FKIP UNTIDAR LAKSANAKAN RAPAT PERSIAPAN SEMESTER GASAL 2016/2017

FKIP-UNTIDAR (22/7). Sehubungan dengan persiapan kurikulum tahun akademik 2016/2017, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar rapat kerja. Rapat ini dilaksanakan pukul 13.00 WIB di Laboratorium Micro Teaching FKIP UNTIDAR. Adapun agenda rapat adalah membahas kurikulum dan persiapan semester gasal 2016/2017. “Pada kesempatan kali ini, ada dua kurikulum yang akan kita bahas, kurikulum baru (2017) dan kurikulum lama,” ungkap Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., dalam sambutannya pada agenda “Rapat Kurikulum 2016/2017.”

Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan jajaran staf karyawan FKIP UNTIDAR, baik dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prof. Dr. Sukarno,M.Si. menambahkah bahwa untuk tahun ajaran 2016/2017 ini akan diberlakukan team teaching. Team teaching ini harus dilaksanakan baik prodi PBI maupun PBSI. Adapun tujuan dari program ini yakni untuk “Sharing of Power” atau sharing kepakaran dosen senior dan junior sehingga mahasiswa lebih terlayani dengan baik dari segi akademiknya.  Team teaching ini pun harus dilaksanakan secara matang, baik dari perencanaannya, pelaksanaannya, dan evaluasinya. Selain itu, adanya program ini diharapkan dapat menghasilkan buku teks.

 Setelah acara ini resmi dibuka, beliau mempersilakan Koorprodi PBSI dan PBI FKIP UNTIDAR untuk memaparkan agihan mata kuliah semester gasal tahun 2016/2017. Kesempatan pertama dipaparkan oleh Rangga Asmara, M.Pd. selaku Koorprodi PBSI yang mengidentifikasi matakuliah semester gasal tahun 2016/2017. Identifikasi matakuliah dan pengampunya sudah dipadukan dengan model team teaching. Selanjutnya, pada kesempatan berikutnya, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. sebagai Koorprodi PBI juga memaparkan hasil agihan mata kuliah semester gasal tahun akademik 2016/2017 dan konsep team teaching di Prodi PBI. Pembagian agihan mata kuliah semester gasal tersebut didasarkan pada keahlian dan kepakaran masing-masing dosen.

Di akhir rapat, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyimpulkan bahwa team teaching ini perlu disepakati, kunci keberhasilan team teaching terletak pada koordinasi masing-masing dosen. (WL-CA)

KABASTRA, SEMINAR NASIONAL PERDANA KOLABORASI PUSAT BAHASA UNIVERSITAS TIDAR, BALAI BAHASA JAWA TENGAH DAN HISKI KEDU

Bahasa, sastra, dan pengajarannya merupakan bidang ilmu yang berkesinambungan dan tak dapat dipisahkan. Dalam perkembangannya, ketiga bidang ilmu tersebut mendapatkan perhatian yang kian besar. Terbukti dengan adanya organisasi profesi serupa Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Himpunan Sasrjana Kesusastraraan Indonesia (HISKI)  yang bergerak dalam bidang bahasa dan sastra. Organisasi profesi tersebut senantiasa menggeliat dan membuat sebuah terobosan baru di bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Dalam perkembangan yang kian meluas, ketiga bidang kajian di atas mulai menelurkan kajian baru yang kiranya belum pernah dilakukan selama ini. Harapannya ide, fenomena, serta gagasan baru dalam bidang kajian bahasa, sastra, dan pengajarannya akan dapat memperkaya khazanah pengetahuan para dosen, peneliti guru, dan masyarakat terutama di bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Bahasa Universitas Tidar, Balai Bahasa Jawa Tengah, dan HISKI Komisariat Kedu mencoba membuat sebuah Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (KABSTRA) dengan tema “Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya dalam Perspektif Ideologi, Ekologi, dan Multikulturalisme”. Dengan adanya acara tersebut diharapkan para peneliti, dosen, guru, dan khalayak umum yang mencintai bahasa, sastra, dan pengajarannya akan dapat berkumpul untuk memperbincangkan isu, fenomena, serta gagasan baru dalam kaitannya dengan kajian bahasa, sastra, dan pengajarannya yang sampai sekarang ini mulai mendapatkan tempat yang istimewa.

Pembicara kunci yang dihadirkan adalah Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. selaku Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. selaku ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), dan Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. selaku Rektor Universitas Tidar bidang keahlian penelitian bahasa. Acara yang akan digelar di auditorium Universitas Tidar pada hari sabtu, 27 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB ini bakal menjadi acara seminar nasional perdana yang spektakuler karena seminar yang akan dilakukan merupakan Call Paper, artinya tidak hanya ketiga pembicara kunci di atas yang akan unjuk suara, tetapi pemakalah pendamping pun akan menyuarakan kajiannya dalam bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Seminar nasional ini merupakan kolaborasi yang sangat menarik antara Universitas Tidar melalui Pusat Bahasanya, Balai Bahasa Jawa Tengah dan HISKI Kedu. Universitas Tidar senantiasa menjaga dan mengembangkan kebahasaan dan sastra Indonesia dengan secara serius mengaktifkan Pusat Bahasa yang dimilikinya dalam kesinambungan dengan FKIP yang menaungi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dukungan penuh dari Badan Bahasa Jawa Tengah dan kebangkitan HISKI akan menjadi sebuah sajian yang tentu sangat menarik untuk ditunggu. (AL)

Mahasiswa FKIP Untidar Jalani Pembekalan PPL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (FKIP Untidar) mengadakan acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL) 2016 (19/7). Acara tersebut diikuti oleh dua progam studi (prodi) di FKIP Untidar, yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Untidar. Dalam pembekalan tersebut mahasiswa diberikan wawasan tentang pelaksanaan serta kebijakan-kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa.

Acara dibuka oleh Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dan dilanjutkan penjelasan teknis PPL oleh Lilia Indriani, M.Pd., Ketua Panitia PPL 2016. Sebanyak 118 mahasiswa FKIP mengikuti pembekalan ini, yang terdiri atas 81 mahasiswa PBI dan 37 mahasiwa PBSI. Program PPL ini masuk dalam kurikulum semester VII FKIP Untidar. Seperti dikutip dari Pedoman PPL 2016, PPL merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh mahasiswa pendidikan agar menguasai kompetensi guru (pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial), menguasai pengembangan keprofesionalan guru, mendekatkan FKIP Untidar pada masyarakat atau satuan pendidikan, dan meningkatkan relevansi kurikulum FKIP dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

 “Tahun ini FKIP Untidar menjalin kerja sama dengan sembilan SMA di Magelang sebagai tempat PPL,” ujar Lilia. Mahasiswa akan menjalankan PPL selama 6 bulan, terdiri atas observasi, penyusunan rencana pengajaran, praktik mengajar, praktik layanan kesulitan belajar, praktik persekolahan, dan diakhiri dengan ujian.

Dalam pembekalan ini, Drs. M. Arief Fauzan B., M.Pd.Si., Kepala SMA Negeri 2 Magelang, selaku narasumber memberikan materi yang berjudul ‘Budaya Belajar Tinggi dalam Konteks Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah’, “Budaya belajar tinggi dimaksudkan agar peserta didik menjadi yang terbaik dan selalu berkembang. Hal itu dipengaruhi oleh sumber daya manusia yaitu peserta didik itu sendiri dan sistem. Sitem meliputi: manajemen sekolah, kinerja guru dan tenaga pendidikan, serta pengelolaan pembelajaran efektif. Di sinilah peran guru menjadi sangat berarti karena kinerja guru merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah,” ujar Arief.

Pada sesi berikutnya, secara terpisah mahasiswa diberi gambaran tentang pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di SMA sesuai prodi masing-masing. “Para praktikan diharapkan mengerti tujuan pembelajaran Bahasa Inggris harus menumbuhkan kesadaran pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa asing, sehingga cakupan pembelajarannya meliputi berbagai kompetensi seperti kompetensi tindak bahasa, linguistik, sosiokultural, strategi, dan wacana,” tutur Hesti Wulandari, S.Pd., M.Pd.BI, pemateri pembelajaran Bahasa Inggris SMA.

Sartono, S.Pd., pemateri pembelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri pada konteks sosial budaya akademis.

Selanjutnya, mahasiswa PPL FKIP Untidar akan diterjunkan ke sekolah-sekolah praktik pada 25 – 27 Juli 2016 mendatang. (WR-WJ)

Penandatanganan Nota Kesepahaman Hiski dan Universitas Muhammadiyah Magelang

Pada Selasa, 21 Juni 2016 telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman HISKI Kedu dan Universitas Muhammadiyah Magelang. Penandatanganan ini terkait dengan kerjasama antara HISKI dan universitas-universitas di wilayah eks karesidenan Kedu. Kali ini, penandatanganan langsung dilakukan oleh ketua HISKI Kedu, Imam Baihaqi, M.A., yang didampingi bendahara Winda Candra H., M.A., dengan Dekan FKIP UMM Drs. Subiyanto, M.Pd. Imam Baihaqi dan Winda Candra H merupakan dosen FKIP Untidar.

HISKI, akronim dari Himpunan Sarjanan Kesusastraan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang berisi akademisi-akademisi sastra di seluruh Indonesia yang memulai geliat barunya. Hiski merupakan organisasi profesi yang terbuka dan mandiri. Didirikan pada tanggal 17 November 1984, organisasi ini mewadahi pengembangan gagasan pada ranah sastra di Indonesia dan bertujuan untuk kemajuan pengetahuan pendidikan dan kebudayaan.

HISKI Kedu resmi dideklarasikan pada Kamis, 2 Februari 2016 di Universtas Tidar melalui pemilihan oleh 15 perwakilan dari 5 universitas di eks Karesidenan Kedu. Kelima universitas itu adalah Untidar, UMM, UMP, UMNU dan Unsiq. Perwakilan yang hadir di Universitas Tidar yang pada akhirnya menjadi sekretariat HISKI Kedu tersebut memilih dan mengangkat Imam Baihaqi, M.A., sebagai ketua HISKI di wilayah yang dahulu merupakan Karesidenan Kedu.

Penandatanganan ini memiliki banyak sekali kemanfaatan bagi universitas-universitas yang tergabung dan bekerjasama dengan HISKI, khususnya bagi Untidar dan FKIP Untidar. Saat ini FKIP memiliki jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang di dalamnya mengajarkan dan mengembangkan kesusastraan Indonesia. Selain itu, FKIP Untidar juga memiliki jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan keilmuan sastra yang telah dikembangkan dan diharapkan akan semakin berkembang mengingat pada pelaksanaannya, para lulusan yang nantinya menjadi guru di tingkat pendidikan menengah, harus menguasai Ilmu Sastra semenjak sastra telah diajarkan sejak Sekolah Menengah Pertama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Hiski sebagai organisasi yang akan sangat mendukung perkembangan kesusatraan di Indonesia ke depan juga telah mencanangkan banyak program terkait keilmuan dan pengembangan sastra dan budaya di Indonesia. Agenda-agenda tersebut beraneka ragam mulai dari keilmuan sastra hingga cipta karya sastra. (al/wd)

On-Going: Untidar will open Master’s Degree program in English Language Education

           The need of the graduates of English Language Education in society particularly in Eks Karesidenan Kedu for better education has contributed an idea to open a Master’s Degree program at Untidar. The society such as in-service teachers demands more from the university, especially in the education’s quality since its status as a state university on the first of April 2014. One of the prominent reasons they ask the university to open Master’s Degree program is because teachers have full-time jobs and it is hard for them to commute to Semarang or Yogyakarta.

           Since 2015, Untidar has sent 11 proposals to Indonesian Directorate General of Higher Education (DIKTI). One of the programs is Master’s Degree in English Language Education.

            Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., the coordinator of the Master’s Degree in English Language Education explains that there are nine criteria that must be fulfilled as the requirements. However, there are several criteria that must be revised first before the program can be approved in August 2016. Last but not least, the team has to do the best job so the hope of the society to have better education in Eks Karesidenan Kedu can be achieved. (CA-WR)

 

 

 

 

 

 

GEMBLENG MAHASISWA LEWAT “PEMBEKALAN”, FKIP OPTIMIS LOLOSKAN LEBIH BANYAK PROPOSAL PKM, PMW DAN PHBD TAHUN INI

MAGELANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mengadakan kegiatan Pembekalan 2016. Pembekalan adalah kegiatan kemahasiswaan yang wajib diikuti oleh mahasiswa FKIP semester II. Kegiatan diikuti oleh 225 peserta, dilaksanakan pada Jumat – Minggu (3-5/6), di Villa Taman Eden 2, Kaliurang, Yogyakarta.

“Kegiatan ini merupakan proker wajib di FKIP. Setiap mahasiswa semester II, wajib mengikuti kegiatan tersebut. Apabila mahasiswa tidak dapat mengikutinya pada tahun ini, maka wajib mengikuti kegiatan pembekalan tahun depan,” tutur ketua panitia, Rhoni Ardiyanto.

Acara yang mengusung tema “Mahasiswa Berjiwa Sosial, Pemimpin, dan Enterpreneurship dalam Pendidikan dan Kewirausahaan” ini, dibuka pada Jumat (3/6) pukul 16.30 WIB oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. H. Sukarno, M.Si.

Kegiatan selama tiga hari ini melibatkan dosen dari beberapa fakultas, seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan FKIP sebagai pemateri. Materi- materi yang disampaikan meliputi materi tentang kefalkutasan, kemahasiswaan dan kewirausahaan. Mahasiswa semester 2 juga mendapatkan penguatan materi mengenai pembuatan proposal PKM, PMW dan PHBD. Selain itu, untuk refreshing diadakan kegiatan outbond ringan di sekitar area Villa taman Eden II. Selama kegiatan, dosen dan tenaga kependidikan FKIP ikut mendampingi dan bermalam di tempat kegiatan untuk memantau kegiatan.

Kegiatan diakhiri dengan presentasi proposal setiap kelompok kewirausahaan. Proposal kewirausahaan telah dibagi dan disusun beberapa hari sebelum hari H. Presentasi dibagi menjadi 5 kelompok besar, yaitu kelompok proposal PHBD, dua kelompok proposal PKM, dan dua kelompok proposal PMW. Masing- masing kelompok presentasi di bimbing oleh Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., Xander Sallahudi, S.T., M.Eng., Malik Al Firdaus, M.Pd., Rini Estiowati, S.Pd., dan Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan pembekalan ditutup oleh Ketua Jurusan FKIP, Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., pada Minggu (5/6) pukul 13.00 WIB.

MATA KULIAH DRAMA PENTAS PBSI MENDULANG SUKSES BESAR

Senin, 30 Mei 2016 menjadi hari penting dalam sejarah kesusastraan di Universitas Tidar. Pasalnya pada saat itu, digelar Drama Pentas sebagai salah satu Luaran dari pembelajaran mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A. Drama yang berjudul “Persimpangan” tersebut dipentaskan dalam kurun waktu 3 jam, antara pukul 19.00 – 22.00 WIB. Pementasan ini digelar oleh kelompok teater “Recede” yang beranggotakan mahasiswa kelas C dan D semester IV Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Nama Recede itu sendiri merupakan akronim dari rewo-rewo kelas C D, diambil dari filosofi banyaknya anggota kelompok teater tersebut sehingga pada saat latihan seperti para suporter sepak bola. Lalu Nurul Huda selaku motor penggerak kelompok ini beserta kawan-kawannya menyepakati bahwa kelompok teater ini diberi nama kelompok teater Recede.

Antusiasme dari para penonton sungguh luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari penuhnya gedung auditorium Universitas Tidar pada sebelum, saat, sampai selesai pementasan. Penonton seakan enggan untuk meninggalkan gedung auditorium tersebut, mereka sekaan tersihir oleh para pemain dalam menghayati peran yang meraka bawakan. Penonton berasal dari mahassiwa Universitas Tidar di semua Fakultas dan Program Studi, selain itu ada juga dari komunitas teater fajar dari Universitas Muhammadiyah magelang, Forum Kilometer Nol, dan komunitas-komunitas sastra lain. Tak kurang 350 penonton yang berasal dari dalam maupun luar kampus berada dan memadati gedung auditorium Universitas Tidar, meraka tetap bertahan sampai pementasan berakhir. Ashwin Khoirul Basyar mahasiswa semester VI mengungkapkan bahwa dirinya dan kawan-kawan lain merasa iri karena pada zamannya tidak diadakan pementasan seperti ini. “Saya sempat iri, karena saat kami menempuh mata kuliah drama pentas dulu tidak dapat mementaskan drama seperti ini, pementasan kali ini sungguh luar biasa dan bagus” ujarnya.

Kesuksesan pementasan drama “Persimpangan” ini dikuatkan oleh Dosen pengampu mata kuliah drama pentas. Imam Baihaqi, M.A. mengungkapkan bahwa dirinya merasa bangga atas apa yang telah dilakukan oleh mahasiswanya. “Pementasan drama yang dilakukan kali ini cukup bagus, selama kurang lebih 3 bulan berlatih, mereka mampu menampilkan pementasan yang meriah seperti ini. Apresiasi dari para penonton pun luar biasa, mereka datang untuk menyaksikan pentas perdana mata kuliah drama pentas yang digelar di Universitas Tidar ini. Awalnya saya merasa pesimis karena persiapan yang dilakukan kurang maksimal. Akan tetapi, kelompok teater Recede di bawah komando “Sang Sutradara Andal” Nurul Huda dengan cekatan menangani permasalahan tersebut dengan apik dan estetik. Saya mempunyai gagasan untuk membuat Festival Drama tiap tahun yang dikemas dalam rangkaian mata kuliah drama pentas” papar Beliau.

Harapan lain juga disampaikan oleh beberapa mahasiswa Universitas Tidar, mereka mengharapkan pementasan seperti ini dapat digelar setiap tahun. “Kami berharap pementasan seperti ini dapat dilakukan setiap tahun, lumayan dapat hiburan dan snack gratis. Kami juga berharap pementasan seperti ini dapat didukung oleh Fakultas dan Universitas sebagai salah satu metode pembelajaran dalam mengasah keterampilan mahasiswa secara nyata.” Papar gerombolan mahasiswa yang ikut menonton di belakang./MX/.

PARADE DRAMA MAHASISWA FKIP BAHASA INDONESIA

Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar, Selasa hingga Kamis 17 – 19 Juni 2014, tampil dalam Parade Drama yang merupakan tugas akhir mata kuliah “Drama Pentas”. Mahasiswa dari semester 4. 6 dan 8, terbagi menjadi total 10 kelompok, unjuk kebolehan di Auditorium Untidar. Parade Drama dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB

Ini merupakan kali pertama Parade Drama Pentas diadakan secara terbuka bisa ditonton oleh civitas akademika Untidar dari semua prodi. Wahyu Widodo, mahasiswa semester 4 Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang merupakan Ketua Pelaksana Kegiatan ini mengatakan 11 Judul akan dipentaskan. Di hari pertama dipentaskan Kisah Cinta di hari Rabu (Teater Ubur-ubur), Jumiati (Teater Batu Karang), Ayahku Pulang (Teater Manteb), dan Anak Sayang Anak Malang (Teater Mandala). Keempat Teater ini adalah mahasiswa semester 8 Untidar. Sementara di hari kedua dipentaskan Ayahku Pulang (Teater Mentari Senja), Warisan (Teater Terang Bulan), dan Dukun-dukunan (Teater Jingga). Kesemuanya adalah mahasiswa semester 6. Di hari terakhir dipentaskan 3 judul yaitu Janji Senja (Teater Senja), Hujan Belum Reda ( Teater Indarus) dan Warisan oleh Ceria Teater. Kesemuanya mahasiswa semester 4.

Parade Drama dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Drs. Samingin, M.Hum. Dalam sambutannya Drs. Samingin, M.Hum sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa benar benar bisa menjiwai bagaimana sebuah drama yang berawal dari naskah, bisa menjadi sebuah tontonan yang sarat makna, dan menghibur. Dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa jadi punya pengalaman untuk tampil di depan umum dan belajar untuk memvisualisasikan naskah dengan baik dan benar.

Parade drama ini merupakan tugas akhir mata kuliah drama pentas yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester 4, 6, dan 8. Tri Setyo Nugroho, SE dosen pengampu mata kuliah drama pentas memberikan penghargaan untuk kelompok dengan penampilan terbaik. Untuk semester 4, penghargaan tersebut jatuh pada kelompok Indarus dengan drama berjudul Hujan Belum Reda. Untuk semester 6, kelompok mentari dengan drama berjudul Ayahku Pulang. Untuk semester 8, kelompok Mantab dengan judul Ayahku Pulang.

Selain itu, ada juga penghargaan untuk sutradara, aktor, dan aktris terbaik. Untuk semester 4, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Wahyu Widodo, aktris terbaik diberikan kepada Ika Fitri Astorina dan aktor terbaik diberikan kepada Puguh Muhammad Setyawan. Untuk semetser 6, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Diah Susilowati, aktris terbaik diberikan kepada Nindya Hutami, dan aktor terbaik diberikan kepada Ahmad Sholikin. Sementara untuk semester 8, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Saeful Mustakim, aktris terbaik diberikan kepada Intan Wijayanti dan Sherlin Dhisa Faidha, serta aktor terbaik diberikan kepada Muhammad Khabib.

Parade Drama ditutup dengan drama berjudul Republik Burung yang dipentaskan oleh dosen pengampu mata kuliah drama pentas dan beberapa dosen lainnya.

200 MAHASISWA TERIMA BIDIK MISI

Tahun 2015, Beasiswa Bidik Misi kembali disediakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Bantuan biaya pendidikan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama delapan (8) semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama enam (6) semester untuk program Diploma III.

Jika dikalkulasi jumlah beasiswa yang diberikan tidak hanya untuk keperluan bayar semester, melainkan biaya hidup perbulan dan biaya tempat tinggal juga turut diberikan jadi bagi mereka yang sudah lulus beasiswa bidik misi ini dipastikan biaya selama kuliah terjamin.

Tahun ini penerima Bidik Misi Untidar kuotanya naik 2 kali lipat. Di tahun 2014 mahasiswa Untidar penerima Bidik Misi berjumlah 100 orang. Di tahun 2015 penerima bidik misi berjumlah 200 orang. Dengan semakin meningkatnya kuota bidik misi yang diperoleh Untidar ini tentunya merupakan kabar yang menggembirakan bagi lulusan SMA dari keluarga kurang mampu yang berprestasi yang ingin melanjutkan studi di Universitas Tidar.  harapannya dengan adanya beasiswa ini mereka yang ingin melanjutkan kuliah tidak lagi bingung karena tidak ada biaya.

Penerima Bidik Misi dari luar Kota/Kabupaten Magelang mendapatkan bantuan biaya kedatangan sebesar Rp 450.000,00 (Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).  Bagi Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Magelang sebesar 200.000. dan Rp. 100.000,- untuk semua mahasiswa penerima Program Bidikmisi Angkatan Tahun 2015,

Penerima Bidik Misi mendapatkan  600.000,-/bulan untuk biaya hidup dan mendapatkan Biaya Pendidikan sebesar Rp. 2.400.000,-(Dua Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) /semester bagi mahasiswa penerima bantuan baik yang di dalam Kota/Kabupaten Magelang maupun yang di luar Kota/Kabupaten Magelang.

“Penerima Bidik Misi Wajib hukumnya untuk selalu meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik. Karena penerima bidik misi yang kedapatan memiliki nilai rendah saat menempuh pendidikan di kampusnya, maka beasiswa tersebut akan dicabut kembali. Ini tentunya menjadi catatan bagi para penerima bidik misi agar bisa memanfaatkan bantuan Bidik Misi ini sebaik baik nya” jelas Wakil Rektor 3 Untidar Dr. Bambang Kuncoro saat memberikan pengarahan di hadapan peserta Makrab yang diadakan oleh Mahasiswa Penerima Bidik Misi Untidar.

HIMPUNAN MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISI ADAKAN MAKRAB

HIMADIKTAR yaitu Himpunan Mahasiswa Bidik Misi Untidar yang beranggotakan seluruh mahasiswa Universitas Tidar yang mendapatkan batuan dana Bidik Misi  mengadakan acara Makrab. “Diharapkan penerima Bidik Misi yang tadinya tidak saling mengenal bisa saling bersilaturahmi dan mengikat tali persaudaraan. Kegiatan juga bertujuan untuk membangun kesadaran berorganisasi” jelas Tajus Sobirin Ketua Himadiktar.

Tahun ini kuota penerima bidik misi Untidar bertambah. Jika tahun 2014 penerima bidik misi berjumlah 100 mahasiswa. Tahun 2015 bertambah menjadi 200 orang. Makrab diadakan dalam 2 gelombang. Gelombang 1 sudah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu dengan 100 peserta, dan gelombang 2 dilaksanakan Sabtu dan Minggu tanggal 5 dan 6 Desember 2015. Acara Makrab kali ini bertema Prestasi Meraih Mimpi. Dalam kegiatan Makrab ini peserta mendapatkan sajian materi dari Pembina Himadiktar, Materi dan Motivasi dari Wakil Rektor 3, Materi mengenai Program Mahasiswa Wirausaha dan Program Kreativitas Mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga akan menerima materi mengenai bidik misi, pemutaran video inspirasi dan motivasi, dan serta dimeriahkan dengan Outbond.