[:id]Kuliah Perdana di FKIP: Kontrak Kuliah antara Dosen dan Mahasiswa[:en]First Day of Even Semester in FETT: Lecture Contract between Lecturers and Students[:]

[:id]Senin, 13 Februari 2017 lapangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terlihat dipadati kendaraan. Sekitar pukul 07.00 WIB, mahasiswa-mahasiswa FKIP sudah memasuki ruang kelas. Bukan hanya FKIP, seluruh mahasiswa dan dosen Universitas Tidar juga sudah mulai aktivitas mengajar pada hari itu.

Kuliah perdana Universitas Tidar dimulai Senin, 13 Februari 2017. Berdasarkan Kalender Akademik 2016/2017, Jadwal Semester Genap dimulai dengan perkuliahan paruh I 13 Februari sampai dengan 8 April 2017, UTS 10 – 22 April 2017, perkuliahan paruh II 24 April – 17 Juni 2017, dan Ujian Akhir Semester 3 – 15 Juli 2017.

Beberapa mahasiswa menyambut antusias kuliah perdana ini. “Saya sangat bersemangat semester ini karena akan menghadapi matakuliah-matakuliah baru dengan dosen-dosen yang juga baru mengajar saya di semester ini. Semester kemarin nilai matakuliah saya lumayan, jadi semester ini saya akan meningkatkan lagi usaha saya agar lebih baik lagi,” kata Ilmi Qonaah, mahasiswa PBSI saat ditemui usia mengikuti kuliah. Senada dengan Ilmi, Yusuf Yulianto, mahasiswa PBI, mengaku senang dan semangat bisa kembali kuliah.

Perkuliahan perdana di FKIP diisi dengan penjelasan kontrak kuliah, silabus, bahan ajar kuliah, tugas-tugas, tata tertib kuliah, dan sistem penilaian. “Dosen-dosen menjelaskan kontrak kuliah pada pertemuan perdana hari ini. Kami membuat kesepakatan-kesepakatan dengan dosen, misalnya toleransi keterlambatan, materi pembelajaran, sistem pengumpulan tugas, dan penilaian,” ujar Nuryanto, salah satu ketua kelas Semester II PBSI.

“Bagi kami, kontrak kuliah itu bukan hanya untuk mendisiplinkan mahasiswa, tetapi juga kami, para dosen. Materi perkuliahan juga lebih terarah. Selain itu, dengan adanya kontrak kuliah ketika kami harus menegur mahasiswa yang terlambat, baik itu datang kuliah atau mengumpulkan tugas, kami punya dasar. Mahasiswa pun berhak menegur kami saat kami terlambat tanpa pemberitahuan. Tata tertib dalam kontrak bukan hanya untuk mahasiswa, tetapi juga dosen,” ujar Arum Nisama Wulanjani, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP.

Meskipun sudah mulai kuliah, beberapa mahasiswa belum sepenuhnya selesai perihal pengurusan jadwal kuliah. Krisna Adi Prasetya, misalnya, mahasiwa PBSI Semester II ini memiliki 4 matakuliah dengan jadwal bersamaan. “Persoalan jadwal kuliah yang belum beres, dapat diselesaikan saat Periode Batal Tambah Kartu Rencana Studi pada 13 – 15 Februari 2017,” kata Drs. Hari Wahyono, M.Pd., via WhatsApp yang dikirimkan kepada seluruh dosen FKIP agar memberitahukan informasi tersebut kepada seluruh mahasiswa.

WJ

[:en] 

Monday, February 13, 2017, many vehicles congested the field of Faculty of Education and Teacher Training (FETT). The students of FETT had entered their classroom at 7 a.m. Not only FETT students, but also all students and lecturers of Tidar University had started the lecturing activity on that day.

The lecturing activity at Tidar University was started on Monday, February 13, 2017. According to academic calendar 2016/2017, the schedule of Even Semester is February 13 – April 8, 2017 for the first part and April 24 – June 17, 2017 for the second part.  The midterm exam is held on April 10 – 22, 2017, while the final exam is held on July 3 – 15, 2017.

Some students welcomed the first day on this semester enthusiastically. “I am really enthusiastic this semester because I will face new subjects and lecturers. On the odd semester, my mark was pretty good, so this semester I will increase my mark and study harder,” said Ilmi Qonaah, the student of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) after joining the lecture. In line with Ilmi, Yusuf Yulianto, the student of English Education, admitted that he had a new spirit facing the new semester.

The lecturing on the first day was about the explanation of lecture contract, syllabus, material, assignments, class regulation, and assessment system. “Lecturers explain lecture contract on this first day. We make the agreements such as lateness tolerance, material, assignments submitting system, and assessments,” explained Nuryanto, one of the second semester leaders in PBSI.

“Lecture contract is not only to discipline the students but also to discipline us as lecturers. It will make the material more focus too. Furthermore, the lecture contract will be our guidance in class so we can admonish the students who are late in class or in submitting the assignments. The students also have a right to warn us if we come late without information. In short, the regulation in lecture contract is not for students only but also for lecturers,” added Arum Nisma Wulanjani, M.Pd., the lecturer of English Education.

Although the class had begun, some students still had a problem with the lecturing schedule. Krisna Adi Prasetya, the second semester student of PBSI, had four subjects at the same time. “The schedule problem can be completed in add/drop period of Study Card on February 13 – 15, 2017,” Drs. Hari Wahyono, M.Pd. informed via WhatsApp which was sent to the lecturers of FETT to be informed to the students.

WJ/AW

[:]

[:id]Ekspos Borang Akreditas[:en]Indonesian Language and Literature Education Study Program Exposes Accreditation Form[:]

[:id]

Magelang – Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengadakan rapat ekspos borang akreditasi di ruang lab microteaching (10/02/2017). Rapat yang dipimpin Rangga Asmara, M.Pd. selaku Koordinator Prodi (Korprodi) PBSI itu membahas borang akreditasi yang segera diserahkan ke DIKTI.

“Borang ini hasil kerja keras tim yang akan segera kami bawa ke Jakarta minggu depan,” kata Rangga saat membuka rapat. Rapat dihadiri 14 dosen PBSI dan pejabat struktural Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar.

Batas waktu penyerahan borang akreditasi adalah 19 Februari 2017. Diagendakan pada 14 Februari 2017 borang akreditasi tersebut sudah dibawa ke Jakarta.

Borang akreditasi PBSI dikerjakan oleh tim yang terdiri atas dosen-dosen PBSI. Proses pengerjaan borang sudah dimulai sejak Agustus 2016. Dengan kerja keras tim, akhirnya borang dapat diselesaikan. Marilah kita berdoa agar PBSI memperoleh akreditasi A. (IS)

[:en]

FETT Untidar (16/02/2017) – On Friday, 10th February 2017, Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) held a meeting for exposing accreditation form. Held in Microteaching Laboratory, the meeting was lead by Rangga Asmara, M. Pd as the Coordinator of PBSI. The meeting itself focused on the accreditaion form which should be handed soon to Ministry of Science

“We will hand this accreditation form in to the Ministry next week,” said Rangga Asmara, M. Pd in the opening of the meeting. The meeting was attended by 14 lecturers of PBSI and also several structural officials from Faculty of Education and Teacher Training.

Lecturers of PBSI has worked hard as the accreditation team. The accreditation form had been done since August 2016 by the team. The accrediation form has The deadline for the form submission is on 19th February 2017. The team of the accreditation scheduled to submit the form to the Ministry on 14th February 2017.

By doing tremendous effort, the team finally could complete the accreditation borang. Let’s hope for the best result, for PBSI getting score A for the accreditation.  (IS-NA)

[:]

[:id]Asyiknya Isi KRS di FKIP[:en]FETT: WOW! IT IS FUN FOR HAVING ON LINE KRS[:]

[:id]

FKIP Untidar (10/02). Antusiasme mahasiswa FKIP dalam proses pengisian Kartu Rancangan Studi (KRS) terlihat dengan ramainya proses pembimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing Akademik (PA). Sebelum melakukan pengisian KRS online mahasiswa FKIP diwajibkan untuk melakukan proses pembimbingan dengan PA pada tanggal 6 – 10 Februari 2017 untuk memastikan tidak adanya kesalahan pengambilan mata kuliah. Pada hari pertama pengisian KRS tanggal 6 Febuari yang lalu, mahasiswa datang lebih awal agar mendapatkan pelayanan terlebih dahulu dari PA. Ratri Prafitrasari, salah seorang mahasiswa PBI semester 2 mengatakan, “Saya datang pada pukul 8 pagi supaya saya dapat sesegera mungkin melakukan pengisian KRS.” Dia menambahkan, “Untuk pertama kalinya merasakan serunya rebutan jadwal dimana kami bisa merencanakan hari kuliah kami sendiri”.

Antusiasme lain disampaikan oleh Amalia Desniati mahasiswa PBI semester 2, “Pada semester kali ini, ada beberapa mata kuliah yang tidak sekelas dengan teman-teman saya. Namun, sisi positifnya, saya bisa mengenal teman baru dan memperluas pertemanan saya.”

Sebagai Pembimbing Akademik, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. menyampaikan bahwa masih banyak mahasiswa merasakan kesukaran untuk memilah jadwal mata kuliah agar antara jadwal kelas satu dengan kelas yang lain tidak saling bertubrukan. Maka peran PA sangatlah penting di sini.”

Pada pengisian KRS kali ini, mahasiswa mengharapkan adanya perbedaaan antara pembimbingan KRS dengan pengisian KRS sehingga mahasiswa mampu mengisi KRS lebih awal. Seperti yang diutarakan Regian, mahasiswa PBI Semester 6, dimana dia menyampaikan “Paling tidak satu minggu sebelum pengisian KRS, pelayanan pembimbingan pengisian KRS bisa dilakukan, sehingga kami lebih leluasa melakukan pengisian KRS.” (WR)

[:en]

FETT Untidar (10/02). The students’ enthusiasm of FETT Untidar in the process of filling the Study Plan Card (KRS) can be seen from the coaching process performed by Academic Advisors. Before doing on line KRS, the FETT students are required to do the coaching process with the Academic Advisors on February 6-10, 2017 to ensure no mistakes in taking classes. On the first day of the KRS filling, February 6, the students arrived early in order to get service in advance from the Academic Advisors. Ratri Prafitrasari, one of the English Education students said, I had come at 8 a.m. so that I could do KRS as soon as possible. She added, for the first time, I could feel the excitement of planning of our schedule.

Other enthusiasm conveyed by Amalia Desniati, second semester English Education student, this semester, there are some subjects that I take which are not in the same class with my friends. However, the positive thing, I can get new friends and have new friendship.

Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., one of the Academic Advisors, said that many students still faced difficulty in sorting out the schedules. Then, the Academic Advisorss role is very important.

On the KRS filling process, the student expects the differences between KRS coaching  and KRS filling so that the students are able to fill KRS early. As stated by Regian, sixth semester English Education student, who said ‘The KRS  coaching services can be done at least one week before, so we will have free time to do KRS filling.’ (ER)

[:]

[:id]HUMAS DAN PRESS RELEASE[:en]PUBLIC AFFAIRS AND PRESS RELEASE[:]

[:id]

Magelang – Humas berperan penting dalam sebuah lembaga/perusahaan sebagai penghubung antara lembaga/perusahaan dan publik. Humas bertanggung jawab menjaga citra positif lembaga. Salah satu tugas penting humas adalah membuat press release. Persoalannya, menurut Shinta Ardhany, banyak humas tidak mampu membuat press release efektif.

Agar humas mampu membuat press release efektif, Jawa Pos Radar Kedu bekerja sama dengan Bank Magelang mengadakan workshop bertema “Workshop Media Relations dan Penulisan Press Release” di Bank Magelang (Senin, 30/01/2017,). Workshop yang berlangsung pukul 08.30—13.30 WIB itu dihadiri peserta dari berbagai perusahaan dan lembaga, seperti SMP Muhammadiyah, Universitas Tidar, dan Armada Group.

Workshop tersebut menghadirkan tiga pemateri, yaitu Shinta Ardhany, Mukhtar Lutfi, dan Sumali Ibnu Chamid. Shinta Ardhany merupakan praktisi media. Mukhtar Lutfi dan Sumali Ibnu Chamid merupakan wartawan Jawa Pos Radar Kedu.

Shinta Ardhany, pemateri pertama, menekankan bahwa humas perlu menjaga hubungan baik dengan media dan masyarakat. Salah satu caranya dengan mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan keduanya. Dengan demikian, hubungan antara lembaga/perusahaan dan publik akan terjaga dengan baik.

“Humas dapat mengadakan kegiatan rutin dengan media dan masyarakat,” ujar Shinta.

Pemateri kedua, Mukhtar Lutfi, menjelaskan teknik penulisan berita efektif. Menurutnya, banyak humas tidak mampu menulis berita dengan baik tentang lembaga/perusahaan mereka karena tidak memerhatikan unsur 5 W + 1 H, yaitu what, where, when, who, why dan how.

“Banyak press release ditulis dengan bahasa yang tidak tepat. Kadang-kadang tidak memenuhi 5 W + 1 H,” ujar Mukhtar.

Selain teknik penulisan, unsur penting lain dalam press release adalah foto. Oleh karena itu, pemateri ketiga, Sumali Ibnu Chamid, memberi materi tentang foto jurnalistik. Menurut Sumali, foto dalam press release harus memiliki nilai berita. Oleh karena itu, Humas tidak boleh asal mencantumkan foto dalam press release mereka.

“Foto yang baik punya nilai berita,” ujar Sumali.

Ia melanjutkan, sebagaimana dalam penulisan berita, sebuah foto jurnalistik juga harus mengandung unsur 5 W + 1 H. Dengan demikian, pembaca berita dapat memperoleh banyak informasi dari foto yang tercantumkan dalam press release.

Workshop pun diakhiri dengan sesi foto bersama yang dilanjutkan dengan ramah tamah. Usai ramah tamah, peserta pun meninggalkan ruang workshop termasuk perwakilan FKIP Untidar, Irsyadi Shalima, M.A. (IS)

[:en]

Magelang- Public Affairs take an important role in institutions/companies as a link between institutions/companies and public. Public Affairs are responsible to keep a positive image of the institution. One important task of public affairs is to create press release. However, Shinta says that many public affairs cannot make an effective press release.

Jawa Pos Radar Kedu and Bank Magelang held an workshop “Workshop Media Relations and Press Release Writing” in  Bank Magelang (Monday, 30/1/2017) at 08.30-1.30 p.m.. The purpose of the workshop is to help the public affairs in making the effective press release. The participants of the workshop are from some companies and institutions, such as SMP Muhammadiyah, Tidar University, and Armada Group.

Moreover, the speakers of the workshop are Shinta Ardhany, Mukhtar Lutfi, and Sumali Ibnu Chamid. Shinta Ardhany is a media practitioner. Mukhtar Lutfi and Sumali Ibnu Chamid are the reporters of Jawa Pos Radar Kedu.

Shinta Ardhany, the first speaker, contends that public affairs need to maintain a good relationship between media and society. One of the ways is by conducting routine activities that involve media and society. Therefore, there will be a good relationship between the companies/institutions and public.

“Public Affairs can conduct routine events with the media and society,” Shinta stated.

The second speaker, Mukhtar Lutfi, explains about the effective news writing. He says that many public affairs cannot write the good news about their institutions/companies because they do not pay attention to 5W + 1H aspects (what, where, when, who, why and how).

“Many press releases are written in inappropriate language in which they do not include 5W+1H,” Mukhtar asserted.

Besides the writing techniques, another important aspect of press release is photography. The third speaker, Sumali Ibnu Chamid, gives the material about journalistic photography. He notes that press release photography must have news values. Furthermore, Public Affairs need to include photos in their press release.

“Good photos have news values” Sumali said.

He adds that a journalistic photo must cover 5W + 1H in writing the news. Therefore, the readers get information by looking at the press release photos.

The last part of workshop is photo session and courteous gathering. After the gathering, the participants included Irsyadi Shalima (the representative of Faculty of Education and Teacher’s Training-Untidar) leave the workshop room. (CA)

 

[:]

[:id]FKIP ADAKAN RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN SEMESTER GENAP 2016/2017[:en]FETT UNTIDAR HOLDS AN EVEN-SEMESTER ACADEMIC YEAR 2016/2017 PREPARATORY COORDINATION MEETING[:]

[:id]

Peribahasa “Sedia payung sebelum hujan” tampaknya sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan FKIP pada Jumat, 3 Februari 2017. Rapat koordinasi persiapan semester genap yang diselenggarakan FKIP diikuti oleh seluruh dosen FKIP baik dari program studi PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)  maupun PBI (Pendidikan Bahasa Inggris).

Kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., yang menyampaikan terima kasih atas kerja sama dan kerja keras seluruh dosen FKIP. Beliau menyampaikan bahwa perkuliahan semester genap Tahun Ajaran 2016/2017 akan dimulai pada hari Senin, 13 Februari 2017. Hal ini diperkuat pernyataan Wakil Dekan 1, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., bahwa perkuliahan paruh pertama berlangsug mulai 13 Februari – 8 April 2017, UTS 10 April – 22 April 2017, kuliah paruh waktu kedua berlangsung mulai 24 April – 17 Juni 2017, UAS 3-15 Juli 2017, dan pengambilan KHS oleh mahasiswa 31 Juli – 1 Agustus 2017.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menambahkan bahwa pencapaian semester ini menunjukkan hasil yang cukup baik. “Untuk semester yang akan datang, silahkan dosen mempersiapkan diri terkait dengan mata kuliah yang akan diampu.”

Dalam kesempatan ini, Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Malik Al Firdaus, M.Pd., menyampaikan bahwa dosen pengampu Prodi PBI terdata sebanyak 30 dosen (termasuk dosen MKDU), jumlah mata kuliah semester genap 35 mata kuliah, rata-rata dosen PBI mengampu 12 sks, dan ruang perkuliahan menggunakan ruang I, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Micro-teaching, dan ruang A4b4 dan A4b5.

Sementara itu, Pelaksana Koordinator Prodi PBSI, Rangga Asmara, M.Pd., melaporkan bahwa rata-rata beban mengajar dosen PBSI 14 sks, untuk beberapa dosen hanya dibebani kurang lebih 8-12 sks karena pertimbangan penyelesaian studi lanjut. Selanjutnya, ada dua dosen MKDU untuk membantu mengampu mata kuliah Kewarganegaraan pada Prodi PBSI. Rangga Asmara, M.Pd., menyampaikan bahwa perkuliahan Prodi PBSI akan menggunakan ruang I, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Micro-teaching, dan beberapa ruang di gedung Fakultas Ekonomi.

Berkaitan dengan hal itu, Drs. Budiono, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, mengusulkan adanya kegiatan rembug akademik, antara senior dan junior, sehingga terjadi komunikasi yang mendalam dan sharing ilmu. Menanggapi usulan tersebut, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., menawarkan solusi pembentukan gugus-gugus keilmuan, sehingga para dosen mampu meningkatkan kepakaran sesuai dengan gugus keilmuan.

Rini Estiyowati Ikarini, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa Inggris, berpendapat bahwa “Acara ini sangat memberikan manfaat diantaranya berkaitan dengan koordinasi persiapan semester genap, evaluasi kegiatan-kegiatan semester sebelumnya, dan koordinasi anggaran.”  (ER/WD)

[:en]FETT Tidar University holds a semi-annual meeting on Friday, February 3, 2017. The even-semester preparatory coordination meeting held by the faculty is followed by all lecturers both from Indonesian Education and Literature Study Program as well as English Education Study Program.

The meeting is declared open by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si, who expressed his gratitude for the cooperation and hard-work of all lecturers. He said that the Even-Semester of Academic Year 2016/17 will begin on Monday, February 13, 2017. This was confirmed by the statement of the Deputy Dean of Academic and Student Affair, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., that the first half of the semester will begin on February 13 to April 8, 2017, Mid Semester Examination will start on April 10 to April 22, 2017, while the second half semester will be from April 24 to June 17, 2017, Final Semester Examination from July 3 to 15, 2017, and the Students’ GPA Report will be issued on July, 31 2017.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. adds that the overall result of the recent semester is considered good, “For the next semester, to all lecturers of FETT please be prepared, particularly on the course-subject we are assigned to ”

On this occasion, the Coordinator of English Education Study Program (PBI). M. Malik Al Firdaus, M.Pd. records  30 lecturers of the  (including lecturers of MKDU), the number of courses for the following semester is 35 courses, an average lecturer PBI is assigned for 12 credits.

Meanwhile the Coordinator of Indonesian Education and Literature Study Program (PBSI), Rangga Asmara, M.Pd., reports that the average credits assigned for each PBSI lecturer is   14 credits. Several lecturers are projected to handle approximately 8-12 credits due to the consideration of the completion of  their studies. Two lecturers of MKDU will strength the squad on Civics Lecture at PBSI. Both of the Coordinator of the study program state that all lectures will take place on the Faculty Rooms (R. I), Language Laboratory, Micro-teaching Laboratory, and classrooms at the 4th level of the Faculty of Economics Building.

Drs. Budiono, M.Pd., lecturer of Indonesian Education and Literature Study Program, proposes on the academic synergi between senior and junior, resulting in-depth communication and knowledge sharing. Responding to the proposal, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., offers a solution of the formation of “clusters of science”, so that the teachers are able to increase the expertise in accordance with the clusters.

Rini Estiyowati Ikarini, M.Pd., lecturer of of English Education Study Program argues that “This coordination meeting is very beneficial, emphasizing on the preparation of the following semester, evaluation of the previous semester activities, and budgeting.”[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Dosen lewat ADRI[:en]ADRI: The Way to Enhance Lecturer’s Professionalism[:]

[:id]

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) telah melantik (Dewan Pengurus Daerah) DPD ADRI Jawa Tengah pada 30-31 Januari 2017 bertempat di Hotel Lor In Syariah Solo. Selain pelantikan pengurus diadakan pula International Conference dengan tema “Empowering Science and Technology Human Resources for MEA Global Competition.” Peserta merupakan ahli dan dosen dari seluruh universitas yang ada di Jawa Tengah baik Negeri maupun Swasta, seperti UNS, UNISRI, UNNES, UNTIDAR, Universitas Panca Sakti Tegal, dll. Sesuai dengan tajuk tersebut para peserta diajak untuk terus meningkatkan profesionalisme dosen dalam melakukan tri dharma perguruan tinggi yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian.

Tidak berhenti sampai disitu, para ahli dan dosen juga dituntut untuk mempublikasikan tulisannya ke jurnal internasional, pasalnya dari ribuan karya ahli dan dosen tersebut tidak banyak yang mampu menembus jurnal internasional.

Salah satu dosen FKIP Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UNTIDAR, Dr. Farikah, M.Pd telah dilantik menjadi anggota ADRI, “Bidang garapan ADRI adalah semua yang terkait dengan dosen, jadi saya bisa ketemu dengan banyak ahli yang tentu bisa menambah ilmu dan wawasan”, ungkapnya. Dalam kepengurusan, beliau menjadi anggota divisi bidang bimbingan karir dosen dan serdos. “Salah satu program ADRI dari divisi kelembagaan sedang menyusun rencana program kerja untuk dibahas, termasuk di dalamnya: 1) Lokakarya dan Klinik Akreditasi Prodi dan AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), 2) Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal),  3) Lokakarya Penyusunan Dokumen Institusi, 4) Lokakarya dan Klinik Penyusunan Dokumen Institusi Baru dan Prodi Baru, dll,” tambahnya.

Dosen mungil berkacamata nan lincah ini mengaku sangat cocok untuk masuk dalam divisi tersebut, secara kebetulan sejak bekerja menjadi Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Tidar dan menjabat sebagai Kaprodi, dirinya merupakan salah satu personil yang mengurus borang, “utak-utik seperti itu saya seneng, cuma selama ini saya belajar sendiri tidak pernah ikut pelatihan, jadi lewat ADRI mungkin saya bisa belajar.”

ADRI Pusat yang diketuai oleh Dr. Achmad Fatoni Rodli,M.Pd. sudah dibentuk sejak 4 tahun yang lalu. Melihat banyaknya manfaat yang diperoleh untuk pengembangan publikasi ilmiah baik di kancah nasional maupun internasional, DPP ADRI membentuk DPD ADRI di setiap wilayah provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Tengah, dll.

DPD ADRI Jawa Tengah beranggotakan ahli dan dosen dari Universitas baik negeri maupun swasta, termasuk di dalamnya rektor Universitas Tidar yang menjabat sebagai Dewan Pembina, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. Bagi para dosen lain yang tertarik menjadi anggota ADRI dapat segera mendaftarkan diri dengan melakukan registrasi melalui web: data.p-adri.or.id dan iuran Rp 200.000 pertahun dengan mentransfer ke bank BNI 5711021959 serta mengrim data dan foto ke email rizaq.adri@gmail.com. (TP)

[:en]

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI) has inducted Dewan Pengurus Daerah (DPD) ADRI Central Java in January 30-31, 2017 in Lor In Syariah Hotel Solo. Not only the inauguration of ADRI but also the International Conference “Empowering Science and Technology Human Resources for MEA Global Competition” is held in the event. The participants are experts and lecturers from all state and private universities in Central Java, such as UNS, UNISRI, UNNES, UNTIDAR, Panca Sakti Tegal University, and etc. Furthermore, they are motivated to improve their professionalism in applying Tri Dharma Perguruan Tinggi in which it covers teaching, researching, and servicing society.

Moreover, the experts and lecturers are asked to publish their articles in international journals since thousands articles of experts and lecturers have not published yet in international journals.

Dr. Farikah, M.Pd., one of the English Department lecturers in Faculty of Education and Teacher’s Training (FETT)-UNTIDAR, has been inducted as the member of ADRI. She said “ADRI focuses on all aspects related to the lecturers’ expertise, so I can meet all experts who can increase my knowledge”. In ADRI, she becomes the member in the division of lecturers’ carrier supervision and certification. “One of the ADRI’s programs in the institutional division makes the work program planning such as 1) Workshop and Coaching Clinic on Study Program Accreditation and AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), 2) Workshop on Designing SPMI (Sistem Penjamin Mutu Internal) Documents, 3) Workshop on Designing Institutional Documents, 4) Workshop and Coaching Clinic on Designing New Institution and Study Program, and etc” she added.

This energetic lecturer is fit for being the member of the division due to she is FETT lecturer and she had ever been The Head of Study Program who managed the accreditation’s documents. Farikah stated “I do like dealing with those aspects (read: accreditation’s documents) and I learn it by myself. By joining ADRI, I can learn it well.”

ADRI has been established since four years by the Head is Dr. Achmad Fatoni Rodli, M.Pd. Regarding to the benefits in developing the articles’ publication in national and international journals, DPP ADRI forms DPD ADRI in each province; East Java, West Java, South Sulawesi, Bali, Central Java, and etc.

DPD ADRI Central Java consists of experts and lecturers from state and private universities. Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd, Rector of Tidar University, becomes Dewan Pembina in ADRI. For the lecturers who are interested in joining ADRI, they can register via the website data.p-adri.or.id and they need to pay IDR 200.000 per year. The payment is transferred to BNI 5711021959 and sends the data and photo to rizaq.adri@gmail.com. (CA)

[:]

[:id]MENAKAR KEEFEKTIFAN PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FKIP, UNTIDAR[:en]IS OUR RESEARCH PAPER GUIDELINE EFFECTIVE?[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR(1-2 Februari 2017) kirimkan 2 orang perwakilan dosen untuk mengikuti ”Workshop Revitalisasi Pedoman Penulisan Skripsi/ Thesis/ Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret” yang dilaksanakan di Sukoharjo tepatnya di aula Syariah Hotel Solo. Workshop ini mendatangkan seorang pembicara pakar yaitu Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan Dekan FKIP, UNS, Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Beliau mengutarakan bahwa workshop ini bertujuan untuk merevitalisasi pedoman skripsi, sehingga akan memberi implikasi tingkat kelulusan mahasiswa, selain itu beliau juga  sangat mengharapkan agar tulisan mahasiswa bisa diterbitkan di jurnal internasional yang terindeks scopus.

Setelah itu, Handoyo menjelaskan jenis tugas akhir Sarjana yang berbasis Original Research Project yang berisi (1) Ruang Lingkup, (2) pemetaan isu/ masalah/ fenomena yang dikaji, (3) empirical positioning, (4) rumusan masalah dan tujuan, (5) kajian literatur: teori, konsep dan riset, (5) metodologi,  (6) temuan/ hasil dan diskusi, (7) kesimpulan, (8) referensi, dan (9) lampiran (10-20% dari isi skripsi). Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang filosofi, desain dan konteks penelitian dengan pemberian contoh-contoh dari berbagai negara di dunia. Desain penelitian yang dijelaskan adalah penelitian tindakan (Action Research), Penelitian Kelas (Classroom Research), Studi Kasus (Case Study), Design Based or Developmental Research, Narrative Inquiries, Diary Study, Ethnography (Micro Ethnography), Phenomerology, Grounded Theory, Focus Group Research, Life Story Interview, Visual Research, Observational Research, Discourse Studies, Content Analysis, Corpus Research, Experimental Research, Correlational Study, Cross-sectional Study, Comparative Study, Survey Research, Mixed-Method Research, Replication Studies, Meta-analysis Studies, Field Research, dan Research 2.0.

Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., salah satu peserta workshop yang juga adalah koordinator program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengatakan, ”Kita sangat perlu mengevaluasi pedoman skripsi di FKIP, dan sangatlah perlu mendapat masukan dari pakar yang mengikuti perkembangan keilmuan tidak hanya di Indonesia tapi didunia.”  (LL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR(1-2 Februari 2017) sent 2 lecturers to take part in ”Workshop Revitalisasi Pedoman Penulisan Skripsi/ Thesis/ Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret” held in Sukoharjo, at Syariah Hotel Solo. The keynote speaker is Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China.

It is started with the warm welcoming speech by Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., Dean of FKIP, UNS. He said that this workshop is aimed to revitalize research paper guideline, so that it would implicate to the number of graduated students, besides that he also wished that the paper could be published in reputable international journal.

After that Handoyo explained about the content of research paper which is based on Original Research Project that are (1) field, (2) issue/ problem/ phenomena, (3) empirical positioning, (4) problem formulation and goal, (5) literature review: theory, concept dan research, (5) methodology,  (6) finding and discussion, (7) conclusion, (8) reference, and (9) appendix (only 10-20%). Moreover, he also explained about philosophy, design, and context of the research from various countries all over the world. Meanwhile, the research design are Action Research, Classroom Research, Case Study, Design Based or Developmental Research, Narrative Inquiries, Diary Study, Ethnography (Micro Ethnography), Phenomerology, Grounded Theory, Focus Group Research, Life Story Interview, Visual Research, Observational Research, Discourse Studies, Content Analysis, Corpus Research, Experimental Research, Correlational Study, Cross-sectional Study, Comparative Study, Survey Research, Mixed-Method Research, Replication Studies, Meta-analysis Studies, Field Research, and Research 2.0.

Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., one of the workshop participant which is also the coordinator of Indonesia Language and Art Department says ”It is needed to evaluate research paper guideline in FETT, and it is important to get positive recommendation from the expert that catch on the development of new theories not only in Indonesia but also in the world.”  (LL)

[:]

[:id]FKIP Adakan Workshop Penulisan Artikel Jurnal Internasional[:en]FETT: Workshop and Coaching Clinic of International Journal[:]

[:id]

FKIP (30-31/1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan Worksop dan Coaching Clinic Penulisan Artikel Jurnal Internasional yang menghadirkan narasumber Handoyo Puji Widodo, Ph.D., Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantou University, Guangdong China. Peserta yang hadir berasal dari dosen dengan berbagai disiplin ilmu. Asri  Wijayanti, M.A., panitia workshop mengatakan peserta yang hadir total 48 terdiri atas FKIP 35 peserta, Non FKIP sejumlah 8 peserta (Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Pertanian, dan LPPM-PMP), dan 5 peserta dari luar UNTIDAR (Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purworejo, dan Universitas PGRI Yogyakarta).

Kegiatan dibuka oleh Dekan FKIP yang mejelaskan hasil survey Scientific Amerika tentang kontribusi ilmuan Indonesia pada khasanah pengembangan dunia ilmu setiap tahunnya hanya sekitar 0,012%.  “Capaian ini masih jauh dari Singapura yang berjumlah 0,179%, apalagi jika dibandingkan dengan USA yang telah mencapai 20%. Menurut beberapa pengamat barat sumbangan ilmuan Indonesia terhadap perkembangan khasasanah ilmiah dunia diistilahkan lost science in the world,” Kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menambahkan salah satu penyebabnya adalah budaya menulis yang masih belum berkembang di masyarakat pada umumnya, dan perguruan tinggi khususnya. Rendahnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berskala ilmiah bermutu. Oleh karena itu pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi.

Diadakannya workshop ini oleh FKIP memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah para dosen dan mempublikasikannya di jurnal internasional.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari. Hari pertama acara workshop diisi dengan pemaparan dan penjelasan-penjelasan mengenai teknik penulisan artikel jurnal Internasional cara mengetahui apakah jurnal internasional bereputasi atau tidak. Selanjutnya, Handoyo membedah beberapa makalah peserta yang telah dikirimkan. Melalui kegiatan itu, ditemukan beberapa hal yang memang masih lemah terutama dalam pembuatan abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, pembahasan dan kesimpulan yang masih terlalu luas. Selain itu ada beberapa yang memang sudah cukup baik namun masih tetap perlu untuk diperbaiki.

Kegiatan pada hari kedua dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 15:30 WIB. Acara diisi diskusi mengenai kasus yang ditemukan berdasarkan artikel milik peserta. Pada kegiatan itu peserta semakin antusias karena mendapatkan kritik serta saran secara lebih rinci dan lebih mendalam dari narasumber. Melalui kegiatan ini, kelemahan-kelemahan naskah dapat ditemukan sekaligus diperoleh solusi dan yang baik dari narasumber. Peserta juga dapat langsung bertanya atau berkonsultasi langsung. Salah satu peserta Fifit Firmadani, M.Pd., Dosen FKIP Untidar, menyatakan acara workshop ini dapat menambah wawasan kita tentang penulisan jurnal Internasional dan memacu gairah menulis untuk jurnal internasional.

Pada sesi terakhir  Handoyo memaparkan tentang bahan-bahan bacaan lengkap berupa artikel-artikel dan buku versi elektronik .

“Beberapa artikel sudah memiliki masalah yang menarik, tetapi penyajiannya kurang sesuai dengan standard jurnal Internasional. Misalnya permasalahan yang terlalu lokal, penyusunan abstrak yang belum spesifik pada persoalan, pendahuluan yang kurang menarik, metode yang kurang rinci, dan simpulan yang hanya menjawab pertanyaan,” tutur Handoyo Puji Widodo, P.hD. (DZ)

[:en]

FETT (30-31/1) Faculty of Education and Teacher Trainings’ Tidar University held Workshop and Coaching Clinic of Writing International Journal with Handoyo Puji Widodo, Ph.D.,  Associate Professor, English Language Center (ELC) Shantau University, Guangdong China. Participants who join this workshop are came from various discipline lecturers, such as 35 FETT lecturers, 8 participants from Engineering, Politic and Social, Agriculture Faculty and LPPM-PMP, and also 5 participants from other universities ( Muhammadiyah Purwokerto, Muhammadiyah Purworejo, and PGRI University).

This workshop was opened by Dean of FETT, who explained survey of Scientific America about contribution of Indonesian scientists in science development is 0.012% every year. ”This achievement is far compared with Singapore, 0.179%, and US, 20%.  According to western observer, Indonesian scientists’ contribution toward science development is called as lost science in the world,” said Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

He added one of the primary causes is writing culture which has not developed in society generally, and for university specifically.  This is because of low intension and ability in writing research in reputable journal. Therefore, development of culture, ability, and motivation of writing become challenge and problems that must be solved.

The aim of this workshop is to increase ability in academic writing of the lecturers and publish in international journal.

The first day of this workshop is lecturing the technique of international journal writing which explains the steps in writing an article for international journal, and tips for making the article accepted in international journal. This workshop also discussed the way to arrange a good abstract, introduction, literature review, methodology, discussion and conclusion parts of the article. The second day of this workshop is coaching and discussing participants’ article. Participants can discuss and get feedback from the speaker freely. Fifit Firmadani, M.Pd., lecturer of FETT who joined this workshop, said that this workshop could increase ability in making good international journal.

In the last, Handoyo explained journal and e-book as references for writing international journal is really important. “Some of articles have good issue, however, the arrangement of this article still need special touch, for example a local influence, unspecific issue, uninteresting introduction, unspecific methods, and conclusion which only answering research problems,” said Handoyo Puji Widodo, Ph.D.

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Lebarkan Langkah – Ikuti Seminar Internasional Cosmopolitism[:en]PBI Students Step Forward – Joining The International Seminar on Cosmopolitism[:]

[:id]

10 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar melebarkan sayap mengikuti seminar intenasional bertajuk “Reviving Benedict Anderson: Imagined (Cosmopolitan) Communities, pada 13-14 Januari 2017, di Auditorium Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang digelar oleh Lembaga Studi Realino. Seminar yang mengahdirkan pembicara dari Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura ini diikuti masyarakat umum, baik dari kalangan akademisi, masyarakat sipil, maupun non pemerintah.

Zaqy Mubarok, salah satu mahasiswa semester tiga PBI yang mengikuti seminar ini menuturkan, bahwa dirinya ingin sekali merasakan menjadi peserta seminar internasional karena belum pernah ikut, ditambah seminar ini free tidak dipungut biaya apapun, “Kaget banget karena menjadi peserta yang paling muda sendiri, padahal terbuka untuk umum.” Begitu juga dengan Axel Alessandro, meskipun baru pertama kali mengikuti seminar internasional dirinya tidak merasa malu “Terkesan sekali dan malah merasa kekinian lho, peserta seminar kebanyakan mahasiswa S2, sedangkan saya masih S1, makanya perasaannya senang sekali karena bisa menambah relasi foreigner.”

Seminar tersebut membahas riwayat hidup dan pemikiran Ben Anderson, ilmuwan progresif dan figur besar dalam ilmu-ilmu sosial kontemporer, serta membahasa kata-kata atau pernyataan Ben yang diperlukan dalam berpikir, serta membayangkan masyarakat kosmopolitan di luar kehadiran duniawinya. Secara keseluruhan seminar ini mengedepankan konsep bahwa cosmopolitan menjelaskan mengenai identitas diri sebagai manusia untuk saling berkontribusi atau saling tolong menolong tanpa harus memandang ras, suku, agama, dan tempat tinggal asal. “Ternyata banyak hal yang dipelajari bahwa cosmopolitan memiliki tiga identitas, pertama self identity yang berarti idestitas budaya dan agama, kedua national identity yakni identitas di Indonesia, dan ketiga regional identity artinya identitas kita yang tinggal sebagai warga ASEAN” tutur Zaqy.

Terakhir para mahasiswa merasa antusias untuk selalu bisa mengikuti seminar-seminar internasional yang diadakan di dalam negeri “Ternyata atmosfernya beda dengan seminar nasional, merasa lebih keren, jadi pingin terus ikutan dan akan terus mencari pengalaman. Pesertanya saja banyak yang dari luar seperti University of Philippines Diliman, Kyoto University, University of the Philippines, dan University of Bucharest ” ungkap Zaqy mengakhiri.

 

 [:en]

Ten Students of Department of English Education, Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University participated an international seminar entitled “Reviving Benedict Anderson: Imagined (Cosmopolitan) Communities. The seminar, which was held on 13-14 January 2017 in the Auditorium of Sanata Dharma University, Yogyakarta, was organized by the Realino Institute of Studies. The seminar, which presented speakers from Indonesia, Thailand, Philippines, and Singapore, had attracted public, both from academia, society, and non-governmental sectors.

Zaqy Mubarok, one of the third semester PBI students who attended the seminar said that he felt excited to be one of the participants of an international seminar. He has never participated such seminar before. It was such a great experience. He added, this was a good chance since seminar was free of charge. He said, “I feel shocked because he was the youngest participants of all. Another PBI students, Axel Alessandro, had similar opinion. He was impressed and felt enthusiastic for the events. “The participants are mostly graduate students, but I am an undergraduate student. Moreover, it will widen my foreigner friends”

In the seminar, it was discussed the life and thought of Benedict Anderson, a progressive scientist and prominent figure in contemporary social sciences. Besides that, it talked about the Benedict’ words or statements, and his imagination of a cosmopolitan society. Overall, this seminar put forward the concept cosmopolitan as individual identity to help each other disregarding to race, ethnicity, religion, and origin. “I’ve learned a lot of things about cosmopolitan. It has three identities of self-identity (culture and religion identity), national identity (identity as Indonesian), and the regional identity (as citizens of ASEAN)”, said Zaqy.

At last, the students were excited to always be able to join international seminars particularly those, which are held in the country. “It has different atmosphere with the national seminar. It is nice to be here, we look forward typical seminar in the future. The participants are not only Indonesian, but also some from other countries such as the University of the Philippines Diliman, Kyoto University, University of the Philippines, and the University of Bucharest “said Zaqy. (TP/WR)

[:]

[:id]Dua Dosen Prodi PBSI Mendapat Pendanaan Penelitian dari DIKTI[:en]Two Lecturers of Indonesian Language and Literature Program Get Funding from Ministry of Research and Higher Education.[:]

[:id]

Dalam surat pemberitahuan tertanggal 9 Januari 2017 diumumkan bahwa dua dosen Prodi (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) PBSI mendapat pendanaan penelitian dari DIKTI. Mereka adalah Rangga Asmara, M,Pd. dan Imam Baihaqi, M.A.Sesungguhnya, dalam surat pemberitahuan tersebut terdapat dua nama lain, yaitu Xander Salahudin, M.Eng. (dosen Fakultas Teknik) dan Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Si. (dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik).

Rangga mengajukan penelitian berjudul “Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan (Interpretasi Kritis dalam Menakar Wacana dan Realitas)”. Sementara itu, Imam mengajukan penelitian berjudul “Karakteristik Sastra Lisan Mitoni di Jawa Tengah sebagai Pedagogical Content Knowledge”.

Berkaitan dengan itu, grup Whatssap dosen FKIP Untidar banjir ucapan selamat kepada Rangga dan Imam. Ucapan selamat pertama kali disampaikan oleh Dr. Farikah dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam grup Whatssap tersebut.

“Selamat Pak Rangga, Mas Imam dapat penelitian dosen Pemula DIKTI. Selamat PakXander juga. Dan Bu Eny untuk disertsi doktor,” tulis Farikah.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam,” tulis Asri, dosen PBSI.

“Selamat Mas Imam dan Pak Rangga,” tulis Ayu, dosen PBSI.

“Selamat Pak Rangga dan Pak Imam. Ikut seneng dengar kabar ini,” tulis Widya, dosen PBI.

Mendapat banyak ucapan selamat, Imam dan Rangga pun memberi tanggapan. Imam tidak menyangka penelitian tersebut diterima DIKTI.

“Trima kasih,Bu Fafa (Farikah). Padahal tahun lalu penelitian saya yang itu saya ajukan di universitas tapi ditolak.Lalu saya ajukan di DIKTI kok diterima ya,” tanggapan Imam kepada Farikah. Ia juga beberapa kali menanggapi ucapan selamat dosen lain.

“Trima kasih bapak ibu semua. Doa dan bimbingan selalu kami nantikan,” tulis Imam.

Sementara itu, Rangga beberapa kali menanggapi ucapan selamat yang ditujukan kepadanya dengan mengucapkan terima kasih.

“Terima kasih, pangestunipunbapak dan ibu,” tulis Rangga.

Selamat Pak Imam dan Pak Rangga. Semoga dapat terus berkarya dan menginspirasi dosen-dosen lain serta para mahasiswa. (IS)

[:en]

The notification letter dated January 9, 2017 brought a bunch of happiness for Faculty of Teachers Training and Education of Tidar University as it announced that two lecturers of Indonesian Language and Literature Program (PBSI) had received research funding from the Ministry of Research and Higher Education (Kemristekdikti), they were Rangga Asmara, M, Pd., and Imam Baihaqi, M.A. It is indeed such a pride for the biggest faculty of Untidar as its lecturers are among the only four from Untidar to have such an achievement. The other two come from different faculties namely Xander Salahudin, M.Eng. (Faculty of Engineering) and Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Sc. (Faculty of Social and Political Sciences).

Rangga applied for a study entitled “Linguistic Strategies of President Jokowi in Cultivating Ideological and Government Manifesto (Critical Interpretation in Measuring Discourse and Reality)”. Meanwhile, Imam submitted a study entitled “Characteristics of Oral Literature Mitoni in Central Java as Pedagogical Content Knowledge”.This very good news has given “certain” lessons for the other lecturers of FKIP out of just the happy atmosphere they feel, one of which is to propose the right idea on the right level/division. Kemristekdikti offered some divisions/levels related to research proposals in 2016. As young lecturers, Rangga and Imam put their proposal precisely on the right place regarding their background and divisions from Kemristekdikti. They both proposed on “Research for Beginner Lecturers” division, something that the other lecturers might have forgotten.

It was just within minutes for the other lecturers of FKIP to congratulate the two, making internal Whatsapp group of FKIP full of congratulations. In response to it, Rangga and Imam were so thankful. Imam said that a non-stop struggle had been one of the factors making his proposal pass Kemristekdikti requirements. Furthermore, it also becomes one thing to evaluate by FKIP lecturers in order to pass more proposals. Personally for each, it is a clear picture how to get fundings from Kemristekdikti for their proposals. (AL)

[:]