[:id]Mahasiswa FKIP Rebut  Kejuaraan Lomba Baca Sajak Tingkat Kota Magelang[:en]STUDENTS OF FKIP WON THE MAGELANG POETRY READING COMPETITION[:]

[:id]

Filsafat, Hasan Sukron, dan Nirma Melati mahasiswa FKIP Untidar berhasil maraih kejuaraan Lomba Baca Sajak Tingkat Kota Magelang. Masing-masing meraih juara 2, juara harapan 1, dan juara harapan 2.  Mereka bertiga yaitu Filsafat dan Nirma Melati saat ini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan Hasan Sukron adalah mahasiswa aktif pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kemenangan mereka diumumkan langsung pada akhir acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018 di gedung Multimedia Universitas Tidar.

Lomba Baca Sajak seleksi Kota Magelang ini adalah penyelenggraa yang kelima dari serangkaian lomba yang diagendakan kota/kabupaten di seluruh Jawa Tengah. Para Juara 1, 2, 3 dari masing-masing daerah kota/kabupaten tersebut selanjutnya akan mengikuti final tingkat Jawa Tengah. Artinya,  Filsafat  sebagai juara 2 nantinya berhak maju ke babak final tingkat provinsi.

Lomba yang digelar sejak pagi hingga sore itu menghadirkan tiga dewan juri yaitu para sastrawan dari luar Kota Magelang.  Ketiga dewan juri tersebut adalah Hendri TM, Bambang Iswanto, dan Tomas H Soekiran. Mereka begitu terpukau oleh penampilan para peserta yang terdiri atas para pelajar SMA dan mahasiswa, termasuk beberapa mahasiswa dari FKIP Untidar. Para peserta membacakan salah satu puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi “Sumpah Setyaki” karya Bambang Sadono.

Bambang Sadono adalah mantan Ketua Dewan Kesenian Jawa Tengah dan merupakan penggagas digelarnya lomba baca sajak tersebut. Pada acara pembukaan, Bambang Sadono menyampaikan apresiasi terhadap antuasiasme peserta yang mencapai 60 orang. Beliau juga berharap kegiatan perlombaan di bidang seni dan sastra ini dapat dikembangkan dan digalakkan. Sampai saat ini, menurutnya masih jarang perlombaan di bidang puisi yang teritegrasi hingga sampai tingkat Jawa Tengah. Kompetisi kebanyakan hanya berhenti pada lomba-lomba di tingkat wilayah dan daerah saja.

Kemenangan ketiga mahasiswa FKIP tersebut disambut gembira oleh selurh keluarga besar FKIP Untidar. Selamat kepada para pemenang, semoga sukses dan terus berlatih untuk kemenangan di tingkat Jawa tengah, semangat..! DZ.

[:en]

Filsafat, Hasan Sukron, and Nirma Melati, students of FKIP Untidar, won the Magelang Poetry Reading Competition. Filsafat won the 2nd place, Sukron and Melati won as the 1st and 2nd consolation winners. The three are students of the English Education and Indonesian Language and Literature Education Study Program. Their victory was announced directly at the end of the event which was held on Saturday 28 April 2018 at the Multimedia Building of the Universitas Tidar.

The Magelang Poetry Reading Competition was the fifth of a series of competitions held by cities / regencies throughout Central Java. 1st, 2nd, and 3rd place winners from each of the cities / regencies will then take part in the provincial level of Central Java for final. It means Filsafat as the 2nd winner will later represent Magelang to the final.

The competition which was held from morning to evening presented three juries, who are writers from outside Magelang city. The three juries were Hendri TM, Bambang Iswanto, and Tomas H Soekiran. They were so amazed by the appearance of the participants consisting of high school and university students, including some students from FKIP Untidar. The participants read one of the poems from the collection of poems “Sumpah Setyaki” by Bambang Sadono.

Bambang Sadono is a former Chair of the Central Java Arts Council and was the initiator of the poetry reading competition. At the opening ceremony, Bambang Sadono expressed his appreciation for the enthusiasm of the participants who reached 60 people. He also hoped that the competition in the field of arts and literature could be developed and promoted. Until the present time, according to him, competitions in the poetry field which are integrated up to the level of Central Java are still rare. Most competitions only stop at the sub-regional levels.

The victory of the three FKIP students was welcomed by the entire family of FKIP Untidar. Congratulations to the winners, good luck and continue practising for victory at the Central Java level! (AL)

[:]

[:id]Penerima Hibah PMW FKIP 2018 Mengikuti Kegiatan Bimtek[:en]FETT PMW Grantees Participated the Technical Meeting[:]

[:id]

Rabu (18/07/2018) bertempat di ruang A4.B6 gedung Fakultas Ekonomi telah dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Kegiatan bimtek ini menyusul pengumuman para penerima hibah PMW FKIP 2018 (16/07/2018). Pada tahun 2018, ada 15 proposal PMW yang lolos didanai. Selain ketua pemenang hibah, kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FKIP, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, panitia PMW FKIP 2018, serta dosen pendamping.

Kegiatan bimtek dibuka oleh Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr, Sukarno, M. Pd tepat pukul 10.00. Dalam sambutannya, dekan berpesan agar pemenang hibah PMW dapat melaksanakan program dengan sebaik mungkin. Selain itu, beliau juga berharap agar kegiatan wirausaha tidak hanya berlangsung selama program PMW berjalan, namun dapat terus berkembang menjadi kelompok wirausaha mahasiswa. Kegiatan bimtek dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh ketua PMW FKIP 2018, Rangga Asmara, M. Pd.. Dalam kesempatan tersebut, Rangga Asmara, M. Pd., menyampaikan mengenai jadwal pelaksanaan program yang meliputi pelaksanaan kegiatan PMW, monev, seminar hasil, ekspo, dan pelaporan. Materi kedua disampaikan oleh Widya Ratna Kusumaningrum, M. Ed. mengenai pedoman laporan administrasi keuangan. Tanggapan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan bimtek dapat dilihat dari antusias mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan. Berbagai pertanyaan dilemparkan mahasiswa kepada pemateri terkait pelaksanaan kegiatan PMW dan laporan administrasi keuangan.

“Meskipun dana hibah belum cair, kami mengharapkan usaha sudah mulai dirintis dan berjalan. Empat bulan tidaklah lama untuk mempersiapkan 2 agenda besar PMW yaitu presentasi laporan akhir dan ekspo. Pemenang hibah harus serius untuk mempersiapkannya. Pemenang hibah juga harus disiplin dan bertanggung jawab dalam menggunakan dana hibah. Akhirnya, kami hanya berpesan semoga PMW ini tidak hanya selesai pada saat ini saja, namun bisa bertahan dan menjadi unit usaha yang dapat dibanggakan”pesan ketua kegiatan PMW, Rangga Asmara, M. Pd. pada saat diwawancarai. (RI)

[:en]

Wednesday (07/18/2018), located in room A4.B6 Faculty of Economics building, all of the Student Entrepreneur Program (PMW) grantees participated the initial technical meeting. The event was carried out as the response toward the selection process of PMW FETT. In 2018, there are fifteen proposals selected and funded by the FETT. In the event, the Dean of FETT, Head of Language and Arts Department, steering committees, and some lecturers also attended it.

The technical meeting was opened by the Dean of FETT UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. at 10:00. On his speech, the dean expected the PMW grantees to run the activity well. In addition, he hoped that the entrepreneurship program will not only run during the PMW program but also it lasts longer than it, in which the students are expected to continue the program. Next, the technical meeting was continued with the presentation by the chairman of PMW, Rangga Asmara, M.Pd. On his explanation, he reminded the grantees about the schedule such as the entrepreneur program, monitoring and evaluation, seminar and expo. The activity was then continued by Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. She brought the discussion toward the financial report and how the students work with the report properly. From the three-our meeting, the students looked enthusiasm as seen from questions during the activity.

“Even though the grants have not yet been given, we expect the entrepreneur program should be started. The program will take 4 months in total and they have to start prepare the expo and final report. The grantees should be responsible in using the funds in order to make their proposal to be the real business unit after the program ends”, expected the chairman of PMW Rangga Asmara, M.Pd. (WR)

[:]

[:id]Dosen PBSI Untidar Jadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi SD[:en]Lecturers of PBSI Untidar become judges for literacy Festival and competition in elementary school[:]

[:id]

Setiap dosen memiliki kewajiban menyelesaikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Oleh karena itu, peran dosen di masyarakat menjadi sangat penting untuk mengaplikasikan keilmuan yang dimiliki. Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Kabupaten Magelang Tahun 2018, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar berkesempatan menjadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi Nasional SD Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Magelang.

“Tahun ini, seperti tahun-tahun yang lalu, kami, Dosen-dosen PBSI FKIP Untidar dipercaya menjadi juri lomba-lomba bidang sastra di Kabupaten maupun kota Magelang. Tahun ini, kami berkesempatan menjadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi SD Tingkat Kabupaten Magelang. Jenis lomba yang diselenggarakan terdiri atas lomba baca puisi, menulis cerpen, cipta pantun, cipta syair, dan mendongeng,” kata Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar.

Sebanyak sepuluh dosen terlibat sebagai dewan juri. Mereka adalah Drs. Budiono, M.Pd. dan Dzikrina Dian Cahyani, M.A. sebagai Juri Lomba Baca Puisi; Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., dan Drs. Fx. Samingin, M.Hum. sebagai Juri Lomba Menulis Cerpen; Asri Wijayanti, S.Pd., M.A. dan Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. sebagai Juri Lomba Cipta Pantun; Imam Baihaqi, M.A. dam Irsyadi Shalima, M.A. sebagai Juri Lomba Cipta Syair; dan Rangga Asmara, M.Pd., serta Ayu Wulandari, M.Pd. sebagai Juri Lomba Mendongeng.

Pelaksaan lomba tahun ini sedikit berbeda dengan tahun kemarin. Tahun ini para siswa diminta untuk mengirimkan karya, mereka tidak tampil secara langsung. “Siswa mengumpulkan rekaman video saat dia mendongeng. Beberapa siswa bahkan tampil natural saat bercerita dengan berlatar kebun atau taman. Ada pula yang berlatar panggung dengan beberapa penonton. Beberapa siswa juga mengenakan busana dan membawa media yang mendukung cerita. Selain itu, para siswa peserta lomba mendongeng juga wajib melampirkan teks cerita yang didongengkan,” tutur Ayu Wulandari, M.Pd. yang menjadi juri lomba mendongeng. Beliau juga menambahkan kriteria penilaian lomba mendonge terdiri atas intonasi, properti, dan orisinalitas cerita.

Peran dosen sebagai juri lomba merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Selain menilai, dosen diharapkan memberi masukan terhadap karya siswa yang menjadi juara pertama dan akan dipilih untuk mewakili tingkat Jawa Tengah.(WJ)

[:en]

It is a must for all lecturers to do tri dharma Perguruan tinggi (three pillars of higher education) which is consisted of education, research, and community service. Therefore, lecturers play important role in society to apply their knowledge. In the celebration of 2018 national education day in the Magelang regency, some lecturers of Indonesian Language and Literature study program (PBSI) of FETT Tidar University got opportunity to be judges for National Literacy Festive and Competition for elementary school.

“As usual, the lecturer of PBSI became judges for literature area for around Magelang. This year, we became judges for National Literacy Festive and Competition for elementary school.  The competitions such as poetry reading, short story writing, writing Malayan Poetry, writing story with verse form, and retelling story,” said Rangga Asmara, M.Pd., the coordinator of PBSI FKIP Untidar.

There were ten lecturers who became judges. They are Drs. Budiono, M.Pd. and Dzikrina Dian Cahyani, M.A. as judges for poetry reading competition; Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., and Drs. Fx. Samingin, M.Hum. as judges for short story writing competition; Asri Wijayanti, S.Pd., M.A. and Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. as judges for writing Malayan poetry competition; Imam Baihaqi, M.A. and Irsyadi Shalima, M.A. as judges for writing story with verse form; and Ayu Wulandari, M.Pd. as judges for retelling story competition.

The competition which is held in this year was little bit different with previous year. This year, students must submit their works first. “Students submit their performance in retelling story in recording version. Some students can perform naturally while retelling story. They used some background, such as park, backyard, and stage with audiences. They also used preparing costume and media to support their story. The students must attach the text of their story,” said Ayu Wulandari, M.Pd, judges of retelling story. She also added the criteria of this competition, such as intonation, property, and originality of the story.

The role of the lecturer as a judge is one of the community services. Besides assessing, the lecturer is expected to give suggestion to students’ work which became winner and to be chosen as the participant in the Central Java. (GF)

[:]

[:id]FKIP Adakan Sosialisasi dan Penguatan Komitmen sebagai Tindak Lanjut Program PDS[:en]Lecturer Goes to School: How the Socialization Program Run?[:]

[:id]

Jumat (27/7), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Sosialisasi dan Penguatan Komitmen Program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS). Acara tersebut dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. sebagai penanggung jawab program. Selain itu, perwakilan keempat sekolah mitra PDS juga datang, yaitu SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, dan SMP Negeri 11 Magelang.

“Perwakilan sekolah yang datang terdiri atas kepala sekolah, satu Guru Bahasa Indonesia, dan satu Guru Bahasa Inggris yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti program ini. Khusus untuk SMP, ditambah satu Guru IPA,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untidar sekaligus koordinator program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si menegaskan program ini bemanfaat bagi dosen maupun guru. Dosen dapat meningkatkan kemampuan paedagogik, sedangkan guru memiliki satu artikel Penelitian Tindakan Kelas. Siswa juga dapat merasakan manfaat program ini dengan adanya pembelajaran aktif di kelas.

“Konsep dasar program ini adalah dosen yang ada di Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) mampu menghadirkan pengalaman nyata proses pelaksanaan pembelajaran yang baik dan relevan dengan tuntutan mutu sekolah. Oleh karena itu, dosen harus mengalami langsung menjadi guru melalui program ini,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., saat menjelaskan konsep PDS.

Selain dihadiri perwakilan dari sekolah mitra, acara ini juga dihadiri oleh Dosen FKIP yang terlibat sebagai pengelola program. Beberapa dosen terlibat sebagai pengelola dan sebagian lain menjadi mitra guru di sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Setelah sosialisasi, program ini akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah orientasi sekolah dan kelas; pengembangan perangkat pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelatihan dan pendampingan PTK, serta seminar hasil PTK.

Program PDS merupakan salah satu kebanggan FKIP. Pasalnya, program ini merupakan hibah revitalisasi LPTK yang dimenangkan FKIP. Hibah ini diinisiasi oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti. Semoga FKIP makin jaya. (WJ)

[:en]

On Friday (27/7), the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) held a Socialization and Strengthening Program for Lecturer Goes to School (PDS). The event was ceremonially opened by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. as the advisor of the program. The event was attended by the PDS partner schools such as SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, and SMP Negeri 11 Magelang.

“The school representatives who came to the event were the principal, an Indonesian Language Teacher, an English Language Teacher, and Particularly for junior high school level, we involve two science teacher, “said Rangga Asmara, M.Pd., as the coordinator of the program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. emphasized that this program is useful for both lecturers and teachers. As he said, lecturers can improve pedagogical abilities, while teachers will learn how to do Classroom Action Research. Not to mention, students will get the benefits from the active teaching learning process in the class.

“The basic concept of this program is that the Teacher Training Institution (LPTK) presents the authentic and good experience which is relevant to school need. Therefore, the lecturers must go and teach in the school directly “explained Rangga Asmara, M.Pd. In addition, the event was attended by FETT lecturers as the school collaborators who are actively involved in the teaching process and program organizers who manage the program.

After socialization, this program will be continued to the next stage, i.e., school and class orientation, material development, learning implementation, teaching practice, classroom action research, seminar on action research.

The PDS program is one of the presticious FETT’s program. FETT won a LPTK revitalization grant given by Director General of Learning and Studen Affairs (BELMAWA) – Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristek Dikti). Last but not least, FETT will have a better future. FETT is the Best. (WR)

 

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Lakukan Tugas sebagai Guru Saat PPL[:]

[:id]

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa keguruan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa Semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Tahun ini, sebanyak 211 mahasiswa FKIP mengikuti PPL yang diselenggarakan di 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang.

“PPL tahun ini diikuti oleh 101 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 110 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Selain itu, terdapat 11 mahasiswa yang mengikuti PPL Antarbangsa di Malaysia,” tutur Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Untidar sekaligus Koordinator PPL.

“Mahasiswa wajib mengajar selama sekurang-kurangnya 12 kali. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, seperti piket, ekstrakurikuluer, pengelolaan perpustakaan, penanganan kesulitan belajar, dan kegiatan lain yang bersifat insidental. Misalnya, pembinaan lomba, peringatan hari kemerdekaan, maupun acara lainnya. Mahasiswa juga wajib menulis laporan PPL yang terdiri atas laporan kelompok dan individu. Laporan kelompok berupa laporan persekolahan, sedangkan laporan individu terdiri atas laporan mengajar dan kesulitan belajar,” tutur Endah Ratnaningsih, M.Pd., Dosen PBI sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada saat penyerahan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Mustika Rosiana, Mahasiswa PPL dari PBSI mengaku dilibatkan dalam acara pramuka bertajuk Maratama (Penerimaan Tamu Ambalan) sebagai rangkaian kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Negeri 2 Magelang. “Mahasiswa PPL dibagi menjadi dua shift, 15 mahasiswa mengikuti kegiatan MPLS pada pagi hari dan 10 mahasiswa dilibatkan untuk mengikuti acara puncak pada malam hari,” tutur Mustika Rosiana dengan penuh semangat.

“Pada minggu awal PPL, kami mulai melaksanakan kegiatan observasi dan piket. Kami mulai mengumpulkan data delapan standar nasional pendidikan untuk melengkapi laporan persekolahan. Selain itu, kami melaksanakan piket di sekolah, yaitu merekap presensi siswa dan memberikan tugas, serta mengawasi kelas saat guru yang sedang mengajar sedang berhalangan. Kami juga sudah mulai mengikuti guru pamong untuk observasi kelas sebelum praktik mengajar,” tutur Indah Meiliani, mahasiswa PBI yang PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Setelah tahap observasi, mahasiswa akan mulai mengajar di kelas. Sebelum mengajar, mahasiswa wajib menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus dikonsultasikan dengan guru pamong dua hari sebelum praktik.

PPL ini dilaksanakan dengan sistem blok selama tiga bulan. Jadwal kegiatan PPL diawali dengan penyerahan ke sekolah pada 16 – 20 Juli 2018; observasi pembelajaran dan persekolahan pada 23 – 27 Juli 2018; pelaksanaan pembelajaran dan laporan 30 Juli – 19 Oktober 2018; penarikan PPL 22 – 26 Oktober 2018. Setelah itu mahasiswa mengikuti ujian PPL di kampus.(WJ)

[:]

[:id]Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia KKL di Malaysia[:en]Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program Held Fieldwork in Malaysia[:]

[:id]

Mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Mahasiswa mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Malaysia pada Senin – Kamis (23 – 26 Juli 2018) lalu. Kegiatan ini sebagai penguatan dan penunjang perkuliahan di kelas.

“Mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman mengobservasi pembelajaran di sana. Selain itu, setelah mengikuti KKL mahasiswa dapat menemukan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga mereka tidak hanya mempelajari teori. Oleh karena itu, tempat tujuan KKL mahasiswa adalah instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu mahasiswa,” tutur Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Untidar.

Seluruh mahasiswa S-2 kompak untuk mengikuti KKL ini. Mereka didampingi langsung oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, sekaligus Dosen Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan yang memadukan kunjungan atau study-banding dan wisata ini dilaksanakan di Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) setara sekolah menengah kejuruan (SMK)  dan 4 sekolah kebangsaan (SK) setara sekolah dasar (SD) di Indonesia. Setelah itu, mahasiswa berkunjung ke Genting Highlands, pasar seni, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, bukit bintang, dan Putrajaya.

Tahun 2018 ini merupakan KKL S-2 pertama kali yang diikuti mahasiswa semester 3 pascasarjana. Pasalnya, tahun 2017 kemarin merupakan angkatan pertama Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa di Indonesia di Untidar. Pada tahun pertama ini tercatat 7 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan. Semoga ke depan Pascasarjana Untidar lebih maju dan berkembang.(WJ)

[:en]

Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program conducted fieldwork in Malaysia on Monday – Thursday (23-26 July 2018). This activity aimed to class lecture’s reinforcement and support.

“Students are expected to have some experiences of learning observation at the class. After joining fieldwork, the students found the reality so that they do not only learn theory. Hence, , the destination of the student is an institution that deals with student disciplines,” said Dr. Yulia Esti Katrini,M.Si as the Coordinator of Indonesian Language and Literature Education Post-graduate Program UNTIDAR.

All post-graduate students are coincided to follow this fieldwork. They were accompanied by Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, Dean of FETT and Postgraduate Indonesian Language and Literature lecturer. This fieldwork integrated both visitation and vacation that were carried out at Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) equivalent to vocational high schools (SMK) and 4 Sekolah Kebangsaan (SK) equivalents to elementary schools in Indonesia. After that, students visit Genting Highlands, art markets, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, Bukit Bintang, and Putrajaya.

This year is the first time for third semester postgraduate students joined fieldwork. Last year was the first generation of Postgraduate Program in Indonesian Language and Literature Education at Untidar. There were 7 students who attending the lectures. Hopefully, Postgraduate Untidar is more advanced and developed. (AG)

[:]

[:id]Sebelas Dosen dari Pendidikan Matematika dan Dosen Pendidikan Biologi menjadi Keluarga Baru FKIP[:]

[:id]

Rabu 11 Juli 2018 menjadi hari yang membahagiakan bagi FKIP karena bertambahnya sebelas orang dosen yang menjadi keluarga baru. Keluarga baru dari dosen Pendidikan Matematika meliputi Arief Wicaksono, M.Pd., Nurul Aprilia, M.Pd., Zuida Ratih, M.Pd., Yesi Franita, M.Pd., Fadhilah Rahmawati, M.Pd., dan Megita Dwi P, M.Pd. Sementara Dosen Baru Pendidikan Biologi meliputi Dr. Ericka Darmawan, Ika Sukmawati, M.Pd., Karunia Galih P., M.Sc., Sekar Jati P., M.Pd., dan M.Radian, Nur Alamsyah, M.Pd. Pada hari tersebut secara resmi diserahkan Surat Keputusan Rektor Untidar tentang pengangkatan Dosen Program Studi Baru di Lingkungan FKIP. Dalam hal ini Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. mewakili Pelaksana Tugas Rektor Untidar menyerahkan SK tersebut secara langsung kepada dosen yang bersangkutan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. di Ruang Multimedia Untidar. Dalam sambutannya Prof. Dr. Sukarno, M.Si menyampaikan selamat bergabung dengan keluarga FKIP, semoga bisa bekerja keras dan kerja cerdas untuk kejayaan FKIP Untidar. Dr. Ericka Darmawan, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih telah dipercaya untuk bergabung di keluarga FKIP, selanjutnya dia berharap agar dengan bergabungnya teman-teman bisa menambah amunisi baru untuk kejayaan FKIP.

Dosen Prodi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi pada awalnya merupakan tim penyusun proposal pengusulan program studi baru yang dimulai sejak awal tahun 2017. Pada pertengahan tahun pendirian program studi disetujui dan pada tahun 2018 ini mulai menerima mahasiswa baru. Berdasarkan pengumuman hasil seleksi SNMPTN dan SBMPTN setidaknya Program Studi Pendidikan Matematika telah memiliki 80 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Sementara Program Studi Pendidikan Biologi telah memiliki 74 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Total seluruh mahasiswa diterima pada masing-masing prodi ini sejumlah 105 mahasiswa yang terbagi ke dalam 3 kelas. (SP)

[:]

[:id]Dosen PBSI Terbitkan Puisi di Magelang Ekpres[:en]FETT Untidar: The Lecturer of PBSI Publish his Poem in Magelang Ekspress[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari salah satu Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar, Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. Salah satu karya dosen yang memiliki keahlian di bidang sastra ini dimuat di surat kabar harian Magelang Ekspress edisi Sabtu, 30 Juni 2018.

“Sebetulnya ini sudah ketiga kalinya puisi saya dimuat di Magelang Ekspress. Selain itu, salah satu puisi saya juga menjadi Finalis Lomba Seni dan Sastra UGM tahun 2014 dan diterbitkan pada buku kumpulan puisi berjudul Distopia: Antologi Puisi oleh penerbit UGM Press. Beberapa puisi lainnya juga telah dimuat di surat kabar harian Tribun Jogja beberapa waktu yang lalu,” tutur Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. di sela-sela kesibukannya sebagai dosen.

Karya terbaru yang dimuat di Magelang Ekspress ini merupakan tiga puisi berjudul Antara Ayodya dan Kiskenda; Kisah Seekor Tikus; dan Etika: untuk Seseorang yang Mengatasnamakannya. Ketiga puisi tersebut dikirimkan ke redaksi Magelang Ekspress melalui surat elektronik redaksimenoreh@gmail.com dan jsuroso@gmail.com. Tidak hanya untuk dosen, Magelang Ekspres juga menerima karya dari mahasiswa, baik berupa puisi, cerpen, esai, catatan budaya, dan resensi. Kolom Menoreh yang memuat karya-karya tersebut merupakan bagian yang disediakan untuk umum sehingga semua orang diperkenankan untuk mengirimkan karya.

“Saya berharap mahasiswa dan dosen-dosen lain dapat mencoba untuk mengirimkan karya di sana sebagai bentuk eksistensi diri. Bagi mahasiswa, khususnya PBSI, sebaiknya mencoba menulis dan mengirimkannya sebagai bukti terlibat langsung di dunia kepenulisan, tidak hanya belajar teori semata,” tambah Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.

Ayo, warga FKIP dan fakultas lain di Untidar, semangat menulis. Salam sastra, salam budaya.(WJ)

[:en]

The good news came from one of the lecturers of Indonesian Language and Literature Department (PBSI), Universitas Tidar, Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.  The lecturer who is expert in literature published one of his works in Magelang Ekspress on Saturday, 30th June 2018.

 “Actually, this is the third; my poem is published in Magelang Ekspress. In addition, one of my poems is also the finalist of UGM’s Art and Literature Competition in 2014 and it is published in poetry book entitled Distopia: Antologi Puisi. It is published by UGM Press. Other poems had been published in Tribun Jogja some time ago,” said Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. during his break time as a lecturer.

The latest works published in Magelang Ekspress is three poems entitled Antara Ayodya dan Kiskenda; Kisah Seekor Tikus; dan Etika: untuk Seseorang yang Mengatasnamakannya. Those three poems were sent to Magelang Ekspress editor through email redaksimenoreh@gmail.com and jsuroso@gmail.com. Not only lecturers’ work, Magelang Ekspress also received the students’ works such as poem, short story, essay, cultural note, and reviews. The Menoreh column containing that works is provided for public so that everyone is allowed to submit the work.

 “I hope the students and other lecturers can try to submit their works as a form of self-existence. It is better for students, especially PBSI, try to write and send it as the prove in authorship world, so they not just leaning the theory,” addedd Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.

Come on, the academic community of FETT and other faculties, write! (WJ/AW)

[:]

[:id]Praktek Mengajar di Luar Negeri, Mahasiswa FKIP Pamitan ke Rektor[:en]Teaching Practice Abroad, FKIP Students Said Goodbye to the Rector[:]

[:id]

Pada hari kamis (19/7) bertempat di gedung Rektorat Universitas Tidar (UNTIDAR), sebanyak 20 orang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTIDAR berpamitan ke Rektor UNTIDAR untuk mengikuti program praktek mengajar di luar negeri. Dari kedua puluh mahasiswa tersebut, 11 orang mahasiswa mengikuti program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Kebangsaan, 2 orang mahasiswa mengikuti Program SEA Teacher dan 7 orang mahasiswa S2 mengikuti Program KKL. Kedua puluh mahasiswa tersebut berpamitan ke Rektor, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Among Wiwoho, S.E., M.M., selaku Kepala Biro Umum dan Keuangan, sedangkan mahasiswa FKIP didampingi oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, serta Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP UNTIDAR.

Program PPL Kebangsaan, yang diikuti 8 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 3 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia (PBSI) ini, dilaksanakan di lima sekolah di Malyasia, yaitu di Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor, SK Hulu Yam Baru, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, dan SK Bandar Sungai Buaya. PPL Kebangsaan ini rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 23 Juli sampai 19 Agustus 2018.

Program SEA Teacher diikuti 2 orang mahasiswa Program Studi S1 PBI. Program SEA Teacher merupakan salah satu program dari SEAMEO (Southeast Asian Ministerof Education Organization)yang mengadakan pertukaran mahasiswa yang akan mengajar bahasa inggris di berbagai negara Asia Tenggara. Dalam program ini, FKIP UNTIDAR mengirim dua orang mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar di Iloilo Science and Technology University – Filipina dan menerima dua orang mahasiswa asing dari Chiang Rai Rajabhat University – Tahiland yang akan melakukan praktik mengajar di SMA Negeri 1 Magelang. Program ini berlangsung 13 Agustus – 11 September 2018. Dalam pamitan ini juga turut serta tujuh orang mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Malaysia.

Dalam berpamitan, Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., yang mewakili rombongan menyampaikan bahwa diharapkan mahasiswa praktikan tidak hanya mengasah hard skill, tetapi juga harus mengasah soft skill, terutama kemampuan beradaptasi dengan kebudayaan di negara lain. “Mahasiswa praktikan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi secara internasional”, imbuh Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

Dalam sambutannya, Kepala BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., menyampaikan selamat bertugas dan menjaga nama baik UNTIDAR dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Teman-teman mahasiswa diharapkan mencermati perbedaan kultur antara di Indonesia dan di Malaysia agar tidak terjadi masalah selama bertugas di sana”, imbuh beliau. (EJ)

[:en]

On Thursday (7/19), at the Office of Rector of Universitas Tidar (UNTIDAR), 20 students from the Faculty of Teachers Training and Education (FKIP) UNTIDAR said goodbye to the Rector of UNTIDAR to join the teaching practice program abroad. Of the twenty students, 11 students participated in the Kebangsaan Teaching Practice Program (PPL), 2 students joined the SEA Teacher Program and 7 students of Masters Degree participated in the MPA Program. The twenty students said goodbye to the Rector, who was represented by Among Wiwoho, SE, MM, as the Head of the General and Financial Bureau, while FKIP students were accompanied by the Dean, Vice Dean of Administration and Finance, and the Head of the Language and Arts Department of FKIP UNTIDAR.

The Kebangsaan PPL Program, which is joined by 8 undergraduate program students of the English Language Study Program (PBI) and 3 of the Indonesian Language Education Study Program (PBSI), will be held at five schools in Malyasia, namely at the Hulu Selangor Science Middle School, SK Hulu New Yam, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, and SK Bandar Sungai Buaya. The PPL is scheduled to be held from July 23 to August 19, 2018.

The SEA Teacher Program, which is joined by 2 undergraduate program students of the PBI, is one of the programs from SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization) which holds exchanges for students who will teach English in various Southeast Asian countries. In this program, FKIP UNTIDAR sends two students who will do teaching practice at Iloilo Science and Technology University – the Philippines and received two foreign students from Chiang Rai Rajabhat University – Thailand who will practice teaching at SMA Negeri 1 Magelang. The program will take place on August 13 – September 11, 2018. In this occasion, there were also seven post graduate students of the Indonesian Language and Literature Education who would conduct Field Work Lectures (KKL) in Malaysia.

In saying goodbye, the Dean of FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc., who represented the group said that the students were expected to hone not only the hard skills, but also the soft skills, especially the ability to adapt to cultures in other countries. “Students are expected to improve their competence internationally”, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc added.

In his remarks, the Head of BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., conveyed his congratulations on the duty and asked them to maintain the good name of UNTIDAR and the Unitary State of the Republic of Indonesia. “Students are expected to look at the differences in culture between Indonesia and Malaysia so that there will be no problems during their duty there,” he closed. (AL)

[:]

[:id]Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0 melalui Seminar Pendidikan[:en]Preparing to Face Industrial Revolution 4.0 through Education Seminar[:]

[:id]

Rabu (18/7) menjadi hari yang penting bagi himpunan mahasiswa prodi Pendidikan IPA. Pasalnya, himaprodi Pendidikan IPA mengadakan agenda yang akan diselenggarakan secara rutin yaitu seminar pendidikan. Seminar pendidikan kali ini mengusung tema “Tantangan Pendidikan IPA dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.  Ada 3 narasumber dalam seminar ini yaitu Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M. Si. dari Universitas Jember, Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. dan Eko Juliyanto, M. Pd. dari Universitas Tidar.

Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M. Si. membeberkan setidaknya ada 12 tantangan teknologi yang harus dihadapi, diantaranya mobile internet, automation of knowledge work, advanced robotic, energy storage, dan advanced materials. Setidaknya terdapat beberapa kelebihan dalam era revolusi industri ini yaitu koneksi, efisiensi, peningkatan hidup, peluang baru. Sebagai calon guru yang akan datang mahasiswa pendidikan IPA harus menyiapkan keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa didiknya.

Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. memaparkan materi dengan subtema “revolusi belajar sains di era disrupsi teknologi dengan SOLE”. SOLE ini merupakan singkatan dari self organizing learning environment yaitu suatu kemampuan untuk belajar mandiri. Harapannya mahasiswa dapat mengenali dirinya sendiri agar dapat belajar secara mandiri. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, mahasiswa harus kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. “Setidaknya empat keterampilan ini yang dapat membantu mahasiswa pendidikan IPA agar dapat menghadapi revolusi industri 4.0 ini” ujar dosen prodi Pendidikan Biologi ini.

Pemateri terakhir pada seminar pendidikan ini adalah Eko Juliyanto, M. Pd. Beliau memaparkan tentang rancang bangun pembelajaran blended learning dalam pembelajaran IPA di SMP. Menurutnya, pembelajaran saat ini harus diarahkan untuk memfasilitasi kompleksitas siswa. Tantangan bagi guru saat ini tidak hanya bagaimana cara mengajarkan IPA tetapi juga mengembangkan model pembelajaran (TIK). Kemampuan yang dulu hanya dimiliki oleh sarjana TIK ini kini juga harus dimiliki oleh sarjana pendidikan. ET

[:en]

Wednesday (18/7) became the important day for students association of Natural Science Education Study Program (himaprodi Pendidikan IPA). They held an agenda which will be annual event, namely educational seminar. The theme of this educational seminar is “the challenge of Natural Science Education in facing Industrial revolution 4.0”. There are three keynote speakers, they are Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M.Si from University of Jember, Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. and Eko Juliyanto, M. Pd. from University of Tidar.

Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M.Si. exposed at least 12 technologies must be faced, such as mobile internet, automation of knowledge work, advanced robotic, energy storage, and advanced materials. There are some positive sides in industrial revolution era, such as connectivity, efficiency, living enhancement, new opportunity. As the future teacher candidate, students of natural science education must prepare not only the skill which is needed for them but also the skill which is needed for students they taught.

Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. explained “revolution in learning science in disrupted era with SOLE” as the theme of the material. SOLE which is stand for self organizing learning environment is the ability of the students to learn by themselves. In facing industrial revolution 4.0, students must have critical, creative, communicative, and collaborative skills. “At least those skills can help students in facing the industrial revolution 4.0,” said the lecturer of biology education.

The last speaker in this seminar is Eko Juliyanto, M. Pd, who talked about master plan of blended learning in studying natural science in junior high school. According to him, nowadays, learning must be directed to facilitate the students’ complexity. The challenge for the teachers is not only the way to teach natural science but also develop ICT learning model. The ICT ability must be had by bachelor of education. GF

[:]