[:id]FKIP Untidar Gelar Rapat Persiapan Semester Genap 2017/2018[:en]FETT Held Preparatory Meeting for Even Semester Academic Year 2017/2018[:]

[:id]

Selasa (30/1/2018) bertempat di  Ruang I.2.0.1  Gedung FKIP,  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (UNTIDAR) mengadakan rapat koordinasi persiapan semester genap 2017/2018 dan pelatihan pengisian KRS Online.  Rapat dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, kepala dan  staf UPT TIK Untidar.  Rapat dibuka oleh Dekan  FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan informasi bahwa perkuliahan dimulai tanggal 12 Februari 2018 dan memberikan apresiasi kepada seluruh dosen serta tenaga kependidikan atas kerjasama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan administratif di semeser gasal  2017/2018.

Dalam kesempatan rapat tersebut, Sigit  Joko Purnomo, S.T., M.T., Kepala UPT TIK Untidar, memberikan sosialisasi pengisian KRS Online dan Bimbingan Online.  Terkait dengan bimbingan online, Prof. Dr. Sukarno menyampaikan “Dosen Pembimbing Akademik diharapkan dapat memaksimalkan bimbingan akademik online.”

Setelah sosialisasi KRS online, agenda rapat dilanjutkan dengan pemaparan jadwal perkuliahan semester genap oleh masing-masing koordinator program studi di FKIP. Pemaparan jadwal perkuliahan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris oleh Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh Rangga Asmara, M.Pd., dan Program Studi  Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam oleh Dr. A. Muhlisin, M.Pd.  Rapat ditutup dengan imbauan oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. “Kami mengimbau kepada Bapak/Ibu dosen untuk dapat mengunggah RPS sebelum tanggal 12 Februari 2018”. CA

[:en]

Tuesday (30/1/2018), Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT) held coordination meeting for preparing the next even semester in 2017/2018 academic year. There was also workshop in filling study plan via online. This meeting was attended by lecturers, staffs, and head and staff of ICT of Tidar University. In the speech for opening of this meeting, the dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., said this semester will be begin in 12th of February 2018. He also appreciated for lecturers and staffs’ works in teaching and administrative during last odd semester.

The head of ICT of Tidar University, Sigit Joko Purnomo, S.T., M.T., was guiding and doing socialization of KRS online (study plan of students), and online guidance for students. Related to this, Prof Sukarno said, “Academic advisors are expected to maximize the online academic guidance.”

The agenda of this meeting was continued with the exposing the schedule of even semester by coordinator of each study program, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd for English Education study program, Rangga Asmara, M.Pd for Indonesian Language and Literature Education study program, and Dr. A. Muhlisin, M.Pd. for Natural Science Education study program. This meeting was closed with statement form the Dean of FKIP, “we suggest all of lecturers to upload the lesson plan before February, 12th, 2018.” (GF)

[:]

[:id]Bernyanyi Lagu Nusantara untuk Buktikan Kekerabatan Bahasa[:en]Singing Folk Song to Prove the Language Family[:]

[:id]

Pagi itu (Jumat, 19/1) Auditorium Universitas Tidar ramai oleh mahasiswa yang berpenampilan dengan busana bercorak nusantara. Mereka adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Semua mahasiswa tampak mengenakan kain seragam yang dikreasikan menyerupai pakaian adat di Indonesia.

Rupanya, mereka semua akan tampil menyanyikan lagu daerah dalam acara “Lantunan Nada Nusantara”. Acara tersebut merupakan pagelaran untuk menutup Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal 2017/2018. Pagelaran tersebut juga bagian dari UAS matakuliah Ilmu Perbandingan Bahasa Nusantara (IPBN).

“Kami harap, seluruh mahasiswa bersuka cita pada hari ini karena UAS telah selesai. Sebelumnya, para mahasiswa telah menyelesaikan makalah perbandingan bahasa dengan sumber data lirik lagu nusantara dan kosakata dasar Swadesh. Hari ini, mereka akan menyanyikan lagu tersebut,” kata Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., dosen matakuliah IPBN, saat membuka acara.

“Acara ini diikuti oleh 116 mahasiswa yang mayoritas semester 5 PBSI Untidar yang terbagi atas 3 kelas. Kami menyiapkan dua lagu setiap kelas dan dua lagu untuk dinyanyikan bersama satu angkatan,” kata Arief Setiawan, ketua panitia.

Acara tersebut dibuka oleh 3 pembawa acara yang mewakili tiap-tiap kelas. Selanjutnya, seluruh mahasiswa peserta matakuliah IPBN menyanyikan lagu Mudiak Arau dari Sumatera Barat. Berikutnya, mahasiswa kelas B menyanyikan lagu Mana Lolo Banda dari Nusa Tenggara Timur dan Huhate dari Maluku. Mereka tampak mengenakan kain slempang untuk menambah kesan budaya nusantara.

Selanjutnya, kelas A menyanyikan lagu Bungong Jeumpa dari Aceh dan Manuk Dadali dari Sunda. Lagu Bungong Jeumpa makin menarik dengan persembahan Tari Saman yang disajikan seluruh mahasiswa kelas A sambil bernyanyi. Kelas ketiga menyanyikan lagu Si Patokaan dari Sulawesi Utara dan Rambadia dari Sumatera Utara. Persembahan tersebut makin menarik dengan seragam kain jarit bermotif batik yang dikenakan mahasiswa kelas A.

“Kami mempersiapkan acara ini selama kurang lebih 2 bulan. Akan tetapi, sebulan terakhir kami mempersiapkan lebih intensif, mulai dari penyelarasan lagu, kostum, dan koreografi,” kata Ainun Dyan Desiana, koordinator Kelas A.

Acara ditutup dengan menyanyi bersama-sama lagu Maumere dari NTT. Tidak hanya mahasiswa, bahkan seluruh dosen PBSI yang hadir dan penonton ikut menyanyi dan menari bersama. Lagu-lagu tersebut digunakan untuk membuktikan kekerabatan bahasa nusantara seperti tujuan matakuliah IPBN. Dari situ, para mahasiswa juga akan lebih mengenal budaya nusantara melalui bahasa yang digunakan. (WJ)

[:en]

Friday (19/1), Aula of Universitas Tidar was full of students who wears archipelago patterned fashion. They were the students of Indonesian language and literature education (PBSI) of the faculty of education and teachers training Universitas Tidar All students wore the uniform that is created like Indonesian custom.

They will perform and sing the folk song in the event entitled “Lantunan Nada Nusantara” (The tone of Archipelago) on that day. This event was the performance to close the final test of odd semester in academic year 2017/2018. The performance was also the part of the final test of Comparative Studies of ​Nusantara Language Subject (IPBN).

“We do hope all students are rejoicing today since the final exam has finished. Prior to this, the students have finished their paper with the theme of language comparison by using folk song lyric and the basic vocabulary of Swadesh. Today, they will sing the song.” Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., the lecture of Comparative Studies of ​Nusantara Language Subject, delivered her opening speech.

“This event was followed by 116 students of the fifth semester which is divided into 3 classess. We prepare two songs each classess and two songs that we sing together.” Arif Setiawan, the chief of committee explained.

This event was opened by 3 master of ceremonies from each classess. The, all students who joined Comparative Studies of ​Nusantara Language Subject sang Mudiak Arau from West Sumatra. After that, the students of class B sang Mana Lolo Banda from East Nusa Tenggara and Huhate from Molucass. They appeared to wear a sling to add the culture of the archipelago ambiance.

Next, the students of class A sang Bungong Jeumpa from Aceh and Manuk Dadali from West Java. Bungong Jeumpa was more interesting since the students performed Saman dance while they were singing. On the other hand, the tird class sang Si Patokaan from North Sulawesi and Rambadia from North Sumatra. Those performance was more remarkable since the students wore scarf with batik motif.

“We prepare this event for two months. However, the last month we are preparing more intensively, starting from the alignment of songs, costumes, and choreography,” explained Ainun Dyan Desiana, the coordinator of class A.

This event was closed by Maumere from East Nusa Tenggara which is sang together. Not only students but also all PBSI lecturers who come tp this event sang and dance together. The songs in this performance was used to prove the family of Nusantara Language as it the purpose of Comparative Studies of ​Nusantara Language Subject. The students will more familiar with Nusantara cultures through language. (WJ/AW)

[:]

[:id]Audit Mutu Internal: Kinerja Tiga Prodi FKIP Memuaskan[:en]Audit of Internal Quality: Excellent Works of Three Study Programs in FETT[:]

[:id]Kamis (25/01/2018). Tiga Prodi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan dan Sastra Indonesia, dan Pendidikan IPA divisitasi oleh Tim Penjaminan Mutu Internal Universitas Tidar dalam serangkaian kegiatan Audit Mutu Internal (AIM) di Laboratorium Microteaching A. Adapun Tim PJMU yang melakukan monitoring dan evaluasi di FKIP adalah Nuwun Priyono, S.E., M.Ak.,Akt.,CA., Adhi Surya Perdana, S.P., M.Sc., dan Dwi Novianto, S.Pd., M.Eng.

Kegiatan AIM yang berlangsung hingga 6 jam dibuka oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si, selaku Dekan FKIP pada pukul 8.30 WIB membahas 8 sasaran kinerja. Adapun sasaran kinerja meliputi kurikulum, rencana pembelajaran semester (RPS), rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan (RPP), buku ajar/buku teks (ISBN), capaian jumlah pertemuan, jumlah mahasiswa dengan IP semester berjalan di atas 3.00, jumlah lulusan dan rata-rata IPK, jumlah mahasiswa lulus tepat waktu.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mendapatkan hasil yang baik terkait dengan implementasi kurikulum. kurikulum 2017 yang diimplementasikan di prodi PBSI yang baru mampu mengakomodir visi dan misi universitas. Selain itu, bukti-bukti fisik RPS, RPP, buku ajar ber ISBN menunjukkan kualitas pertemuan dan pembelajaran di prodi ini. Selaras dengan prodi PBSI, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mendapatkan pujian. Di bidang kemahasiswaan misalnya dibuktikan melalui banyaknya prestasi baik tingkat lokal, nasional, dan internasional yang dihasilkan. Selain itu, prodi PBI mampu menjalin kerja sama yang baik baik tingkat nasional dan internasional. Sedangkan Prodi Pendidikan IPA, mendapatkan pujian terkait kinerja dan kelengkapan bukti fisik yang baik meskipun usia prodi masih berjalan satu tahun. Selain itu, kinerja dosen yang melakukan publikasi internasional dan HAKI dinilai sangat memuaskan.

Dengan adanya kegiatan AIM secara berkala, diharapkan kualitas kinerja program studi terus berjalan lancar. (WR)[:en]

Thursday (25/01/2018). Three study programs of Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT) that consisted of English Education Study Program, Indonesian Language and Literature Study Program, and Science Education Study Program were audited by Task-Force of Quality at Universitas Tidar (UNTIDAR) in annual audit of internal quality in Microteaching Laboratory. The Task-Force of Quality team who audited FETT were Nuwun Priyono, S.E., M.Ak.,Akt.,CA., Adhi Surya Perdana, S.P., M.Sc., dan Dwi Novianto, S.Pd., M.Eng.

Audit of Internal Quality was done in 6 hours and it was opened at 8.30 am by Prof. Dr. Sukarno, M.Si as the Dean of FETT in which he shared about 8 works goals. The works goals covered curriculum, syllabus, lesson plan, text books, lesson meetings, the number of students in the GPA above 3.00, the number of graduates and GPA averages, and the number of students who graduate on time.

Indonesian Language and Literature Study Program got great result toward the implementation of 2017 Curriculum in which it could accommodate the vision and mission of UNTIDAR.  In addition, the complete evidences of those documents indicated the quality of teaching and learning process in the study program. Furthermore, English Education Study Program also got excellent result in students’ affairs that were proved by the achievements in local, national, and international levels. Moreover, English Education Study Program was able to have excellent cooperation in national and international level. Besides, Science Education Study Program also got superb result toward the complete evidence of the documents and it was also reflected from the international publication and HAKI– Intellectual Property Right.

By getting the annual audit of Internal Quality, it was hoped that the performances quality of the study programs run well. (CA)

[:]

[:id]UAS di FKIP Berjalan Dengan Tertib dan Lancar[:en]The Final Test at FETT Runs Smoothly[:]

[:id]

Tiga prodi FKIP Untidar  yaitu PBSI, PBI, dan PIPA melaksanakan ujian akhir semester secara serentak. Ujian dilaksanakan berdasarkan rencana akademik Universitas Tidar mulai  tanggal 8-20 Januari 2018. Beberapa hari sebelum pelaksanaan UAS diadakan rapat koordinasi persiapan ujian. Hal itu dilakukan supaya dalam pelaksanaannya dapat  berjalan dengan lancar.

Persiapan yang dilakukan tidak hanya terkait jadawal dan soal ujian tetapi juga kesiapan ruangan. Setyo selaku tim pengatur ruangan menyampaikan bahwa ruangan sudah kami tata sesuai dengan ketentuan yaitu 35 kursidalam satu kelas. “Selama mempersiapkan ruangan terutama penataan kursi tidak ada kendala yang berarti. Penataan ruang telah kami laksanakan sesuai instruksi,” demikian uangkap Setyo, pria yang telah mengabdikan diri cukup lama di FKIP.

Pada hari pertama pelaksanaan UAS, para jajaran struktural,  Prof. Sukarno, M.Si. selaku dekan FKIP, Hari wahyono, M.Pd. selaku Wadek I,  Dra. Dwi Winarsih, M.Pd, selaku Wadek 2, dan Lilia Indriani, M.Pd. selaku Kajur meninjau ke masing-masing kelas saat  berlangsungnya ujian.  Selain itu, ada juga tim monitoring dari masing-masing prodi yang telah dijadwalkan secara bergiliran. Tugas tim monitoring adalah mendata jumlah peserta yang hadir, mendata para pengawas ujian, memantau presensi, serta memastikan kesiapan  soal ujian.

Menurut Imam Baihaqi, M.A., para peserta ujian UAS kali ini lebih tertib dan berlangsung baik. “Alhamdulilah selama saya menjaga di smester ini tidak saya temukan mahasiswa mencontek, semuanya tertip dan mengerjakan ujian dengan tenang,”kata Imam selaku pengawas yang terkenal cermat dalam mengasi peserta ujian.

Salah satu dosen yaitu Candra Dewi, M.Pd. juga menyampaikan ucapan selamat dan berharap para peserta ujian mendapat nilai terbaik. “Selamat kepada para peserta ujian. Alhamdulillah ujian berjalan dengan tertib dan lncar.  Semoga hasilnya  memuaskan.”

[:en]

The study programs of FETT, Indonesian Language and Literature Education, English Education, and Natural Science Education, conduct the final test at once. The test is conducted based on academic plan of Universitas Tidar from January 8 – 20, 2018. Coordination meeting was held a few days before final test to ensure all the preparation.

The preparation is not only the schedule and the exam questions but also the rooms for final test. Setyo as a team of final test in managing the rooms said that he and his team have arranged the room based on the criteria of 35 chairs in one class. “There is no obstacle in arranging the chairs. We have arranged the room as instructed “adds Setyo, a man who has devoted himself long enough in FETT.

On the first day of final test, the dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., and his vices dean, Drs. Hari Wahyono, M.Pd. and Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. and also the head of department, Lilia Indriani, M.Pd. observe to each classes during the final test. Moreover, monitoring team from each study program is scheduled in turn to note the amount of final test participant, note the final test supervisions, monitor the attendance and ensure the exam questions.

Imam Baihaqi, M.A., one of punctilious examination supervision said that the exam participants in this semester are good and obey the rule. “Alhamdulillah, no one do cheating. All students do their examination well and quietly”.

Furthermore, Candradewi Wahyu A, M.Pd. congratulates the students and hopes that they can achieve good score. “Congratulation, dear students. Alhamdulillah, the examination runs orderly and smoothly. We do hope the best result for you.” (AW)

[:]

[:id]Literature Day, Panggung Sastra Inggris di FKIP UNTIDAR[:]

[:id]

Kamis, 18 Januari 2018, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 3 Universitas Tidar mengadakan acara pementasan sebagai bagian akhir dari mata kuliah Introduction to Literature. Acara tersebut dilaksanakan di ruang Auditorium Universitas Tidar yang menyajikan sebanyak 14 penampilan dari pagi hingga petang.

14 penampil terdiri atas 120 mahasiswa semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dalam pementasan drama dan pembacaan puisi yang kesemuanya dilaksanakan dalam bahasa Inggris sepenuhnya. Acara ini dibuka oleh Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno M.Si, yang sangat mendukung dan bangga terhadap pelaksanaan acara di tahun keduanya. Sukarno menjelaskan bahwa pementasan ini sangat mendukung pencapaian skills kebahasaan para mahasiswa melalui dunia sastra.

Wahyu Setyono, ketua panitia acara tersebut mengatakan,”kami sangat senang bisa belajar tentang sastra meskipun sebenarnya latar belakang kami adalah mahasiswa pendidikan. Disini kami dapat berekspresi dan menunjukan kreativitas kami untuk ditampilkan sebagai sebuah karya sastra”. Meskipun awalnya, tajuk acara ini adalah dalam rangka Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 3 Universitas Tidar mencoba menampilkan sebaik mungkin layaknya sebuah pementasan besar. Mereka bahkan memanfaatkan barang tidak terpakai yang disulap menjadi properti pendukung untuk pementasan. “Kami sudah melakukan persiapan untuk acara ini sejak 3 minggu sebelum pementasan,” tutur Wahyu.

Ditanya mengenai tujuan acara sebagai UAS mahasiswa, Ali Imron, M.Hum selaku pengampu mata kuliah ini menyebut bahwa bukan UAS tujuan utama dari pementasan ini, melainkan capaian keahlian mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang kelak diharapkan menjadi pengajar Bahsa Inggris yakni penguasaan kebahasaan Inggris. Sastra dan Bahasa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sambungnya yang menjelaskan sejak dahulu, bahasa pasti terkait dengan sastra, maka pementasan sastra utamanya mengenalkan sastra kepada mahasiswa kaitannya dengan penguasaan, penggunaan, dan pengajaran bahasa. Hal ini langsung diamini oleh Winda Candra Hantari, M.A selaku dosen pengajar Sastra Inggris selain Ali yang dimiliki FKIP UNTIDAR. Winda menyebutkan bahwa sastra adalah salah satu hal yang menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi kemampuan kebahasaan mereka.

Satu hal lain yang menjadi catatan penting sekaligus menutup acara pada sore hari itu adalah ditetapkannya tanggal 18 Januari sebagai English Department’s Literature Day yang disingkat  “Edelid”, oleh mahasiwa angkatan 2016 dan 2015 yang telah menyelenggarakan acara ini pada tahun ini dan tahun sebelumnya. 18 Januari menjadi hari sastranya Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR dan diharapkan pada setiap tahunnya menjadi hari yang berisi kegiatan Sastra Inggris oleh mahasiswa sebagai bagian penting dari pengajaran bahasa Inggris. (AL/WD)

[:]

[:id]TEFL Days 2018 : Solusi Hadapi Generasi Milenial[:en]TEFL Days 2018: Solutions for Teaching the Millennial Generation[:]

[:id]

Mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) beramai-ramai unjuk strategi pembelajaran di Auditorium Universitas Tidar dalam acara bertajuk “TEFL Days 2018”. Acara yang menjadi penanda berakhirnya mata kuliah TEFL (Teaching English as a Foreign Language) ini berlangsung selama dua hari pada Senin hingga Selasa (15-16/1). Acara ini mempunyai salah satu tujuan, yakni untuk membekali mahasiswa bagaimana cara mengajarkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing kepada siswanya kelak. “Tujuan lain dari TEFL Days 2018 ini adalah untuk mendorong mahasiwa melakukan inovasi dalam pembelajaran menggunalan media dan teknologi. Seperti yang kita tau bahwa mereka nantinya akan mengajar generasi milenial sehingga mereka harus melek teknologi untuk mengimbanginya,” ungkap Lilia Indriani sebagai salah satu dosen mata kulaih TEFL. Peserta TEFL Days 2018 menggunakan berbagai media dan teknologi untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan di dunia kerja. Setidaknya terdapat 108 strategi yang dipamerkan dalam acara tersebut.

Mengusung tema Strategies Beyond Galaxy, TEFL Days kali ini berbeda dengan tahun lalu.“Yang membedakan adalah TEFL Days 2018 kali ini menjadi momentum Launching buku karya mahasiswa semseter 5,” tutur Widya Kusumaningrum sebagai salah satu dosen Mata Kuliah TEFL. Buku ber-ISBN  dengan judul “Language Teaching Strategies: How to get students active in the class” ini berisi kumpulan strategi pembelajaran karya mahasiswa PBI semeser 5.  Buku tersebut mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) disela-sela sambutanya.  “Saya sangat mengapresiasi karya mahasiswa ini, buku ini akan saya sandingkan dengan buku saya dan buku-buku lain karya dosen FKIP di ruangan saya,” ungkap Sukarno, sebagai Dekan FKIP.

Selain dari Dekan FKIP, acara ini juga di apresiasi oleh para dosen FKIP dan pengunjung yang datang silih berganti di Auditorium Untidar. “Para dosen berpendapat bahwa semua peserta memiliki kreatifitas yang tinggi, bisa menciptakan strategi mulai dari permainan tradisional hingga teknologi yang kekinian,” tambah  Widya Kusumaningrum. Selain para dosen, sejumlah guru dan mahasiswa lain yang berkunjung turut menyatakan kekagumanya pada macam-macam strategy yang dipamerkan. “Mereka sangat tertarik dengan strategi, permainan maupun media, terutama yang menggunakan teknologi,” tegas Lilia Indriani. Berbagai strategi yang menggunakan permainan tradisional sebagai medianya, juga turut membuka mata pengunjung bahwa kearifan lokal Bangsa Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengajar Bahasa Inggris. “Banyak yang terinspirasi dari acara ini, ada yang ingin mengaplikasikan strategy ini untuk mengajarkan mata kuliah yang mereka ampu. Ada juga mahasiswa dari kampus lain yang ingin membuat acara serupa. Bahkan para guru dengan semangat mencoba berbagai permainan untuk diterapkan di sekolahnya,” tegasnya lagi.

Acara yang turut dimeriahkan oleh komunitas costplay dan pantomim ini sukses menyita animo pengnjung. “Acaranya inovatif dan menginspirasi. Mungkin saya harus belajar salah satunya untuk diaplikasikan kelak,” tutur Puji Lestari, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saat berkunjung. Senada dengan Puji Lestari, Widya Kusumaningrum sebagai dosen juga berharap nantinya mahasiswa dapat mengimplementasikanya saat Program Pengalaman Lapangan (PPL). “Diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan strateginya di kelas-kelas praktik PPL. Sehingga kepercayaan sekolah terhadap Untidar terus meningkat. Selain itu publikasi tahun depan juga harus lebih digencarkan,” tutup Widya Kusumaningrum sebagai dosen PBI.

[:en]

The 5th semester students of the English Education Study Program (PBI) demonstrated some teaching strategies at the Tidar University Auditorium in an event entitled “TEFL Days 2018”. The event which marked the end of the TEFL (Teaching English as a Foreign Language) course lasted for two days from Monday to Tuesday (15-16 / 1). This event had a goal, i.e. to equip students how to teach English as a foreign language to their future students. “Another goal of this event was to encourage students in innovating the teaching learning process using media and technology. As we know that these students will teach millenial generations so they must be technological literate, “said Lilia Indriani as one of the TEFL lecturers. TEFL Days 2018 participants used various media and technology in developing learning strategies that can be applied. There are at least 108 strategies presented in the event.

Using the theme of Strategies Beyond Galaxy, the TEFL Days 2018 was different from last year. “The difference was that this event launched the book written by the students,” said Widya Kusumaningrum as one of the TEFL lecturers. The book which has ISBN entitled “Language Teaching Strategies: How to get students active in the class” contains various teaching-learning strategies, received appreciation from the Dean of the Faculty of Education and Teacher Training (FKIP). “I really appreciate the work, this book will be put with other books written by FKIP lecturers in my room,” said Sukarno, as Dean of FKIP.

In addition to the Dean of FKIP, this event was also appreciated by FKIP lecturers and other visitors. “The lecturers argues that all participants have high creativity, can create strategies ranging from traditional games to the current technology,” added Widya Kusumaningrum. In addition, a number of other visiting teachers and students expressed admiration for the various strategies.. “They are very interested in implementing strategies, games and media, especially those using technology,” said Lilia Indriani. Various strategies that use traditional games as media, also made the visitors understood about local wisdom as a medium to teach English. “Many are inspired by this event, some wants to apply this strategy to teach the subjects that they are teaching. There are also students from other campuses who want to create similar events. Even, the teachers have willingness to try out these various games to be applied in their schools, “she said again.

In the event, there were performance from the community of costplay and pantomime which had successfully attracted the visitors’ interest. “The show is innovative and inspiring. Maybe I should learn one of them to be applied later, “said Puji Lestari, a student of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) during her visit. In line with Puji Lestari, Widya Kusumaningrum also hopes that students will be able to implement these strategies in their Field Experience Program (PPL). “It is expected that students can implement their strategies in PPL practice. So the collaborative schools will continue their trust to our university. In order to make the event known by public, next year’s publications should also be more intensified, “add her.  (translated WR)

[:]

[:id]Mahasiswa PBSI Luncurkan Buku “Kreasi Senin Pagi”[:]

[:id]

Setelah berhasil menerbitkan kumpulan buku drama berjudul Bahan Ajar Drama Goresan Tinta Bocah Sastra, kini Imam Baihaqi, M.A.  bersama kawan-kawan mahasiswa semeter III akatan taun 2017 mampu melahirkan kembali buku kumpulan drama berjudul “Kreasi Senin Pagi”. Setelah melalui proses yang cukup lama akhirnya buku kumpulan drama tersebut diluncurkan pada hari Selasa tanggal 9 Januari 2018 pukul 11.00 WIB di FKIP Untidar. Meskipun di tengah-tengah suasana UAS, tetapi hampir seluruh pengarang yaitu mahasiswa semester III B tetap bersemangat menyaksikan acara tersebut.

Imam Baihaqi selaku dosen pengampu mata kuliah drama menyampaikan bahwa buku tersebut merupakan sebuah produk hasil pembelajaran makul teori drama. Genre sastra drama memang berbeda dengan genre sastra lainnya. Drama membutuhkan keterampilan dalam pementasan juga penguasaan naskahnya. Dalam proses penggarapan buku kumpulan naskah drama kali ini dilakukan dengan lebih matang dari sebelumnya. Sehingga meskipun mengusung tema yang hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi dari sisi cerita hal-hal yang diangkat lebih serius.

Pada kesempatan wawancara beberapa mahasiswa menyampaikan kesan dan pesan terhadap buku tersebut dengan penuh semangat. Mereka menyambut gembira atas keberhasilannya membuat buku kumpulan drama untuk pertama kalinya.

“Kesan saya dengan adanya pembuatan buku kumpulan naskah drama ini pastinya sangat senang sekaligus bangga karena pada akhirnya kita mahasiswa mempunyai buku yang didalamnya ada hasil karya kita sendiri dan bukunya ber-ISBN pula. Itu adalah kebanggaan tersendiri karna tidak semua mahasiswa berkesempatan seperti kita. Selain itu terbitnya buku ini juga menggugah semanggat untuk lebih banyak dan lebih produktif berkarya agar terbit buku buku lain. Pesannya semoga tidak hanya berhenti di sini. Semogga masih bisa lebih menghasilkan buku lain yang pastinya lebih berkualitas entah di bidang sastra bahasa ataupun bidang lain. Semoga ini bisa menjadi bekal kita untuk lebih berprestasi lagi. Terimakasih Pak Imam..”kata ketua kelas, Nuryanto dengan penuh semangat.

“Mata kuliah Teori Drama memang terbaik, bisa memberi output sebuah karya sastra yang benar-benar bisa dinikmati khalayak karna diabadikan dalam bentuk buku. Pastinya, saya merasa hagiaan yang tak terhingga karna tertera sebagai penulis di buku ber-ISBN. Sungguh bangga tak terkira. Semoga buku ini bisa bermanfaat dan menginspirasi pembaca agar bisa terus berkarya. Semoga generasi sastra ke depannya bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menuangkan idenya,” Kata Rizqi Mutiara Ningrum yang akrab disapa Kikik.

“Bukunya bagus, mampu menginspirasi mahasiswa untuk terus berkarya dan melestarikan sastra.  Naskah-naskah yang dimuat di dalam buku tersebut menarik  dan sangat membantu dalam pembelajaran sastra. Semoga untuk kedepannya bisa membuat naskah-naskah yang lebih baik dan lebih kreatif. Jangan berhenti berkarya untuk melestarikan sastra,” kata Dwi Astuti penuh percaya diri.

[:]

[:id]Tutup Tahun Anggaran 2017, ORMAWA FKIP Adakan Rapat Evaluasi Kinerja Tahunan[:en]End the Budget Year 2017, Students Organization of FETT Held Evaluation Meeting of a Year Work[:]

[:id]

Mengakhiri tahun 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bersama seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di lingkungan FKIP mengadakan rapat evaluasi program kerja yang telah berlangsung tahun 2017 dalam bidang kemahasiswaan. Rapat ini bertujuan untuk mengintrospeksi kegiatan yang diadakan baik oleh struktural maupun pihak mahasiswa dari segi manfaat dan ketercapaiannya, sehingga jika kegiatan tersebut baik akan tetap dipertahankan sebagai agenda rutin dan juga sebagai karakter fakultas dalam berkegiatan.

Rapat yang berlangsung pada Jumat, 22 Desember 2017 itu berisi laporan keseluruhan kegiatan dari FKIP serta Ormawa FKIP yang terdiri atas Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Bahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI), dan English Department Student Association (EDSA). Rapat diawali dengan pemaparan Dekan FKIP seputar prestasi-prestasi yang telah diraih fakultas selama tahun anggaran 2017.  Disusul dengan laporan kegiatan Ormawa oleh masing-masing ketua. Tak ingin laporan tersebut hanya dilakukan secara lisan saja, Ormawa telah menuliskan laporan kinerja dalam bentuk hitam di atas putih dan dijadikan buku laporan yang akhirnya diserahkan kepada fakultas.

“Saya menyampaikan proficiat kepada seluruh Ormawa di lingkungan FKIP karena telah sukses menyelenggarakan berbagai acara. Misalnya Himpunan Prodi FKIP yang mengadakan kegiatan pembekalan bagi mahasiswa semester 1 dan baksos bagi mahasiswa semester 3. Saya beri penghargaan karena acara lancar, sukses, aman, dan membuahkan hasil maksimal. Memang sebelum mengadakan suatu kegiatan, Ormawa harus memaparkan rencananya kepada pihak struktural supaya bisa kami telaah; apakah output kegiatannya jelas, apakah bentuk kegiatannya cerdas, sehingga pihak struktural bisa mendukung sepenuhnya. Bukan kegiatan yang hanya asal hura-hura saja,” demikian Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. memberi tanggapan positif.

Pada akhir sesi rapat, Dekan beserta jajarannya memberikan kesempatan bagi para pengurus Ormawa untuk mengungkapkan uneg-uneg, memberikan pertanyaan ataupun kritik yang membangun bagi kemajuan FKIP. Alief Tiwi salah satu pengurus BEM FKIP memberi masukan supaya fakultas lebih memperhatikan keberadaan Ormawa dan meminta untuk dilibatkan secara keseluruhan dalam setiap acara besar di FKIP. “Misalnya seperti acara besar Pekan Keguruan atau Bulan Bahasa, sebenarnya kami siap membantu mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Kami berharap dekan serta seluruh dosen menganggap kami ada. Bukan hanya tenaga kami saja yang digunakan membantu pelaksanaan, namun kami juga ingin dilibatkan mulai dari rapat persiapan.” Pada akhirnya segenap struktural dan Ormawa bersepakat untuk bersinergi demi membangun FKIP lebih baik lagi dari segi kegiatan maupun perkuliahan di kelas. (TP)

[:en]

To end the year of 2017, Faculty of Education and Teachers’ Training and Students’ Organizations of FETT hold a meeting on Friday, 22 December 2017 to evaluate the work programs in 2017. Besides, this meeting was aimed to evaluate all events that were done by students, so if the events had been done successfully, the events were able to be conducted as the annual events as the icons for FETT.

The meeting discussed about the reports of all activities in FETT and Students’ Organizations (Dewan Perwakilan Mahasiswa-DPM, Badan Eksekutif Bahasiswa-BEM, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Himaprodi PBSI, and English Department Student Association-EDSA)

The meeting was started by the presentation of FETT Dean about FETT achievements in 2017. Then, it was continued to the activities reports by each chiefs of Students’ Organization. The reports were in the form of spoken and written reports.

“I do appreciate all Students’ Organization of FETT because all events can be done successfully. For instance, the success of Students’ Organization of FETT in conducting pembekalan activity for the first semester students and social activity for the third semester students because  the activities run well. It is important to make a plan before conducting an activity. Students’ Organizations must provide the plan to FETT structural officials in order to support Students’ Organizations activities.” stated Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

In the last session of meeting, Dean and all structural officials gave chances for the Students’ Organization members to share their viewpoints, suggestions, and feedback to make FETT be better. Alief Tiwi, one of BEM members suggested that Students’ Organization need to be included in all events in FETT. “For instance, we can help the event of Teachers’ Week or Language Month. We hope the Dean and all lecturers appreciate our works. We are able to help in planning, preparing, and conducting the activities” added Alief. All in all, all structural officials and Students’ Organizations of FETT agreed to have an excellent synergy to make FETT be better in all aspects. (CA)

[:]

[:id]Retorika: Tak Sekadar Teori, Praktik Juga Penting[:en]Rethorics: It Isn’t Only the Theory, Practice Contributes More[:]

[:id]

Menuntut ilmu di perguruan tinggi tak hanya segi teori saja yang harus dikuasai, akan lebih baik jika dapat mempraktikkan teori yang sudah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang menarik dari setiap pembelajaran di kelas jika bisa secara langsung diaplikasikan. Termasuk pada salah satu mata kuliah yang ada di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Untidar yakni Retorika. Mata kuliah wajib ini dilalui mahasiswa pada setiap semester 3 yang diampu oleh Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd. “Mata kuliah Retorika memang menarik, secara harafiah mata kuliah ini adalah sebuah seni dalam berbicara, maka yang dikembangkan ya kemampuan berbicara kita. Baik itu berbicara secara formal maupun nonformal. . Kalau sudah mencapai tataran yang lebih tinggi, seni berbicara itu bisa kita gunakan untuk mempersuasi orang lain,” ungkapnya.

Untuk mengevaluasi proses perkuliahan selama satu semester diadakanlah Ujian Akhir Semester (UAS). “UAS untuk mata kuliah Retorika ini saya bebaskan anak-anak untuk memilih sendiri mau praktik sebagai penyiar radio atau sebagai MC. Kedua hal ini sama-sama membutuhkan seni berbicara tingkat tinggi dan sama-sama harus bisa menarik bahkan mempengaruhi perhatian pendengarnya. Dari kedua pilihan ini yang paling populer diminati mahasiswa adalah praktik sebagai penyiar radio, mungkin karena tantangannya lebih banyak daripada menjadi MC,” jelas Pinaka. Dalam mempersiapkan UAS praktik menjadi seorang penyiar, selama setengah semester mahasiswa telah dibekali dengan berbagai teori seputar kepenyiaran, seperti karakteristik radio, teknik mixing, senam mulut, sampai cara penulisan naskah.

Salah satu mahasiswa PBSI, Putri Rinda Choerunissa mengungkapkan kegembiraannya menjalani mata kuliah Retorika. “Ini adalah salah satu mata kuliah favorit saya, karena saya suka ngomong jadi bisa lebih meng-eksplore diri sendiri, jadi tahu kemampuan kita seberapa. Saya memilih praktik siaran juga karena merasa lebih enjoy, bahasa siaran itu sama seperti saat berbicara menggunakan bahasa keseharian anak muda. Apalagi setelah berpraktik ini saya jadi lebih yakin untuk menerima tawaran menjadi penyiar radio. Saya rasa pengetahuan dan pengalaman dari mata kuliah ini cukup membantu.”

Pinaka berharap ujian praktik yang diadakan di akhir semester ini bisa membawa mahasiswa merasakan benar bahwa menjadi penyiar dan mc memerlukan latihan yang terus menerus bukan hanya bakat alami saja. “Semoga dari mata kuliah ini bisa menelurkan penyiar-penyiar FKIP berkompeten, mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih dahulu untuk menyongsong magang kepenyiaran nantinya di semester 5. Terutama praktik ini terintegrasi pula dengan profil lulusan Prodi PBSI yang salah satunya membekali mahasiswa terampil menjadi penyiar atau dalam bidang jurnalistik,” ungkapnya mengakhiri.

[:en]

Studying at university isn’t only about mastering theoretical aspects; practising them in everyday life is agreed to be better for students. That’s why it’s always interesting if those from every classroom learning can be directly applied, one of which is a course in the Indonesian Language and Literature Study (PBSI) of FKIP Untidar namely Rhetorics. This compulsory subject is taken by students in every 3rd semester which is taught by Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd. “Rhetorics is interesting, literally this course is an art in speaking, so that the skill developed is speaking ability, whether it is formal or informal speaking. When it reaches a higher level, this art of speaking can be used to persuade others,” she said.

To evaluate the lecturing process during one semester, the final term test (UAS) was held. “ for the final term test, I let students choose to practice as a radio broadcaster or as an MC themselves. Both of these require high level of the art of speaking and both should be able to attract and even affect the attention of listeners. Of these two, the most popular choice of students is the practice of radio broadcaster, perhaps it is because of the challenges are more than being an MC,” Pinaka explained. In preparing UAS for the practice of becoming a broadcaster, during the semester, students have been equipped with various theories about broadcasting, such as radio characteristics, mixing techniques, oral gymnastics, and scriptwriting.

One of the PBSI students, Putri Rinda Choerunissa expressed her delight in undergoing Rhetoric course. “This is one of my favorite subjects, because I like to talk so that I can explore myself more, making me know the level of my speaking ability. I chose the broadcasting practice also because it feels more enjoyable; broadcast language is the same with the speaking of youngster’s everyday life. Especially after this practice I became more confident to accept the offer to be a radio announcer. I think the knowledge and experience of this course is helpful.”

Pinaka hopes that the practice examination held by the end of this semester can bring the students to feel right that being a broadcaster and mc requires constant practice not just natural talent. “Hopefully this course can produce competent FKIP broadcasters, who have the advanced knowledge and experience before having the broadcasting apprenticeship later in semester 5. This practice is, especially, integrated to the profile of PBSI graduates, one of is equipping students to be competent broadcasters or employees in journalism,” she concluded.

[:]

[:id]Mata Kuliah Entrepeneurship Bekali Mahasiswa Soft Skill Kewirausahaan[:en]Entrepeneurship Course: Providing the Students of English Education Study Program with Soft Skills Enhancement in Entrepreneurship[:]

[:id]

Sesuai dengan visi Univesitas Tidar yaitu “universitas berbasis riset dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kewirausahaan”, maka mata kuliah kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib penciri universitas. Pada Program Studi Bahasa Inggris, mata kuliah ini bernama entrepreneurship dengan beban 4 sks. Mata kuliah entrepreneurship 1 dengan beban 2 sks diajarkan pada semester 4 yang membekali mahasiswa tentang teori kewirausahaan dan rancangan usaha. Sedangkan mata kuliah entrepreneurship 2 dengan beban 2 sks diajarkan pada semester 5. Mata kuliah entrepreneurship 2 merupakan mata kuliah berbasis proyek dimana materinya adalah pemagangan dan setting usaha. Materi magang yang dimaksud adalah mahasiswa melakukan kegiatan observasi pada pelaku wirausaha seperti home industry. Sedangkan setting  usaha merupakan proyek mahasiswa untuk membuat suatu usaha dalam bidang barang/jasa. Mata kuliah yang diampu oleh Sri Sarwanti, M. Hum ini meliputi rancang modal, proses produksi, pemasaran, dan evaluasi pemasaran.

Tujuan dari mata kuliah entrepeneurship ini adalah membekali mahasiswa soft skill tentang kewirausahaan. Mata kuliah ini membantu mahasiswa untuk melihat peluang usaha yang mungkin sebelumnya belum terpikirkan oleh mereka. Pengampu mata kuliah entrepeneurship sudah memiliki sertifikat pelatihan tentang kewirausahaan. Beberapa contoh hasil usaha yang dilakukan oleh mahasiswa antara lain srikandi jilbab, sate donat, remen katsu, creepy cake, dll. Beberapa dari usaha yang dibuat oleh mahasiswa mampu menghasilkan omset yang mencukupi, bahkan diantaranya sudah mencapai omset jutaan rupiah. Bunga Umi Luthfiyani pemilik usaha remen katsu memaparkan mata kuliah entrepeneurship sangat bermanfaat untuk mahasiswa yang ingin menjajal berwirausaha bahwa dalam berwirausaha ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Mata kuliah ini menambah wawasan bagaimana membuat packaging yang menarik, cara memanage keuangan agar tidak rugi, dan cara mempromosikan usaha. Lebih lanjut lagi, pemilik usaha di bidang kuliner ini menyampaikan menariknya mata kuliah entrepeneurship adalah mahasiswa tertantang untuk memproduksi suatu barang/jasa yang unik, lain daripada yang lain sehingga meningkatkan kreativitas mereka. Hal yang paling seru ketika mereka sudah memiliki brand-nya masing-masing dan menjualkan produk pada pelanggan.(ET)

[:en]

Carrying out the vision of Tidar University, which is “university-based research in developing science, technology, art, and entrepreneurship”, Entrepreneurship Course turned out to be one of particular compulsory courses in Tidar University. The students of English Education Study Program, could take this course in the fourth and fifth semester. The total credit for Entrepreneurship Course is 4 credits, 2 credits for Entrepreneurship 1 are taken in the fourth semester and 2 credits for Entrepreneurship 2 are taken in the fifth semester. In Entrepreneurship 1, the students are equippied with entrepreneurship theory and business design. While in Entrepreneurship 2, it is a project-based course in which the material is apprenticeship and business settings. The apprenticeship material itself is conducting an observation on entrepreneurial actors such as home industry. While business setting is a project for the students to make a business in the field of goods or services. The courses taught by Sri Sarwanti, M. Hum., include capital design, production process, marketing, and marketing evaluation.

The purpose of this course is to equip the students with soft skills in entrepreneurship. This course helps the students to see business opportunities that may not have occurred yet to them before. The lecturer already has a training certificate on entrepreneurship. Some examples of business run by the students include srikandi hijab, donut, ramen katsu, creeps, cake, etc. Some of their businesses are able to generate sufficient turnover, surprisingly the have reached millions of rupiah turnover. Bunga Umi Luthfiyani, one of the students who owns remen katsu,  explained that the course is very useful for students who want to try to run their own businesses. She said that in entrepreneurship,  there are stages to go through.  This course adds insight into how to create attractive packaging, how to manage finances in getting turnover, and how to promote business. Moreover, she conveyed the interesting part of this course is the students are challenged to produce a unique goods or services, which is different from the others, to enhance their creativity. “The most exciting thing is when we already have our own brand and try to sell products to customers,” she added. (ET-NA)

[:]