[:id]EDSA Jaring Maba Berkualitas Lewat Pemantapan Prodi[:en]EDSA Finds the Quality Freshmen through Pemantapan[:]

[:id]

Dalam rangka mengenalkan dan menjaring talenta mahasiswa baru dalam hal Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida), Mahasiswa Berprestasi (Mawapres), serta Duta Bahasa, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP menggelar acara Pemantapan (Penelusuran minat, bakat dan penalaran). Acara ini berlangsung dua hari yakni Sabtu – Minggu, 16-17 September 2017 di auditorium Untidar.

Penyelenggara, dalam hal ini English Department Student Association (EDSA) atau Himpunan Mahasiswa Prodi PBI mewajibkan seluruh mahasiswa baru PBI mengikuti acara Pemantapan. “Ini adalah acara rutin setiap tahunnya yang wajib diikuti mahasiswa baru. Maka bagi mahasiswa semester lalu yang belum ikut karena berbagai alasan, harus ikut pada tahun selanjutnya,” ungkap Yusuf Yuliyanto salah satu panitia Pembekalan. Total peserta yang mengikuti acara ini ada 124 mahasiswa baru dan 4 orang dari semester 3 yang belum mengikuti pemantapan pada tahun lalu.

Panitia mengundang pemateri dari dosen dan mahasiswa FKIP yang “mumpuni” dengan materi yang disajikan. “Misalnya untuk materi Peksimida diisi oleh Ganang Dwi Hadmojo salah satu mahasiswa PBSI semester 7, Ali Imron, M.A., serta Winda Candra Hantari, M.A. selaku dosen PBI. Ketiganya menjelaskan tentang pengertian Peksimida, cabang-cabang lombanya, tahapan-tahapan lomba, serta pengalaman ketiganya saat Peksimida pada tahun sebelumnya,” tambah Yusuf yang menjabat sebagai Sie Acara Pembekalan.

Selain itu pada Sabtu malam, dilaksanakan pula acara pentas seni yang masih dalam rangkaian acara Pemantapan sebagai ajang ekspresi mahasiswa dalam bidang kesenian. Yusuf menjelaskan, “Melalui serangkaian acara Pemantapan panitia berhasil mendata bakat mahasiswa baru terutama dalam hal kesenian yang bisa diikutkan Peksimida, serta bidang akademik yang bisa dijadikan calon pengikut lomba Debat, Mawapres, serta Duta Bahasa. “

Bibit-bibit unggul mahasiswa baru PBI ini, merupakan calon penerus generasi prodi yang akan dibina oleh pihak-pihak terkait sesuai bakat dan talenta yang dipunyai guna mempersiapkan diri di ajang perlombaan baik pada tingkat fakultas, universitas, daerah, bahkan nasional. (TP)

[:en]

In order to introduce and find the new students’ talent in Peksimida (local student’s art week), Mawapres (outstanding student) and Language Ambassador, English Education of FETT held pemantapan (the event of searching students’ interest, talent and reasoning). This event is held two days, Saturday and Sunday, 16th – 17th September 2017 in the aula of Universitas Tidar.

English Department Student Association (EDSA), as the committee, requires all freshmen of English Education to follow pemantapan. “It is an annual event that must be followed by the freshman. Then, for the sophomore who haven’t followed it yet because of some reasons, they must join this event now,” said Yusuf Yuliyanto, one of the committees. There are 124 freshmen and 4 sophomores that join this event.

The committee invited the lecturer and the competent student of FETT as the speaker in this event. “For Peksimida, we invited Ganag Dwi Hadmojo, a seventh semester student of Indonesia Education, Ali Imron, M.Hum., and Winda Candra Hantari, M.A., lecturers of English Education. They explained all about Peksimida, the branch of competition, the stages of competition and their experience in peksimida in the previous year,” added Yusuf, the event section in pemantapan.

Furthermore, on Saturday night, the art performance was held to give the students chance in performing art. Yusuf explained, “Through this event, the committee succeeded in recording the talents of new students, especially in art that can be included in Peksimida, and academic fields that can be included as a candidate of Debate, Mawapres, and Language Ambassador.

The quality freshmen of English Education are the new generations of English Education study program who will be guided based on their talent to prepare themselves in the competition in every level such as faculty, university, local and national. (AW)

[:]

[:id]Pemantapan Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA[:en]79 New Students of Science Education Study Program Followed Student Debriefing[:]

[:id]

Dalam rangka memberikan bekal kepada mahasiswa baru terkait dengan kegiatan akademik dan non akademik di Prodi Pendidikan IPA, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP mengadakan kegiatan pemantapan mahasiswa Prodi Pendidikan IPA. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 29 – 30 September 2017 dan diikuti oleh semua mahasiswa baru Prodi Pendidikan IPA. Agenda dari kegiatan ini terdiri dari pemaparan materi, lomba, dan outbound.

Materi dalam kegiatan pemantapan ini meliputi materi tentang mahasiswa berprestasi, lomba karya tulis ilmiah (LKTI), dan pekan seni mahasiswa tingkat daerah (peksimida). Pemaparan materi disampaikan oleh dosen Prodi Pendidikan IPA. Selain paparan materi, kegiatan pemantapan juga dengan berbagai macam lomba meliputi lomba olimpiade sains, lomba karya tulis ilmiah, dan lomba peksimida. Lomba-lomba tersebut diadakan untuk mengenalkan secara teknis pelaksanaan lomba dan melihat bakat minat mahasiswa baru Prodi Pendidikan IPA. Lomba olimpiade sains diadakan dengan seleksi secara individu pada semua peserta, LKTI dilakukan secara team, dan lomba peksimida dilakukan dengan perwakilan tiap kelas. Sebagai kegiatan keakraban antarmahasiswa pendidikan IPA, BEM FKIP mengadakan acara pengakraban mahasiswa baru dan kegiatan outbound. Setelah mengikuti kegiatan pemantapan ini, harapannya mahasiswa dapat lebih akrab dengan teman seangkatan dan mendapat tambahan motivasi dalam melaksanakan kegiatan akademik dan non akademik di Prodi Pendidikan IPA.(ET)

[:en]

On September 29th to September 30th 2017, Science Education Study Program held a debriefing . The event allowed the new students of Science Education Study Program to process and reflect on their experience on  both academicaly and non-academicaly. It was held by Students Executive board of FETT (Faculty of Education and Teacher’s Training) and followed by all new students of Science Education Study Program. There was several activities held in the event such as material presentation, competition, and also outbound activities.

The material presented in this event covered several important materials. Those materials were related to the students’ activity at campus, such as student competition, paper competition, and regional student art week (Peksimida) tingkat daerah (peksimida). The material was presented by lecturers of Science Education Study Program. Beside the presentation, this event was continued to other activities included science olympic competition, paper competition, and Peksimida competition. The main goal of holding those competitions were for introducing the students about the competition procedure and for finding any talents from the students.

The science olympic competition itself was held by conducting an individual selection for all students. While for the paper  conducted for team and class’ representative. In the other hand, this event was also with outbond activity. Through this event, the new students of Science Education Study Program can be closer to each other and motivated in doing activities at campus. (ET-NA)

[:]

[:id]Ingin Jadi Inspirasi Tidar Muda, Mahasiswa PBI Ikuti Ajang Duta Wisata Mas Mbak Magelang 2017[:]

[:id]

Menjadi mahasiswa tingkat akhir tidak menjadikan Achmad Mursid seseorang yang pasif dalam berkegiatan baik di dalam maupun di luar kampus. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaannya dalam Lomba Pencarian Duta Wisata Kabupaten Magelang tahun 2017 atau Mas Mbak Magelang 2017. Pria yang sedang menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini penuh motivasi mengikuti ajang tersebut dengan segala talenta yang dimilikinya. “Memang ingin memajukan pariwisata di Kabupaten Magelang agar pariwisata dan budaya bisa menjadi salah satu destinasi wisatawan Indonesia ataupun Mancanegara dan tentunya anak mudalah yang melestarikan serta memajukannya,” kata Mursid saat menjelaskan latar belakangnya mengikuti kompetisi ini.

Tidak hanya Achmad Mursid saja yang berhasil masuk menjadi Finalis Mas Mbak Magelang 2017, masih ada tiga Tidar Muda siap bersaing pada ajang pencarian Duta Wisata Kabupaten Magelang yang kesemuanya dari prodi PBI FKIP. Mereka adalah Amalia Nisaul Haqi, Nikodemus Iman Prabowo, dan Ardi Anggara. Apa yang telah dilakukan para mahasiswa ini merupakan bentuk kecintaan terhadap tempat mereka tinggal dan hidup selama ini yakni Kabupaten Magelang. Melalui aksi nyata ini, para Tidar Muda telah memberi kontribusi kepada Universitas Tidar umumnya dan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris – FKIP pada khususnya untuk mengharumkan nama almamaternya. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh warga FKIP bahkan universitas. Untuk itulah seluruh keluarga FKIP harus turut mendukung kerja keras yang dilakukan Mursid guna mengharumkan nama kampus dan jurusannya.

Ditanya mengenai kelebihan yang ada pada dirinya, Mursid mengaku bisa berbahasa Jawa dan Inggris secara aktif. Selain itu motivasinya mengikuti ajang ini karena dirinya merasa tergerak untuk merangkul anak muda agar lebih cinta budaya dan pariwisata di Kabupaten Magelang. Dari hal itulah dirinya optimis untuk mencapai hasil yang terbaik. “Optimis sih pasti, tapi semua saya serahkan sama Tuhan. Apapun hasilnya tetap saya terima, yang jelas saya menikmati setiap prosesnya.”

Menjadi Duta Wisata Kabupaten Magelang bukanlah hal yang mudah. Ada tugas berat telah menanti yang dibebankan di pundak seseorang yang menjabat sebagai Mas Mbak Magelang. “Jika saya menang hal pertama yang akan saya lakukan secara nyata adalah memberikan bimbingan dan konseling tentang pemanfaatan sumber daya di sekitar kita yang nantinya bisa dijadikan mata pencaharian warga lokal, serta menanamkan rasa cinta lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya,” janjinya ketika nanti Mursid terpilih menjadi Duta Wisata Kabupaten Magelang 2017.

Terakhir, Mursid ingin mencari pendukung sebanyak-banyaknya terutama seluruh anggota keluarga besar FKIP, “Mohon doa dan dukungannya kepada seluruh teman-teman di FKIP dan Universitas Tidar baik mahasiswa ataupun dosen, supaya kami sebagai wakil mahasiswa Untidar diberi kelancaran dan kemudahan serta hasil yang maksimal yakni menjadi Duta Wisata Kabupaten Magelang 2017. Dukung juga supaya salah satu dari kami bisa dinobatkan sebagai juara favorit dengan cara membeli like pada postingan di akun instagram @masmbak.magelang.” Sebagai informasi malam Grand Final akan dilaksanakan pada hari Jumat, 15 September 2017 di Atrium Armada Town Square (Artos Mall) mulai pk 19.00 WIB dan terbuka untuk umum. Jangan lupa untuk mendukung berikan like sebanyak-banyaknya sebelum pukul 19.00 WIB. (TP)

[:]

[:id]Jaga Kualitas, FKIP Menerima Kunjungan Monitoring Internal dari Tim Penjaminan Mutu Untidar[:en]A Visit from PJM: Keeping and Maintaining the Quality of FETT[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menerima kunjungan monitoring dan evaluasi dari Tim Penjaminan Mutu Universitas pada Kamis (31/7). Tim PJM disambut oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si, di ruang microteaching. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di-monitoring oleh Anis Rakhmawati, S.T., M.T (Dosen S1 Teknik Mesin) dan Drs. Lorentino Togar Laut (Dosen S1 Ekonomi Pembangunan). Di tempat terpisah, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di-monitoring oleh Wandi Arnandi, S.T., M.Eng. (Dosen D3 Teknik Mesin) dan Ir. Yulia Eko Susilowati, M.P. (Dosen S1 Agroteknologi).

“Pada dasarnya, unit penjaminan mutu di bawah Lembaga Penjaminan Mutu, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Untidar berusaha mengadakan penilaian internal kepada tiap prodi. Tujuannya agar kualitas prodi terjaga dan terbantu saat akreditasi nantinya. Jadi, hal yang dievaluasi adalah 7 standar sesuai dengan boring akreditas,” kata Drs. Lorentinus Togar Laut saat memberikan sambutan sebelum menilai PBSI.

“Kami menyambut baik kedatangan para reviewer dan kami melaporkan bahwa perkuliahan di FKIP ini relative tertib. Semua dosen mengajar selama 16 kali pertemuan. Sebagian besar juga melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ada dosen yang tidak meneliti, tetapi menjadi pemakalah di seminar internasional,” ujar Prof. Dr. Sukarno, M.Si. saat menyambut para reviewer.

Hal-hal yang dinilai saat monev internal dari penjaminan mutu Untidar adalah 7 standar dari borang akreditasi sarjana. Ketujuh standar tersebut meliputi: visi misi, tata pamong, mahasiswa dan lulusan, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, serta penelitian dan pengabdian masyarakat. Ketujuh standar tersebut akan disesuaikan dengan program fakultas. Lalu, tim penjaminan mutu juga mendakan simulasi nilai sesuai dengan standar akreditasi.

“Dokumen yang dimiliki prodi sudah sangat lengkap. Hal ini akan sangat mendukung akreditasi prodi yang akan 2019 mendatang. Semoga sukses,” tutur Ir. Yulia Eko Susilowati, M.P., reviewer PBI.

Kegiatan monev internal tersebut dipandu oleh koordinator prodi masing-masing. PBSI dipandu oleh Rangga Asmara, M.Pd., dan PBI Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. Acara tersebut berlangsung pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB dan diikuti oleh dosen-dosen FKIP. Dosen prodi baru di FKIP, Pendidikan IPA juga mengikuti acara tersebut untuk menambah pengetahuan akreditasi prodi 2 tahun yang akan datang.

[:en]

FETT (Faculty of Education and Teacher’s Training) accepted a visit for monitoring and evaluation (monev) from Center for Quality Assurance (PJM) of Tidar University  on Thursday, 31st August 2017.  The team was welcomed warmly by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno., M. Si., at Microteaching Room of FETT. There were two evaluators who monitored and evaluated Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), they were Anis Rakhmawati, S.T., M.T (lecturer of Faculty of Engineering) and Drs. Lorentino Togar Laut (lecturer of Economic Faculty). In the other hand, English Education Study Program (PBI) was monitored and evaluated Wandi Arnandi, S.T., M.Eng. (lecturer of Faculty of Engineering) and Ir. Yulia Eko Susilowati, M.P. (lecturer of Faculty of Agriculture).

“Basically, the Quality Assurance Unit is working under the Institute of Research, Community Service, and Education Standard of Tidar University (LPPM-PMP) The team tries to conduct monev in every study programs at Tidar University. It is to maintain the quality of the study programs and is helpful for their accreditation.  The team evaluated seven standards based on accreditation forms,” explained Drs. Lorentinus Togar Laut.

“We ,ofcourse, accept the team and we also report that the lectures at FETT runs well. All of the lecturers hold the lectures for sixteen meetings. Most of them also conduct reasearch and community service. There is only few of them who don’t conduct research but they still become presenters on international seminar,” said Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

The elements evaluated by the team were based on seven standards of the accreditation form. Those seven standards include: 1. Vision, Mission, Goal and Target, Strategy, 2. Government, Leaderships, Management System and Quality Assurance, 3. Students and Graduates, 4. Human Resources, 5. Curriculum, Learning Process and Academic Atmosphere, 6. Funding, Facilities, and Information System, and 7. Research, Community Service and Cooperation. Those standards were suited to the faculty program. Then, the team held a simulation for scoring based on the standards.

“Our documents have been completed. It will be a real support for next study program accreditation which will be held in 2019.” said Ir. Yulia Eko Susilowati, M.P.

The monev event was guided by the coordinators of PBSI and PBI, Rangga Asmara, M.Pd., is for PBSI and Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., is for PBI. It had been lasted from 8 a. m. until 12 p. m., and been followed by the lecturers of FETT. Some new lecturers from Science Education Study Program also joined on the event to gain knowledge and experience about accreditation for their study program accreditation which will be held in the next two years. (WJ-NA).

[:]

[:id]Cek, Ini Plus Minus Simokul Pandangan Dosen dan Mahasiswa ![:en]FETT: Sights of SIMOKUL[:]

[:id]

Inovasi kembali dilakukan Universitas Tidar demi mewujudkan visi universitas dalam mengembangkan teknologi. Inovasi tersebut dikemas dalam bentuk SIMOKUL kepanjangan dari Sistem Monitoring Kuliah. Seperti namanya, sistem ini mengatur proses pembelajaran secara keseluruhan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Fitur yang terdapat dalam SIMOKUL antara lain kelas, jadwal mengajar, rekap dosen, dan RPS. Sistem yang baru digunakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 ini membuat dosen dan mahasiswa lebih tertib dan disiplin dalam pengadministrasian kuliah.

“Satu kata untuk SIMOKUL, Modern!” kata Eko Juliyanto, M.Pd. salah satu dosen Prodi Pendidikan IPA FKIP. Melalui sistem ini membuat mutu dari pelaksanaan kuliah menjadi terjamin. Dosen diwajibkan untuk membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebelum mengawali proses pembelajaran selama satu semester dan diunggah dalam sistem. Jika RPS tidak diunggah dalam sistem, perkuliahan tidak dapat dilaksanakan. RPS untuk satu matakuliah harus sama meskipun diampu oleh dosen yang berbeda. “Saran saja sih, saat upload RPS kalau bisa ya di-simple-kan lagi, misalnya dalam satu dokumen word sudah langsung bisa terbaca sistem. Kalau memasukkan per item seperti kemampuan yang diharapkan, bahan kajian, waktu, evaluasi dan itu selama 14x pertemuan kan cukup memakan waktu, padahal kita sudah buat disesuaikan format yang sama juga dalam bentuk tabel. Namun kalau dilihat sisi positifnya ya kita jadi bisa lebih teliti saat meng-input sekaligus bisa dibaca ulang dan diedit kembali,” tambahnya.

Di lain pihak, Molas Warsi, M.Pd. dosen Prodi PBSI FKIP ini berpendapat bahwa inovasi yang dilakukan Untidar membuatnya bersaing dengan universitas lain terkait program dan sistem yang baru dengan monitoring kuliah. Selain itu jika diamati secara mendalam ada banyak kemudahan saat menerapkan SIMOKUL. “Namanya sistem baru ya masih ada beberapa kekurangan, misalnya saja saat perkuliahan dilaksanakan di luar maka tidak bisa menginput presensi dan jurnal perkuliahan secara online. Mungkin sebaiknya bisa ditinjau ulang dan diperbaiki lagi kelemahan-kelemahan tersebut supaya bisa memudahkan semuanya,” terangnya.

Berbeda dengan yang dikatakan Retma Sari, M.Pd. dosen Prodi PBI FKIP, “Sebagai dosen juga harus bijaksana dalam menghadapi sistem yang baru, jika ada kekurangan harus dipertimbangkan matang-matang. Misalnya saja sistem ini menuntut adanya koneksi cepat internet yang selalu available. Kalau dosen dan mahasiswa sudah disiplin waktu tapi koneksi internet buruk sama saja itu menjadi penghambat proses pembelajaran karena fokus untuk masuk ke sistem online tadi.” Baginya SIMOKUL merupakan konsep pembelajaran dan pengajaran yang menomorsatukan kedisiplinan baik dari segi dosen maupun mahasiswa. SIMOKUL adalah bentuk balancing yang sinergi antara keinginan mahasiwa dan dosen, sehingga target pembelajaran, metode, dan aturan seperti yang diharapkan bisa diupayakan semaksimal mungkin.

Dilihat dari sudut pandang mahasiswa, presensi yang dilakukan secara online dianggap kurang luwes karena hanya terdapat dua pilihan yakni datang dan tidak datang. “Kalau seperti itu jadi susah bagaimana kalau kita sakit atau ijin karena keperluan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan? Jadi semoga saja semester depan bisa diperbaiki ada kolom sakit dan ijin,” ungkap Anggun Fibriya Sari mahasiswa semester 3 PBSI. Selain itu Wahyu Desi Yuliani merasa kasihan dengan dosen-dosen yang dibebani dengan sistem online. “Biasanya dosen yang kurang mampu mengoperasikan teknologi meminta bantuan dari dosen lain, padahal kan tidak selamanya ada orang yang bisa membantu setiap saat, jadi sebaiknya sistem itu dibuat sesederhana mungkin saja.”

Sebagai informasi, dalam sistem tersebut dosen diwajibkan untuk membuka kelas secara tepat waktu dan hanya pada jadwal yang telah diatur. Sistem tidak bisa dibuka ketika dosen tidak ada jam mengajar pada hari tersebut. Pada intinya sistem ini bisa memonitoring keterlambatan waktu membuka atau menutup proses pembelajaran. Presensi mahasiswa yang dilakukan secara online turut mengantisipasi adanya tangan jail mahasiswa yang bisa “titip absen” pada temannya saat presensi manual menggunakan tanda tangan.  Saat proses pembelajaran berakhirpun sistem akan meminta dua mahasiswa yang dipilih secara acak untuk memvalidasi sebagai bukti bahwa perkuliahan tersebut benar-benar telah berlangsung secara nyata. (TP)

[:en]

An innovation is done by Tidar University in order to realize the university’s vision in developing technology. The innovation can be seen in the form of SIMOKUL stands for Sistem Monitoring Kuliah or Lecture Monitoring System. As the name suggests, this system regulates the overall learning process undertaken by lecturers and students. The features contained in SIMOKUL include classroom, teaching schedule, lecturer recap, and RPS. The new system is used in the odd semester of the Academic Year of 2017.

SIMOKUL is Modern!” Said Eko Juliyanto, M.Pd. one of the lecturers of Science Education Study Program in Faculty of Education and Teachers’ Training. This system makes the quality of the implementation of the lecture to be guaranteed. Lecturers are required to make RPS before starting the learning process for one semester and uploaded in the system. If RPS is not uploaded in the system, lectures cannot be performed. The RPS for one course should be the same although it is managed by different lecturers. “My suggestion is making the uploading system simpler so that there will be effective time in uploading the RPS, “he added.

On the other hand, Molas Warsi, M.Pd. lecturer of PBSI Study Program believes that the innovation can be useful for Tidar University in order to compete with other universities related to new programs and systems by doing lectures monitoring. However, there are still negative impact in implementing SIMOKUL. “It should be understood that a new system always has barriers, such as the outdoor lectures may find difficulty in accessing the system. That is why, the system should be reviewed and re-evaluated,” she explained.

On the contrary, Retma Sari, M.Pd., lecturer of English Education Study Program argues “A lecturer should be wise in facing the new system, if any shortcomings should be considered carefully. For example, this system requires a fast internet connection that should be available anytime. Furthermore, this system also require the students and lecturers discipline.”

On the other hand, from the point of view of the students, online presence is considered less flexible because there are only two choices of presence and absent, no choice for sick or other reasons in leaving of absence. Hopefully, the next semester can be fixed there is a column of sickness and permission, “said Anggun Fibriya Sari student of 3rd Semester of PBSI. In addition Wahyu Desi Yuliani feels sorry for the lecturers who are burdened with the online system. “Usually lecturers who are less able to operate the technology ask for help from other lecturers, but not always there are people who can help at any time, so it should be made as simple as possible.” (ER)

[:]

[:id]Dua Orang Dosen FKIP Ikuti Simposium BIPA[:en]FETT Lectures Join in Symposium of BIPA[:]

[:id]

YOGYAKARTA. Dosen FKIP Untidar ikuti program Simposium Internasional Pengajaran Bahsa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan pada hari Rabu-Kamis tanggal 23 s.d. 24 Agustus 2017 di hotel Inna Garuda Yogyakarta. Di dalam kegiatan yang dibuka oleh Prof. Emi Emilia, M.Ed., Ph.D. selaku Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), disampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan Simposium Internasional Pengajaran BIPA ini adalah untuk menyelaraskan wawasan pengajar dan pegiat BIPA di dalam dan di luar Indonesia guna menjamin mutu pengajaran BIPA, memperluas jejaring pengembangan program BIPA, serta merangkum gagasan para praktisi pengajaran BIPA sebagai bahan perumusan strategi pengajaran dan pengembangan bahan ajar yang berorientasi pada karakteristik dan kebutuhan pemelajar BIPA.

Dalam kegiatan yang mengusung tema “Membingkai Mosaik Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing” ini, PPSDK mengundang praktisi dari sejumlah lembaga penyelenggara program BIPA di sepuluh negara, seperti (1) Siriporn Maneechukate (Maejo University, Thailand), (2) Gao Shiyuan (Beijing Foreign Studies University, Cina), (3) koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan), (4) Nguyen Thanh Tuan (University of Social Science and Humanities, Vietnam), (5) Hara Mayuko (Osaka University, Jepang), (6) Antonia Soriente (Università Degli Studi di Napoli L’Orientale, Italia), (7) Christa Saloh-Foerster (Universität Boon, Jerman), (8) Tata Survi (Balai Bahasa Victoriam Australia), (9) Tamrin Subagyo (Suez Canal University, Mesir), (10) Margaretha Sudarsih (Defense Language Institute Foreign Language Center, Amerika Serikat), (11) Indriyono Sukmono (Yale University, Amerika Serikat), (12) Elisabeth Arti Wulandari (University of Montana, Amerika Serikat dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Kedua belas praktisi tersebut memaparkan kondisi lapangan pengajaran BIPA di masing-masing negara. Hasil simposium selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai bahan kajian penguatan strategi penyebaran bahasa negara untuk menepatgunakan upaya peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. (WR)

[:en]

[FKIP-07/09/2017] – Two lectures from Faculty of Education and Teacher’s Training (FETT) Tidar University joined in International Syposium of Bahasa Indonesia for Foreign Speaker (BIPA). The event held by Center of Strategy and Language Diplomacy Development  of the Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia (PPSDK) was taken place from Wednesday 23rd August 2017 to Thusrday 24th Augugst 2017 in Inn Garuda Yogyakarta. The Head of the Center of Strategy and Language Diplomacy Development  of the Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia, Prof. Emi Emilia, M.Ed. She delivered some main aims of this year International Syposium, such as  to align the insights of teachers and BIPA activists both in Indonesia and outside of Indonesia, to ensure the quality of teaching BIPA, expand the network of BIPA program development, and summarize the idea of ​​BIPA teaching practitioners as material for the formulation of teaching strategies and development of teaching materials which is oriented to the characteristics and needs of BIPA learners.

By carrying a theme “Framing Indonesian Teaching Mosaic for Foreign Speakers, PPSDK invited some practitioners from  a number of BIPA program organizers in ten countries, such as: (1) Siriporn Maneechukate (Maejo University, Thailand), (2) Gao Shiyuan (Beijing Foreign Studies University, Cina), (3) Koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Studies, South Korea), (4) Nguyen Thanh Tuan (University of Social Science and Humanities, Vietnam), (5) Hara Mayuko (Osaka University, Japan), (6) Antonia Soriente (Università Degli Study in Napoli L’Orientale, Italy), (7) Christa Saloh-Foerster (Universität Boon, German), (8) Tata Survi (Balai Bahasa of Victoriam Australia), (9)Tamrin Subagyo (Suez Canal University, Egypt), (10) Margaretha Sudarsih (Defense Language Institute Foreign Language Center, US), (11) Indriyono Sukmono (Yale University, US), (12) Elisabeth Arti Wulandari (University of Montana, US and Sanata Dharma University, Yogyakarta). Those twelve practitioners presented the teaching field conditions of BIPA in each country. The results of the next symposium will be utilized as a study material for strengthening the state language dissemination strategy to make efforts to improve the function of Indonesian language as an international language. (WR-NA)

[:]

[:id]Pelatihan Pembelajaran berbasis TIK[:]

[:id]

Program pelatihan bahasa berbasis TIK diadakan oleh UPT Bahasa Universitas Tidar pada 31 Agustus 2017. Tujuan dari pelatihan ini adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM).  Tujuan lebih khususnya untuk mempermudah dosen agar dapat mengajar dimana saja dan kapan saja. Pelatihan tersebut menggunakan Office 365 yang sering disebut dengan Office online. Dosen dapat mengerjakan satu file excel, word, ataupun power point yang dikerjakan oleh beberapa orang ditempat yang berbeda. Program yang diajarkan dalam pelatihan ini adalah aplikasi Sway.

Aplikasi Sway dapat digunakan untuk membuat presentasi online yang dapat dibuat dengan mudah dan cepat. Dokumen dalam Sway dapat dibagikan ke media sosial ataupun ke orang lain. Dalam pelatihan tersebut, peserta dilatih untuk membuat dan memodifikasi materi presentasi agar terlihat lebih menarik dan mudah diakses. Para peserta sangat antusias karena pelatihan ini merupakan hal baru bagi dosen dan dapat mendukung kegiatan pembelajaran. (ET)

[:]

[:id]Dosen FKIP ikuti Pelatihan Penerjemahan dan Penjurubahasaan di LBI UI[:en]FETT Lecturer Attended Translation And Interpretation Workshop at LBI UI[:]

[:id]

Selama kurang lebih sepekan (21-25 Agustus 2017), salah satu dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar mengikuti workshop penerjemahan dan penjuru bahasaan di Lembaga Bahasa Internasional, Universitas Indonesia. Kegiatan tersebut memberikan pelatihan awal tentang bagaimana menerjemahkan berbagai genre teks dan juga penjurubahasaan. Workshop ini dihadiri sekitar 60 orang setiap harinya dari berbagai kota di Indonesia.

Workshop penerjemahan dan penjurubahasaan ini diawali dengan pelatihan penerjemahan teks sastra pada hari Senin 21 Agustus 2017. Fasilitator dari penerjemahan sastra ini adalah Dr. Grace Wiradisastra dan Doni Jaya, M.Hum. Keduanya adalah dosen di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) dan juga trainer penerjemahan di LBI UI. Kemudian penerjemahan teks hukum dilanjutkan di hari kedua, Selasa, 22 Agustus 2017. Para peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan di hari kedua ini. Selain materi pelatihan yang menantang, pelatihan penerjemahan teks hukum ini juga difasilitatori oleh para professional. Para fasilitator tersebut adalah Andika Wijaya, M.Transinterp, seorang penerjemah teks hukum professional tersertifikasi NAATI (The National Accreditation Authority for Translators and Interpreters) pada tahun 2015 dan juga pengajar penerjemahan teks hukum UI, Hetty Hartati Novita, M.Hum. Kemudian di hari ketiga, peserta pelatihan ini mendapatkan materi tentang penerjemahan teks akademik oleh Haru Deliana Dewi, Ph.D. dan Doni Jaya, M.Hum.

Animo peserta workshop pun tidak berhenti sampai hari ketiga. Di hari keempat, peserta pelatihan mendapatkan materi tentang penjurubahasaan dari interpreter kepresidenan Inanti P Diran, Ed.M dan interpreter professional Kukuh Sanyoto. Keduanya adalah anggota AIIC – sebuah organisasiinterpreter professional. “Hari ini yang paling ditunggu dan paling menantang,” ungkap Atsani Wulansari, M.Hum. dosen FKIP yang mengikuti pelatihan tersebut. Selain itu, Atsani mengaku bahwa di hari keempat ini dirinya mendapatkan banyak pengetahuan tentang penjurubahasaan. “Bukan hanya teori saja yang saya dapatkan di hari ini, tapi juga praktek selama seharian penuh,“ tambahnya.

Pelatihan penerjemahan dan penjurubahasaan ini ditutup denggan pelatihan SDL Trados oleh Ririn Indah Permata Sari dan Zhilal El Furqon. Keduanya adalah penerjemah professional. SDL Trados adalah sebuah perangkat lunak untuk membantu penerjemah agar hasil terjemahannya lebih konsisten. Atsani mengungkapkan bahwa ilmu yang didapatkan pada acara workshop ini sangat membantunya dalam pembelajaran Translation di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

[:en]

For about a week (August 21-25, 2017), one of the lecturers of Tidar University of  the English Education Study Programm attended translation workshops and languages ​​at International Language Institute, University of Indonesia. These activities provide initial training on how to translate various genres of text as well as interpreting. This workshop was attended by about 60 people from various cities in Indonesia.

This translation and interpretation workshop begins with a translation of literary texts on Monday, August 21, 2017. The facilitator of this literary translation is Dr. Grace Wiradisastra and Doni Jaya, M. Hum. Both are lecturers at the Faculty of Cultural Sciences (FIB) University of Indonesia (UI) and also translation trainers in LBI UI. Then the legal text translation continued on the second day, Tuesday, August 22, 2017. The participants seemed enthusiastic about the training on this second day. In addition to challenging training materials, this legal text translation training is also facilitated by professionals. The facilitators are Andika Wijaya, M.Transinterp, a translator of NAATI certified professional law in 2015 and also a translator of UI law text, Hetty Hartati Novita, M.Hum. Then on the third day, the trainee got the material about interpreting the academic text by Haru Deliana Dewi, Ph.D. and Doni Jaya, M. Hum.

The enthusiasm of the workshop participants did not stop until the third day. On the fourth day, the trainees received interpreting materials from the presidential interpreter, Inanti P Diran, Ed.M and professional interpreter, Kukuh Sanyoto. Both are members of AIIC – a professional interpreter organization. “Today is the most awaited and most challenging,” said Atsani Wulansari, M. Hum., FETT lecturers who attended the training. In addition, Atsani confessed that on this fourth day he got a lot of knowledge about interpreting. “It’s not just the theory that I got today, but also the practice for the whole day,” she added.

This translation and interpreting workshop is covered by SDL Trados training by Ririn Indah Permata Sari and Zhilal El Furqon. Both are professional translators. SDL Trados is a software to help translators for more consistent translation results. Atsani revealed that the science gained at this workshop was very helpful in learning Translation in English Education department. (ER)

[:]

[:id]FKIP Terbitkan Dua Jurnal Baru[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) akan terbitkan dua jurnal baru. Sebelumnya FKIP sudah memiliki dua jurnal, yaitu Metathesis dan Transformatika. Metathesis merupakan jurnal Program Studi  Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan Transformatika merupakan jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dua jurnal baru yang akan segera terbit adalah Indonesian Journal of Science and Education dan Indonesian Journal of Education and Learning. Indonesian Journal of Science and Education merupakan jurnal Program Studi Pendidikan IPA, dan Indonesian Journal of Education and Learning merupakan jurnal bidang kependidikan.

Ruang lingkup Indonesian Journal of Science and Education mencakup artikel-artikel yang mengkaji bidang pendidikan IPA, pendidikan Biologi, pendidikan Fisika, pendidikan Kimia, Teknologi pendidikan IPA, Ilmu Lingkungan, Fisika, Kimia, dan Biologi. Sedangkan ruang lingkup Indonesian Journal of Education and Learning adalah artikel-artikel dengan topik profesi kependidikan, kurikulum, filsafat pendidikan, teknologi pendidikan, strategi pembelajaran, manajemen pendidikan, psikologi pendidikan, perkembangan peserta didik, isu umum dalam pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, landasan pendidikan, pengembangan profesi guru, pendidikan luar sekolah, pendidikan luar biasa.

Kedua jurnal baru tersebut sedang dalam tahap persiapan untuk terbit. Jurnal – jurnal di Universitas Tidar sudah dikelola dalam open journal systems (OJS), begitu juga dengan kedua jurnal baru FKIP. Untuk mempersiapkan pengelolaan jurnal secara online, perwakilan dewan redaksi kedua jurnal baru FKIP sudah mengikuti kegiatan workshop pembuatan jurnal ilmiah yang dilaksanakan pada tanggal 25 – 27 Agustus 2017. Kedua jurnal direncanakan akan terbit perdana baik secara online maupun cetak pada bulan September 2017. (ET)

[:]

[:id]Dosen FKIP Ikuti Kegiatan ALFHE[:]

[:id]

10 orang dosen FKIP ikuti kegiatan Active Learning for Higher Education (ALFHE) di Universitas Muhammadiyah Magelang. Kegiatan ALFHE ini merupakan kerja sama tiga universitas di karesidenan Kedu yang memiliki fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP). Tiga universitas tersebut adalah universitas muhammadiyah Magelang (UMM), Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), dan Universitas Tidar. Tujuan dari kegiatan ALFHE ini adalah membekali keterampilan kepada dosen, sehingga dapat menerapkan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan di perguruan tinggi.

Kegiatan ALFHE dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 23 – 25 Agustus 2017. Rangkaian acara ALFHE diisi dengan pemodelan kegiatan pembelajaran yang aktif, pembekalan pembuatan media pembelajaran, pembinaan dalam merancang kegiatan pembelajaran yang aktif, dan refleksi kegiatan. Kegiatan ALFHE ini merupakan kegiatan rutin yang akan diadakan selama 2 kali dalam setahun dan diadakan pada akhir semester. Siswanto, M. Pd. salah satu peserta kegiatan ALFHE berkomentar  “Acara sangat bagus dan dapat mendukung peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen. Akan tetapi dengan waktu yang hanya 3 hari, masih kurang. Apalagi perlu ditambah kegiatan praktek langsung”. Oleh karena itu, tindak lanjut kegiatan ini akan diadakan pembinaan pada praktek langsung di masing-masing universitas oleh tim fasilitator. (ET)

[:]