[:id]FKIP Adakan Workshop Penulisan Artikel Jurnal Internasional[:en]FETT: Workshop and Coaching Clinic of International Journal[:]

[:id]

FKIP (30-31/1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan Worksop dan Coaching Clinic Penulisan Artikel Jurnal Internasional yang menghadirkan narasumber Handoyo Puji Widodo, Ph.D., Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantou University, Guangdong China. Peserta yang hadir berasal dari dosen dengan berbagai disiplin ilmu. Asri  Wijayanti, M.A., panitia workshop mengatakan peserta yang hadir total 48 terdiri atas FKIP 35 peserta, Non FKIP sejumlah 8 peserta (Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Pertanian, dan LPPM-PMP), dan 5 peserta dari luar UNTIDAR (Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purworejo, dan Universitas PGRI Yogyakarta).

Kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP yang mejelaskan hasil survey Scientific Amerika tentang kontribusi ilmuan Indonesia pada khasanah pengembangan dunia ilmu setiap tahunnya hanya sekitar 0,012%.  “Capaian ini masih jauh dari Singapura yang berjumlah 0,179%, apalagi jika dibandingkan dengan USA yang telah mencapai 20%. Menurut beberapa pengamat barat sumbangan ilmuan Indonesia terhadap perkembangan khasasanah ilmiah dunia diistilahkan lost science in the world,” Kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menambahkan salah satu penyebabnya adalah budaya menulis yang masih belum berkembang di masyarakat pada umumnya, dan perguruan tinggi khususnya. Rendahnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berskala ilmiah bermutu. Oleh karena itu pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi.

Diadakannya workshop ini oleh FKIP memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah para dosen dan mempublikasikannya di jurnal internasional.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama acara workshop diisi dengan pemaparan dan penjelasan-penjelasan mengenai teknik penulisan artikel jurnal Internasional cara mengetahui apakah jurnal internasional bereputasi atau tidak. Selanjutnya, Handoyo membedah beberapa makalah peserta yang telah dikirimkan. Melalui kegiatan itu, ditemukan beberapa hal yang memang masih lemah terutama dalam pembuatan abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, pembahasan dan kesimpulan yang masih terlalu luas. Selain itu ada beberapa yang memang sudah cukup baik namun masih tetap perlu untuk diperbaiki.

Kegiatan pada hari kedua dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 15:30 WIB. Acara diisi diskusi mengenai kasus yang ditemukan berdasarkan artikel milik peserta. Pada kegiatan itu peserta semakin antusias karena mendapatkan kritik serta saran secara lebih rinci dan lebih mendalam dari narasumber. Melalui kegiatan ini, kelemahan-kelemahan naskah dapat ditemukan sekaligus diperoleh solusi dan yang baik dari narasumber. Peserta juga dapat langsung bertanya atau berkonsultasi langsung. Salah satu peserta Fifit Firmadani, M.Pd., Dosen FKIP Untidar, menyatakan acara workshop ini dapat menambah wawasan kita tentang penulisan jurnal Internasional dan memacu gairah menulis untuk jurnal internasional.

Pada sesi terakhir  Handoyo memaparkan tentang bahan-bahan bacaan lengkap berupa artikel-artikel dan buku versi elektronik .

“Beberapa artikel sudah memiliki masalah yang menarik, tetapi penyajiannya kurang sesuai dengan standard jurnal Internasional. Misalnya permasalahan yang terlalu lokal, penyusunan abstrak yang belum spesifik pada persoalan, pendahuluan yang kurang menarik, metode yang kurang rinci, dan simpulan yang hanya menjawab pertanyaan,” tutur Handoyo Puji Widodo, P.hD. (DZ)

[:en]

FETT (30-31/1) Faculty of Education and Teacher Trainings’ Tidar University held Workshop and Coaching Clinic of Writing International Journal with Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China. Participants who join this workshop are came from various discipline lecturers, such as 35 FETT lecturers, 8 participants from Engineering, Politic and Social, Agriculture Faculty and LPPM-PMP, and also 5 participants from other universities ( Muhammadiyah Purwokerto, Muhammadiyah Purworejo, and PGRI University).

This workshop was opened by Dean of FETT, who explained survey of Scientific America about contribution of Indonesian scientists in science development is 0.012% every year. ”This achievement is far compared with Singapore, 0.179%, and US, 20%.  According to western observer, Indonesian scientists’ contribution toward science development is called as lost science in the world,” said Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

He added one of the primary causes is writing culture which has not developed in society generally, and for university specifically.  This is because of low intension and ability in writing research in reputable journal. Therefore, development of culture, ability, and motivation of writing become challenge and problems that must be solved.

The aim of this workshop is to increase ability in academic writing of the lecturers and publish in international journal.

The first day of this workshop is lecturing the technique of international journal writing which explains the steps in writing an article for international journal, and tips for making the article accepted in international journal. This workshop also discussed the way to arrange a good abstract, introduction, literature review, methodology, discussion and conclusion parts of the article. The second day of this workshop is coaching and discussing participants’ article. Participants can discuss and get feedback from the speaker freely. Fifit Firmadani, M.Pd., lecturer of FETT who joined this workshop, said that this workshop could increase ability in making good international journal.

In the last, Handoyo explained journal and e-book as references for writing international journal is really important. “Some of articles have good issue, however, the arrangement of this article still need special touch, for example a local influence, unspecific issue, uninteresting introduction, unspecific methods, and conclusion which only answering research problems,” said Handoyo Puji Widodo, Ph.D.

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Lebarkan Langkah – Ikuti Seminar Internasional Cosmopolitism[:en]PBI Students Step Forward – Joining The International Seminar on Cosmopolitism[:]

[:id]

10 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar melebarkan sayap mengikuti seminar intenasional bertajuk “Reviving Benedict Anderson: Imagined (Cosmopolitan) Communities, pada 13-14 Januari 2017, di Auditorium Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang digelar oleh Lembaga Studi Realino. Seminar yang mengahdirkan pembicara dari Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura ini diikuti masyarakat umum, baik dari kalangan akademisi, masyarakat sipil, maupun non pemerintah.

Zaqy Mubarok, salah satu mahasiswa semester tiga PBI yang mengikuti seminar ini menuturkan, bahwa dirinya ingin sekali merasakan menjadi peserta seminar internasional karena belum pernah ikut, ditambah seminar ini free tidak dipungut biaya apapun, “Kaget banget karena menjadi peserta yang paling muda sendiri, padahal terbuka untuk umum.” Begitu juga dengan Axel Alessandro, meskipun baru pertama kali mengikuti seminar internasional dirinya tidak merasa malu “Terkesan sekali dan malah merasa kekinian lho, peserta seminar kebanyakan mahasiswa S2, sedangkan saya masih S1, makanya perasaannya senang sekali karena bisa menambah relasi foreigner.”

Seminar tersebut membahas riwayat hidup dan pemikiran Ben Anderson, ilmuwan progresif dan figur besar dalam ilmu-ilmu sosial kontemporer, serta membahasa kata-kata atau pernyataan Ben yang diperlukan dalam berpikir, serta membayangkan masyarakat kosmopolitan di luar kehadiran duniawinya. Secara keseluruhan seminar ini mengedepankan konsep bahwa cosmopolitan menjelaskan mengenai identitas diri sebagai manusia untuk saling berkontribusi atau saling tolong menolong tanpa harus memandang ras, suku, agama, dan tempat tinggal asal. “Ternyata banyak hal yang dipelajari bahwa cosmopolitan memiliki tiga identitas, pertama self identity yang berarti idestitas budaya dan agama, kedua national identity yakni identitas di Indonesia, dan ketiga regional identity artinya identitas kita yang tinggal sebagai warga ASEAN” tutur Zaqy.

Terakhir para mahasiswa merasa antusias untuk selalu bisa mengikuti seminar-seminar internasional yang diadakan di dalam negeri “Ternyata atmosfernya beda dengan seminar nasional, merasa lebih keren, jadi pingin terus ikutan dan akan terus mencari pengalaman. Pesertanya saja banyak yang dari luar seperti University of Philippines Diliman, Kyoto University, University of the Philippines, dan University of Bucharest ” ungkap Zaqy mengakhiri.

 

 [:en]

Ten Students of Department of English Education, Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University participated an international seminar entitled “Reviving Benedict Anderson: Imagined (Cosmopolitan) Communities. The seminar, which was held on 13-14 January 2017 in the Auditorium of Sanata Dharma University, Yogyakarta, was organized by the Realino Institute of Studies. The seminar, which presented speakers from Indonesia, Thailand, Philippines, and Singapore, had attracted public, both from academia, society, and non-governmental sectors.

Zaqy Mubarok, one of the third semester PBI students who attended the seminar said that he felt excited to be one of the participants of an international seminar. He has never participated such seminar before. It was such a great experience. He added, this was a good chance since seminar was free of charge. He said, “I feel shocked because he was the youngest participants of all. Another PBI students, Axel Alessandro, had similar opinion. He was impressed and felt enthusiastic for the events. “The participants are mostly graduate students, but I am an undergraduate student. Moreover, it will widen my foreigner friends”

In the seminar, it was discussed the life and thought of Benedict Anderson, a progressive scientist and prominent figure in contemporary social sciences. Besides that, it talked about the Benedict’ words or statements, and his imagination of a cosmopolitan society. Overall, this seminar put forward the concept cosmopolitan as individual identity to help each other disregarding to race, ethnicity, religion, and origin. “I’ve learned a lot of things about cosmopolitan. It has three identities of self-identity (culture and religion identity), national identity (identity as Indonesian), and the regional identity (as citizens of ASEAN)”, said Zaqy.

At last, the students were excited to always be able to join international seminars particularly those, which are held in the country. “It has different atmosphere with the national seminar. It is nice to be here, we look forward typical seminar in the future. The participants are not only Indonesian, but also some from other countries such as the University of the Philippines Diliman, Kyoto University, University of the Philippines, and the University of Bucharest “said Zaqy. (TP/WR)

[:]

[:id]Dua Dosen Prodi PBSI Mendapat Pendanaan Penelitian dari DIKTI[:en]Two Lecturers of Indonesian Language and Literature Program Get Funding from Ministry of Research and Higher Education.[:]

[:id]

Dalam surat pemberitahuan tertanggal 9 Januari 2017 diumumkan bahwa dua dosen Prodi (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) PBSI mendapat pendanaan penelitian dari DIKTI. Mereka adalah Rangga Asmara, M,Pd. dan Imam Baihaqi, M.A.Sesungguhnya, dalam surat pemberitahuan tersebut terdapat dua nama lain, yaitu Xander Salahudin, M.Eng. (dosen Fakultas Teknik) dan Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Si. (dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).

Rangga mengajukan penelitian berjudul “Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan (Interpretasi Kritis dalam Menakar Wacana dan Realitas)”. Sementara itu, Imam mengajukan penelitian berjudul “Karakteristik Sastra Lisan Mitoni di Jawa Tengah sebagai Pedagogical Content Knowledge”.

Berkaitan dengan itu, grup Whatssap dosen FKIP Untidar banjir ucapan selamat kepada Rangga dan Imam. Ucapan selamat pertama kali disampaikan oleh Dr. Farikah dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam grup Whatssap tersebut.

“Selamat Pak Rangga, Mas Imam dapat penelitian dosen Pemula DIKTI. Selamat PakXander juga. Dan Bu Eny untuk disertsi doktor,” tulis Farikah.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam,” tulis Asri, dosen PBSI.

“Selamat Mas Imam dan Pak Rangga,” tulis Ayu, dosen PBSI.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam. Ikut seneng dengar kabar ini,” tulis Widya, dosen PBI.

Mendapat banyak ucapan selamat, Imam dan Rangga pun memberi tanggapan. Imam tidak menyangka penelitian tersebut diterima DIKTI.

“Trima kasih,Bu Fafa (Farikah). Padahal tahun lalu penelitian saya yang itu saya ajukan di universitas tapi ditolak.Lalu saya ajukan di DIKTI kok diterima ya,” tanggapan Imam kepada Farikah. Ia juga beberapa kali menanggapi ucapan selamat dosen lain.

“Trima kasih bapak ibu semua. Doa dan bimbingan selalu kami nantikan,” tulis Imam.

Sementara itu, Rangga beberapa kali menanggapi ucapan selamat yang ditujukan kepadanya dengan mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih, pangestunipunbapak dan ibu,” tulis Rangga.

Selamat Pak Imam dan Pak Rangga. Semoga dapat terus berkarya dan menginspirasi dosen-dosen lain serta para mahasiswa. (IS)

[:en]

The notification letter dated January 9, 2017 brought a bunch of happiness for Faculty of Teachers Training and Education of Tidar University as it announced that two lecturers of Indonesian Language and Literature Program (PBSI) had received research funding from the Ministry of Research and Higher Education (Kemristekdikti), they were Rangga Asmara, M, Pd., and Imam Baihaqi, M.A. It is indeed such a pride for the biggest faculty of Untidar as its lecturers are among the only four from Untidar to have such an achievement. The other two come from different faculties namely Xander Salahudin, M.Eng. (Faculty of Engineering) and Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Sc. (Faculty of Social and Political Sciences).

Rangga applied for a study entitled “Linguistic Strategies of President Jokowi in Cultivating Ideological and Government Manifesto (Critical Interpretation in Measuring Discourse and Reality)”. Meanwhile, Imam submitted a study entitled “Characteristics of Oral Literature Mitoni in Central Java as Pedagogical Content Knowledge”.This very good news has given “certain” lessons for the other lecturers of FKIP out of just the happy atmosphere they feel, one of which is to propose the right idea on the right level/division. Kemristekdikti offered some divisions/levels related to research proposals in 2016. As young lecturers, Rangga and Imam put their proposal precisely on the right place regarding their background and divisions from Kemristekdikti. They both proposed on “Research for Beginner Lecturers” division, something that the other lecturers might have forgotten.

It was just within minutes for the other lecturers of FKIP to congratulate the two, making internal Whatsapp group of FKIP full of congratulations. In response to it, Rangga and Imam were so thankful. Imam said that a non-stop struggle had been one of the factors making his proposal pass Kemristekdikti requirements. Furthermore, it also becomes one thing to evaluate by FKIP lecturers in order to pass more proposals. Personally for each, it is a clear picture how to get fundings from Kemristekdikti for their proposals. (AL)

[:]

[:id]Selamat! Usulan Pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Disetujui Dikti[:en]Directorate General of Higher Education Grants Indonesian Education Postgraduate Program of Tidar University[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (27/1). Usulan pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia akhirnya disetujui oleh  Kemenristek Dikti. Hal ini didasarkan pada Surat Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Nomor 308/UN57/KL/2016. Rintisan pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia sebenarnya telah digagas awal tahun 2016. Pengusulan didasarkan pada 9 kriteria meliputi visi dan misi, tata kelola, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia, kurikulum pembelajaran dan suasana akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, sarana dan prasarana, serta keuangan.

Pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia dilatarbelakangi oleh sumber daya yang dimiliki oleh FKIP Untidar yang kompeten dan profesional. Selain itu, pendirian program magister ini merespons kebutuhan masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang mutakhir dan sejalan dengan perkembangan zaman. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. salah satu tim pengusul pendirian Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia menuturkan harapannya “Semoga segera membuka S2 ini secara operasional dan mendapatkan banyak mahasiswa karena unsur kepercayaan yang ditunjang oleh kompetensi dosen yang sesuai kualifikasi dan memiliki komitmen atas dedikasinya sebagai pendidik. Selain itu, memberikan kesempatan pada mahasiswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 ini terutama bagi mahasiswa FKIP Untidar.” Terakhir, beliau berharap Program Magister S2 Pendidikan Bahasa Indonesia dapat mewarnai dunia pendidikan dengan kekhasan yang dimiliki Untidar. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (31/1). Ministry of Research, Technology, and Higer Education finally granted Indonesian Education Postgraduate Program (S2). It is based on decree number 308/UN57/KL/2016 released by Directorate General of Higher Education. The proposal of Indonesian Education Postgraduate Program had been initiated from the beginning of 2016. In accepting the proposal, there are nine criteria evaluated by the Directorate General, they are: vission and mission, management system, students and graduates, human resource, learning curriculum and academic environment, research, community service, facilities and infrastructure, and finance.

The establishment of new postgraduate program is motivated by the competent and professional human resources of Faculty of Teacher Training and Education. Besides, the establishment is a response to society’s need for the administration of recent and modern education. Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., one of the person in charge of the study program proposal; stated that after the new study program operate officially, she hopes there will be many new students join in the new study program. “The trust from the society and the human resources competency suppport the establishment of the new study program. It also as a chance for outstanding undergraduate students to continue their study into higher level (postgraduate), especially for the students of Tidar University.” She added, the new study program can vary the academic atmosphere in Tidar University. (WL-NA)

[:]

[:id]May Williana: Belajar Model-model Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Camp Epic di Batu, Malang[:en]May Williana: Camp Epic Batu Malang, A Place to Study English Learning Models[:]

[:id]

Baru-baru ini, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar, May Williana, berkesempatan mengikuti Camp Epic (Where pre-service teachers leave: Empowered, Prepared, Inspired, and Connected).  Seperti dikabarkan pada laman fkip.untidar.ac.id (4/1) lalu, kegiatan yang difokuskan pada program pendampingan serta pembibitan calon guru ini diadakan di Batu, Malang selama dua minggu (15 – 27 Januari 2017).

“Saya mendapatkan banyak pengalaman baru selama mengikuti kegiatan ini. Para instruktur mengajarkan beberapa model pembelajaran Bahasa Inggris. Lalu, kami juga diberi kesempatan untuk praktik mengajar semacam microteaching,” tutur May. Mahasiswa semester 7 ini juga menceritakan bahwa dia juga mendapatkan materi tentang manajemen kelas, manajemen waktu, ice breaking, dan energizer agar pembelajaran bahasa lebih menyenangkan dan efektif.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara RELO (Regional English Language Office) dan Universitas Indonesia. Peserta Camp Epic berjumlah 47 mahasiswa semester akhir dari berbagai universitas di Indonesia dan Timor Leste. May merupakan satu-satunya wakil dari Untidar yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan ini. Para peserta yang berhasil lolos dan terpilih untuk mengikuti program ini diberikan pembekalan dan pelatihan intensif mengenai segala bentuk metode pengajaran Bahasa Inggris terbaru oleh para pengajar ahli dan profesional di bidang pendidikan khususnya Bahasa Inggris dari Amerika (fellows) dan dosen dari UI.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menguatkan, mempersiapkan, menginspirasi, dan menghubungkan calon-calon guru Bahasa Inggris di Indonesia dan Timor Leste. Para mahasiswa dibekali cara mengajar empat keterampilan berbahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.

“Selain mendapatkan bekal menjadi guru bahasa yang baik, melalui kegiatan ini mahasiswa PBI akan mengenal mahasiswa-mahasiswa, calon guru Bahasa Inggris, dari universitas lain sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman belajar dari teman sejawat. Harapannya, tahun depan lebih banyak lagi mahasiswa yang berkesempatan mengiktui kegiatan ini,” kata Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd., Dosen PBI Untidar. (WJ)

[:en] 

The Student of English Education Tidar University (Untidar), May Williana, has a chance to join Camp Epic (Where pre-service teachers leave: empowered, prepared, inspired, and connected) lately. As reported on fkip.untidar.ac.id (4/1), the event which was focused on mentoring and talent scouting of teacher candidates was held in Batu, Malang for two weeks (15-27 January 2017).

“I get new experiences in this event. The instructors teach us some methods in learning English. Then, we have a chance to do the microteaching,” explained May. This seventh semester student also said that she got the material about class management, time management, ice breaking, and energizer to make fun and effective in language learning.

This event was a cooperative between RELO (Regional English Language Office) and University of Indonesia (UI). The participant of Camp Epic was 47 students of final semester students from universities in Indonesia and Timor Leste. May was one of the representatives from Untidar who successfully passed the selection for the program. The selected participants in this program were given the intensive training about new models of language learning. That training was given by professional and expert instructors in English education from United States (fellows) and the lecturers from UI.

This event aims to strength, prepare, inspire, and connect English teachers candidate in Indonesia and Timor Leste. The participants here were given the example of teaching four language skiils, i.e, listening, speaking, reading, and writing.

 “The students of English education not only get the input to be a good language teacher but they can also meet students from other universities in this event so that they will experience a peer learning. It is hoped that there will be many students who have the chance to join this Camp Epic,” added Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd, lecturer of Engish education Untidar. (WJ/AW)

[:]

[:id]FKIP UNTIDAR: SELAMAT ATAS LOLOSNYA PRODI PENDIDIKAN IPA S1 UNTIDAR[:en]Congratulation for the Inauguration of Bachelor’s Degree of Natural Science Education Study Program, UNTIDAR![:]

[:id]

Berita gembira bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar. Kini FKIP mendapat keluarga baru sebab Program Studi (Prodi) Pendidikan IPA telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI menjadi salah satu Prodi di FKIP Untidar. Pencapaian ini diperoleh setelah melalui perjuangan yang hebat yang dilakukan oleh tim pengusul FKIP Untidar. Proses pengusulan sampai persetujuan Prodi baru ini berlangsung selama kurang lebih satu tahun.

Dengan disetujuinya Prodi Pendidikan IPA, total program studi yang ada di FKIP Untidar menjadi 3, diantaranya Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1 PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (S1 PBI), dan Prodi Pendidikan IPA (S1 Pendidikan IPA).

Terkait dengan hal itu, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. menyampaikan ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pembukaan Prodi Pendidikan IPA FKIP Untidar ini, diantaranya peminat tinggi (berdasarkan analisis kebutuhan) dan prodi yang ada di FKIP Untidar sebelumnya adalah prodi bidang sosial-humaniora, sehingga dipandang perlu untuk dilengkapi dengan bidang eksata, dan selanjutnya dengan bidang-bidang yang lain pada masa yang akan datang.

Dengan disetujuinya Prodi Pendididkan IPA ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang mampu berkontribusi terhadap bangsa dan negara.

Selamat berkarya dan sukses untuk Prodi Pendidikan IPA. (ER/WD)

[:en]

Good news for the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) UNTIDAR. FETT got a new family since the Natural Science Education Study Program has been approved by the Directorate General of IPTEK (Science and Technology) and Higher Education. This was achieved after a tremendeous effort carried out by the proposing team of FETT UNTIDAR. The process of proposing to the approval lasted for approximately one year.

With the approval of the Bachelor Degree of Natural Science Education Study Program, there are 3 existing programs in FETT now, including Bachelor’s Degree of Indonesian Language and Literature Education (S1 PBSI), Bachelor’s Degree of English Education (S1 PBI), and Bachelor’s Degree of Natural Science Education (IPA Education S1).

Related to this joyful news, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. conveys that there are several reasons related to the opening of  Natural Science Education Study Program  in FETT UNTIDAR. One of them is to appreciate the high enthusiasts (based on needs analysis). This goes along with the need of the faculty, which previously offers only socio-humaniora subject. It is considered important to be equipped with natural science subject and other necessary subjects in the future.

With the approval of  Natural Science Education Study Program, the faculty is expected to graduate its alumni which are capable in contributing to the nation particularly related to the natural science development.

Congratulation for the inauguration of Bachelor’s Degree of Natural Science Education Study Program!. (ER/WD)

[:]

[:id]Literature Exhibition Day FKIP: Ajang Bersastra Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris[:en]Literature Exhibition Day FKIP Explored Students’ Creativity in Literature[:]

[:id]

Sabtu 14 Januari 2017 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 3 mengadakan perhelatan bertajuk Literature Exhibition Day (LED). Acara ini merupakan output dari mata kuliah Introduction to Literature sekaligus ajang berkarya bagi mahasiswa. Winda Candra Hantari, M.A. dosen Introduction to literature menjelaskan bahwa LED ini adalah ruang bagi mahasiswa untuk memamerkan karyanya serta sebagai  salah satu penilaian akhir mata kuliah Introduction to Literature.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si, dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam sambutannya menyampaikan kepada mahasiswa untuk mengitegrasikan sastra dan seni. Menurut Sukarno, sastra dan pendidikan saling mendukung satu sama lain dan dengan mencintai karya sastra, kompetensi kebahasaan seseorang akan meningkat. Di akhir sambutannya, Sukarno berpesan kepada para mahasiswa khususnya kepada panitia dan dosen pengampu agar acara LED ini bisa terus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya.

Pada acara ini, mahasiswa menampilkan berbagai pertunjukkan sastra seperti drama, musik dan puisi. Menurut Ali Imron, M.Hum. tim teaching Introduction to Literature, mahasiswa bebas memilih tema yang akan disajikan. “Tidak ada tema tertentu, yang paling penting adalah mereka bisa mempertunjukan karya sastra berbahasa inggris,” tambahnya lebih lanjut. Kebebasan tema yang diberikan ini terlihat dari pertunjukan yang sangat bervariasi. Mereka boleh membawakan karya yang sudah ada sebelumnya ataupun membuat sendiri. Chika Ardilia memilih untuk membaca puisi karyanya sendiri sedangkan Nurul Dwi Astari, Lilis Sinarsih, dan mahasiswa lain membacakan puisi dari sastrawan ternama seperti Langston Hughes, Pablo Neruda, dan lain sebagainya. Selain pembacaan puisi, para mahasiswa juga mempertunjukkan drama yang diadaptasi dari cerita rakyat atau karya mereka sendiri. Salah satu drama yang sukses mencuri perhatian penonton dan dosen pengampu adalah drama berjudul Gone yang di tulis dan diperankan oleh Nazola soares, Khurotulaeni, Nur Ayu, Umu Hanifah, Nurul Isnaeni, dan Wahyuningsih. Drama bergenre horror komedi ini diperankan dengan sangat apik oleh Nazola, dkk. Mereka mengaku membuat sendiri script drama nya dan berlatih dalam waktu seminggu. Selain drama, pertunjukan musik akustik dan beat box juga ikut meramaikan acara LED ini.

Putri Duwi, panitia dalam acara ini menyampaikan bahwa persiapan LED dilakukan sejak awal Januari. Acara ini berlangsung dengan meriah dan sukses dengan panitia berjumlah 9 orang. Candradewi Wahyu Anggraini,M.Pd. salah satu dosen Pendidikan Bahasa Inggris yang datang pada acara LED ini mengungkapkan bahwa LED adalah acara yang sangat menarik. Para mahasiswa bisa menunjukkan bakatnya dalam menulis puisi dan drama serta mementaskannya. “Ternyata mahasiswa semester 3 memilki jiwa sastra, “ tutupnya kemudian di akhir acara. (NA/AW)

[:en]

(FKIP) – Saturday January 14th 2017, the 3rd semester students of English Education Department held a literature event named Literature Exhibition Day (LED). The event was held not only as an output of Introduction to Literature subject , but also as an event for the stutdents to show their talent off especially in Literature as explained by Winda Candra Hantari, M.A. as the lecturer of Introduction to Literature.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the Dean of Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) delivered that the students should integrate literature and education since they could support each other. “ By loving literary works, it also can improve linguistic competence. I hope this event can be held continously,” said by the Dean.

At LED, the art performances showed by the students varied. Some students performed drama, music, and the others showed their skill in poetry reading. Ali Imron, M.Hum. one of Introduction to Literature lecturers explained that the students could decide their own performances, whether drama performance, music, or even poetry reading. “ The most important thing is that the students can perform the literary works using English,” he added.

In performing the literary works, the students were allowed to perform famous existing literary works or they could perform their own original literary works.  Chika Ardilia , one of the students, chose to perform her own work in poetry reading. While Nurul Dwi Astari, Lilis Sinarsih, and the other students chose to perform some famous existing literary work  such as from Langston Hughes, Pablo Neruda, etc in poetry reading performance. Some students also performed their own drama or adapted drama from famous folktales. One of the most outstanding drama, played by the students, was the drama entitled “Gone”. The drama was written and played by Nazola Soares, Khurotulaeni, Nur Ayu, Umu Hanifah, Nurul Isnaeni, and Wahyuningsih. This horor drama was played by them epically. “ We only prepare the drama for one week, including creating the script,” explained Nazola Soarez. Beside drama performance, music performance and beat box were also lightened up the even.

Putri  Duwi, as one of the commitee said that the preparation of the event started from the beginning of January 2017. Candradewi Wahyu Anggraini, M.Pd. one of lecturers in FKIP expressed that the event was so interesting. “ I did not expect that the students have gotten such talent, and it is very entertaining,” she said.  (NA/AW)

[:]

[:id]UAS IPBN Semester V PBSI: Nusantara dalam Bingkaian Melodi[:en]IPBN FINAL EXAM OF THE FIFTH SEMESTER PBSI: THE INDONESIAN ARCHIPELAGO IN A FRAME OF MELODY[:]

[:id]

Selasa (10/1) Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar yang mengikuti matakuliah Ilmu Perbandingan Bahasa Nusantara mempersembahkan lagu daerah sebagai rangkaian Ujian Akhir Semester. Acara bertajuk “Nusantara dalam Bingkaian Melodi” itu digelar di Auditorium Untidar.

“Acara ini diselenggarakan oleh mahasiswa yang mengikuti IPBN, yaitu mahasiswa semester V. Konsep acara ini sebetulnya kompetisi menyanyi. Setiap kelas harus menampilkan dua lagu dari daerah yang berbeda,” Kata Taufan Maulana Haris, Ketua Panitia. Semester V terdiri atas 4 kelas sehingga terdapat 4 kelompok. Kelas A menyanyikan lagu Alusia dari Batak dan Wulele Sanggula dari Sulawesi Tenggara; kelas B Ayam Den Lapeh dari Minang dan O Inani Keke dari Sulawesi Utara; kelas C Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan dan Maumere dari Nusa Tenggara Timur, serta Kelas D Cik Cik Periuk dari Kalimantan Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Selain menyanyi, mahasiswa juga menampilkan koreografi yang menawan ditambah dengan kostum daerah.

“Hari ini sebetulnya untuk pesta rakyat, biar mahasiswa bersenang-senang setelah UAS. Sebelumnya, mereka telah mengumpulkan makalah perbandingan bahasa nusantara. Dalam makalah tersebut, mahasiswa menganalisis sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis dari bahasa daerah yang mereka pilih. Lalu, bahasa-bahasa tersebut dibandingkan untuk menentukan kekerabatannya. Bahan untuk mengerjakan makalah tersebut adalah kosakata dasar dan lirik lagu dari bahasa yang mereka pilih. Jadi, selain menyanyi, mereka telah menganalisis bahasa dalam lagu tersebut,” kata Dr. Yulia Esti Katrini, pengampu matakuliah IPBN.

Tidak hanya menyanyi, mahasiswa juga menyediakan kudapan khas daerah. Salah satunya adalah lapet, makanan khas Batak. “Kami memesan makan ini dari orang Batak langsung yang bermukim di Yogyakarta,” kata Antin Purwanti, Seksi Konsumsi.

Acara yang diselenggarakan dengan meriah ini diikuti oleh 138 mahasiswa semester V dan disaksikan para Dosen FKIP Untidar serta beberapa mahasiswa PBSI Untidar. “Saya pikir acara ini sangat menarik, artinya mahasiswa tidak hanya menganalisis bahasa daerah, tapi juga menyanyikan lagu-lagunya. Mereka berusaha melafalkan lagu-lagu dari bahasa di nusantara yang belum biasa mereka ucapkan sebelumnya. Pada kesempatan ini, mereka juga menampilkan keindahan-keindahan nusantara dari lagu, pakaian, dan makanan khasnya,” kata Drs. Fx. Samingin, Dosen PBSI FKIP Untidar. (WJ/ER)

[:en]

Tuesday (10/1/2017) Students of the Bahasa Indonesia and Literature Study Program or PBSI who attend the Comparative Studies of ​ ​Nusantara Language Subject or IPBN present folk songs as a series of Final Examination. The event entitled ‘Archipelago in A Frame of Melody’ was held at the Auditorium of Untidar.

‘The event was organized by students who attend IPBN, the fifth semester students. The concept of this event is actually a singing competition. Each class must show two songs from different Indonesia region,’ said Taufan Maulana Haris, Chairman of the Committee.

Semester V consists of four classes so that there are 4 groups. Class A sings Alusia from Batak and Wulele Sanggula from Southeast Sulawesi. Class B sings Ayam Den Lapeh from Minang and O Inani Keke from North Sulawesi. Class C sings Ampar-Ampar Pisang from South Kalimantan and Maumere from East Nusa Tenggara. Class D sings Cik Cik Periuk from West Kalimantan and Rasa Sayange from Maluku. The students also perform some captivating choreography completed with regional costumes.

‘Today is actually for the public party, let the students have fun after the final exam. Previously, they had to collect the paper of this subject. In the paper, the students analyze the phonological system, morphology, and syntax of the language of their chosen area. Then, the languages ​​are compared to determine the kinship. Materials for finishing the paper is the basic vocabulary and lyrics of their chosen language. So, in addition to singing, they have analyzed the language in the song, ‘ said Dr. Yulia Esti Katrini, IPBN subject lecturer.

Not only singing, students also provide traditional food, for example lapet, Batak traditional food. ‘We booked this meal directly from the Batak people who live in Yogyakarta,’ said Antin Purwanti, Meal Division.

The event was followed by 138 students of the fifth semester and witnessed by the lecturers and some students of Untidar. ‘I think the show is very interesting, meaning that students are not only analyzing the local language, but also singing the songs. They tried to recite the songs of the language in the archipelago which are not familiar with them before. On this occasion, they also show you the beauties of the archipelago of the songs, clothes, and traditional food,‘ said Drs. Fx. Samingin, lecturer of PBSI in Faculty of Teachers’ Training and Education in Tidar University. (WJ/ER)

[:]

[:id]MAHASISWA FKIP HADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2016/2017[:en]FKIP STUDENTS FACE FINAL EXAMINATION[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (10/1). Ujian Akhir Semester Gasal Tahun Akademik 2016/2017 digelar pada Selasa, 3 Januari 2017 sampai dengan 14 Januari 2017. Ujian Akhir Semester ini bertujuan untuk mengukur kemampuan belajar mahasiswa selama satu semester baik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maupun Pendidikan Bahasa Inggris. Seperti semester sebelumnya, selama pelaksanaan ujian mahasiswa wajib mematuhi tata tertib. Salah satunya ketika ujian berlangsung mahasiswa dilarang melakukan kerjasama dalam bentuk apapun dan wajib menunjukkan kartu ujian kepada pengawas.

Pada hari pertama, pelaksanaan UAS berjalan dengan lancar dan tertib. Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP Untidar memantau secara langsung pelaksanaan UAS di setiap ruang ujian. Adapun peserta UAS Tahun Akademik 2016/2017 adalah mahasiswa semester 1, 3, dan 5. Salah satu dosen FKIP Untidar Irsyadi Shalima, M.A. menuturkan “Pelaksanaan UAS berjalan lancar dan tertib, tidak ada kendala baik ujian yang dilaksanakan secara tertulis di kelas maupun ujian yang bersifat final project.  Harapannya pelaksanaan UAS semester berikutnya berjalan dengan lancar dan tertib. Bahkan, lebih baik dari semester ini.” (WL)

[:en]

FKIP-Tidar University (10/1).  Final examination in odd semester 2016/2017 is scheduled in January 3 to 14, 2017. The final examination is aimed to measure students’ proficiency in studying the courses in their study program. Furthermore, the students should follow the final examination rules, for instance the students are not allowed to cheat their friends. Besides, the students should show their examination card to the invigilators.

In the first day, the final examination runs well. Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dean of FKIP supervises the final examination in each examination room. Moreover, the participants of final examination are the students of semester 1, 3, and 5. One of the lecturers, Irsyadi Shalima, M.A., states “Final examination runs well, there are no obstacles in written test or final project. It is hoped for the next final examination will be better than this semester.” (CA)

[:]