[:id]Mahasiswa FKIP Lolos INSENTIF PKMGT 2019[:]

[:id]

Satu lagi, seorang mahasiswa FKIP menambah deretan prestasi di tahun 2019. Dia lahir dan dibesarkan di kabupaten Blora. Saat ini tengah aktif menempuh pendidikan di Program Studi Sarjana Pendidikan IPA, semester V. Dialah mahasiswa dengan nama lengkap Dewi Inda Musni (Inda) yang pada tanggal 2 Oktober 2019 lalu mendapatkan informasi keberhasilan atas lolosnya dalam proses kompetisi nasional untuk mendapatkan insentif Program Kerativitas Mahasiswa skema Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang diselenggarakan oleh Dirjen Belmawa Ristekdikti.

“Saya merasa kaget sekali, tidak menyangka kalau lolos, awalnya tidak berharap apa-apa, yang penting serius mengerjakan”, tutur Indah yang berperan sebagai ketua tim pengusul saat mengungkapkan perasaanya setelah mendapatkan informasi kelolosanya tersebut dalam sebuah sesi wawancara.

Sebelumnya, Indah bersama 2 rekan anggotanya Nur Alifatun Hanna (Teknik Sipil) dan Muhammad Abdan Syakura (Pendidikan IPA) yang didampingi oleh seorang pembimbing, Bapak Eko Julianto, M.Pd (Dosen P.IPA) telah menyusun gagasan tertulis yang berhasil menarik hati para dewan juri nasional dengan mengangkat judul “Desain Future Farm House Untuk Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan”. Gagasan tersebut muncul karena dilatarbelakangi atas munculnya fakta bahwa lahan perkotaan di Indonesia telah semakin sempit untuk dijadikan sebagai area pertanian. [MR]

[:]

[:id]Menjadi Presenter Di Seminar Internasional? Siapa Takut?[:en]Being A Presenter at An International Conference? No Need to Worry![:]

[:id]

Sabtu, 14 September 2019 tiga mahasiswa FKIP PBI UNTIDAR mengikuti seminar internasional ELTLT 19 (English Language Teaching, Literature, and Translation) sebagai presenter di Hotel Grasia Semarang. Mereka adalah, Farid Romadhon, Ikrar Genidal Riadil, dan Ayutya Khoirul Mar’ah mahasiswa PBI Semester 5. Seminar internasional  ke-delapan yang diadakan oleh UNNES ini, mengundang empat keynote speakers, diantaranya Prof. Jayne C. Lammers, Dr. Hasuria Che Omar, Dr. Abdul Mohammad Ali Jinnah, dan Prof. Dr. Abdurrahman Faridi, M.Pd.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini mengangkat tema “The Current Issues and Challenges of English Language Teaching, Literature, and Translation in the Disruption Era”. Adapun judul penelitian yang disuguhkan oleh ketiga mahasiswa Untidar ini adalah ‘Inserts Used by Ariana Grande of Interview in Jimmy Fallon Talk Show”. Mereka merasa bangga dan senang dapat menjadi presenter di seminar Internasional, seperti kata salah satu mahasiswa, Ikrar Genidal Riadil, “Seruuu dan challenging banget! Lebih suka dan lebih keren juga di international conference. Ini kedua kalinya saya presentasi di international conference, saya merasa mendapatkan lebih banyak experiences, banyak ilmu juga karena banyak experts dari luar negeri jadi bisa nambah relasi buat sharing.” (AG)

[:en]

Saturday, September 14, 2019 three English Education Study Program (PBI) of FKIP UNTIDAR students attended the English Language Teaching, Literature, and Translation (ELTLT) 19, as presenters at Grasia Hotel Semarang. They were Farid Romadhon, Ikrar Genidal Riadil, and Ayutya Khoirul Mar’ah, all of which are currently in fifth semester. It was the eighth international seminar organized by English Language and Literature Department of UNNES which invited four keynote speakers. Among the sepakers are; Prof. Jayne C. Lammers, Dr. Hasuria Che Omar, Dr. Abdul Mohammad Ali Jinnah, and Prof. Dr. Abdurrahman Faridi, M.Pd.

This year, the annual event raised “The Current Issues and Challenges of English Language Teaching, Literature, and Translation in the Disruption Era” as the theme. The title of the research presented by the three UNTIDAR students is “Inserts Used by Ariana Grande of Interview in Jimmy Fallon Talk Show”. They felt proud and happy to be one of presenters at an international seminar, as one of the students, Ikrar Genidal Riadil said, “Exciting and really challenging! I feel happier and its like more awsome to be at international conference. This is my second time presenting at an international conference, I feel I have gained more experiences, lots of knowledge too because many experts are from abroad so I can add relations for sharing ideas. (AL)

[:]

[:id]Seminar Nasional MIPA 2019 Ramaikan Rangkaian Pekan MIPA FKIP UNTIDAR[:]

[:id]

Jurusan MIPA FKIP UNTIDAR adakan Seminar Nasional MIPA 2019 dengan mengusung tema “Mencetak Sumber Daya Manusia MIPA Berkarakter Melalui Pembelajaran STEM” yang disesuaikan dengan Visi Indonesia yakni SDM Unggul Indonesia Maju. Seminar ini dilangsungkan pada hari Sabtu, 21 September 2019 bertempat di Wisma Sejahtera, Magelang. Kegiatan yang sudah berlangsung ke dua kalinya ini merupakan kegiatan tahunan yang dirangkaikan dengan acara Pekan MIPA tahun 2019.

Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd selaku ketua panitia menjelaskan tujuan dari seminar ini untuk meningkatkan suasana akademik di Jurusan MIPA. “Peningkatan itu melalui kegiatan diskusi akademik untuk membekali SDM khususnya calon pendidik MIPA yg berkarakter dengan pembelajaran STEM (Sains Teknologi Enginering dan Matematika) yang komprehensif sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan,” ungkapnya yang juga menjabat sebagai ketua jurusan MIPA FKIP UNTIDAR.

Pembicara utama dari seminar ini adalah Prof. Dr. agr. Mohammad Amin, M.Si. dari Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Marsigit, M.A. dari Universitas Negeri Yogyakarta yang sukses menarik 327 peserta dan 69 pemakalah dari kalangan mahasiswa, calon guru, guru, peneliti di bidang pendidikan MIPA untuk turut bergabung.

SNMIPA terselenggara atas kerja sama dengan UNNES, UST Yogyakarta, IVET Semarang, dan UKSW. “Dari tahun ke tahun kami selalu meningkatkan kualitas pelaksanaan, tahun ini artikel terpilih akan dipublikasikan ke jurnal terindeks Sinta 2 dan Sinta 3, selain itu tahun depan seminar ini akan ditingkatkan menjadi seminar internasional,” pungkas Lisin mengakhiri. (TP)

[:]

[:id]Monev Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) FKIP UNTIDAR 2019[:en]The Monitoring and Evaluation (Monev) of Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) FETT UNTIDAR 2019[:]

[:id]

Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) FKIP UNTIDAR 2019 telah dimulai. Mahasiswa dari kelima program studi di FKIP berkompetisi untuk mengajukan proposal terbaiknya. Di tahun ini, dari 28 proposal yang diajukan, 24 proposal lolos sebagai tim pilihan. Proposal – proposal yang lolos ini berasal dari 8 tim Prodi Pendidikan Matematika, 7 tim Prodi Pendidikan IPA, 5 tim Prodi Pendidikan Biologi, 3 tim Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan 1 tim Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jumat, 13 September 2019, FKIP melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) untuk 24 proposal yang lolos. Proposal yang lolos tidak hanya berkreasi tentang makanan yang inovatif tetapi juga wirausaha tentang pemanfaatan sampah plastik, pemanfaatan ranting pohon/ botol bekas, gantungan kunci dari limbah, jasa reparasi jam, dan pembuatan totebag.

Dalam kegiatan monev ini, setiap tim diminta untuk mempresentasikan laporan kemajuan masing – masing usahanya. Beberapa poin yang menjadi penilaian adalah kualitas produk, pencapaian target produksi dan penjualan, omset, startegi usaha, strategi pemasaran, luasan pasar, pengelolaan keuangan, dan potensi jangka panjang usaha. Monev ini juga bertujuan untuk mempersiapkan setiap tim agar menghasilkan produk yang berkualitas pada EXPO PMW FKIP UNTIDAR yang akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2019. (AG)

FKIP Berwirausaha!

[:en]

PMW of FETT Untidar 2019 has begun. Students from the five study programs at FETT compete to submit their best proposals. There are 28 proposals submitted this year. However, there were only 24 proposals become the chosen team. Those proposals were 8 proposals from Mathematics Study Program teams, 7 proposals from Science Education Study teams, 5 proposals from Biology Education Study teams, 3 proposals from English Education Study teams, and a proposal from Indonesian Language and Literature Education Study team.

FETT conducted the Monev for 24 proposals on Friday, September 13, 2019. The chosen proposals were not only creating innovative food, but also about entrepreneurship on the use of plastic waste, the use of tree branches or used -bottles, key chains from waste, watch-repair services, and the manufacture of totebag. Each team was asked to present a progress report of the program. There were some aspects to be assessed namely product quality, product achievement, and sales targets, business strategies, marketing strategies, market area, financial management, and long-term business potential. This Monev was aimed to prepare each team to produce the good quality products at the PMPO FKIP EXPO PMW which will be held on October 11, 2019. (ER)

[:]

[:id]Kuliah Daring bagi Mahasiswa Milenial, UNTIDAR Perkenalkan ELITA[:]

[:id]

Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. baru-baru ini mengedarkan surat perihal pelaksanaan E-learning. Surat dengan Nomor 256/UN57/PK.01.00/2019 tertanggal 10 September 2019 ditujukan pada seluruh Dekan Fakultas UNTIDAR, Kepala UPT TIK UNTIDAR, yang kemudian diteruskan pada seluruh dosen di lingkungan UNTIDAR. Pemberitahuan ini merujuk pada pasal 27 ayat (2) Peraturan Rektor Universitas Tidar Nomor 15/UN57/HK.01/ 2019 tentang Pedoman Akademik Universitas Tidar disampaikan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar berupa bersemuka dan daring (E-learning) yang diatur dalam pedoman tersendiri dan sebagai tindak lanjut kegiatan bimbingan teknis penyusunan konten mata kuliah e-learning Pendidikan Jarak Jauh. Pelaksaanaan proses pembelajaran dengan bentuk daring (E-learning) mulai semester Gasal Tahun Akademik 2019/2020 dengan ketentukan pada tiap semester dilaksanakan 2x sebelum UTS dan 2x sebelum UAS dengan mahasiswa lulus kuis/test minimal dengan nilai B disetiap pertemuan daring sebagai syarat untuk ikut UTS/UAS.

Sebelum edaran tersebut disebar, seluruh dosen di lingkungan Universitas Tidar terlebih dahulu dibekali dengan Workshop Pelatihan Pembelajaran E-Learning Universitas Tidar (ELITA) pada Rabu, 21 Agustus 2019, sehingga pelaksanaan kuliah daring dapat berjalan dengan baik. Asri Wijayanti, Plt Korprodi PBSI menyatakan bahwa kuliah menggunakan ELITA lebih efektif demi mencapai tujuan yang diharapkan dari setiap mata kuliah tanpa takut kekurangan waktu. “Dosen kan punya tuntutan lain selain mengajar, yaitu melakukan penelitian atau pengabdian. Ketika waktu dosen bentrok, harus melaksanakan workshop atau seminar call paper padahal ada jam mengajar, sekarang tidak perlu lagi ganti jam mengajar, tinggal pakai ELITA untuk mengganti tatap muka, sudah beres. Materi terkejar, waktu juga tidak terbuang,” ungkapnya.

ELITA sebagai sistem baru pembelajaran milenial memang masih dipandang menyusahkan, karena dosen harus mulai belajar menguasai dan mengoperasikan berbagai tools yang tersedia pada sistem tersebut. “Wajarlah kalau baru pertama kali ya pasti susah menyesuaikan diri, tapi lama-lama ya jadi gampang dan justru banyak membantu,” papar dosen wanita asal Kudus. Dalam pelaksanaannya ada beberapa masukan yang perlu diperhatikan pihak UPT TIK demi mendukung pembelajaran daring. Akhirnya Asri memungkasi pernyataannya, “Kalau bisa ditingkatkan lagi untuk akses ELITA. Ketika semua dosen dan mahasiswa mengakses ELITA di jam yang bersamaan di seluruh kampus koneksinya kadang lemot dan sering error, ini cukup menghambat juga. Tidak perlu di kampus juga sih mengakses ELITA, kalau di rumah pun juga kadang masih lemot untuk membuka sistem ini, semoga bisa menjadi masukan demi kualitas yang lebih baik.” (TP)

[:]

[:id]Raih Intensive Buku Ajar Ristekdikti, Widya Ratna: Ingin Lakukan Self Efficacy[:]

[:id]

Menjadi seorang dosen haruslah pintar melihat peluang untuk bisa meningkatkan kompetensi dirinya di bidang pendidikan. Kewajiban untuk melaksanakan tugas pengajaran, penelitian, dan pengabdian atau Tri Dharma perguruan tinggi haruslah dibarengi dengan aksi nyata pengembangan kompetensi. Termasuk Widya Ratna Kusumaningrum, M.Pd., M.Ed. dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNTIDAR yang baru saja memenangi kompetisi hibah dana buku ajar dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Sering-sering aja buka laman simlitabmas ristekdikti, di sana banyak celah untuk mendapatkan hibah-hibah untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang dosen,” ucap dosen satu anak ini.

Buku ajar yang dibuatnya ini terinspirasi dari Skema PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang juga didanai oleh Ristekdikti sebelumnya, saat itu ia melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Model Instrumen Tes Diagnostik Berbasis Dynamic Assessment dalam Mengidentifikasi Level Perkembangan Potensi Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris“. Tak berhenti di situ ia mengembangkan buku ajar dan dikompetisikan dalam skema Intensive Buku Ajar Ristekdikti. “Sebenarnya juga ingin mengukur kemampuan diri, bisa gak nih tembus program-programnya Dikti. Jadi lebih ke arah self efficacy itu sejauh apa,” tutur dosen yang mengenyam pendidikan S2 di Amerika Serikat.

Buku Ajar yang berjudul “Dynamic Approach to Oral Diagnostic Test” mendapat dana intensif senilai 17.5 juta rupiah, saat ini masih terbatas untuk internal, namun diharapkan buku ini bisa go public dan digunakan untuk melengkapi proses pembelajaran di tanah air. “Buku ajar harus memenuhi aturan sebuah buku seperti ada teori, ada soal evaluasi, dan yang paling penting harus autentik. Apalagi pemerintah sangat ketat dengan isu plagiarisme sehingga harus diusahakan plagiarisme-nya 0%. Nah kalau butuh kutipan maka wajib di parafrase-kan,” demikian tips yang diberikan bagi rekan-rekan lain yang ingin mencoba hibah ini. (TP)

[:]

[:id]EDSA Sukses Gelar Seminar Nasional Perdana Bertajuk CELL[:]

[:id]

English Department Students’ Association (EDSA), himaprodi PBI FKIP adakan seminar nasional perdana pada Sabtu, 29 Juni 2019. Seminar yang digelar oleh EDSA sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali. Akan tetapi seminar terdahulu bertajuk seminar pendidikan. Pada agenda kali ini tim EDSA berinisiatif untuk mentransformasi kegiatan yang tadinya seminar pendidikan menjadi seminar nasional. Suatu keberanian dan kegigihan yang luar biasa untuk dapat menyelenggarakan seminar nasional dengan kerja tim mahasiswa. Seminar nasional dengan fasilitas Call for Papers ini diberi nama Conference of English Language and Literature (CELL).

Tema CELL perdana ini adalah “Innovative Teaching of Language and Literature in Digital Era”. Tujuan diadakannya CELL ini sebenarnya untuk memberikan fasilitas khususnya bagi mahasiswa PBI FKIP UNTIDAR agar dapat mempublikasikan serta mempresentasikan paper yang sudah dibuat. Ternyata antusiasme peserta selain dari UNTIDAR sangat menggembirakan. Pasalnya seminar perdana ini berhasil mengumpulkan 200 peserta dari Jawa maupun luar Jawa dengan 63 peserta pemakalah.

Ketua panitia, M. Rauuf Oktavian Nur menuturkan “Saya sangat bersyukur karena EDSA berhasil memulai seminar nasional CELL dengan kerja keras panitia dan dukungan dari berbagai pihak”. Terlebih lagi dengan banyaknya partisipan yang hadir dalam seminar CELL ini. M. Rauuf menyampaikan bahwa jumlah peserta yang ada memang sudah cukup banyak, tetapi sedikit disayangkan karena antusiasme mahasiswa PBI belum maksimal. Hal ini dilihat dari jumlah artikel yang lolos untuk dipresentasikan lebih banyak dari Universitas lain.

Pembicara pada CELL kali ini adalah pakar yang berkompeten sesuai tema yang diambil, yaitu Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. Staf ahli bidang akademik Kemenristekdikti dan Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. dosen Universitas Siliwangi, kandidat Ph.D di University of New South Wales, Australia. Kedua berbicara tentang tren pembelajaran pada era digital sekarang ini. Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. memaparkan tentang proses belajar mengajar di era digital yang mencakup gambaran umum dunia di tahun 2050, fenomena revolusi industri 4.0, transformasi pembelajaran digital, dan evolusi teknologi dalam dunia pendidikan. Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. menjelaskan tentang bagaimana mengajar speaking berdasarkan perspektif ekologi dan peran dosen/guru dan mahasiswa/siswa dalam pembelajaran speaking. (ET)

[:]

[:id]Loloskan 24 Proposal PMW, FKIP Lebihi Target Awal[:]

[:id]

Kegiatan tahunan yang dilakukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTIDAR salah satunya adalah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program yang mendukung Visi UNTIDAR dalam basis wirausaha ini dipanitiai oleh Gugus Kemahasiswaan FKIP. Pelaksanaan PMW tahun 2019 cukup meningkat dibanding tahun sebelumnya, pasalnya dari target fakultas menerima 20 proposal akhirnya disetujui 24 proposal untuk di danai dari 28 proposal yang diajukan.

Eli Trisnowati, M.Pd. sekretaris kegiatan PMW menuturkan, “Tahun 2019 ini proposal mahasiswa terbilang bagus dan menarik, sehingga kami berani meloloskan 24 proposal melebihi kuantitas yang ditargetkan oleh fakultas, harapannya tahun depan fakultas bisa meningkatkan kuota penerima dana PMW lagi. Kalau tahun ini bisa 24 semoga tahun depan bisa nambah kuota jadi 30 proposal.”

Proposal yang diajukan diseleksi terlebih dahulu oleh tim reviewer dari Gugus Kemahasiswaan FKIP yang diketuai oleh Dr. Ericka Darmawan, M.Pd. “Saat ini proses PMW sedang berada pada titik penandatanganan perjanjian dengan PPK Universitas Tidar, untuk menurunkan dana 70% dari keseluruhan dana yang diberi yakni maksimal 2,5juta rupiah untuk tiap judul proposal.” Eli menjelaskan setelah penandatanganan perjanjian dengan pejabat pembuat komitmen, dana akan turun hanya sebesar 70% lalu agenda setelahnya adalah pelaksanaan usaha, dilanjutkan dengan expo.

Proposal yang diloloskan didominasi oleh usaha di bidang kuliner, masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. “Banyak inovasi yang dikembangkan mahasiswa dan potensi untuk berkembang itu besar, disitulah menariknya proposal tahun ini. Nah proposal yang tidak lolos itu bisa karena potensi berkembang dari usaha itu kecil, inovasi usahanya masih kurang, potensi mahasiswa yang mengajukan usaha juga kurang memadai,” ungkapnya. Saat ini persiapan untuk mematangkan usaha juga gencar dilakukan oleh tim PMW, pun untuk menyambut expo yang rencananya akan dilaksanakan bulan Oktober nanti. (TP)

[:]

[:id]Tim Mahasiswa FKIP menyabet juara II LKTIAN 2019 di Bangka Belitung[:en]UNTIDAR Team Wins  the Second Place LKTIAN 2019 in Bangka Belitung[:]

[:id]

Berbekal tekun dan optimis Didi Muno Irawan mahasiswa prodi S1 Teknik Mesin, Diah Rosita Dewi prodi PIPA dan Devi Khofifatur Rizqi prodi PBSI mewakili Universitas Tidar dalam lomba LKTIAN rangkaian LDK FAIR 2019 di Universitas Bangka Belitung. Lomba Karya Tulis Ilmiah Al Quran (LKTIAN) yang dikemas LDK Al-Madaniah ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan LDK Fair 2019 yang merupakan ajang bergengsi mahasiswa D1-S1 se-Indonesia dalam menyusun karya tulis ilmiah Al Quran.

Tim dari Universitas Tidar bersaing dengan berbagai Universitas yang ada di Indonesia. Pada tahap final, tim mahasiswa masuk dalam 12 besar Finalis. Pada tahap ini mahasiswa peserta lomba diminta untuk presentasi karya ilmiah yang disusun. Kegiatan ini dilaksanakan pada 30 April hingga 5 Mei 2019. Tim mahasiswa wakil dari Universitas Tidar yang maju untuk presentasi di Universitas bangka Belitung hanya dua mahasiswa yaitu Diah dan Devi. Hal ini karena Didi masih mengikuti kegiatan UTS.

“Awalnya, kami merasa tidak percaya diri saat akan tampil karena persiapan latihan presentasi yang kurang. Tetapi dengan keyakinan dan dorongan semangat dari berbagai pihak akhirnya kami bisa menyabet juara 2 LKTIAN” ungkap Devi.

 Karya Tulis Ilmiah Al Quran yang dilombakan oleh tim Universitas Tidar berjudul “Altabatis; Inovasi Teknologi Penanam Jagung Semi Otomatis dengan Metode Mechanic Sentrifugal Pressure korelasi Q.S. Yaasin ayat 33-35”. Judul tersebut dipilih karena tim mahasiswa prihatin dengan petani jagung yang mengalami rugi waktu dan tenaga, serta belum mengoptimalkan teknologi. Juara I LKTIAN 2019 diraih oleh Universitas Muhammadiyah Makassar dan juara 3 diraih oleh Universitas Mataram.[MW]

[:en]

Didi Muno Irawan student of Mechanical Engineering Study Program, Diah Rosita Dewi student of  Natural Science Education Study Program (PIPA) and Devi Khofifatur Rizqi Indoensian Language and Literature  Study Program (PBSI) represented UNTIDAR in the Al Quran Scientific Writing Competition (LKTIAN) in 2019 FAIR LDK series at Bangka Belitung University. The contest itself is part of a series of activities in the LDK Fair 2019 which is a prestigious event for vocational until undergraduates students in Indonesia.

Tim mahasiswa wakil dari Universitas Tidar yang maju untuk presentasi di Universitas Bangka Belitung hanya dua mahasiswa yaitu Diah dan Devi. Hal ini karena Didi masih mengikuti kegiatan UTS. The team from UNTIDAR had to  compete with other universities in Indonesia. In the final round, the team from UNTIDAR was succeed to be top 12 finalists. At this round, the participants were asked to present their scientific paper. The activity was held on 30 April to 5 May 2019. All team were also asked to present their scientific paper. There were only two students who represented UNTIDAR in Bangka Belitung University, they were Diah and Devi.

“At first, we felt insecure when we were going to perform because of the lack of preparation in training. But with confidence and encouragement from various parties we finally won the 2nd winner in LKTIAN, “Devi said.               .

UNTIDAR presented a paper entitled “Altabatis; Semi Automatic Corn Planter Innovation Technology with Q.S. Yaasin Correlation Mechanism Method of Centrifugal Pressure verses 33-35”. The title was chosen because the team was concerned with corn farmers who experienced a loss of time and energy, and had not optimized about technology. The first winner of the 2019 LKTIAN was won by the University of Muhammadiyah Makassar and the third place was won by the University of Mataram. [MW-NA]

[:]

[:id]Dr. Hari Pemilik HAKI “MUTIARA BERISI”[:en]Dr. Hari, The Owner of Intellectual Property Rights (IPR) “MUTIARA CONTAINS”[:]

[:id]

Bertepatan dengan upacara bendera dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019 di Universitas Tidar, Dr. Hari Wahyono, M.Pd., salah satu dosen inspiratif FKIP,  mendapat penghargaan  atas  prestasi beliau dalam memperoleh HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dr. Hari memegang hak cipta atas jenis ciptaan program komputer dengan nama MUTIARA BESARI (Menilai Mutu Berbicara  Berbasis Teknologi Informasi).

 “MUTIARA BERISI merupakan perangkat lunak tentang pengukuran kemampuan berbicara. Latar belakang penciptaan MUTIARA BERISI adalah adanya fenomena penilaian kemampuan berbicara yang masih manual dan perlu adanya penilaian kemampuan berbicara dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yaitu dengan pembuatan program komputer, sehingga penilaian kemampuan berbicara dapat dilakukan dimanapun dengan menggunakan MUTIARA BERISI” ujar Dr. Hari.

Terkait proses pengajuan HAKI MUTIARA BERISI, prosesnya tidak terlalu lama, ada beberapa persyaratan yang perlu dilengkapi dalam pengajuan HAKI secara daring, seperti identitas pencipta, panduan-panduan untuk pengguna, panduan-panduan untuk mengevaluasi produk MUTIARA BERISI, dan lain-lain.

Harapan dengan diperolehnya HAKI MUTIARA BERISI yaitu produk tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapapun, akpanpun, dimanapun, untuk kepentingan apapun terutama terkait dengan penilaian kemampuan berbicara dengan seizin pencipta MUTIARA BERISI. “Produk saya MUTIARA BERISI dapat digunakan dalam konteks penilaian pembelajaran ataupun dalam perlombaan berbicara seperti lomba pidato” imbuh Dr.Hari.

Adapun ajakan dari Dr. Hari untuk dosen-dosen FKIP  agar semangat berkarya cipta. “Mari Bapak Ibu, banyak hal dan peluang untuk Bapak Ibu dosen FKIP berkarya cipta dan karya cipta itu bisa dipatenkan dan bermanfaat bagi banyak orang. Tidak sulit untuk medapatkan HAKI kalau ada kemauan dan kemampuan” tambah Dr. Hari. (CA)

[:en]

Coinciding with the flag ceremony in commemoration of the National Education Day on May 2, 2019 at Tidar University, Dr. Hari Wahyono, M.Pd., one of FKIP’s inspirational lecturers, was honoured for his achievements in obtaining IPR (Intellectual Property Rights) from the Ministry of Law and Human Rights. Dr. Hari holds the copyright for a type of computer program created under the name “MUTIARA BERISI” (Assessing Information Technology-Based Speaking Quality).

 “MUTIARA BERISI is a software about measuring speaking skill/speech. The background its  creation is the phenomenon of the assessment of speaking skill which is still manual and the need for the assessment by utilizing information technology advances, namely by making computer programs, so that the assessment of speech can be done anywhere by using MUTIARA BERISI.” Hari said.

The submission process of IPR MUTIARA BERISI, is not too long. There are several requirements that need to be completed in submitting IPR online, such as the identity of the creator, guidelines for users, guidelines for evaluating the product, and others.

The expectation of obtaining the IPR of MUTIARA BERISI is that the product can be used by anyone, anywhere, anytime, for any purpose, especially related to the assessment of the speaking skill with the permission of the creator of MUTIARA BERISI. “My product MUTIARA BERISI” can be used in the context of learning assessment or in speaking competitions such as speech contests, etc.” added Hari.

Dr. Hari motivates FKIP lecturers to be productive with the greatest spirit, “Come on, Colleagues. There are many things and opportunities for FKIP lecturers’ to work on and create works that can be patented and useful for many people. It is not difficult to get IPR if there is a will and ability,’ closed Hari. (AL)

[:]