GEMBLENG MAHASISWA LEWAT “PEMBEKALAN”, FKIP OPTIMIS LOLOSKAN LEBIH BANYAK PROPOSAL PKM, PMW DAN PHBD TAHUN INI

MAGELANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mengadakan kegiatan Pembekalan 2016. Pembekalan adalah kegiatan kemahasiswaan yang wajib diikuti oleh mahasiswa FKIP semester II. Kegiatan diikuti oleh 225 peserta, dilaksanakan pada Jumat – Minggu (3-5/6), di Villa Taman Eden 2, Kaliurang, Yogyakarta.

“Kegiatan ini merupakan proker wajib di FKIP. Setiap mahasiswa semester II, wajib mengikuti kegiatan tersebut. Apabila mahasiswa tidak dapat mengikutinya pada tahun ini, maka wajib mengikuti kegiatan pembekalan tahun depan,” tutur ketua panitia, Rhoni Ardiyanto.

Acara yang mengusung tema “Mahasiswa Berjiwa Sosial, Pemimpin, dan Enterpreneurship dalam Pendidikan dan Kewirausahaan” ini, dibuka pada Jumat (3/6) pukul 16.30 WIB oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. H. Sukarno, M.Si.

Kegiatan selama tiga hari ini melibatkan dosen dari beberapa fakultas, seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan FKIP sebagai pemateri. Materi- materi yang disampaikan meliputi materi tentang kefalkutasan, kemahasiswaan dan kewirausahaan. Mahasiswa semester 2 juga mendapatkan penguatan materi mengenai pembuatan proposal PKM, PMW dan PHBD. Selain itu, untuk refreshing diadakan kegiatan outbond ringan di sekitar area Villa taman Eden II. Selama kegiatan, dosen dan tenaga kependidikan FKIP ikut mendampingi dan bermalam di tempat kegiatan untuk memantau kegiatan.

Kegiatan diakhiri dengan presentasi proposal setiap kelompok kewirausahaan. Proposal kewirausahaan telah dibagi dan disusun beberapa hari sebelum hari H. Presentasi dibagi menjadi 5 kelompok besar, yaitu kelompok proposal PHBD, dua kelompok proposal PKM, dan dua kelompok proposal PMW. Masing- masing kelompok presentasi di bimbing oleh Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., Xander Sallahudi, S.T., M.Eng., Malik Al Firdaus, M.Pd., Rini Estiowati, S.Pd., dan Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan pembekalan ditutup oleh Ketua Jurusan FKIP, Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., pada Minggu (5/6) pukul 13.00 WIB.

MATA KULIAH DRAMA PENTAS PBSI MENDULANG SUKSES BESAR

Senin, 30 Mei 2016 menjadi hari penting dalam sejarah kesusastraan di Universitas Tidar. Pasalnya pada saat itu, digelar Drama Pentas sebagai salah satu Luaran dari pembelajaran mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A. Drama yang berjudul “Persimpangan” tersebut dipentaskan dalam kurun waktu 3 jam, antara pukul 19.00 – 22.00 WIB. Pementasan ini digelar oleh kelompok teater “Recede” yang beranggotakan mahasiswa kelas C dan D semester IV Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Nama Recede itu sendiri merupakan akronim dari rewo-rewo kelas C D, diambil dari filosofi banyaknya anggota kelompok teater tersebut sehingga pada saat latihan seperti para suporter sepak bola. Lalu Nurul Huda selaku motor penggerak kelompok ini beserta kawan-kawannya menyepakati bahwa kelompok teater ini diberi nama kelompok teater Recede.

Antusiasme dari para penonton sungguh luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari penuhnya gedung auditorium Universitas Tidar pada sebelum, saat, sampai selesai pementasan. Penonton seakan enggan untuk meninggalkan gedung auditorium tersebut, mereka sekaan tersihir oleh para pemain dalam menghayati peran yang meraka bawakan. Penonton berasal dari mahassiwa Universitas Tidar di semua Fakultas dan Program Studi, selain itu ada juga dari komunitas teater fajar dari Universitas Muhammadiyah magelang, Forum Kilometer Nol, dan komunitas-komunitas sastra lain. Tak kurang 350 penonton yang berasal dari dalam maupun luar kampus berada dan memadati gedung auditorium Universitas Tidar, meraka tetap bertahan sampai pementasan berakhir. Ashwin Khoirul Basyar mahasiswa semester VI mengungkapkan bahwa dirinya dan kawan-kawan lain merasa iri karena pada zamannya tidak diadakan pementasan seperti ini. “Saya sempat iri, karena saat kami menempuh mata kuliah drama pentas dulu tidak dapat mementaskan drama seperti ini, pementasan kali ini sungguh luar biasa dan bagus” ujarnya.

Kesuksesan pementasan drama “Persimpangan” ini dikuatkan oleh Dosen pengampu mata kuliah drama pentas. Imam Baihaqi, M.A. mengungkapkan bahwa dirinya merasa bangga atas apa yang telah dilakukan oleh mahasiswanya. “Pementasan drama yang dilakukan kali ini cukup bagus, selama kurang lebih 3 bulan berlatih, mereka mampu menampilkan pementasan yang meriah seperti ini. Apresiasi dari para penonton pun luar biasa, mereka datang untuk menyaksikan pentas perdana mata kuliah drama pentas yang digelar di Universitas Tidar ini. Awalnya saya merasa pesimis karena persiapan yang dilakukan kurang maksimal. Akan tetapi, kelompok teater Recede di bawah komando “Sang Sutradara Andal” Nurul Huda dengan cekatan menangani permasalahan tersebut dengan apik dan estetik. Saya mempunyai gagasan untuk membuat Festival Drama tiap tahun yang dikemas dalam rangkaian mata kuliah drama pentas” papar Beliau.

Harapan lain juga disampaikan oleh beberapa mahasiswa Universitas Tidar, mereka mengharapkan pementasan seperti ini dapat digelar setiap tahun. “Kami berharap pementasan seperti ini dapat dilakukan setiap tahun, lumayan dapat hiburan dan snack gratis. Kami juga berharap pementasan seperti ini dapat didukung oleh Fakultas dan Universitas sebagai salah satu metode pembelajaran dalam mengasah keterampilan mahasiswa secara nyata.” Papar gerombolan mahasiswa yang ikut menonton di belakang./MX/.

PARADE DRAMA MAHASISWA FKIP BAHASA INDONESIA

Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar, Selasa hingga Kamis 17 – 19 Juni 2014, tampil dalam Parade Drama yang merupakan tugas akhir mata kuliah “Drama Pentas”. Mahasiswa dari semester 4. 6 dan 8, terbagi menjadi total 10 kelompok, unjuk kebolehan di Auditorium Untidar. Parade Drama dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB

Ini merupakan kali pertama Parade Drama Pentas diadakan secara terbuka bisa ditonton oleh civitas akademika Untidar dari semua prodi. Wahyu Widodo, mahasiswa semester 4 Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang merupakan Ketua Pelaksana Kegiatan ini mengatakan 11 Judul akan dipentaskan. Di hari pertama dipentaskan Kisah Cinta di hari Rabu (Teater Ubur-ubur), Jumiati (Teater Batu Karang), Ayahku Pulang (Teater Manteb), dan Anak Sayang Anak Malang (Teater Mandala). Keempat Teater ini adalah mahasiswa semester 8 Untidar. Sementara di hari kedua dipentaskan Ayahku Pulang (Teater Mentari Senja), Warisan (Teater Terang Bulan), dan Dukun-dukunan (Teater Jingga). Kesemuanya adalah mahasiswa semester 6. Di hari terakhir dipentaskan 3 judul yaitu Janji Senja (Teater Senja), Hujan Belum Reda ( Teater Indarus) dan Warisan oleh Ceria Teater. Kesemuanya mahasiswa semester 4.

Parade Drama dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Drs. Samingin, M.Hum. Dalam sambutannya Drs. Samingin, M.Hum sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa benar benar bisa menjiwai bagaimana sebuah drama yang berawal dari naskah, bisa menjadi sebuah tontonan yang sarat makna, dan menghibur. Dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa jadi punya pengalaman untuk tampil di depan umum dan belajar untuk memvisualisasikan naskah dengan baik dan benar.

Parade drama ini merupakan tugas akhir mata kuliah drama pentas yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester 4, 6, dan 8. Tri Setyo Nugroho, SE dosen pengampu mata kuliah drama pentas memberikan penghargaan untuk kelompok dengan penampilan terbaik. Untuk semester 4, penghargaan tersebut jatuh pada kelompok Indarus dengan drama berjudul Hujan Belum Reda. Untuk semester 6, kelompok mentari dengan drama berjudul Ayahku Pulang. Untuk semester 8, kelompok Mantab dengan judul Ayahku Pulang.

Selain itu, ada juga penghargaan untuk sutradara, aktor, dan aktris terbaik. Untuk semester 4, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Wahyu Widodo, aktris terbaik diberikan kepada Ika Fitri Astorina dan aktor terbaik diberikan kepada Puguh Muhammad Setyawan. Untuk semetser 6, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Diah Susilowati, aktris terbaik diberikan kepada Nindya Hutami, dan aktor terbaik diberikan kepada Ahmad Sholikin. Sementara untuk semester 8, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Saeful Mustakim, aktris terbaik diberikan kepada Intan Wijayanti dan Sherlin Dhisa Faidha, serta aktor terbaik diberikan kepada Muhammad Khabib.

Parade Drama ditutup dengan drama berjudul Republik Burung yang dipentaskan oleh dosen pengampu mata kuliah drama pentas dan beberapa dosen lainnya.

200 MAHASISWA TERIMA BIDIK MISI

Tahun 2015, Beasiswa Bidik Misi kembali disediakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Bantuan biaya pendidikan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama delapan (8) semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama enam (6) semester untuk program Diploma III.

Jika dikalkulasi jumlah beasiswa yang diberikan tidak hanya untuk keperluan bayar semester, melainkan biaya hidup perbulan dan biaya tempat tinggal juga turut diberikan jadi bagi mereka yang sudah lulus beasiswa bidik misi ini dipastikan biaya selama kuliah terjamin.

Tahun ini penerima Bidik Misi Untidar kuotanya naik 2 kali lipat. Di tahun 2014 mahasiswa Untidar penerima Bidik Misi berjumlah 100 orang. Di tahun 2015 penerima bidik misi berjumlah 200 orang. Dengan semakin meningkatnya kuota bidik misi yang diperoleh Untidar ini tentunya merupakan kabar yang menggembirakan bagi lulusan SMA dari keluarga kurang mampu yang berprestasi yang ingin melanjutkan studi di Universitas Tidar.  harapannya dengan adanya beasiswa ini mereka yang ingin melanjutkan kuliah tidak lagi bingung karena tidak ada biaya.

Penerima Bidik Misi dari luar Kota/Kabupaten Magelang mendapatkan bantuan biaya kedatangan sebesar Rp 450.000,00 (Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).  Bagi Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Magelang sebesar 200.000. dan Rp. 100.000,- untuk semua mahasiswa penerima Program Bidikmisi Angkatan Tahun 2015,

Penerima Bidik Misi mendapatkan  600.000,-/bulan untuk biaya hidup dan mendapatkan Biaya Pendidikan sebesar Rp. 2.400.000,-(Dua Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) /semester bagi mahasiswa penerima bantuan baik yang di dalam Kota/Kabupaten Magelang maupun yang di luar Kota/Kabupaten Magelang.

“Penerima Bidik Misi Wajib hukumnya untuk selalu meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik. Karena penerima bidik misi yang kedapatan memiliki nilai rendah saat menempuh pendidikan di kampusnya, maka beasiswa tersebut akan dicabut kembali. Ini tentunya menjadi catatan bagi para penerima bidik misi agar bisa memanfaatkan bantuan Bidik Misi ini sebaik baik nya” jelas Wakil Rektor 3 Untidar Dr. Bambang Kuncoro saat memberikan pengarahan di hadapan peserta Makrab yang diadakan oleh Mahasiswa Penerima Bidik Misi Untidar.

HIMPUNAN MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISI ADAKAN MAKRAB

HIMADIKTAR yaitu Himpunan Mahasiswa Bidik Misi Untidar yang beranggotakan seluruh mahasiswa Universitas Tidar yang mendapatkan batuan dana Bidik Misi  mengadakan acara Makrab. “Diharapkan penerima Bidik Misi yang tadinya tidak saling mengenal bisa saling bersilaturahmi dan mengikat tali persaudaraan. Kegiatan juga bertujuan untuk membangun kesadaran berorganisasi” jelas Tajus Sobirin Ketua Himadiktar.

Tahun ini kuota penerima bidik misi Untidar bertambah. Jika tahun 2014 penerima bidik misi berjumlah 100 mahasiswa. Tahun 2015 bertambah menjadi 200 orang. Makrab diadakan dalam 2 gelombang. Gelombang 1 sudah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu dengan 100 peserta, dan gelombang 2 dilaksanakan Sabtu dan Minggu tanggal 5 dan 6 Desember 2015. Acara Makrab kali ini bertema Prestasi Meraih Mimpi. Dalam kegiatan Makrab ini peserta mendapatkan sajian materi dari Pembina Himadiktar, Materi dan Motivasi dari Wakil Rektor 3, Materi mengenai Program Mahasiswa Wirausaha dan Program Kreativitas Mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga akan menerima materi mengenai bidik misi, pemutaran video inspirasi dan motivasi, dan serta dimeriahkan dengan Outbond.

100 MAHASISWA UNTIDAR TERIMA BEASISWA PPA

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) kembali menggulirkan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik ). Beasiswa ini merupakan dukungan biaya Pendidikan yang diberikan kepada Mahasiswa untuk mengikuti dan/atau menyelesaikan Pendidikan Tinggi berdasarkan pertimbangan utama prestasi dan/atau potensi akademik.

Beasiswa atau bantuan biaya pendidikan PPA diberikan kepada mahasiswa aktif berdasarkan periode tahun anggaran berjalan dan diberikan untuk pertama kalinya sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Besarnya harga satuan tahun 2015 adalah Rp. 350.000,00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) per mahasiswa per bulan, dan akan diberikan selama 1 tahun. Penerima beasiswa adalah mahasiswa paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VIII.

Tahun ini mahasiswa Untidar penerima beasiswa PPA jumlahnya meningkat drastis dari tahun lalu. Jika di tahun sebelumnya sekitar 20 orang menerima beasiswa PPA, tahun ini penerima berjumlah 100 mahasiswa. Dr. Bambang Kuncoro, M.Si (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni  Untidar ) mengatakan setelah menjadi PTN, Dikti memberikan kuota penerima beasiswa yang lebih besar kepada Untidar. “Ini merupakan angin segar bagi mahasiswa yang kuliah di Untidar, sehingga terbantu biaya studinya”. tuturnya.

Pimpinan Perguruan Tinggi sebelumnya telah menyeleksi usulan mahasiswa calon penerima beserta persyaratan yang telah ditentukan berdasarkan usulan yang telah diseleksi oleh setiap pimpinan Fakultas. 100 orang penerima beasiswa PPA tahun ini 8 orang dari Fisipol Prodi Administrasi Negara, 10 orang dari Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi, 9 orang dari Fakultas Ekonomi Prodi D3 Akuntansi, 14 orang dari Fakultas Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan, 11 orang dari FKIP Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 28 orang dari FKIP Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, 3 orang dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro, 7 orang dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin, 1 orang prodi D3 teknik mesin dan 9 orang dari Prodi Teknik Sipil.

HMJ BAHASA INDONESIA HELAT GELAR SASTRA DI HALAMAN PARKIR UNTIDAR

Selasa 26 Mei 2015 Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar mengadakan Gelar Sastra. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Sastra yang jatuh pada 27 April lalu. Hari Sastra diperingati bertepatan dengan hari meninggalnya sastrawan Indonesia Chairil Anwar. Ia adalah pembaru dalam sastra Indonesia khususnya di bidang puisi. Chairil adalah seorang pelopor dalam sastra Angkatan 45, di samping pernah dituduh sebagai plagiator. Penyair yang dijuluki “binatang jalang” ini meninggalkan kesan yang amat mendalam bagi bangsa Indonesia sampai kini.

Sajak-sajak Chairil dipelajari dari jenjang pendidikan tingkat SD sampai Perguruan Tinggi dan dijadikan objek analisis untuk menyelesaikan pendidikan S1 bahkan ada yang S2 dan S3. Pribadi Chairil sangat unik, berpenampilan nyentrik dan ide-ide puisinya sangat komplet. Mulai dari puisi realisme, individualis, religius sampai romantisme. Puisi-puisi Chairil tidak pernah kering dan selalu menarik untuk dikaji dari perspektif apapun.

Gelar Sastra diadakan di halaman parkir Universitas Tidar, diikuti oleh Dosen, Mahasiswa dan Karyawan Untidar. Acara dibuka dengan Sambutan Rektor Untidar, dilanjutkan dengan penampilan puisi, musikalisasi puisi, dan drama oleh perwakilan dari semester 2, 4 dan 6 Prodi Bahasa dan sastra Indonesia. Para Dosen juga tak kalah membacakan puisi di hadapan ratusan penonton. Dani Setyawan Ketua Panitia Kegiatan ini mengatakan kegiatan seperti ini perlu dilaksanakan agar Sastra senantiasa mengakar di sanubari mahasiswa PBSI.  Dalam suasana mendung dengan sedikit rintik hujan acara berlangsung selama kurang lebih 2 jam berakhir pukul 17.00 WIB

LENY ZULAECHAH WAKILI UNTIDAR DALAM SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

Untidar mengadakan seleksi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas Tidar. Kegiatan ini bertujuan untuk memilih dan memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi tinggi, memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai wahana menyinergikan hardskills dan softskills mahasiswa, serta memilih wakil Untidar dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional.

Seleksi Mahasiswa Berprestasi di lingkungan Untidar kali ini diikuti oleh 10 mahasiswa terpilih. 2 orang perwakilan dari Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi, 2 orang perwakilan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Negara, 1 orang perwakilan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, 1 orang perwakilan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, 2 orang perwakilan Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro,  1 orang perwakilan Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin, dan 1 orang perwakilan Fakultas Teknik Prodi Teknik Mesin.

Penilaian meliputi Indeks Prestasi Kumulatif, Karya Tulis Ilmiah, Prestasi/Kemampuan yang diunggulkan, Bahasa Inggris dan Bahasa PBB lainnya (bila ada), serta Kepribadian. Setelah menyusun Karya Tulis, peserta diwajibkan untuk mempresentasikan ringkasan karyanya di depan Tim Penilai. Koordinator tim penilai adalah Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Adapun para anggotanya adalah Dr. Bambang Kuncoro, M.Si., Dr. Ir. Bambang Surendro, M.T., Ir. Hadi Riyanto, M.Sc., dan Dra. Eny Orbawati, M.Si.
Hasil Rapat Penentuan Mahasiswa Berprestasi Universitas Tidar Tahun 2015 akhirnya memutuskan Juara 1, 2 dan 3. Juara Pertama berhasil diraih oleh Leni Zulaechah dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Juara 2 diraih oleh Tadjus Sobirin dari prodi Teknik Sipil dan Juara 3 Bagas Dwi Prakoso dari Prodi Teknik Mesin. Selanjutnya Juara 1 yaitu Leni Zulaechah akan menjadi wakil Untidar dalam seleksi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional di Jakarta pada tanggal 2 sd 4 Juli 2015

AISYIAH NURUL F. JUARA II MUSABAQOH MAKALAH ILMIAH AL QURAN TK JATENG

 

Kementerian Agama merupakan elemen penting bagi pemerintah dalam mengimplementasikan program revolusi mental bagi generasi muda. Salah satu upaya untuk mengejawantahkan program tersebut adalah mengadakan kegiatan yang menyasar kaum mahasiswa yaitu Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) dengan berlokasi di Asrama Haji Transit Manyaran Semarang

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu syiar Islam pemerintah provinsi Jawa Tengah yang menyasar kalangan mahasiswa, terlebih MTQ mahasiswa hanya terselenggara di Jawa Tengah. Harapannya bisa menjadi pilot project bagi provinsi yang lain dan akhirnya terwujud MTQ mahasiswa tingkat nasional. Sekitar 35 perguruan tinggi mendaftar untuk mengikuti 3 musabaqah yang diperlombakan.

Kasi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah Al-Qur’an Hadits Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Hj. Siti Zaenatun, S.Pd.I menyampaikan bahwa dalam MTQ Mahasiswa ke-25 ini panitia membuka 3 cabang lomba meliputi Tilawah, Tahfidz 1 Juz dan Tilawah, serta Musabaqah Makalah Ilmiah Quran (M2IQ).

Universitas Tidar kali ini mengirimkan 6 peserta. Kategori Tilawah 2 peserta, Kategori Tahfidz 2 peserta dan Kategori M2IQ 2 peserta. Ini merupakan kali pertama Untidar mengirimkan peserta pada ajang MTQ Mahasiswa, dan berhasil meraih juara harapan 1 untuk peserta putra atas nama Bayu Setiaji dan Juara 2 untuk peserta putri atas nama Aisyah Nurul Fajriah. Cabang MMIQ diikuti oleh 25 kafilah perguruan tinggi di Jawa Tengah yang masing-masing mengirimkan peserta mahasiswa putra dan putri.

Setelah dikoreksi oleh 4 Dewan Hakim yang masing-masing Prof. Dr. KH. Ali Mansyur, SH.,S.Pn.,M.Hum (Ketua Baznas), Prof. Dr. H. Ahmad Rofey, MA (Guru Besar UIN Wali Songo Semarang), Dr. Hj. Yuyun Effendi, Lc.,MA (Ketua LPTQ Semarang) dan Dr. H. Saifuddin Zuhri, M.Si (Kepala Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jateng), dihasilkan 6 makalah ilmiah terbaik yang terbagi atas 3 makalah putra dan 3 makalah putri, keenam makalah pilihan tersebut yang memperebutkan juara 1,2 dan 3 MMIQ.

Aisyah Nurul Fajriah adalah mahasiswa semester 6 prodi pendidikan Bahasa Inggris Untidar. Aisyah juga aktif menjadi pengurus Unit Kegiatan Agama Islam Ar Ribath. Sebagai Juara 2 Cabang Musabaqoh Makalah Ilmiah AlQuran, Aisyiah berhak mendapatkan trophy, piagam dan uang pembinaan sebesar 2,5 juta rupiah. “Prestasi yang membanggakan mengingat ini merupakan pertama kalinya Untidar mengikuti MTQ Mahasiswa” tutur Ketua Kafilah Untidar Ir. Hadi Riyanto M.P. “Tahun Depan persiapan akan lebih matang sehingga bisa meraih prestasi yang lebih tinggi”, tambahnya.

HMJ BAHASA IINDONESIA GELAR TALKSHOW BERSAMA PENULIS “SUPERNOVA” DEWI LESTARI

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tidar bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Bengkel Seni Untidar mengadakan Talkshow Sastra menghadirkan Penulis Papan Atas Indonesia Dewi Lestari Simangunsong.

Kegiatan diselenggarakan di Auditorium Universitas Tidar dimulai pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati hari Sastra Indonesia. Dalam Kesempatan ini juga diadakan Launching Buku Spektrum Frasa karya Bengkel Seni Untidar dan Celoteh Anak Sastra yang merupakan antologi naskah drama kelas PBSI semester 4.

Dalam talkshow ini  Dewi Lestari banyak bercerita mengenai bagaimana proses menghasilkan sebuah karya berikut kendala yang dihadapi.  Dewi Lestari yang akrab dipanggil Dee sempat sharing kalau dirinya pernah menulis dengan sangat cepat yaitu 2 lembar dalam sehari, namun juga pernah menulis dengan sangat lama yaitu 2 lembar dalam 8 bulan. Untuk menjadi lihai memang butuh proses. Butuh ketekunan untuk menjalani proses tersebut. Dee sebenarnya tidak pernah bercita-cita menjadi penulis, namun sejak kecil tepatnya di umur 9 tahun, Dee memimpikan buku karyanya bisa dipajang di toko buku.

Peserta Talkshow banyak yang merasa penasaran dengan karya Dee, Supernova yang begitu spektakuler, baik cerita, tokoh, maupun alurnya. Cerita dan tokoh yang begitu menarik, alur yang mengalir dan tidak membosankan. Kegelisahan Spiritual yang dialami Dee pada saat itu yang membuatnya mendapatkan banyak inspirasi. Banyak membaca, banyak mencari tahu membuat Dee mendapatkan banyak ide dan mengemasnya dalam Supernova. Dee memotivasi peserta yang didominasi mahasiswa Untidar untuk gigih dan tak pantang menyerah dalam menulis. Setiap karya membutuhkan cermin sebagai kritik dan masukan. Kritik, masukan dan tanggapan pembaca akan membuat karya semakin berkembang. Karya paling buruk adalah karya yang tidak bisa dibagikan. Karya tidak untuk dinikmati seorang diri, tapi harus bisa menginspirasi banyak orang menuju perubahan yang positif. Meskipun belum menjadi buku, Dee memotivasi peserta untuk membagikan tulisannya melalui blog, facebook dan media sejenis, sehingga tulisan bisa dibagikan kepada khalayak. Kegiatan yang berakhir jam 12 siang ini juga dimeriahkan oleh hiburan akustik dan tarian modern dari Bengkel Seni Untidar, serta demo kecantikan dari Natasha Skin Clinic Center. Di akhir acara Drs. Budiono, M.Pd, dosen FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Untidar yang juga menjadi moderator acara ini menyerahkan cindera mata kepada Dewi Lestari Simangunsong, yang telah banyak berbagi dan memotivasi.