[:id]Dosen PBSI Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Penyuluhan Berbahasa Indonesia, Balai Bahasa Jawa Tengah[:en]Regional Language Office of Central Java Invited the Lecturer of PBSI as the Speaker in Counseling Activity of Bahasa Indonesia[:]

[:id]

Imam Baihaqi, S.Pd, M.A.,  dosen PBSI FKIP Untidar, tampil sebagai pembicara pada kegiatan “Penyuluhan Berbahasa Indonesia bagi Guru SMP Kota Semarang”  di Dinas Pendidikan Kota Semarang pada hari Rabu, 19 Juli 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 4 hari yaitu dari hari Selasa-Jumat tanggal 18-21 oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian dan Kebudayan. Peserta yang hadir sekitar 50 guru SMP Kota Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Imam Baihaqi menyampaikan materi tentang pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif. “Mengajarkan sastra dengan inovatif artinya tidak hanya mengajarkan teori saja, namun seharusnya juga diajarkan keterampilan, misalnya peserta didik mampu menghasilkan karya. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diarahkan hanya pada tataran mengerti dan memahami tetapi diarahkan sampai tataran yang tertinggi yaitu menciptakan”, jelas Imam Baihaqi.

Dosen pengampu mata kuliah teori drama dan drama pentas itu mengatakan bahwa, mengajarkan cerpen, puisi, atau drama dengan kreatif kepada para siswa dapat dilakukan misalnya membuat karya sastra yang nanti dibukukan atau dikirim ke media masa. Selain itu, misalnya juga dengan memproduksi pementasan drama dan divideokan, membuat figura-figura tentang foto dan profil sastrawan Indonesia.

Pada kesempatan wawancara Imam menyampaikan rasa bahagianya dapat dipercaya menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut. “Saya merasa bahagia bisa menularkan ilmu yang sudah diperoleh. Bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana mengajarkan sastra. Apa lagi, setelah menyampaikan materi, ternyata guru-guru tertarik untuk memesan buku berjudul Goresan Tinta Bocah Sastra yang dibuat oleh mahasiswa semester 3A Program Studi Bahsa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tidar. Buku tersebut adalah hasil karya mahasiswa sebagai produk luaran dalam mata kuliah drama yang saya ampu,” tambah Imam Baihaqi. (DZ)

[:en]

Imam Baihaqi, S.Pd., M.A., the lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Tidar University invited as the keynote speaker in the event called “Counseling of Bahasa Indonesia for Teachers of Junior high School in Semarang”. This activity was held in Local Education Authorities of Semarang on Wednesday, July 19, 2017. It was held for four days from Thursday to Friday 18 – 20 July 2017 by Language development and Cultivation Agency, The Ministry of education and Culture. There were 50 Junior High School teachers in Semarang participated in this event.

On that occasion, Imam Baihaqi presented the material about creative and innovative learning in literature. “Teaching literature innovatively means the teachers not only teach the theory but also teach the skill such as producing the work. In learning, the students are directed not only at the level of understanding but also at the level of creating,” explained Imam Baihaqi.

The lecturer of Drama Theory and Drama Performance said that teaching literary work (short story, poetry, and drama) creatively to the students can be done in the classroom. The teachers can ask the students to create literary works. Those works will be published or sent to mass media later. Furthermore, the teacher can ask the students to perform the drama and record that performance or else write the profile of Indonesian authors and framed it.

When Web Team of FETT interviewed him, Imam expressed his pride because he was trusted to be the speaker on that event. “I feel happy to spread my knowledge and share the experience in teaching literature. And then the thing that makes me so happy is the teachers are interested to order book made by the third semester students of PBSI entitled Goresan Tinta Bocah Sastra after this event. Those books are the product of the students in my Drama class, “added Imam Baihaqi. (DZ/AW)

[:]

[:id]Puisi Dosen PBSI di Magelang Ekspres[:]

[:id]

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin?

Ia hanya tahu jika dahan yang melepas,

Dan angin menghempas,

Hanya konspirasi yang ia pahami.

Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan bait pertama puisi Imam Baihaqi, M.A. yang berjudul Apakah Daun Tak Pernah Membenci?. Puisi itu dimuat di Magelang Ekspres Sabtu (15/07/17) bersama beberapa judul puisi lain karya Imam, yaitu Atas Nama Keluarga: Untuk Hati yang Kecewa, Sebuah Boneka Mainan, Kejujuran Waktu, Mengalahkan Bayangan, Senja yang Masih Ungu, dan Duka Dua Dunia. Puisi-puisi tersebut bertema kesedihan.

Imam mengaku, ia sebenarnya tidak rutin menulis puisi setiap hari. Jika ada ide dan inspirasi, barulah ia membuat puisi. “Saya menulis puisi kalau sedang dapat ide saja, tidak rutin,” ujar Imam.

Imam berharap dapat menginspirasi mahasiswa PBSI untuk berkarya, khususnya menghasilkan karya sastra. “Jangan sampai mahasiswa PBSI tidak mempunyai karya,” ujar Imam. “Mahasiswa PBSI kelak akan menjadi guru yang akan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia. Kalau mereka mempunyai karya, mereka akan mampu mengajar secara lebih baik,” lanjutnya. (IS)

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Untidar Ikuti  Lomba Debat Berbahasa Inggris Tingkat Kopertis VI[:en]Three Students of English Education Program Represents Tidar University in NUDC Kopertis VI Region[:]

[:id]

Lomba Debat Berbahasa Inggris (NUDC) tingkat Kopertis VI tahun 2017 kembali diadakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan berlangsung selama 3 hari, yaitu dimulai pada hari Rabu-Jumat tanggal 12-14 Juli 2017. Kopetisi tahunan tersebut bertujuan untuk memilih wakil dari Universitas di wilayah Kopertis VI untuk maju mengikuti lomba (NUDC) tingkat nasional pada bulan September nanti di UPGRIS Semarang.

Tercatat 40 peserta lomba dari berbagai perguruan tinggi baik PTS maupun PTN wilayah kopertis VI tarmasuk tim dari Untidar yang diwakili oleh mahasiswa Program Studi Bahsa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mahasiwa tersebut ialah Yusuf Yuliyanto dan Novia Indri Susanti dari mahasiswa semester 2 sebagai peserta debat dan May Willyana maasiswa semeseter 8 sebagai peserta N-1 Adjudicator.

Menurut Yusuf,  pencapaian yang di raih kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena berhasil masuk ke babak 16 besar, namun belum dapat lanjut ke babak selanjutnya setelah berhadapan dengan Universitas PGRI Semarang, Universitas Kristen Satyawacana, dan Universitas Jenderal Soedirman. Tema debat yang dibahas pada babak 16 besar oleh tim PBI FKIP Untidar adalah “As newly developing countries THW prioritize establishing democracy over economic development”.

Lebih lanjut Yusuf menyampaikan kesan-kesannya setelah mengikuti kompetisi debat itu. “Kami sangat senang karena bertemu dengan debater-debater hebat dari universitas lain. Kami mendapat ilmu debat baru serta memperoleh pengalamn yang takkan terlupakan.  Selain itu kami juga menjadi lebih semangat untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas dalam latihan agar menjadi lebih baik,” terang Yusuf penuh semangat.

Pada akhir wawancara, Yusuf juga menyampaikan bahwa dia bangga menjadi mahasiswa FKIP Untidar karena sudah mulai diperhitungkan dalam kompetisi debat di tingkat Kopertis VI. Dia juga berharap kepada teman-teman mahasiswa di semua prodi yang ingin mengasah kemampuan debat untuk mengikuti English Debating Society Untidar. Kegiatan latihan debat tersebut rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB di lantai 2 Perpustakaan Untidar.

Selamat kepada Yusuf Yulianto dan kawan-kawan, terus semangat berlatih. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih berjaya lagi.

[:en]

[FKIP-24/07/17] – National University Debating Championship (NUDC) Kopertis VI Region 2017 was held in Muhammadiyah University of Surakarta. This event was taken place on three days from July 12th until July 14th, 2017. This annual competition aims to select representatives from universities in the Kopertis VI Region to represent in the National level which wil be held  on September 2017 at University of PGRI Semarang.

There were 40 teams from universities in Kopertis VI Region, both private and state universities, including Tidar University. The students who represented Tidar University were Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti. Besides, there was a student, May Willyana, as participant of N-1 Adjudicator. All of those students were from FETT (Faculty of Education and Teacher’s Education).

Yusuf explained that their achievement this year is better than before since they could make it through round 16, eventhough they couldn’t pass through the next round after competing with the team from University of PGRI Semarang, Satya Wacana Christian University, and Jenderal Soedirman University. The theme for debating in round 16 was  “As Newly Developing Countries THW Prioritize Establishing Democracy Over Economic Development.”

Further, Yusuf said , “We are so excited meeting such great debaters from other universities. We get knowledge about debating and unforgettable experience. This event is also as a whip for us to imrove our debating skill better in quality and quantity.

He also explained that he is proud to be the student of FETT Tidar University, since Tidar University has been taken into account in NUDC Koperis VI Region. He hopes that other students from other study programs at Tidar University who want to join in the competition prepare themselves by joining in English Debating Society of Tidar University.

Congratulation for Yusuf Yulianto and friends. (DZ – NA)

[:]

[:id]Lima Dosen FKIP ikuti Seminar Nasional ALFA di Universitas PGRI Semarang[:en]Five FETT Lecturers attended ALFA National Seminar at PGRI University of Semarang[:]

[:id]

Hari Sabtu, 15 Juli 2017 telah diselenggarakan sebuah seminar menarik di Universitas PGRI Semarang bertajuk Pembelajaran Aktif dan Profesionalisme Guru di Era Global dengan Keynote Speaker Prof. Dr.. Sudarmin, M.Si (Pembelajaran Aktif di Finlandia), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Penggunaan Media), dan Dr. Sofyan Anif, M.Si (Profesionalitas Guru di Era Digital) serta pararel speaker yang diantaranya disampaikan oleh dosen-dosen FKIP UNTIDAR.

Dual code yang menawarkan visual dan audio secara bersamaan menjadi salah satu bahasan yang disajikan oleh keynote speaker dalam seminar ini dan mendapat perhatian yang cukup intens dari para peserta. Pasalnya dual code masih menjadi perdebatan yang cukup menarik untuk diperbincangkan. Sebagai contoh sederhana adalah proses belajar di kelas ketika guru menulis sesuatu di papan dan pada saat yang bersamaan ingin menyampaikan penjelasan yang mendukung tulisan tersebut. Selama ini kita sebagai pendidik tidak disarankan, bahkan cenderung dilarang untuk melakukan hal tersebut (menulis di papan sambil berbicara) karena dianggap sebagai salah satu bentuk ketidaksopanan, padahal sebenarnya masa-masa tersebut adalah krusial karena siswa sedang membangun konsentrasi yang prima dan aspek audio visualnya bisa dimaksimalkan, maka diperlukan teknik yang  mengakomodasi hal tersebut, dan lain sebagainya.

Imam Baihaqi, M.A menyampaikan “Seminar semacam ALFA di UPGRIS ini bagi saya bermanfaat, utamanya karena di forum ilmiah seperti ini kita banyak bertemu dengan rekan dosen peneliti dari berbagai macam latar belakang studi yang mengaktualisasikan presentasinya sehingga akan banyak menemukan ekspos yang bermacam-macam”. Dalam seminar ALFA ini Imam menyajikan penelitiannya dalam Pembelajaran Drama.

“Seminar ini bagus karena memberikan kesempatan sharing pelaksanaan pembelajaran aktif baik tingkat perguruan tinggi maupun elementary level, utamanya seperti yang kami lakukan di desa binaan UNTIDAR” hal tersebut disampaikan oleh Endah Ratna, M.Pd yang menjadi salah satu speaker dari FKIP UNTIDAR. Bersama dengan Sri Sarwanti, M.Pd, Endah menyajikan Pendampingan Pembelajaran Aktif melalui Permainan Edukatif berbasis kearifan lokal bagi peserta TPQ dan Pendampingan penerapan Energizer bagi Guru MI.

Sementara itu Dr. Sri Haryati, M.Pd pada kesempatan tersebut menyajikan Pembelajaran Aktif Berbasis Riset di Perguruan Tinggi dan Drs. Hari Wahyono, M.Pd mengupas Karya Cipta Siswa dan Realisasi Pembelajaran Aktif. (WD)

[:en]

On Saturday, July 15, 2017 an exciting seminar was held at PGRI University Semarang entitled Active Learning and Teacher Professionalism in Global Era with Keynote Speaker Prof. Dr . Sudarmin, M. Si (Active Learning in Finland), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Media Usage), and Dr. Sofyan Anif, M.Si (Teacher Professionalism in the Digital Age) and parallel speakers which among others was delivered by lecturers of FETT UNTIDAR.

Dual code that offers visual and audio simultaneously became one of the discussions presented by the keynote speakers in this seminar and received intense attention from the participants. Since the discussion of dual code is still a debate so that it is quite interesting to talk about. A simple example is the process of learning in the classroom when the teacher writes something on the board and at the same time wants to convey an explanation that supports the writing. So far the educators are not recommended, even tend to be forbidden to do that (writing on the board while talking) because it is considered as a form of irreverence, when in fact these periods are crucial because students are building excellent concentration and audiovisual aspects can be maximized. Then it requires techniques that accommodate it, and so forth.

 Imam Baihaqi, M.A conveyed “This ALFA seminar in UPGRIS is useful for me, mainly because in this scientific forum we meet many researcher colleagues from various study backgrounds that actualize his presentation so that there will be many exposures and ideas presented”. In this ALFA seminar Imam presents his research in Drama Lessons.

“This seminar is good because it provides an opportunity to share active learning implementation both in college level and elementary level, especially as we did in the village under the supervision of UNTIDAR” said Endah Ratna, M.Pd who became one of the speakers on the field. Together with Sri Sarwanti, M.Pd, Endah presented Active Learning Assistance through Educational Game based on local wisdom for TPQ participants and Mentoring of Energizer implementation for Madrasah Ibtidaiyah (elementary level school) Teachers.

Meanwhile Dr. Sri Haryati, M.Pd on the occasion presented Research-Based Active Learning in Higher Education and Drs. Hari Wahyono, M.Pd explained the Student Creativity and the Realization of Active Learning. (WD)

[:]

[:id]FKIP: Dosen PBI jadi Pemakalah di AsiaA TEFL-TEFLIN 2017[:en]FETT: English Education’s Lecturers Became Presenter in Asia TEFL-TEFLIN 2017[:]

[:id]

Berlokasi di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, tiga orang dosen FKIP mengikuti seminar The 15th ASIA TEFL – The 64th TEFLIN International Conference. Adapun yang mengikuti seminar tersebut adalah Dr. Farikah, Dr. Dwi Winarsih, dan Widya Ratna Kusumaningrum. Dalam kegiatan seminar ini, Farikah memaparkan artikelnya yang berjudul “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”, Dwi mengangkat judul artikelnya “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, dan Widya dengan artikelnya yang berjudul “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”

Kegiatan yang mengusung tema “ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity”, mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan seperti guru dan dosen untuk terus mengikuti perkembangan tren dunia pengajaran bahasa Inggris dalam konteks bahasa asing yang selaras dengan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D selama 45 menit berlangsung selama tiga hari, Kamis-Sabtu,  13-15 Juli 2017. Selama kegiatan ini berlangsung, terdapat sebelas pembicara utama dalam seminar pleno seperti Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney).

Kegiatan ini merupakan kegiatan seminar dengan dua organisasi penyelenggara tingkat Asia (ASIA TEFL) dan tingkat Nasional (TEFLIN) berhasil menarik antusiasme 1211 pemakalah dan 188 partisipan dari 28 negara seperti Malaysia, China, Australia, Indonesia, Korea, Jepang, dan lain sebagainya. (WR)

[:en]

FETT (19/7) Located in Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta, 3 lecturers of English Education FETT, joined the 15th Asia TEFL – The 64th TEFLIN International Conference, they are Dr. Farikah, M.Pd., Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., and Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. In this seminar, Dr. Farikah, M.Pd. presented her article entitled “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”. Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. presented “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, while Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. presented her article entitled “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”.

The seminar which has theme ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity, asked educational academics and practitioner such as teachers and lecturers to follow development of teaching English as foreign language as well as technology development.

This event which held in three days, 13th– 15th July 2017, was opened by Minister of Research, Technology and Higher Education, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D. There were eleven key note speakers in planetary seminar, such as Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), and Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney). (GF)

[:]

[:id]Implementasi K13  dalam Sudut Pandang Socio-Cultural Theory[:en]Socio-Cultural Theory Underpinning the implementation of K13[:]

[:id]

Magelang (15/07) Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) menggelar kegiatan Seminar Pendidikan yang bertajuk “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. Kegiatan ini dibuka dengan laporan pertanggungjawaban oleh ketua panitia, Yusuf Yulianto dihadiri oleh 206 peserta yang meliputi dosen, guru, praktisi pendidikan, dan mahasiswa.

Kegiatan yang digelar selama 4 jam ini menghadirkan Dra. Helena I.R, Ph.D sebagai pembicara utama. Dalam orasinya, Helena menegaskan pentingnya memahami konteks guna implementasi kurikulum 2013, atau yang biasa disebut dengan K13. Dia menambahkan bahwa selama ini banyak dari kalangan guru yang kurang tepat menginterpretasikan K13 dan cenderung terpaku pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Padahal, fungsi guru lebih dari sekedar mengajar. Namun bagaimana seorang guru harus memiliki kompetensi yang jauh lebih tinggi guna membantu siswa memperluas zona perkembangan proximal, atau yang lazim disebut Zone Proximal Development (ZPD). Hal ini seperti yang tertuang dalam teori sosial-kultural yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky.

Dalam kegiatan ini terlihat antusiasme peserta yang cukup tinggi. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk memaksimalkan peran guru dalam membantu siswa khususnya bagi siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini diakhiri oleh penyerahan plakat sebagai cindera mata oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

[:en]

FETT (15/07) located in Auditorium of Tidar University, English Department Students Association (EDSA) held educational seminar entitled “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. This event was opened with responsibility opening speech by chairman of committee, Yusuf Yulianto. The participants of this seminar were 206 participants that consist of lecturers, teachers, educational practitioners, and students.

The seminar which is held for 4 hours, invited Dra. Helena I.R, Ph.D. as keynote speaker in this seminar. She explained the importance of understanding context in implementing curriculum of 2013 (K13). She stated that some teachers interpreted K13 inappropriately. Teachers were not only teaching students, they are also helping students to expand their Zone Proximal Development (ZPD) as stated in Socio-cultural Theory by Lev Vygotsky.

The enthusiasm of participants is high. In question and answer session, there were some questions from participant, such as how to maximize teacher in helping students especially for passive students in teaching activity.

This event was ended with giving souvenir by Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (GF)

[:]

[:id]Pembekalan PPL FKIP Untidar 2017: Tekankan Unsur Afeksi Pada Mahasiswa[:en]PPL Briefing of FKIP Untidar 2017: Emphasizing the Elements of Affection of Students[:]

[:id]

[FKIP- 17/07/2017] – Pada hari Senin 17 Juli 2017, sebanyak 290 mahasiswa FKIP Universitas Tidar mengikuti pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Mahasiswa ynag hadir dalam pembekalan tersebut terdiri dari 140 mahasiswa PBSI dan 150 mahasiswa PBI. Acara yang dimulai semenjak pukul 07.30 WIB tersebut berlangsung di Auditorium Universitas Tidar.

Acara dibuka oleh Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M. Si., yang sekaligus memberikan pengarahan mengenai PPL Untidar 2017. Dalam pengerahannya tersebut, Prof. Dr. Sukarno, M. Si., menekankan pada unsur afeksi atau sikap mahasiswa pada saat pengajaran dan juga 4 kompetensi guru yang perlu dikuasai oleh mahasiswa.

Selain itu, dalam acara pembekalan tersebut hadir 3 pemateri yang ketiganya berasal dari SMAN 1 Magelang. Sebagai pemateri pertama yaitu Wahju Sekar Dewi, S. Pd., yang merupakan guru Bahasa Indonesia, menyampaikan materi mengenai Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Dalam penyampaian materi tersebut, juga disampaikan unsur-unsur yang penting dalam proes pembelajaran diantaranya yaitu perangkat dan pendekatan dalam pembelajaran.

Adapun Drs. Sucahyo Wibowo, M. Pd, sebagai pemateri kedua, yang menyampaikan materi mengenai Persekolahan. Dalam materi Persekolahan yang disampaikan, Drs. Sucahyo Wibowo, M. Pd., juga menjelaan mengenai 8 Standar Nasional Pendidikan. Kedelapan standar tersebut meliputi Standar Isi/ Kurikulum, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan/ Kesiswaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Sebagai pemateri terakhir yaitu Hesti Wulandari, S. Pd., yang menyampaikan materi mengenai Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA. Hesti Wulandari, S. Pd., juga menggarisbawahi hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum mengajar diantaranya yaitu persiapan terhadap peserta didik dan juga persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dengan disampaikannya materi-materi tersebut, diharapkan mampu memberikan bekal kepada mahasiswa saat melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah praktikan masing-masing. Setelah mendapat pembekalan, mahasiswa akan melakukan penerjunan PPL pada 17 sekolah-sekolah praktikan PPL baik di kota Magelang maupun di kabupaten Magelang. 17 sekolah-sekolah praktikan tersebut yaitu SMAN 1 Magelang, SMAN 2 Magelang, SMAN 3 Magelang, SMAN 4 Magelang, SMAN 5 Magelang, SMA 1 Kota Mungkid, MAN 1 Kota Magelang, SMKN 2 Magelang, MA Al Iman Kota Magelang, SMAN 1 Grabag, SMAN 1 Mertoyudan, MAN Parakan Temanggung, SMA Muhammadiyah Muntilan, SMA El Shadai, SMA KI Regional Berasrama, SMA Muhammadiyah 1, dan SMA Tarakanita. (NA)

[:en]

[FKIP- 17/07/2017] – On Monday, July 17, 2017, 290 students of FKIP of Tidar University attended the Field Experience Program (PPL) briefing consisting of 140 PBSI students and 150 PBI students. The event which started from 07.30 WIB took place at Tidar University Auditorium and was opened by the Dean of FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M. Si., who at the same time gave a briefing for the students. In his speech, Sukarno emphasized on the element of affection or student attitudes at the time of teaching as well as 4 teacher competencies that need to be mastered by the students.

In addition, three presenters coming from SMAN 1 Magelang also equipped the students with necessary tools needed. Wahju Sekar Dewi, S. Pd., who is an Indonesian Language teacher, delivered a material on Indonesian Language Learning in Senior High School as the first speaker. In the delivery of the material, she also conveyed important elements in the learning process such as tools and approaches in teaching and learning.

As for the second speaker, Drs. Sucahyo Wibowo, M. Pd, delivered material on Schooling. In the material presented, Wibowo also advocated on 8 National Standards of Education. These eight standards include the Standards of Content / Curriculum, Process Standards, Graduate / Student Competency Standards, Educator Standards and Teachers, Education Financing Standards, Management Standards, Infrastructure Standards and Education Assessment Standards.

The last speaker was Hesti Wulandari, S. Pd., who delivered material on English Language Learning in Senior High School. Wulandari also highlighted the things that need to be prepared before teaching such as preparation for the students as well as the preparation of the Lesson Plans (RPP).

The materials given are expected to provide provisions to students in doing teaching and learning activities (KBM) at practical schools respectively. After getting the briefing, students will do the PPL in 17 practical schools both in Magelang city and regency. The 17 schools are SMAN 1 Magelang, SMAN 2 Magelang, SMAN 3 Magelang, SMAN 4 Magelang, SMAN 5 Magelang, SMA 1 Kota Mungkid, MAN 1 Magelang City, SMKN 2 Magelang, MA Al Iman Magelang City, SMAN 1 Grabag , SMAN 1 Mertoyudan, MAN Parakan Temanggung, SMA Muhammadiyah Muntilan, El Shadai High School, KI Regional Senior Berasrama, SMA Muhammadiyah 1, and SMA Tarakanita. (AL)

[:]

[:id]Penyerahan  20  Mahasiswa  PPL Internasional FKIP 2017[:]

[:id]

Sebanyak 20 mahasiswa FKIP yang mengikuti program PPL Internasional  2017 tiba di Malaysia hari Rabu, 12 Juli 2017.  Di hari berikutnya (Kamis, 13 Juli 2017),  Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP mendampingi mahasiswa dalam penyerahan 20 mahasiswa PPL Internasional di Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan  Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya, Hulu Selangor, Malaysia.

Kegiatan penyerahan PPL Internasional   berjalan dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari kepala Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya, kepala Sekolah Menengah Kebangsaan, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (Dekan FKIP), dan Umi Setiya Rini (perwakilan mahasiswa). Selain itu, ada penyerahan cendera mata  dan dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan sekolah sesuai dengan penempatan mahasiswa.

Mewakili  20 mahasiswa PPL Internasional, Alif Tabah Nurrochim, Fadlilah Nurul , Taufan Haris, dan Indah Nurmayani memberikan kesan-kesan mereka dalam kegiatan penyerahan.

Alif Tabah Nurrochim, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), menyampaikan “Saya sangat senang karena bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru  dan saya juga dapat belajar bahasa Melayu.” Senada dengan Alif,  Fadlilah Nurul  (mahasiswi PBI) mengungkapkan “Kegiatan ini sangat menyenangkan, kami disambut dengan sangat baik dan ramah. Kami bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini.”

Taufan Haris, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berkata “Penyerahan PPL tadi pagi berjalan dengan lancar. Alhamdulillah saya senang bisa mengenal guru-guru disini, bisa mengetahui sistem pendidikan Malaysia dan merasakan budaya yang baru juga.”  Indah Nurmayani, mahasiswi PBSI menambahkan “Penyerahan PPL berjalan lancar, dari pihak sekoah sangat ramah dengan kami, bahkan mereka mengajak kami berkeliling sekolah, memperkenalkan sekolah mereka kepada kami, dikenalkan juga dengan para guru. Mereka sangat ramah, bahkan Guru Besar nya sudah menganggap kami sebagai anak asuh beliau.”  (CA)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Menjadi Finalis MTQ Mahasiswa Tingkat Nasional[:en]Student of FETT: The Finalist of Student’s MTQ in National Level[:]

[:id]

Sebanyak 50 proposal yang diajukan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dinyatakan lolos seleksi proposal terbaik dalam even akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Pengumuman itu disampaikan pada tanggal 7 Juli 2017 melalui web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. Hasil desk evaluation Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) tersebut dilakukan oleh tim Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Kemenristek Dikti.

Salah satu finalis bernama Atif Solihudin, mahasiswa smester 4 PBSI FKIP Universitas Tidar. Judul proposal yang diajukan ialah “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif menjelaskan bahwa, pentingnya menanamkan budaya cinta Al Qura’an melalui pola asuh orang tua. Hal itu dapat digunakan sebagai penopang gerakan revolusi mental.

Putra dari Bapak Mahudin itu menceritakan tentang awal mula semangatnya dalam mengikuti kompetisi itu. “Awalnya ada seleksi MTQ di tingkat universitas yang akan diajukan untuk tingkat nasional. Setelah bersaing dengan 14 tim di tingkat universitas, Alhamdulillah saya yang lolos untuk maju ke tingkat nasional. Sebenarnya, saya mangajukan proposal ini awalnya bersama teman saya, tetapi teman saya sakit dan tidak jadi ikut”.

Kelima puluh finalis termasuk Atif, akan diberi kesempatan hadir dan presentasi di hadapan Dewan Hakim MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017. Menurut rencana, kedatangan kafilah atau para finalis dijadwalkan pada hari Rabu-Kamis tanggal 26-27 Juli 2017 di kampus Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, Malang Jawa Timur.

“Besok di Malang, seluruh finalis 50 besar akan presentasi tanpa tanya jawab. Kemudian dipilih untuk presentasi lagi dan ada tanya jawab. Terakhir ditentukan pemenangnya,” tambah pria kelahiran Banjarnegara, 4 Juli 1997.

Ungkapan rasa bangga dan syukur juga disampaikan oleh beberapa dosen FKIP melalui grup WA. Salah satunya dalah Dr. Farikah, M. Pd. selaku pembimbing dan pendamping MTQ Untidar, “Alhamdulillah merasa senang ternyata mahasiswa Untidar siap dan mampu bersaing di kancah nasional. Bahkan bisa masuk 50 besar se-Indonesia.”

Semoga Atif Solihudin dapat memberikan inspiratif yang positif kepada para mahasiswa agar menjadi calon pemimpin yang cerdas dan bermoral. Sesuai tema dalam even akbar yang akan diselenggarakan di Malang tersebut, yaitu “Melalui MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Selamat dan tetap semangat, semoga sukses di tahap selanjutnya!

[:en]

There are 50 proposals submitted by students from the universities in Indonesia passed the selection to be the best proposal in the national event of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XV 2017. It is announced on July 7, 2017 via web http://mtqmn15.ub.um.ac.id. The result of desk evaluation of the Koran Scientific Writing (KTIQ) is done by Directorate General of Learning and Student Affairs (BELMAWA), Ministry of Research, Technology, and Higher Education.

One of the finalists named Atif solihudin, the fourth semester student of Indonesian language and literature education Tidar University submits the proposal entitled “Qur’anic Parenting: Mengupayakan Gerakan cinta Al Qur’an sebagai Penopang Terwujudnya Gerakan Revolusi Mental di Indonesia”. Atif explained the importance of instilling the culture of loving the Koran through parental care. It can be used as a support for mental revolution movement.

The son of Mahudin told his beginning in joining this competition. “At first, there is a selection of MTQ in university level and it will be proposed to national level. After competing with 14 teams in university level, Alhamdulillah I won and go to national level. Actually, I submit this proposal with my friend, but my friend is sick and do not take place in this competition.”

The fiftieth finalist including Atif will be given the opportunity to attend and present their paper in front of the Judge Council of MTQ XV National Students 2017. According to the plan, the arrival of the finalist is scheduled on Wednesday – Thursday July 26-27, 2017 at Brawijaya University and State University of Malang, East Java.

“In Malang, all the fiftieth finalists will present without discussion. Then it will be chosen to present the paper and there is discussion. After that, the winner will be decided, “added the boy who was born in Banjanegara, July 4, 1997.

The pride and gratitude is also expressed by some lecturers of FETT via WA group. One of them is Dr. Farikah, M.Pd. as the mentor and advisor of MTQ Tidar University. “Alhamdulillah, I feel happy. The student of Tidar University is able to compete in national level and he is able to be the fiftieth finalist.”

It is hoped that Atif Solihudin can give the positive inspiration to other students so that they can be the smart and good leader. According to the theme in this great event in Malang “Through MTQ XV National Students 2017, we integrate the intellectuality and spirituality to create the smart and good Indonesian leader to realize baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

Congratulation and keep the spirit,  Good luck in the next step!

[:]

[:id]Pementasan Drama Teater Klebus[:en]Staging Drama by Teater Klebus[:]

[:id]

Untidar — Sabtu malam (08/07/17) Teater Klebus mengadakan pementasan drama berjudul Dr. Anda karya Wisran Hadi. Pementasan berlokasi di Gedung Auditorium Untidar. Teater Klebus merupakan sekumpulan mahasiswa Prodi PBSI semester 4 kelas C. Mereka menggelar pementasan dalam rangka proses produksi mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A.

Dr. Anda bercerita tentang seorang doktor yang memberikan perkuliahan mengenai keadaan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan kearifan lokal di Minangkabau. Karakter Dr. Anda diperankan oleh Eni. Sementara itu, Sukhum Ela bertindak sebagai sutradara.

Untuk menyaksikan pementasan yang dimulai pukul 18.30 ini, penonton tidak dipungut biaya tiket masuk, bahkan mereka mendapatkan makanan ringan gratis. Sejak sore, penonton mulai memadati gedung dan bertahan hingga pertunjukan selesai.

Menurut Imam, ada banyak amanat yang dapat diambil dari pementasan Dr. Anda, misalnya tentang cara menyikapi kearifan lokal. “Banyak amanat yang bisa diambil, misalnya kita harus bisa menyikapi kearifan lokal secara bijaksana,” kata Imam. (IS)

[:en]

Untidar – Saturday night (08/07/17) Teater Klebus held a drama performance entitled Dr. You by Wisran Hadi. It was held in the Auditorium of Untidar. Teater Klebus is a group of students of Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) semester 4 class C. They held a staging performance as a result Drama Performance course taught by Imam Baihaqi, M.A.

Dr. You tells a story about a doctor who gave lectures on the state of Indonesia during the Dutch colonial period and local wisdom in Minangkabau. The character of Dr. You was played by Eni. Meanwhile, Sukhum Ela was the director.

The performance, which started at 18.30, was free of admission fees for the audience. They even got free snacks! Since the afternoon, the largest building to conduct stage performance at UNTIDAR has been crowded by spectators and they kept holding on until the show was over.

According to Imam, there are many mandates that can be taken from the staging of Dr. You, one of which is how to respond to local wisdom. “A lot of mandates can be taken, for example we have to be able to respond wisely to local wisdom,” said Imam. (AL)

[:]