[:id]Implementasi K13  dalam Sudut Pandang Socio-Cultural Theory[:en]Socio-Cultural Theory Underpinning the implementation of K13[:]

[:id]

Magelang (15/07) Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) menggelar kegiatan Seminar Pendidikan yang bertajuk “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. Kegiatan ini dibuka dengan laporan pertanggungjawaban oleh ketua panitia, Yusuf Yulianto dihadiri oleh 206 peserta yang meliputi dosen, guru, praktisi pendidikan, dan mahasiswa.

Kegiatan yang digelar selama 4 jam ini menghadirkan Dra. Helena I.R, Ph.D sebagai pembicara utama. Dalam orasinya, Helena menegaskan pentingnya memahami konteks guna implementasi kurikulum 2013, atau yang biasa disebut dengan K13. Dia menambahkan bahwa selama ini banyak dari kalangan guru yang kurang tepat menginterpretasikan K13 dan cenderung terpaku pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Padahal, fungsi guru lebih dari sekedar mengajar. Namun bagaimana seorang guru harus memiliki kompetensi yang jauh lebih tinggi guna membantu siswa memperluas zona perkembangan proximal, atau yang lazim disebut Zone Proximal Development (ZPD). Hal ini seperti yang tertuang dalam teori sosial-kultural yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky.

Dalam kegiatan ini terlihat antusiasme peserta yang cukup tinggi. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk memaksimalkan peran guru dalam membantu siswa khususnya bagi siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini diakhiri oleh penyerahan plakat sebagai cindera mata oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

[:en]

FETT (15/07) located in Auditorium of Tidar University, English Department Students Association (EDSA) held educational seminar entitled “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. This event was opened with responsibility opening speech by chairman of committee, Yusuf Yulianto. The participants of this seminar were 206 participants that consist of lecturers, teachers, educational practitioners, and students.

The seminar which is held for 4 hours, invited Dra. Helena I.R, Ph.D. as keynote speaker in this seminar. She explained the importance of understanding context in implementing curriculum of 2013 (K13). She stated that some teachers interpreted K13 inappropriately. Teachers were not only teaching students, they are also helping students to expand their Zone Proximal Development (ZPD) as stated in Socio-cultural Theory by Lev Vygotsky.

The enthusiasm of participants is high. In question and answer session, there were some questions from participant, such as how to maximize teacher in helping students especially for passive students in teaching activity.

This event was ended with giving souvenir by Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (GF)

[:]

[:id]Penyerahan  20  Mahasiswa  PPL Internasional FKIP 2017[:]

[:id]

Sebanyak 20 mahasiswa FKIP yang mengikuti program PPL Internasional  2017 tiba di Malaysia hari Rabu, 12 Juli 2017.  Di hari berikutnya (Kamis, 13 Juli 2017),  Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP mendampingi mahasiswa dalam penyerahan 20 mahasiswa PPL Internasional di Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan  Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya, Hulu Selangor, Malaysia.

Kegiatan penyerahan PPL Internasional   berjalan dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari kepala Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya, kepala Sekolah Menengah Kebangsaan, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (Dekan FKIP), dan Umi Setiya Rini (perwakilan mahasiswa). Selain itu, ada penyerahan cendera mata  dan dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan sekolah sesuai dengan penempatan mahasiswa.

Mewakili  20 mahasiswa PPL Internasional, Alif Tabah Nurrochim, Fadlilah Nurul , Taufan Haris, dan Indah Nurmayani memberikan kesan-kesan mereka dalam kegiatan penyerahan.

Alif Tabah Nurrochim, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), menyampaikan “Saya sangat senang karena bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru  dan saya juga dapat belajar bahasa Melayu.” Senada dengan Alif,  Fadlilah Nurul  (mahasiswi PBI) mengungkapkan “Kegiatan ini sangat menyenangkan, kami disambut dengan sangat baik dan ramah. Kami bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini.”

Taufan Haris, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berkata “Penyerahan PPL tadi pagi berjalan dengan lancar. Alhamdulillah saya senang bisa mengenal guru-guru disini, bisa mengetahui sistem pendidikan Malaysia dan merasakan budaya yang baru juga.”  Indah Nurmayani, mahasiswi PBSI menambahkan “Penyerahan PPL berjalan lancar, dari pihak sekoah sangat ramah dengan kami, bahkan mereka mengajak kami berkeliling sekolah, memperkenalkan sekolah mereka kepada kami, dikenalkan juga dengan para guru. Mereka sangat ramah, bahkan Guru Besar nya sudah menganggap kami sebagai anak asuh beliau.”  (CA)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Menjadi Finalis MTQ Mahasiswa Tingkat Nasional[:en]Student of FETT: The Finalist of Student’s MTQ in National Level[:]

[:id]

Sebanyak 50 proposal yang diajukan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dinyatakan lolos seleksi proposal terbaik dalam even akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Pengumuman itu disampaikan pada tanggal 7 Juli 2017 melalui web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. Hasil desk evaluation Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) tersebut dilakukan oleh tim Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Kemenristek Dikti.

Salah satu finalis bernama Atif Solihudin, mahasiswa smester 4 PBSI FKIP Universitas Tidar. Judul proposal yang diajukan ialah “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif menjelaskan bahwa, pentingnya menanamkan budaya cinta Al Qura’an melalui pola asuh orang tua. Hal itu dapat digunakan sebagai penopang gerakan revolusi mental.

Putra dari Bapak Mahudin itu menceritakan tentang awal mula semangatnya dalam mengikuti kompetisi itu. “Awalnya ada seleksi MTQ di tingkat universitas yang akan diajukan untuk tingkat nasional. Setelah bersaing dengan 14 tim di tingkat universitas, Alhamdulillah saya yang lolos untuk maju ke tingkat nasional. Sebenarnya, saya mangajukan proposal ini awalnya bersama teman saya, tetapi teman saya sakit dan tidak jadi ikut”.

Kelima puluh finalis termasuk Atif, akan diberi kesempatan hadir dan presentasi di hadapan Dewan Hakim MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Menurut rencana, kedatangan kafilah atau para finalis dijadwalkan pada hari Rabu-Kamis tanggal 26-27 Juli 2017 di kampus Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, Malang Jawa Timur.

“Besok di Malang, seluruh finalis 50 besar akan presentasi tanpa tanya jawab. Kemudian dipilih untuk presentasi lagi dan ada tanya jawab. Terakhir ditentukan pemenangnya,” tambah pria kelahiran Banjarnegara, 4 Juli 1997.

Ungkapan rasa bangga dan syukur juga disampaikan oleh beberapa dosen FKIP melalui grup WA. Salah satunya dalah Dr. Farikah, M. Pd. selaku pembimbing dan pendamping MTQ Untidar, “Alhamdulillah merasa senang ternyata mahasiswa Untidar siap dan mampu bersaing di kancah nasional. Bahkan bisa masuk 50 besar se-Indonesia.”

Semoga Atif Solihudin dapat memberikan inspiratif yang positif kepada para mahasiswa agar menjadi calon pemimpin yang cerdas dan bermoral. Sesuai tema dalam even akbar yang akan diselenggarakan di Malang tersebut, yaitu “Melalui MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Selamat dan tetap semangat, semoga sukses di tahap selanjutnya!

[:en]

There are 50 proposals submitted by students from the universities in Indonesia passed the selection to be the best proposal in the national event of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XV 2017. It is announced on July 7, 2017 via web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. The result of desk evaluation of the Koran Scientific Writing (KTIQ) is done by Directorate General of Learning and Student Affairs (BELMAWA), Ministry of Research, Technology, and Higher Education.

One of the finalists named Atif solihudin, the fourth semester student of Indonesian language and literature education Tidar University submits the proposal entitled “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif explained the importance of instilling the culture of loving the Koran through parental care. It can be used as a support for mental revolution movement.

The son of Mahudin told his beginning in joining this competition. “At first, there is a selection of MTQ in university level and it will be proposed to national level. After competing with 14 teams in university level, Alhamdulillah I won and go to national level. Actually, I submit this proposal with my friend, but my friend is sick and do not take place in this competition.”

The fiftieth finalist including Atif will be given the opportunity to attend and present their paper in front of the Judge Council of MTQ XV National Students 2017. According to the plan, the arrival of the finalist is scheduled on Wednesday – Thursday July 26-27, 2017 at Brawijaya University and State University of Malang, East Java.

“In Malang, all the fiftieth finalists will present without discussion. Then it will be chosen to present the paper and there is discussion. After that, the winner will be decided, “added the boy who was born in Banjanegara, July 4, 1997.

The pride and gratitude is also expressed by some lecturers of FETT via WA group. One of them is Dr. Farikah, M.Pd. as the mentor and advisor of MTQ Tidar University. “Alhamdulillah, I feel happy. The student of Tidar University is able to compete in national level and he is able to be the fiftieth finalist.”

It is hoped that Atif Solihudin can give the positive inspiration to other students so that they can be the smart and good leader. According to the theme in this great event in Malang “Through MTQ XV National Students 2017, we integrate the intellectuality and spirituality to create the smart and good Indonesian leader to realize baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Congratulation and keep the spirit,  Good luck in the next step!

[:]

[:id]Pementasan Drama Teater Klebus[:en]Staging Drama by Teater Klebus[:]

[:id]

Untidar — Sabtu malam (08/07/17) Teater Klebus mengadakan pementasan drama berjudul Dr. Anda karya Wisran Hadi. Pementasan berlokasi di Gedung Auditorium Untidar. Teater Klebus merupakan sekumpulan mahasiswa Prodi PBSI semester 4 kelas C. Mereka menggelar pementasan dalam rangka proses produksi mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A.

Dr. Anda bercerita tentang seorang doktor yang memberikan perkuliahan mengenai keadaan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kearifan lokal di Minangkabau. Karakter Dr. Anda diperankan oleh Eni. Sementara itu, Sukhum Ela bertindak sebagai sutradara.

Untuk menyaksikan pementasan yang dimulai pukul 18.30 ini, penonton tidak dipungut biaya tiket masuk, bahkan mereka mendapatkan makanan ringan gratis. Sejak sore, penonton mulai memadati gedung dan bertahan hingga pertunjukan selesai.

Menurut Imam, ada banyak amanat yang dapat diambil dari pementasan Dr. Anda, misalnya tentang cara menyikapi kearifan lokal. “Banyak amanat yang bisa diambil, misalnya kita harus bisa menyikapi kearifan lokal secara bijaksana,” kata Imam. (IS)

[:en]

Untidar – Saturday night (08/07/17) Teater Klebus held a drama performance entitled Dr. You by Wisran Hadi. It was held in the Auditorium of Untidar. Teater Klebus is a group of students of Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) semester 4 class C. They held a staging performance as a result Drama Performance course taught by Imam Baihaqi, M.A.

Dr. You tells a story about a doctor who gave lectures on the state of Indonesia during the Dutch colonial period and local wisdom in Minangkabau. The character of Dr. You was played by Eni. Meanwhile, Sukhum Ela was the director.

The performance, which started at 18.30, was free of admission fees for the audience. They even got free snacks! Since the afternoon, the largest building to conduct stage performance at UNTIDAR has been crowded by spectators and they kept holding on until the show was over.

According to Imam, there are many mandates that can be taken from the staging of Dr. You, one of which is how to respond to local wisdom. “A lot of mandates can be taken, for example we have to be able to respond wisely to local wisdom,” said Imam. (AL)

[:]

[:id]Tingkatkan Sinergitas PPL, FKIP adakan Rapat Koordinasi PPL 2017 dengan Sekolah Mitra[:en]Improving the Synergy of Teaching Practices, FETT Held a Coordination Meeting 2017 with Lab Schools[:]

[:id]

Dalam rangka meningkatkan sinergitas PPL (Program Pengalaman Lapangan) antara FKIP Untidar dengan Sekolah Mitra, FKIP  mengadakan rapat koordinasi PPL 2017, Selasa 20 Juni 2017 di ruang I.7 FKIP Universitas Tidar. Tujuan dari rapat koordinasi adalah untuk memberikan informasi kepada sekolah mitra tentang hal-hal yang terkait dengan PPL 2017 yang diikuti oleh para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Rapat tersebut dibuka dengan sambutan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP.

Ketua Panitia PPL 2017, Lilia Indriani, M.Pd. menjelaskan “Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa dalam melaksanakan praktik mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pelaporan; layanan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu; dan praktik persekolahan, yaitu partisipasi dalam layanan dan pengelolaan sekolah, dibawah bimbingan dosen, guru, dan kepala sekolah”.

Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas juga tentang tujuan PPL, jumlah peserta PPL, jumlah sekolah mitra, jadwal PPL, buku format penilaian PPL, buku kinerja DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), dan buku pedoman PPL.  Selain itu, adanya sesi tanya jawab atau diskusi dalam rapat tersebut antara sekolah mitra dengan panitia PPL FKIP 2017  menunjukan adanya sinergitas  yang baik untuk meningkatkan kualitas PPL 2017 sehingga PPL 2017 dapat berjalan dengan sukses dan lancar. (CA)

[:en]

In order to improve the synergy of teaching practices between FETT Tidar University and lab schools, held a coordination meeting on Tuesday, June 20, 2017 in Room I.7 FETT Tidar University. The purpose of the coordination meeting is to provide information to the lab school about matters related to teaching practices in 2017, attended by the students of English Education Study Program and Bahasa Indonesia and Literature Study Program. The meeting opened by Prof. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

Chairman of the Teaching Practices 2017 Committee, Lilia Indriani, M.Pd. explained “Teaching practice is a program that facilitates students in carrying out teaching practice which includes planning, implementation, evaluation, and reporting; student learning difficulties service in relation to the subjects being taught; and schooling practices, namely participation in school services and management, under the guidance of lecturers, teachers, and principals.”

The coordination meeting also discussed the purpose of Teaching Practice, the number of participants, the number of lab schools, schedules, assessment format book, the book performance of field lecturers, and handbooks of teaching practice 2017. In addition, the question and answer sessions or discussions at the meeting between the lab schools with the FETT teaching practice 2017 committee showed a good synergy to improve the quality of teaching practice 2017 that can be run successfully. (ER)

[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Kepala Sekolah di Kota Magelang, FKIP Untidar Lakukan Pengabdian ISPI[:en]Improving the Professionalism of School Principals in Magelang, FETT Untidar Conducts ISPI Community Service[:]

[:id]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) adalah organisasi profesi yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1960 dan tersebar di seluruh Indonesia salah satunya di Kota Magelang. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme para pendidik di Kota Magelang. Salah satu fokus kegiatan ISPI cabang kota Magelang ini adalah peningkatan kompetensi pendidik lewat seminar, pertemuan ilmiah serta pelatihan. Beberapa dosen FKIP yang tergabung sebagai pengurus dalam bidang penelitian dan pengabdian mengadakan kegiatan pengabdian sesuai dengan fokus kegiatan ISPI tersebut. Pengabdian yang bertajuk “Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah bagi Kepala Sekolah di Kota Magelang” ini diketuai oleh Sri Sarwanti, M.Hum. Pengabdian ini melibatkan dua dosen FKIP yaitu Dr. Sri Haryati, M.Pd. dan Lilia Indriani, M.Pd. serta 4 dosen dari Universitas Muhamadiyah Magelang (UMMagelang).

Peserta pengabdian ini adalah semua kepala sekolah SD, SMP, dan SMA di Kota Magelang. Pengabdian ini direncanakan dilakukan dalam beberapa gelombang. Gelombang 1 dilaksanakan mulai bulan Maret dan diikuti oleh 19 orang dan sudah berjalan selama 6 kali pertemuan dari 8 kali I bulan ini.  “Mulai Maret sampai saat ini, kami sudah melakukan 6 kali pertemuan untuk gelombang 1. Untuk bulan ini, para peserta sedang melakukan penambilan data untuk dilaporkan dalam bentuk artikel setelah lebaran. Pengabdian ini akan terus dilaksanakan sampai semua kepala sekolah di kota Magelang menghasilkan penelitian tindakan sekolah, ” kata Sri Sarwanti menambahkan.

Pengabdian yang dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13.30 di kantor dinas pendidikan kota Magelang ini menghadirkan penyaji dari FKIP Untidar dan UMMagelang. Para penyaji tersebut adalah Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., dan Dr. Riana Mashar, M.Psi. dari UMMagelang. (AW)

[:en]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) is a profession organization that was established in May 17 1960 in Indonesia and one of them was in Magelang. This organization focused on educational field and tried to improve the professionalism of educators in Magelang. One of ISPI activities in Magelang was in improving educators’ competences through seminar, training, and workshop. Some FETT lecturers who became the members of research and community service board did community service activity in which it related to ISPI activities. The community service that had a theme “Workshop of School Action Research for School Principals in Magelang” was chaired by Sri Sarwanti, M.Hum. This activity also included two lecturers of FETT, they were Dr. Sri Haryati, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd., with four lecturers of   Muhamadiyah University of Magelang.

The participants of community service were all school principals of elementary school, junior high school, and senior high school in Magelang. This activity was planned to be done in several terms. The first term was done in March and there were 19 people who joined in 6 out of 8 meetings until this month. “In March till now, we have done 6 meeting for the first phase. For this month, the participants are collecting the data to be reported in the form of paper after Eid Mubarak. This community service is going to be conducted until all school principals in Magelang make the paper of school action research,” said Sri Sarwanti.

This community service is scheduled on Friday at 1.30 p.m. in Education Office of Magelang. Moreover, there are also invited speakers from FETT Untidar and Muhamadiyah University of Magelang. The invited speakers are Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., and Dr. Riana Mashar, M.Psi. (CA)

[:]

[:id]Wakil FKIP Melaju Tingkat Nasional Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tahun 2017[:en]FETT: THE STUDENTS’ REPRESENTATIVE OF FETT COMMEMORATES NATIONAL COMPETITION OF MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) ON 2017[:]

[:id]

Universitas Tidar menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa tingkat Universitas dengan tema ”Melalui MTQ Mahasiswa Untidar Tahun 2017, kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Acara ini digelar untuk menyeleksi mahasiswa terbaik Untidar  yang nantinya akan diikutkan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV Tahun 2017 di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang pada 28 Juli – 4 Agustus 2017.

Terdapat sebanyak 11 mata lomba yang dipertandingkan diantaranya Tilawatil Qur’an (TQ), Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Arab (DIA), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Inggris (DII), Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an (DAQ), dll. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak mau ketinggalan untuk mengirimkan mahasiswa-mahasiswa terbaiknya. Terbukti dari beberapa mata lomba tersebut mahasiswa FKIP menyabet gelar juara untuk kemudian melaju ke tingkat nasional.

Atif Solehudin contohnya, mahasiswa semester 4 dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini menjuarai mata lomba KTIQ. “Memang inisiatif sendiri untuk bisa mengikuti ajang bergengsi ini. Selain menambah pengalaman juga karena saya ingin berprestasi lebih dibandingkan teman-teman lainnya.” Meskipun sempat merasa minder karena sudah banyak teman yang berpengalaman dalam KTIQ dan proses seleksi cukup ketat, dirinya tetap merasa optimis. Terbukti pada akhirnya Atif menyabet gelar juara dan berhak melaju ke tingkat nasional.

Spesial untuk mata lomba KTIQ dan DAQ masih terdapat  satu babak penyisihan di tingkat nasional yang harus dilalui. Atif menyampaikan, “Masih ada seleksi lagi untuk diambil 30 besar, kemudian diundang presentasi. Pengumpulan dokumen karya paling lambat tanggal 14 Juni 2017 besok. Jadi saya masih harus berjuang supaya Untidar bisa masuk ke 30 besar nasional dan semoga juga bisa meraih gelar juara. Doakan ya! Saya berusaha memberikan yang terbaik yang saya bisa untuk mengharumkan nama kampus tercinta.”

Di lain sisi Dr. Farikah, M.Pd. salah satu dosen FKIP yang kebetulan menjuri pada salah satu mata lomba MTQ berpendapat “Semangat anak-anak FKIP itu luar biasa, joosss!! Jadi perlu didukung terus, di support dari belakang. Istilahnya Tut Wuri Handayani.” Hasil MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 ini akan dijadikan acuan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk mengikuti MTQ pada tingkat ASEAN, Asia, atau Internasional, apabila ada peluang untuk itu. (TP)

[:en]

Tidar University holds Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) for the university level students by taking a theme “Through MTQ Untidar Student of the Year 2017, we integrate intellectuality and spirituality to create smart and moral candidate leaders of Indonesia to realize baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. The event was held to select the best students of Untidar which will be included in the National Competition of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQMN) XV Year 2017 in Brawijaya University and State University of Malang on July 28 – August 4, 2017.

There are 11 contest points competed including Tilawatil Qur’an (TQ), the Koran Scientific Writing (KTIQ), the Koran Content Debate with Arabic (DIA), the Koran Content Debate with English (DII), the Koran Computer Application Design (DAQ), etc. Faculty of Education and Teachers’ Training does not want to miss to send the best students. It can be seen from some competitions, FETT students’ won then go to the national level.

Atif Solehudin, fourth semester student of Bahasa Indonesia and Literature Study Program won the KTIQ competition. “It’s my own initiative to be able to follow this prestigious event. In addition to add experience as well because I want to get high achievement than other friends.”  Although he felt inferior because there were many friends who are experienced in KTIQ and the selection process is quite tight, he still feel optimistic. As a result, Atif won the competition and got the right to compete in the national level.
For the KTIQ and DAQ competitions, there will be one round  more of the national qualification to go. Atif conveyed, “There is still another selection to be taken top 30, then invited the presentation, then the documents collection by 14 June 2017 tomorrow. Therefore, I still have to fight so that Untidar can get into the top 30 nationally and hopefully can also win the title. Pray for me! I try to give the best I can to bring the name of my beloved campus. “

On the other hand, Dr. Farikah, M.Pd., one of the lecturers of FKIP who became an adjudicator on one of the MTQ contests said “The spirit of FKIP’s students is amazing, Josss!! Therefore, it is needed to be supported continuously, behind supporting. The term is Tut Wuri Handayani.” The result of MTQ XV National Students of the Year 2017 will be used as a reference by the Directorate General of Learning and Student Affairs to attend MTQ at ASEAN, Asia or International level, if there is a chance for it. (ER)

[:]

[:id]Grandio Sonora Tidar Ukir Prestasi Kancah Internasional[:]

[:id]

Kabar membanggakan datang dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Grandio Sonora Tidar (GST) Universitas Tidar yang mengikuti 5th Vietnam International Choir Competition. GST memberikan oleh-oleh 2 medali emas, 1 medali perak, dan special prize kepada semua pendukungnya. Kompetisi antartim paduan suara di bawah pengelolaan organisasi interkultur ini berlangsung di kota Hoi An, Vietnam pada Rabu – Minggu (7-11/6/2017).

Kategori lomba yang diikuti GST Untidar antara lain mix choir difficulty level 2, musica sacra, dan folklore. Medali emas diraih untuk kategori mixed choir dan folklore sedangkan medali perak untuk kategori musica sacra. Selain itu special prize yakni memperoleh penghargaan excellent in programming yang sama artinya dengan mendapat penghargaan apresiasi terbaik dari semua juri. Diantaranya dari segi administrasi dan ketepatan waktu.

Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Begitu mendapat undangan lomba, proses seleksi segera dilakukan dari 70 lebih pendaftar disaring secara ketat hingga mendapat 17 mahasiswa yang bertekad bulat maju berperang ke Vietnam. Dilatih oleh coach Antonius Alex Henry Eko Prabowo, menekankan pada latihan phrasering, reading, dinamika, latihan alam, serta latihan fisik. Menakjubkan bahwa latihan dan semua persiapan yang telah dilakukan membuahkan hasil dan tidak ada yang sia-sia.

Rosalina Indora Hapsari Prihastuti mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang ikut berjuang di Vietnam menyampaikan rasa bahagia yang diselimuti haru yang masih terus dirasakannya pascakompetisi. “Sebagai pengurus saya ingin membuktikan bahwa Untidar memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dengan universitas besar lainnya. Jadi ini adalah bukti nyata bahwa kami tidak bisa dianggap remeh,” begitu akunya dengan mata berbinar-binar.

Mahasiswa yang tergabung mengikuti kompetisi paduan suara tingkat internasional ini sebagian besar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yakni sejumlah 9 orang, sehingga kabar gembira ini juga turut menyumbang kebahagiaan bagi keluarga besar FKIP. Rosa menceritakan, “Dari Indonesia sendiri ada 4 kontingen, namun universitas yang mengikuti dari Untidar dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kami mengalahkan beberapa Negara lain seperti China, Rusia, Ausie, Korea, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam dan masih banyak lagi.” Perlombaan ini diikuti dari berbagai penjuru dunia, dengan total 33 peserta dari 10 negara di beberapa benua. Rosa beranggapan bahwa saingat terberatnya dari Negara Filipina dan Singapura.

“Kami berharap di kompetisi-kompetisi yang akan datang GST harus bisa meraih banyak juara lagi. Ini adalah standar awal yang harus ditingkatkan terus. Untuk penerus GST selanjutnya, tunjukkan bahwa semua anggota memiliki andil yang besar untuk membuat Untidar berkembang pesat dan dilirik dunia!” Ungkap Rosa mengakhiri. (TP)

[:]

[:id]Tingkatkan Potensi SDM Desa Wisata, Dosen FKIP Lakukan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Balesari[:en]Community Service of FKIP’s Lecturers in Developing Human Resources in Balesari Tourism Village[:]

[:id]

[FKIP – 12/06/2017] – Sebanyak 51 proposal pengabdian kepada masyarakat yang lolos pendanaan DIPA Untidar 2017, 19 diantaranya merupakan proposal-proposal yang diajukan oleh dosen-dosen FKIP.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut merupakan wujud dari komitmen terhadap salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Tim-tim dalam pengabdian kepada masyarakat umumnya beranggotakan 2 hingga 3 orang dosen baik dari Pendidikan Bahasa Indonesia ataupun Pendidikan Bahasa Inggris. Ada 13 tim diantaranya memusatkan kegiatan pengabdiannya di desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.  Endah Ratnaningsih, M. Pd., dosen Pendidikan Bahasa Inggris dan merupakan salah satu ketua tim pengabdian kepada masyarakat, mengungkapan  beberapa alasan pemilihan desa Balesari sebagai sasaran pengabdian kepada masyarakat. “Desa Balesari merupakan desa binaan yang ditunjuk oleh pihak Universitas Tidar, dan dengan adanya program desa wisata kami merasa perlu untuk berpartisipasi salah satunya dalam upaya meningkatkan potensi sumber daya manusia di desa Balesari,” ungkap Endah Ratnaningsih, M. Pd.

Pengembangan Desa Balesari sebagai desa wisata memang sedang gencar digalakan di lingkungan Universitas Tidar. Para dosen di Universitas Tidar diharapkan dapat memusatkan pengabdiannya di Desa Balesari dalam  rangka mendukung program Desa Wna Wisata Balesari yang dicanangkan oleh Rektor Universitas Tidar. Dengan adanya program tersebut,  diharapkan dapat meningkatkan potensi-potensi alam dan juga mampu membantu meningkatkan perekonomian warga desa Balesari. Banyak hal yang harus digarap di desa Balesari sebagai cikal bakal sebuah desa wisata di Kabupaten Magelang. Proses menjadikan desa Balesari sebagai desa wisata tentu membutuhkan campur tangan dari berbagai pihak. Salah satu yang dapat membantu proses tersebut adalah dengan adanya keterlibatan para dosen di lingkungan Universitas Tidar melalui program pengabdian kepada masyrakat.

Tantangan untuk menjadi desa wisata itulah yang menjadi sorotan para tim pengabdian kepada masyarakat khususnya tim dari FKIP, untuk melaksanakan pengabdian di desa Balesari. Sebagian besar dari tim tersebut berupaya untuk dapat terlibat secara langsung khususnya dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki oleh desa Balesari. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat dari FKIP antara lain adalah pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan penerjemahan Bahasa Inggris, pelatihan pembuatan website dwibahasa, pelatihan pembelajaran aktif, serta pelatihan pembuatan media pembelajaran interaktif.  Dengan adanya berbagai pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan SDM di desa Balesari supaya dapat berkontribusi dan berperan secara aktif dalam upaya mewujudkan desa wisata Balesari. Tidak dapat dipungkiri bahwa SDM merupakan salah satu kunci yang dibutuhkan demi terwujudnya desa wisata. (NA)

[:en]

(FETT – 12/06/2017) – The 19 of 51 community service’s proposals which are funded by DIPA (internal funding from university) 2017 are submitted by lecturers of Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT). Community service is one of Tridharma Perguruan Tinggi (the university’s three main responsibilities of education, research, and community service) that must be done by lecturers.

Generally each team has two or three lecturers of Indonesian Language and Literature study program or English Education study program. There are 13 teams which focused their community service in Balesari, Windusari, Magelang Regency. Endah Ratnaningsih, M.Pd.,  a lecturer of English Education study program and a leader of community service’s team, explained some reasons in choosing Balesari as object of their community service. “Balesari is facilitated village of Tidar University. Therefore, we must participate in developing human resources in Balesari,” said Endah Ratnaningsih, M.Pd.

The development of Balesari as tourism village is booming in Tidar University. All lecturers in this university is expected to focus their community service in this village to support tourism village program. Through community service which is focused in Balesari, it is hoped it can develop their natural potential and improve the economy in this village. Balesari, as pioneer of tourism village in Magelang Regency need other parties’ hand. Therefore lecturers in Tidar University through community service program are asked to develop Balesari to be tourism village.

Some activities that used in community service which held by lecturers are coaching in using English, translating English, making multi-language website, active learning, and making interactive learning media. By those coaching, it is hope human resources in Balesari are able to contribute in build, develop, and promote Balesari as tourism village is Magelang. (GF)

[:]

[:id]Dosen FKIP Untidar Dapatkan Jabatan Fungsional Asisten Ahli[:]

[:id]

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar memberikan Surat Keputusan Rektor Pengangkatan Pegawai Non Aparatur Sipil Negera dalam Jabatan Akademik/Fungsional  Dosen sebagai Asisten Ahli (7/6) terhitung sejak 1 Juni 2017. Dosen tersebut adalah Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed.; Arum Nisma Wulanjani, M.Pd.; Atsani Wulansari, M.Hum.; Endah Ratnaningsih, M.Pd.; Gilang Fadhilia Arvianti, M.Hum; Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd.; dan Asri Wijayanti, M.A. Beberapa hari kemudian, Ayu Wulandari, M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga mendapatkan SK tersebut terhitung sejak 1 Juli 2017.

“Pengangkatan ini menjadi tanda bahwa tenaga pengajar tersebut telah sah menjadi dosen. Berarti, mereka sudah wajib untuk melakukan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini patut menjadi kebanggaan dan syukur untuk kita semua karena para dosen muda dapat menenuhi berkas pengajuan angka kredit dengan benar,” kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP saat memberikan sambutan.

Tenaga Pengajar dapat mengajukan angka kredit setelah mencapai 150 kum. Penetapan angka kredit tersebut berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur utama yang terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta unsur penunjang. Masa penilaian dimulai dari Surat Keputusan Pengangkatan Dosen sampai dengan tanggal pengajuan kredit.

“Berkas penilaian yang kami ajukan mulai SK Pengangkatan Dosen yaitu 2 Februari 2016 sampai dengan tanggal pengajuan berkas, 17 Mei 2017,” kata Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris yang mendapatkan total kum 228,5 dengan keterangan Asisten Ahli Matakuliah Speaking dan Listening. Bekas tersebut harus didukung oleh bukti kinerja, misalnya SK Mengajar, presensi, jurnal, surat tugas, sertifikat, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan SK Jabatan Fungsional para dosen diharapkan makin solid untuk memperkuat FKIP menjadi lebih baik lagi. “Kami berharap para dosen dapat mengembangkan diri dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang makin mendukung Untidar sebagai universitas berbasis riset,” tambah Prof. Dr. Sukarno, M.Si.(WJ)

[:]