[:id]Ambil Bagian, 2 Dosen FKIP Wakili Konferensi Internasional Bertajuk Kesetaraan Gender[:en]Took Part, FETT Lecturers Represent International Conference on Gender Equality[:]
[:id]
Salatiga. Pada konferensi International yang kedua kalinya ini, Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Seluruh Indonesia (ASWGI) bekerja sama dengan pihak Universitas Kristen Satya Wacana mengusung tema “Empowerment of Women’s Knowledge for Equality, Child’s Protection, Peace, and Sustaiable Development”.
Kegiatan konferensi yang berlangsung selama 4 hari ini terhitung sejak 9-12 Agustus ini diawali dengan kegiatan Rakornas yang diikuti oleh 70 perwakilan PSGA Universitas di Seluruh Indonesia. Pada Rakornas ini disepakati beberapa masalah krusial seperti visi misi, penelitian, pengabdian, publikasi, sumber daya manusia, jejaring serta peran nyata ASWGI dalam kegiatan di masyarakat.
Pada hari kedua kegiatan seminar diawali dengan kegiatan sidang pleno dengan pemakalah utama yaitu, (1) Dr. Ida Sabalis (Associate Professor – Free University, Amsterdam) dengan tema “Diversity and International Feminism” dan (2) Dr. Ratna Saptari (Leiden University) dengan tema “Gender and Intersectionality: Key Issues and Problems”. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan perkuliahan paralel dengan mengusung 10 tema utama meliputi (1) wanita dalam ekonomi global, (2) ekologi dan ketahanan pangan, (3) pernikahan anak, (4) kebijakan publik dan pergerakan sosial, (5) inovasi dan teknologi, (6) identitas kultur, bahasa dan seni, (7) resolusi konflik dan kekerasan, (8) agama, kependudukan, dan pluralisme, (9) kesehatan organ reproduksi, dan (1) pendidikan dan keadilan gender. Pada hari kedua juga dilaksanakan sesi paralel yang diikuti oleh 128 orang pemakalah baik individu maupun gabungan.
Pada hari ketiga dan keempat, seminar dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan penulisan artikel jurnal ilmiah dari Gender World Organization (GWO) dan International Journal of Indonesian Studies (IJIS). Adapun tujuan kegiatan ini adalah membimbing peserta seminar untuk mempublikasi artikel yang bermuatan gender pada salah satu jurnal internasional tersebut di atas.
Dalam kegiatan ini, dua perwakilan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar yaitu Rangga Asmara dan Widya Ratna Kusumaningrum mengkaji isu tentang bagaimana peran pendidikan untuk mencegah kekerasan seksual pada anak dengan mendekonstruksi makna simbolis tari Sintren dengan judul “An Early Childhood Sex Education Model: Deconstructing Symbolic Meanings of Sintren Dance based on Gender Perspective”.
Dalam paparannya, Rangga menambahkan “Dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini mempunya peran penting untuk untuk membawa hal yang selama ini dianggap tabu oleh masyarakat ke permukaan dan diajarkan dalam dunia pendidikan”. Pendidikan seks usia dini seharusnya dimaknai sebagai bagian dari upaya pencegahan baik dari orang dewasa maupun anak itu sendiri dari hal-hal yang bisa memicu kekerasan seksual pada anak. (WR)
[:en]
Salatiga. The Second Conference of Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Seluruh Indonesia (ASWGI) in cooperation with Satya Wacana Christian University has the theme “Empowerment of Women’s Knowledge for Equality, Child’s Protection, Peace and Sustainable Development.” That conference is scheduled on August 9-12, 2017.
That conference facilitated 70 representatives of universities throughout Indonesia which discuss and agree several crucial issues such as vision of mission, research, dedication, publication, human resources, network and real role of ASWGI in activity in society. Also, the seminar is held in that conference started with the plenary session with the main speakers, namely (1) Dr. Ida Sabalis (Associate Professor – Free University, Amsterdam) with the theme “Diversity and International Feminism” and (2) Dr. Ratna Saptari (Leiden University) with the theme “Gender and Intersectionality: Key Issues and Problems.” Furthermore, the activities continued with parallel lecturing activities with 10 main themes including (1) women in the global economy, (2) ecology and food security, (3) child marriage, (4) public policy and social movement, (5) innovation and Technology, (6) cultural identity, language and art, (7) conflict resolution and violence, (8) religion, population, and pluralism, (9) reproductive health, and (10) gender education and justice. Furthermore, there was also a parallel session which was attended by 128 individual and combined speakers.
The seminar continued with the training activities of writing scientific journal articles from the Gender World Organization (GWO) and International Journal of Indonesian Studies (IJIS). The purpose of this activity is to guide the seminar participants to publish articles that are gendered in one of the international journals mentioned above.
In this activity, two representatives from the FETT of Tidar University, Rangga Asmara and Widya Ratna Kusumaningrum examine the issue of how the role of education to prevent sexual violence in children by deconstructing the symbolic meaning of Sintren dance titled “An Early Childhood Sex Education Model: Deconstructing Symbolic Meanings of Sintren Dance based on Gender Perspective.”
In his presentation, Rangga added “The world of education, especially early childhood education, has an important role to bring about what has been considered taboo by the public to the surface and taught in education.” Early child sex education should be interpreted as part of prevention efforts both from adults and children themselves from things that can trigger sexual violence in children. (ER)
[:]