[:id]MAHASISWA PRODI PBSI TOREHKAN PRESTASI DENGAN TERBITKAN BUKU ANTOLOGI PUISI “SENJA TAK PERNAH SALAH”[:en]A STUDENT OF PBSI HAS ACCOMPLISHED A REMARKABLE ACHIEVEMENT BY PUBLISHING A POETRY ANTHOLOGY “SENJA TAK PERNAH SALAH”[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (10/4). Annisa Rizka Roselina mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar torehkan prestasi dengan menerbitkan  buku antologi puisi  bertajuk “Senja Tak Pernah Salah.” Buku antologi puisi ini berisi 108 puisi karya Annisa yang ditulisnya dari tahun 2014-2017. Buku ini diterbitkan oleh Rumah Kayu Publishing. Saat ditemui, Annisa menuturkan “Buku antologi ini merupakan cetakan pertama yang terbit pada bulan Maret 2017 yang jumlahnya terbatas, yakni 50 eksemplar.” Annisa juga menuturkan alasan mengapa tertarik pada puisi “Dari kecil saya suka puisi, dulu SD Kelas 3 wali kelas saya yang menemukan bakat saya menulis puisi.” Selain itu, yang memotivasinya untuk menulis puisi adalah orangtuanya.

Pemilihan judul buku antologi puisi “Senja Tak Pernah Salah” dilatarbelakangi oleh kecocokan hati Annisa. Menurutnya, “Senja itu akan tetap menjadi senja, tidak mungkin senja menjadi jingga.”  Karya-karya Annisa yang pernah diterbitkan sebelumnya adalah 15 antologi puisi bersama, 2 buah cerpen yang dimuat di antologi cerpen terbitan Segitiga Emas (Jakarta), dan buku kumpulan surat untuk Indonesia yang diterbitkan oleh Rasibook Jakarta.

Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar turut bangga atas prestasi ini. “Ini adalah sebuah prestasi mahasiswa karena mampu membuat antologi puisi. Hal ini merupakan nilai plus bagi seorang mahasiswa,” tutur beliau. Di akhir kesempatan saat ditemui penulis, Annisa menyampaikan pesannya bahwa “Menulis itu mudah, membuat buku juga mudah, tetapi yang membuat sulit adalah prosesnya karena proses adalah suatu tantangan sebelum kita menjad sukses”. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (10/4). Annisa Rizka Roselina, a sixth semester student of Indonesian Language and Literature Education Program (PBSI) of FKIP Untidar has just accomplished such a remarkable achievement by publishing a poetry anthology entitled “Senja Tak Pernah Salah. The book contains 108 poems of hers, which had been written from 2014 to 2017 before it was published by The Wood House Publishing. Annisa said that the anthology was published in March, 2017 for its first printing in a very limited edition of only 50 copies. Informing about what makes her interest in writing poems, Annisa added that she had loved poetry since her childhood. It was her guardian of the class who saw her talent in writing poetry for the first time.

“After all, my parents are the ones who always motivate me to write poems” Annisa closed. The title of the antology, “Senja Tak Pernah Salah” or “Twilight is Never Wrong” was chosen as it had matched her feeling since the first time. She thinks that twilight will remain a twilight, and is impossible for it to become orange. The works Annisa had published before were 15 anthologies of poems, 2 pieces of short stories published in anthology of short stories published by the Golden Triangle (Jakarta), and a compilation of letters for Indonesia published by Rasibook Jakarta.

Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. a lecturer of Indonesian Language and Literature Education Program (PBSI) feels so proud of this achievement. “It is such an achievement for student. Being able to make an anthology of poems is a plus”, said Yulia. At the end of our interview, Annisa conveyed a message to the readers, “Writing is easy. Making a book is also easy. What makes it difficult is the process, since the process is a challenge before we could gain success”. (AL)

[:]

[:id]DOJANG UNIVERSITAS TIDAR BAWA PULANG MEDALI EMAS DALAM UNISRI OPEN 2017[:en]DOJANG OF TIDAR UNIVERSITY GOT GOLD MEDAL IN UNISRI OPEN 2017[:]

[:id]

Tak hanya bersaing dalam dunia akademis, mahasiswa FKIP Untidar membuktikan bahwa prestasi juga bisa direbut lewat dunia non-akademis. Hal inilah yang ditunjukkan oleh beberapa mahasiswa khususnya dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang berhasil meraih medali emas dan perunggu dalam kejuaraan Unisri Open 2017. Kegiatan yang masih dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-37 Unisri ini berlangsung selama dua hari yakni Sabtu-Minggu, 1-2 April 2017 bertempat di GOR Manahan Solo.

Pada kejuaraan ini Untidar mengirimkan 2 tim beranggotakan 16 orang, 9 diantaranya berasal dari FKIP yakni 3 mahasiswa dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan 6 sisanya dari mahasiswa PBI.  Sherly Brilliantika, salah satu mahasiswa PBI yang berhasil mengantongi medali perunggu memang memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kejuaraan ini. “Kami ingin mengetahui kemampuan taekwondoin kami sudah sampai mana dan hasil dari latihan sudah seperti apa. Secara tidak langsung ini juga persiapan atau pemanasan sebelum pomda (pekan olahraga mahasiswa daerah). Selain itu, kami ingin menunjukkan bahwa taekwondo Universitas Tidar dapat berprestasi, sehingga tidak selalu disepelekan,” paparnya.

Persiapan efektif yang dilakukan para mahasiswa hanya dalam dua pekan menjelang pelaksanaan lomba, yang dilatih langsung oleh Master Djoko suprajitno dan Dhimas Adi Prayitno. Latihan tersebut dilaksanakan selama dua hari dalam satu minggu yaitu hari Senin dan Jumat setiap pukul 16.00 WIB. Terbukti melalui latihan tersebut, tim Untidar menunjukkan performa terbaik hingga meraih dua medali emas dan dua medali perunggu. Medali emas didapatkan atas nama taekwondoin Fauzan Noki Pratama (PBI) dan Putra Jatmiko (Teknik Elektro), sedangkan medali perunggu diraih atas nama Sherly Brilliantika dan Dewi Yanizah Kurnaini Padhi (PBI).

Melalui medali emas yang dioleh-olehkan kepada kampus Untidar, Sherly berharap UKM Olahraga secara keseluruhan tidak lagi hanya dilirik oleh para civitas akademika, melainkan juga dilihat dan dijadikan perhatian.  “Kami butuh dukungan dan semangat supaya taekwondo Untidar semakin solid, kompak dan semakin kuat ikatan keluarganya, agar dapat mengharumkan nama Untidar. Doakan pula kami bisa mengikuti banyak pertandingan supaya semakin banyak pengalaman, jam terbang semakin tinggi, dan menambah kemampuan.” (TP)

[:en]

FETT students showed their superb achievements not only in academic aspects but also in non academic aspects. They were presented by several students of Department of English who got gold and bronze medals in Unisri Open 2017 Unisri Open 2017 was one of events for Dies Natalis 37 Unisri  in which it was held two days on Saturday-Sunday, April 1-2, 2017 in  GOR Manahan Solo.

Tidar University sent two teams that consisted of 16 people in which nine of them were from FETT. They were 3 students of Department of Indonesian Language and Literature Education and 6 students of Department of English. Sherly Brilliantika, the students of Department of English who got bronze medal had marvellous motivation to join the championship. “We want to know the progress of our taekwondo skill. This is also our preparation for POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah) or Regional Student Sports Week. Then, we want to show that Tidar University Taekwondo team is excellent, so it is not always underestimated” she said.

Two weeks before the competition’s schedule, the students were trained by Master Djoko Suprayitno and Dhimas Adi Prayitno.  The superb training was conducted twice a week on Monday and Friday at 4 p.m.  The result of the outstanding taekwondo training was Untidar team presented their awesome performances to win 2 golds and 2 bronzes. Golds were got by the taekwondoin (person skilled in taekwondo) Fauzan Noki Pratama (Department of English) and Putra Jatmiko (Electrical Engineering), while bronzes were achieved by Sherly Brilliantika and Dewi Yanizah Kurnaini  Padhi (Department of English).

By achieving gold for Tidar University, Sherly hoped that Students Association of Sports would get full attention from civitas academica. “We need support and encouragement to make Taekwondo team of Untidar be solid and super team for the first-rate name of Untidar.  Wish us luck in joining the game so we will get many experiences, intensity, and improve the skills” she added.  (CA)

[:]

[:id]FKIP Untidar Jalin Kerjasama Internasional dengan The University of Auckland New Zaeland[:en]International Cooperation between FETT Tidar University and The University of Auckland New Zealand[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Penandatanganan Nota  Kesepahaman (Letter of Understanding) dengan Faculty  of Education and Social Work, The university of Auckland pada hari Jumat, 31 Maret 2017 di ruang rapat Rektorat Untidar. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Keuangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, serta Dekan dan para Wakil Dekan FKIP. Selain itu, Kepala LPPM PMP dan dosen FKIP juga turut menghadiri acara tersebut.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Dr. John Hope, The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty  of Education and Social Work, The University of Auckland dan Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

“Setiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda. Jangan meniru metodenya, tetapi pengapikasian metode tersebut dengan sistem yang ada,”  tutur Dr. John Hope saat memberikan sambutan sebelum penandatanganan LoU.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. berharap bahwa kerja sama ini mampu meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan ilmu sosial kemasyarakatan  di Universitas Tidar khususnya FKIP.

Setelah penandatangan LoU, Dr. John hope akan menjadi narasumber Guest Lecturing and Academic Sharing yang akan diikuti Dosen FKIP dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Auditorium Untidar pukul 13.00 WIB.

Dr. John Hope juga sempat meninjau situasi pembelajaran di kelas sebelum acara guest lecturing. Beliau mengatakan kondisi pembelajaran di FKIP Untidar sudah bagus karena dosen melakukan pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa untuk terampil berbahasa Inggris, bukan hanya mengajarkan teori kebahasaan. “Dengan modal lancar berbahasa Inggris menjadi langkah awal mahasiswa untuk studi lanjut di luar negeri,” tambah Dr. John Hope.

Dengan adanya kerja sama internasional ini, semoga FKIP Untidar makin berprestasi.

WJ-AW

[:en]

Faculty of Education and Teacher Training (FETT) organized the signing of Letter of Understanding (LoU) with Faculty of Education and Social Work, The University of Auckland on Friday, March 31 2017. This event took place in meeting room of Tidar University office. The vice rector for financial affairs, the vice rector for student affairs, and dean and vice deans of FETT attended this event. Furthermore, the head of Research, Community Service, and Quality Assurance (LPPM PMP) and FETT’s lecturers attended that event as well.

The signing of LoU was done by Dr. John Hope, the associate dean of international affair and senior lecturers, Faculty of Education and Social Work, The University of Auckland and Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the dean of Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University.

 “Every country has a different education system. Don’t copy the method. Apply the method with the existing system.” Said Dr. John Hope in his speech before signing the LoU.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si., expected that this cooperation can increase the quality of education, research, and social work in Tidar University, especially in FETT.

After signing the LoU, Dr. John Hope will be the keynote speaker of Guest Lecturing and Academic Sharing. The lecturers of FETT and the students of English Education study program will take part in this guest lecturing and academic sharing. It will be held in Auditorium of Tidar University at 1 p.m.

Dr John Hope had the opportunity to see the learning environment of English Department before guest lecturing. He said that the learning environment at FETT Tidar University was good because the lecturers not only taught the language theory but also applied the active learning to increase students’ skill in English. “Their fluency in English will be the stepping stone to continue their study abroad”. Dr. John Hope added.

By this international cooperation, it is hoped that FETT Tidar Unversity will get more achievement.  WJ-AW

[:]

[:id]Dr. John Hope dari The University of Auckland New Zealand Pacu Mahasiswa FKIP untuk Studi Lanjut di Luar Negeri  [:en]Dr. John Hope Encourages FETT’s Students to Study Abroad [:]

[:id]Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Guest Lecturing and Academic Sharing dengan Dr. John Hope dari The University of Auckland. Acara tersebut diadakan di Auditorium Untidar dan dihadiri oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester II dan IV serta seluruh Dosen FKIP Untidar (31/3).

Tema yang dibahas pada acara tersebut adalah “Possible Chance to Study in New Zealand”. “Sangat mungkin bagi kalian untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, khususnya New Zealand. Beberapa program beasiswa disediakan oleh pemerintah Indonesia maupun New Zealand untuk hal itu,” kata Dr. John Hope. Dr. John Hope yang juga menjabat The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty  of Education and Social Work, The University of Auckland ini sempat memberikan pujian untuk mahasiswa PBI yang memiiki kemampuan bahasa Inggris mumpuni untuk belajar di luar negeri.

“Fakultas Pendidikan di Auckland University menjadi urutan ke-20 di dunia. Selain itu, kami memiliki enam ribu mahasiswa internasional dari sekitar seratus negara. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dengan memberikan kesempatan mahasiswa Asia kuliah dengan jalur beasiswa,” tutur Dr. John Hope.

Salah satu peserta guest lecturing, Putri Dwi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester IV bertanya tentang program short course. “Kami mengadakan short course selama dua minggu. Kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi sekolah-sekolah dan univesitas-universitas di New Zealand,” ungkap Dr. John Hope saat memberikan jawaban.

Semoga kuliah singkat yang diberikan Dr. John Hope dapat membuka wawasan mahasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Selain itu, FKIP Untidar berharap kerja sama dengan The Auckland University ini akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk mahasiswa, seperti pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta kerja sama lain di bidang penelitian dan kemasyarakatan. WJ

[:en]

The Faculty of Education and Teacher Training (FETT),Tidar University conducted Guest Lecturing and Academic Sharing with Dr. John Hope from The University of Auckland. It was held in Auditorium of Tidar University.  The second and sixth semester students as well as the lecturers of English Education participated in this event (31/3).

Possible Chance to Study in New Zealand were chosen as the Guest Lecturing’s theme. “It is possible for you to continue your study abroad, especially in New Zealand. Many scholarships are provided in Indonesia and New Zealand.” Dr. John Hope explained to the students. Dr. John Hope who owns position as The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty of Education and Social Work, The University of Aucklandhad given a compliment to English education students who has a good English proficiency. Furthermore, he also encouraged them to continue their study abroad.

“The Faculty of Education in the University of Auckland is in 20th place in the world. We have six thousands international students from hundred countries. Therefore, we give the chance for Asian students to study in our university through scholarship,” said Dr. John Hope.

One of participants, Putri Duwi, the 4th semester students of English Education asked about the short course program. “We organized short course in two weeks. Visit schools and universities in New Zealand is the activity for short course,” Dr. John Hope explained.

We do hope that this guest lecturing from Dr. John Hope will give the knowledge for students to study aboard. Moreover, We also expect that the international cooperation between FETT, TidarUniversity and The Auckland University will be continued with the useful program such as students and lecturers exchange and other activities in research and social works.(WJ-AW)

[:]

[:id]Dosen FKIP Dukung Visi Untidar dengan Ikuti Seminar Belajar Berbasis Riset[:en]Lecturers of FETT Join on Research-Based Research Seminar[:]

[:id]

Universitas Tidar (Untidar) mengadakan Seminar Regional Belajar Berbasis Riset dalam rangka Dies Natalis ke-3 Untidar. Tema tersebut diambil sebagai penguatan visi Untidar yaitu universitas berbasis riset dalam mengembangkan ilmu, teknologi, seni, dan kewirausahaan.

Acara tersebut dihadiri oleh Rektor Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. dan seluruh Dosen Untidar (25/3). Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyampaikan makalah berjudul “Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) di Universitas Tidar sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Kebermaknaan Perkuliahan” saat sesi paralel dekan.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyatakan belajar berbasis riset yang diusung Untidar sangat sesuai dengan agenda utama universitas-universitas di Eropa dan Amerika, yaitu peningkatan mutu pembelajaran, khususnya relevansi dan strategi yang digunakan. “Pendekatan PBR dibagi menjadi dua kubu, yaitu menekankan riset sebagai produk yang harus diacu atau riset sebagai proses yang harus dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk konteks Universitas Tidar, orientasi tentu diutamakan pada PBR yang menekankan riset sebagai proses,” ujar Dekan FKIP Untidar tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan konsep belajar berbasis riset yang disebutkan Rektor Untidar. “Dalam kegiatan pembelajaran, Dosen Untidar memformula kegiatan mengajar-belajar bernilai riset, misalnya hasil-hasil analisis data dalam riset diformula menjadi materi-materi mahasiswa, sedangkan cara-cara analisis data dalam riset dapat dikemas menjadi cara-cara belajar mahasiswa,” kata Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. saat menyampaikan makalah berjudul “Pendekatan Riset dalam Pendidikan Paradigma Universitas Berbasis Riset”.

Dukungan para Dosen FKIP Untidar terhadap konsep belajar berbasis riset ini ditunjukkan dengan keterlibatan dua puluh enam Dosen FKIP Untidar untuk menjadi pemakalah. Misalnya, Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, menyampaikan makalah “Rancangan dan Peran Institusi pada PBR”. “Hal-hal yang bersifat substansial untuk mendukung PBR di Untidar perlu segera diwujudkan. Misalnya, kebijakan akademik dan riset universitas dan fakultas; pengembangan staf terutama pada penguatan penguasaan metode penelitian; serta pengarusutamaan pembelajaran berbasis riset,” tutur Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP untidar. Beberapa Dosen FKIP Untidar juga menyampaikan artikel penelitian terkait penggunaan metode dan teknik pengajaran untuk mewujudkan belajar berbasis riset.

WJ

[:en]

(UNTIDAR-30/03/17) On 25th March 2017, Tidar University held a Regional Research-Based Seminar as a series events of the 3rd anniversary of Tidar University.  The seminar  was held as an implementation of visions from Tidar University which is as a research-based university in developing science, technology, arts, and entrepreneurship.

The seminar was attended by Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M. Pd, the Rector of Tidar University, and also the entire lectures of Tidar University. In a parallel session, the dean of FETT (Faculty of Education and Teacher Training), Prof. Dr. Sukarno, M. Si., delivered a paper entitled “Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) di Universitas Tidar sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Kebermaknaaan Perkuliahan”.  On that special occassion, he said that research-based learning (RBL) carried by the university has been suitable with the main agenda of universities in Europe and US. It is about improving quality of learning especially its relevance and strategy used. “The approach in RBL emphasizes two things, they are  emphasizing the research as a referred product or the research as a process which should be solved in the learning process, “said the Dean.

This is consistent with the research-based learning concepts mentioned by the Rector of Tidar University. “In the learning activities, lecturers should formulate research-based activities, such as formulating results of data analysis becomes learning materials for students.  Meanwhile, steps in data analysis can be modified into learning strategies, “said Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M. Pd., when delivering his paper entitled “Pendekatan Riset dalam Pendidikan Paradigma Universitas Berbasis Riset”.

Twenty six lecturers of FETT support the research-based learning by involving themselves in the seminar as presenters. Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, lecture of Indonesian Language and Literature Education Study Program, delivered a paper entitled “Rancangan dan Peran Institusi pada PBR”. “Substantial matters should be realized soon, such as academic policies, university and faculty research, staffs development especially on research methodology, and also mainstreaming of research-based learning,” explained Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. Besides her, there were also some lecturers from FETT delivered their papers related to methods and techniques used in learning process to actualize research-based learning. (WJ-NA)

[:]

[:id]FKIP UNTIDAR: May Willyana, Alumni Camp Epic 3 Lakukan Diseminasi[:en]FETT UNTIDAR: MAY WILLYANA, ALUMNA CAMP EPIC 3 GIVES DISSEMINATION[:]

[:id]

Program Camp EPIC 3 merupakan salah satu program RELO bekerja sama dengan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia, yang diselenggarakan  pada 15-27 Januari 2017 di Batu, Jawa Timur. May Willyana adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UNTIDAR yang berhasil lolos menjadi pesertanya.

(25/03/2017) Alumni program EPIC Camp 2017, May Willyana, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR, bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Bahasa Inggris, melaksanakan diseminasi di ruang I.7 Gedung FKIP. Acara tersebut berlangsung mulai 09.00 sampai 15.30 WIB. Tema yang diusung dalam diseminasi tersebut adalah Camp Epic Workshop: Where pre-service English teachers leave empowered, prepared, inspired, and connected.

Pembicara pada kegiatan diseminasi diantaranya adalah Jeanie Cook, English Language Fellow dan May Willyana, alumni Camp Epic 3. Pada kesempatan itu, sejumlah 50 mahasiswa dari semester 2, 4, dan 6 FKIP menjadi partisipan. Partisipan sangat antusias dan segera berpartisipasi pada setiap kegiatan dalam diseminasi. Aktifitas yang dilakukan diantaranya model pengajaran speaking, model pengajaran listening, scavenger hunt,  dan American moment.  Pada aktifitas American moment, partisipan terlibat langsung dalam joget dan dance. Partisipan sangat menikmati dan antusias.

Jeanie Cook menyampaikan rasa senang karena partisipan sangat antusias dan semangat. Sebelumnya dia mengikuti acara diseminasi, tetapi menurutnya, partisipan di FKIP UNTIDAR lebih semangat daripada partisipan pada diseminasi sebelumnya. Jeanie sangat senang akan hal itu.

May Willyana menyampaikan “Acara diseminasi ini sangat mengesankan karena bisa sharing ke adik tingkat dan mereka tertarik untuk ikut Epic Camp tahun depan, walaupun yang semester 2 harus nunggu 2 tahun lagi.” Pada kesempatan yang sama, May juga mengatakan harapannya agar ada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR yang lolos pada Camp Epic 4, sehingga tahun depan ada diseminasi lagi. Selain itu, dia juga berharap  setelah mengikuti kegiatan ini, partisipan menjadi terinspirasi dan lebih kreatif dalam mengajar. (ER/CA)

[:en]

Camp EPIC 3 was one of RELO programs that cooperate with  US Embassy for Indonesia, which was held in January 15-27, 2017 in Batu, East Java. May Willyana  is a student of Department of English Education UNTIDAR who became a participant.

 (25/03/2017) The alumna of EPIC Camp 2017, May Willyana, the student of Department of English Education FETT UNTIDAR, collaborated with English Department Student Association, presented dissemination in I.7. room of FETT building. The dissemination was started at 9.00 a.m. to 4.30 p.m. The dissemination theme was Camp Epic Workshop: Where pre-service English teachers leave empowered, prepared, inspired, and connected.

The keynote speakers in dissemination were Jeanie Cook, English Language Fellow and May Willyana, alumna Camp Epic 3.  In that special occasion, 50 students of 2nd, 4th, and 6th semester joined the dissemination as participants. They were so enthusiastic in joining the activities of dissemination. The activities were speaking teaching model, listening teaching model, scavenger hunt, and American moment.  In American moment activity, the participants showed their dancing talent. They were so avid and enjoyed it.

Jeanie Cook felt so happy because the participants were very zealous. She had ever joined dissemination, but she thought that the participants of FETT UNTIDAR were more vigorous than the participants of previous dissemination. Jeanie was so glad about it.

May Willyana contended “This dissemination is so impressive because  I can share my experiences to my junior and they are interested in joining next year EPIC Camp, though the second semester students have to wait until next two years.” May hopes that there will be students of Department of English Education FETT UNTIDAR who join Camp Epic 4, so there will be the dissemination next year. Furthermore, she hopes the participants who join this dissemination will be inspired and be more creative in teaching. (ER/CA)

[:]

[:id]FKIP Ikuti TUDC (Tidar University Debating Championship)[:en]FETT Joins TUDC (Tidar University Debating Championship)[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (22/3). Debat menjadi salah satu kebutuhan di bidang akademik. Pentingnya debat sebagai bagian dari akademik karena tuntutan kompetensi untuk menguasai pengetahuan secara global. Melalui debat, mahasiswa dapat mengungkapkan gagasannya dan melatih kemampuan berargumentasi dalam skala internasional. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar mengikuti ajang Tidar University Debating Championship (TUDC) yang dilaksanakan 18-19 Maret 2017. Acara ini diselenggarakan di ruang multimedia Universitas Tidar.

Kegiatan TUDC yang bertujuan menyeleksi debater yang akan dikirim menuju National University Debating Championship (NUDC) tingkat kopertis VI ini, diikuti oleh 16 tim dari 5 fakultas. FKIP Untidar mengirimkan 4 timnya yang terdiri atas 2 tim dari Prodi PBSI dan 2 tim dari Prodi PBI. Kegiatan TUDC yang diketuai dan dikoordinatori oleh Moch. Malik Al Firdaus ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama yang digelar 18 Maret 2017 berupa seminar tentang debat dengan model British Parliamentary dan tips-tips debat yang disampaikan oleh adjudicator tingkat nasional Haikal Muhammad. Sesi kedua pada 19 Maret 2017 yakni debat 3 babak penyisihan sekaligus final.

TUDC ini dimenangi oleh tim dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris A, Yusuf Yulianto dan Novia Indri Susanti. Keduanya merupakan 10 Best Speakers TUDC yang dikarantina di Untidar untuk dipilih kembali dan dikirim ke National University Debating Championship (NUDC). Novia mewakili timnya, menuturkan “Bersyukur serta pastinya senang karena telah berhasil menjuarai kompetisi ini. Namun, yang lebih penting senang karena dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan cara berpikir kritis serta logis.” Novia yang masih semester 2 ini pun menyampaikan kesannya bahwa Untidar yang baru berusia 3 tahun ini dapat bersaing dengan universitas-universitas lainnya baik dalam kompetisi debat maupun bidang lainnya. (WL)

[:en]

FETT-UNTIDAR (22/3). Debate is one of needs in an academic aspect. Debate is important because it is a competition to master global knowledge. In debating, students can share their ideas and practice their skill to deliver their arguments in international level. Therefore, students of Faculty of Education and Teachers Training (FETT) joined Tidar University Debating Championship (TUDC) in March 18-19, 2017. This competition was hosted in multimedia room at Tidar University.

The aim of TUDC was to select debaters who will be joined in National University Debating Championship (NUDC) of KOPERTIS VI. There were 16 teams of 5 faculties that joined TUDC. FETT sent 4 teams which consisted of 2 teams of Department of Indonesian Language and Literature Education and 2 teams of Department of English Education. TUDC was coordinated by Moch. Malik Al Firdaus and it had two sessions of TUDC. The first session in March 18, 2017 talked about a seminar of British Parliamentary debate system and shared about debate tips which were delivered by a national adjudicator named Haikal Muhammad. The second session in March 19, 2017 was preliminary and final round.

The champion in TUDC was team A of Department of English Education, Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti. Moreover, they belong in 10 Best Speakers TUDC that are quarantined at Untidar in which they will be selected again and will be sent to National University Debating Championship (NUDC). Novia as a team representative said “We are so grateful and glad because we win this competition. However, the most important point is that we are totally happy since we can join this useful competition in order to develop our critical thinking.” Novia, a second semester student, views that Untidar in the age of 3 is able to compete with another university in debating competition as well as another aspect. (CA)

[:]

[:id]Acara Motivasi Untuk Makasiswa Bidikmisi Universitas Tidar Oleh Sesdirjen Belmawa Dikti[:en]Inspirational Event for Untidar Bidikmisi Students by Secretary of The Directorate-General for Education and Student Affairs (Belmawa), Directorate General of Higher Education (DGHE) [:]

[:id]

Magelang – Rabu, 15 Maret 2017, Sesdirjen Belmawa Dikti (Sekertaris Direktoral Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan tinggi), Prof. Dr. Sutrisno, M.Pd. berkunjung di Universitas Tidar, kunjungan ini bermaksud untuk memotivasi mahasiswa Bidikmisi Universiitas Tidar.

Pukul 9.30 acara motivasi ini dibuka dengan sambutan Rektor Universitas Tidar dan dilanjutkan acara inti yaitu movasi untuk mahasiswa bidikmisi yang disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Sutrisno. Beliau membuka dengan sedikit cerita perjalanannya ke Universitas Tidar ini. “Tadi malam saya di Jakarta sempat takut jikalau  saya telat datang ke sini. Dan Alhamdulillah saya sampai disini pukul 9.00” ceritanya. Setelah itu beliau memutarkan video kisah beberapa mahasiswa bidikmisi yang menginspirasi dan dilanjutkan penyampaian informasi penting  yang dapat membangkitkan motivasi mahasiswa bidikmisi, seperti halnya indek prestasi mahasiswa seluruh Indonesia, beasiswa pascasarjana yang bisa diikuti oleh mahasiswa bidikmisi setelah lulus gelar sarjana, pentingnya keseimbangan antara kegiatan akademik dan ormawa dan yang paling membuat gembira para mahasiswa bidikmisi adalah informasi mengenai kenaikan tunjangan uang saku.

Antusias mahasiwa bidikmisi sangatlah besar terhadap acara ini sehingga sekitar  pukul 8.30 mahasiswa sudah mulai memadati aula tempat diselenggarakan acara motivasi ini. Mereka mengaku acara ini sangatlah penting untuk mahasiswa bidikmisi dikarenakan dapat membangkitkan motivasi mereka. “Acara ini dapat membangkitkan motivasi saya yang sempat hilang” ujar Niken, mahasiswi bidikmisi semester 2 Pendidikan Bahasa Inggris. “Acara ini dapat meningkatkan kembali tanggung jawab sebagai mahasiswa bidikmisi” tambah Ratna Dwiyaning Raharjanti. “Jadi motivasi dari Prof.Dr.Sutrisno sangatlah penting dan berguna karena mahasiswa bidik misi punya tanggung jawab yang banyak seperti IP, harus mengikuti ormawa. Kalau tidak ada motivasi pastinya mahasiswa akan susah untuk mencapai semua itu” tutur Zaqy Mubaroq, mahasiswa bidikmisi semester 4 Pendidikan Bahasa Inggris.

Mengingat dampak dari acara ini yang sangat besar untuk mahasiswi bidikmisi, diharapkan acara ini menjadi agenda rutin yang harus dilaksanakan untuk menjaga motivasi para mahasiswa bidikmisi agar tidak luntur, seperti yang dikatakan Nuriyanto salah satu mahasiswa bidikmisi semester 2 pendidikan bahasa Indonesia . “Acara ini membukakan wawasan mahasiswa tentang bagaimana bidikmisi diluar untidar, sehingga dapat memberikan motivasi lebih untuk saya sebagai mahasiswa bidikmisi. Jadi kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin agar menjadikan mahasiwa bidikmisi yang benar-benar memiliki motivasi yang tinggi”

[:en]

Magelang – Wednesday, March 15, 2017, Sesdirjen Belmawa Higher Education (Secretary of the Directorate General of Education and Student Affairs Ministry for Research, Technology and Higher Education), Prof. Dr. Sutrisno, M.Pd. visited Tidar University, aiming at motivating Untidar Bidikmisi students.

This motivational event was ceremonially opened by Rector of Tidar University at 9.30 and it was continued to the core events i.e. the inspirational speech by Prof. Dr. Sutrisno. He opened his speech by telling a story of his flight to the university. Last night, when I was in Jakarta, I was afraid of coming late, and thanks God I got here at 9.00.” told him. After that, he played video about inspiring Bidikmisi Students stories. The event was continued by delivering important information which will motivate Bidikmisi students such as having good GPA, graduate scholarship, the importance of academic activity and student organization and the most appealing information about student’s allowance.

The Bidikmisi student enthusiasm for the event was big. Around at 8.30, the students had started to crowd the hall. Most of the students have similar opinion that the event was important for them. “The event successfully motivated me which had gone.” Said Niken S, one of second semester students at Department of English Education. Another point of view was done by Ratna Dwiyaning Raharjanti. “It builds my responsibility as a Bidikmisi student.” said her. Zaqy Mubarok, another participants from Department of English added that motivation given by Prof. Dr. Sutrisno was really important and useful for Bidikmisi student. It makes me to be responsible in any aspects such as having good GPA, join students’ organization. If there is such proper motivation, students will have low motivation to achieve everything.” Nuriyanto, one of second semester students at Department of Indonesian Language and Literature Education said, “We need to maintain our motivation and we need extrinsic motivation as much as possible.”

Due to the importance of the event for Bidikmisi students, it is hoped that the event will be a routine agenda. It opens student knowledge and insight toward the attitude of being good Bidikmisi students from other Bidikmisi students from different university (WR).

[:]

[:id]Unesa beri Kiat Melaju jadi Universitas Terpandang[:en]Unesa Shared the Trick to be Reputable University[:]

[:id]

Selasa, 14 Maret 2017 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Unesa menyambut kedatangan rombongan KKL FKIP Untidar. Hadir dalam acara pembukaan para dekan, wakil dekan, kajur, kaprodi, dan dosen baik dari FKIP Untidar maupun FBS Unesa. Menariknya, saat acara pembukan ada dua dosen secara spontan didapuk membaca puisi, Dr.Tengsoe Tjahjono, M.Pd. dari Unesa yang baru saja pulang dari Hankuk University of Foreign Studies Korea sebagai guru tamu dan Drs. Budiono, M.Pd. dari Untidar yang notabene keduanya adalah seorang sastrawan. Tak mau kalah, mahasiswa Untidar juga mempersembahkan tari gambyong untuk menyemarakkan suasana.

Unesa dipandang sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia yang sudah lebih senior dibandingkan dengan Untidar. Maka dari itu banyak hal yang dapat dipelajari untuk mengejar ketertinggalan Untidar sebagai kampus negeri. Unesa juga dipilih DIKTI untuk mengawal dan mengembangkan budaya literasi serta dijadikan pusat kajian literasi. Dekan FBS Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. dalam sambutannya menceritakan bahwa Unesa sedang gencar melakukan pembenahan, salah satunya akan melahirkan fakultas baru yakni Fakultas Seni dan Industri Kreatif. Di lain sisi, FBS juga sedang merintis pendirian prodi baru yaitu Pendidikan Bahasa Madura yang pertama di dunia, Prodi Bahasa Arab dengan konsentrasi pengkajian terhadap sastra-sastra lama, Prodi Bahasa Korea, dan Prodi Pendidikan BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang akan melahirkan guru BIPA.

Pada kesempatan ini Bambang sangat mengapresiasi program KKL, “Kunjungan seperti ini bagus ya. Kita kedatangan lawan tanding sekaligus untuk menguji kekuatan akademis, tidak melulu hanya menjadi jago kandang saja.” Dirinya juga menyampaikan bahwa FBS Unesa khususnya prodi PBSI kerap menerima kunjungan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tingginya minat untuk berkunjung tersebut diprediksi dari sumber daya dosen yang bagus, bahwa prodi PBSI terdiri dari 67% doktor. Dari 33 jumlah dosen, ada 5 profesor, 21 doktor, dan sisanya adalah dosen baru, meskipun magister masih berstatus asisten dosen. “Sekarang ini kan eranya keteraturan, jadi semua kerja harus jelas arahnya. Perlu perencanaan yang baik dan terstruktur. Introspeksi juga perlu dilakukan dengan melihat kemampuan serta kebutuhan pasar. Sudah jelas harus inovatif dan bisa memunculkan sesuatu yang berbeda. Di samping itu, kerja harus ada prosedur yang standar, sesuai dengan SOP,” nasihatnya supaya Untidar bisa melaju menjadi universitas terkemuka di Indonesia.

Sebagai oleh-oleh, Unesa menghadiahkan buku rangkuman kegiatan yang sudah terlaksana baik pada bidang akademik, kemahasiswaan alumni, dan keuangan sarana prasarana. Harapannya untuk bisa dipelajari sebagai bahan pengembangan. Acara kunjungan ditutup dengan pertunjukan teater dari masing-masing universitas dan penyerahan cindera mata. Mahasiswa Untidar kemudian berpamitan untuk meneruskan perjalanan menuju Pulau Dewata dengan tak lupa mengucapkan terimakasih atas penyambutan yang baik. (TP)

[:en]

Tuesday, March 14, 2017, Indonesian Language and English Department of Faculty of Languages and Arts (FBS), State University of Surabaya (Unesa) welcomed the field work of FKIP, Tidar University. The dean, vice deans, chair of departments, coordinator of study programs, and lecturers from FBS Unesa and FKIP UNTIDAR attended that event. There was an interesting part in the opening ceremony. Two lecturers spontaneously were asked to recite poems. They were Dr.Tengsoe Tjahjono, M.Pd. from Unesa who had just returned from Hankuk University of Foreign Studies, Korea as guest lecturer and Drs. Budiono, M.Pd. from UNTIDAR. Both of them are authors. Besides, the students of Tidar University performed Javanese traditional dance “gambyong” to give color of this event.

Unesa is regarded as one of the best universities in Indonesia which is more senior than UNTIDAR. As a result, there are a lot of things which can be learned from this university so that UNTIDAR can catch up as a state university. Unesa is also chosen by higher education (DIKTI) to precede and develop literacy and it is also used as a center of study of literacy. The dean of FBS Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. told thatUnesa was unceasingly revamping. One of the revamps was establishing new faculty namely the Faculty of Arts and Creative Industry. Furthermore, FBS was also pioneering the first new study program in the world namely Maduranese Language Education. FBS was also establishing Arabic Language Education with concentration of old literature study, Korean Language Education, and Indonesian for Foreign Speakers (BIPA) Education.

On this occasion, Bambang greatly appreciated Fieldwork program, “This program is very good. We have got sparring partner which can test our academic strength, so we do not become a champion only in our university.” Bambang also said that FBS especially PBSI study program often received the visit from several universities in Indonesia. This high interest in visiting PBSI study program was predicted from the great resources of lecturers. 67% of lecturers of PBSI are doctorate. From 33 lecturers, there are 5 professors, 21 doctorates, and the rests are new lecturers with magister degree. This new lecturers are still positioned as lecture assistants. “Because of the orderliness era, we should have a clear direction and well planning in every activity. The introspection was needed by seeing the market ability and needed. In addition, the activity should be based on SOP,” advised Bambang so that UNTIDAR can be reputable university in Indonesia.

As a gift, UNESA gave a summary book of academic activity which had been done.  It was hoped that this book can be a reference as material development. This visit was closed by theater performance from each universities and gift handover. Then, after leave-taking and expressed the gratitude, the students of Tidar University continued their trip to Bali. (TP/AW)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Ikuti ELT Workshop Sharing Practices: Extensive Reading in Vietnamese Context[:en]FETT Students Participate at ELT Workshop Sharing Practices: Extensive Reading in Vietnamese Context[:]

[:id]

FKIP-Untidar (13/3). Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Sabtu 11 Maret 2017 mengikuti Workshop Extensive Reading in Vietnamese Context yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Universitas Ahmad Dahlan. Sembilan mahasiswa tersebut adalah mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Mereka yang mengikuti workshop ini di antaranya Zaqy Mubarok, Axel Alessandro Satriawan, Muhammad Ridwan, Ananta Dewi Sugiarto, Lidya Ayu Mutiarani, Eka Kusuma Adianingrum, Esti Rahmawati, Nurul Isnaeni, dan Yasman. Kegiatan ini berlangsung selama 2 jam setengah, dari pukul 9.30 hingga 12.00 WIB.

Ryan Thompson, M.A. dari CELRMIT International University Vietnam didapuk sebagai pembicara dalam workshop ini. Thompson mengatakan beberapa permasalahan tentang membaca dan pengalaman mendalamnya saat mengajar extensive reading di RMIT Vietnam. Selain itu, Thompson juga menyampaikan tentang budaya membaca yang terjadi saat ini. “Dalam membaca, kuncinya adalah menikmati apa yang kita baca,” tuturnya.

Pemaparan dari Thompson tersebut telah menggugah kesan mendalam bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti workshop ini. Zaqy menuturkan apa yang disampaikan oleh Thompson menambah wawasannya tentang apa itu extensive reading. Di lain sisi, Excel menambahkan bahwa “Sistem mengajar extensive reading yang diajarakan di Vietnam berbeda sekali dengan yang diajarkan di Indonesia.”

Zaqy pun tak segan menanyakan kepada Thompson tentang apa pendapatnya mengenai perkuliahan extensive reading yang hanya menganalisis ide pokok dari sebuah teks yang dimuat dari jurnal internasional. Thompson menanggapi bahwa “Perkuliahan extensive reading sebenarnya dapat dilakukan dengan diskusi, mahasiswa pun dapat meringkas dari jurnal atau membuat peta konsep dari apa yang dia baca.” Workshop ini semakin berkesan bagi mahasiswa karena semua peserta yang hadir adalah mahasiswa S2 dan dosen, sedangkan peserta dari mahasiswa S1 hanya mereka (WL).

[:en]

FKIP-Untidar (13/3). Students of Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University attended Workshop Extensive Reading in Vietnamese Context, which was organized by Language Center of Ahmad Dahlan University, on Saturday, March 11 2017. The participants from Tidar University were nine fourth semester students of English Education Study Program. They were Zaqy Mubarok, Axel Alessandro Satriawan, Muhammad Ridwan, Ananta Dewi Sugiarto, Lidya Mutiarani Ayu Eka Kusuma Adianingrum, Esti Rahmawati, Nurul Isnaeni, and Yasman. This activity lasted for two hours and a half, started from 9:30 to 12:00 pm.

Ryan Thompson, M.A. from CELRMIT International University Vietnam was the keynote speakers at this workshop. Thompson delivered his speech in which some problems dealt with reading skill and his experience in teaching extensive reading at RMIT Vietnam. Continuously, he emphasizes in his argument about today’s reading culture. “In reading a text, the key is to enjoy what we read,” he said.

Thompson’s explanation has awakened a deep impression on these students. Zaqi argued that what Thompson said has widened his knowledge on extensive reading value. His classmate Axel told, “Extensive reading teaching method in Vietnam is totally different with teaching method used in Indonesia.”

Zaqy asked Thompson’s thought about an extensive reading lecture, which only focuses on analyzing the main idea of an international journal article. Thompson responded, “The class can be done by discussing it, students may summarize the article or drawing mind map from the text.” For them, this workshop gives good memory since most participants were graduate students and lecturers, while those were from Tidar University were undergraduate students. (WL/WR).

[:]