Apresiasi Karya Sastra: Memadukan Teori dan Praktik Bersastra

[:id]

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar menggelar acara Apresiasi Karya Sastra pada Sabtu (17/12) di Auditorium Untidar. Acara tersebut diadakan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Apreasiasi Karya Sastra kelas A dan C. Pada umumnya, mata kuliah tersebut diambil oleh mahasiswa PBSI semester III.

“Kami menyiapkan acara ini selama kurang lebih sebulan. Jauh-jauh hari Pak Imam (Dosen Apresiasi Karya Sastra) sudah memberi tahu untuk menyiapkan karya yang akan kami apresiasi,” kata Mohammad Fauzan, ketua panitia. Acara ini diikuti oleh 78 mahasiswa yang menyajikan 34 penampilan, meliputi deklamasi, monolog, baca puisi berantai, musikalisasi puisi, dan teatrikal. Selain penampil, acara ini juga dipadati oleh dosen PBSI dan mahasiswa Untidar. Hadir pula sastrawan nasional asal Magelang Bambang E.P. dan E.S. Wibowo yang turut membacakan puisi mereka.

“Saya berharap mahasiswa PBSI tidak hanya mengetahui cara mengapresiasi karya sastra, tetapi turut langsung praktik mengapreasi karya sastra di panggung sastra. Selain itu, adanya kegiatan ini diharapkan gelora sastra di Untidar makin tumbuh dan berkembang,” ujar Imam Baihaqi, M.A., Dosen Matakuliah Apresiasi Karya Sastra Kelas A dan C.

Kegiatan apreasiasi karya sastra sendiri dapat dilakukan dengan membaca, memahami, sampai pada mereproduksi karya sastra. Pada acara ini mahasiswa diperkenankan untuk mengapreasiasi karya sastra yang sudah ada atau mereproduksi karya sastra menjadi karya baru.

Imam Baihaqi, M.A., menambahkan kehadiran para sastrawan diharapkan dapat memberikan semangat kepada mahasiswa PBSI dan Untidar pada umumnya untuk menghidupkan sastra di Untidar.

“Di sini, saya pernah membacakan puisi berjejer dengan Christine Hakim dan Slamet Raharjo sekitar tahun 1980-an, artinya Untidar yang dulunya adalah UTM (Universitas Tidar Magelang) pernah menjadi pusat sastra orang Magelang. Saya juga melihat potensi mahasiswa Untidar ini sangat besar dalam bidang sastra. Suatu saat nanti akan muncul sastrawan-sastrawan baru dari sini,” kata E.S. Wibowo setelah membacakan puisinya.

IMG-20161220-WA0014

Salah satu penampilan dalam acara Apresiasi Karya Sastra yang digelar oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar

Panitia dan Penampil

Mahasiswa kelas A dan C mata kuliah Apreasiasi Karya Sastra menjadi penampil sekaligus panitia pada acara ini. “Kami akan mendapatkan dua nilai, yaitu nilai kontribusi kegiatan dan penampilan. Jadi, setiap sub-seksi memiliki tim, misalnya tim konsumsi, dekor, dan lainnya. Semua mahasiswa terlibat sebagai panitia dan penampil,” kata Mohammad Fauzan. Kegiatan ini juga diharapkan melatih kerjasama antarmahasiswa, tambah Imam Baihaqi, M.A.

Beberapa penampil mengaku menyiapkan acara ini dalam waktu singkat. “Sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu kami diberi tahu adanya kegiatan ini, tetapi kami belum memiliki teks sastra yang bisa kami apreasiasi. Baru lima hari yang lalu teksnya fix,” kata Indah Cahya Rahmadani yang menampilkan monolog berantai bersama empat orang temannya. Persiapan acara dilakukan mulai akhir November 2016.  Semoga sastra makin tumbuh di Untidar. (WJ)

[:en]

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar menggelar acara Apresiasi Karya Sastra pada Sabtu (17/12) di Auditorium Untidar. Acara tersebut diadakan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Apreasiasi Karya Sastra kelas A dan C. Pada umumnya, mata kuliah tersebut diambil oleh mahasiswa PBSI semester III.

“Kami menyiapkan acara ini selama kurang lebih sebulan. Jauh-jauh hari Pak Imam (Dosen Apresiasi Karya Sastra) sudah memberi tahu untuk menyiapkan karya yang akan kami apresiasi,” kata Mohammad Fauzan, ketua panitia. Acara ini diikuti oleh 78 mahasiswa yang menyajikan 34 penampilan, meliputi deklamasi, monolog, baca puisi berantai, musikalisasi puisi, dan teatrikal. Selain penampil, acara ini juga dipadati oleh dosen PBSI dan mahasiswa Untidar. Hadir pula sastrawan nasional asal Magelang Bambang E.P. dan E.S. Wibowo yang turut membacakan puisi mereka.

“Saya berharap mahasiswa PBSI tidak hanya mengetahui cara mengapresiasi karya sastra, tetapi turut langsung praktik mengapreasi karya sastra di panggung sastra. Selain itu, adanya kegiatan ini diharapkan gelora sastra di Untidar makin tumbuh dan berkembang,” ujar Imam Baihaqi, M.A., Dosen Matakuliah Apresiasi Karya Sastra Kelas A dan C.

Kegiatan apreasiasi karya sastra sendiri dapat dilakukan dengan membaca, memahami, sampai pada mereproduksi karya sastra. Pada acara ini mahasiswa diperkenankan untuk mengapreasiasi karya sastra yang sudah ada atau mereproduksi karya sastra menjadi karya baru.

Imam Baihaqi, M.A., menambahkan kehadiran para sastrawan diharapkan dapat memberikan semangat kepada mahasiswa PBSI dan Untidar pada umumnya untuk menghidupkan sastra di Untidar.

“Di sini, saya pernah membacakan puisi berjejer dengan Christine Hakim dan Slamet Raharjo sekitar tahun 1980-an, artinya Untidar yang dulunya adalah UTM (Universitas Tidar Magelang) pernah menjadi pusat sastra orang Magelang. Saya juga melihat potensi mahasiswa Untidar ini sangat besar dalam bidang sastra. Suatu saat nanti akan muncul sastrawan-sastrawan baru dari sini,” kata E.S. Wibowo setelah membacakan puisinya.

IMG-20161220-WA0014

Salah satu penampilan dalam acara Apresiasi Karya Sastra yang digelar oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar

Panitia dan Penampil

Mahasiswa kelas A dan C mata kuliah Apreasiasi Karya Sastra menjadi penampil sekaligus panitia pada acara ini. “Kami akan mendapatkan dua nilai, yaitu nilai kontribusi kegiatan dan penampilan. Jadi, setiap sub-seksi memiliki tim, misalnya tim konsumsi, dekor, dan lainnya. Semua mahasiswa terlibat sebagai panitia dan penampil,” kata Mohammad Fauzan. Kegiatan ini juga diharapkan melatih kerjasama antarmahasiswa, tambah Imam Baihaqi, M.A.

Beberapa penampil mengaku menyiapkan acara ini dalam waktu singkat. “Sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu kami diberi tahu adanya kegiatan ini, tetapi kami belum memiliki teks sastra yang bisa kami apreasiasi. Baru lima hari yang lalu teksnya fix,” kata Indah Cahya Rahmadani yang menampilkan monolog berantai bersama empat orang temannya. Persiapan acara dilakukan mulai akhir November 2016.  Semoga sastra makin tumbuh di Untidar. (WJ)

[:]

[:id]Dua Jam Bersama PBSI[:]

[:id]

Magelang – Prodi PBSI Universitas Tidar mengadakan acara bertajuk Dua Jam Bersama Prodi di Auditorium Untidar pada Jumat (16/12/2016). Dua Jam Bersama Prodi merupakan agenda rutin Prodi PBSI tiap akhir  semester. Dalam acara yang berlangsung pukul 13.00-15.00 WIB tersebut mahasiswa diberi kesempatan seluasnya untuk mengutarakan ide, gagasan, kritik, dan saran.

Acara dibuka dengan sambutan korprodi PBSI, Rangga Asmara, M.Pd. Dalam sambutannya, Rangga menegaskan agar mahasiswa tidak perlu takut mengkritik kinerja dosen yang dianggap tidak baik.

“Rekan-rekan mahasiswa tidak perlu takut mengkritik bapak ibu dosen. Tidak perlu khawatir akan berpengaruh pada nilai akhir,” ujar Rangga.

Dua Jam Bersama Prodi merupakan wadah bagi mahasiswa PBSI untuk berpendapat sehingga tidak perlu berdemonstrasi. Dalam acara tersebut, pendapat-pendapat mahasiswa didengar dan ditanggapi langsung oleh dosen. Hasil acara tersebut akan dibahas dalam rapat prodi sebagai tindak lanjut.

IMG_9348Dalam kesempatan siang itu, beberapa mahasiswa menyampaikan pendapatnya. Mereka tidak hanya mengkritik kinerja dosen, tetapi juga program-program prodi PBSI. Dimulai oleh Zamroni, mahasiswa semester V, yang menyarankan agar PKL Jurnalistik berikutnya dikelola lebih baik.

“Saya berharap PKL Jurnalistik tahun depan lebih terkonsep sehingga jadwal PKL tidak berbenturan dengan jadwal perkuliahan,” ujar Zamroni.

Mahasiswa semester V lainnya, Choirunisa, mengkritik target tinggi yang diterapkan dalam matakuliah Kewirausahaan. “Kami masih awam dalam berwirausaha. Dengan target keuntungan yang sangat tinggi, bisa saja kami memanipulasi data keuangan karna tidak pernah diminta menunjukkan uangnya,” kata Chairunisa.

Abror, mahasiswa semester VII, menyarankan agar ujian PPL dipercepat. “Sebaiknya ujian PPL tidak berselisih waktu terlalu lama sejak penarikan PPL,” ujar Abror.

Mahasiswa semester I, Hima, menyarankan para dosen lebih ketat ketika mengawas ujian agar tidak ada mahasiswa yang menyontek. “Saya berharap bapak ibu dosen lebih ketat lagi saat mengawas ujian agar mahasiswa tidak menyontek,” ujarnya.

Bondan, mahasiswa semester III, menyampaikan perihal sebuah matakuliah yang jumlah pertemuannya lebih sedikit daripada jumlah tanda tangan kehadiran. Menurutnya, hal tersebut merugikan mahasiswa. “Ada matakuliah yang dosennya jarang masuk, tapi tanda tangan mahasiswa penuh sehingga seolah-olah kegiatan perkuliahan berlangsung sesuai jadwal, padahal tidak,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., juga menyampaikan beberapa hal. Salah satunya, ia meminta segenap mahasiswa mendoakan prodi yang sedang dalam proses reakreditasi. “Saat ini akreditasi prodi PBSI adalah B. Semoga pada reakreditasi kali ini prodi PBSI memperoleh akreditasi A,” ujar Sukarno di akhir acara.

[:]

[:id]Penerjunan PKL Jurnalistik Mahasiswa PBSI FKIP Untidar[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (8/12). Setelah diberikan pembekalan pada hari selasa yang lalu, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar diterjunkan ke media-media publikasi baik media cetak maupun elektronik di kota dan kabupaten Magelang. Penerjunan dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 9 Desember 2016.

Adapun media yang menjadi mitra untuk Praktik Kerja Lapangan ini adalah Suara Merdeka, Radar Kedu, Magelang Ekspres, Majalah Dinamika, Radio Gemilang FM, Radio P-FM, Radio Magelang FM, Radio Unima, Humas Untidar, Humas UMM, dan Humas Pemkot Magelang. Setiap media menampung 1 sampai dengan 2 kelompok PKL yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 mahasiswa.

Kegiatan ini merupakan pengaplikasian dari teori-teori yang mahasiswa dapatkan ketika di bangku kuliah, sehingga teori kejurnalistikan yang mahasiswa dapatkan perlu untuk diaplikasikan dalam dunia lapangan kerja. Beberapa media yang sudah dikunjungi di antaranya Magelang FM dan Majalah Dinamika.

PKL1

Salah satu DPL yang mengantar secara langsung mahasiswa PKL adalah Theresia Pinaka R.N.H., M.Pd. Saat penerjunan berlangsung, suasana kekeluargaan pun sangat terasa.  Kedatangan rombongan PKL di Magelang FM dan Majalah Dinamika disambut hangat oleh Yuliani Purwaningsih, S.Sos. selaku Kasi Persbit Media Dishub Kominfo Kota Magelang dan Indra N.U. Kasi Hubungan Dishub Kominfo.

Theresia menuturkan “dengan adanya praktik ini mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapat dalam matakuliah Jurnalistik, sehingga mahasiswa bisa mengetahui kondisi lapangan dari meliput acara hingga menyiarkannya dalam bentuk reportase.” Beliau mengharapkan setelah Praktik Kerja Lapangan ini keterampilan mahasiswa semakin bertambah dan dapat digunakan untuk menambah pengalaman. (WL)

[:]

VISITASI KINERJA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNTIDAR

FKIP-UNTIDAR (23/11). Setiap Program Studi tentu mendambakan mutu kinerja yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk menjaga mutu kinerja di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Rabu, 23 November 2016 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia divisitasi oleh Tim PJMU bertempat di Laboratorium Microteaching A berkenaan dengan kinerja prodi. Tim PJMU Universitas yang memonitoring dan mengevaluasi kinerja Prodi PBSI yakni Anis Rahmawati, S.T., M.T. dan Drs. Lorentino Togar Laut.

IMG-20161125-WA0000Monitoring dan Evaluasi dalam rangka visitasi kinerja prodi ini, dibuka oleh Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Acara berlangsung hingga 6 jam dari pukul 08.00 sampai dengan 14.00 WIB. Drs. Hari Wahyono, M.Pd. selaku Wakil Dekan 1 Bidang Kemahasiswaan memaparkan kinerja di Prodi PBSI meliputi kegiatan perkuliahan, keikutsertaan dosen dalam kegiatan seminar baik nasional maupun internasional, silabus dan RPP yang dibuat oleh dosen sesuai dengan matakuliah yang diampu, keikutsertaan dosen dalam organisasi profesi, dan diktat perkuliahan dan buku yang dihasilkan oleh dosen, serta hasil karya mahasiswa pun di sajikan dalam visitasi kinerja tersebut beserta bukti-bukti fisiknya. Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. sebagai Wakil Dekan II Bidang Keuangan pun memaparkan seputar anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan di Prodi PBSI dan kegiatan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Lorentinus mengungkapkan bahwa hasil kinerja Prodi PBSI FKIP Untidar pada indeks 1,86 dengan interval 1-3. Dari hasil tersebut, teridentifikasi bahwa kinerja di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sudah termasuk dalam kategori baik. Imam Baihaqi, M.A. dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pun menyampaikan harapannya “Semoga kualitas Prodi PBSI menjadi lebih baik lagi.” Di samping itu Molas Warsi N., M.Pd. pun menyampaikan bahwa sarana prasarana di Prodi PBSI lebih dilengkapi lagi dan disesuaikan dengan jumlah mahasiswa. (WL)

Peringati Bulan Bahasa, HIMAPRODI PBSI dan FKIP Untidar Adakan Kuliah Umum

Dalam rangka memperingati bulan bahasa, HIMAPRODI PBSI dan FKIP Untidar mengadakan kuliah umum di auditorium Untidar (12/10). Kuliah umum dengan tema “Mengembangkan Literasi, Riset, dan Wirausaha di Bidang Bahasa dan Sastra Indonesia Guna Mewujudkan Tidar Muda yang Cemerlang” ini disampaikan oleh Bapak Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Selain menjadi pemateri, kehadiran Bapak Rohmadi juga untuk menjalin kerjasama antara dosen PBSI, FKIP Untidar  dengan Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia. Selaku ketua asosiasi tersebut, Bapak Rohmadi memotivasi mahasiswa PBSI agar bangga menjadi bagian dari pelestari bahasa Indonesia.

Kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa PBSI semester 1 hingga 5 dan juga dosen FKIP ini merupakan pembuka dari seluruh rangkaian acara yang akan diadakan oleh FKIP Untidar selama bulan bahasa. “Dari 15 agenda kegiatan yang akan dilaksanakan, saya rasa kuliah umum inilah yang paling penting bagi mahasiswa PBSI”, ujar Rina Lovitasari selaku ketua panitia.

Bapak Rohmadi mengharapkan dengan adanya kuliah ini, mahasiswa PBSI Untidar mampu mengembangkan kemampuannya dalam bidang bahasa dan sasta Indonesia ke arah wirausaha agar tercipta generasi muda yang kreatif dan inovatif. Sebagai bentuk motivasinya, Bapak Rohmadi membagikan buku yang ia tulis sendiri kepada beberapa mahasiswa yang aktif mengikuti kuliah umum. (CHR)

Mahasiswa PBSI Semester 2 Praktikan Teknik PORPE Pada Kuliah Kemampuan Membaca 2

FKIP-UNTIDAR (29/6). Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTIDAR praktikan teknik PORPE pada kuliah Kemampuan Membaca 2 setelah melaksanakan kuliah teori 2 sks. Pada saat mempraktikan teknik PORPE ini, mahasiswa terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti kuliah. Hal ini, sesuai dengan penuturan salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 2 Sahrul Mubarok yang ketika diwawancarai tentang tanggapannya setelah mempraktikan teknik PORPE yaitu teknik ini sangat menarik sekali karena selain memahamkan mahasiswa mengenai materi bacaan tertentu, mahasiswa pun dapat bercerita atau mempresentasikan hasil yang dibacanya dengan baik. Lebih lanjut, Sahrul mengatakan “Saya sangat antusias sekali karena saya bisa menceritakan apa yang sudah saya baca dengan baik dan teknik ini juga menghibur.”

Teknik PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) merupakan teknik yang dikembangkan Simpson (1986) untuk membantu siswa dalam merencanakan secara aktif, memonitor, mengevaluasi, dan mempelajari materi-materi tertentu dalam mempersiapkan ujian esai. Adapun langkah-langkah dari teknik ini, yaitu (1) predict (membuat prediksi berupa pertanyaan-pertanyaan esai), organize (mengorganisasikan konsep dalam bentuk mind mapping), rehearse (melatih kembali dengan cara mepresentasikan di depan), practice (praktik; menuliskan kembali dengan bahasanya sendiri), dan evaluate (evaluasi yaitu menjawab pertanyaan esai yang dibuat oleh dosen).

Dengan demikian, teknik PORPE ini sangat membantu mahasiswa karena teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menangkap materi tertentu dan lebih khusus lagi, PORPE diarahkan untuk membantu mahasiswa ketika akan menghadapi ujian esai. (Ayu)

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia S-2 FKIP Untidar

Beberapa waktu lalu tim yang dibentuk oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) menyerahkan berkas-berkas untuk dievaluasi oleh panitia tingkat universitas. Penyerahan berkas-berkas tersebut terkait dengan pengajuan prodi baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Setelah dievaluasi, panitia tingkat universitas mengunggah berkas-berkas tersebut ke DIKTI. Jika pengajuan prodi baru tersebut berhasil disetujui, FKIP akan memiliki prodi baru pada tingkat strata 2, yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S-2 FKIP Untidar.

Menurut koordinator tim prodi PBSI, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., proses pengajuan prodi baru melalui beberapa alur. Pada tingkat universitas terdapat panitia yang akan melimpahkan penyusunan berkas pengajuan prodi baru ke tingkat fakultas. Fakultas membentuk tim atau panitia pelaksana pembukaan prodi baru berdasarkan prodi yang sudah ada. Jika prodi baru tersebut belum memiliki prodi pada jenjang S-1, fakultas akan membentuk tim khusus.

“Di tingkat universitas ada panitia. Panitia itu menyerahkan (pelaksanaan penyusunan berkas) ke fakultas. Fakultas ke prodi, prodi yang relevan, atau membentuk tim khusus. Kalau belum ada prodi yang relevan, (membentuk) tim,” ujar Hari Wahyono di sela-sela kesibukannya di Prodi PBSI, Kamis (22/6/2016).

Beberapa dosen PBSI terlibat sebagai panitia pelaksana pembukaan prodi baru Pendidikan Bahasa Indonesia S-2 FKIP Untidar di tingkat prodi. Selain Drs. Hari Wahyono, M.Pd. selaku koordinator tim, ada beberapa dosen lain yang bertindak sebagai anggota tim, yaitu Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Molas Warsi Nugraheni, M.Pd., Imam Baihaqi, M.A., dan Rangga Asmara, M.Pd.

Pengajuan prodi baru tersebut disambut baik oleh dosen-dosen PBSI. Salah satu dosen PBSI, Asri Wijayanti, M.A., mengharapkan prodi baru tersebut dapat turut meningkatkan kualitas prodi PBSI yang berada pada jenjang S-1.

“Dengan adanya prodi baru, prodi yang S-1 lebih meningkat kualitasnya soalnya kan sudah ada prodi baru,” ujar Asri saat ditemui di prodi PBSI, Kamis (23/6/2016).

Pengajuan prodi baru juga memacu semangat dosen di Prodi PBSI untuk menempuh studi jenjang S-3 agar kelak dapat menjadi pengajar di prodi baru tersebut. Salah satu syarat mengajar di prodi jenjang S-2 adalah seorang dosen minimal harus sudah bergelar doktor. Ketika ditanya tentang ketertarikan menjadi pengajar di prodi baru tersebut, Asri, pun dengan semangat menjawab, “Tertarik (mengajar di S-2), setelah S-3.”

Setelah di-review oleh DIKTI, saat ini proses pengajuan prodi baru tersebut sedang berada pada tahap revisi oleh panitia pada tingkat prodi. Kemudian, melalui panitia pada tingkat universitas, berkas-berkas tersebut akan diunggah kembali ke DIKTI. Jika proses pengajuan prodi baru tersebut berjalan lancar, pada tahun ajar 2017-2018, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar akan membuka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S-2 FKIP Untidar. (IS)

MAHASISWA PBSI HADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015/2016

mahasiswa fkip melaksanakan ujian akhir semester

Mahasiswa FKIP melaksanakan ujian akhir semester.

FKIP-UNTIDAR (22/6). Jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) genap tahun akademik 2015/2016 mulai dilaksanakan Senin tanggal 21 Juni 2016 hingga Kamis, 30 Juni 2016 mendatang. Ujian Akhir Semester ini dilaksanakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa selama satu semester.  Adapun peserta UAS adalah mahasiswa PBSI semester 2, 4, dan 6.

Selama pelaksanaan UAS peserta diwajibkan mematuhi tata tertib, di antaranya adalah hadir di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai dan wajib mengisi daftar peserta ujian. Selain itu, ketika ujian berlangsung mahasiswa dilarang saling melakukan kerjasama dalam bentuk apapun dan wajib menunjukkan serta menyerahkan kartu peserta ujian kepada pengawas. Apabila mahasiswa tidak membawa kartu ujian, maka tidak diperkenankan mengikuti ujian. Harapannya, dengan adanya tata tertib ini ujian berjalan lancar dan mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada saat ujian berlangsung. (Ayu)