[:id]Satu Lagi Mahasiswa PBSI Berhasil “Go Internasional”[:en]PBSI’s students Goes International[:]

[:id]

Prestasi demi prestasi ditorehkan mahasiswa FKIP di kancah dunia untuk memperkenalkan Universitas Tidar. Itulah yang baru saja dilakukan oleh mahasiswa PBSI semester 5, Ririh Rubus Setyaningrum. Bulan Desember ini dirinya ditunjuk sebagai delegasi dalam acara International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia adalah Persatuan Pelajar Indonesia se- Malaysia. Program yang berlangsung pada tanggal 9-14 Desember 2017 ini membuatnya mengunjungi beberapa universitas di Malaysia dan Thailand.

“Jadi ini adalah sebuah program dari Sriwijaya Youth Academy, Universitas Sriwijaya. Salah satu founder-nya adalah temen saya dan sudah sekitar setengah tahun yang lalu dia menawarkan ikut International Conference di Malaysia dan Thailand. Sebenarnya saya sempat lolos di acara yang sama dan diselenggarakan di Turki pada tahun sebelumnya, namun tidak saya ambil karena keterbatasan biaya. Nah untuk menebus kekecewaan itu maka saya ambil kesempatan di tahun ini,” begitulah pengakuan mahasiswa yang memang gemar berkegiatan untuk mengembangkan karirnya.

Keberhasilan yang diraihnya itu tidak secara cuma-cuma didapatkan. Sebelumnya Ririh telah menjalani tahapan seleksi dengan membuat esai. “Saya mengambil tema terkait isu pendidikan yang belum merata. Contohnya Kota Jakarta dan Suku Badui yang jarak secara geografis sangat dekat, tapi kualitas pendidikan berbeda sangat jauh. Saya mengambil tema pendidikan karena bagi saya hal ini sangat menarik sehingga konsentrasi esai saya ada pada pendidikan yang berlangsung di masa sekarang.”

Dari program ini telah membawa Ririh mengunjungi University Technologi Malaysia, Malaysia-Japan International Institut of Technology, dan Prince of Songkla University-Thailand.

Selain Universitas Tidar, ada pula beberapa delegasi mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Sriwijaya dan UIN Sunan Kalijaga. Sepulang dari acara ini dirinya tidak lantas tinggal diam, melainkan masih memiliki tugas yang harus dikerjakan yakni mengkomparasikan pendidikan di Malaysia dan Thailand dengan pendidikan di Indonesia. Saat International Conference pembahasan bertumpu pada Sustainable Development Goals, program pembangunan dari PBB yang di dalamnya ada 17 tujuan untuk kemaslahatan makhluk hidup dan planet bumi. (TP)

[:en]

One by one achievement is accomplished by students of FETT. This is also way to introduce Tidar Univesrity in the world. This is what has done by one of the fifth semesters students of Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), Ririh Rubus Setyaningrum. Last December, she was chosen as delegation of International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia is a group of Indonesian Student who study in Malaysia. This event which was occurred on December 9th – 14th December 2017, made her visiting some universities in Malaysia and Thailand.

“this is the program from Sriwijaya Youth Center, Universitas Sriwijaya. One of the founders is my friend who asked me to join this event since six months ago. Actually I have passed the same event in Turki last year, but I passed it since the lack of fund. To make up for my disappointment, I took this chance in this year,” said the student who were enjoy in developing her career.

The success that she achieved was not freely obtained. Previously Ririh has passed the selection process by making an essay. “I took education issue which is not evenly distributed for my essay. For example Jakarta and Badui Tribe which is close geographically, they are totally different in quality of education. I took education issues since it is interesting, therefore I concentrate in education issue in the present.”

From this event, Ririh visited Universiti Technology of Malaysia, Malaysia-Japan International Institute of Technology, and Prince of Songkla University Thailand. Beside Universitas Tidar, there were also some students from several university such as Universitas Sriwijayam and UIN Sunan Kalijaga. After finish this event, she has homework in comparing education in Malaysia and Thailand with Indonesia’s. the main issue during in International conference was Sustainable Development Goals, one of development programs from United Nation in which there are 17 goals for the benefits of living beings and planet earth. (GF)

[:]

[:id]Dua Mahasiswa PBSI ini Raih Juara 1 Lomba Esai Edupreneur[:]

[:id]

Senang dan bangga adalah dua kata yang bisa menggambarkan perasaan Fatimah Kartika Ningrum mahasiswa semester 7 Prodi PBSI, Tadjus Sobirin mahasiswa Teknik Sipil, serta Atif Solehudin mahasiswa semester 5 Prodi PBSI FKIP Untidar, saat mereka berhasil meraih gelar jawara pada lomba esai yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

 Dalam kesempatan bertegur sapa, Atif menjelaskan kronologis pengiriman esainya kepada tim web. “Jadi informasi tentang adanya perlombaan kami dapatkan dari publikasi panita penyelenggara. Muncullah niat untuk mengikutinya, maka kami langsung berkoordinasi untuk persiapan dan mencari referensi serta ide yang akan kami angkat. Setelah itu kami menyiapkan kerangka sistematika penulisan, baru menuliskan esai tersebut secara lengkap. Alhamdulillah esai yang kami kirimkan lolos ke tahap presentasi.”

 Tim yg diketuai oleh Fatimah Kartika Ningrum ini mengangkat tema tentang pendidikan kewirausahaan atau Edupreneur Center. “Jadi kami membuat program untuk menekan angka pengangguran dengan cara membentuk gerakan komunitas untuk menggerakkan perekonomian melalui enterpreunership. Nanti ada pendampingan dan gerakan bersama antara komunitas yang dibangun, yaitu mahasiswa sebagai generasi millenial terpelajar dengan mereka yg tidak mempunyai pekerjaan,” terang Atif. Saat babak presentasi ada 7 tim yang lolos termasuk tim Fatima dkk. Bersyukurnya tim Fatima memperoleh poin tertinggi dan komentar positif dari para juri.

 Rabu malam (4/10) kemarin telah dilakukan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Pemenang berhak mendapatkan tropi, sertifikat, dan uang pembinaan yang bisa digunakan sebagai penambah semangat untuk terus aktif menulis. Atif bersyukur jika dia dianggap bisa memotivasi mahasiswa lain untuk berlomba-lomba meraih prestasi di kampus. Dirinya berpesan, “Berproseslah sebaik mungkin, karena orang-orang yang menyayangi kita senantiasa merindukan kesuksesan kita.” (TP)

[:]

[:id]Dua Mahasiswa FKIP di Ajang Duta Wisata Kota Magelang[:en]Students of FETT Joined Magelang’s Tourism Ambassador[:]

[:id]

Pemilihan duta wisata kota Magelang yang  diselenggarakan untuk mengangkat potensi wisata di kota Magelang kembali digelar. Acara ini sudah dimulai sejak bulan Juli untuk pengambilan formulir dan pengumpulan berkas. Sekitar 136 peserta  dari instansi pendidikan dan non pendidikan mengikuti seleksi duta wisata kota Magelang. 136 peserta tersebut kemudian mengikuti seleksi  ukur tinggi badan dan berat badan sekaligus wawancara. Dari seleksi tersebut didapatkan 15 finalis putra dan 15 finalis putri. Dua dari ke-30 finalis tersebut adalah mahasiswa FKIP Universitas Tidar. Mereka adalah Filsafat Ash-shaufi dan Andina Dea Hardianti, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris.

Filsafat dan Dea pun mengikuti serangkaian acara sebelum malam puncak pemilihan Duta Wisata Kota Magelang 2017 pada tanggal 12 Agustus nanti.  Acara pemotretan dilakukan pada hari Rabu 2 Agustus di museum BPK RI. Kemudian hari berikutnya para finalis mengikuti pembekalan materi tentang kepariwisataan dari Bapak Eko Heri dari Disporapar Provinsi Jawa Tengah.  Selain itu, para finalis juga mendapatkan pembekalan mengenai pembangunan daerah dan P.U oleh Ir. Djoko Suparno, M.Psi. Mereka juga mendapatkan pembekalan Public Speaking & Character Building dari Hj. Sasmiati Satya W, S.H. serta beauty class dari WARDAH. “Alhamdulilah, saya dan Dea diberikan kesempatan untuk bisa masuk menjadi 15 pasang finais ini. Banyak ilmu dan juga pengalaman yang saya dapatkan dari event ini,” tutur Filsafat mengungkapkan rasa syukurnya.

Selain pembekalan tentang kepariwsataan dan lain sebagainya pada hari Kamis, para finalis juga mendapatkan pembekalan tentang ‘ngadi salira busana’ oleh Tatok Prihasmanto dan Seni Budaya Daerah oleh bapak Alit pada hari Jumat 4 Agustus 2017. Di hari yang sama, para finalis pun mendapatkan pembekalan tentang table manner.  Setelah mendapatkan beberapa pembekalan, para finalis kemudian melakukan explore wisata kota Magelang.

“Melalui acara ini, saya ingin mengabdi memberikan kontribusi terbaik bagi negeri melalui pariwisata, “ tutup Filsafat di akhir wawancara. (AW)

[:en]

Tourism ambassador’s competition was held again to promote tourism potential in Magelang. There are 136 participants who join this event, consist of educational and non-educational institute. All participants must joined physical test and interview. Participants who passed previous selection are 30 participants that consist of 15 female and 15 male finalists. There are 2 English Education of FETT’s students who became finalist; they are Filsafat Ash-shaufi and Andina Dea Hardianti.

Filsafat and Dea must join some agenda before they are on grand final which will be held on 12th of August 2017. They got photo session on Wednesday, 2nd August 2017 in Museum BPK RI. Next day, they joined training about tourism which delivered by Eko Heri from youth, sports, and tourism department of Central Java. They also joined training about regional development and public works by Ir. Djoko SUparno, M.Psi. they also got training about public speaking and character building by Hj. Sasmiati Satya W., S.H. and also beauty class by WARDAH. “Thanks God, Dea and I were given opportunity to be finalist in this event. We got knowledge and experience by joining this event,” said Filsafat.

In Tuesday, all of finalists got training entitled “ngadi salira busana” (cultural fashion) by Tatok Prihasmanto and local art and culture by Alit in Friday 4th August 2017. In same day, all finalist have table manner training. After got trainings, they will explore tourism in Magelang.

“By this event, I want to give the best contribution to my nation through tourism,” said Filsafat in the end of interview. (GF)

[:]