[:id]Puisi Dosen PBSI di Magelang Ekspres[:]

[:id]

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin?

Ia hanya tahu jika dahan yang melepas,

Dan angin menghempas,

Hanya konspirasi yang ia pahami.

Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan bait pertama puisi Imam Baihaqi, M.A. yang berjudul Apakah Daun Tak Pernah Membenci?. Puisi itu dimuat di Magelang Ekspres Sabtu (15/07/17) bersama beberapa judul puisi lain karya Imam, yaitu Atas Nama Keluarga: Untuk Hati yang Kecewa, Sebuah Boneka Mainan, Kejujuran Waktu, Mengalahkan Bayangan, Senja yang Masih Ungu, dan Duka Dua Dunia. Puisi-puisi tersebut bertema kesedihan.

Imam mengaku, ia sebenarnya tidak rutin menulis puisi setiap hari. Jika ada ide dan inspirasi, barulah ia membuat puisi. “Saya menulis puisi kalau sedang dapat ide saja, tidak rutin,” ujar Imam.

Imam berharap dapat menginspirasi mahasiswa PBSI untuk berkarya, khususnya menghasilkan karya sastra. “Jangan sampai mahasiswa PBSI tidak mempunyai karya,” ujar Imam. “Mahasiswa PBSI kelak akan menjadi guru yang akan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia. Kalau mereka mempunyai karya, mereka akan mampu mengajar secara lebih baik,” lanjutnya. (IS)

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Untidar Ikuti  Lomba Debat Berbahasa Inggris Tingkat Kopertis VI[:en]Three Students of English Education Program Represents Tidar University in NUDC Kopertis VI Region[:]

[:id]

Lomba Debat Berbahasa Inggris (NUDC) tingkat Kopertis VI tahun 2017 kembali diadakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan berlangsung selama 3 hari, yaitu dimulai pada hari Rabu-Jumat tanggal 12-14 Juli 2017. Kopetisi tahunan tersebut bertujuan untuk memilih wakil dari Universitas di wilayah Kopertis VI untuk maju mengikuti lomba (NUDC) tingkat nasional pada bulan September nanti di UPGRIS Semarang.

Tercatat 40 peserta lomba dari berbagai perguruan tinggi baik PTS maupun PTN wilayah kopertis VI tarmasuk tim dari Untidar yang diwakili oleh mahasiswa Program Studi Bahsa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mahasiwa tersebut ialah Yusuf Yuliyanto dan Novia Indri Susanti dari mahasiswa semester 2 sebagai peserta debat dan May Willyana maasiswa semeseter 8 sebagai peserta N-1 Adjudicator.

Menurut Yusuf,  pencapaian yang di raih kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena berhasil masuk ke babak 16 besar, namun belum dapat lanjut ke babak selanjutnya setelah berhadapan dengan Universitas PGRI Semarang, Universitas Kristen Satyawacana, dan Universitas Jenderal Soedirman. Tema debat yang dibahas pada babak 16 besar oleh tim PBI FKIP Untidar adalah “As newly developing countries THW prioritize establishing democracy over economic development”.

Lebih lanjut Yusuf menyampaikan kesan-kesannya setelah mengikuti kompetisi debat itu. “Kami sangat senang karena bertemu dengan debater-debater hebat dari universitas lain. Kami mendapat ilmu debat baru serta memperoleh pengalamn yang takkan terlupakan.  Selain itu kami juga menjadi lebih semangat untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas dalam latihan agar menjadi lebih baik,” terang Yusuf penuh semangat.

Pada akhir wawancara, Yusuf juga menyampaikan bahwa dia bangga menjadi mahasiswa FKIP Untidar karena sudah mulai diperhitungkan dalam kompetisi debat di tingkat Kopertis VI. Dia juga berharap kepada teman-teman mahasiswa di semua prodi yang ingin mengasah kemampuan debat untuk mengikuti English Debating Society Untidar. Kegiatan latihan debat tersebut rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB di lantai 2 Perpustakaan Untidar.

Selamat kepada Yusuf Yulianto dan kawan-kawan, terus semangat berlatih. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih berjaya lagi.

[:en]

[FKIP-24/07/17] – National University Debating Championship (NUDC) Kopertis VI Region 2017 was held in Muhammadiyah University of Surakarta. This event was taken place on three days from July 12th until July 14th, 2017. This annual competition aims to select representatives from universities in the Kopertis VI Region to represent in the National level which wil be held  on September 2017 at University of PGRI Semarang.

There were 40 teams from universities in Kopertis VI Region, both private and state universities, including Tidar University. The students who represented Tidar University were Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti. Besides, there was a student, May Willyana, as participant of N-1 Adjudicator. All of those students were from FETT (Faculty of Education and Teacher’s Education).

Yusuf explained that their achievement this year is better than before since they could make it through round 16, eventhough they couldn’t pass through the next round after competing with the team from University of PGRI Semarang, Satya Wacana Christian University, and Jenderal Soedirman University. The theme for debating in round 16 was  “As Newly Developing Countries THW Prioritize Establishing Democracy Over Economic Development.”

Further, Yusuf said , “We are so excited meeting such great debaters from other universities. We get knowledge about debating and unforgettable experience. This event is also as a whip for us to imrove our debating skill better in quality and quantity.

He also explained that he is proud to be the student of FETT Tidar University, since Tidar University has been taken into account in NUDC Koperis VI Region. He hopes that other students from other study programs at Tidar University who want to join in the competition prepare themselves by joining in English Debating Society of Tidar University.

Congratulation for Yusuf Yulianto and friends. (DZ – NA)

[:]

[:id]Lima Dosen FKIP ikuti Seminar Nasional ALFA di Universitas PGRI Semarang[:en]Five FETT Lecturers attended ALFA National Seminar at PGRI University of Semarang[:]

[:id]

Hari Sabtu, 15 Juli 2017 telah diselenggarakan sebuah seminar menarik di Universitas PGRI Semarang bertajuk Pembelajaran Aktif dan Profesionalisme Guru di Era Global dengan Keynote Speaker Prof. Dr.. Sudarmin, M.Si (Pembelajaran Aktif di Finlandia), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Penggunaan Media), dan Dr. Sofyan Anif, M.Si (Profesionalitas Guru di Era Digital) serta pararel speaker yang diantaranya disampaikan oleh dosen-dosen FKIP UNTIDAR.

Dual code yang menawarkan visual dan audio secara bersamaan menjadi salah satu bahasan yang disajikan oleh keynote speaker dalam seminar ini dan mendapat perhatian yang cukup intens dari para peserta. Pasalnya dual code masih menjadi perdebatan yang cukup menarik untuk diperbincangkan. Sebagai contoh sederhana adalah proses belajar di kelas ketika guru menulis sesuatu di papan dan pada saat yang bersamaan ingin menyampaikan penjelasan yang mendukung tulisan tersebut. Selama ini kita sebagai pendidik tidak disarankan, bahkan cenderung dilarang untuk melakukan hal tersebut (menulis di papan sambil berbicara) karena dianggap sebagai salah satu bentuk ketidaksopanan, padahal sebenarnya masa-masa tersebut adalah krusial karena siswa sedang membangun konsentrasi yang prima dan aspek audio visualnya bisa dimaksimalkan, maka diperlukan teknik yang  mengakomodasi hal tersebut, dan lain sebagainya.

Imam Baihaqi, M.A menyampaikan “Seminar semacam ALFA di UPGRIS ini bagi saya bermanfaat, utamanya karena di forum ilmiah seperti ini kita banyak bertemu dengan rekan dosen peneliti dari berbagai macam latar belakang studi yang mengaktualisasikan presentasinya sehingga akan banyak menemukan ekspos yang bermacam-macam”. Dalam seminar ALFA ini Imam menyajikan penelitiannya dalam Pembelajaran Drama.

“Seminar ini bagus karena memberikan kesempatan sharing pelaksanaan pembelajaran aktif baik tingkat perguruan tinggi maupun elementary level, utamanya seperti yang kami lakukan di desa binaan UNTIDAR” hal tersebut disampaikan oleh Endah Ratna, M.Pd yang menjadi salah satu speaker dari FKIP UNTIDAR. Bersama dengan Sri Sarwanti, M.Pd, Endah menyajikan Pendampingan Pembelajaran Aktif melalui Permainan Edukatif berbasis kearifan lokal bagi peserta TPQ dan Pendampingan penerapan Energizer bagi Guru MI.

Sementara itu Dr. Sri Haryati, M.Pd pada kesempatan tersebut menyajikan Pembelajaran Aktif Berbasis Riset di Perguruan Tinggi dan Drs. Hari Wahyono, M.Pd mengupas Karya Cipta Siswa dan Realisasi Pembelajaran Aktif. (WD)

[:en]

On Saturday, July 15, 2017 an exciting seminar was held at PGRI University Semarang entitled Active Learning and Teacher Professionalism in Global Era with Keynote Speaker Prof. Dr . Sudarmin, M. Si (Active Learning in Finland), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Media Usage), and Dr. Sofyan Anif, M.Si (Teacher Professionalism in the Digital Age) and parallel speakers which among others was delivered by lecturers of FETT UNTIDAR.

Dual code that offers visual and audio simultaneously became one of the discussions presented by the keynote speakers in this seminar and received intense attention from the participants. Since the discussion of dual code is still a debate so that it is quite interesting to talk about. A simple example is the process of learning in the classroom when the teacher writes something on the board and at the same time wants to convey an explanation that supports the writing. So far the educators are not recommended, even tend to be forbidden to do that (writing on the board while talking) because it is considered as a form of irreverence, when in fact these periods are crucial because students are building excellent concentration and audiovisual aspects can be maximized. Then it requires techniques that accommodate it, and so forth.

 Imam Baihaqi, M.A conveyed “This ALFA seminar in UPGRIS is useful for me, mainly because in this scientific forum we meet many researcher colleagues from various study backgrounds that actualize his presentation so that there will be many exposures and ideas presented”. In this ALFA seminar Imam presents his research in Drama Lessons.

“This seminar is good because it provides an opportunity to share active learning implementation both in college level and elementary level, especially as we did in the village under the supervision of UNTIDAR” said Endah Ratna, M.Pd who became one of the speakers on the field. Together with Sri Sarwanti, M.Pd, Endah presented Active Learning Assistance through Educational Game based on local wisdom for TPQ participants and Mentoring of Energizer implementation for Madrasah Ibtidaiyah (elementary level school) Teachers.

Meanwhile Dr. Sri Haryati, M.Pd on the occasion presented Research-Based Active Learning in Higher Education and Drs. Hari Wahyono, M.Pd explained the Student Creativity and the Realization of Active Learning. (WD)

[:]

[:id]FKIP: Dosen PBI jadi Pemakalah di AsiaA TEFL-TEFLIN 2017[:en]FETT: English Education’s Lecturers Became Presenter in Asia TEFL-TEFLIN 2017[:]

[:id]

Berlokasi di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, tiga orang dosen FKIP mengikuti seminar The 15th ASIA TEFL – The 64th TEFLIN International Conference. Adapun yang mengikuti seminar tersebut adalah Dr. Farikah, Dr. Dwi Winarsih, dan Widya Ratna Kusumaningrum. Dalam kegiatan seminar ini, Farikah memaparkan artikelnya yang berjudul “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”, Dwi mengangkat judul artikelnya “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, dan Widya dengan artikelnya yang berjudul “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”

Kegiatan yang mengusung tema “ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity”, mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan seperti guru dan dosen untuk terus mengikuti perkembangan tren dunia pengajaran bahasa Inggris dalam konteks bahasa asing yang selaras dengan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D selama 45 menit berlangsung selama tiga hari, Kamis-Sabtu,  13-15 Juli 2017. Selama kegiatan ini berlangsung, terdapat sebelas pembicara utama dalam seminar pleno seperti Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney).

Kegiatan ini merupakan kegiatan seminar dengan dua organisasi penyelenggara tingkat Asia (ASIA TEFL) dan tingkat Nasional (TEFLIN) berhasil menarik antusiasme 1211 pemakalah dan 188 partisipan dari 28 negara seperti Malaysia, China, Australia, Indonesia, Korea, Jepang, dan lain sebagainya. (WR)

[:en]

FETT (19/7) Located in Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta, 3 lecturers of English Education FETT, joined the 15th Asia TEFL – The 64th TEFLIN International Conference, they are Dr. Farikah, M.Pd., Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., and Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. In this seminar, Dr. Farikah, M.Pd. presented her article entitled “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”. Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. presented “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, while Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. presented her article entitled “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”.

The seminar which has theme ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity, asked educational academics and practitioner such as teachers and lecturers to follow development of teaching English as foreign language as well as technology development.

This event which held in three days, 13th– 15th July 2017, was opened by Minister of Research, Technology and Higher Education, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D. There were eleven key note speakers in planetary seminar, such as Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), and Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney). (GF)

[:]

[:id]Implementasi K13  dalam Sudut Pandang Socio-Cultural Theory[:en]Socio-Cultural Theory Underpinning the implementation of K13[:]

[:id]

Magelang (15/07) Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) menggelar kegiatan Seminar Pendidikan yang bertajuk “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. Kegiatan ini dibuka dengan laporan pertanggungjawaban oleh ketua panitia, Yusuf Yulianto dihadiri oleh 206 peserta yang meliputi dosen, guru, praktisi pendidikan, dan mahasiswa.

Kegiatan yang digelar selama 4 jam ini menghadirkan Dra. Helena I.R, Ph.D sebagai pembicara utama. Dalam orasinya, Helena menegaskan pentingnya memahami konteks guna implementasi kurikulum 2013, atau yang biasa disebut dengan K13. Dia menambahkan bahwa selama ini banyak dari kalangan guru yang kurang tepat menginterpretasikan K13 dan cenderung terpaku pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Padahal, fungsi guru lebih dari sekedar mengajar. Namun bagaimana seorang guru harus memiliki kompetensi yang jauh lebih tinggi guna membantu siswa memperluas zona perkembangan proximal, atau yang lazim disebut Zone Proximal Development (ZPD). Hal ini seperti yang tertuang dalam teori sosial-kultural yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky.

Dalam kegiatan ini terlihat antusiasme peserta yang cukup tinggi. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk memaksimalkan peran guru dalam membantu siswa khususnya bagi siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini diakhiri oleh penyerahan plakat sebagai cindera mata oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

[:en]

FETT (15/07) located in Auditorium of Tidar University, English Department Students Association (EDSA) held educational seminar entitled “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. This event was opened with responsibility opening speech by chairman of committee, Yusuf Yulianto. The participants of this seminar were 206 participants that consist of lecturers, teachers, educational practitioners, and students.

The seminar which is held for 4 hours, invited Dra. Helena I.R, Ph.D. as keynote speaker in this seminar. She explained the importance of understanding context in implementing curriculum of 2013 (K13). She stated that some teachers interpreted K13 inappropriately. Teachers were not only teaching students, they are also helping students to expand their Zone Proximal Development (ZPD) as stated in Socio-cultural Theory by Lev Vygotsky.

The enthusiasm of participants is high. In question and answer session, there were some questions from participant, such as how to maximize teacher in helping students especially for passive students in teaching activity.

This event was ended with giving souvenir by Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (GF)

[:]

[:id]Penyerahan  20  Mahasiswa  PPL Internasional FKIP 2017[:]

[:id]

Sebanyak 20 mahasiswa FKIP yang mengikuti program PPL Internasional  2017 tiba di Malaysia hari Rabu, 12 Juli 2017.  Di hari berikutnya (Kamis, 13 Juli 2017),  Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP mendampingi mahasiswa dalam penyerahan 20 mahasiswa PPL Internasional di Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan  Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya, Hulu Selangor, Malaysia.

Kegiatan penyerahan PPL Internasional   berjalan dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari kepala Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya, kepala Sekolah Menengah Kebangsaan, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (Dekan FKIP), dan Umi Setiya Rini (perwakilan mahasiswa). Selain itu, ada penyerahan cendera mata  dan dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan sekolah sesuai dengan penempatan mahasiswa.

Mewakili  20 mahasiswa PPL Internasional, Alif Tabah Nurrochim, Fadlilah Nurul , Taufan Haris, dan Indah Nurmayani memberikan kesan-kesan mereka dalam kegiatan penyerahan.

Alif Tabah Nurrochim, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), menyampaikan “Saya sangat senang karena bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru  dan saya juga dapat belajar bahasa Melayu.” Senada dengan Alif,  Fadlilah Nurul  (mahasiswi PBI) mengungkapkan “Kegiatan ini sangat menyenangkan, kami disambut dengan sangat baik dan ramah. Kami bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini.”

Taufan Haris, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berkata “Penyerahan PPL tadi pagi berjalan dengan lancar. Alhamdulillah saya senang bisa mengenal guru-guru disini, bisa mengetahui sistem pendidikan Malaysia dan merasakan budaya yang baru juga.”  Indah Nurmayani, mahasiswi PBSI menambahkan “Penyerahan PPL berjalan lancar, dari pihak sekoah sangat ramah dengan kami, bahkan mereka mengajak kami berkeliling sekolah, memperkenalkan sekolah mereka kepada kami, dikenalkan juga dengan para guru. Mereka sangat ramah, bahkan Guru Besar nya sudah menganggap kami sebagai anak asuh beliau.”  (CA)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Menjadi Finalis MTQ Mahasiswa Tingkat Nasional[:en]Student of FETT: The Finalist of Student’s MTQ in National Level[:]

[:id]

Sebanyak 50 proposal yang diajukan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dinyatakan lolos seleksi proposal terbaik dalam even akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Pengumuman itu disampaikan pada tanggal 7 Juli 2017 melalui web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. Hasil desk evaluation Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) tersebut dilakukan oleh tim Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Kemenristek Dikti.

Salah satu finalis bernama Atif Solihudin, mahasiswa smester 4 PBSI FKIP Universitas Tidar. Judul proposal yang diajukan ialah “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif menjelaskan bahwa, pentingnya menanamkan budaya cinta Al Qura’an melalui pola asuh orang tua. Hal itu dapat digunakan sebagai penopang gerakan revolusi mental.

Putra dari Bapak Mahudin itu menceritakan tentang awal mula semangatnya dalam mengikuti kompetisi itu. “Awalnya ada seleksi MTQ di tingkat universitas yang akan diajukan untuk tingkat nasional. Setelah bersaing dengan 14 tim di tingkat universitas, Alhamdulillah saya yang lolos untuk maju ke tingkat nasional. Sebenarnya, saya mangajukan proposal ini awalnya bersama teman saya, tetapi teman saya sakit dan tidak jadi ikut”.

Kelima puluh finalis termasuk Atif, akan diberi kesempatan hadir dan presentasi di hadapan Dewan Hakim MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Menurut rencana, kedatangan kafilah atau para finalis dijadwalkan pada hari Rabu-Kamis tanggal 26-27 Juli 2017 di kampus Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, Malang Jawa Timur.

“Besok di Malang, seluruh finalis 50 besar akan presentasi tanpa tanya jawab. Kemudian dipilih untuk presentasi lagi dan ada tanya jawab. Terakhir ditentukan pemenangnya,” tambah pria kelahiran Banjarnegara, 4 Juli 1997.

Ungkapan rasa bangga dan syukur juga disampaikan oleh beberapa dosen FKIP melalui grup WA. Salah satunya dalah Dr. Farikah, M. Pd. selaku pembimbing dan pendamping MTQ Untidar, “Alhamdulillah merasa senang ternyata mahasiswa Untidar siap dan mampu bersaing di kancah nasional. Bahkan bisa masuk 50 besar se-Indonesia.”

Semoga Atif Solihudin dapat memberikan inspiratif yang positif kepada para mahasiswa agar menjadi calon pemimpin yang cerdas dan bermoral. Sesuai tema dalam even akbar yang akan diselenggarakan di Malang tersebut, yaitu “Melalui MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Selamat dan tetap semangat, semoga sukses di tahap selanjutnya!

[:en]

There are 50 proposals submitted by students from the universities in Indonesia passed the selection to be the best proposal in the national event of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XV 2017. It is announced on July 7, 2017 via web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. The result of desk evaluation of the Koran Scientific Writing (KTIQ) is done by Directorate General of Learning and Student Affairs (BELMAWA), Ministry of Research, Technology, and Higher Education.

One of the finalists named Atif solihudin, the fourth semester student of Indonesian language and literature education Tidar University submits the proposal entitled “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif explained the importance of instilling the culture of loving the Koran through parental care. It can be used as a support for mental revolution movement.

The son of Mahudin told his beginning in joining this competition. “At first, there is a selection of MTQ in university level and it will be proposed to national level. After competing with 14 teams in university level, Alhamdulillah I won and go to national level. Actually, I submit this proposal with my friend, but my friend is sick and do not take place in this competition.”

The fiftieth finalist including Atif will be given the opportunity to attend and present their paper in front of the Judge Council of MTQ XV National Students 2017. According to the plan, the arrival of the finalist is scheduled on Wednesday – Thursday July 26-27, 2017 at Brawijaya University and State University of Malang, East Java.

“In Malang, all the fiftieth finalists will present without discussion. Then it will be chosen to present the paper and there is discussion. After that, the winner will be decided, “added the boy who was born in Banjanegara, July 4, 1997.

The pride and gratitude is also expressed by some lecturers of FETT via WA group. One of them is Dr. Farikah, M.Pd. as the mentor and advisor of MTQ Tidar University. “Alhamdulillah, I feel happy. The student of Tidar University is able to compete in national level and he is able to be the fiftieth finalist.”

It is hoped that Atif Solihudin can give the positive inspiration to other students so that they can be the smart and good leader. According to the theme in this great event in Malang “Through MTQ XV National Students 2017, we integrate the intellectuality and spirituality to create the smart and good Indonesian leader to realize baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Congratulation and keep the spirit,  Good luck in the next step!

[:]

[:id]Pementasan Drama Teater Klebus[:en]Staging Drama by Teater Klebus[:]

[:id]

Untidar — Sabtu malam (08/07/17) Teater Klebus mengadakan pementasan drama berjudul Dr. Anda karya Wisran Hadi. Pementasan berlokasi di Gedung Auditorium Untidar. Teater Klebus merupakan sekumpulan mahasiswa Prodi PBSI semester 4 kelas C. Mereka menggelar pementasan dalam rangka proses produksi mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A.

Dr. Anda bercerita tentang seorang doktor yang memberikan perkuliahan mengenai keadaan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kearifan lokal di Minangkabau. Karakter Dr. Anda diperankan oleh Eni. Sementara itu, Sukhum Ela bertindak sebagai sutradara.

Untuk menyaksikan pementasan yang dimulai pukul 18.30 ini, penonton tidak dipungut biaya tiket masuk, bahkan mereka mendapatkan makanan ringan gratis. Sejak sore, penonton mulai memadati gedung dan bertahan hingga pertunjukan selesai.

Menurut Imam, ada banyak amanat yang dapat diambil dari pementasan Dr. Anda, misalnya tentang cara menyikapi kearifan lokal. “Banyak amanat yang bisa diambil, misalnya kita harus bisa menyikapi kearifan lokal secara bijaksana,” kata Imam. (IS)

[:en]

Untidar – Saturday night (08/07/17) Teater Klebus held a drama performance entitled Dr. You by Wisran Hadi. It was held in the Auditorium of Untidar. Teater Klebus is a group of students of Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) semester 4 class C. They held a staging performance as a result Drama Performance course taught by Imam Baihaqi, M.A.

Dr. You tells a story about a doctor who gave lectures on the state of Indonesia during the Dutch colonial period and local wisdom in Minangkabau. The character of Dr. You was played by Eni. Meanwhile, Sukhum Ela was the director.

The performance, which started at 18.30, was free of admission fees for the audience. They even got free snacks! Since the afternoon, the largest building to conduct stage performance at UNTIDAR has been crowded by spectators and they kept holding on until the show was over.

According to Imam, there are many mandates that can be taken from the staging of Dr. You, one of which is how to respond to local wisdom. “A lot of mandates can be taken, for example we have to be able to respond wisely to local wisdom,” said Imam. (AL)

[:]

[:id]Tingkatkan Sinergitas PPL, FKIP adakan Rapat Koordinasi PPL 2017 dengan Sekolah Mitra[:en]Improving the Synergy of Teaching Practices, FETT Held a Coordination Meeting 2017 with Lab Schools[:]

[:id]

Dalam rangka meningkatkan sinergitas PPL (Program Pengalaman Lapangan) antara FKIP Untidar dengan Sekolah Mitra, FKIP  mengadakan rapat koordinasi PPL 2017, Selasa 20 Juni 2017 di ruang I.7 FKIP Universitas Tidar. Tujuan dari rapat koordinasi adalah untuk memberikan informasi kepada sekolah mitra tentang hal-hal yang terkait dengan PPL 2017 yang diikuti oleh para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Rapat tersebut dibuka dengan sambutan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP.

Ketua Panitia PPL 2017, Lilia Indriani, M.Pd. menjelaskan “Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa dalam melaksanakan praktik mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pelaporan; layanan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu; dan praktik persekolahan, yaitu partisipasi dalam layanan dan pengelolaan sekolah, dibawah bimbingan dosen, guru, dan kepala sekolah”.

Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas juga tentang tujuan PPL, jumlah peserta PPL, jumlah sekolah mitra, jadwal PPL, buku format penilaian PPL, buku kinerja DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), dan buku pedoman PPL.  Selain itu, adanya sesi tanya jawab atau diskusi dalam rapat tersebut antara sekolah mitra dengan panitia PPL FKIP 2017  menunjukan adanya sinergitas  yang baik untuk meningkatkan kualitas PPL 2017 sehingga PPL 2017 dapat berjalan dengan sukses dan lancar. (CA)

[:en]

In order to improve the synergy of teaching practices between FETT Tidar University and lab schools, held a coordination meeting on Tuesday, June 20, 2017 in Room I.7 FETT Tidar University. The purpose of the coordination meeting is to provide information to the lab school about matters related to teaching practices in 2017, attended by the students of English Education Study Program and Bahasa Indonesia and Literature Study Program. The meeting opened by Prof. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

Chairman of the Teaching Practices 2017 Committee, Lilia Indriani, M.Pd. explained “Teaching practice is a program that facilitates students in carrying out teaching practice which includes planning, implementation, evaluation, and reporting; student learning difficulties service in relation to the subjects being taught; and schooling practices, namely participation in school services and management, under the guidance of lecturers, teachers, and principals.”

The coordination meeting also discussed the purpose of Teaching Practice, the number of participants, the number of lab schools, schedules, assessment format book, the book performance of field lecturers, and handbooks of teaching practice 2017. In addition, the question and answer sessions or discussions at the meeting between the lab schools with the FETT teaching practice 2017 committee showed a good synergy to improve the quality of teaching practice 2017 that can be run successfully. (ER)

[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Kepala Sekolah di Kota Magelang, FKIP Untidar Lakukan Pengabdian ISPI[:en]Improving the Professionalism of School Principals in Magelang, FETT Untidar Conducts ISPI Community Service[:]

[:id]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) adalah organisasi profesi yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1960 dan tersebar di seluruh Indonesia salah satunya di Kota Magelang. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme para pendidik di Kota Magelang. Salah satu fokus kegiatan ISPI cabang kota Magelang ini adalah peningkatan kompetensi pendidik lewat seminar, pertemuan ilmiah serta pelatihan. Beberapa dosen FKIP yang tergabung sebagai pengurus dalam bidang penelitian dan pengabdian mengadakan kegiatan pengabdian sesuai dengan fokus kegiatan ISPI tersebut. Pengabdian yang bertajuk “Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah bagi Kepala Sekolah di Kota Magelang” ini diketuai oleh Sri Sarwanti, M.Hum. Pengabdian ini melibatkan dua dosen FKIP yaitu Dr. Sri Haryati, M.Pd. dan Lilia Indriani, M.Pd. serta 4 dosen dari Universitas Muhamadiyah Magelang (UMMagelang).

Peserta pengabdian ini adalah semua kepala sekolah SD, SMP, dan SMA di Kota Magelang. Pengabdian ini direncanakan dilakukan dalam beberapa gelombang. Gelombang 1 dilaksanakan mulai bulan Maret dan diikuti oleh 19 orang dan sudah berjalan selama 6 kali pertemuan dari 8 kali I bulan ini.  “Mulai Maret sampai saat ini, kami sudah melakukan 6 kali pertemuan untuk gelombang 1. Untuk bulan ini, para peserta sedang melakukan penambilan data untuk dilaporkan dalam bentuk artikel setelah lebaran. Pengabdian ini akan terus dilaksanakan sampai semua kepala sekolah di kota Magelang menghasilkan penelitian tindakan sekolah, ” kata Sri Sarwanti menambahkan.

Pengabdian yang dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13.30 di kantor dinas pendidikan kota Magelang ini menghadirkan penyaji dari FKIP Untidar dan UMMagelang. Para penyaji tersebut adalah Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., dan Dr. Riana Mashar, M.Psi. dari UMMagelang. (AW)

[:en]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) is a profession organization that was established in May 17 1960 in Indonesia and one of them was in Magelang. This organization focused on educational field and tried to improve the professionalism of educators in Magelang. One of ISPI activities in Magelang was in improving educators’ competences through seminar, training, and workshop. Some FETT lecturers who became the members of research and community service board did community service activity in which it related to ISPI activities. The community service that had a theme “Workshop of School Action Research for School Principals in Magelang” was chaired by Sri Sarwanti, M.Hum. This activity also included two lecturers of FETT, they were Dr. Sri Haryati, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd., with four lecturers of   Muhamadiyah University of Magelang.

The participants of community service were all school principals of elementary school, junior high school, and senior high school in Magelang. This activity was planned to be done in several terms. The first term was done in March and there were 19 people who joined in 6 out of 8 meetings until this month. “In March till now, we have done 6 meeting for the first phase. For this month, the participants are collecting the data to be reported in the form of paper after Eid Mubarak. This community service is going to be conducted until all school principals in Magelang make the paper of school action research,” said Sri Sarwanti.

This community service is scheduled on Friday at 1.30 p.m. in Education Office of Magelang. Moreover, there are also invited speakers from FETT Untidar and Muhamadiyah University of Magelang. The invited speakers are Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., and Dr. Riana Mashar, M.Psi. (CA)

[:]