[:id]5 Dosen PBSI Ikuti Gelaran Seminar Internasional PIBSI 39[:]

[:id]

Selasa s.d. Rabu (7-8/10) Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) ke XXXIX usai digelar di Hotel Grandhika Semarang oleh tuan rumah Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Tema Seminar Internasional yang rutin diadakan setiap satu tahun sekali ini adalah “Peran Strategis Bahasa, Sastra, dan Filologi Indonesia Menghadapi Transformasi Budaya Media Massa di Era Global.” Dihadiri sebanyak 124 pemakalah, bisa dibilang bahwa peserta membludak dan acara berlangsung secara meriah. Hampir seluruh perguruan tinggi di wilayah Jawa Tengah berbondong-bondong mengirimkan wakilnya untuk mengikuti seminar bergengsi tersebut. Tak terkecuali Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Untidar yang mengirimkan 5 wakilnya untuk mengikuti acara ini.

Rangga Asmara, M.Pd. menjelaskan bahwa pertemuan tersebut sudah menjadi agenda tahunan dan prodi yang sudah terdata sebagai anggota wajib mengirimkan perwakilannya untuk terus mengikuti acara. “Prodi PBSI mengambil musyawarah bahwa perwakilan yang mengikuti pertemuan ilmiah ini dipilih secara bergantian sehingga bisa merata dan seluruh dosen ikut andil,” tambahnya. Tahun ini kelima dosen yang terpilih untuk hadir yakni Imam baihaqi, M.A., Dzikrina Dian Cahya, M.A., Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd., Asri Wijayanti M.A., serta Koorprodi PBSI Rangga Asmara, M.Pd.

Setiap dosen yang mengikuti PIBSI sebelumnya diminta mengirimkan artikel (call for paper) untuk diseminarkan dalam diskusi panel. Tahun ini PIBSI memiliki gaya yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena selain mengirimkan makalah dan presentasi panel, ada beberapa peserta yang dikelompokkan untuk membuat poster dan presentasi dalam bentuk poster. Dari kelima dosen PBSI, Dzikrina Dian Cahyani, M.A adalah perwakilan yang melakukan presentasi makalah dalam siding panel, sedangkan keempat dosen lainnya melakukan presentasi dalam bentuk poster.

“Ini pengalaman pertama saya ikut PIBSI dan sangat luar biasa sekali karena saya dipilih untuk mempresentasikan makalah dalam siding panel,” ungkap dosen yang menekuni bidang sastra. Dia mengaku sedikit nervous karena disejajarkan dengan dosen senior yang sudah memiliki jam terbang tinggi, namun hal ini tidak diambil pusing olehnya. “Ambil sisi positifnya, wawasan saya menjadi bertambah dan itu hal yang menyenangkan. Saya mempresentasikan makalah berjudul Puisi Tuhan Sembilan Senti sebagai Kritik Sosial dan Pendidikan Karakter Bahaya Rokok. Saya harap banyak para akademisi yang turut memikirkan tentang masalah sosial salah satunya tentang bahaya rokok melalui kajian-kajian sastra,” ungkapnya.

Dalam pertemuan ilmiah ini, para koorprodi yang diwajibkan hadir selalu melaksanakan rapat koorprodi yang membahas isu terkini dan pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dari seluruh perguruan tinggi se-Jawa Tengah. Rangga mengungkapkan, “Hasil rapat kemarin memutuskan kalau tuan rumah PIBSI XXXX adalah Universitas Pekalongan. Format seminar diserahkan secara bebas pada tuan rumah, apakah mau seminar nasional atau internasional dan prosiding ber-ISBN saja atau terindeks scopus, bebas. Terakhir setiap perguruan tinggi harus memenuhi kewajibannya soal pengiriman delegasi PIBSI, untuk PTN mengirimkan 5 wakil sedangkan PTS mengirimkan 3 wakil, hal itu harus ditaati.” (TP)

[:]

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *