[:id]May Williana: Belajar Model-model Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Camp Epic di Batu, Malang[:en]May Williana: Camp Epic Batu Malang, A Place to Study English Learning Models[:]

[:id]

Baru-baru ini, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar, May Williana, berkesempatan mengikuti Camp Epic (Where pre-service teachers leave: Empowered, Prepared, Inspired, and Connected).  Seperti dikabarkan pada laman fkip.untidar.ac.id (4/1) lalu, kegiatan yang difokuskan pada program pendampingan serta pembibitan calon guru ini diadakan di Batu, Malang selama dua minggu (15 – 27 Januari 2017).

“Saya mendapatkan banyak pengalaman baru selama mengikuti kegiatan ini. Para instruktur mengajarkan beberapa model pembelajaran Bahasa Inggris. Lalu, kami juga diberi kesempatan untuk praktik mengajar semacam microteaching,” tutur May. Mahasiswa semester 7 ini juga menceritakan bahwa dia juga mendapatkan materi tentang manajemen kelas, manajemen waktu, ice breaking, dan energizer agar pembelajaran bahasa lebih menyenangkan dan efektif.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara RELO (Regional English Language Office) dan Universitas Indonesia. Peserta Camp Epic berjumlah 47 mahasiswa semester akhir dari berbagai universitas di Indonesia dan Timor Leste. May merupakan satu-satunya wakil dari Untidar yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan ini. Para peserta yang berhasil lolos dan terpilih untuk mengikuti program ini diberikan pembekalan dan pelatihan intensif mengenai segala bentuk metode pengajaran Bahasa Inggris terbaru oleh para pengajar ahli dan profesional di bidang pendidikan khususnya Bahasa Inggris dari Amerika (fellows) dan dosen dari UI.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menguatkan, mempersiapkan, menginspirasi, dan menghubungkan calon-calon guru Bahasa Inggris di Indonesia dan Timor Leste. Para mahasiswa dibekali cara mengajar empat keterampilan berbahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.

“Selain mendapatkan bekal menjadi guru bahasa yang baik, melalui kegiatan ini mahasiswa PBI akan mengenal mahasiswa-mahasiswa, calon guru Bahasa Inggris, dari universitas lain sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman belajar dari teman sejawat. Harapannya, tahun depan lebih banyak lagi mahasiswa yang berkesempatan mengiktui kegiatan ini,” kata Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd., Dosen PBI Untidar. (WJ)

[:en] 

The Student of English Education Tidar University (Untidar), May Williana, has a chance to join Camp Epic (Where pre-service teachers leave: empowered, prepared, inspired, and connected) lately. As reported on fkip.untidar.ac.id (4/1), the event which was focused on mentoring and talent scouting of teacher candidates was held in Batu, Malang for two weeks (15-27 January 2017).

“I get new experiences in this event. The instructors teach us some methods in learning English. Then, we have a chance to do the microteaching,” explained May. This seventh semester student also said that she got the material about class management, time management, ice breaking, and energizer to make fun and effective in language learning.

This event was a cooperative between RELO (Regional English Language Office) and University of Indonesia (UI). The participant of Camp Epic was 47 students of final semester students from universities in Indonesia and Timor Leste. May was one of the representatives from Untidar who successfully passed the selection for the program. The selected participants in this program were given the intensive training about new models of language learning. That training was given by professional and expert instructors in English education from United States (fellows) and the lecturers from UI.

This event aims to strength, prepare, inspire, and connect English teachers candidate in Indonesia and Timor Leste. The participants here were given the example of teaching four language skiils, i.e, listening, speaking, reading, and writing.

 “The students of English education not only get the input to be a good language teacher but they can also meet students from other universities in this event so that they will experience a peer learning. It is hoped that there will be many students who have the chance to join this Camp Epic,” added Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd, lecturer of Engish education Untidar. (WJ/AW)

[:]

[:id]FKIP UNTIDAR: SELAMAT ATAS LOLOSNYA PRODI PENDIDIKAN IPA S1 UNTIDAR[:en]Congratulation for the Inauguration of Bachelor’s Degree of Natural Science Education Study Program, UNTIDAR![:]

[:id]

Berita gembira bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar. Kini FKIP mendapat keluarga baru sebab Program Studi (Prodi) Pendidikan IPA telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI menjadi salah satu Prodi di FKIP Untidar. Pencapaian ini diperoleh setelah melalui perjuangan yang hebat yang dilakukan oleh tim pengusul FKIP Untidar. Proses pengusulan sampai persetujuan Prodi baru ini berlangsung selama kurang lebih satu tahun.

Dengan disetujuinya Prodi Pendidikan IPA, total program studi yang ada di FKIP Untidar menjadi 3, diantaranya Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1 PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (S1 PBI), dan Prodi Pendidikan IPA (S1 Pendidikan IPA).

Terkait dengan hal itu, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. menyampaikan ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pembukaan Prodi Pendidikan IPA FKIP Untidar ini, diantaranya peminat tinggi (berdasarkan analisis kebutuhan) dan prodi yang ada di FKIP Untidar sebelumnya adalah prodi bidang sosial-humaniora, sehingga dipandang perlu untuk dilengkapi dengan bidang eksata, dan selanjutnya dengan bidang-bidang yang lain pada masa yang akan datang.

Dengan disetujuinya Prodi Pendididkan IPA ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi terhadap bangsa dan negara.

Selamat berkarya dan sukses untuk Prodi Pendidikan IPA. (ER/WD)

[:en]

Good news for the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) UNTIDAR. FETT got a new family since the Natural Science Education Study Program has been approved by the Directorate General of IPTEK (Science and Technology) and Higher Education. This was achieved after a tremendeous effort carried out by the proposing team of FETT UNTIDAR. The process of proposing to the approval lasted for approximately one year.

With the approval of the Bachelor Degree of Natural Science Education Study Program, there are 3 existing programs in FETT now, including Bachelor’s Degree of Indonesian Language and Literature Education (S1 PBSI), Bachelor’s Degree of English Education (S1 PBI), and Bachelor’s Degree of Natural Science Education (IPA Education S1).

Related to this joyful news, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. conveys that there are several reasons related to the opening of  Natural Science Education Study Program  in FETT UNTIDAR. One of them is to appreciate the high enthusiasts (based on needs analysis). This goes along with the need of the faculty, which previously offers only socio-humaniora subject. It is considered important to be equipped with natural science subject and other necessary subjects in the future.

With the approval of  Natural Science Education Study Program, the faculty is expected to graduate its alumni which are capable in contributing to the nation particularly related to the natural science development.

Congratulation for the inauguration of Bachelor’s Degree of Natural Science Education Study Program!. (ER/WD)

[:]

[:id]Literature Exhibition Day FKIP: Ajang Bersastra Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris[:en]Literature Exhibition Day FKIP Explored Students’ Creativity in Literature[:]

[:id]

Sabtu 14 Januari 2017 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 3 mengadakan perhelatan bertajuk Literature Exhibition Day (LED). Acara ini merupakan output dari mata kuliah Introduction to Literature sekaligus ajang berkarya bagi mahasiswa. Winda Candra Hantari, M.A. dosen Introduction to literature menjelaskan bahwa LED ini adalah ruang bagi mahasiswa untuk memamerkan karyanya serta sebagai  salah satu penilaian akhir mata kuliah Introduction to Literature.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si, dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam sambutannya menyampaikan kepada mahasiswa untuk mengitegrasikan sastra dan seni. Menurut Sukarno, sastra dan pendidikan saling mendukung satu sama lain dan dengan mencintai karya sastra, kompetensi kebahasaan seseorang akan meningkat. Di akhir sambutannya, Sukarno berpesan kepada para mahasiswa khususnya kepada panitia dan dosen pengampu agar acara LED ini bisa terus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya.

Pada acara ini, mahasiswa menampilkan berbagai pertunjukkan sastra seperti drama, musik dan puisi. Menurut Ali Imron, M.Hum. tim teaching Introduction to Literature, mahasiswa bebas memilih tema yang akan disajikan. “Tidak ada tema tertentu, yang paling penting adalah mereka bisa mempertunjukan karya sastra berbahasa inggris,” tambahnya lebih lanjut. Kebebasan tema yang diberikan ini terlihat dari pertunjukan yang sangat bervariasi. Mereka boleh membawakan karya yang sudah ada sebelumnya ataupun membuat sendiri. Chika Ardilia memilih untuk membaca puisi karyanya sendiri sedangkan Nurul Dwi Astari, Lilis Sinarsih, dan mahasiswa lain membacakan puisi dari sastrawan ternama seperti Langston Hughes, Pablo Neruda, dan lain sebagainya. Selain pembacaan puisi, para mahasiswa juga mempertunjukkan drama yang diadaptasi dari cerita rakyat atau karya mereka sendiri. Salah satu drama yang sukses mencuri perhatian penonton dan dosen pengampu adalah drama berjudul Gone yang di tulis dan diperankan oleh Nazola soares, Khurotulaeni, Nur Ayu, Umu Hanifah, Nurul Isnaeni, dan Wahyuningsih. Drama bergenre horror komedi ini diperankan dengan sangat apik oleh Nazola, dkk. Mereka mengaku membuat sendiri script drama nya dan berlatih dalam waktu seminggu. Selain drama, pertunjukan musik akustik dan beat box juga ikut meramaikan acara LED ini.

Putri Duwi, panitia dalam acara ini menyampaikan bahwa persiapan LED dilakukan sejak awal Januari. Acara ini berlangsung dengan meriah dan sukses dengan panitia berjumlah 9 orang. Candradewi Wahyu Anggraini,M.Pd. salah satu dosen Pendidikan Bahasa Inggris yang datang pada acara LED ini mengungkapkan bahwa LED adalah acara yang sangat menarik. Para mahasiswa bisa menunjukkan bakatnya dalam menulis puisi dan drama serta mementaskannya. “Ternyata mahasiswa semester 3 memilki jiwa sastra, “ tutupnya kemudian di akhir acara. (NA/AW)

[:en]

(FKIP) – Saturday January 14th 2017, the 3rd semester students of English Education Department held a literature event named Literature Exhibition Day (LED). The event was held not only as an output of Introduction to Literature subject , but also as an event for the stutdents to show their talent off especially in Literature as explained by Winda Candra Hantari, M.A. as the lecturer of Introduction to Literature.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the Dean of Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) delivered that the students should integrate literature and education since they could support each other. “ By loving literary works, it also can improve linguistic competence. I hope this event can be held continously,” said by the Dean.

At LED, the art performances showed by the students varied. Some students performed drama, music, and the others showed their skill in poetry reading. Ali Imron, M.Hum. one of Introduction to Literature lecturers explained that the students could decide their own performances, whether drama performance, music, or even poetry reading. “ The most important thing is that the students can perform the literary works using English,” he added.

In performing the literary works, the students were allowed to perform famous existing literary works or they could perform their own original literary works.  Chika Ardilia , one of the students, chose to perform her own work in poetry reading. While Nurul Dwi Astari, Lilis Sinarsih, and the other students chose to perform some famous existing literary work  such as from Langston Hughes, Pablo Neruda, etc in poetry reading performance. Some students also performed their own drama or adapted drama from famous folktales. One of the most outstanding drama, played by the students, was the drama entitled “Gone”. The drama was written and played by Nazola Soares, Khurotulaeni, Nur Ayu, Umu Hanifah, Nurul Isnaeni, and Wahyuningsih. This horor drama was played by them epically. “ We only prepare the drama for one week, including creating the script,” explained Nazola Soarez. Beside drama performance, music performance and beat box were also lightened up the even.

Putri  Duwi, as one of the commitee said that the preparation of the event started from the beginning of January 2017. Candradewi Wahyu Anggraini, M.Pd. one of lecturers in FKIP expressed that the event was so interesting. “ I did not expect that the students have gotten such talent, and it is very entertaining,” she said.  (NA/AW)

[:]

[:id]UAS IPBN Semester V PBSI: Nusantara dalam Bingkaian Melodi[:en]IPBN FINAL EXAM OF THE FIFTH SEMESTER PBSI: THE INDONESIAN ARCHIPELAGO IN A FRAME OF MELODY[:]

[:id]

Selasa (10/1) Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar yang mengikuti matakuliah Ilmu Perbandingan Bahasa Nusantara mempersembahkan lagu daerah sebagai rangkaian Ujian Akhir Semester. Acara bertajuk “Nusantara dalam Bingkaian Melodi” itu digelar di Auditorium Untidar.

“Acara ini diselenggarakan oleh mahasiswa yang mengikuti IPBN, yaitu mahasiswa semester V. Konsep acara ini sebetulnya kompetisi menyanyi. Setiap kelas harus menampilkan dua lagu dari daerah yang berbeda,” Kata Taufan Maulana Haris, Ketua Panitia. Semester V terdiri atas 4 kelas sehingga terdapat 4 kelompok. Kelas A menyanyikan lagu Alusia dari Batak dan Wulele Sanggula dari Sulawesi Tenggara; kelas B Ayam Den Lapeh dari Minang dan O Inani Keke dari Sulawesi Utara; kelas C Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan dan Maumere dari Nusa Tenggara Timur, serta Kelas D Cik Cik Periuk dari Kalimantan Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Selain menyanyi, mahasiswa juga menampilkan koreografi yang menawan ditambah dengan kostum daerah.

“Hari ini sebetulnya untuk pesta rakyat, biar mahasiswa bersenang-senang setelah UAS. Sebelumnya, mereka telah mengumpulkan makalah perbandingan bahasa nusantara. Dalam makalah tersebut, mahasiswa menganalisis sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis dari bahasa daerah yang mereka pilih. Lalu, bahasa-bahasa tersebut dibandingkan untuk menentukan kekerabatannya. Bahan untuk mengerjakan makalah tersebut adalah kosakata dasar dan lirik lagu dari bahasa yang mereka pilih. Jadi, selain menyanyi, mereka telah menganalisis bahasa dalam lagu tersebut,” kata Dr. Yulia Esti Katrini, pengampu matakuliah IPBN.

Tidak hanya menyanyi, mahasiswa juga menyediakan kudapan khas daerah. Salah satunya adalah lapet, makanan khas Batak. “Kami memesan makan ini dari orang Batak langsung yang bermukim di Yogyakarta,” kata Antin Purwanti, Seksi Konsumsi.

Acara yang diselenggarakan dengan meriah ini diikuti oleh 138 mahasiswa semester V dan disaksikan para Dosen FKIP Untidar serta beberapa mahasiswa PBSI Untidar. “Saya pikir acara ini sangat menarik, artinya mahasiswa tidak hanya menganalisis bahasa daerah, tapi juga menyanyikan lagu-lagunya. Mereka berusaha melafalkan lagu-lagu dari bahasa di nusantara yang belum biasa mereka ucapkan sebelumnya. Pada kesempatan ini, mereka juga menampilkan keindahan-keindahan nusantara dari lagu, pakaian, dan makanan khasnya,” kata Drs. Fx. Samingin, Dosen PBSI FKIP Untidar. (WJ/ER)

[:en]

Tuesday (10/1/2017) Students of the Bahasa Indonesia and Literature Study Program or PBSI who attend the Comparative Studies of ​ ​Nusantara Language Subject or IPBN present folk songs as a series of Final Examination. The event entitled ‘Archipelago in A Frame of Melody’ was held at the Auditorium of Untidar.

‘The event was organized by students who attend IPBN, the fifth semester students. The concept of this event is actually a singing competition. Each class must show two songs from different Indonesia region,’ said Taufan Maulana Haris, Chairman of the Committee.

Semester V consists of four classes so that there are 4 groups. Class A sings Alusia from Batak and Wulele Sanggula from Southeast Sulawesi. Class B sings Ayam Den Lapeh from Minang and O Inani Keke from North Sulawesi. Class C sings Ampar-Ampar Pisang from South Kalimantan and Maumere from East Nusa Tenggara. Class D sings Cik Cik Periuk from West Kalimantan and Rasa Sayange from Maluku. The students also perform some captivating choreography completed with regional costumes.

‘Today is actually for the public party, let the students have fun after the final exam. Previously, they had to collect the paper of this subject. In the paper, the students analyze the phonological system, morphology, and syntax of the language of their chosen area. Then, the languages ​​are compared to determine the kinship. Materials for finishing the paper is the basic vocabulary and lyrics of their chosen language. So, in addition to singing, they have analyzed the language in the song, ‘ said Dr. Yulia Esti Katrini, IPBN subject lecturer.

Not only singing, students also provide traditional food, for example lapet, Batak traditional food. ‘We booked this meal directly from the Batak people who live in Yogyakarta,’ said Antin Purwanti, Meal Division.

The event was followed by 138 students of the fifth semester and witnessed by the lecturers and some students of Untidar. ‘I think the show is very interesting, meaning that students are not only analyzing the local language, but also singing the songs. They tried to recite the songs of the language in the archipelago which are not familiar with them before. On this occasion, they also show you the beauties of the archipelago of the songs, clothes, and traditional food,‘ said Drs. Fx. Samingin, lecturer of PBSI in Faculty of Teachers’ Training and Education in Tidar University. (WJ/ER)

[:]

[:id]MAHASISWA FKIP HADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2016/2017[:en]FKIP STUDENTS FACE FINAL EXAMINATION[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (10/1). Ujian Akhir Semester Gasal Tahun Akademik 2016/2017 digelar pada Selasa, 3 Januari 2017 sampai dengan 14 Januari 2017. Ujian Akhir Semester ini bertujuan untuk mengukur kemampuan belajar mahasiswa selama satu semester baik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maupun Pendidikan Bahasa Inggris. Seperti semester sebelumnya, selama pelaksanaan ujian mahasiswa wajib mematuhi tata tertib. Salah satunya ketika ujian berlangsung mahasiswa dilarang melakukan kerjasama dalam bentuk apapun dan wajib menunjukkan kartu ujian kepada pengawas.

Pada hari pertama, pelaksanaan UAS berjalan dengan lancar dan tertib. Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP Untidar memantau secara langsung pelaksanaan UAS di setiap ruang ujian. Adapun peserta UAS Tahun Akademik 2016/2017 adalah mahasiswa semester 1, 3, dan 5. Salah satu dosen FKIP Untidar Irsyadi Shalima, M.A. menuturkan “Pelaksanaan UAS berjalan lancar dan tertib, tidak ada kendala baik ujian yang dilaksanakan secara tertulis di kelas maupun ujian yang bersifat final project.  Harapannya pelaksanaan UAS semester berikutnya berjalan dengan lancar dan tertib. Bahkan, lebih baik dari semester ini.” (WL)

[:en]

FKIP-Tidar University (10/1).  Final examination in odd semester 2016/2017 is scheduled in January 3 to 14, 2017. The final examination is aimed to measure students’ proficiency in studying the courses in their study program. Furthermore, the students should follow the final examination rules, for instance the students are not allowed to cheat their friends. Besides, the students should show their examination card to the invigilators.

In the first day, the final examination runs well. Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dean of FKIP supervises the final examination in each examination room. Moreover, the participants of final examination are the students of semester 1, 3, and 5. One of the lecturers, Irsyadi Shalima, M.A., states “Final examination runs well, there are no obstacles in written test or final project. It is hoped for the next final examination will be better than this semester.” (CA)

[:]

[:id]Pemira: Pesta Demokrasi di FKIP[:en]PEMIRA : Student Associations Election[:]

[:id]

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar acara Pemilihan Umum Raya (Pemira). Acara tersebut bertujuan untuk memilih Ketua Himpunan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Ketua English Department Student Association (EDSA) pada Kamis (29/12). Calon ketua Himaprodi PBSI adalah Muhammad Dwi Raharjo, Anggun Fitria Anindhi, dan Sahrul Mubarok, sedangkan Calon Ketua EDSA dua mahasiswa, Mutiara Abdul Majid dan M. Agus Muwafiqi.

Kelima calon tersebut adalah mahasiswa semester III. “Syarat calon ketua Himaprodi dan EDSA adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah dan sudah magang, serta mengikuti seluruh program kerja HMJ. Jadi, yang bisa menjadi calon ketua adalah mahasiswa semester III karena telah memenuhi syarat,” kata Bangkit Dwi Pambudi, ketua panitia Pemira.

Ketiga calon ketua Himaprodi optimis menjadikan PBSI lebih baik dari tahun kemarin. Sementara, Mutiara Abdul Majid, calon ketua EDSA nomor urut 1, memiliki visi menjadikan mahasiswa PBI berkarakter, sedangkan nomor urut 2 mempunyai visi menjadikan EDSA sebagai wadah mahasiswa PBI mengembangkan potensi dan prestasi.

Sebenarnya, selain diadakan pemilihan calon ketua Himaprodi dan EDSA juga diadakan pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP. Akan tetapi, calon ketua BEM hanya satu mahasiswa, yaitu Muhammad Zamroni. “Ketua BEM sudah secara otomatis terpilih sehingga tinggal serah terima jabatan,” tambah Bangkit Dwi Pambudi.

pemira

Pemira ini seharusnya diikuti oleh seluruh mahasiswa FKIP Untidar yang masih aktif kuliah, tetapi partisipasi mahasiswa masih rendah. Jumlah pemilih calon Ketua Himaprodi PBSI adalah 141 mahasiswa (nomor urut 1), 25 mahasiswa (nomor urut 2), 101 (nomor urut 3). Jadi, mahasiswa PBSI yang berpartisipasi sebanyak 267 dari 386 total mahasiswa aktif.  Jumlah pemilih calon Ketua EDSA adalah 140 (nomor urut 1) dan 75 (nomor urut 2) sehingga total partisipan dari Prodi PBI sebanyak 225 dari 498 mahasiswa.

“Jumlah partisipan yang rendah mungkin karena kurang sosialisasi, padahal sebelumnya sudah ada debat calon ketua seminggu sebelum Pemira,” kata Muhammad Zamroni, Panitia Pemira. Zamroni menambahkan acara debat yang berlangsung di auditorium itu juga sepi peminat.

Meskipun begitu, Pemira menjadi ajang pesta demokrasi bagi mahasiswa FKIP Untidar. Melalui Pemira diharapkan terpilih ketua Himaprodi, EDSA, dan BEM yang dapat membawa aspirasi seluruh mahasiswa FKIP sehingga FKIP menjadi lebih berjaya.(WJ)

[:en]

Faculty of Education and Teacher Trainings’ (FKIP) student association of Tidar University (HMJ) held general election (Pemira). The aim of this event which held in Thursday (29/12) is choosing the leader of Himpunan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia or Himaprodi (student association of Indonesia Language and Literature study program) and the leader of English Department Student Association (EDSA). The candidates of Himaprodi are Muhammad Dwi Raharjo, Anggun Fitria Anindhi, dan Sahrul Mubarok, while the EDSA’s candidates are Mutiara Abdul Majid dan M. Agus Muwafiqi.

All of the candidates are third semester students. The requirements to be candidate of Himaprodi and EDSA are active students and have taken internship, and also have taken all HMJ’s work programs. Therefore, the one who can be candidate is third semester student since it fulfil requirement,” said Bangkit Dwi Pambudi, chairman of Pemira.

Those three candidates are optimistic in making Department of Indonesian Education and Literature (PBSI) can be better than last year. The EDSA first candidate, Mutiara Abdul Majid, has own vision to make students of Department of English Education (PBI) to be more characteristic. The second candidate has own vision to make EDSA as a place for students of PBI to develop potency and achievement.

Beside held election for leader of Himaprodi and EDSA, it is also held election for leader of executive student association (BEM) FKIP. However, it is only one candidate for BEM’s leader, he is Muhammad Zamroni. “Bem’s leader is chosen automatically therefore it is only wait for handover,” Bangkit Dwi Pambudi added .

pemiraPemira ought to be followed by all of FKIP’s active students, but the student’s participations are low. In this election, the total votes in Himaprodi for 1st candidate are 141, 2nd candidate are 25, and 3rd candidate are 101. Therefore PBSI’s students who participate in this election are 267 of 286 active students. The total votes in EDSA for 1st candidate are 140, and for 2nd candidate are 75. Therefore the students who voted this election are 225 of 498 students.

“The low participant probably because of the lack of socialization, although there was debate for candidate a week before Pemira, “ said Muhammad Zamroni, one of Pemira’s committee. Zamroni also said that the debate which is held in Auditorium is lack of audiences.

Nevertheless, Pemira is demarcation’s party for FKIP students. Through Pemira, it is hoped the chosen leader of Himaprodi, EDSA, and BEM can bring aspiration of all FKIP’s students that can make FKIP more successful.

[:]

[:id]Lolos Seleksi, Mahasiswa PBI Siap Jalani EPIC Camp 3[:en]Being Selected, Student of English Department is ready for the Next EPIC Camp 3[:]

[:id]

UNTIDAR. Setelah proses pendampingan yang dilakukan, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris berhasil meloloskan salah seorang aplikan, May Willyana, dalam ajang EPIC (Pre-Service English Teacher) Camp 3. Ajang kegiatan merupakan salah satu kegiatan RELO (Regional English Language Office) bagi para mahasiswa semester akhir.

Di dalam kegiatan ini, May dan para peserta lainnya dari seluruh Indonesia akan mendapatkan pelatihan berbagai teknik pengajaran bahasa Inggris selama 2 minggu mulai dari tanggal 15-27 Januari 2017 di Batu, Malang. Kegiatan yang difokuskan sebagai program pendampingan serta pembibitan calon guru, ini nantinya akan diajarkan oleh para pengajar ahli dan profesional.

Dalam persiapannya, May menyatakan rasa antusiasme untuk mengikuti kegiatan ini. Dia mengatakan, “Saya berharap bisa menyerap banyak hal sehingga sepulang dari kegiatan ini, saya bisa membagikan ilmu pada kawan seangkatan PBI yang nantinya juga akan menjadi seorang guru juga”. Hal ini senada dengan yang disampaikan Malik Al Firdaus Koorprodi Pendidikan Bahasa Inggris. Malik menyampaikan harapannya, di tahun-tahun mendatang kegiatan ini bisa diikuti lebih banyak mahasiswa, sehingga kualitas mahasiswa bisa meningkat”. (WR)

[:en]

UNTIDAR. After the mentoring process, Department of English Education has managed to send one of the applicants, May Willyana, to be selected for the EPIC (Pre-Service English Teacher) Camp 3. This event is held by Regional English Language Office (RELO) for senior students.

In this event, May and other participants from all over Indonesia will be trained various teaching English techniques for two weeks on January 15-27, 2017 in Batu, Malang. This event, which focuses on pre-service English teacher improvement, will be taught by professional trainers.

As the preparation, May expressed her enthusiasm to join the event, “I hope I will be able to grab the knowledge, so I am going to share it with my collegemates”. In line with her statement, Head of Department, Malik Firdaus said his hope that in the coming years there are more students involved in the event. Thus, it improves the students’ quality. (WR)

[:]

[:id]UAS Teori Drama: Dari Teori Ke Praktik[:en]Final Test of Drama Theory: From Theory Into Practice[:]

[:id]

Magelang – Ada pemandangan berbeda di FKIP Untidar pada Rabu (28/12/2016). Tampak beberapa mahasiswa berpenampilan unik sedang berkumpul di depan ruang sebuah kelas. Ternyata, Dra. Riniwati, M.Pd. sedang menggelar ujian akhir semester (UAS) matakuliah Teori Drama. Berbeda dengan matakuliah lain yang menggelar UAS dengan ujian tulis, UAS Teori Drama diselenggarakan dalam bentuk pentas drama di ruang I-13 FKIP, Untidar.

Pementasan drama tersebut bersifat tertutup atau tidak dibuka untuk umum sehingga tidak ada penonton yang hadir. Hanya kelompok-kelompok yang menanti giliran tampillah yang tampak duduk sebagai penonton. Setiap kelompok diberi durasi tampil sekira 30 menit. Mereka membawa berbagai atribut pementasan sesuai dengan tema lakon yang dimainkan.

Beberapa kelompok menunggu giliran tampil sambil menonton teman mereka.

Beberapa kelompok menunggu giliran tampil sambil menonton teman mereka.

Mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok. Setiap kelompok memainkan lakon berbeda-beda. Mereka diberi kebebasan memilih lakon yang dimainkan. Mereka juga dapat menciptakan lakon sendiri.

“Lakon dapat dibuat sendiri atau mengambil dari yang sudah ada. Biasanya teman-teman mengambil lakon yang sudah ada karena tugas (di matakuliah lain) banyak,” kata Muhaimim Adi Kurniawan yang sedang bersiap memainkan lakon Keong Mas.

Riniwati menginginkan mahasiswanya tidak hanya menguasai ilmu secara teoretis. Utamanya, ia menekankan bahwa berkreasi dalam sastra harus dilandasi rasa kebebasan.

“Mahasiswa tidak hanya tahu secara teoretis, tetapi secara alamiah mereka mampu mengekspresikan karakter yang dimainkan. Selain itu, mereka bisa mengekspresikan diri secara bebas dalam bersastra,” kata Riniwati disela-sela kesibukannya mengajar.

[:en]

Magelang –A different atmosphere was seen in Untidar on Wednesday (28/12/2016).  Some students in a unique appearance were gathering in front of the class. Apparently, Dra. Riniwati, M.Pd. held the final test of Drama Theory. Different with other lessons which has a written final test, Drama Theory held the drama performance as the final test in I-13-one of class in FKIP, Untidar.

This Drama performance does not open for public so there were no audiences came to watch the performance. Only some groups who waited for their turn sat as audiences. Every group should perform in around 30 minutes. They brought many performance’s attributes based on their role in the drama.

drama 2

Some groups watched their friends while waiting for their turn

Students were divided into five groups. Every group played a different story. They can choose the story themselves and act it. They can create their own story too.

“We can make the story or adapt the existence story. We usually adapt the existence story because we have a lot of assignments in another lessons,” said Muhaimin Adi Kurniawan who prepared to play Keong Mas.

Riniwati hoped that the students not only master this lesson theoretically. She emphasized that creativity in literature should be based on freedom. “Students not only know the theory, but they also have the capability in expressing the character they played naturally. Additionally, they can express themselves freely in composing literature.” Said Riniwati in the space of her teaching activity. (IS/AW)

[:]

[:id]TEFL WEEK: Pameran Inovasi Strategi Pembelajaran Terbaru[:en]TEFL WEEK: The Innovation of the Newest Teaching Strategies[:]

[:id]

FKIP (27/12)- Program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Tidar menggelar acara bertajuk TEFL WEEK. Acara ini diselenggarakan di auditorium Universitas Tidar tanggal 27- 29 Desember  2016. TEFL WEEK in merupakan output dari mata kuliah TEFL 2 yang diikuti oleh 180 mahasiswa. Dalam TEFL WEEK ini, mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Inggris memamerkan strategi pembelajaran yang telah mereka buat dalam bentuk poster dan media pembelajaran.

Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed., pengampu TEFL 2, mengungkapkan tujuan TEFL WEEK yaitu untuk menunjukan bahwa pengajaran bahasa bisa dilakukan dengan berbagai strategi yang menyenangkan dan bisa membuat siswa tertarik dalam pembelajarannya. Senada dengan Widya, tim teaching mata kuliah TEFL 2, Lilia Indriani,M.Pd. menjelaskan pameran ini bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas dan cara berfikir kristis mahasiswa sebagai seorang calon pendidik yang akan menghadapi generasi Z.

Sementara itu, Clarissa Vasthi, mahasiswa kelas TEFL ini menjelaskan strateginya kepada para pengunjung. Strategi yang diberi judul “What is the Topic”  ini cukup unik. Siswa dapat bermain panahan dan menyusun topik yang mereka dapatkan dari masing-masing dart-board. Lebih lanjut, Clarissa memaparkan persiapan dan antusias nya dalam mengikuti TEFL WEEK ini. “Persiapan media dan poster memakan waktu 2-3 hari. Tapi saya sangat senang karena suatu saat nanti media dan strategi ini bisa saya pakai untuk PPL. “  Selanjutnya, Rahayu Nastiti  juga memamerkan dan menjelaskan strategi yang dia buat. Strategi yang diberi judul “The Glory Land” membutuhkan persiapan selama satu minggu. Persiapan yang dia lakukan adalah membuat beberapa pulau dari gabus, membuat pertanyaan, dan juga memotong-motong gambar untuk puzzle. Rahayu juga mensimulasikan cara memainkan media pembelajaran dan strategi yang dia ciptakan. “Banyak sekali stategi pembelajaran yang bisa saya dapatkan melalui acara ini,” tambahnya lagi dengan antusias.

TEFL WeekFicky Jihan Ababa, koordinator acara TEFL WEEK ini mengaku bangga dan bahagia atas terselenggaranya acara ini. Prersiapan yang dia lakukan bersama teman-teman ya selama2 hari sebelum hari-H membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjug dari mahasiswa dan dosen. Gilang Fadhilia A, M.Hum.  salah satu dosen Pendidikan Bahasa Inggris ini mengungkapkan kekagumannya pada strategi yang diciptakan mahasiswa. Disamping itu, Arum Nisma Wulanjani, M.Pd.,salah satu pengunjung acara ini menyarankan para mahasiswa untuk membukukan strategi yang mereka ciptakan. “Bagus,Kreatif,incredible. Ide-ide mereka sangat inspiratif dan cocok untuk diterbitkan menjadi buku.” tambahnya. (AW)

[:en]

FKIP (27/12)- Department of English Education, Tidar University held an event entitled TEFL WEEK. This event was done at Untidar auditorium on 27-29 December 2016. The event was as the output of TEFL 2 Course, which was participated by 180 students. In this TEFL WEEK event, fifth semester students demonstrated and showed their teaching strategies in the form of poster presentation.

Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed., one of the lecturers, said that the aim of the TEFL WEEK is to show that teaching English as a foreign language can be fun. It can attract the students if teachers/teacher candidates use appealing strategies. In line with Widya, Lilia Indriani, M.Pd., TEFL 2 lecturer, explained the exhibition as to develop TEFL 2 students’ creativity and critical thinking. As the teacher candidates, their target is to teach the Gen Z students, and it will be more challenging for them.

Whilst, Clarissa Vasthi, one of the students, explained her new strategy namely “What is the Topic?”. In her unique strategy, students are going to play dart-board. Once it hit the topic target, students will start composing their writing. Furthermore, she shared her enthusiasm in this event. “I spent 2-3 days for preparing the media and poster. I am happy since one year from now I will have 3 month-teaching-practice and I can use my own media and strategy”. Additionally, Rahayu Nastiti with her strategy of “The Glory Land” needed longer time to prepare her media. She spent a whole week to cut Styrofoam, write questions, and cut pictures for the puzzle. Rahayu demonstrated how to use her media and strategy. “There are many teaching strategies that I have been learning from this event”, adds her enthusiastically.

Ficky Jihan Ababa, the student coordinator, expressed his proud and happy feeling for the event. The preparation which needed 2 days before the D-Day result with the warm enthusiasm from the students, lectures, and other visitors. Gilang Fadhilia A, M.Hum., one of the lecturers at Department of English Education, shows her admiration to those strategies coined by the students. Another lecturer visitor, Arum Nisma Wulanjani, M.Pd., gives her suggestion to document the strategies. “The students are just good, creative, and incredible. Their superb ideas are so inspiring and it will be great if these strategies can be documented in the form of book. (translated by WR).

[:]