[:id]Ikuti Bela Negara, Dosen dan Tenaga Kependidikan FKIP Terkesan[:]

[:id]

Pada tanggal 18-19 Nopember 2017, seluruh dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR), serta seluruh dosen dan tenaga kependidikan UNTIDAR mengikuti kegiatan Bela Negara di Akademi Militer (AKMIL), Magelang. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari dan 1 malam ini dibuka oleh Kolonel Inf. Trenggono, S.I.P., selaku Wakil Direktur Pembinaan Lembaga AKMIL, dengan upacara militer. Pada kegiatan ini, peserta diberi materi tentang kedisiplinan, kepemimpinan, proxy war, wawasan kebangsaan pada hari sabtu dan dilanjutkan dengan naik gunung tidar dan outbond pshycology pada hari minggu.

Kegiatan bela negara ini memberikan kesan mendalam bagi dosen dan tenaga kependidikan FKIP. Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., koordinator program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), menyatakan bahwa kegiatan Bela Negara ini dapat menjadi sarana untuk mengakrabkan seluruh civitas akademik UNTIDAR. “Pegawai UNTIDAR tambah tahun tambah banyak, selain memberikan pengetahuan tentang Bela Negara, kegiatan ini dapat menjadi ajang saling mengenal, dan yang sudah kenal semakin dekat”, imbuhnya. Dosen program studi PBSI, Dzikrina Dian Cahyani, M.A., merasa sangat berkesan dengan kegiatan ini. Menurut dosen yang akrab dipanggil Bu Dzik ini, banyak hal yang tidak ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari, terutama tentang kedisplinan dan menghargai waktu. “Setelah mengikuti kegiatan bela negara ini, saya semakin memahami permasalahan yang sedang dihadapi negara, dan akhirnya berpikir apa yang bisa saya lakukan sebagai seorang pendidik. Riva Ismawati, S.Pd., M.Sc, dosen program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, juga merasa terkesan dengan kegiatan bela negara dan pendidikan ala militer. “Luar biasa sekali kedisipilinan yang diterapkan di AKMIL, kedisiplinan ini bisa diterapkan di Perguruan Tinggi”, ungkapnya.

Endah Ratnaningsih, S.Pd., M.Pd., dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), memiliki kesan yang berbeda. Menurutnya, bagian yang paling menyenangkan pada kegiatan bela negara kemaren adalah saat Outbond Pshycology. Baginya, pada sesi Outbond Pshycology mampu menunjukkan karakter masing-masing peserta, yang mana akan membantu dalam memahami karakter masing-masing dalam bekerja. “Saya akan selalu mengingat kata-kata pelatih yang menyatakan bahwa dalam dunia kerja tidak ada orang yang bisa bisa bekerja sendiri, pasti berkaitan dengan orang lain”, imbuhnya.

Selain para dosen FKIP yang terkesan dengan kegiatan ini, tenaga kependidikan FKIP juga memiliki ksan yang mendalam. Janur Seto Kasari, S.T., tenaga kependidikan FKIP, merasa bahwa kegiatan bela negara merupakan kegiatan yang sangat bagus. “Kegiatan ini memberikan perspektif baru kepada kita tentang kebangsaan dan kedisiplinan yang diterapkan selama pelatihan sangat menarik. Sumpah keren!!!!”, ungkapnya.

Kegiatan yang memberikan sejuta kesan bagi dosen dan tenaga kependidikan FKIP ini ditutup oleh Rektor UNTIDAR, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. Kegiatan ini ditutup dengan upacara militer. Dalam amanatnya, Rektor UNTIDAR berpesan agar nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama dan kerja ikhlas dapat diterapkan di UNTIDAR. (EJ)

[:]

[:id]KKL Prodi: PBSI Adakan Kunjungan ke Yogyakarta[:en]PBSI Conducts a Fieldwork to Yogyakarta[:]

[:id]

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Untidar mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Yogyakarta pada Kamis (19/10). Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa dan dosen pembimbing mengunjungi Museum Merapi, Kantor Kedaulatan Rakyat, dan Museum Sono Budaya di Yogyakarta.

“Acara ini merupakan agenda rutin PBSI untuk mengadakan KKL. Jika tahun-tahun sebelumnya KKL dilakukan pada tingkat fakultas, tahun ini KKL difokuskan di tingkat prodi agar kebermanfataannya lebih besar,” kata Drs. Hari Wahyono, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKIP Untidar saat memberikan pengarahan  kepada dosen pendamping KKL.

“KKL PBSI tahun 2017 bertujuan untuk mengenalkan profil lulusan yang lain, selain menjadi guru. Profil tersebut adalah jurnalis dan peneliti. Mahasiswa mempelajari proses produksi berita di Kantor Kedaulatan Rakyat. Selain itu, mahasiswa melihat berbagai macam naskah kuno dan barang-barang peninggalan budaya Jawa di Museum Sono Budaya,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator PBSI.

Acara tersebut diikuti oleh 118 mahasiswa semester 5 PBSI dan 14 dosen pendamping. “ Mahasiswa tidak dipungut biaya untuk penyelenggaraan acara ini. Semua kegiatan selama KKL menggunakan dana dari fakultas,” kata Molas Warsi Nugraheni, M.Pd., Koordinator KKL PBSI.

“Sebelumnya, saya hanya mengerti tugas-tugas jurnalis untuk mencari dan menulis berita. Setelah berkunjung ke Kantor Kedaulatan Rakyat, kami bisa melihat proses pencetakan berita menjadi bentuk surat kabar yang dibaca semua orang,” kata Muhammad Dwi Raharjo, mahasiswa peserta KKL.

KKL Prodi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pembelajaran. Setelah KKL berlangsung, mahasiswa diminta untuk menyusun straight news dan feature. Dengan KKL ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang bertambah.WJ

[:en]

On Thursday (19/10), Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) FKIP Universitas Tidar, hold  a fieldwork program (KKL) to Yogyakarta. On that occassion, not only the students but also the advisor lecturers of PBSI joined on the program. They visited several places in Yogyakarta, such as: Merapi Museum, Kedaulatan Rakyat Office, dan Seno Budoyo Museum.

“The fieldwork program itself is an annual agenda held by PBSI. Last year, the fieldworks was held by the faculty, but this year the fieldwork is more  focussed on the study program,” said Drs. Hari Wahyono, M.Pd., the Vice Dean of Academic and Students’ Affairs.

“KKL 2017 of PBSI is aimed to  introduce the students to other graduates profiles, regardless of being a teacher. Those profiles are a journalist and a researcher. From the fieldwork program, the students may learn the process of how a news is being produced at Kedaulatan Rakyat Office. While in Sono Budaya Museum, the students may see some ancient goods and manuscripts from Javanesse culture.” Explained Rangga Asmara, M.Pd., the Coordinator of PBSI.

“ There were 118 students of PBSI from the fifth semester and 14 advisor lecturers. The students are free of charges. Semua kegiatan selama KKL menggunakan dana dari fakultas,” said Molas Warsi Nugraheni, M.Pd., the Coordinator for KKL PBSI.

“Before joining this program, what I know about journalistic is only seeking for news. But after visiting Kedaulatan Rakyat Office, we can see the process of pencetakan berita menjadi bentuk surat kabar which can be read by people,” explained one of the participant,  Muhammad Dwi Raharjo.

This fieldwork is one of the sequences of learning activities in PBSI. After the fieldworks had been done, the students were asked to compile straight news dan feature. By conducting the fieldwork, the students are expected to gain a new knowledge and experience in the related fields. (WJ – NA)

[:]

[:id]UNTIDAR Kirim Dosen FKIP Menjadi Delegasi pada Workshop Jurnal Internasional[:en]Untidar Delegates FETT Lecturer on International Journal Workshop[:]

[:id]

Pada hari Senin (21/11) Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR), menjadi peserta workshop jurnal international yang diselenggaran oleh Crossref Live yang berkerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Ahmad Dahlan dan Relawan Jurnal Indonesia (RJI). Crossref merupakan lembaga pengindeks jurnal yang mengeluarkan Digital Object Inditifier (DOI), yang mana memiliki official support di Indoesia yaitu RJI. Kegiatan ini dilaksanakan di Eastparc Hotel Yogyakarta. Selain mengirim Dosen FKIP, Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., UNTIDAR juga mengirim staff Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPM-PMP), Erlina Ratri Widyastuti, S.E.

Kegiatan yang berlangsung mulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB membahas tentang penulisan jurnal ilmiah yang meliputi: pengenalan Crossref, Good Practice Publishing, Pengenalan DOI, Plagiarism, Online Journal Sistem (OJS) dan pengenalan ORCID. Rangga Asmara berharap rumah jurnal UNTIDAR, khususnya jurnal FKIP segera terindeks Crossref dan artikel-artikelnya memiliki DOI. “DOI dapat diibaratkan ‘KTPnya’ artikel jurnal internasional. Dengan adanya DOI untuk semua artikel pada jurnal-jurnal di UNTIDAR, maka dapat meningkatkan minat penulis dari luar untuk mempublikasikan artikel di jurnal-jurnal UNTIDAR”, imbuh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini. (EJ)

[:en]

On Monday (21/11), Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., the lecturer of Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Universitas Tidar (Untidar), participated workshop of international journal organized by Crossref Live collaborated with Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Ahmad Dahlan, and the volunteer of Indonesian Journal (RJI).  Crossref is the institute of journal indexation which issues the Digital Object Identifier (DOI). This DOI has official support in RJI, Indonesia. This workshop was held at Eastparc hotel Yogyakarta. Besides Rangga Asmara, Untidar also delegates the staff of Institute of Research, Community Service, and Education Standard (LPPM-PMP), Erlina Ratri Widyastuti, S.E.

Workshop which started at 8 am until 5 pm discusses about the writing of international journal such as introducing Crossref, Good Practice Publishing, introducing DOI, plagiarism, online journal system (OJS), and introducing ORCID. Rangga Asmara hoped that journal of Untidar especially FETT can be indexed in Crossref and has DOI soon. “DOI is like the license of international journal. By having DOI, it can improve the interest of writers to publish their journal at Untidar,” said the lecturer of Indonesian Language and Literature Education. (EJ/AW)

[:]

[:id]Dosen IPA Menjadi Pembicara Dalam Semnas ke V Hayati[:en]PIPA Lecturer Became A Keynote Speaker at National Seminar V Hayati[:]

[:id]

Koorporodi Pendidikan IPA FKIP Untidar, Dr. Ahmad Muhlisin, M,Pd. FKIP tampil sebagai pembicara pada Seminar Nasional V HAYATI 2017 dengan tema “Penguatan Pembelajaran di perguruan Tinggi dan Sekolah melalui Inovasi Penelitian dan Pengabdian Bidang Biologi Dasar dan Terapan”. Semnas tersebut diselenggarakan pada hari Sabtu, 4 November 2017 di Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Semnas tersebut mengundang tiga pemateri utama yaitu Dr.Ahmad Muhlisin, M.Pd, dan pemateri lainnya adalah Prof.Dr. Ir.Agus Soegianto, DEA, dan Dr. Sulistiono, M.Si. Peserta yang hadir terdiri atas dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi serta para guru dari berbagai sekolah.

Dihadapan 130 peserta Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. menyampaikan materi “Inovasi Strategi Pembelajaran RMS untuk Meningkatkan Kecakapan Abad 21”. Menurut beliau hal yang dibutuhkan dalam pengajaran di abad 21 meliputi keterampilan berpikir, kolaboratif, dan komunikasi. Keterampilan berpikir meliputi keterampilan berpikir kritis, metakognitif, dan kreatifitas memecahkan masalah. Keterampilan kolaboratif dapat diintregasikan dengan pembelajaran IPA khususnya Biologi. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model RMS (Reading, Mind Maipping, and Sharing). Langkah pertama adalah dengan membaca topik yang akan dipelajari, membuat mind map individu dan kelompok, selanjutnya sharing dengan cara mempresentasikan hasil kolaborasi. Adapun keterampilan komunikasi juga diperlukan untuk menyampaikan dan menerima dengan baik setiap informasi.

Dalam kesempatan wawancara Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. menyampaikan rasa bahagianya dapat dipercaya menjadi pemateri dalam semnas tersebut. “Saya merasa senang dan bahagia karena dapat berbagi ilmu dengan para praktisi IPA khususnya Biologi”, kata Dr. Muhlisin, M.Pd. (DZ)

[:en]

The Head of Natural Science study program FKIP Untidar, Dr. Ahmad Muhlisin, M,Pd. Became a keynote speaker at National Seminar V Hayati 2017 with the theme “Strengthening learning atmosphere in colleges and schools through research innovation and dedication for basic and applied biology”. The seminar was held on Saturday, November 4, 2017 at Universitas Nusantara PGRI Kediri.

In the seminar, there were three invited three main speakers, Dr.Ahmad Muhlisin, M.Pd, Prof. Dr. Ir.Agus Soegianto, DEA, and Dr. Ir. Sulistiono, M.Si. The participants of the seminar were lecturers and students from various universities as well as teachers from various schools.

In front of 130 participants Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. delivered his speech on “Innovation of RMS Learning Strategy to Improve 21st Century Skills”. As he said, the fundamental issues needed in teaching in the 21st century include thinking skills, collaborative, and communication. Thinking skills include critical thinking skills, metacognitive, and problem-solving creativity. Collaborative skills can be integrated with science learning such as Biology. The learning model used is RMS model (Reading, Mind Mapping, and Sharing). In the event, Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. delivered his appreciation to be one of the invited speakers. (translated WR)

[:]

[:id]Ujian Tengah Semester Gasal FKIP Untidar[:en]FETT: Mid-Term Test of the Odd Semester[:]

[:id]

FKIP Untidar melaksanakan ujian tengah semester (UTS) gasal pada 30 Oktober—10 November 2017. UTS diikuti oleh mahasiswa dari tiga prodi di FKIP Untidar, yaitu PBSI, PBI, dan Pendidikan IPA.

Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan UTS, setiap dosen harus menyerahkan soal UTS minimal tiga hari sebelum jadwal ujian. Dosen juga berkewajiban mengawas ujian sesuai jadwal yang telah dibagi oleh Korprodi.

Sementara itu, mahasiswa harus membawa kartu peserta ujian agar dapat mengikuti UTS. Kartu peserta ujian itu ditandatangani pengawas ujian sesuai dengan jadwal ujian yang diikuti.

Ujian yang berlangsung selama dua minggu tersebut sukses dilaksanakan. Tidak ada kendala berarti selama masa ujian berlangsung. Dosen, karyawan, dan mahasiswa dapat bekerja sama dengan baik. (IS)

[:en]

FETT Untidar held a mid-term test of the odd semester on October 30 – November 10, 2017.This examination was attended by students from three study programs in FETT Untidar, English Education, Indonesian Language and Literature, and Science Education.

To support the implementation of the examination, every lecturer must submit the questions sheet at least three days before the exam schedule.Lecturers are also obliged overseen the examination as scheduled by the progrma study coordinator.

In the meantime, the students must bring the examination card in order to attend the examination.The examinees card was signed by the exam supervisor according to the exam schedule that is attended.

The two-weeks trial was successfully implemented.There are no significant obstacles during the exam.Lecturers, employees, and students can work together well.(ER)

[:]

[:id]Gebyar Bulan Bahasa: FKIP Adakan Lomba Baca Puisi untuk Siswa SMA Se-Jawa Tengah[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP Untidar) mengadakan peringatan bulan bahasa pada bulan Oktober lalu. Bulan Bahasa FKIP Untidar (BBF Untidar) tersebut berlangsung mulai 23-26 Oktober 2017. Salah satu kegiatan BBF tersebut adalah Lomba Baca Puisi se-Jawa Tengah.

Lomba tersebut berlangsung pada Selasa, 24 Oktober 2017. Acara tersebut diikuti 22 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Semarang, Temanggung, Wonosobo, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang.

“Antusias berbagai sekolah di Jawa Tengah cukup baik untuk mengikuti kegiatan bulan bahasa ini. Hal tersebut terbukti dari beberapa sekolah yang tertarik untuk ikut dalam kegiatan ini,” kata Asri Wijayanti, M.A., koordinator lomba.

“Tujuan sekolah kami mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba ini agar mereka memiliki pengalaman lomba di tingkat propinsi. Jika mereka nantinya melanjutkan ke tingkat universitas, mereka memiliki pengalaman telah mengikuti lomba,” kata Evi Widyowati, S.Pd., Guru Pendamping SMA Semesta Semarang.

Seluruh peserta membacakan puisi wajib dan pilihan. Puisi wajib yang dibacakan adalah Sajak Matahari karya W.S. Rendra. Puisi pilihan yang ditawarkan adalah Surat dari Ibu karya Asrul Sani, Gadis Peminta-minta karya Toto Sudarto Bachtiar,  Doa Syukur Sawah Ladang karya Emha Ainun Najib, Kepada Tanah Air karya Budiman S. Hatojo, dan Dalam Doaku karya Sapardi Djoko Damono.

Juri yang terlibat dalam acara tersebut adalah Bambang Prasetya, Teguh Mahesa, dan Dzikrina Dian Cahyani. Ketiganya merupakan para tokoh sastra, baik di bidang kreatif maupun akademis. “Para peserta sudah membaca puisi dengan sangat baik. Sayangnya, beberapa masih terlalu banyak improvisasi yang tidak semestinya,” kata Teguh Mahesa, sastrawan nasional asal Magelang.

Sebelum pengumuman lomba, para juri memberikan pengarahan terkait cara membaca puisi yang tepat dan penuh penjiwaan. Para peserta dan guru pendamping mendengarkan masukan dari para juri sehingga menjadi bahan evaluasi untuk lomba yang akan datang.

Lomba Baca Puisi Tingkat SMA se-Jawa Tengah ini dimenangkan oleh Esaka Juan Cessa dari SMA Semesta Semarang sebagai juara pertama. Disusul oleh Nirvana Mulia Sulistya dari SMA Seminari Mertoyudan sebagai juara kedua dan Rifatun Hidayah dari SMK MUhammadiyah 1 Ngadirejo sebagai juara ketiga.(WJ)

[:]

[:id]Sosialisasi Epic Camp: Menjaring Calon Guru Bahasa Inggris Berkualitas[:en]Epic Camp Socialization: Selecting Qualified English Teacher Candidates[:]

[:id]

Pada hari selasa, 14 November 2017, telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi Enpowered Prepared Inovated Connected Camp (Epic Camp). Epic Camp merupakan program pendampingan serta pembibitan calon Guru Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh RELO (Regional English Language Office) dari kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Program EPIC Camp ini menjaring peserta dari berbagai Universitas di Indonesia yang nantinya akan diseleksi oleh tim dari RELO. Kegiatan sosialisasi ini bertempat di Laboratoium Microteaching Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) dan dipandu langsung oleh May Willyana. Mahasiswa yang akrab dipanggil May ini merupakan alumni Epic Camp 3. Sosialisasi Epic Camp ini dilakukan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR.

Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP UNTIDAR, berharap dengan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi Epic Camp ini dapat meningkatkan jumlah mahasiswa FKIP yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Saya berharap banyak mahasiswa FKIP, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, mengikuti acara tersebut sehingga mereka mendapatkan pengalaman dari best practices dari seluruh dunia”, imbuh beliau.

Pada kegiatan sosialisasi ini, May Willyana menyampaikan pengalaman selama mengikuti kegiatan Epic Camp. Menurut mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar ini, kegiatan Epic Camp bermanfaat bagi mahasiswa calon Guru Bahasa Inggris. “Peserta Epic Camp akan mendapatkan beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan kompetensi menjadi Guru Bahasa Inggris ‘Zaman Now’, seperti teori dan praktik model pembelajaran, micro teaching, penyusunan lesson planning, pentas cultural night, serta kegiatan seru lain seperti scavenger hunt, sports, dan ice breaking”, ungkap mahasiswi angkatan 2013 ini. “Kegiatan tersebut dikemas dengan sangat menarik dan interaktif”, imbuhnya. (Siswanto)

[:en]

The excellent event “Empowered Prepared Innovated Connected Camp (EPIC Camp)”   was held on Tuesday, 14 November 2017.  EPIC Camp was a mentoring program and empowers English teacher candidates that were hosted by RELO (Regional English Language Office) of the United States Embassy for Indonesia. EPIC Camp selected participants all universities in Indonesia that would be chosen by RELO team. The socialization event was presented by May Willyana in Microteaching laboratory of Faculty of Education and Teachers Training (FETT) at Tidar University (UNTIDAR). May Willyana, May as her nick name, was the alumni of EPIC Camp 3. The event was socialized for the students of English Education Study Program of FETT UNTIDAR.

Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., Chair of Department FETT UNTIDAR, expected that EPIC Camp socialization was able to increase the number of students in FETT in which they would join the activity. “I hope there are many students of FETT, especially the students of English Education Study Program to join the event so  they will get excellent experiences of the best practices”, she added.

In the socialization, May Willyana shared her superb experiences in joining EPIC Camp.Based on her viewpoint; EPIC Camp was useful for the students who had passion to be English teacher candidates. “All participants in EPIC Camp are able to get several awesome activities that support their competence development to be ‘Zaman  Now’ English teachers in the aspect of theories and  teaching model, micro teaching, lesson planning, cultural night,  and another activities such as scavenger hunt, sports, and ice breaking”, stated the student of batch 2013.  “The activities were so awesome, interesting, and interactive,” she added. (CA)

[:]

[:id]Dosen IPA Menjadi Pemakalah Dalam Seminar Nasional di UIN Walisongo[:]

[:id]

Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd, Siswanto, S.Pd, M.Pd, dan Eko Julianto, S.Pd, M.Pd. adalah dosen Program studi IPA Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar. Ketiganya hadir dalam acara seminar nasional  bertema “Menguatkan Fundamental Research dan Pembelajaran MIPA untuk Kemanusiaan dan Peradaban” di UIN Walisongo Semarang. Semnas tersebut diselenggarakan  pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2017  di gedung Audtorium II Kampus 3 UIN Walisongo.

Pemateri utama yang dihadirkan dalam semnas adalah M. Abdul Kadir Martoprawiro, Ph.D dengan judul makalah “Peningkatan dan Penguatan Fundamental Research di Indonesia untuk Kemanusiaan dan Peradaban yang Lebih Baik”, Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd., menyampaikan materi berjudul “Peningkatan dan Penguatan Fundamental Research melalui Pembelajaran MIPA”,  dan Prof. Dr. Ibnu Hajar menyampaikan tentantang “Integrasi Nilai-nilai Keislaman dalam Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)”.

Setelah pemaparan dari  tiga pemateri utama, acara dilanjutkan dengan presentasi peserta call for paper. Para peserta mempresentasikan hasil dari masing-masing penelitian atau kajian konsep yang mereka kirimkan. Pada kesempatan itu Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd menyampakaian mater mengenai “Analisis Pespon Mahasiswa dalam Implementasi Model Pembelajaran RMS (reading, mind mapping, and sharing) Pada Mata Kuliah Filsafat Sains)” dan Eko Julianto, S.Pd, M.Pd.  menyampaikan materi tentang “Persepsi Pola Penalaran Siswa SD dalam Memahami Fenomena Buah Jatuh: Miskonsepsi atau P-Prims?”. Adapun Siswanto,S.Pd.,M.Pd. memaparkan dua makalahnya yaitu “Melatihkan Keterampilan Berargumentasi Melalui Inovasi Pembelajaran Inkuiri” dan “Disain Pembelajaran Fisika Berbasis Simulasi Virtual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa”

Menurut  Dr. Ahmad Muslihudin, M.Pd yang saat ini menjabat sebagai Koorprodi Program Studi Pendidikan IPA, seminar ini sangat baik dan dapat membuka wawasan tentang research dasar pembelajaran MIPA untuk mewujudkan suber daya bangsa yang kompetitif.(DZ)

[:]

[:id]BAKSOS untuk Tingkatkan Rasa Kepekaan Sosial dan Keakraban[:en]Social Service: Improving Students’ Social Sensitivity and Solidarity[:]

[:id]

Mahasiswa Semester tiga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar melakukan acara bakti sosial di Desa Giriwetan Grabag Kabupaten Magelang. Acara Baksos dilaksanakan selama tiga hari sejak hari Jumat sampai hari Minggu tanggal 10-12 November 2017. Pembukaan acara dilaksanakan di lapangan Njebeg pukul 14.30 WIB. Dalam acara pembukaan tersebut Prof. Dr. Sukarno, M.Si meyampaikan permohonan izin dan bimbingan dari seluruh warga Desa Giriwetan agar para mahasiswa dapat belajar hidup bermasyarakat. Dekan FKIP tersebut juga menyampaikan tujuan diselenggarakannya baksos adalah supaya mahasiswa mengenal masyarakat dan dapat menjadi energi penggerak dalam kehidupan bermasyarakat.

Setelah acara pembukaan para peserta baksos dibagi menjadi beberapa kelompok dan diinapkan di rumah-rumah warga yang sebelumnya telah dikoordinasikan oleh panitia. Selama kegiatan baksos, para peserta melakukan berbagai kegiatan seperti beramah tamah dengan tuan rumah, mengajar TPQ, melaksanakan bimbingan belajar, kebersihan lingkungan, memasak, mengajar di sekolah, mengikuti aktifitas tuan rumah, dan lomba-lomba. Selain itu, dilaksanakan juga kegiatan wajib dikdas dan pendidikan karakter bagi generasi muda bersama para dosen pendamping.

Pada hari Minggunya yang merupakan hari terakhir kegiatan baksos diselenggarakan berbagai kegiatan yaitu penanaman pohon, bazaar baju, bazaar sembako, dan acara hiburan. Selain itu, bantuan sosial berupa sembako terdistribusi dengan baik dan penanaman pohon berjalan dengan lancar dan meriah.

Kesan dan pesan terkait baksos disampaikan oleh Bangkitama Wibi Krismanto mahasiswa PBI smester 3. Dia menyatakan bahwa kegiatan baksos sangat menyenangkan karena warga Giriwetan welcome dan begitu antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan. “Semoga kedepan akan lebih baik dan lebih suskses lagi dalam melaksanakan baksos”, tambah pria yang akrab dipanggil Wibi.

 “Antusias anak-anak untuk belajar sangat tinggi, masyarakat juga bisa menerima kami dengan baik. Semoga warga Desa Giriwetan lebih maju dan lebih baik lagi dalam hal ekonomi, terutama jika kampus FKIP jadi pindah ke desa Giriwetan semoga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat”, kata Nur Wahyuningsih mahasiswi PBSI semester 3A.

Kegiatan baksos diakhiri pukul 13.00 WIB dan para peserta baksos kembali ke kampus dengan mengendarai angkot desa. Drs. Budiono, M.Pd. selaku ketua tim koordinator Baksos FKIP Untidar 2017 menyampaikan  terima kasih banyak kepada masyarakat Giriwetan yang telah sangat kooperatif dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Beliau juga mengucapkan banyak terima kasih pada seluruh panitia yang telah bekerja keras mulai perencanaan hingga pelaksanaan. “Sungguh saya sangat salut dengan kekopakan dalam koordinasi yang sangat baik. Beberapa kelompok peserta sudah memenuhi kepatuhan dan telah terjalin keakraban dengan para warga, sehingga para warga menghendaki program lanjutan” uangkap Drs. Budiono, M.Pd. (DZ)

[:en]

The third semester student of FETT, UNTIDAR held a social service in Giriwetan, Grabag Village, Magelang Regency. The social service is scheduled for three days from Friday to Sunday 10-12 November 2017. The opening of the event was held in Njebeng Square at 14.30 WIB. In the opening ceremony Prof. Dr. Sukarno, M. Si conveyed the request for permission and guidance from all citizens of Giriwetan Village so that the students can learn to live in society. The Dean of FKIP also conveyed the purposes of holding the social service.  The event aimed to improve students’ sensitivity and solidarity for the community, to help them in preparing to be a driving force of future society.

After the opening ceremony the participants were divided into several groups and placed in the homes of villagers who had previously been coordinated by the committee. During the social service, the participants undertake various activities such as associating with the host, teaching TPQ, conducting study guidance, keeping the environmental hygiene, cooking, teaching in schools, following the host activities, and conducting competition. Besides that, there is also mandatory activity of disseminating the importance of elementary education and character building for the young generation by the lecturers.

On the last day of the social service there are various activities following the closing ceremony such as tree planting, clothes and food bazaar. In addition, social assistance in the form of staples is distributed well to the villagers. Tree planting was running smoothly as well.

Impression related to the social service was delivered by Bangkitama Wibi Krismanto student PBI 3rd semester. He stated that the activities of the social service are very fun because the villagers of Giriwetan are very welcome and enthusiastic in following various activities organized by FETT. “Hopefully in the future the event will be better and more successful “, added the man familiarly called Wibi.

“Children’s enthusiasm to learn is very high, the community can also receive us well. Hopefully, Giriwetan villagers will be more advanced and better in economic conditions, especially if FKIP campus is moved to Giriwetan village someday. I do hope it can improve their economic sector and open new jobs for the community “, said Nur Wahyuningsih PBSI student of 3A semester.

The activities ended at 13.00 WIB. The participants returned to the campus by riding angkot. Drs. Budiono, M.Pd. as the chairman of the team of FKIP UNTIDAR 2017 expressed his gratitude to the Giriwetan community who has been very cooperative in following the whole series of activities. He also expressed his gratitude to all the hard-working committees from planning stage to the implementation. “Really I am very salute with the solidarity of the community in excellent coordination with the committee. Several groups of participants have fulfilled compliance and have bond with the hosts, so the residents want the advanced program “said Drs. Budiono, M.Pd. (WD)

[:]

[:id]Pembentukan KPAD Sebagai Rintisan Kerjasama FKIP Dengan DP4KB Kota Magelang[:en]The Selection of KPAD Commissioners, Magelang City Pioneering the Collaboration of FETT with DP4KB MAGELANG CITY[:]

[:id]

 FKIP-UNTIDAR (7/11). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Selasa 31 Oktober 2017 menyelenggarakan seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Magelang. Seleksi ini dilaksanakan di Ruang Laboratorium Micro Teaching FKIP. Seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah ini merupakan rintisan kerjasama lanjutan antara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang.

Sesuai dengan prosedur, seleksi KPAD dilaksanakan dalam empat tahapan, yakni tes tertulis (Tes Potensi Akademik), psikotest, wawancara, dan uji publik. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Prof. Dr. Sukarno, M.Si. yang juga menjadi ketua tim seleksi mengatakan “Dari 48 peserta kini tinggal 24 peserta yang memenuhi persyaratan cakap, peduli anak, wawasan luas, dan bukan perokok untuk menjadi komisioner perlindungan anak Kota Magelang. KPAD ini menjadi menarik karena di tingkat Jawa Tengah belum ada dan baru ada di Kota Magelang,” imbuhnya.

Uji publik seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah ini rencananya akan dilaksakanan pada tanggal 27 Oktober hingga 13 November 2017. Bagi peserta yang lolos akan dilantik pada bulan Desember mendatang. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (7/11). Faculty of Education and Teacher Training, Universitas Tidar on Tuesday, October 31, 2017 held the selection of Regional Child Protection Commission (KPAD) Magelang City. The selection is held in Micro Teaching Laboratory Room of FETT. The selection of the member of KPAD as mentioned above is a follow up of the letter of understanding between the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Tidar with Department of Women Empowerment and Family Planning (DP4KB) of Magelang City.

In accordance with the procedures, KPAD selection is carried out in four stages, namely written test (Academic Potential Test), psychological test, interview, and public test. Dean of FETT, Universitas Tidar Prof. Dr. Sukarno, M.Si who is also the head of the selection team said “Of the 48 participants now we have 24 participants who meet the qualifications required: showing excellent competency, skillful, caring, broad-insight, and non-smokers to become a child protection commissioner of the City of Magelang. The establishment of KPAD is a breakthrough since in Central Java there is no existing commission at the present. Magelang City becomes the pioneer of such commission,” he added.

The public test of the selection of the Regional Child Protection Commission is scheduled to take place on 27 October to 13 November 2017. The eligible participants will be inaugurated in December. (WL)

[:]