[:id]FKIP Untidar Sambut Kunjungan Studi Banding dari FPBS IKIP Saraswati Tabanan Bali[:en]FKIP Untidar Welcomed Faculty of Languages and Arts of IKIP Saraswati Tabanan Bali[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (3/05). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Rabu 3 Mei 2017 menyambut kunjungan studi banding dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. Sebelum acara penyambutan, rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali yang terdiri atas mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiba di kampus Universitas Tidar pukul 08.00 WIB. Mereka kemudian melakukan observasi lapangan guna mengamati kondisi kampus terutama di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar seperti mengamati kegiatan perkuliahan di kelas serta meninjau sarana-prasarana yang menunjang proses perkuliahan. Selain itu, rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali juga meninjau laboratorium micro teaching dan laboratorium bahasa yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Setelah melakukan observasi lapangan di lingkungan fakultas, tepat pukul 09.00 WIB Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menyambut ramah dan hangat rombongan dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. Dalam sambutannya, Sukarno menyampaikan bahwa “Ini adalah kunjungan kedua, tahun lalu disambut di Aula Universitas dan tahun ini di Gedung Fakultas Teknik. FKIP Untidar dengan IKIP Saraswati memiliki kesamaan, sama-sama memiliki dua program studi, serta tahun berdirinya pun hampir bersamaan. Harapannya, semoga MOU dapat berlanjut dan ditingkatkan.”

Dr. I Nyoman Suaka selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Saraswati kemudian menyampaikan tujuannya bahwa “Walau dipisah oleh Selat Bali, bagi kami ini bukanlah pemisah justru penghubung antara Bali dan Magelang. Kami datang di kampus Untidar disambut dengan baik oleh Dekan beserta jajarannya. Kami membawa 40 mahasiswa gabungan antara mahasiswa PBSI dan PBI. Tujuan kami berkunjung adalah untuk menjalin kerjasama dengan prodi PBSI FKIP Untidar” tuturnya.

Setelah acara penyambutan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan, kemudian dilakukanlah penandatanganan MOU oleh Kaprodi dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain penandatangan MOU, kegiatan studi banding ini juga diisi dengan seminar baik dari dosen maupun mahasiswa sebagai pembicaranya. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. mewakili dosen dari Prodi PBSI Untidar menyampaikan makalahnya yang berjudul “Belajar Bahasa-bahasa Nusantara Berbasis Riset”. Sedangkan, Dr. I Nyoman Suaka dari Prodi PBSI IKIP Saraswati menyampaikan makalahnya berjudul “Tafsir Mitos Letusan Gunung Merapi Melalui Sosok Kontroversial Mbah Marijan.”

Di akhir kunjungan, dilakukan juga sharing academic antara dosen FPBS IKIP Saraswati dengan dosen FKIP Untidar. Kegiatan penyambutan studi banding ini menjadi semakin meriah dengan adanya penampilan dari UKM Tari yang mempersembahkan tari kreasi baru. Tidak hanya itu, Teater Bengkel Seni pun turut mempersembahkan drama singkat yang sangat menarik perhatian mahasiswa dan dosen dari IKIP Saraswati Tabanan Bali. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (3/5). Faculty of Education and Teachers’ Training, Tidar University welcomed the visit of comparative study of IKIP Saraswati Tabanan Bali on Wednesday, May 3, 2017. Before the welcoming ceremony, the delegation from IKIP Saraswati Tabanan Bali consisting of students and lecturers of Indonesian Language and Literature Education Program arrived at the campus of Tidar University at 08.00. Then they conducted field observations to observe the condition of the campus, especially in the environment of the Faculty of Teacher Training and Education Tidar University such as observing lectures in class activities and reviewing facilities that support the lecture. In addition, the delegation from IKIP Saraswati Tabanan Bali also reviewed the micro teaching laboratory and language laboratory in the Faculty of Education and Teachers’ Training.

After doing field observation in the faculty environment, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the Dean of the Faculty of Education and Teachers’ Training of Tidar University welcomed the guests from IKIP Saraswati Tabanan Bali friendly and warmly. In his speech, Sukarno said that “This is the second visit, last year welcomed in the University Hall and this year at the Faculty of Engineering Building. FKIP UNTIDAR with IKIP Saraswati have similarities, both have two study programs, and the year of its establishment was almost simultaneously. Hopefully, the MOU can continue and be improved.”

Dr. I Nyoman Suaka as the Dean of the Faculty of Language and Arts Education IKIP Saraswati then conveyed his goal that “Although separated by the Bali Strait, for us this is not a separator for the liaison of between Bali and Magelang. We came to the UNTIDAR campus to be welcomed by the Dean and his staff. We bring 40 students of Indonesian Language and Literature Education Study Program and English Education students. The purpose of our visit is to establish cooperation with the Indonesian Language and Literature Education Study Program of Faculty of Education and Teachers’ Training UNTIDAR,” he said.

After the welcoming ceremony that took place in a warm atmosphere, then performed the signing of MOU by the Head of the Indonesian Language and Literature Education Study Program. In addition to the signing of the MOU, this comparative study is also filled with seminars from both lecturers and students as speakers. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., the representative of the lecturers from Indonesian Language and Literature Education Study Program UNTIDAR delivered her paper entitled “Learning Indonesian Archipelago Languages-Based Research.” Whereas, Dr. I Nyoman Suaka from Indonesian Language and Literature Education Study Program of IKIP Saraswati delivered his paper entitled “Tafsir Myth of Merapi Eruption through Controversial Mbah Marijan.”

At the end of the visit, there was also sharing of academic between lecturers of the Faculty of Languages and Arts of IKIP Saraswati with the lecturers of Faculty of Education and Teachers’ Training UNTIDAR. The welcoming of this comparative study is becoming more festive with the appearance of UKM Dance that presents new dance creations. Not only that, Theater Art Workshop also participated presents a short drama that attracted the attention of students and lecturers from IKIP Saraswati Tabanan Bali. (ER)

[:]

[:id]Peringatan Hari Pendidikan Nasional Ala FKIP Untidar[:]

[:id]

Universitas Tidar menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional pada Selasa (2/5). Kegiatan ini sedikit berbeda dari hari biasanya karena Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan didaulat sebagai petugas upacara. FKIP sebagai fakultas yang konsentrasi di bidang kependidikan sangat merespons acara ini dengan antusias. Para dosen FKIP membawa beberapa makanan tradisional untuk disajikan setelah upacara berlangsung.

Upacara itu dipimpin Rangga Asmara, M.Pd., dosen sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), sedangkan Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP bertindak sebagai Pembina upacara. “Kami sudah dua kali ini menjadi petugas upacara. Sebelumnya, upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda Oktober 2016,” kata Arum Nisma, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).

Upacara berlangsung khidmat. Pada momen Hari Pendidikan Nasional kali ini, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi berpesan agar pendidikan juga mengambil peran untuk menyukseskan perekonomian bangsa. Demikian kutipan amanat upacara dari Menristekdikti yang dibacakan oleh pembina upacara.

Pada upacara tersebut juga diadakan penganugerahan Satya Lencana untuk para dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) Untidar yang telah mengabdi selama 30, 20, dan 10 tahun. Prof Dr. Cahyo Yusup. M.Pd., Dosen PBSI sekaligus Rektor Untidar, mendapatkan anugerah Satya Lencana 30 tahun pengabdian. Selain itu, diberikan juga penghargaan untuk mahasiswa berprestasi (mawapres) Untidar. Pada kesempatan ini, mahasiswa FKIP berhasil meraih seluruh penghargaan. Juara 1 Mawapres Untidar adalah Sunia Ardiyati (PBSI), Juara 2 Putri Duwi Sholihatul Sukmawati (PBI), dan Juara 3 Eka Kusuma Adianingrum (PBI). Hal itu merupakan kebanggan bagi FKIP. Semoga prestasi FKIP makin meningkat. WJ

[:]

[:id]Empat Mahasiswa FKIP Menangi Ajang Kompetisi Putri UNTIDAR 2017[:en]Four FETT Students Won Miss Untidar Pageant Competition 2017[:]

[:id]

Setelah melalui proses yang cukup panjang sampai akhirnya dapat lolos di malam grand final pemilihan Putri UNTIDAR 2017 pada hari Sabtu, 29 April 2017, empat mahasiswa FKIP berhasil menyabet 4 (empat) kategori juara.  Mereka adalah Leanita Fitria mahasiswa Prodi PBSI yang dinobatkan sebagai Putri Intelegensia, Amalia Nisaul H sebagai Putri Favorit Media Sosial, Linda Putri sebagai Putri Berbusana Terbaik dan Nurul Dwi Astari sebagai Putri UNTIDAR 2017, ketiganya adalah mahasiswa Prodi PBI. Hal ini tentu sangat membanggakan karena seluruh nomor juara yang dikompetisikan berhasil dimenangi oleh mahasiswa FKIP UNTIDAR.

Amalia Nisaul mengungkapkan bahwa dirinya sangat bahagia tidak hanya karena menang sebagai juara favorit melainkan juga mendapat pengalaman baru, mempunyai keluarga baru, tanggung jawab baru, tugas baru.

Sementara itu Nurul Dwi Astari, Putri UNTIDAR 2017 asal Cilacap yang saat ini menempuh semester 4 di Prodi PBI berharap dapat membanggakan Prodi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, juga Universitas Tidar. Dengan menjadi Putri UNTIDAR 2017 Nurul berharap mampu mempromosikan Universitas Tidar agar semakin dikenal oleh masyarakat luas lewat berbagai macam event di berbagai bidang. Selain itu dirinya berharap mampu memberi inspirasi pada banyak orang agar terus berkarya dan bermanfaat bagi orang lain. Gadis cerdas nan ayu yang hobi menulis puisi dan cerpen ini telah dikenal aktif berorganisasi, serta memberikan sumbangsihnya dalam kegiatan mengajar dan bersosial kemasyarakatan. (WD)

[:en]

After going through long process to the night grand final on Saturday, 29 April 2017, Four FETT students successfully won four titles. They were Leanita Fitria (PBSI student) as Miss Intelligent, Amalia Nisaul H (PBI student) as Miss Social Media, Linda Putri (PBI student) as Miss Best in Dress, and Nurul Dwi Astari (PBI student) as Miss Untidar 2017. Of course, this was a remarkable achievement since all of the titles were hold by FETT Students.

Amalia Nisaul said that she was happy not only because of the title she holds but also she got new experience, family, responsibility, and duty.

Meanwhile, Nurul Dwi Astari, who crowned as Miss Untidar 2017, was a female student from Cilacap. She hoped that she could make the English Department and Faculty, where she has been studying for four semesters now, proud.

By awarded as Miss Untidar 2017, Nurul wished that she could promote Tidar University to be more widely known by the society through various events. In addition, she expected to be able to inspire others by continuing good deed. This smart and beautiful lady who loves writing poetry and short story has been actively involved in student organization. She has been giving her contribution in teaching and social activities. (WD/WR)

[:]

[:id]Dua Praktisi dan Pengajar Sastra FKIP Untidar Melatih Siswa dan Guru SMP se Kabupaten Magelang dalam Penciptaan Cerpen dan Puisi[:]

[:id]

Rabu (26/4) menjadi hari yang membanggakan bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar karena dua dosennya, masing-masing dari Prodi Pendidkan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), mendapat kehormatan untuk melatih siswa dan guru SMP se Kabupaten Magelang dalam mencipta karya sastra  genre cerita pendek dan puisi. Dua dosen tersebut adalah Budiono, M.Pd., dan Ali Imron, M.Hum. Syukri, M.Pd., selaku ketua MGMP Bahasa Indonesia Kab Magelang yang mengundang menyebut bahwa pemilihan dua dosen FKIP UTIDAR ini karena keduanya merupakan akademisi sekaligus praktisi sastra dan budaya dan acara tersebut merupakan persiapan menuju gelaran tahunan FLS2N.

Warga Magelang dan sekitarnya yang menyukai seni, budaya, dan sastra sudah akan sangat mengenal Budiono, dosen PBI yang merupakan salah satu budayawan yang dimiliki daerah dengan kesenian Jawanya yang kental ini biasa mementaskan karya seni dan sastra lokal dalam aneka acara mulai dari wayang orang, seni tari, dan juga sastra. Budiono dipercaya melatih para peserta dalam penciptaan puisi, juga pembacaannya. Bertempat di SMPN 1 Mungkid, Budiono memfokuskan pada penciptaan puisi terlebih dahulu, baru pada pembacaannya dikarenakan pelatihan tersebut memang bertujuan utama mempersiapkan siswa menuju Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang pada cabang puisi, masih didiskusikan apakah hanya mencipta ataukah juga dengan membaca.

Di lain ruang, Ali Imron, yang dikenal sebagai novelis Islam dengan nama Ali Imron El Shirazy, dipercaya memberikan materi tentang penulisan atau penciptaan cerita pendek. Ali yang salah satu novelnya juga diterbitkan di Malaysia memang merupakan akademisi dengan fokus pengajaran sastranya pada Stilistika Naratif atau gaya dalam bercerita prosa. Di hadapan lebih dari 90 peserta, Ali menjelaskan dua hal utama dalam penulisan cerita pendek yaitu dasar struktur cerpen sebagai karya prosa, dan penguatan aspek-aspek khusus agar cerita pendek yang dibuat menarik dan indah untuk dibaca.

Budiono dan Ali sangat mengapresiasi acara yang dihadiri hampir 200 peserta ini dan mengaku cukup terkejut dengan apresiasi sastra oleh siswa SMP di Kabupaten Magelang. Selaku bagian dari fakultas pengajaran bahasa yang juga mengajarkan sastra, FKIP sangat membuka diri untuk membagi ilmu dan sumberdaya yang dimilikinya dalam pengembangan wilayah di sekitarnya. Bulan ini, Ali juga dijadwalkan kembali menjadi salah satu juri pada acara tahunan FLS2N seperti yang pernah dipercayakan padanya pada tahun sebelumnya. (AL)

[:]

[:id]Mahasiswa PBSI Untidar Kembali Lolos PHBD[:en]Second Strike, PBSI Students’ Proposal Wins PHBD 2017[:]

[:id]

Hasan Syukron, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar, kembali lolos Program Hibah Bina Desa Tahun 2017. Tahun lalu, Syukron juga lolos kompetisi ini. Kali ini, PHBD yang akan diusulkan oleh timnya berjudul Pemberdayaan Kaum Buruh Serabutan Berbasis Ekonomi Kreatif dengan Sistem Bank Limbah melalui Daur Ulang Limbah Jati Kering menjadi Sepatu Bermotif Tulang Daun yang Ramah Lingkungan di Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Dengan program ini, Syukron dan timnya akan mengawal, melatih, dan membina usaha sepatu bermotif tulang daun di Desa Sidorejo yang siap dipasarkan.

Program ini merupakan kompetisi tahunan yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Dikti (Kemenristeksikti). Alurnya, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti menawarkan kepada organisasi mahasiswa untuk mengikuti PHBD 2017. Kemudian, Hasan Syukron atas nama Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Untidar mengajukan praproposal PHBD. Sekarang, praproposal tersebut telah lolos sebagai proposal yang akan didanai dan lanjut ke tahap presentasi untuk menentukan jumlah dana yang akan diperoleh.

“Presentasi akan diadakan di Hotel HOM Semarang pada 6 – 7 Mei 2017,” tutur Hasan Syukron, mahasiswa semester 4 ini. Tim pada program ini berjumlah 7 mahasiswa, Syukron sebagai ketua. Anita Nur Amalia (PBSI), Umi Mitayani (FE), Septina Tri Huwaida (PBSI), Khusnul Soneta Walah (PBSI), Nuriyanto (PBSI), dan Rega Bagoes Nurvianto (PBSI) sebagai anggota.

“Awalnya, saya mengamati di Desa Sidorejo terdapat 6 hektar pohon jati. Akan tetapi, pohon tersebut hanya dimanfaatkan kayunya, sedangkan bagian lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, daun jati bisa dijadikan motif sepatu yang menarik. Oleh karena itu, kami berencana akan menjalankan PHBD di sana. Mulai dari pengenalan, pelatihan, dan pembinaan masyarakat agar bisa memanfaatkan daun jati kering untuk motif sepatu sampai pemasaran dan usaha tersebut tetap berjalan meskipun program telah berhenti. Alokasi waktu program ini 7 bulan dan anggaran yang kami ajukan 45 juta,” tutur Syukron dengan penuh semangat.

“Sebetulnya dana dan kesempatan berprestasi untuk mahasiswa itu selalu ada, asalkan mereka berani untuk keluar dari zona nyaman sebagai mahasiswa biasa. Selain itu, sebaiknya ada dukungan dari universitas untuk hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan PHBD dikelola oleh unit kewirausahaan,” kata Rangga Asmara, M.Pd., dosen pembimbing PHBD tersebut.

[:en]

[FKIP – 2/05/17] – Hasan Syukron, the student of Indonesian Language and Literature Education Program (PBSI), gets Village Grants Program (PHBD) 2017 for the second time as what he did last year. This year, his team proposed a program with the title “Pemberdayaan Kaum Buruh Serabutan Berbasis Ekonomi Kreatif dengan Sistem Bank Limbah melalui Daur Ulang Limbah Jati Kering menjadi Sepatu Bermotif Tulang Daun yang Ramah Lingkungan di Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.”  Through this program, they  will escort and train the society in Sidorejo, Magelang in developing the bone-leaf patterned shoes which is ready-to-market.

PHBD program is held annually by Minister of Research, Technology, and Higher Education. There are several steps should be taken by Syukron Hasan and his team in getting PHBD.  Firtsly,   Minister of Research, Technology, and Higher Education offers PHBD 2017 program to students’ organisation. Taking the offer, Syukron and his team tried to submit a proposal on behalf of Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Tidar University. At last, their proposal passed it. It will be funded and continued into the next stage. In the next stage, they have to present their proposal to decide the amount of the grant that will be recieved by them.

“The presentation will be held on 6th – 7th of May 2017 at HOM Hotel Semarang,” said Hasan Syukron. As the leader of the team, Hasan Syukron leads their six members, they are Anita Nur Amalia (Faculty of Education and Teacher’s Training), Umi Mkitayani (Faculty of Economics), Septina Tri Huwaida (Faculty of Education and Teacher’s Training), Khusnul Soneta Walah (Faculty of Education and Teacher’s Training), Nuriyanto (Faculty of Education and Teacher’s Training), and Rega Bagoes Nurvianto (Faculty of Education and Teacher’s Training).

“At first, I observed that there is a six-hectare of teak trees in Sidorejo. Unfortunately, the society only use the wood. They don’t use the other parts of teak trees fully yet. They don’t know that the leaves can be used as an interesting pattern for shoes. For that reason, we are going to conduct the program of PHBD  in Sidorejo. The program itself will be started from introducing, training, and coaching about our program so that the society can use dried teak leaves as an unique ready-to-market pattern for shoes. When the program has finished, Hasan Syukron and his team hope that bone-leaf patterned shoes business will still be able to continue. The time allotment proposed for the program is 7 months and 45 million rupiah has been proposed,” added Hasan Syukron excitedly.

Rangga Asmara, M. Pd., the students’ supervisor for PHBD program, explains that the students always have chances to get PHBD program. “As long as they are brave enough to come out from their comfort zone as ordinary students, fund and chances are always open for them. Besides, support from the university is also needed to manage the result from PHBD program,” said Rangga Amara, M. Pd. (WJ – NA)

[:]

[:id]Pengumuman Seleksi Administrasi PPL Internasional FKIP Untidar 2017[:en]The International Field Teaching Experience Program (PPL) 2017: The Result of Administration Selection Has been Announced[:]

[:id]

Disampaikan bahwa, proses seleksi administrasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Internasional FKIP Untidar Tahun 2017 telah selesai dilaksanakan. Bagi peserta yang telah lolos seleksi administrasi, diwajibkan untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya. Demikian penguman ini, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.

 

 

Magelang, 29 April 2017

Ketua Tim Seleksi

ttd

Lilia  Indriani, M.Pd.

NIP  198111282015042002

 

UNDUH-PENGUMUMAN SELEKSI CALON PESERTA PPL INTERNASIONAL

 [:en]

It was informed to all of the students that the administration selection for the International Field Teaching Experience Program (PPL) 2017 has been closed. For all the participants who passed the administration selection are eligible for the next stage. Thank you for your attention.

Magelang, 29 April 2017

The Chairman of Selection Team

ttd

Lilia  Indriani, M.Pd.

NIP  198111282015042002

 

Download-Announcement Selection for the International Field Teaching Experience Program[:]

[:id]KEMBANGKAN DAYA SAING AKADEMIK, FKIP UNTIDAR JALIN KERJASAMA DENGAN MALAYSIA[:]

[:id]

Merintis PKL (Praktik Kerja Lapangan), PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) , dan TDPT (Tri Dharma Perguruan Tinggi) Internasional, FKIP UNTIDAR melakukan kunjungan ke Malaysia pada tanggal 19 – 22 April 2017 untuk melakukan kerjasama dengan beberapa instansi terkait di Malaysia seperti Pejabat Pendidikan Daerah (PPD) Hulu Selangor, Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya, dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya.

Rombongan FKIP UNTIDAR melakukan kunjungan ke PPD Hulu Selangor untuk menjalin kerjasama dalam ranah perijinan untuk PKL dan PPL Internasional . PPD Hulu Selangor merupakan dinas pendidikan yang mana salah satu tujuan dari institusi ini adalah “Membina perhubungan dan pemuafakatan Pendidikan yang kukuh dan berkekalan dengan agensi luar bagi menjamin Pendidikan dapat diteruskan sepanjang hayat.” Dengan demikian, FKIP UNTIDAR  miliki peluang untuk bekerja sama sama dengan PPD Hulu Selangor demi menyongsong PKL dan PPL Internasional.

Setelah kunjungan ke  PPD Hulu Selangor, rombongan FKIP UNTIDAR bertolak ke Fakulti Bahasa dan Komunikasi (FBK) UPSI. Rombongan FKIP UNTIDAR diterima langsung oleh Dekan FBK, Prof. Madya Dr. Hj. Nor Azmi Bin Mostafa . FKIP UNTIDAR menggandeng FBK UPSI untuk beberapa kerjasama seperti: 1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara  pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa,  dan studi banding, 2) Meningkatkan Research Capacity Building dengan cara melaksanakan penelitian bersama, 3) Meningkatkan Pengabdian pada Masyarakat dengan cara melaksanakan community service bersama, 4) Meningkatkan jumlah publikasi dengan cara tukar menukar artikel di jurnal. Kerjasama tersebut diawali dengan Letter of Intense ke FBK, UPSI dilanjutkan dengan MoU (Memorandum of Understanding) dan MoA (Memorandum of Agreement).

Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya merupakan dua sekolah yang tercatat menjadi kunjungan ke-3 dan ke-4 dari rombongan FKIP UNTIDAR. Di dua sekolah ini, FKIP UNTIDAR  menjalin kerjasama untuk PKL EFC in Practice dan PPL. Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya yang akan menjadi tempat PKL EFC in Practice Internasional  merupakan Sekolah Rendah di Hulu Selangor, Malaysia (6 tahun) yang setara dengan Sekolah Dasar di Indonesia.

Selain PKL EFC in Practice, FKIP UNTIDAR juga merintis PPL Internasional (International Teaching Practice) yang mana para mahasiswa akan berpraktik di Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya  di Hulu Selangor, Malaysia (5 tahun) setara dengan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah  dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah di Indonesia.

Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Dekan FKIP UNTIDAR juga memberikan pantun ketika mengunjungi sekolah-sekolah di Hulu Selangor, Malaysia dikarenakan adanya budaya berpantun ria ketika ada tamu yang berkunjung di sekolah tersebut. Beliau berpantun: “Burung Elang terbang ke utara. Mencari makan menggapai asmara. Dari Magelang Indonesia. Kami pergi ke Malaysia. Untuk berbagi dan bekerja sama.”

Kegiatan kerjasama ini direspon positif oleh Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. “Kegiatan kerjasama ini sangat bagus karena ini merupakan rintisan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait di Malaysia. Kerjasama ini perlu ditindaklanjuti secara serius untuk meningkatkan kualitas dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat antara FKIP UNTIDAR dan lembaga mitra”.

Salah satu poin penting kerjasama ini adalah terwujudnya PKL dan PPL Internasional dengan  PPD Hulu Selangor, Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya serta terwujudnya kerjasama di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan Universitas Pendidikan Sultan Idris. (CA)

[:]

[:id]FKIP Untidar Gelar Sosialisasi International Teaching Practice[:en]FETT Untidar Held the Socialization of International Field Teaching Experience Program (PPL) 2017 [:]

[:id]

Menindaklanjuti kunjungan ke beberapa instansi terkait di Malaysia, FKIP UNTIDAR mengadakan sosialisasi International Teaching Practice  di Auditorium Universitas Tidar yang dilaksanakan Rabu (26/4) . Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester VI (enam) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI-6 kelas) dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI-4 kelas).

Prof Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP UNTIDAR menggarisbawahi bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan penyampaian informasi tentang PPL Internasional atau International Teaching Practice di Hulu Selangor, Malaysia. Adapun 3 program kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa selama mereka di Malaysia, yaitu 1) PPL Internasional, 2) Pengambilan data skripsi, dan 3) International EFC (English For Children) Program.

PPL Internasional ini akan terjadwal selama 1 bulan (awal Juli  – akhir Juli 2017) di Sekolah Sekolah Menengah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya. Sebagai pilot project PPL Internasional, pihak sekolah tersebut memberikan kuota 20 mahasiswa yang berkesempatan untuk melakukan PPL disana.

Pada sosialisasi tersebut, tercatat 99 mahasiswa berminat untuk mengikuti PPL Internasional. Oleh karena itu, mereka wajib mengikuti seleksi PPL Internasional. Tahapan seleksi yang harus ditempuh para mahasiswa meliputi seleksi administratif dan wawancara dimana tahapan seleksi tersebut mencakup aspek prestasi, keunggulan, dan kompetensi pedagogik.  Berikut jadwal seleksi dan pengumuman PPL Internasional:

  1. Jumat, 28 April 2017: Pengumpulan dokumen administrasi (formulir dan dokumen pendukung).
  2. Senin, 1 Mei 2017: Pengumuman lolos seleksi administrasi (lewat website FKIP dan papan pengumuman FKIP).
  3. Rabu, 3 Mei 2017: Seleksi wawancara.
  4. Selasa, 9  Mei 2017:   Pengumuman akhir.

Tim seleksi PPL Internasional terdiri dari Lilia Indriani, M.Pd. (Ketua Tim), Moch. Malik Al Firdaus (Anggota Tim), dan Rangga Asmara, M.Pd. (Anggota Tim). Tim seleksi tersebut secara proporsional dan profesional akan memilih 20 dari 99 mahasiswa yang akan mengikuti PPL Internasional.

Dalam sesi tanya jawab, para mahasiswa sangat antusias untuk mendapatkan informasi tentang PPL Internasional ini.  Salah satu penanya yaitu Andien, mahasiswi PBSI menanyakan tentang adakah bimbingan khusus sebelum melaksanakan PPL Internasional tentang kurikulum pembelajaran di Malaysia. Menanggapi  pertanyaan tersebut, Dekan FKIP menjawab “Pastinya ada pembekalan terlebih dahulu dari Tim yang akan menjelaskan tentang  kurikulum, budaya, bahasa, dan aspek pendukung lainnya.”

Selain itu salah satu mahasiswi PBI, Fadhlilah memberikan umpan balik positif dengan adanya sosialisasi ini “Menurut saya, sosialisasi ini sangat membantu kami dalam mengupdate informasi seputar PPL Internasional.”  (CA)

[:en]

Following-up the previous visit to some institutions in Malaysia, FETT Untidar held a socialization of Field Teaching Experience Program (PPL) International 2017 at the Auditorium-Tidar University last Wednesday (26/4). The socialization was attended by all sixth semester students from both English Education Study Program (PBI) of 6 classes) and Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) of 4 classes).

Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dean of FETT Untidar, stressed that this socialization was about informing the students about the International Field Teaching Experience Program (PPL) International 2017 in Hulu Selangor, Malaysia. The three main things that the students ought to do are: (1) international Field Teaching Experience, (2) gathering mini-thesis data, and (3) international English for Children (EFC) program.

This international PPL would be scheduled for one month (beginning of July – end of July 2017) at Bandar Sungai Buaya Junior High School. As the piloting project, the school opens the quota of 20 students to do the practice there.

In this selection process, there were recorded 99 students who were interested to participate this international PPL. Therefore, they were required to follow the selection process of administration and interview section. In the interview section, all participants would be asked about the academic achievement, strengths, and pedagogic competences. Here are the schedule for the whole selection process:

(1)   Friday. 28 April 2017: Submittion of administrative documents (forms and supporting documents). (2)   Monday, May 1, 2017: The announcement of the administrative selection (via FETT website and FKIP announcement board). (3)   Wednesday, May 3, 2017: Interview Section. (4)   Tuesday, May 9, 2017: Final announcement.

The selection team for this international PPL was lead by Lilia Indriani, M.Pd. (Chairman), Moch. Malik Al Firdaus (Member), dan Rangga Asmara, M.Pd. (Member). The team would proportionally and professionally choose 20 out of 99 candidates will be participating the International PPL.

In the question and answer section, the students were enthusiastic in getting the information about this event. One of questions was from Andien, a student of PBSI about the curriculum used in Malaysia and special guidance before doing the service. Responding to the question, the Dean answered, “There will be a certain guidance from the team about the curriculum, culture, language, and other supporting aspects.”

In addition, one of the PBI students, Fadhilah thought the answer positively, “In my opinion, the socialization will help us to update the information about the International PPL.”. (CA/WR)

[:]

[:id]EFC Ajarkan Mahasiswa Bersabar Hadapi Anak SD[:en]Practicing Students’ Patience by Joining EFC[:]

[:id]

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP Untidar dalam bulan ini melakukan praktik kegiatan English for Children (EFC) di beberapa Sekolah Dasar Kota Magelang. EFC in Practice merupakan salah satu matakuliah pilihan yang bisa diambil oleh mahasiswa semester 6 yang berisi praktik mengajar bagi anak-anak. Sebelumnya mahasiswa telah dibekali oleh teori yang didapat dari semester 4, ketika mulai memutuskan satu matakuliah pilihan. Tahun Ajaran 2016/2017 ini EFC in Practice menggandeng 16 sekolah mitra, masing-masing sekolah dititipkan sejumlah 5 – 6 mahasiswa PBI. Dalam program ini mahasiswa diajak untuk memberikan materi bahasa Inggris yang telah disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di sekolah masing-masing.

“Sebenarnya maksud adanya EFC in Practice ingin membagikan pengalaman bagi para mahasiswa. Bisa pula dipakai untuk mempersiapkan diri atau latihan sebelum matakuliah Praktik Kerja Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dari hal ini mahasiswa juga bisa menilai bahwa mengajar anak-anak tidak semudah yang dibayangkan, karena meng-handle anak lebih susah daripada meng-handle orang dewasa,” ungkap Endah Ratnaningsih, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah EFC in Practice sekaligus dosen pamong untuk SD Tidar 1. Dirinya menambahkan bahwa terkadang suasana dalam kelas bisa di luar perkiraan, misalnya ada anak yang tiba-tiba menangis. Kondisi ini menuntut mahasiswa untuk dapat memanajemen kelas. Mahasiswa juga harus pintar mengatur waktu serta pintar memilih aktivitas untuk menyampaikan materi secara lengkap dengan waktu yang terbatas.

Di lain sisi, salah satu mahasiswa peserta EFC in Practise Putra Ramadhan sangat antusias menceritakan pengalamannya terjun ke SD Rejowinangun Selatan 1. “Meskipun baru memiliki kesempatan dua kali mengajar di SD namun tantangannya sudah sangat terasa. Ternyata mengajar anak-anak dituntut memiliki kesabaran yang tinggi apalagi di kelas besar. Selain itu menjadi guru SD juga harus bisa mengayomi, memberikan rasa nyaman kepada anak-anak,” katanya. Ramadhan menyampaikan bahwa sebelumnya sudah pernah mengajar anak kecil meskipun hanya les privat. Setidaknya ini bukan pertama kalinya dia mengajar sehingga rasa nervous bisa dikendalikan, tidak seperti teman lain yang merasa sangat nervous ketika harus mengajar di depan kelas.

Sebelum mengajar Ramadhan selalu mempersiapkan materi terlebih dahulu, “Alhamdullilah kalau materi saya selalu good prepare, materinya tentang weather and season untuk anak SD di bangku kelas 5 dengan media pembelajaran yakni media gambar.” Saat ditanya kesannya mengikuti program ini dirinya mengatakan, “Untuk menjadi seorang guru itu pengalaman memang penting, tapi cara mengajar itu lebih penting.” (TP)

[:en]

English Education study program (PBI) of FETT Tidar University conducts the practice activity of English for Children (EFC) in several elementary schools in Magelang this month. EFC in Practice is one of the elective courses which can be chosen by the sixth semester students. EFC in practice contains teaching practice for children. Previously, the students had been equipped with the theory in fourth semester when they decided to take the elective courses. In this academic year 2016/2017, EFC in practice collaborates with 16 partner schools and 5 – 6 students will practice in those 16 schools. In this program, the students are challenged to give English material based on the school’s lesson plan

 “The purpose of EFC in Practice is actually to share the experience for the students and to prepare them for teaching practice lesson (PPL) and community service program (KKN). From EFC in Practice program, the students experience that teaching children is not easy because handling children is more difficult than handling adult,” said Endah Ratnaningsih, M.Pd. as a lecture of EFC in Practice as well as the advisor at SD Tidar 1. She added that sometimes the atmosphere in the classroom is unpredictable such as the children who cry all of a sudden. This condition requires the students to manage the class well. Furthermore, the students should be smart in managing the time and choose the activity to deliver the material completely in limited time.

One of EFC in Practice students at SD Rejowinangun Selatan 1, Putra Ramadhan, told his experience enthusiastically. “I am challenged although I just teach there twice. It seems that patience is required in teaching children especially in big class. Then, becoming elementary school’s teacher should be able to protect and give the students comfort.” Ramadhan added that he had the experience in teaching children in private course. At least, it is not the first time for him to teach children so that he can maintain his nervousness unlike others who never teach children before.

Before teaching, Ramadhan always prepares the material. “Alhamdulillah, I always have well-prepared material such as picture media about weather and season for fifth grader”. He said his impression in joining this program in the end of the interview. “Experience is important for someone who wants to be a teacher, but the way they teach is more important.”  (TP/AW)

[:]

[:id]FLS2N Kab. Magelang Gandeng FKIP Untidar[:en]FLS2N Kab. Magelang Collaborated with FETT Untidar[:]

[:id]

Kabupaten Magelang_(25/04). Untuk kesekian kalinya Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang menggandeng FKIP Universitas Tidar dalam pelaksanaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SD Se-Kabupaten Magelang.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama satu hari penuh, 12 mata lomba diselenggarakan secara serentak di berbagai tempat seperti di Pendopo Drh. Soepardi, Rumah Dinas Bupati, GOR Gemilang, Ruang Bina Praja, Lantai Negeri Mendut, SDN Sawitan, dan SDN Mendut.  12 cabang lomba tersebut meliputi Lomba Menyanyi Tunggal, Lomba Seni Tari Kreasi Baru, Lomba Pantomim, Lomba Baca Puisi, Lomba Lukis, Lomba Seni Baca Al-Qur’an, Lomba Seni Pianika, Lomba Cerpen Kategori Pemula, Lomba Cerpen Kategori Penulis, Lomba Cipta Pantun, Lomba Cipta Syair, dan Lomba Mendongeng.

Dalam kegiatan FLS2N ini, sebanyak 11 orang Dosen FKIP terlibat aktif sebagai Dewan Juri dalam 6 mata lomba yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa seperti Lomba Baca Puisi, Lomba Cerpen kategori Pemula, Lomba Cerpen Kategori Penulis, Lomba Cipta Pantun, Lomba Cipta Syair, dan Lomba Mendongeng.

Menurut Koordinator Lapangan FLS2N, Soepardi, keterkaitan pihak Untidar diperlukan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dari peserta dan pendamping. “Pihak Untidar sebagai pihak luar akan bersikap netral dalam pemilihan juara.”

Selaku koordinator Juri FKIP Untidar, Rangga Asmara menyampaikan bahwa para juri harus selektif dalam memilih calon juara. Dia menambahkan, “Peserta yang nantinya menjadi juara 1 sekaligus perwakilan Kabupaten Magelang harus mampu berkompetisi di ajang lanjutan FLS2N tingkat Jawa Tengah.” (WR).

[:en]

Magelang Regency (25/04). Has been working for year, Department of Education and Culture (Disdikbud) Magelang Regency had a join-work with Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University on a big event of National Art Competition namely FLS2N for elementary school level.

The activity that took a full day, 12 branches of game were held at the same time in some places such as Pendopo Drh. Soepardi, Rumah Dinas Bupati, GOR Gemilang, Bina Praja Room, Mendut Affairs Floor, SDN Sawitan, and SDN Mendut. The twelve branches were Singing Competition, Dance Competition, Pantomime Competition, Poetry Reading Competition, Fine-Art Competition, Reciting Koran Competition, Piano Competition, Short Story (Beginner Category) Competition, Short Story (Advanced Category) Competition, Quatrain Writing Contest, Poetry Writing Contest, and Storytelling Competition.

On this FLS2N event, 11 lecturers of FETT were actively involved as the judges for 6 branches of game in relation to language competencies such as Poetry Reading Competition, Short Story (Beginner Category) Competition, Short Story (Advanced Category) Competition, Quatrain Writing Contest, Poetry Writing Contest, and Storytelling Competition.

According to FLS2N Field Coordinator, Soepardi, the FETT involvement was needed in order to improve accountability from participants and counselors. “FETT-Untidar will be neutral party in the selection of champions.”

As the judge coordinator of FETT Untidar, Rangga Asmara said that the judges should be selective in choosing the candidates. He added, “Participants who will be the 1st winner as well as representative of Magelang Regency must be able to compete on the next event of FLS2N in Central Java level.” (WR).

[:]