[:id]PKM 2018 : BOSARANG, Cara Asik Belajar Bahasa Inggris[:en]PKM 2018: Bosarang, Fun Way to Learn English[:]

[:id]

Bosarang (Bongkar Pasang Orang) merupakan metode pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan potongan-potongan gambar. Metode ini tengah dikembangkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Tidar.

“Saya sedih melihat anak-anak di kampung saya kurang menguasai Bahasa Inggris bahkan masih sangat jauh di bawah rata-rata. Besar kemungkinan karena letak sekolahnya cukup jauh dari kota dan sarana prasarana yang kurang mendukung,” jelas Ayutya Khoirul Mar’ah, mahasiswa Prodi PBI semester 2 asal Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang

Keprihatinannya ini menjadi ide awal dalam mengembangkan sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik, sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak terutama usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bersama kedua temannya, Ratna Dwiyaning Raharjanti dan Damayanti, Ayutya membuat sebuah terobosan pembelajaran Bahasa Inggris ”BOSARANG” (Bongkar Pasang Orang) guna mempermudah siswa untuk mempelajari teks deskriptif.

Teks deskripsi adalah sebuah paragdraf yang berisi penggambaran objek, tempat atau peristiwa sehingga orang yang membacanya seolah-olah sedang melihat atau merasakan langsung apa yang diceritakan pada paragraf tersebut.

Metode Bosarang mula diaplikasikan pada siswa-siswi MTS Kaliangkrik Magelang pada bulai Mei- Juli 2018.

”Tim melaksanakan 4 kali pertemuan yaitu : pre-test, pemberian materi tanpa media, pemberian materi dengan media dan post-test,” tambah Ayutya.

Setelah mendapatkan hasil pre-test, ditemukan fakta bahwa siswa-siswi kelas 8 MTs Kaliangkrik masih kesulitan dalam menyusun teks deskriptif. Pada pertemuan berikutnya, tim memberikan penjelasan tentang bagaimana mendeskripsikan orang, baik menggunakan media maupun tidak.

”Siswa sangat antusias dalam memperhatikan materi terlebih saat mereka mengaplikasikan media Bosarang. Bosarang ini seperti jenis puzzle yang bisa disusun sesuai keinginan siswa,” ujarnya.

Tim menyediakan berbagai gambar dan puzzle jenis postur tubuh, bentuk rambut, mata, hidung dan lain-lain. Pendiskripsian kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan teknik Bosarang pada 3 bulan terkahir ini membuahkan hasil.

”Setelah menggunakan Bosarang, paragraf dibuat siswa menjadi lebih panjang dengan kosakata yang lebih beragam,” jelas Ayutya.

Bosarang merupakan salah satu Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dari UNTIDAR yang berhasil lolos seleksi oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Bosarang merupakan Kelompok PKM Penelitian Sosial Humaniora (PSH), judul lengkapnya Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang. (Ratna Dwiyaning Raharjanti/DN)

[:en]

Human puzzle (Bosarang) is a English teaching method by using picture which is cut into pieces. This method was developed by students of English Education study program (PBI) University of Tidar.

“I was sad when knew that children in my village have under average ability in English. This is because of the school is too far away from the city, and there is no supported facilities,” said Ayutya Khoirul Mar’ah, 2nd semester students of PBI who came from Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang.

Her concerns became basic idea in developing a teaching method in learning English in interesting, simple, and easy to understand way for children especially for junior high school students.

With her friends, Ratna Dwiyaning Raharjanti and Damayanti, Ayutya made a breakthrough in English teaching method BOSARANG (puzzle of human) which is used by students to learn descriptive text easier.

Descriptive text is a paragraph which describe an object, place, or an event that made reader can see, or feel directly what people describe in that paragraph.

Bosarang method was began to apply to students of MTS Kaliangkrik Magelang on May – July 2018.

“The team made 4 times meeting, they are: pre-test, give material without media, give material wit media, and post-test,” added Ayutya.

After did the pre-test, it can be found a fact that the 8th grade students of MTS Kaliangkrik were still found difficulties in arranging descriptive text. In the next meeting, the team explained how to describe human by using media and not using media.

“the students were so enthusiast with the media that is used, moreover when they applied Bosarang media. Bosarang is a kind of puzzle that can be used by students to be arranged as they wanted,” she said.

Team provided some pictures and puzzles of human body, kind of hairs, eyes, noses, etc. Describing English words by using Bosarang technique for this 3 moths got the result.

After using Bosarang, paragraph that is made by students became longer and used many kinds vocabularies,” explained Ayutya.

Bosarang is one of students creativity program (PKM) held by University of Tidar which passed the selection held by Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristekdikti). Bosarang is PKM group of Social and humanities research, with entitled the importance of Bosarang learning method through student’s creativity in descriptive text learning in MTS Kaliangkrik- Magelang (Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang). (GF)

[:]

[:id]Berhasil Menjadi Grand Finalist Seleksi Tingkat Wilayah, Tim NUDC Untidar Melaju ke Seleksi Tingkat Nasional[:en]Succeeded in Becoming Grand Finalist in Region Level, NUDC Untidar Team Road to National Selection[:]

[:id]

Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah. Ajang bergengsi tersebut dilaksanakan pada tanggal 5-6 Juli 2018 bertempat di Universitas Dian Nuswantoro. Peserta seleksi sebanyak 32 tim yang merupakan perwakilan perguruan tinggi di Jawa Tengah. Setiap perguruan tinggi hanya mengirimkan satu tim perwakilan. Tim NUDC UNTIDAR diwakili oleh 2 mahasiswa FKIP yaitu Yusuf Yuliyanto (PBI) dan Novia Indri (PBI) sebagai debaters dan 1 mahasiswa FE yaitu Novia Suci (EP) sebagai N1 adjudicator.

Terdapat tujuh tahap dalam seleksi NUDC tingkat wilayah yaitu preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, dan final round. Tim NUDC UNTIDAR unggul di preliminary round 1-4 hingga melaju ke babak semi final bertemu dengan tim NUDC UNNES, POLINES, UPS Tegal. Meskipun menghadapi lawan yang tangguh, tim NUDC UNTIDAR mampu bersaing hingga maju ke babak final. Di babak final tim NUDC UNTIDAR bertanding dengan Tim NUDC UNNES, UNDIP, dan UNSOED untuk merebutkan champion, runner up, dan grand finalist. Perjuangan tak kenal lelah tim NUDC UNTIDAR membuahkan hasil yang memuaskan. Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah dan berhak melaju ke seleksi tingkat nasional mewakili Kopertis VI.

Kegiatan seleksi NUDC tingkat wilayah memberikan kesan bagi peserta yang terlibat. Novia Indri, salah satu anggota tim NUDC UNTIDAR, menyampaikan bahwa banyak peserta yang memiliki public speaking dan critical thinking bagus. Hal tersebut mendorong dirinya untuk terus belajar. “Semoga debat berbahasa inggris di UNTIDAR semakin maju. Karena banyak hal yang dapat diasah dalam debat seperti public speaking dan critical thinking” imbuhnya di akhir wawancara. (RI)

[:en]

NUDC UNTIDAR team succeeded in becoming grand finalist on NUDC region selection. This event was held on 5 to 6 July 2018 in Dian Nuswantoro University. The participants were 32 teams who were the representatives of each university in Central Java. Each university only sent one team. The representatives of NUDC UNTIDAR team were Yusuf Yuliyanto and Novia Indri (English Education Study Program) as the debaters from FETT and Novia Suci (Economic Development) as N1 adjudicator.

There were seven stages on the NUDC region selection, namely preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, and final round. The NUDC UNTIDAR team excelled in the preliminary round 1-4 to advance to the semi-finals meeting with the NUDC UNNES, POLINES, and UPS Tegal teams. Despite facing a formidable opponent, the NUDC UNTIDAR team was able to compete until it progressed to the final round. In the final round the NUDC UNTIDAR team competed with NUDC UNNES, UNDIP and UNSOED teams to win champion, runners up, and grand finalist. The tireless struggle of the NUDC UNTIDAR team paid off satisfactory results. The UNTIDAR NUDC team succeeded in becoming a grand finalist in the selection of regional-level NUDC and road to the national selection to represent Kopertis VI.

Region Level of NUDC selection gave some impression for some participants. Novia Indri as one of the NUDC UNTIDAR member told that many participants have wonderful public speaking and critical thinking. It boosted her in learning continuously. “Hopefully the English-language debate at UNTIDAR is progressing. Because there are many things that can be sharpened in debates such as public speaking and critical thinking, “she added at the end of the interview. (AG)

[:]

[:id]Bingung Publikasi Dimana? FKIP Siap Tampung Artikel Ilmiah[:en]Do you want to post your articles? FETT welcomes your academic articles![:]

[:id]

FKIP Untidar sebagai bagian dari Universitas Tidar yang berbasis riset kembali membuktikan partisipasinya dalam dunia publikasi ilmiah. Setelah melewati proses panjang review artikel, jurnal-jurnal FKIP sudah menerbitkan edisi pertama di tahun 2018 ini. Totalnya ada 7 jurnal di FKIP yang menerbitkan artikel di edisi ini.

Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya yang kini sudah terindeks DOAJ ini menerbitkan 8 artikel untuk tiap edisinya. Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching menerbitkan 10 artikel. Indonesian Journal of Science and Education menerbitkan 8 artikel, sedangkan Indonesian Journal of Education and Learning menerbitkan 7 artikel. Keempat jurnal tersebut dapat diakses di laman http://jurnal.untidar.ac.id.

Tiga jurnal terbaru di FKIP yang menyusul terbit yaitu Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), Journal of Research on Applied Linguistics Language and Language Teaching, dan  Jurnal REPETISI: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tak kalah penting untuk meningkatkan akses bagi masyarakat luas, ketiga jurnal tersebut juga sudah berbasis OJS (open journal system). Ketiganya dapat diakses di laman yang berbeda dari empat jurnal sebelumnya yaitu di http://jom.untidar.ac.id. Meskipun ketiga jurnal terbilang baru, tetapi artikel-artikel yang dipublikasikan sudah melewati tahapan penerbitan jurnal yang runtut. Tampaknya jurnal FKIP sudah mulai dilirik oleh banyak penulis, terlihat dari ketiga jurnal baru yang diterbitkan di FKIP sudah ada penulis dari luar Universitas Tidar. Penulis yang berminat untuk menerbitkan artikelnya di jurnal-jurnal FKIP UNTIDAR dapat langsung mengunjungi laman masing-masing jurnal.

Meningkatnya jumlah jurnal di lingkungan FKIP akan menambah khasanah referensi ilmiah. Harapannya semua jurnal di FKIP dapat menjaga ke-eksis-annya di dunia publikasi. “Perlu kerja keras dan kerja sama dari dewan redaksi setiap jurnal agar eksistensi jurnal tetap terjaga” Ujar Siswanto, M. Pd. salah satu dewan redaksi IJNSE. ET

[:en]

FETT that based on research as the part of Untidar prove its existence in science publication world. After the long process in reviewing articles, for the first edition FETT released some journals in 2018. There were 7 journals that published articles in this edition.

Transformatika: Language, Literature and Teaching Journals that was legalized DOAJ published 8 articles for each edition. Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching published 10 articles. Indonesian Journal of Science and Education released 8 articles, while Indonesian Journal of Education and Learning published 7 articles. The fourth journals can be accessed on http://jurnal.untidar.ac.id.

FETT has three upcoming journals, namely Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), Journal of Research on Applied Linguistics Language and Language Teaching, and REPETISI: Indonesian Language and Literature Education Research. In improving people access, these journals have already based on OJS (open journal system). These journals can be easier accessed in http://jom.untidar.ac.id.

These journals are the newcomers; however some published articles have passed several systematical stages. Many writers/researchers are interested in FETT journals. It can be seen from the numbers of writer who come from other city. The writers who want to publish their articles on FETT journals, they can directly click on each journal website. The rise of FETT journals will increase scientific references. All of the FETT journals are expected to existing in publication world. “It needs hard work and cooperation from every journals’ editorial staff in order to keep the existence”, said one of IJNSE editorial staff, Siswanto, M.Pd. (AG)

[:]

[:id]Civitas Akademika FKIP Tempati Gedung Baru[:en]FETT Moved to New Building[:]

[:id]

Kamis (12/7), seluruh civitas akademika FKIP mulai mempersiapkan kepindahan ke gedung FKIP yang baru di Jalan Kapten Suparman 39 Magelang. Renovasi gedung FKIP Universitas Tidar makin tampak hasilnya. Gedung FKIP yang direnovasi selama 4 bulan sejak bulan Februari kini sudah mulai bisa ditempati. Civitas akademika FKIP yang semula harus pindah sementara ke SMP Kristen dan SMK Kristen Magelang kini sudah dapat melakukan aktivitasnya di gedung FKIP. Renovasi gedung FKIP memang belum sepenuhnya selesai, tetapi ruangan di gedung FKIP sudah dapat ditempati untuk beraktivitas. Ada beberapa ruang baru di gedung FKIP tersebut.

Ruang dekanat yang semula berada di lantai 1 kini berpindah ke lantai 2. Ruang sebelah utara lantai 1 gedung FKIP yang dulu merupakan ruang dekanat, kini digunakan sebagai ruang dosen MIPA (dosen Prodi Pendidikan Matematika, dosen Prodi Pendidikan Biologi, dan Dosen Prodi Pendidikan IPA). Ruang dosen Prodi PBSI dan PBI masih menempati ruang yang sama seperti sebelum direnovasi. Ruang lantai 1 di sayap kiri rencananya akan digunakan sebagai ruang TU, ruang laboratorium MIPA dan ruang laboratorium bahasa. Lantai 1 sebelah timur akan digunakan sebagai ruangan untuk koordinator prodi di FKIP. Mahasiswa FKIP yang akan menggunakan ruang perkuliahan di tahun ajaran baru 2018/2019 nantinya akan menempati ruang perkuliahan di lantai 2 gedung FKIP dan sebagian di ruang Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Harapannya gedung FKIP yang baru ini dapat menambah semangat civitas akademikanya untuk menjadikan FKIP menjadi fakultas yang semakin baik. ET

[:en]

Thursday (12/7), all of civitas academica of Faculty of Education and Teachers’ Training were beginning to prepare the moving to new building in Jalan Kapten Suparman 39 Magelang. The renovation which is held for 4 months since February was almost finished.  FETT was previously moved to SMP and SMK Kristen Magelang. The renovation actually has not completed yet, but some rooms can be used to do some activities.

There are some new rooms in new building of FETT. The room for the dean which previously was in first floor now is moved to 2nd floor. The north side of the first floor now used for lecturers of Mathematic and Natural Science study program (Lecturer of Mathematic education, Biology education, and natural science education study program). The rooms for lecturer of Indonesia Language and Literature Education and English Education study program are not moving. The left side in the first floor will be used for administration office, laboratory for Mathematics and Natural Science, and laboratory for Language. The east side of the first floor will be used for coordinator of Study programs in FETT.  Lecturing for 2018/2019 academic year will be held in second floor of FETT new building, and part of Economic and Technic buildings. Hopefully by moving to new building of FETT, the spirit of civitas academica of FETT can be better. (GF)

[:]

[:id]Siapkan Calon Guru Professional, FKIP Bekali Mahasiswa dengan PPL[:en]Socialization of Teaching Practice Experience Program Prepares FETT Students to be Professional Teacher Candidates[:]

[:id]

FKIP merupakan fakultas yang menghasilkan lulusan calon guru. Salah satu upaya untuk menyiapkan calon guru yang professional, FKIP UNTIDAR mengadakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa. Di Tahun 2018, FKIP Untidar mengadakan beberapa program pengalaman lapangan diantaranya PPL nasional, PPL antar bangsa, dan pertukaran mahasiswa sebagai SEA TEACHER.

PPL merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa untuk melaksanakan praktik mengajar, layanan kesulitan belajar, dan praktik sekolah. PPL nasional dilaksanakan pada semester gasal 2018/2019 dengan sistem blok waktu selama 3 bulan. Sementara itu, PPL antar bangsa dan pertukaran mahasiswa ssebagai Sea Teachers dilaksanakan dengan sistem blok selama 1 bulan.

Mahasiswa peserta PPL harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya adalah telah menempuh dan lulus minimal 110 SKS, mencantumkan mata kuliah PPL pada KRS, telah lulus mata kuliah prasyarat, serta terdaftar sebagai mahasiswa program S1 FKIP Untidar pada semester diselenggarakannya PPL.

PPL nasional merupakan PPL yang dilaksanakan di sekolah yang berada di dalam negeri yang sementara dilaksanakan di Kota dan Kabupaten Magelang. Terdapat 20 kelompok mahasiswa peserta PPL dari Prodi Bahasa Inggris dan 22 kelompok mahasiswa peserta PPL dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang terdistribusi dalam 16 sekolah mitra PPL nasional. Setiap kelompok akan dibimbing oleh satu dosen pembimbing lapangan (DPL). PPL nasional direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli sampai 26 Oktober 2018.

 “Semoga PPL nasional, PPL antar bangsa, dan kegiatan SEA TEACHER 2018 dapat berjalan dengan lancar, sukses, tanpa kendala yang berarti” kata ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Lilia Indriani, M. Pd. pada saat diwawancara. (RI)

[:en]

Faculty of Teachers’ Training and Education  Untidar (FETT) is a faculty that produce teacher candidate gradutes. For preparing the students to be professional teacher candidates, FETT Untidar holds Teaching Practice Experience Program (PPL). In 2018, FETT Untidar holds several programs such as national PPL, internatioal PPL , and also SEA TEACHER.

PPL itself is a program which facilitates the students to conduct teaching practice, difficulties learn PPL nasional dilaksanakan pada semester gasal 2018/2019 for three months. In the other hand, international PPL and SEA TEACHER  will be held for one month.

The students who participate those programs should pass the requirements for the programs. The requirements are they should complete and pass 110 credits, include PPL course on their Study Plan Card (KRS), pass the prerequisite courses, and should be registered as the students of undergraduate program of FETT Untidar at the same year of PPL program held.

The national PPL is a program that is implemented in schools located within the country and it is temporarily implemented in city and districts of Magelang. There are 20 groups from English Education Study Program (PBI) and 22 groups from Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) for national PPL program 2018, and they are all distributed in 16 partner schools. Each group will be guided by a field supervisor (DPL). The national PPL is planned to be held from 16 July to 26 October 2018.

“Hopefully the national PPL, international PPL, and SEA TEACHER 2018 activities can run smoothly, successfully, without any significant constraints,” said the head of the Department of Language and Arts Education, Lilia Indriani, M. Pd.  (RI-NA)

[:]

[:id]EDSA Untidar Gelar Seminar Pendidikan “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”[:en]EDSA UNTIDAR Carried Oout Education Seminar “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”[:]

[:id]

Selasa (10/7) ratusan mahasiswa padati Auditorium Universitas Tidar. Datang dari berbagai macam kota guna menghadiri Seminar Pendidikan bertema “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”. Acara yang diselenggarakan oleh English Department Student Association tersebut dihadiri oleh Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd. sebagai narasumber.

Marlinda Ayuni, Ketua Panitia, mengatakan acara tersebut merupakan agenda rutin EDSA. Seminar Pendidikan kali ini memiliki tema tersebut mengingat metode pembelajaran abad 21 ini sudah wajib berbasis teknologi dengan berbagai macam model.

“TPACK: The Concept and Practice to build Multimodal Literacy for 21st Century Learning” istilah pembuka yang digunakan oleh Dr. Nur arifah Drajati, M.Pd. saat membuka materi. Selanjutnya dosen asal Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi didalam kelas yang menunjang Active Learning, Authentic Learning, Reflective Learning dan Collaborative Learning.

Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dari Untidar, UNS, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Agama Islam Negeri Kudus, dan Universitas Terbuka, serta beberapa guru dari Sekolah Menengah Atas di Magelang, Temanggung dan sekitarnya, ini terasa meriah sejak dibuka oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., ditambah dengan penampilan memukau dari Wilda Ulfiyanti dan Octaviera Regita Prameswari yang membawakan beberapa lagu.

Beberapa mahasiswa mengatakan seminar tersebut sangat sesuai dengan kondisi pembelajaran saat ini. “Saya sangat senang dan merasa semakin terbuka untuk memanfaatkan teknologi lebih jauh dalan perkuliahan,” ujar Ayu Desania, mahasiswi Untidar semester 2.

Kaprodi Prodi PBI Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. berharap agar kedepannya acara rutin EDSA tersebut bisa terus berjalan sekaligus memberi efek positif untuk semua peserta.

[:en]

Tuesday (10/7), hundreds of students assembled in Auditorium of Tidar University. They came from various cities to participate Education Seminar entitled “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”. This event was held by English Department Student Association which was attended by Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd as the source.

Marlinda Ayuni as the leader of the event said that this seminar was EDSA’s routine agenda. The theme of this seminar was 21st century learning method that based on technology in many models.

Dr. Nur Arifah Drajati,M.Pd opened the seminar by delivering “TPACK: The Concept and Practice to build Multimodal Literacy for 21st Century Learning”. Then this lecturer who comes from Sebelas Maret University (UNS) explained about technology usage in the classroom that supported Active Learning, Authentic Learning, Reflective Learning and Collaborative Learning.

The seminar has attended by some students from UNTIDAR, UNS, UNY, IAIN Kudus, and Universitas Terbuka, and some Senior High School teachers from Magelang, Temanggung, and the surrounding Magelang. This event was so attractive since Prof. Dr. Sukarno, M.Si opened the seminar, and furthermore it was added by Wilda Ulfiyanti and Octaviera Regita Prameswari who sang several songs.

Some students said that this seminar was so appropriate toward learning nowadays. “I’m so happy and I feel like I can get more exploration in using technology in lecture. “ said Ayu Desania as UNTIDAR second semester student.

Moch. Malik Al Firdaus,M.Pd as the Coordinator of PBI expects  that EDSA’s routine agenda will always exist and give positive effect to the participants.  (AG)

[:]

[:id]Menjaring Dua Delegasi SEA TEACHERS dari FKIP UNTIDAR[:en]FKIP Recruits Delegations for SEA Teachers Program[:]

[:id]

Senin (28/05/2018) bertempat di FKIP UNTIDAR, seleksi wawancara tingkat Fakultas dalam program SEA TEACHERS  (program pertukaran mahasiswa yang akan mengajar di berbagai Negara di kawasan Asia Tenggara)  diikuti oleh empat mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang sudah lolos seleksi administrasi.

Para mahasiswa terlihat antusias dan semangat dalam mengikuti seleksi wawancara tersebut. Keempat mahasiswa tersebut adalah Eka Kusuma Adianingrum, Umi Rahmawati, Lidya Ayu Mutiarani, dan Titin Nurhayati.  Mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sesi wawancara dengan baik dan lancar.

 Salah satu peserta seleksi, Eka Kusuma Adianingrum menjelaskan bahwa dia tertarik ikut serta dalam seleksi program SEA TEACHERS karena dia ingin mendapatkan pengalaman mengajar dan ilmu baru tentang pengajaran di lingkup Asia Tenggara. “Saya ingin mengupgrade potensi diri agar lebih siap untuk menjadi pendidik dan bias berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia serta untuk menambah relasi” imbuh Eka.

Berdasarkan hasil seleksi wawancara di Fakultas, terpilih dua delegasi yang akan mengikuti sesi wawancara dengan pihak SEA TEACHERS 2018, mereka adalah Eka Kusuma Adianingrum dan Umi Rahmawati. Dua delegasi FKIP UNTIDAR tersebut diharapkan  dapat menambah wawasan mereka dengan adanya kesempatan mengajar di salah satu Negara di Asia Tenggara serta mereka dapat membawa nama baik Indonesia di kancah ASEAN. [CA]

[:en]

(28/05/2018) – Four selected students of Faculty of Education and Teachers’ Traning (FKIP) were participated on the interview for SEA TEACHERS program ( a students’ exchange program of South East Asia).

The students were enthusiastic and exciting in participating the interview. Those four student were Eka Kusuma Adianingrum, Umi Rahmawati, Lidya Ayu Mutiarani, dan Titin Nurhayati.  They all could pass and answer the interview well.

One of the participants, Eka Kusuma Adianingrum explained that she was interested in joining the recruitment program for SEA TEACHERS since she wanted to get teaching experience and   new teaching method in South East Asia context. “I want to upgrade my self-potential so that I will be ready to be a competent teacher, contribute for education in Indonesia, and also expand connections,’ she added.

Based on the interview result,  there were two students who were choosen as the delegation  to join to the next interview with the representative of SEA TEACHERS 2018.  Those two lucky students are Eka Kusuma Adianingrum dan Umi Rahmawati. Those two delegations from FKIP UNTIDAR are hoped to gain more knowledge and experience by joining SEA TEACHERS program and teaching in one of  the countries in Sout East Asia. Moreover, they can present Indonesia in South East Asia. [CA-NA]

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Memborong Piala di Ajang PEKSIMITAS[:en]FETT Students be The Champions in Peksimitas (University Student Art Week)[:]

[:id]

Mahasiswa FKIP Untidar kembali tampil menjadi juara. Kali ini, mahasiswa FKIP menjadi juara pada ajang pekan seni mahasiswa universitas (peksimitas) yang diselenggarakan oleh BEM KM Untidar. Peksimitas diselenggarakan pada hari Rabu-Kamis 30-31 Mei 2018 dengan beberapa tangkai perlombaan yaitu lomba menyanyi tunggal putra/putri, lukis, baca puisi dan monolog. Kegiatan peksimitas merupakan kelanjutan dari pekan seni mahasiswa fakultas (peksimikul) dan ajang seleksi perwakilan UNTIDAR pada pekan seni mahasiswa daerah (peksimida).

Peksimitas diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan UNTIDAR. Jumlah peserta yang banyak menjadikan tugas berat dewan juri untuk memilih sang juara dari masing-masing tangkai lomba. Dewan juri yang kompeten dilibatkan dalam peksimitas. Meskipun menghadapi lawan peserta yang berbakat, mahasiswa perwakilan FKIP tidak kalah saing. Mereka berhasil menjadi juara dan memborong piala di ajang peksimitas. Lomba menyanyi tunggal terbagi dalam genre pop, keroncong, dan dangdut. Ahmad Khoirudin dan Fido Noviandi berhasil memenangi lomba menyanyi pop putra sebagai juara 1 dan juara 2. Oktaviera Regita dan Annysa Maisara Tiarasita berhasil menjadi juara 1 dan juara 3 pada lomba menyanyi pop putri. Sementara itu, Gery Aby dan Widya Mega berhasil menjadi juara 1 dan juara 3 pada lomba menyanyi dangdut putra, Wilda Ulfiyanti meraih juara 1 lomba menyanyi dangdut putri.

Pada tangkai lomba melukis, Rudi Susilo berhasil menjadi juara 1. Ridwan Setyo dan Laili Hidayani berhasil menjadi juara 1 dan juara 2 pada tangkai lomba baca puisi. Pada tangkai lomba monolog mahasiswa perwakilan FKIP atas nama Kevin Aditya dan  Dyan Tyas Utami berhasil menjadi juara 1 dan juara 2. Juara 1 masing-masing tangkai lomba akan mewakili UNTIDAR pada ajang peksimida. Kompetisi di peksimida tentu lebih berat. Oleh karena itu, para juara harus terus berlatih dan mengasah kemampuan sebelum bertanding.

Terus berprestasi mahasiswa FKIP!. (RI)

[:en]

Untidar FETT students again become the champions. This time, FETT students acquired the champions in the University Students Arts Week (Peksimitas) organized by BEM KM Untidar. Peksimitas held on Wednesday-Thursday 30-31 May 2018 with several competitions, namely singing competition, painting, poetry reading and monologue. Peksimitas is an art competition in university level and the selection of UNTIDAR representatives at the Local Student Art Week (Peksimida).

Peksimitas is joined by some representatives’ students from each faculty in UNTIDAR. The number of participants makes the judges hard to decide the winner from each competition. Some qualified judges are involved in Peksimitas. Despite facing talented participants, students of FETT representatives are no less competitive. They managed to become champions and got trophies in the event. Singing contest is divided into pop, keroncong and dangdut genres. Ahmad Khoirudin and Fido Noviandi won the Male Pop singing contest as 1st and 2nd winner. Oktaviera Regita and Annysa Maisara Tiarasita succeeded to become the 1st and 3rd winner in the Female Pop singing contest. Meanwhile, Gerry Aby A. and Widya Mega A. succeeded to become 1st and 3rd winner in Male Dangdut singing contest, Wilda Ulfiyanti won the first champion Female Dangdut singing contest.

In painting competition, Rudi Susilo became the winner. Ridwan Setyo and Laili Hidayani succeeded to be 1st winner and the runner-up of Poetry Reading. Monologue competition was also won by Kevin Aditya as the 1st winner and Dyan Tyas Utami as the runner up. All of the first winner in every competition will be the UNTIDAR’s representatives in Peksmida. Therefore, the champions should continue to practice and exercise their skills before the event.

Hunt more achievements, guys! (AG)

[:]

[:id]EDSA BAYANAKA Gelar Buka Puasa Bersama Demisioner[:en]EDSA BAYANAKA Held Ramadan Fast-breaking with the former EDSA Board[:]

[:id]

Magelang (30/06) – Upaya mempererat hubungan kekeluargaan EDSA dengan organisasi lainnya terus digalakkan. Divisi Human Resource Development tak henti-hentinya mencarikan jalan untuk Pengurus EDSA agar dapat mengenal organisasi lainnya. Seperti halnya kegiatan yang dilakukan seluruh pengurus EDSA BAYANAKA tadi sore. Bertempat di Jl anggrek 2 kelurahan kemirirejo kecamatan magelang tengah, yang merupakan kediaman dari salah satu pengurus EDSA BAYANAKA Meira Elok, EDSA BAYANAKA menggelar Buka Bersama dengan tajuk “Buka Bersama Bareng Demisioner”. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus EDSA BAYANAKA dan Demisioner EDSA periode 2017/2018. Acara ini merupakan temu perdana antara seluruh pengurus EDSA dan Demisioner EDSA. Acara ini dibuka dengan perkenalan  oleh Demisioner dan dilanjutkan perkenalan oleh pengurus EDSA BAYANAKA.

Beberapa hal yang dibahas dalam acara ini antara lain kesan-pesan Demisioner EDSA dan juga kiat-kiat mempertahankan kesolidan sebuah organisasi. Topik yang dibahas begitu menyita perhatian dengan bukti seluruh peserta larut dalam obrolan tersebut. Mutiara Abdul Majid, selaku mantan ketua himpunan EDSA memberikan motivasi kepada seluruh pengurus EDSA tentang bagaimana seharusnya berorganisasi. Tak lupa beliau juga memberikan semangat bekerja untuk EDSA yang lebih baik. “saya mendefinisikan semangat mengabdi untuk EDSA hanya dengan satu kata. Yaitu Ikhlas” Tandasnya, yang kemudian disambut dengan tepuk tangan seluruh peserta. Diharapkan acara seperti ini hendaknya sering dilakukan. Selain untuk menambah rasa kekeluargaan, memupuk semangat dengan kebersamaan juga sangat dibutuhkan.(Ana/EDSA)

[:en]

Magelang (30/06) – Efforts to strengthen EDSA good relationships with other organizations continue to be encouraged. Human Resources Development Division is constantly doing serious attempt to invite active participation of EDSA Board in getting to know other organizations; to put it call an activity carried out by all administrators of EDSA BAYANAKA this afternoon. Taking place on Jalan Anggrek 2 Kelurahan Kemirirejo, Magelang Tengah, which is the residence of one of the board of EDSA BAYANAKA Meira Elok, the organization gathered its member to the Ramadan fast-breaking. The event was presenting the title “Buka Bersama Bareng Demisioner” (Ramadan Fast-breaking, or iftar with the former EDSA Board) It was attended by all administrators of current EDSA BAYANAKA and the former EDSA Board of 2017/2018. This event was also marking the inaugural meeting between all current and the former 2017/2018 EDSA Board. The introduction lead by the former board of EDSA was pleasantly greeted by the board of EDSA BAYANAKA. The latter continued the session with introduction as well.

Some of the things discussed in this event include messages and tips disclosure from the former EDSA Board on maintaining the solidity of an organization. The topic discussed was solemnly captivating the participants’ attention. Even then, they dissolved in the pretty engaging chat. Mutiara Abdul Majid, the EDSA’s former chairman, motivates the current EDSA board on how to organize. He also shows support and spirit for the better EDSA. “I define the spirit to show dedication to EDSA with just one word “ikhlas” (sincere, whole-hearted-)” he said, which was then greeted with the applause of all participants. The participants of this Ramadan Fast-breaking hope the similar events should often be done. In addition to adding a sense of kinship, fostering the spirit with togetherness is also very necessary. (Ana / EDSA)

[:]

[:id]Tampung Aspirasi Mahasiswa, Himpro di FKIP Selenggarakan 2 Jam Bersama Prodi[:]

[:id]

Jumat (25/5), himpunan mahasiswa program studi (Himpro) di lingkungan FKIP serentak mengadakan kegiatan rutin setiap akhir semester yang bertajuk “Dua Jam Bersama Prodi”. Acara tersebut menjadi salah satu sarana komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Pada acara tersebut, mahasiswa setiap program studi berdiskusi langsung dengan dosen yang mengajar pada prodi tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah saling berbagi pikiran, pengalaman, dan masukan bagi FKIP agar menjadi lebih baik. Dalam forum tersebut, mahasiswa dapat menyampaikan kritik, saran, uneg-uneg, atau keluhannya baik tentang pelaksanaan perkuliahan maupun sarana dan prasarana yang ada di lingkungan FKIP. FKIP secara transparan dan bebas memberi ruang bagi mahasiswa untuk tidak perlu takut dalam menyempaikan keluh kesahnya.

FKIP yang memiliki tiga prodi secara bergantian melaksanakan sesi acara dua jam bersama prodi. Sesi pertama adalah dua jam bersama Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang dimulai pukul 07.30 WIB di auditorium Universitas Tidar. Sesi kedua dimulai pukul 10.30 WIB digunakan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sesi terakhir ditutup dengan dua jam bersama Prodi Pendidikan IPA. Acara diikuti oleh seluruh angkatan dari masing-masing prodi. Setiap sesi acara dibuka langsung oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M. Si., dengan bersyukur atas partisipasi pejabat struktural, dosen, dan mahasiswa.

Acara utama dari masing-masing prodi yakni kesempatan yang diberikan pada mahasiswa untuk menyampaikan keluh kesah dan kesan-kesannya selama satu semester. Persoalan yang mereka kemukakan sangat bervariasi, mulai dari persoalan tugas-tugas yang diberikan dosen, hingga sarana dan prasarana ruang perkuliahan. Di antara persoalan yang dirasa penting untuk mendapat tanggapan atau penjelasan, saat itu juga mendapat klarifikasi dari Prof. Dr. Sukarno, M. Si., diantaranya mengenai pengajuan laboratorium untuk mahasiswa Prodi Pendidikan IPA yang sudah diajukan dan masih menunggu proses persetujuan.

Acara ini mendapat tanggapan sangat positif, khususnya oleh mahasiswa. Mahasiswa sangat berterimakasih pada fakultas yang telah mengadakan program ini. Acara yang memberi ruang untuk menyampaikan keluh kesahnya demi perbaikan perkuliahan dan sistem perkuliahan. Menutup acara dua jam bersama prodi, Prof. Dr. Sukarno, M. Si. menyampaikan bahwa semua masukan akan ditindaklanjuti dengan serius dan secepatnya. ET

[:]