[:id]Mahasiswa FKIP Lakukan Tugas sebagai Guru Saat PPL[:]

[:id]

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa keguruan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa Semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Tahun ini, sebanyak 211 mahasiswa FKIP mengikuti PPL yang diselenggarakan di 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang.

“PPL tahun ini diikuti oleh 101 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 110 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Selain itu, terdapat 11 mahasiswa yang mengikuti PPL Antarbangsa di Malaysia,” tutur Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Untidar sekaligus Koordinator PPL.

“Mahasiswa wajib mengajar selama sekurang-kurangnya 12 kali. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, seperti piket, ekstrakurikuluer, pengelolaan perpustakaan, penanganan kesulitan belajar, dan kegiatan lain yang bersifat insidental. Misalnya, pembinaan lomba, peringatan hari kemerdekaan, maupun acara lainnya. Mahasiswa juga wajib menulis laporan PPL yang terdiri atas laporan kelompok dan individu. Laporan kelompok berupa laporan persekolahan, sedangkan laporan individu terdiri atas laporan mengajar dan kesulitan belajar,” tutur Endah Ratnaningsih, M.Pd., Dosen PBI sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada saat penyerahan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Mustika Rosiana, Mahasiswa PPL dari PBSI mengaku dilibatkan dalam acara pramuka bertajuk Maratama (Penerimaan Tamu Ambalan) sebagai rangkaian kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Negeri 2 Magelang. “Mahasiswa PPL dibagi menjadi dua shift, 15 mahasiswa mengikuti kegiatan MPLS pada pagi hari dan 10 mahasiswa dilibatkan untuk mengikuti acara puncak pada malam hari,” tutur Mustika Rosiana dengan penuh semangat.

“Pada minggu awal PPL, kami mulai melaksanakan kegiatan observasi dan piket. Kami mulai mengumpulkan data delapan standar nasional pendidikan untuk melengkapi laporan persekolahan. Selain itu, kami melaksanakan piket di sekolah, yaitu merekap presensi siswa dan memberikan tugas, serta mengawasi kelas saat guru yang sedang mengajar sedang berhalangan. Kami juga sudah mulai mengikuti guru pamong untuk observasi kelas sebelum praktik mengajar,” tutur Indah Meiliani, mahasiswa PBI yang PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Setelah tahap observasi, mahasiswa akan mulai mengajar di kelas. Sebelum mengajar, mahasiswa wajib menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus dikonsultasikan dengan guru pamong dua hari sebelum praktik.

PPL ini dilaksanakan dengan sistem blok selama tiga bulan. Jadwal kegiatan PPL diawali dengan penyerahan ke sekolah pada 16 – 20 Juli 2018; observasi pembelajaran dan persekolahan pada 23 – 27 Juli 2018; pelaksanaan pembelajaran dan laporan 30 Juli – 19 Oktober 2018; penarikan PPL 22 – 26 Oktober 2018. Setelah itu mahasiswa mengikuti ujian PPL di kampus.(WJ)

[:]

[:id]Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia KKL di Malaysia[:en]Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program Held Fieldwork in Malaysia[:]

[:id]

Mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Mahasiswa mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Malaysia pada Senin – Kamis (23 – 26 Juli 2018) lalu. Kegiatan ini sebagai penguatan dan penunjang perkuliahan di kelas.

“Mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman mengobservasi pembelajaran di sana. Selain itu, setelah mengikuti KKL mahasiswa dapat menemukan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga mereka tidak hanya mempelajari teori. Oleh karena itu, tempat tujuan KKL mahasiswa adalah instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu mahasiswa,” tutur Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Untidar.

Seluruh mahasiswa S-2 kompak untuk mengikuti KKL ini. Mereka didampingi langsung oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, sekaligus Dosen Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan yang memadukan kunjungan atau study-banding dan wisata ini dilaksanakan di Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) setara sekolah menengah kejuruan (SMK)  dan 4 sekolah kebangsaan (SK) setara sekolah dasar (SD) di Indonesia. Setelah itu, mahasiswa berkunjung ke Genting Highlands, pasar seni, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, bukit bintang, dan Putrajaya.

Tahun 2018 ini merupakan KKL S-2 pertama kali yang diikuti mahasiswa semester 3 pascasarjana. Pasalnya, tahun 2017 kemarin merupakan angkatan pertama Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa di Indonesia di Untidar. Pada tahun pertama ini tercatat 7 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan. Semoga ke depan Pascasarjana Untidar lebih maju dan berkembang.(WJ)

[:en]

Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program conducted fieldwork in Malaysia on Monday – Thursday (23-26 July 2018). This activity aimed to class lecture’s reinforcement and support.

“Students are expected to have some experiences of learning observation at the class. After joining fieldwork, the students found the reality so that they do not only learn theory. Hence, , the destination of the student is an institution that deals with student disciplines,” said Dr. Yulia Esti Katrini,M.Si as the Coordinator of Indonesian Language and Literature Education Post-graduate Program UNTIDAR.

All post-graduate students are coincided to follow this fieldwork. They were accompanied by Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, Dean of FETT and Postgraduate Indonesian Language and Literature lecturer. This fieldwork integrated both visitation and vacation that were carried out at Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) equivalent to vocational high schools (SMK) and 4 Sekolah Kebangsaan (SK) equivalents to elementary schools in Indonesia. After that, students visit Genting Highlands, art markets, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, Bukit Bintang, and Putrajaya.

This year is the first time for third semester postgraduate students joined fieldwork. Last year was the first generation of Postgraduate Program in Indonesian Language and Literature Education at Untidar. There were 7 students who attending the lectures. Hopefully, Postgraduate Untidar is more advanced and developed. (AG)

[:]

[:id]Sebelas Dosen dari Pendidikan Matematika dan Dosen Pendidikan Biologi menjadi Keluarga Baru FKIP[:]

[:id]

Rabu 11 Juli 2018 menjadi hari yang membahagiakan bagi FKIP karena bertambahnya sebelas orang dosen yang menjadi keluarga baru. Keluarga baru dari dosen Pendidikan Matematika meliputi Arief Wicaksono, M.Pd., Nurul Aprilia, M.Pd., Zuida Ratih, M.Pd., Yesi Franita, M.Pd., Fadhilah Rahmawati, M.Pd., dan Megita Dwi P, M.Pd. Sementara Dosen Baru Pendidikan Biologi meliputi Dr. Ericka Darmawan, Ika Sukmawati, M.Pd., Karunia Galih P., M.Sc., Sekar Jati P., M.Pd., dan M.Radian, Nur Alamsyah, M.Pd. Pada hari tersebut secara resmi diserahkan Surat Keputusan Rektor Untidar tentang pengangkatan Dosen Program Studi Baru di Lingkungan FKIP. Dalam hal ini Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. mewakili Pelaksana Tugas Rektor Untidar menyerahkan SK tersebut secara langsung kepada dosen yang bersangkutan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. di Ruang Multimedia Untidar. Dalam sambutannya Prof. Dr. Sukarno, M.Si menyampaikan selamat bergabung dengan keluarga FKIP, semoga bisa bekerja keras dan kerja cerdas untuk kejayaan FKIP Untidar. Dr. Ericka Darmawan, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih telah dipercaya untuk bergabung di keluarga FKIP, selanjutnya dia berharap agar dengan bergabungnya teman-teman bisa menambah amunisi baru untuk kejayaan FKIP.

Dosen Prodi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi pada awalnya merupakan tim penyusun proposal pengusulan program studi baru yang dimulai sejak awal tahun 2017. Pada pertengahan tahun pendirian program studi disetujui dan pada tahun 2018 ini mulai menerima mahasiswa baru. Berdasarkan pengumuman hasil seleksi SNMPTN dan SBMPTN setidaknya Program Studi Pendidikan Matematika telah memiliki 80 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Sementara Program Studi Pendidikan Biologi telah memiliki 74 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Total seluruh mahasiswa diterima pada masing-masing prodi ini sejumlah 105 mahasiswa yang terbagi ke dalam 3 kelas. (SP)

[:]

[:id]Dosen PBSI Terbitkan Puisi di Magelang Ekpres[:en]FETT Untidar: The Lecturer of PBSI Publish his Poem in Magelang Ekspress[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari salah satu Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar, Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. Salah satu karya dosen yang memiliki keahlian di bidang sastra ini dimuat di surat kabar harian Magelang Ekspress edisi Sabtu, 30 Juni 2018.

“Sebetulnya ini sudah ketiga kalinya puisi saya dimuat di Magelang Ekspress. Selain itu, salah satu puisi saya juga menjadi Finalis Lomba Seni dan Sastra UGM tahun 2014 dan diterbitkan pada buku kumpulan puisi berjudul Distopia: Antologi Puisi oleh penerbit UGM Press. Beberapa puisi lainnya juga telah dimuat di surat kabar harian Tribun Jogja beberapa waktu yang lalu,” tutur Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. di sela-sela kesibukannya sebagai dosen.

Karya terbaru yang dimuat di Magelang Ekspress ini merupakan tiga puisi berjudul Antara Ayodya dan Kiskenda; Kisah Seekor Tikus; dan Etika: untuk Seseorang yang Mengatasnamakannya. Ketiga puisi tersebut dikirimkan ke redaksi Magelang Ekspress melalui surat elektronik redaksimenoreh@gmail.com dan jsuroso@gmail.com. Tidak hanya untuk dosen, Magelang Ekspres juga menerima karya dari mahasiswa, baik berupa puisi, cerpen, esai, catatan budaya, dan resensi. Kolom Menoreh yang memuat karya-karya tersebut merupakan bagian yang disediakan untuk umum sehingga semua orang diperkenankan untuk mengirimkan karya.

“Saya berharap mahasiswa dan dosen-dosen lain dapat mencoba untuk mengirimkan karya di sana sebagai bentuk eksistensi diri. Bagi mahasiswa, khususnya PBSI, sebaiknya mencoba menulis dan mengirimkannya sebagai bukti terlibat langsung di dunia kepenulisan, tidak hanya belajar teori semata,” tambah Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.

Ayo, warga FKIP dan fakultas lain di Untidar, semangat menulis. Salam sastra, salam budaya.(WJ)

[:en]

The good news came from one of the lecturers of Indonesian Language and Literature Department (PBSI), Universitas Tidar, Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.  The lecturer who is expert in literature published one of his works in Magelang Ekspress on Saturday, 30th June 2018.

 “Actually, this is the third; my poem is published in Magelang Ekspress. In addition, one of my poems is also the finalist of UGM’s Art and Literature Competition in 2014 and it is published in poetry book entitled Distopia: Antologi Puisi. It is published by UGM Press. Other poems had been published in Tribun Jogja some time ago,” said Imam Baihaqi, S.Pd., M.A. during his break time as a lecturer.

The latest works published in Magelang Ekspress is three poems entitled Antara Ayodya dan Kiskenda; Kisah Seekor Tikus; dan Etika: untuk Seseorang yang Mengatasnamakannya. Those three poems were sent to Magelang Ekspress editor through email redaksimenoreh@gmail.com and jsuroso@gmail.com. Not only lecturers’ work, Magelang Ekspress also received the students’ works such as poem, short story, essay, cultural note, and reviews. The Menoreh column containing that works is provided for public so that everyone is allowed to submit the work.

 “I hope the students and other lecturers can try to submit their works as a form of self-existence. It is better for students, especially PBSI, try to write and send it as the prove in authorship world, so they not just leaning the theory,” addedd Imam Baihaqi, S.Pd., M.A.

Come on, the academic community of FETT and other faculties, write! (WJ/AW)

[:]

[:id]Praktek Mengajar di Luar Negeri, Mahasiswa FKIP Pamitan ke Rektor[:en]Teaching Practice Abroad, FKIP Students Said Goodbye to the Rector[:]

[:id]

Pada hari kamis (19/7) bertempat di gedung Rektorat Universitas Tidar (UNTIDAR), sebanyak 20 orang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTIDAR berpamitan ke Rektor UNTIDAR untuk mengikuti program praktek mengajar di luar negeri. Dari kedua puluh mahasiswa tersebut, 11 orang mahasiswa mengikuti program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Kebangsaan, 2 orang mahasiswa mengikuti Program SEA Teacher dan 7 orang mahasiswa S2 mengikuti Program KKL. Kedua puluh mahasiswa tersebut berpamitan ke Rektor, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Among Wiwoho, S.E., M.M., selaku Kepala Biro Umum dan Keuangan, sedangkan mahasiswa FKIP didampingi oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, serta Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP UNTIDAR.

Program PPL Kebangsaan, yang diikuti 8 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 3 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia (PBSI) ini, dilaksanakan di lima sekolah di Malyasia, yaitu di Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor, SK Hulu Yam Baru, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, dan SK Bandar Sungai Buaya. PPL Kebangsaan ini rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 23 Juli sampai 19 Agustus 2018.

Program SEA Teacher diikuti 2 orang mahasiswa Program Studi S1 PBI. Program SEA Teacher merupakan salah satu program dari SEAMEO (Southeast Asian Ministerof Education Organization)yang mengadakan pertukaran mahasiswa yang akan mengajar bahasa inggris di berbagai negara Asia Tenggara. Dalam program ini, FKIP UNTIDAR mengirim dua orang mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar di Iloilo Science and Technology University – Filipina dan menerima dua orang mahasiswa asing dari Chiang Rai Rajabhat University – Tahiland yang akan melakukan praktik mengajar di SMA Negeri 1 Magelang. Program ini berlangsung 13 Agustus – 11 September 2018. Dalam pamitan ini juga turut serta tujuh orang mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Malaysia.

Dalam berpamitan, Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., yang mewakili rombongan menyampaikan bahwa diharapkan mahasiswa praktikan tidak hanya mengasah hard skill, tetapi juga harus mengasah soft skill, terutama kemampuan beradaptasi dengan kebudayaan di negara lain. “Mahasiswa praktikan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi secara internasional”, imbuh Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

Dalam sambutannya, Kepala BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., menyampaikan selamat bertugas dan menjaga nama baik UNTIDAR dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Teman-teman mahasiswa diharapkan mencermati perbedaan kultur antara di Indonesia dan di Malaysia agar tidak terjadi masalah selama bertugas di sana”, imbuh beliau. (EJ)

[:en]

On Thursday (7/19), at the Office of Rector of Universitas Tidar (UNTIDAR), 20 students from the Faculty of Teachers Training and Education (FKIP) UNTIDAR said goodbye to the Rector of UNTIDAR to join the teaching practice program abroad. Of the twenty students, 11 students participated in the Kebangsaan Teaching Practice Program (PPL), 2 students joined the SEA Teacher Program and 7 students of Masters Degree participated in the MPA Program. The twenty students said goodbye to the Rector, who was represented by Among Wiwoho, SE, MM, as the Head of the General and Financial Bureau, while FKIP students were accompanied by the Dean, Vice Dean of Administration and Finance, and the Head of the Language and Arts Department of FKIP UNTIDAR.

The Kebangsaan PPL Program, which is joined by 8 undergraduate program students of the English Language Study Program (PBI) and 3 of the Indonesian Language Education Study Program (PBSI), will be held at five schools in Malyasia, namely at the Hulu Selangor Science Middle School, SK Hulu New Yam, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, and SK Bandar Sungai Buaya. The PPL is scheduled to be held from July 23 to August 19, 2018.

The SEA Teacher Program, which is joined by 2 undergraduate program students of the PBI, is one of the programs from SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization) which holds exchanges for students who will teach English in various Southeast Asian countries. In this program, FKIP UNTIDAR sends two students who will do teaching practice at Iloilo Science and Technology University – the Philippines and received two foreign students from Chiang Rai Rajabhat University – Thailand who will practice teaching at SMA Negeri 1 Magelang. The program will take place on August 13 – September 11, 2018. In this occasion, there were also seven post graduate students of the Indonesian Language and Literature Education who would conduct Field Work Lectures (KKL) in Malaysia.

In saying goodbye, the Dean of FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc., who represented the group said that the students were expected to hone not only the hard skills, but also the soft skills, especially the ability to adapt to cultures in other countries. “Students are expected to improve their competence internationally”, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc added.

In his remarks, the Head of BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., conveyed his congratulations on the duty and asked them to maintain the good name of UNTIDAR and the Unitary State of the Republic of Indonesia. “Students are expected to look at the differences in culture between Indonesia and Malaysia so that there will be no problems during their duty there,” he closed. (AL)

[:]

[:id]Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0 melalui Seminar Pendidikan[:en]Preparing to Face Industrial Revolution 4.0 through Education Seminar[:]

[:id]

Rabu (18/7) menjadi hari yang penting bagi himpunan mahasiswa prodi Pendidikan IPA. Pasalnya, himaprodi Pendidikan IPA mengadakan agenda yang akan diselenggarakan secara rutin yaitu seminar pendidikan. Seminar pendidikan kali ini mengusung tema “Tantangan Pendidikan IPA dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.  Ada 3 narasumber dalam seminar ini yaitu Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M. Si. dari Universitas Jember, Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. dan Eko Juliyanto, M. Pd. dari Universitas Tidar.

Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M. Si. membeberkan setidaknya ada 12 tantangan teknologi yang harus dihadapi, diantaranya mobile internet, automation of knowledge work, advanced robotic, energy storage, dan advanced materials. Setidaknya terdapat beberapa kelebihan dalam era revolusi industri ini yaitu koneksi, efisiensi, peningkatan hidup, peluang baru. Sebagai calon guru yang akan datang mahasiswa pendidikan IPA harus menyiapkan keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa didiknya.

Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. memaparkan materi dengan subtema “revolusi belajar sains di era disrupsi teknologi dengan SOLE”. SOLE ini merupakan singkatan dari self organizing learning environment yaitu suatu kemampuan untuk belajar mandiri. Harapannya mahasiswa dapat mengenali dirinya sendiri agar dapat belajar secara mandiri. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, mahasiswa harus kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. “Setidaknya empat keterampilan ini yang dapat membantu mahasiswa pendidikan IPA agar dapat menghadapi revolusi industri 4.0 ini” ujar dosen prodi Pendidikan Biologi ini.

Pemateri terakhir pada seminar pendidikan ini adalah Eko Juliyanto, M. Pd. Beliau memaparkan tentang rancang bangun pembelajaran blended learning dalam pembelajaran IPA di SMP. Menurutnya, pembelajaran saat ini harus diarahkan untuk memfasilitasi kompleksitas siswa. Tantangan bagi guru saat ini tidak hanya bagaimana cara mengajarkan IPA tetapi juga mengembangkan model pembelajaran (TIK). Kemampuan yang dulu hanya dimiliki oleh sarjana TIK ini kini juga harus dimiliki oleh sarjana pendidikan. ET

[:en]

Wednesday (18/7) became the important day for students association of Natural Science Education Study Program (himaprodi Pendidikan IPA). They held an agenda which will be annual event, namely educational seminar. The theme of this educational seminar is “the challenge of Natural Science Education in facing Industrial revolution 4.0”. There are three keynote speakers, they are Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M.Si from University of Jember, Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. and Eko Juliyanto, M. Pd. from University of Tidar.

Dr. Drs. Slamet Hariyadi, M.Si. exposed at least 12 technologies must be faced, such as mobile internet, automation of knowledge work, advanced robotic, energy storage, and advanced materials. There are some positive sides in industrial revolution era, such as connectivity, efficiency, living enhancement, new opportunity. As the future teacher candidate, students of natural science education must prepare not only the skill which is needed for them but also the skill which is needed for students they taught.

Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd. explained “revolution in learning science in disrupted era with SOLE” as the theme of the material. SOLE which is stand for self organizing learning environment is the ability of the students to learn by themselves. In facing industrial revolution 4.0, students must have critical, creative, communicative, and collaborative skills. “At least those skills can help students in facing the industrial revolution 4.0,” said the lecturer of biology education.

The last speaker in this seminar is Eko Juliyanto, M. Pd, who talked about master plan of blended learning in studying natural science in junior high school. According to him, nowadays, learning must be directed to facilitate the students’ complexity. The challenge for the teachers is not only the way to teach natural science but also develop ICT learning model. The ICT ability must be had by bachelor of education. GF

[:]

[:id]PKM 2018 : BOSARANG, Cara Asik Belajar Bahasa Inggris[:en]PKM 2018: Bosarang, Fun Way to Learn English[:]

[:id]

Bosarang (Bongkar Pasang Orang) merupakan metode pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan potongan-potongan gambar. Metode ini tengah dikembangkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Tidar.

“Saya sedih melihat anak-anak di kampung saya kurang menguasai Bahasa Inggris bahkan masih sangat jauh di bawah rata-rata. Besar kemungkinan karena letak sekolahnya cukup jauh dari kota dan sarana prasarana yang kurang mendukung,” jelas Ayutya Khoirul Mar’ah, mahasiswa Prodi PBI semester 2 asal Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang

Keprihatinannya ini menjadi ide awal dalam mengembangkan sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik, sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak terutama usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bersama kedua temannya, Ratna Dwiyaning Raharjanti dan Damayanti, Ayutya membuat sebuah terobosan pembelajaran Bahasa Inggris ”BOSARANG” (Bongkar Pasang Orang) guna mempermudah siswa untuk mempelajari teks deskriptif.

Teks deskripsi adalah sebuah paragdraf yang berisi penggambaran objek, tempat atau peristiwa sehingga orang yang membacanya seolah-olah sedang melihat atau merasakan langsung apa yang diceritakan pada paragraf tersebut.

Metode Bosarang mula diaplikasikan pada siswa-siswi MTS Kaliangkrik Magelang pada bulai Mei- Juli 2018.

”Tim melaksanakan 4 kali pertemuan yaitu : pre-test, pemberian materi tanpa media, pemberian materi dengan media dan post-test,” tambah Ayutya.

Setelah mendapatkan hasil pre-test, ditemukan fakta bahwa siswa-siswi kelas 8 MTs Kaliangkrik masih kesulitan dalam menyusun teks deskriptif. Pada pertemuan berikutnya, tim memberikan penjelasan tentang bagaimana mendeskripsikan orang, baik menggunakan media maupun tidak.

”Siswa sangat antusias dalam memperhatikan materi terlebih saat mereka mengaplikasikan media Bosarang. Bosarang ini seperti jenis puzzle yang bisa disusun sesuai keinginan siswa,” ujarnya.

Tim menyediakan berbagai gambar dan puzzle jenis postur tubuh, bentuk rambut, mata, hidung dan lain-lain. Pendiskripsian kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan teknik Bosarang pada 3 bulan terkahir ini membuahkan hasil.

”Setelah menggunakan Bosarang, paragraf dibuat siswa menjadi lebih panjang dengan kosakata yang lebih beragam,” jelas Ayutya.

Bosarang merupakan salah satu Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dari UNTIDAR yang berhasil lolos seleksi oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Bosarang merupakan Kelompok PKM Penelitian Sosial Humaniora (PSH), judul lengkapnya Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang. (Ratna Dwiyaning Raharjanti/DN)

[:en]

Human puzzle (Bosarang) is a English teaching method by using picture which is cut into pieces. This method was developed by students of English Education study program (PBI) University of Tidar.

“I was sad when knew that children in my village have under average ability in English. This is because of the school is too far away from the city, and there is no supported facilities,” said Ayutya Khoirul Mar’ah, 2nd semester students of PBI who came from Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang.

Her concerns became basic idea in developing a teaching method in learning English in interesting, simple, and easy to understand way for children especially for junior high school students.

With her friends, Ratna Dwiyaning Raharjanti and Damayanti, Ayutya made a breakthrough in English teaching method BOSARANG (puzzle of human) which is used by students to learn descriptive text easier.

Descriptive text is a paragraph which describe an object, place, or an event that made reader can see, or feel directly what people describe in that paragraph.

Bosarang method was began to apply to students of MTS Kaliangkrik Magelang on May – July 2018.

“The team made 4 times meeting, they are: pre-test, give material without media, give material wit media, and post-test,” added Ayutya.

After did the pre-test, it can be found a fact that the 8th grade students of MTS Kaliangkrik were still found difficulties in arranging descriptive text. In the next meeting, the team explained how to describe human by using media and not using media.

“the students were so enthusiast with the media that is used, moreover when they applied Bosarang media. Bosarang is a kind of puzzle that can be used by students to be arranged as they wanted,” she said.

Team provided some pictures and puzzles of human body, kind of hairs, eyes, noses, etc. Describing English words by using Bosarang technique for this 3 moths got the result.

After using Bosarang, paragraph that is made by students became longer and used many kinds vocabularies,” explained Ayutya.

Bosarang is one of students creativity program (PKM) held by University of Tidar which passed the selection held by Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristekdikti). Bosarang is PKM group of Social and humanities research, with entitled the importance of Bosarang learning method through student’s creativity in descriptive text learning in MTS Kaliangkrik- Magelang (Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang). (GF)

[:]

[:id]Berhasil Menjadi Grand Finalist Seleksi Tingkat Wilayah, Tim NUDC Untidar Melaju ke Seleksi Tingkat Nasional[:en]Succeeded in Becoming Grand Finalist in Region Level, NUDC Untidar Team Road to National Selection[:]

[:id]

Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah. Ajang bergengsi tersebut dilaksanakan pada tanggal 5-6 Juli 2018 bertempat di Universitas Dian Nuswantoro. Peserta seleksi sebanyak 32 tim yang merupakan perwakilan perguruan tinggi di Jawa Tengah. Setiap perguruan tinggi hanya mengirimkan satu tim perwakilan. Tim NUDC UNTIDAR diwakili oleh 2 mahasiswa FKIP yaitu Yusuf Yuliyanto (PBI) dan Novia Indri (PBI) sebagai debaters dan 1 mahasiswa FE yaitu Novia Suci (EP) sebagai N1 adjudicator.

Terdapat tujuh tahap dalam seleksi NUDC tingkat wilayah yaitu preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, dan final round. Tim NUDC UNTIDAR unggul di preliminary round 1-4 hingga melaju ke babak semi final bertemu dengan tim NUDC UNNES, POLINES, UPS Tegal. Meskipun menghadapi lawan yang tangguh, tim NUDC UNTIDAR mampu bersaing hingga maju ke babak final. Di babak final tim NUDC UNTIDAR bertanding dengan Tim NUDC UNNES, UNDIP, dan UNSOED untuk merebutkan champion, runner up, dan grand finalist. Perjuangan tak kenal lelah tim NUDC UNTIDAR membuahkan hasil yang memuaskan. Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah dan berhak melaju ke seleksi tingkat nasional mewakili Kopertis VI.

Kegiatan seleksi NUDC tingkat wilayah memberikan kesan bagi peserta yang terlibat. Novia Indri, salah satu anggota tim NUDC UNTIDAR, menyampaikan bahwa banyak peserta yang memiliki public speaking dan critical thinking bagus. Hal tersebut mendorong dirinya untuk terus belajar. “Semoga debat berbahasa inggris di UNTIDAR semakin maju. Karena banyak hal yang dapat diasah dalam debat seperti public speaking dan critical thinking” imbuhnya di akhir wawancara. (RI)

[:en]

NUDC UNTIDAR team succeeded in becoming grand finalist on NUDC region selection. This event was held on 5 to 6 July 2018 in Dian Nuswantoro University. The participants were 32 teams who were the representatives of each university in Central Java. Each university only sent one team. The representatives of NUDC UNTIDAR team were Yusuf Yuliyanto and Novia Indri (English Education Study Program) as the debaters from FETT and Novia Suci (Economic Development) as N1 adjudicator.

There were seven stages on the NUDC region selection, namely preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, and final round. The NUDC UNTIDAR team excelled in the preliminary round 1-4 to advance to the semi-finals meeting with the NUDC UNNES, POLINES, and UPS Tegal teams. Despite facing a formidable opponent, the NUDC UNTIDAR team was able to compete until it progressed to the final round. In the final round the NUDC UNTIDAR team competed with NUDC UNNES, UNDIP and UNSOED teams to win champion, runners up, and grand finalist. The tireless struggle of the NUDC UNTIDAR team paid off satisfactory results. The UNTIDAR NUDC team succeeded in becoming a grand finalist in the selection of regional-level NUDC and road to the national selection to represent Kopertis VI.

Region Level of NUDC selection gave some impression for some participants. Novia Indri as one of the NUDC UNTIDAR member told that many participants have wonderful public speaking and critical thinking. It boosted her in learning continuously. “Hopefully the English-language debate at UNTIDAR is progressing. Because there are many things that can be sharpened in debates such as public speaking and critical thinking, “she added at the end of the interview. (AG)

[:]

[:id]Bingung Publikasi Dimana? FKIP Siap Tampung Artikel Ilmiah[:en]Do you want to post your articles? FETT welcomes your academic articles![:]

[:id]

FKIP Untidar sebagai bagian dari Universitas Tidar yang berbasis riset kembali membuktikan partisipasinya dalam dunia publikasi ilmiah. Setelah melewati proses panjang review artikel, jurnal-jurnal FKIP sudah menerbitkan edisi pertama di tahun 2018 ini. Totalnya ada 7 jurnal di FKIP yang menerbitkan artikel di edisi ini.

Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya yang kini sudah terindeks DOAJ ini menerbitkan 8 artikel untuk tiap edisinya. Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching menerbitkan 10 artikel. Indonesian Journal of Science and Education menerbitkan 8 artikel, sedangkan Indonesian Journal of Education and Learning menerbitkan 7 artikel. Keempat jurnal tersebut dapat diakses di laman http://jurnal.untidar.ac.id.

Tiga jurnal terbaru di FKIP yang menyusul terbit yaitu Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), Journal of Research on Applied Linguistics Language and Language Teaching, dan  Jurnal REPETISI: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tak kalah penting untuk meningkatkan akses bagi masyarakat luas, ketiga jurnal tersebut juga sudah berbasis OJS (open journal system). Ketiganya dapat diakses di laman yang berbeda dari empat jurnal sebelumnya yaitu di http://jom.untidar.ac.id. Meskipun ketiga jurnal terbilang baru, tetapi artikel-artikel yang dipublikasikan sudah melewati tahapan penerbitan jurnal yang runtut. Tampaknya jurnal FKIP sudah mulai dilirik oleh banyak penulis, terlihat dari ketiga jurnal baru yang diterbitkan di FKIP sudah ada penulis dari luar Universitas Tidar. Penulis yang berminat untuk menerbitkan artikelnya di jurnal-jurnal FKIP UNTIDAR dapat langsung mengunjungi laman masing-masing jurnal.

Meningkatnya jumlah jurnal di lingkungan FKIP akan menambah khasanah referensi ilmiah. Harapannya semua jurnal di FKIP dapat menjaga ke-eksis-annya di dunia publikasi. “Perlu kerja keras dan kerja sama dari dewan redaksi setiap jurnal agar eksistensi jurnal tetap terjaga” Ujar Siswanto, M. Pd. salah satu dewan redaksi IJNSE. ET

[:en]

FETT that based on research as the part of Untidar prove its existence in science publication world. After the long process in reviewing articles, for the first edition FETT released some journals in 2018. There were 7 journals that published articles in this edition.

Transformatika: Language, Literature and Teaching Journals that was legalized DOAJ published 8 articles for each edition. Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching published 10 articles. Indonesian Journal of Science and Education released 8 articles, while Indonesian Journal of Education and Learning published 7 articles. The fourth journals can be accessed on http://jurnal.untidar.ac.id.

FETT has three upcoming journals, namely Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE), Journal of Research on Applied Linguistics Language and Language Teaching, and REPETISI: Indonesian Language and Literature Education Research. In improving people access, these journals have already based on OJS (open journal system). These journals can be easier accessed in http://jom.untidar.ac.id.

These journals are the newcomers; however some published articles have passed several systematical stages. Many writers/researchers are interested in FETT journals. It can be seen from the numbers of writer who come from other city. The writers who want to publish their articles on FETT journals, they can directly click on each journal website. The rise of FETT journals will increase scientific references. All of the FETT journals are expected to existing in publication world. “It needs hard work and cooperation from every journals’ editorial staff in order to keep the existence”, said one of IJNSE editorial staff, Siswanto, M.Pd. (AG)

[:]

[:id]Civitas Akademika FKIP Tempati Gedung Baru[:en]FETT Moved to New Building[:]

[:id]

Kamis (12/7), seluruh civitas akademika FKIP mulai mempersiapkan kepindahan ke gedung FKIP yang baru di Jalan Kapten Suparman 39 Magelang. Renovasi gedung FKIP Universitas Tidar makin tampak hasilnya. Gedung FKIP yang direnovasi selama 4 bulan sejak bulan Februari kini sudah mulai bisa ditempati. Civitas akademika FKIP yang semula harus pindah sementara ke SMP Kristen dan SMK Kristen Magelang kini sudah dapat melakukan aktivitasnya di gedung FKIP. Renovasi gedung FKIP memang belum sepenuhnya selesai, tetapi ruangan di gedung FKIP sudah dapat ditempati untuk beraktivitas. Ada beberapa ruang baru di gedung FKIP tersebut.

Ruang dekanat yang semula berada di lantai 1 kini berpindah ke lantai 2. Ruang sebelah utara lantai 1 gedung FKIP yang dulu merupakan ruang dekanat, kini digunakan sebagai ruang dosen MIPA (dosen Prodi Pendidikan Matematika, dosen Prodi Pendidikan Biologi, dan Dosen Prodi Pendidikan IPA). Ruang dosen Prodi PBSI dan PBI masih menempati ruang yang sama seperti sebelum direnovasi. Ruang lantai 1 di sayap kiri rencananya akan digunakan sebagai ruang TU, ruang laboratorium MIPA dan ruang laboratorium bahasa. Lantai 1 sebelah timur akan digunakan sebagai ruangan untuk koordinator prodi di FKIP. Mahasiswa FKIP yang akan menggunakan ruang perkuliahan di tahun ajaran baru 2018/2019 nantinya akan menempati ruang perkuliahan di lantai 2 gedung FKIP dan sebagian di ruang Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Harapannya gedung FKIP yang baru ini dapat menambah semangat civitas akademikanya untuk menjadikan FKIP menjadi fakultas yang semakin baik. ET

[:en]

Thursday (12/7), all of civitas academica of Faculty of Education and Teachers’ Training were beginning to prepare the moving to new building in Jalan Kapten Suparman 39 Magelang. The renovation which is held for 4 months since February was almost finished.  FETT was previously moved to SMP and SMK Kristen Magelang. The renovation actually has not completed yet, but some rooms can be used to do some activities.

There are some new rooms in new building of FETT. The room for the dean which previously was in first floor now is moved to 2nd floor. The north side of the first floor now used for lecturers of Mathematic and Natural Science study program (Lecturer of Mathematic education, Biology education, and natural science education study program). The rooms for lecturer of Indonesia Language and Literature Education and English Education study program are not moving. The left side in the first floor will be used for administration office, laboratory for Mathematics and Natural Science, and laboratory for Language. The east side of the first floor will be used for coordinator of Study programs in FETT.  Lecturing for 2018/2019 academic year will be held in second floor of FETT new building, and part of Economic and Technic buildings. Hopefully by moving to new building of FETT, the spirit of civitas academica of FETT can be better. (GF)

[:]