairs cannot write the good news about their institutions/companies because they do not pay attention to 5W + 1H aspects (what, where, when, who, why and how).

“Many press releases are written in inappropriate language in which they do not include 5W+1H,” Mukhtar asserted.

Besides the writing techniques, another important aspect of press release is photography. The third speaker, Sumali Ibnu Chamid, gives the material about journalistic photography. He notes that press release photography must have news values. Furthermore, Public Affairs need to include photos in their press release.

“Good photos have news values” Sumali said.

He adds that a journalistic photo must cover 5W + 1H in writing the news. Therefore, the readers get information by looking at the press release photos.

The last part of workshop is photo session and courteous gathering. After the gathering, the participants included Irsyadi Shalima (the representative of Faculty of Education and Teacher’s Training-Untidar) leave the workshop room. (CA)

 

[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Dosen lewat ADRI[:en]ADRI: The Way to Enhance Lecturer’s Professionalism[:]

[:id]

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) telah melantik (Dewan Pengurus Daerah) DPD ADRI Jawa Tengah pada 30-31 Januari 2017 bertempat di Hotel Lor In Syariah Solo. Selain pelantikan pengurus diadakan pula International Conference dengan tema “Empowering Science and Technology Human Resources for MEA Global Competition.” Peserta merupakan ahli dan dosen dari seluruh universitas yang ada di Jawa Tengah baik Negeri maupun Swasta, seperti UNS, UNISRI, UNNES, UNTIDAR, Universitas Panca Sakti Tegal, dll. Sesuai dengan tajuk tersebut para peserta diajak untuk terus meningkatkan profesionalisme dosen dalam melakukan tri dharma perguruan tinggi yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian.

Tidak berhenti sampai disitu, para ahli dan dosen juga dituntut untuk mempublikasikan tulisannya ke jurnal internasional, pasalnya dari ribuan karya ahli dan dosen tersebut tidak banyak yang mampu menembus jurnal internasional.

Salah satu dosen FKIP Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UNTIDAR, Dr. Farikah, M.Pd telah dilantik menjadi anggota ADRI, “Bidang garapan ADRI adalah semua yang terkait dengan dosen, jadi saya bisa ketemu dengan banyak ahli yang tentu bisa menambah ilmu dan wawasan”, ungkapnya. Dalam kepengurusan, beliau menjadi anggota divisi bidang bimbingan karir dosen dan serdos. “Salah satu program ADRI dari divisi kelembagaan sedang menyusun rencana program kerja untuk dibahas, termasuk di dalamnya: 1) Lokakarya dan Klinik Akreditasi Prodi dan AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), 2) Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal),  3) Lokakarya Penyusunan Dokumen Institusi, 4) Lokakarya dan Klinik Penyusunan Dokumen Institusi Baru dan Prodi Baru, dll,” tambahnya.

Dosen mungil berkacamata nan lincah ini mengaku sangat cocok untuk masuk dalam divisi tersebut, secara kebetulan sejak bekerja menjadi Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Tidar dan menjabat sebagai Kaprodi, dirinya merupakan salah satu personil yang mengurus borang, “utak-utik seperti itu saya seneng, cuma selama ini saya belajar sendiri tidak pernah ikut pelatihan, jadi lewat ADRI mungkin saya bisa belajar.”

ADRI Pusat yang diketuai oleh Dr. Achmad Fatoni Rodli,M.Pd. sudah dibentuk sejak 4 tahun yang lalu. Melihat banyaknya manfaat yang diperoleh untuk pengembangan publikasi ilmiah baik di kancah nasional maupun internasional, DPP ADRI membentuk DPD ADRI di setiap wilayah provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Tengah, dll.

DPD ADRI Jawa Tengah beranggotakan ahli dan dosen dari Universitas baik negeri maupun swasta, termasuk di dalamnya rektor Universitas Tidar yang menjabat sebagai Dewan Pembina, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. Bagi para dosen lain yang tertarik menjadi anggota ADRI dapat segera mendaftarkan diri dengan melakukan registrasi melalui web: data.p-adri.or.id dan iuran Rp 200.000 pertahun dengan mentransfer ke bank BNI 5711021959 serta mengrim data dan foto ke email rizaq.adri@gmail.com. (TP)

[:en]

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) has inducted Dewan Pengurus Daerah (DPD) ADRI Central Java in January 30-31, 2017 in Lor In Syariah Hotel Solo. Not only the inauguration of ADRI but also the International Conference “Empowering Science and Technology Human Resources for MEA Global Competition” is held in the event. The participants are experts and lecturers from all state and private universities in Central Java, such as UNS, UNISRI, UNNES, UNTIDAR, Panca Sakti Tegal University, and etc. Furthermore, they are motivated to improve their professionalism in applying Tri Dharma Perguruan Tinggi in which it covers teaching, researching, and servicing society.

Moreover, the experts and lecturers are asked to publish their articles in international journals since thousands articles of experts and lecturers have not published yet in international journals.

Dr. Farikah, M.Pd., one of the English Department lecturers in Faculty of Education and Teacher’s Training (FETT)-UNTIDAR, has been inducted as the member of ADRI. She said “ADRI focuses on all aspects related to the lecturers’ expertise, so I can meet all experts who can increase my knowledge”. In ADRI, she becomes the member in the division of lecturers’ carrier supervision and certification. “One of the ADRI’s programs in the institutional division makes the work program planning such as 1) Workshop and Coaching Clinic on Study Program Accreditation and AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), 2) Workshop on Designing SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal) Documents, 3) Workshop on Designing Institutional Documents, 4) Workshop and Coaching Clinic on Designing New Institution and Study Program, and etc” she added.

This energetic lecturer is fit for being the member of the division due to she is FETT lecturer and she had ever been The Head of Study Program who managed the accreditation’s documents. Farikah stated “I do like dealing with those aspects (read: accreditation’s documents) and I learn it by myself. By joining ADRI, I can learn it well.”

ADRI has been established since four years by the Head is Dr. Achmad Fatoni Rodli, M.Pd. Regarding to the benefits in developing the articles’ publication in national and international journals, DPP ADRI forms DPD ADRI in each province; East Java, West Java, South Sulawesi, Bali, Central Java, and etc.

DPD ADRI Central Java consists of experts and lecturers from state and private universities. Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd, Rector of Tidar University, becomes Dewan Pembina in ADRI. For the lecturers who are interested in joining ADRI, they can register via the website data.p-adri.or.id and they need to pay IDR 200.000 per year. The payment is transferred to BNI 5711021959 and sends the data and photo to rizaq.adri@gmail.com. (CA)

[:]

[:id]MENAKAR KEEFEKTIFAN PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP, UNTIDAR[:en]IS OUR RESEARCH PAPER GUIDELINE EFFECTIVE?[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR(1-2 Februari 2017) kirimkan 2 orang perwakilan dosen untuk mengikuti ”Workshop Revitalisasi Pedoman Penulisan Skripsi/ Thesis/ Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret” yang dilaksanakan di Sukoharjo tepatnya di aula Syariah Hotel Solo. Workshop ini mendatangkan seorang pembicara pakar yaitu Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan Dekan FKIP, UNS, Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Beliau mengutarakan bahwa workshop ini bertujuan untuk merevitalisasi pedoman skripsi, sehingga akan memberi implikasi tingkat kelulusan mahasiswa, selain itu beliau juga  sangat mengharapkan agar tulisan mahasiswa bisa diterbitkan di jurnal internasional yang terindeks scopus.

Setelah itu, Handoyo menjelaskan jenis tugas akhir Sarjana yang berbasis Original Research Project yang berisi (1) Ruang Lingkup, (2) pemetaan isu/ masalah/ fenomena yang dikaji, (3) empirical positioning, (4) rumusan masalah dan tujuan, (5) kajian literatur: teori, konsep dan riset, (5) metodologi,  (6) temuan/ hasil dan diskusi, (7) kesimpulan, (8) referensi, dan (9) lampiran (10-20% dari isi skripsi). Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang filosofi, desain dan konteks penelitian dengan pemberian contoh-contoh dari berbagai negara di dunia. Desain penelitian yang dijelaskan adalah penelitian tindakan (Action Research), Penelitian Kelas (Classroom Research), Studi Kasus (Case Study), Design Based or Developmental Research, Narrative Inquiries, Diary Study, Ethnography (Micro Ethnography), Phenomerology, Grounded Theory, Focus Group Research, Life Story Interview, Visual Research, Observational Research, Discourse Studies, Content Analysis, Corpus Research, Experimental Research, Correlational Study, Cross-sectional Study, Comparative Study, Survey Research, Mixed-Method Research, Replication Studies, Meta-analysis Studies, Field Research, dan Research 2.0.

Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., salah satu peserta workshop yang juga adalah koordinator program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengatakan, ”Kita sangat perlu mengevaluasi pedoman skripsi di FKIP, dan sangatlah perlu mendapat masukan dari pakar yang mengikuti perkembangan keilmuan tidak hanya di Indonesia tapi didunia.”  (LL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR(1-2 Februari 2017) sent 2 lecturers to take part in ”Workshop Revitalisasi Pedoman Penulisan Skripsi/ Thesis/ Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret” held in Sukoharjo, at Syariah Hotel Solo. The keynote speaker is Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China.

It is started with the warm welcoming speech by Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., Dean of FKIP, UNS. He said that this workshop is aimed to revitalize research paper guideline, so that it would implicate to the number of graduated students, besides that he also wished that the paper could be published in reputable international journal.

After that Handoyo explained about the content of research paper which is based on Original Research Project that are (1) field, (2) issue/ problem/ phenomena, (3) empirical positioning, (4) problem formulation and goal, (5) literature review: theory, concept dan research, (5) methodology,  (6) finding and discussion, (7) conclusion, (8) reference, and (9) appendix (only 10-20%). Moreover, he also explained about philosophy, design, and context of the research from various countries all over the world. Meanwhile, the research design are Action Research, Classroom Research, Case Study, Design Based or Developmental Research, Narrative Inquiries, Diary Study, Ethnography (Micro Ethnography), Phenomerology, Grounded Theory, Focus Group Research, Life Story Interview, Visual Research, Observational Research, Discourse Studies, Content Analysis, Corpus Research, Experimental Research, Correlational Study, Cross-sectional Study, Comparative Study, Survey Research, Mixed-Method Research, Replication Studies, Meta-analysis Studies, Field Research, and Research 2.0.

Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., one of the workshop participant which is also the coordinator of Indonesia Language and Art Department says ”It is needed to evaluate research paper guideline in FETT, and it is important to get positive recommendation from the expert that catch on the development of new theories not only in Indonesia but also in the world.”  (LL)

[:]

[:id]FKIP Adakan Workshop Penulisan Artikel Jurnal Internasional[:en]FETT: Workshop and Coaching Clinic of International Journal[:]

[:id]

FKIP (30-31/1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan Worksop dan Coaching Clinic Penulisan Artikel Jurnal Internasional yang menghadirkan narasumber Handoyo Puji Widodo, Ph.D., Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantou University, Guangdong China. Peserta yang hadir berasal dari dosen dengan berbagai disiplin ilmu. Asri  Wijayanti, M.A., panitia workshop mengatakan peserta yang hadir total 48 terdiri atas FKIP 35 peserta, Non FKIP sejumlah 8 peserta (Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Pertanian, dan LPPM-PMP), dan 5 peserta dari luar UNTIDAR (Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purworejo, dan Universitas PGRI Yogyakarta).

Kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP yang mejelaskan hasil survey Scientific Amerika tentang kontribusi ilmuan Indonesia pada khasanah pengembangan dunia ilmu setiap tahunnya hanya sekitar 0,012%.  “Capaian ini masih jauh dari Singapura yang berjumlah 0,179%, apalagi jika dibandingkan dengan USA yang telah mencapai 20%. Menurut beberapa pengamat barat sumbangan ilmuan Indonesia terhadap perkembangan khasasanah ilmiah dunia diistilahkan lost science in the world,” Kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menambahkan salah satu penyebabnya adalah budaya menulis yang masih belum berkembang di masyarakat pada umumnya, dan perguruan tinggi khususnya. Rendahnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berskala ilmiah bermutu. Oleh karena itu pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi.

Diadakannya workshop ini oleh FKIP memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah para dosen dan mempublikasikannya di jurnal internasional.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama acara workshop diisi dengan pemaparan dan penjelasan-penjelasan mengenai teknik penulisan artikel jurnal Internasional cara mengetahui apakah jurnal internasional bereputasi atau tidak. Selanjutnya, Handoyo membedah beberapa makalah peserta yang telah dikirimkan. Melalui kegiatan itu, ditemukan beberapa hal yang memang masih lemah terutama dalam pembuatan abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, pembahasan dan kesimpulan yang masih terlalu luas. Selain itu ada beberapa yang memang sudah cukup baik namun masih tetap perlu untuk diperbaiki.

Kegiatan pada hari kedua dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 15:30 WIB. Acara diisi diskusi mengenai kasus yang ditemukan berdasarkan artikel milik peserta. Pada kegiatan itu peserta semakin antusias karena mendapatkan kritik serta saran secara lebih rinci dan lebih mendalam dari narasumber. Melalui kegiatan ini, kelemahan-kelemahan naskah dapat ditemukan sekaligus diperoleh solusi dan yang baik dari narasumber. Peserta juga dapat langsung bertanya atau berkonsultasi langsung. Salah satu peserta Fifit Firmadani, M.Pd., Dosen FKIP Untidar, menyatakan acara workshop ini dapat menambah wawasan kita tentang penulisan jurnal Internasional dan memacu gairah menulis untuk jurnal internasional.

Pada sesi terakhir  Handoyo memaparkan tentang bahan-bahan bacaan lengkap berupa artikel-artikel dan buku versi elektronik .

“Beberapa artikel sudah memiliki masalah yang menarik, tetapi penyajiannya kurang sesuai dengan standard jurnal Internasional. Misalnya permasalahan yang terlalu lokal, penyusunan abstrak yang belum spesifik pada persoalan, pendahuluan yang kurang menarik, metode yang kurang rinci, dan simpulan yang hanya menjawab pertanyaan,” tutur Handoyo Puji Widodo, P.hD. (DZ)

[:en]

FETT (30-31/1) Faculty of Education and Teacher Trainings’ Tidar University held Workshop and Coaching Clinic of Writing International Journal with Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China. Participants who join this workshop are came from various discipline lecturers, such as 35 FETT lecturers, 8 participants from Engineering, Politic and Social, Agriculture Faculty and LPPM-PMP, and also 5 participants from other universities ( Muhammadiyah Purwokerto, Muhammadiyah Purworejo, and PGRI University).

This workshop was opened by Dean of FETT, who explained survey of Scientific America about contribution of Indonesian scientists in science development is 0.012% every year. ”This achievement is far compared with Singapore, 0.179%, and US, 20%.  According to western observer, Indonesian scientists’ contribution toward science development is called as lost science in the world,” said Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

He added one of the primary causes is writing culture which has not developed in society generally, and for university specifically.  This is because of low intension and ability in writing research in reputable journal. Therefore, development of culture, ability, and motivation of writing become challenge and problems that must be solved.

The aim of this workshop is to increase ability in academic writing of the lecturers and publish in international journal.

The first day of this workshop is lecturing the technique of international journal writing which explains the steps in writing an article for international journal, and tips for making the article accepted in international journal. This workshop also discussed the way to arrange a good abstract, introduction, literature review, methodology, discussion and conclusion parts of the article. The second day of this workshop is coaching and discussing participants’ article. Participants can discuss and get feedback from the speaker freely. Fifit Firmadani, M.Pd., lecturer of FETT who joined this workshop, said that this workshop could increase ability in making good international journal.

In the last, Handoyo explained journal and e-book as references for writing international journal is really important. “Some of articles have good issue, however, the arrangement of this article still need special touch, for example a local influence, unspecific issue, uninteresting introduction, unspecific methods, and conclusion which only answering research problems,” said Handoyo Puji Widodo, Ph.D.

[:]

[:id]Selamat! Usulan Pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Disetujui Dikti[:en]Directorate General of Higher Education Grants Indonesian Education Postgraduate Program of Tidar University[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (27/1). Usulan pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia akhirnya disetujui oleh  Kemenristek Dikti. Hal ini didasarkan pada Surat Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Nomor 308/UN57/KL/2016. Rintisan pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia sebenarnya telah digagas awal tahun 2016. Pengusulan didasarkan pada 9 kriteria meliputi visi dan misi, tata kelola, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia, kurikulum pembelajaran dan suasana akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, sarana dan prasarana, serta keuangan.

Pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh sumber daya yang dimiliki oleh FKIP Untidar yang kompeten dan profesional. Selain itu, pendirian program magister ini merespons kebutuhan masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang mutakhir dan sejalan dengan perkembangan zaman. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. salah satu tim pengusul pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia menuturkan harapannya “Semoga segera membuka S2 ini secara operasional dan mendapatkan banyak mahasiswa karena unsur kepercayaan yang ditunjang oleh kompetensi dosen yang sesuai kualifikasi dan memiliki komitmen atas dedikasinya sebagai pendidik. Selain itu, memberikan kesempatan pada mahasiswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 ini terutama bagi mahasiswa FKIP Untidar.” Terakhir, beliau berharap Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia dapat mewarnai dunia pendidikan dengan kekhasan yang dimiliki Untidar. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (31/1). Ministry of Research, Technology, and Higer Education finally granted Indonesian Education Postgraduate Program (S2). It is based on decree number 308/UN57/KL/2016 released by Directorate General of Higher Education. The proposal of Indonesian Education Postgraduate Program had been initiated from the beginning of 2016. In accepting the proposal, there are nine criteria evaluated by the Directorate General, they are: vission and mission, management system, students and graduates, human resource, learning curriculum and academic environment, research, community service, facilities and infrastructure, and finance.

The establishment of new postgraduate program is motivated by the competent and professional human resources of Faculty of Teacher Training and Education. Besides, the establishment is a response to society’s need for the administration of recent and modern education. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., one of the person in charge of the study program proposal; stated that after the new study program operate officially, she hopes there will be many new students join in the new study program. “The trust from the society and the human resources competency suppport the establishment of the new study program. It also as a chance for outstanding undergraduate students to continue their study into higher level (postgraduate), especially for the students of Tidar University.” She added, the new study program can vary the academic atmosphere in Tidar University. (WL-NA)

[:]

[:id]May Williana: Belajar Model-model Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Camp Epic di Batu, Malang[:en]May Williana: Camp Epic Batu Malang, A Place to Study English Learning Models[:]

[:id]

Baru-baru ini, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar, May Williana, berkesempatan mengikuti Camp Epic (Where pre-service teachers leave: Empowered, Prepared, Inspired, and Connected).  Seperti dikabarkan pada laman fkip.untidar.ac.id (4/1) lalu, kegiatan yang difokuskan pada program pendampingan serta pembibitan calon guru ini diadakan di Batu, Malang selama dua minggu (15 – 27 Januari 2017).

“Saya mendapatkan banyak pengalaman baru selama mengikuti kegiatan ini. Para instruktur mengajarkan beberapa model pembelajaran Bahasa Inggris. Lalu, kami juga diberi kesempatan untuk praktik mengajar semacam microteaching,” tutur May. Mahasiswa semester 7 ini juga menceritakan bahwa dia juga mendapatkan materi tentang manajemen kelas, manajemen waktu, ice breaking, dan energizer agar pembelajaran bahasa lebih menyenangkan dan efektif.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara RELO (Regional English Language Office) dan Universitas Indonesia. Peserta Camp Epic berjumlah 47 mahasiswa semester akhir dari berbagai universitas di Indonesia dan Timor Leste. May merupakan satu-satunya wakil dari Untidar yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan ini. Para peserta yang berhasil lolos dan terpilih untuk mengikuti program ini diberikan pembekalan dan pelatihan intensif mengenai segala bentuk metode pengajaran Bahasa Inggris terbaru oleh para pengajar ahli dan profesional di bidang pendidikan khususnya Bahasa Inggris dari Amerika (fellows) dan dosen dari UI.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menguatkan, mempersiapkan, menginspirasi, dan menghubungkan calon-calon guru Bahasa Inggris di Indonesia dan Timor Leste. Para mahasiswa dibekali cara mengajar empat keterampilan berbahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.

“Selain mendapatkan bekal menjadi guru bahasa yang baik, melalui kegiatan ini mahasiswa PBI akan mengenal mahasiswa-mahasiswa, calon guru Bahasa Inggris, dari universitas lain sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman belajar dari teman sejawat. Harapannya, tahun depan lebih banyak lagi mahasiswa yang berkesempatan mengiktui kegiatan ini,” kata Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd., Dosen PBI Untidar. (WJ)

[:en] 

The Student of English Education Tidar University (Untidar), May Williana, has a chance to join Camp Epic (Where pre-service teachers leave: empowered, prepared, inspired, and connected) lately. As reported on fkip.untidar.ac.id (4/1), the event which was focused on mentoring and talent scouting of teacher candidates was held in Batu, Malang for two weeks (15-27 January 2017).

“I get new experiences in this event. The instructors teach us some methods in learning English. Then, we have a chance to do the microteaching,” explained May. This seventh semester student also said that she got the material about class management, time management, ice breaking, and energizer to make fun and effective in language learning.

This event was a cooperative between RELO (Regional English Language Office) and University of Indonesia (UI). The participant of Camp Epic was 47 students of final semester students from universities in Indonesia and Timor Leste. May was one of the representatives from Untidar who successfully passed the selection for the program. The selected participants in this program were given the intensive training about new models of language learning. That training was given by professional and expert instructors in English education from United States (fellows) and the lecturers from UI.

This event aims to strength, prepare, inspire, and connect English teachers candidate in Indonesia and Timor Leste. The participants here were given the example of teaching four language skiils, i.e, listening, speaking, reading, and writing.

 “The students of English education not only get the input to be a good language teacher but they can also meet students from other universities in this event so that they will experience a peer learning. It is hoped that there will be many students who have the chance to join this Camp Epic,” added Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd, lecturer of Engish education Untidar. (WJ/AW)

[:]