[:id]English For Tourism (EFT) in Practice[:]

[:id]

Setelah melalui pembekalan pada 29 April 2017 lalu, mahasiswa semester VI Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Untidar pun diterjunkan di berbagai lokasi wisata dalam rangka English for Tourism (EFT) in Practice (2 Mei—17 Juni 2017). Penerjunan ini merupakan kesempatan bagus bagi para mahasiswa untuk mempraktikkan teori-teori dalam perkuliahan EFT 1 dan EFT 2.

Lokasi-lokasi yang menjadi target EFT in Practice kali ini adalah Balai Konservasi Candi Borobudur, Supoyo Gerabah and Keramik, Lotus 2, Graharu, Omah Garengpoeng Homestay, Cempaka Villa Restoran and Spa, Desa Wisata Candirejo, dan Rumah Dharma Homestay. Dengan demikian, mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan lokasi-lokasi yang telah ditentukan.

Kegiatan ini melibatkan beberapa dosen pembimbing, seperti Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., Lilia Indriani, M. Pd., C. Prima Ferri Karma, M.Pd., Ali Imron,S.S., M.Hum., Gilang Fadhilia Arvianti, S.S., M.Hum., Winda Candra Hantari, S.S., M.A., Arum Nisma Wulanjani, M.Pd., dan Atsani Wulansari, S.S., M.Hum. Dosen-dosen pembimbing tersebut mengawasi aktivitas mahasiswa selama di lapangan.

Melalui kegiatan EFT in Practice ini, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena mereka berinteraksi langsung dengan turis asing. Mereka juga mendapat pengetahuan baru tentang dunia kepariwisataan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Mahasiswa bisa berinteraksi secara langsung dengan turis asing sehingga bahasa Inggris mereka meningkat. Mereka juga bisa belajar tentang kepariwisataan secara langsung dari ahlinya,” kata Atsani sebagai salah satu dosen pembimbing dalam program ini. (IS)

[:]

[:id]FKIP  Panen Juara Mawapres Tingkat Universitas Tidar Tahun 2017[:en]It’s Fruitful Result: FETT Won All Categories of Tidar University Student Outstanding Leadership Awards 2017[:]

[:id]

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memborong kejuaraan Mawapres tingkat Universitas Tidar tahun 2017. Mereka adalah Sunia Adiyati dari PBSI sebagai juara I, Putri Dwi Sholihatul Sukmawati dari PBI sebagai juara peringkat II, dan Eka Kusuma Adrianingrum dari PBI sebagai juara peringkat III. Kemenangan itu diumumkan secara resmi pada saat upacara memperingati hari Pendidikan Nasional hari Selasa, tanggal 2 Mei 2017.

Sebelumnya, mereka bertiga mengukuti proses seleksi di tingkat universitas yang dilaksanakan di Ruang Multi Media Untidar pada tanggal 4 April 2017. Mereka berhasil menyisihkan sejumlah mahasiswa terbaik perwakilan dari Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Politik, dan Fakultas Ekonomi. Dr. Farikah, M.Pd. selaku ketua pelaksanaan Mawapres tingkat Universitas Tidar menyatakan, “ Ada 23 mahasiswa dari seluruh fakultas di Universitas Tidar yang ikut berpartisipasi dalam  kompetisi mawapres tahun ini.”

Adapun prosedur seleksi diawalai dari seleksi tingkat prodi di masing-masing fakultas. Para mahasiswa diseleksi kembali di tingkat fakultas dengan beberapa aspek penilaian yaitu IPK, prestasi yang telah diraih, dan presentasi karya ilmiah dengan menggunakan bahasa Inggris. Hadir sebagai juri dalam kompetisi ini yaitu Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd. sebagai penilai karya ilmiah, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. sebagai penilai bahasa Inggris, serta Bambang Rendro, M.T yang menilai prestasi yang diunggulkan dan sikap. Setelah serangkaian seleksi yang dilalui, akhirnya ketiga nama mahasiswa FKIP tersebut berhasil meraih seluruh peringkat juara.

“Secara umum kompetensi para peserta sudah ada peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi masih perlu ditingkatkan terutama terkait pendampingan yang harus dilakukan sejak awal. Selain itu, perlu juga pendampingan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam  berbahasa Inggris secara lisan dan tulis,” kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku ketua tim juri Mawapres Untidar 2017.

Selanjutnya berkas Sunia Adiyati sebagai juara pertama akan dikirim ke Dirjen Bilmawa paling lambat tanggal 25 Mei 2017 untuk mewakili Untidar mengikuti pemiliahan mahasiswa berprestasi di tingkat nasional (pilmapres). Prof. Dr. Sukarno, M.Si. yang juga merupakan dekan FKIP menambahkan, “Saya berharap, semoga nanti Sunia Adiyati dapat meraih prestasi di tingkat nasional, minimal dapat masuk 15 besar.” (DZ)

[:en]

Students of the Faculty of Education and Teacher Training and Education won all categories of Tidar University Student Outstanding Leadership Awards 2017. They were Sunia Adiyati (PBSI) as the first winner, Putri Duwi Sholihatul Sukmawati (PBI) as the second winner, and Eka Kusuma Adrianingrum (PBI) as the third winner. The triumph was officially announced on the National Education Day, Tuesday, May 2, 2017.

Prior to the event, the three of them had been through the selection process, which was held on April 4, 2017. They had successfully competed the representative students from other faculties such as Faculty of Engineering, Faculty of Agriculture, Faculty of Social and Political Science, and Faculty of Economics. As the head of the committee, Dr. Farikah, M.Pd., said, “There are 23 students from all faculties participating in this year competition.”

The selection procedure was started from the selection on the department level at each faculty. These students were assessed from some aspects such as GPA, academic achievement, and oral paper presentation in English. On the university level, The judges were Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd. (assessing scientific paper), Prof. Dr.Sukarno, M.Si. (assessing English competence), and Bambang Rendro, M.T. (assessing attitude and behavior). After having through the series, the FETT representatives won all categories.

“In general, the competences of the participants have been increasing from year to year. However, they still need support to develop their academic skills.” In addition, all participants needed assistance to improve English spoken and written ability,” said Prof. Dr. Sukarno, M.Si., as one of the judges.

Furthermore, Sunia Adiyati’s documents as the first winner will be sent to Dirjen Bilmawa no later than May 25, 2017. Sunia will be the university representative on the national level (pilmapres). Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the dean of FETT added, “I hope Sunia will get good achievement of top 15 at national level.” (DZ/WR)

[:]

[:id]Prodi PBSI Sambut Proses Visitasi Akreditasi[:en]PBSI: Welcoming BAN-PT for Accreditation Visitation[:]

[:id]

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sabtu (6/5) kemarin menjalani proses visitasi akreditasi oleh Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN – PT). Tim asesor yang terdiri dari Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. dari Uiversitas Negeri Jakarta serta Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd. dari Universitas Sriwijaya disambut hangat oleh seluruh dosen, tenaga pendidik, mahasiswa, serta alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar. Proses visitasi berjalan dengan baik dan lancar, memakan waktu selama satu hari penuh sejak pukul 08.00 hingga pukul 19.00 WIB.

Dalam mempersiapkan visitasi akreditasi seluruh dosen telah bekerja keras sejak setahun lalu. Rangga Asmara, M.Pd. Koordinator Prodi PBSI menjelaskan, “Proses penyusunan borang tidaklah sebentar, sudah disiapkan dari bulan Juni tahun 2016. Memang ada kesulitan pengumpulan data, khususnya di bidang kurikulum seperti silabus, SAP, dan penelitian dosen. Ya mudah-mudahan apa yang dicita-citakan bisa tercapai, prodi PBSI kembali meraih nilai A.” Sebagai informasi saat ini prodi PBSI terakreditasi B oleh BAN – PT maka tak ayal jika para dosen berupaya keras dan optimis untuk meningkatkan nilai akreditasinya,

Dokumen borang Prodi (III A) dinilai oleh Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd. ditanggapi Ketua Jurusan FKIP Lilia Indriani, M.Pd. serta Koordinator Program Studi PBSI, Rangga Asmara, M.Pd. Selain itu hadir pula para dosen pengajar prodi yang turut serta membantu penyusunan borang dari awal hingga akhir. Di lain tempat, borang institusi FKIP Untidar (III B) dinilai oleh Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. ditanggapi Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Wakil Dekan I Drs. Hari Wahyono, M.Pd., serta Wakil Dekan II Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. Dalam penilaian borang ini ditanyakan hal-hal terkait visi-misi fakultas, struktur organisasi fakultas, suasana akademik, instrumen mutu, peningkatan sumber daya manusia, dan masalah seputar pembiayaan.

Seperti pada saat visitasi dan verifikasi pada umumnya, prodi ataupun fakultas diminta menunjukkan bukti-bukti fisik berbagai kegiatan yang dilaporkan dalam keterangan borang, seperti berbagai notulen rapat, surat undangan rapat, daftar peserta rapat, SK Mengajar, Sertifikat Pendidik, Kurikulum, Jejak Alumni, berbagai SOP, dokumen PMB, jurnal, karya dosen dan mahasiswa, akses kerjasama dalam dan luar negeri, serta bukti fisik pendukung lainnya.

Dari hasil visitasi tersebut tim asesor menyampaikan beberapa rekomendasi seperti, harus meningkatkan sumber daya manusia dengan memperbanyak lulusan doktor dan menambah jenjang kepangkatan dosen. Berbagai penelitian harus bisa bersaing di luar prodi atau universitas dan penelitian tersebut harus bisa dipublikasikan dalam jurnal ilmiah untuk dapat meningkatkan jenjang prodi. Dalam bidang kurikulum disarankan untuk lebih banyak mengikuti asosiasi. Saran terakhir, supaya dapat mengembangkan perpustakaan online berikut sarana prasarana, akses komputer yang disediakan, sumber pustaka ditingkatkan, dan memperbanyak jurnal internasional yang dilanggan. (TP)

[:en]

[ FKIP – 9/05/17] – Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) got a visit from the National Accreditation Board for Higher Education (BAN-PT) Ministry of Education, Research, and Technology. The assessors  of BAN-PT visited PBSI, Tidar University to hold accreditation visitation on May 6th 2017. BAN-PT Assessors team which consisted of. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) and Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd. (Universitas Sriwijaya) was welcomed warmly by the lecturers, the educational staffs, the students, and also the alumni of PBSI Tidar University.  The process of visitation ran well and it started from 8 a.m. until 7 p.m.

In preparing the visitation, the lectures of PBSI had been working since last year. Rangga Asmara, M.Pd. the coordinator of PBSI explained, “The process for preparing the forms for accreditation is not an easy thing. We have been preparing them since June 2016.” He added that his team experienced difficulty in collecting several data, especially curriculum fields such as syllabus, lesson plans, and some research done by the lecturers of PBSI.  “Hopefully PBSI could repeat a satisfying achievment like what we did several years before, we could achieve score A for the accreditation,” asserted him. For now, PBSI has accreditation B from BAN-PT, so there is no doubt the lecturers worked harder and become optimistic to increase the value of accreditation.

The documents of form IIIA (study program) was assessed by Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd. and responded by Lilia Indriani, M.Pd.as the chair of department and Rangga Asmara, M.Pd. as the coordinator of PBSI. This event was also attended by other lecturers of PBSI who helped on preparing the forms. In the other hand, the documents of form IIIB (institution) was assessed by Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. and responded by  Prof. Dr. Sukarno, M.Si. as the dean of Faculty of Education and Teacher’s Training (FETT), Drs. Hari Wahyono, M.Pd. as the Vice Dean of Academic and Students’ Affairs, and  Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. as the Vice Dean of General Affairs and Finance. The assessors also asked about several things related to the faculty such as visions and missions, organization structure, academic environment, quality instruments, human resources, and things related to finance.

In the process of visitation, the study program and faculty were asked to show physical evidence of the forms such as meeting reports, meeting invitation, list of meeting participants, teaching decree, educator certificates, curriculum, tracer study, Standard Operations Procedures, documents of new students admission, journals, lecturers and students’ works, and other physical evidence.

From the assessment process, the assessors gave some recomendations for PBSI. They recomended to improve the human resources by increasing the number of doctoral graduates and   increasing the level of academic rank for the lecturers. For the curriculum, it was suggested to join more active in any association. Besides, they also suggested to improve the competitiveness of research fields. Their research results should be published in order to  improve the level of PBSI. Last but not least, the improvement of online library by was suggested followed by the improvement of facilities and infastructures, library sources, and international journal subscription. (TP – NA)

[:]

[:id]Pengumuman Hasil Seleksi Micro Teaching dan Wawancara PPL Internasional FKIP Untidar 2017[:]

[:id]

Surat izin yang harus dipenuhi oleh calon peserta PPL Internasional FKIP Untidar 2017

[:]

[:id]Pembekalan EFT in Practice: Pentingnya Transfer Knowledge dalam Praktek EFT[:en]EFT in Practice Briefing: The Importance of Transfer Knowledge in EFT in Practice[:]

[:id]

[FKIP – 4/5/17 ] – Sebanyak 83  mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mengikuti pembekalan mata kuliah EFT (English for Tourism) in Practice. EFT in Practice merupakan mata kuliah lanjutan dari mata kuliah EFT 1 dan EFT 2. Acara berlangsung di gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada hari Sabtu 29 April 2017 dibuka oleh Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP  Lilia Indriani, M. Pd.

Dua orang narasumber yang kompeten dalam bidangnya turut diundang dalam acara pembekalan tersebut untuk memberikan materi berkaitan dengan tourism.  Narasumber pertama yang hadir untuk memberikan materi yaitu Ari Swastikawati, S. Si., M. A. Dia adalah Kepala Bagian Divisi Pengembangan Balai Konservasi Candi Borobudur.  Candi Borobudur menjadi topik yang disampaikan oleh Ari Swastikawati, S. Si., M. A. Penjelasan mengenai Candi Borobudur dari berbagai aspek tentunya menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Candi Borobudur. “Pengetahuan mengenai Candi Borobudur akan sangat membantu para mahasiswa saat harus memandu turis di lokasi. Selain itu para mahasiswa juga harus mampu menguasai keadaan dan kondisi di sekitar candi saat memandu turis di kawasan Candi Borobudur, “ ungkap Ari Swastikawati, S. Si., M. A.

Mengusung topik yang berbeda, Jack Priyatna sebagai narasumber kedua memberikan materi mengenai professional guiding.  Sebagai seorang pemandu profesional, beliau membagikan pengalamannya yang sudah bertahun-tahun dalam memandu para turis baik turis domestik maupun turis mancanegara. Jack Priyatna menjelaskan bahwa seorang pemandu profesional harus mampu menguasai objek atau tempat-tempat yang menjadi lokasi tujuan para turis. “ Transfer knowledge atau kemampuan seseorang pemandu profesional dalam menyampaikan dan mengemas penjelasan tentang suatu objek dengan apik akan sangat membantu seorang pemandu dalam melaksanakan pekerjaannya,” tambah Jack Priyatna saat menjelaskan materi pada para mahasiswa.

Setelah penyampaian materi dari para narasumber, para mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab pada narasumber. Tanya jawabpun berlangsung secara interaktif. Pada akhir acara, Moch. MalikAl Firdaus, M. Pd sebagai salah satu dosen pembimbing EFT in Practice, berpesan kepada para mahasiswa supaya selalu menjaga sikap dan harus mampu membawa diri saat praktek EFT  di lapangan. (NA)

[:en]

Eighty three students of English Education study program joined the briefing of English for Tourism in Practice (EFT in Practice). It is the advanced course of EFT 1 and EFT 2. This occasion was held in social and political science faculty on Saturday, April 29 2017. This briefing was commenced by Lilia Indriani, M.Pd, the chair of the Language and Art department.

Two competent speakers in tourism field were invited in this briefing to give the material. Ari Swastikawati, S.Si., M.A. the head of development division of Borobudur Conservation Centre took Borobudur Temple as the main topic of her briefing. The explanation of Borobudur Temple from many aspects will surely increase the students’ knowledge about Borobudur. “The knowledge of Borobudur Temple will help the students to guide the tourist. In addition, the students must understand the condition around the temple when they guide the tourist in Borobudur Temple area,” said Ari Swastikaati, S.Si., M.A.

Having different topic, Jack Priyatna, the second speaker, gave the material about professional guiding. As professional guiding, he shared his experience in guiding the domestic and international tourist. Priyatna explained that a professional guide should master the tourist resort.” Transfer knowledge or the ability in explaining tourism object well will help guide’s performance, “added Priyatna to the students.

After giving the material, speakers gave a chance to the students to ask the question. It was gone interactively. In the end of this briefing,  Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. as one of EFT in Practice lecturers, advised the students to behave well during EFT in Practice. (NA/AW)

[:]

[:id]Antusiasme Mahasiswa FKIP  Ikuti Seleksi Wawancara dan Micro Teaching PPL Internasional 2017[:en]The International Field Teaching Experience Program (PPL) 2017: The FETT Students’ Enthusiasm for Having Interview and Micro Teaching Sections[:]

[:id]Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR menindaklanjuti program PPL (Program Pengalaman Lapangan) Internasional ke Malaysia dengan melakukan seleksi wawancara dan micro teaching pada tanggal 3 Mei 2017 bertempat di Ruang Laboratorium Micro Teaching A dan Laboratorium Micro Teaching B.

Ketua Tim Seleksi, Lilia Indriani, M.Pd. menyampaikan ada 34 mahasiswa FKIP yang mengikuti tes wawancara dan micro teaching.  Dalam tes wawancara, calon peserta PPL Internasional menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan PPL Internasional. Tujuan dari tes wawancara yaitu untuk menyeleksi siapa diantara calon peserta yang merupakan kandidat yang qualified  untuk  mengikuti PPL Internasional.

Selain tes wawancara, adanya tes micro teaching  bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran, penguasaan materi, dan manajemen kelas yang digunakan calon peserta PPL Internasional. Calon peserta  juga diwajibkan mengumpulkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dalam tes micro teaching.

Antusiasme mahasiswa FKIP, calon peserta PPL Internasional, nampak terlihat ketika mereka mengikuti tes seleksi wawancara dan micro teaching. “Saya merasa senang karena bisa masuk tahap 2, ini berarti saya bisa bernafas lega karena jumlah saingan semakin sedikit. Namun itu juga bukan jaminan saya bisa lolos di tahap selanjutnya. Bagaimanapun hasilnya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Saya ikhlas apapun hasilnya nanti. Semoga nantinya yang PPL ke Malaysia bisa mewakili Untidar dan Indonesia di negeri Jiran tersebut” ujar  Nur Halimah, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris.  Selain itu, Taufan Maulana Haris, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menyebutkan “ Menurut saya seleksi tahap 2 ini sangat menegangkan karena saya harus menyiapkan mental untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penguji, dan saya harus menyiapkan strategi-strategi pembelajaran untuk mengajar disana. Untuk wawancara dan micro teaching berjalan lancar. Harapan saya hasil akhirnya untuk peserta yang lolos itu adalah peserta-peserta pilihan yang terbaik untuk mewakili FKIP disana ”

Hasil tes wawancara dan micro teaching PPL Internasional akan diumumkan hari  Selasa, 9 Mei 2017 di website https://fkip.untidar.ac.id/ .  (CA)

[:en]

Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University had a step forward to continue the new program of International Field Experience Program (PPL) 2017 in Malaysia. The program was initially started by having interview and micro-teaching sections on last Wednesday, May 3rd 2017 at the Micro Teaching Laboratory Room A and B.

The selection chairman, Lilia Indriani, said that there was 34 FETT students who participated actively in these test series. In the interview section, all of the candidates had to answer some questions about this international internship. It aimed to select the qualified candidates to participate this practice.

In addition to the interview test, there was a micro-teaching test. It functioned to know the teaching methods, learning material mastery, and class management would be used by these candidates. Prior to it, all of the candidates were required to submit the lesson plan documents.

The candidates’enthusiasm could be seen after finishing all sections. “I am happy since I am selected and go to the second stage. It means I could take a deep breath after knowing my rival is getting smaller in number, although I could not guarantee myself pass the next stage. No matter about outcome, I’ve been trying my best. I will accept the next outcome later on. I wish whoever go to Malaysia and have the teaching practice could show their best performance as the Untidar representatives”, said Nur Halimah, a student of English Education.

In addition, Taufan Maulana Haris, a student of Indonesian Language and Literature Education said, “I think this second stage is very challenging because I have to be mentally prepared to answer questions from examiners, and I must prepare teaching strategies to teach there. I believed my interview and micro teaching parts went well. I hope the qualified participants would be the best participants to represent our faculty there.”

The results of interviews and micro teaching for International PPL 2017 would be announced on Tuesday, May 9, 2017 on the website https://fkip.untidar.ac.id/. (CA/WR).

[:]

[:id]Proposal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen FKIP Lolos Pendanaan DIPA Untidar[:en]The Acceptance of Research and Community Services’s Proposal of FKIP’s Lecturers[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (27/4). Setelah lama ditunggu, akhirnya sebanyak 25 proposal penelitian dan 18 proposal pengabdian kepada masyarakat yang diajukan oleh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan lolos pembiayaan DIPA Universitas Tidar Tahun Anggaran 2017. Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan Rektor Universitas Tidar Nomor: 095/UN57/LT/2017 Tanggal 30 Maret 2017. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan fakultas yang menerima pendanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terbanyak di antara fakultas lainnya. Ini sebagai salah satu bukti bahwa dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar memiliki komitmen tinggi  dalam mewujudkan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Sebelum akhirnya lolos pendanaan, sejumlah proposal penelitian dan pengabdian ini diseleksi oleh tim reviewer dari LPPM-PMP Universitas Tidar. Untuk mengawali pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, tanggal 25 April 2017 digelar bimbingan teknis di gedung Fakultas Teknik. Bimbingan teknis ini bertujuan untuk memberi pengarahan terkait bagaimana pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian dan pengabdian.

Fifit Firmadani, M.Pd. salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar menuturkan bahwa “Dosen-dosen di lingkungan Universitas Tidar, khususnya FKIP lebih semangat lagi untuk aktif melakukan penelitian dan pengabdian selain pengajaran karena hal ini sebagai wujud tridharma perguruan tinggi. Tentunya ini perlu selalu didukung oleh universitas baik dukungan secara moril maupun material agar para dosen lebih bergairah dalam melaksanakan tridharma ini.” (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (27/4). The 25 research proposals and 18 community service proposals that were made by lecturers of Faculty of English and Teacher Training (FKIP) funded DIPA (internal funding from university) 2017.  This is based on Tidar University Decree Number 095/UN57/LT/2017 on 30 March 2017. FKIP is faculty whose lecturers got funding for research and community service bigger than other faculties. This is one of evidences that lecturers of FKIP have high commitment in conducting Tridharma Perguruan Tinggi (the university’s three main responsibilities of education, research, and community service).

Previously those proposals were studied by reviewer from Institute of Research, Community Service, and Educational Quality Assurance of Tidar University (LPPM-PMP).  For the first step as opening session of research and community service, there were technical meeting that held by LPPM-PMP on 25th of April 2017 in Engineering Faculty building. The purpose of this technical meeting is giving guidelines of implementation and reporting the result of research and community service.

Fifit Firmadani, M.Pd., one of lecturers of Indonesia Language and Literature Education Study Program said that lecturers in Tidar University, especially FKIP, became more enthusiastic and active in making research and community service beside teaching. It must be supported by university so lecturers become more enthusiastic in doing this Tridarma Perguruan Tinggi. (GF)

[:]

[:id]FKIP Untidar Sambut Kunjungan Studi Banding dari FPBS IKIP Saraswati Tabanan Bali[:en]FKIP Untidar Welcomed Faculty of Languages and Arts of IKIP Saraswati Tabanan Bali[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (3/05). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Rabu 3 Mei 2017 menyambut kunjungan studi banding dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. Sebelum acara penyambutan, rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali yang terdiri atas mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiba di kampus Universitas Tidar pukul 08.00 WIB. Mereka kemudian melakukan observasi lapangan guna mengamati kondisi kampus terutama di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar seperti mengamati kegiatan perkuliahan di kelas serta meninjau sarana-prasarana yang menunjang proses perkuliahan. Selain itu, rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali juga meninjau laboratorium micro teaching dan laboratorium bahasa yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Setelah melakukan observasi lapangan di lingkungan fakultas, tepat pukul 09.00 WIB Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menyambut ramah dan hangat rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. Dalam sambutannya, Sukarno menyampaikan bahwa “Ini adalah kunjungan kedua, tahun lalu disambut di Aula Universitas dan tahun ini di Gedung Fakultas Teknik. FKIP Untidar dengan IKIP Saraswati memiliki kesamaan, sama-sama memiliki dua program studi, serta tahun berdirinya pun hampir bersamaan. Harapannya, semoga MOU dapat berlanjut dan ditingkatkan.”

Dr. I Nyoman Suaka selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Saraswati kemudian menyampaikan tujuannya bahwa “Walau dipisah oleh Selat Bali, bagi kami ini bukanlah pemisah justru penghubung antara Bali dan Magelang. Kami datang di kampus Untidar disambut dengan baik oleh Dekan beserta jajarannya. Kami membawa 40 mahasiswa gabungan antara mahasiswa PBSI dan PBI. Tujuan kami berkunjung adalah untuk menjalin kerjasama dengan prodi PBSI FKIP Untidar” tuturnya.

Setelah acara penyambutan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan, kemudian dilakukanlah penandatanganan MOU oleh Kaprodi dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain penandatangan MOU, kegiatan studi banding ini juga diisi dengan seminar baik dari dosen maupun mahasiswa sebagai pembicaranya. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. mewakili dosen dari Prodi PBSI Untidar menyampaikan makalahnya yang berjudul “Belajar Bahasa-bahasa Nusantara Berbasis Riset”. Sedangkan, Dr. I Nyoman Suaka dari Prodi PBSI IKIP Saraswati menyampaikan makalahnya berjudul “Tafsir Mitos Letusan Gunung Merapi Melalui Sosok Kontroversial Mbah Marijan.”

Di akhir kunjungan, dilakukan juga sharing academic antara dosen FPBS IKIP Saraswati dengan dosen FKIP Untidar. Kegiatan penyambutan studi banding ini menjadi semakin meriah dengan adanya penampilan dari UKM Tari yang mempersembahkan tari kreasi baru. Tidak hanya itu, Teater Bengkel Seni pun turut mempersembahkan drama singkat yang sangat menarik perhatian mahasiswa dan dosen dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (3/5). Faculty of Education and Teachers’ Training, Tidar University welcomed the visit of comparative study of IKIP Saraswati Tabanan Bali on Wednesday, May 3, 2017. Before the welcoming ceremony, the delegation from IKIP Saraswati Tabanan Bali consisting of students and lecturers of Indonesian Language and Literature Education Program arrived at the campus of Tidar University at 08.00. Then they conducted field observations to observe the condition of the campus, especially in the environment of the Faculty of Teacher Training and Education Tidar University such as observing lectures in class activities and reviewing facilities that support the lecture. In addition, the delegation from IKIP Saraswati Tabanan Bali also reviewed the micro teaching laboratory and language laboratory in the Faculty of Education and Teachers’ Training.

After doing field observation in the faculty environment, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the Dean of the Faculty of Education and Teachers’ Training of Tidar University welcomed the guests from IKIP Saraswati Tabanan Bali friendly and warmly. In his speech, Sukarno said that “This is the second visit, last year welcomed in the University Hall and this year at the Faculty of Engineering Building. FKIP UNTIDAR with IKIP Saraswati have similarities, both have two study programs, and the year of its establishment was almost simultaneously. Hopefully, the MOU can continue and be improved.”

Dr. I Nyoman Suaka as the Dean of the Faculty of Language and Arts Education IKIP Saraswati then conveyed his goal that “Although separated by the Bali Strait, for us this is not a separator for the liaison of between Bali and Magelang. We came to the UNTIDAR campus to be welcomed by the Dean and his staff. We bring 40 students of Indonesian Language and Literature Education Study Program and English Education students. The purpose of our visit is to establish cooperation with the Indonesian Language and Literature Education Study Program of Faculty of Education and Teachers’ Training UNTIDAR,” he said.

After the welcoming ceremony that took place in a warm atmosphere, then performed the signing of MOU by the Head of the Indonesian Language and Literature Education Study Program. In addition to the signing of the MOU, this comparative study is also filled with seminars from both lecturers and students as speakers. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., the representative of the lecturers from Indonesian Language and Literature Education Study Program UNTIDAR delivered her paper entitled “Learning Indonesian Archipelago Languages-Based Research.” Whereas, Dr. I Nyoman Suaka from Indonesian Language and Literature Education Study Program of IKIP Saraswati delivered his paper entitled “Tafsir Myth of Merapi Eruption through Controversial Mbah Marijan.”

At the end of the visit, there was also sharing of academic between lecturers of the Faculty of Languages and Arts of IKIP Saraswati with the lecturers of Faculty of Education and Teachers’ Training UNTIDAR. The welcoming of this comparative study is becoming more festive with the appearance of UKM Dance that presents new dance creations. Not only that, Theater Art Workshop also participated presents a short drama that attracted the attention of students and lecturers from IKIP Saraswati Tabanan Bali. (ER)

[:]

[:id]Peringatan Hari Pendidikan Nasional Ala FKIP Untidar[:]

[:id]

Universitas Tidar menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional pada Selasa (2/5). Kegiatan ini sedikit berbeda dari hari biasanya karena Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan didaulat sebagai petugas upacara. FKIP sebagai fakultas yang konsentrasi di bidang kependidikan sangat merespons acara ini dengan antusias. Para dosen FKIP membawa beberapa makanan tradisional untuk disajikan setelah upacara berlangsung.

Upacara itu dipimpin Rangga Asmara, M.Pd., dosen sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), sedangkan Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP bertindak sebagai Pembina upacara. “Kami sudah dua kali ini menjadi petugas upacara. Sebelumnya, upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda Oktober 2016,” kata Arum Nisma, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).

Upacara berlangsung khidmat. Pada momen Hari Pendidikan Nasional kali ini, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi berpesan agar pendidikan juga mengambil peran untuk menyukseskan perekonomian bangsa. Demikian kutipan amanat upacara dari Menristekdikti yang dibacakan oleh pembina upacara.

Pada upacara tersebut juga diadakan penganugerahan Satya Lencana untuk para dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) Untidar yang telah mengabdi selama 30, 20, dan 10 tahun. Prof Dr. Cahyo Yusup. M.Pd., Dosen PBSI sekaligus Rektor Untidar, mendapatkan anugerah Satya Lencana 30 tahun pengabdian. Selain itu, diberikan juga penghargaan untuk mahasiswa berprestasi (mawapres) Untidar. Pada kesempatan ini, mahasiswa FKIP berhasil meraih seluruh penghargaan. Juara 1 Mawapres Untidar adalah Sunia Ardiyati (PBSI), Juara 2 Putri Duwi Sholihatul Sukmawati (PBI), dan Juara 3 Eka Kusuma Adianingrum (PBI). Hal itu merupakan kebanggan bagi FKIP. Semoga prestasi FKIP makin meningkat. WJ

[:]

[:id]Empat Mahasiswa FKIP Menangi Ajang Kompetisi Putri UNTIDAR 2017[:en]Four FETT Students Won Miss Untidar Pageant Competition 2017[:]

[:id]

Setelah melalui proses yang cukup panjang sampai akhirnya dapat lolos di malam grand final pemilihan Putri UNTIDAR 2017 pada hari Sabtu, 29 April 2017, empat mahasiswa FKIP berhasil menyabet 4 (empat) kategori juara.  Mereka adalah Leanita Fitria mahasiswa Prodi PBSI yang dinobatkan sebagai Putri Intelegensia, Amalia Nisaul H sebagai Putri Favorit Media Sosial, Linda Putri sebagai Putri Berbusana Terbaik dan Nurul Dwi Astari sebagai Putri UNTIDAR 2017, ketiganya adalah mahasiswa Prodi PBI. Hal ini tentu sangat membanggakan karena seluruh nomor juara yang dikompetisikan berhasil dimenangi oleh mahasiswa FKIP UNTIDAR.

Amalia Nisaul mengungkapkan bahwa dirinya sangat bahagia tidak hanya karena menang sebagai juara favorit melainkan juga mendapat pengalaman baru, mempunyai keluarga baru, tanggung jawab baru, tugas baru.

Sementara itu Nurul Dwi Astari, Putri UNTIDAR 2017 asal Cilacap yang saat ini menempuh semester 4 di Prodi PBI berharap dapat membanggakan Prodi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, juga Universitas Tidar. Dengan menjadi Putri UNTIDAR 2017 Nurul berharap mampu mempromosikan Universitas Tidar agar semakin dikenal oleh masyarakat luas lewat berbagai macam event di berbagai bidang. Selain itu dirinya berharap mampu memberi inspirasi pada banyak orang agar terus berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Gadis cerdas nan ayu yang hobi menulis puisi dan cerpen ini telah dikenal aktif berorganisasi, serta memberikan sumbangsihnya dalam kegiatan mengajar dan bersosial kemasyarakatan. (WD)

[:en]

After going through long process to the night grand final on Saturday, 29 April 2017, Four FETT students successfully won four titles. They were Leanita Fitria (PBSI student) as Miss Intelligent, Amalia Nisaul H (PBI student) as Miss Social Media, Linda Putri (PBI student) as Miss Best in Dress, and Nurul Dwi Astari (PBI student) as Miss Untidar 2017. Of course, this was a remarkable achievement since all of the titles were hold by FETT Students.

Amalia Nisaul said that she was happy not only because of the title she holds but also she got new experience, family, responsibility, and duty.

Meanwhile, Nurul Dwi Astari, who crowned as Miss Untidar 2017, was a female student from Cilacap. She hoped that she could make the English Department and Faculty, where she has been studying for four semesters now, proud.

By awarded as Miss Untidar 2017, Nurul wished that she could promote Tidar University to be more widely known by the society through various events. In addition, she expected to be able to inspire others by continuing good deed. This smart and beautiful lady who loves writing poetry and short story has been actively involved in student organization. She has been giving her contribution in teaching and social activities. (WD/WR)

[:]