[:id]Sosialisasi Epic Camp: Menjaring Calon Guru Bahasa Inggris Berkualitas[:en]Epic Camp Socialization: Selecting Qualified English Teacher Candidates[:]

[:id]

Pada hari selasa, 14 November 2017, telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi Enpowered Prepared Inovated Connected Camp (Epic Camp). Epic Camp merupakan program pendampingan serta pembibitan calon Guru Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh RELO (Regional English Language Office) dari kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Program EPIC Camp ini menjaring peserta dari berbagai Universitas di Indonesia yang nantinya akan diseleksi oleh tim dari RELO. Kegiatan sosialisasi ini bertempat di Laboratoium Microteaching Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) dan dipandu langsung oleh May Willyana. Mahasiswa yang akrab dipanggil May ini merupakan alumni Epic Camp 3. Sosialisasi Epic Camp ini dilakukan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR.

Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP UNTIDAR, berharap dengan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi Epic Camp ini dapat meningkatkan jumlah mahasiswa FKIP yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Saya berharap banyak mahasiswa FKIP, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, mengikuti acara tersebut sehingga mereka mendapatkan pengalaman dari best practices dari seluruh dunia”, imbuh beliau.

Pada kegiatan sosialisasi ini, May Willyana menyampaikan pengalaman selama mengikuti kegiatan Epic Camp. Menurut mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar ini, kegiatan Epic Camp bermanfaat bagi mahasiswa calon Guru Bahasa Inggris. “Peserta Epic Camp akan mendapatkan beberapa kegiatan yang mendukung pengembangan kompetensi menjadi Guru Bahasa Inggris ‘Zaman Now’, seperti teori dan praktik model pembelajaran, micro teaching, penyusunan lesson planning, pentas cultural night, serta kegiatan seru lain seperti scavenger hunt, sports, dan ice breaking”, ungkap mahasiswi angkatan 2013 ini. “Kegiatan tersebut dikemas dengan sangat menarik dan interaktif”, imbuhnya. (Siswanto)

[:en]

The excellent event “Empowered Prepared Innovated Connected Camp (EPIC Camp)”   was held on Tuesday, 14 November 2017.  EPIC Camp was a mentoring program and empowers English teacher candidates that were hosted by RELO (Regional English Language Office) of the United States Embassy for Indonesia. EPIC Camp selected participants all universities in Indonesia that would be chosen by RELO team. The socialization event was presented by May Willyana in Microteaching laboratory of Faculty of Education and Teachers Training (FETT) at Tidar University (UNTIDAR). May Willyana, May as her nick name, was the alumni of EPIC Camp 3. The event was socialized for the students of English Education Study Program of FETT UNTIDAR.

Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., Chair of Department FETT UNTIDAR, expected that EPIC Camp socialization was able to increase the number of students in FETT in which they would join the activity. “I hope there are many students of FETT, especially the students of English Education Study Program to join the event so  they will get excellent experiences of the best practices”, she added.

In the socialization, May Willyana shared her superb experiences in joining EPIC Camp.Based on her viewpoint; EPIC Camp was useful for the students who had passion to be English teacher candidates. “All participants in EPIC Camp are able to get several awesome activities that support their competence development to be ‘Zaman  Now’ English teachers in the aspect of theories and  teaching model, micro teaching, lesson planning, cultural night,  and another activities such as scavenger hunt, sports, and ice breaking”, stated the student of batch 2013.  “The activities were so awesome, interesting, and interactive,” she added. (CA)

[:]

[:id]Dosen IPA Menjadi Pemakalah Dalam Seminar Nasional di UIN Walisongo[:]

[:id]

Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd, Siswanto, S.Pd, M.Pd, dan Eko Julianto, S.Pd, M.Pd. adalah dosen Program studi IPA Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar. Ketiganya hadir dalam acara seminar nasional  bertema “Menguatkan Fundamental Research dan Pembelajaran MIPA untuk Kemanusiaan dan Peradaban” di UIN Walisongo Semarang. Semnas tersebut diselenggarakan  pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2017  di gedung Audtorium II Kampus 3 UIN Walisongo.

Pemateri utama yang dihadirkan dalam semnas adalah M. Abdul Kadir Martoprawiro, Ph.D dengan judul makalah “Peningkatan dan Penguatan Fundamental Research di Indonesia untuk Kemanusiaan dan Peradaban yang Lebih Baik”, Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd., menyampaikan materi berjudul “Peningkatan dan Penguatan Fundamental Research melalui Pembelajaran MIPA”,  dan Prof. Dr. Ibnu Hajar menyampaikan tentantang “Integrasi Nilai-nilai Keislaman dalam Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)”.

Setelah pemaparan dari  tiga pemateri utama, acara dilanjutkan dengan presentasi peserta call for paper. Para peserta mempresentasikan hasil dari masing-masing penelitian atau kajian konsep yang mereka kirimkan. Pada kesempatan itu Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd menyampakaian mater mengenai “Analisis Pespon Mahasiswa dalam Implementasi Model Pembelajaran RMS (reading, mind mapping, and sharing) Pada Mata Kuliah Filsafat Sains)” dan Eko Julianto, S.Pd, M.Pd.  menyampaikan materi tentang “Persepsi Pola Penalaran Siswa SD dalam Memahami Fenomena Buah Jatuh: Miskonsepsi atau P-Prims?”. Adapun Siswanto,S.Pd.,M.Pd. memaparkan dua makalahnya yaitu “Melatihkan Keterampilan Berargumentasi Melalui Inovasi Pembelajaran Inkuiri” dan “Disain Pembelajaran Fisika Berbasis Simulasi Virtual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa”

Menurut  Dr. Ahmad Muslihudin, M.Pd yang saat ini menjabat sebagai Koorprodi Program Studi Pendidikan IPA, seminar ini sangat baik dan dapat membuka wawasan tentang research dasar pembelajaran MIPA untuk mewujudkan suber daya bangsa yang kompetitif.(DZ)

[:]

[:id]BAKSOS untuk Tingkatkan Rasa Kepekaan Sosial dan Keakraban[:en]Social Service: Improving Students’ Social Sensitivity and Solidarity[:]

[:id]

Mahasiswa Semester tiga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar melakukan acara bakti sosial di Desa Giriwetan Grabag Kabupaten Magelang. Acara Baksos dilaksanakan selama tiga hari sejak hari Jumat sampai hari Minggu tanggal 10-12 November 2017. Pembukaan acara dilaksanakan di lapangan Njebeg pukul 14.30 WIB. Dalam acara pembukaan tersebut Prof. Dr. Sukarno, M.Si meyampaikan permohonan izin dan bimbingan dari seluruh warga Desa Giriwetan agar para mahasiswa dapat belajar hidup bermasyarakat. Dekan FKIP tersebut juga menyampaikan tujuan diselenggarakannya baksos adalah supaya mahasiswa mengenal masyarakat dan dapat menjadi energi penggerak dalam kehidupan bermasyarakat.

Setelah acara pembukaan para peserta baksos dibagi menjadi beberapa kelompok dan diinapkan di rumah-rumah warga yang sebelumnya telah dikoordinasikan oleh panitia. Selama kegiatan baksos, para peserta melakukan berbagai kegiatan seperti beramah tamah dengan tuan rumah, mengajar TPQ, melaksanakan bimbingan belajar, kebersihan lingkungan, memasak, mengajar di sekolah, mengikuti aktifitas tuan rumah, dan lomba-lomba. Selain itu, dilaksanakan juga kegiatan wajib dikdas dan pendidikan karakter bagi generasi muda bersama para dosen pendamping.

Pada hari Minggunya yang merupakan hari terakhir kegiatan baksos diselenggarakan berbagai kegiatan yaitu penanaman pohon, bazaar baju, bazaar sembako, dan acara hiburan. Selain itu, bantuan sosial berupa sembako terdistribusi dengan baik dan penanaman pohon berjalan dengan lancar dan meriah.

Kesan dan pesan terkait baksos disampaikan oleh Bangkitama Wibi Krismanto mahasiswa PBI smester 3. Dia menyatakan bahwa kegiatan baksos sangat menyenangkan karena warga Giriwetan welcome dan begitu antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan. “Semoga kedepan akan lebih baik dan lebih suskses lagi dalam melaksanakan baksos”, tambah pria yang akrab dipanggil Wibi.

 “Antusias anak-anak untuk belajar sangat tinggi, masyarakat juga bisa menerima kami dengan baik. Semoga warga Desa Giriwetan lebih maju dan lebih baik lagi dalam hal ekonomi, terutama jika kampus FKIP jadi pindah ke desa Giriwetan semoga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat”, kata Nur Wahyuningsih mahasiswi PBSI semester 3A.

Kegiatan baksos diakhiri pukul 13.00 WIB dan para peserta baksos kembali ke kampus dengan mengendarai angkot desa. Drs. Budiono, M.Pd. selaku ketua tim koordinator Baksos FKIP Untidar 2017 menyampaikan  terima kasih banyak kepada masyarakat Giriwetan yang telah sangat kooperatif dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Beliau juga mengucapkan banyak terima kasih pada seluruh panitia yang telah bekerja keras mulai perencanaan hingga pelaksanaan. “Sungguh saya sangat salut dengan kekopakan dalam koordinasi yang sangat baik. Beberapa kelompok peserta sudah memenuhi kepatuhan dan telah terjalin keakraban dengan para warga, sehingga para warga menghendaki program lanjutan” uangkap Drs. Budiono, M.Pd. (DZ)

[:en]

The third semester student of FETT, UNTIDAR held a social service in Giriwetan, Grabag Village, Magelang Regency. The social service is scheduled for three days from Friday to Sunday 10-12 November 2017. The opening of the event was held in Njebeng Square at 14.30 WIB. In the opening ceremony Prof. Dr. Sukarno, M. Si conveyed the request for permission and guidance from all citizens of Giriwetan Village so that the students can learn to live in society. The Dean of FKIP also conveyed the purposes of holding the social service.  The event aimed to improve students’ sensitivity and solidarity for the community, to help them in preparing to be a driving force of future society.

After the opening ceremony the participants were divided into several groups and placed in the homes of villagers who had previously been coordinated by the committee. During the social service, the participants undertake various activities such as associating with the host, teaching TPQ, conducting study guidance, keeping the environmental hygiene, cooking, teaching in schools, following the host activities, and conducting competition. Besides that, there is also mandatory activity of disseminating the importance of elementary education and character building for the young generation by the lecturers.

On the last day of the social service there are various activities following the closing ceremony such as tree planting, clothes and food bazaar. In addition, social assistance in the form of staples is distributed well to the villagers. Tree planting was running smoothly as well.

Impression related to the social service was delivered by Bangkitama Wibi Krismanto student PBI 3rd semester. He stated that the activities of the social service are very fun because the villagers of Giriwetan are very welcome and enthusiastic in following various activities organized by FETT. “Hopefully in the future the event will be better and more successful “, added the man familiarly called Wibi.

“Children’s enthusiasm to learn is very high, the community can also receive us well. Hopefully, Giriwetan villagers will be more advanced and better in economic conditions, especially if FKIP campus is moved to Giriwetan village someday. I do hope it can improve their economic sector and open new jobs for the community “, said Nur Wahyuningsih PBSI student of 3A semester.

The activities ended at 13.00 WIB. The participants returned to the campus by riding angkot. Drs. Budiono, M.Pd. as the chairman of the team of FKIP UNTIDAR 2017 expressed his gratitude to the Giriwetan community who has been very cooperative in following the whole series of activities. He also expressed his gratitude to all the hard-working committees from planning stage to the implementation. “Really I am very salute with the solidarity of the community in excellent coordination with the committee. Several groups of participants have fulfilled compliance and have bond with the hosts, so the residents want the advanced program “said Drs. Budiono, M.Pd. (WD)

[:]

[:id]Pembentukan KPAD Sebagai Rintisan Kerjasama FKIP Dengan DP4KB Kota Magelang[:en]The Selection of KPAD Commissioners, Magelang City Pioneering the Collaboration of FETT with DP4KB MAGELANG CITY[:]

[:id]

 FKIP-UNTIDAR (7/11). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, Selasa 31 Oktober 2017 menyelenggarakan seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Magelang. Seleksi ini dilaksanakan di Ruang Laboratorium Micro Teaching FKIP. Seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah ini merupakan rintisan kerjasama lanjutan antara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang.

Sesuai dengan prosedur, seleksi KPAD dilaksanakan dalam empat tahapan, yakni tes tertulis (Tes Potensi Akademik), psikotest, wawancara, dan uji publik. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Prof. Dr. Sukarno, M.Si. yang juga menjadi ketua tim seleksi mengatakan “Dari 48 peserta kini tinggal 24 peserta yang memenuhi persyaratan cakap, peduli anak, wawasan luas, dan bukan perokok untuk menjadi komisioner perlindungan anak Kota Magelang. KPAD ini menjadi menarik karena di tingkat Jawa Tengah belum ada dan baru ada di Kota Magelang,” imbuhnya.

Uji publik seleksi Komisi Perlindungan Anak Daerah ini rencananya akan dilaksakanan pada tanggal 27 Oktober hingga 13 November 2017. Bagi peserta yang lolos akan dilantik pada bulan Desember mendatang. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (7/11). Faculty of Education and Teacher Training, Universitas Tidar on Tuesday, October 31, 2017 held the selection of Regional Child Protection Commission (KPAD) Magelang City. The selection is held in Micro Teaching Laboratory Room of FETT. The selection of the member of KPAD as mentioned above is a follow up of the letter of understanding between the Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Tidar with Department of Women Empowerment and Family Planning (DP4KB) of Magelang City.

In accordance with the procedures, KPAD selection is carried out in four stages, namely written test (Academic Potential Test), psychological test, interview, and public test. Dean of FETT, Universitas Tidar Prof. Dr. Sukarno, M.Si who is also the head of the selection team said “Of the 48 participants now we have 24 participants who meet the qualifications required: showing excellent competency, skillful, caring, broad-insight, and non-smokers to become a child protection commissioner of the City of Magelang. The establishment of KPAD is a breakthrough since in Central Java there is no existing commission at the present. Magelang City becomes the pioneer of such commission,” he added.

The public test of the selection of the Regional Child Protection Commission is scheduled to take place on 27 October to 13 November 2017. The eligible participants will be inaugurated in December. (WL)

[:]

[:id]5 Dosen PBSI Ikuti Gelaran Seminar Internasional PIBSI 39[:]

[:id]

Selasa s.d. Rabu (7-8/10) Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) ke XXXIX usai digelar di Hotel Grandhika Semarang oleh tuan rumah Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Tema Seminar Internasional yang rutin diadakan setiap satu tahun sekali ini adalah “Peran Strategis Bahasa, Sastra, dan Filologi Indonesia Menghadapi Transformasi Budaya Media Massa di Era Global.” Dihadiri sebanyak 124 pemakalah, bisa dibilang bahwa peserta membludak dan acara berlangsung secara meriah. Hampir seluruh perguruan tinggi di wilayah Jawa Tengah berbondong-bondong mengirimkan wakilnya untuk mengikuti seminar bergengsi tersebut. Tak terkecuali Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Untidar yang mengirimkan 5 wakilnya untuk mengikuti acara ini.

Rangga Asmara, M.Pd. menjelaskan bahwa pertemuan tersebut sudah menjadi agenda tahunan dan prodi yang sudah terdata sebagai anggota wajib mengirimkan perwakilannya untuk terus mengikuti acara. “Prodi PBSI mengambil musyawarah bahwa perwakilan yang mengikuti pertemuan ilmiah ini dipilih secara bergantian sehingga bisa merata dan seluruh dosen ikut andil,” tambahnya. Tahun ini kelima dosen yang terpilih untuk hadir yakni Imam baihaqi, M.A., Dzikrina Dian Cahya, M.A., Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd., Asri Wijayanti M.A., serta Koorprodi PBSI Rangga Asmara, M.Pd.

Setiap dosen yang mengikuti PIBSI sebelumnya diminta mengirimkan artikel (call for paper) untuk diseminarkan dalam diskusi panel. Tahun ini PIBSI memiliki gaya yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena selain mengirimkan makalah dan presentasi panel, ada beberapa peserta yang dikelompokkan untuk membuat poster dan presentasi dalam bentuk poster. Dari kelima dosen PBSI, Dzikrina Dian Cahyani, M.A adalah perwakilan yang melakukan presentasi makalah dalam siding panel, sedangkan keempat dosen lainnya melakukan presentasi dalam bentuk poster.

“Ini pengalaman pertama saya ikut PIBSI dan sangat luar biasa sekali karena saya dipilih untuk mempresentasikan makalah dalam siding panel,” ungkap dosen yang menekuni bidang sastra. Dia mengaku sedikit nervous karena disejajarkan dengan dosen senior yang sudah memiliki jam terbang tinggi, namun hal ini tidak diambil pusing olehnya. “Ambil sisi positifnya, wawasan saya menjadi bertambah dan itu hal yang menyenangkan. Saya mempresentasikan makalah berjudul Puisi Tuhan Sembilan Senti sebagai Kritik Sosial dan Pendidikan Karakter Bahaya Rokok. Saya harap banyak para akademisi yang turut memikirkan tentang masalah sosial salah satunya tentang bahaya rokok melalui kajian-kajian sastra,” ungkapnya.

Dalam pertemuan ilmiah ini, para koorprodi yang diwajibkan hadir selalu melaksanakan rapat koorprodi yang membahas isu terkini dan pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dari seluruh perguruan tinggi se-Jawa Tengah. Rangga mengungkapkan, “Hasil rapat kemarin memutuskan kalau tuan rumah PIBSI XXXX adalah Universitas Pekalongan. Format seminar diserahkan secara bebas pada tuan rumah, apakah mau seminar nasional atau internasional dan prosiding ber-ISBN saja atau terindeks scopus, bebas. Terakhir setiap perguruan tinggi harus memenuhi kewajibannya soal pengiriman delegasi PIBSI, untuk PTN mengirimkan 5 wakil sedangkan PTS mengirimkan 3 wakil, hal itu harus ditaati.” (TP)

[:]

[:id]Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar Memulai Interasional EFT in Practice di Malaysia[:en]English Education Students of Tidar University Started International EFT in Practice in Malaysia[:]

[:id]

Rabu (8/11), 17 Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Tiidar menjadi starter program International EFT in Practice di Malaysia. Adalah Prof., Dr., Sukarno, M.Si., selaku dekan didampingi Drs., Hari Wahyono, wakil dekan bidang akademik dan Ali Imron, M.Hum, ketua pelaksana program yang melepas keberangkatan gelombang pertama program tersebut dari halaman depan gedung FKIP Universitas Tidar. Dalam sambutannya, Sukarno mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang berangkat pada gelombang pertama tersebut karena akan mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah di dapat di kelas dari mata kuliah English for Tourism. Sukarno juga berpesan agar mahasiswa menjaga nama baik fakultas dan universitas selama berada di Malaysia yang direncanakan akan dilaksanakan selama empat minggu.

Program ini terjalin berkat kegigihan segenap dosen FKIP Universitas Tidar dalam menjalin komunikasi dan memperluas jaringan dengan institusi dari Malaysia dengan program sebelumnya adalah PPL Internasional di negara yang kini terkenal dengan sebutan negara Upin-Ipin ini. Program ini menjadi akhir panjang persiapan tim yang dipimpin oleh Ali Imron, M.Hum selama kurang lebih dua bulan sekaligus menjadi awal bagi kegiatan para mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik di salah satu resort terbesar di Malaysia. Selain itu, program ini juga adalah awal dari program-program sejenis yang direncanakan akan dilaksanakan dan terus dikembangkan oleh fakultas.

Mahasiswa akan melaksanakan aplikasi ilmu (teori) yang telah diberikan pada semester ini dan semester sebelumnya dalam praktek secara real di Gambang Resort yang juga memiliki sebuah institusi pendidikan pariwisata bernama Imperia College of Hospitality. 17 mahasiswa yang berangkat ini merupakan peserta gelombang pertama. Pada Rabu, (25/11) minggu depan, gelombang kedua mahasiswa dalam praktik yang sama terjadwal akan menyusul mereka sehingga total mahasiswa yang berangkat berjumlah 21 mahasiswa.

Tidak cukup hanya sampai di sini, FKIP juga sedang mengurus program Broadcasting bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di negara yang sama. Ali menyebut, program-program ini merupakan usaha maksimal yang mampu diberikan oleh dosen dan pimpinan FKIP Universitas Tidar dalam “memberikan amunisi” kepada para mahasiswanya terkait dengan kompetisi yang akan mereka hadapi dalam dunia kerja ketika mereka telah lulus. (AL)

[:en]

Wednesday (8/11), 17 Students of English Education of FKIP, Tidar University became the starter of International EFT in Practice program in Malaysia. Prof., Dr., Sukarno, M.Si., as the dean, accompanied by Drs., Hari Wahyono, vice dean of academic affairs and Ali Imron, M.Hum, the program chief executive dispatched the first wave of the program from the front yard of FKIP building, Tidar University. In his speech, Sukarno congratulated the students who left for Malaysia in the first wave because they will apply theoretical knowledge of English for Tourism that has been taught in the classroom directly in a real place and situation, most importantly, international practice. In the very bright morning, Sukarno closed his speech by advising students to behave well and keep the good name of faculty and university while being in Malaysia which was planned for four weeks.

The persistence of all lecturers of FKIP Universitas Tidar in establishing communication and expanding the network with institutions from Malaysia with the previous program is PPL International in a country now known as Upin-Ipin country had resulted in the establishment of this program. It is the end of a long preparation of the team led by Ali Imron, M. Hum for approximately two months as well as the beginning for the activities of students who will implement practice at one of the largest resorts in Malaysia. In addition, this program is also the beginning of similar programs that are planned to be implemented and continued to be developed by the faculty.

Students will carry out the application of science (theory) that has been taught in this semester and the previous semester in a real practice at Gambang Resort which also has a tourism education institution called Imperia College of Hospitality. The 17 students who departed were the first wave participants. On Wednesday (25/11) next week, the second wave of students in the same practice is scheduled to follow them so that the total number of students departing is 21 students.

It hasn’t been enough yet, as FKIP is also working on a Broadcasting program for Indonesian Language and Literature Education students in the same country. Ali mentioned that these programs portray the maximum effort done by the lecturers and leaders of FKIP of Tidar University in “giving ammunition” to their students related to the competition they will face in the real world of job competition after they graduate. (AL)

[:]

[:id]Dosen dan mahasiswa FKIP UNTIDAR ikuti Konferensi Literasi Pendidikan di UMP[:en]Some Lecturers and A Student of FETT Untidar Attended a Literacy Education Conference in MP[:]

[:id]

Empat Dosen dan satu mahasiswa FKIP UNTIDAR telah mengikuti International Conference on Education (ICE) 2017 yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) pada hari Sabtu (4/11/2017). Konferensi yang berlangsung selama sehari bertempat di ruang seminar UMP tersebut mengangkat tema Strengthening Education Literacy for Global Competitiveness. Penguatan literasi pendidikan guna menghadapi kompetisi global menjadi topik utama yang diperbincangkan dalam konferensi tersebut.

Peserta konferensi berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan pakar pendidikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa peserta berasal dari luar Indonesia, antara lain Polandia, Singapura, Ruanda, Uganda, Malaysia, dan Taiwan. Empat pembicara dihadirkan dalam ICE yang baru kali pertama digelar ini yaitu Prof. Ocky Karna Radjasa, M. Sc., Ph.D. (DRPM Risktek Dikti Indonesia), Assoc. Prof. Dr. Hamdan Said (University Teknologi Malaysia), Dr. Jessy Png Lay Hoon (NIE Nanyang Technological University Singapore), dan Prof. Dr. Sugeng Eko Putro Widoyoko M. Pd. (UMP).

Dosen FKIP Untidar yang berpartisipasi sebagai pemakalah dalam ICE adalah Dr. Sri Haryati, M.Pd. dengan judul tulisan The Implementation Of 21st Century Learning To Improve High Level Thingking Skill Through Various Model, Fifit Firmadani, M.Pd. dengan judul tulisan Active Learning Through Film Analisys And Simulation To Increase Critical Thingking Skill, Lilia Indriani, M.Pd. dengan judul Teacher’s Role In 21st Century Classroom dan Sri Sarwanti, M.Hum. dengan judul tulisan EFL Student’s Perspectives Towars Peer Talks In Learning. Mahasiswa yang mempresentasikan tulisannya adalah Umi Rahmawati dengan judul Approaches In Curriculum Design : Lecturers’ Perspective.

“Megikuti konferensi internasional semacam ini dapat memberikan ilmu baru mengenai literasi pendidikan. Kita dapat memperbarui ilmu yang kita punya. Selain itu, juga dapat menambah pengalaman serta teman baru,” ungkap Fifit Firmadani, M.Pd..

[:en]

Fourlecturersanda student of FETT UNTIDAR attendedInternational Conference on Education (ICE) 2017 heldby FKIP University of MuhammadiyahPurworejo (UMP) on  Saturday 4, 2017.The theme of the conference is Strengthening Education Literacy for Global Competitiveness.

The conference participantswereacademics, practitioners, and education expert.SomeparticipantswerefromPoland, Singapore, Rwanda, Uganda,   Malaysia, and   Taiwan.Fourspeakerswere Prof.OckyKarnaRajasa, M.Sc., Ph.D.(DRPM RisktekIndonesia for Higher Education), Assoc.Prof.Dr.Said Hamdan (Universiti Teknologi Malaysia), Dr.Jessy Png Lay Hoon (NIE Singapore Nanyang Technological University), and Prof.Dr.SugengEkoPutroWidoyoko M.Pd.(UMP).

The FETT lecturers who were participated in the ICE are Dr. Sri Haryati, M.Pd. presented “The Implementation of the 21 st Century Learning to Improve High Level Thinking Skill through Various Models”; Fifit Firmadani, M.Pd. presented “Active Learning through Movie Analysis and Simulation to Increase Critical Skill Thinking”; Lilia Indriani, M.Pd. presented “Teacher’s Role in 21st Century Classroom”;and Sri Sarwanti, Hum.presented “EFL Student’s Perspectives toward Peer-talks In Learning.” The studentwho presentedher writingisUmiRahmawatiof the article entitled “Approaches in Curriculum Design: Lecturers’ Perspective.”

Fifit, one of the lecturers who attended the conference, said that attending thisinternational conference is an opportunity to get new information, share ideas, and get great experience. (ER)

[:]

[:id]Prima Ferry, Publikasikan Karya Ilmiah Lewat Seminar Internasional LLTC[:en]Prima Ferry, Published Scientific Work Through LLTC International Seminar[:]

[:id]

Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang dosen yakni melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Tak berhenti sampai di situ, luaran dari kegiatan Tri Dharma PT adalah setiap dosen diharuskan untuk mempublikasikan hasilnya dalam pertemuan ilmiah baik nasional maupun internasional. Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP – Untidar, C. Prima Ferry Karma, M. Pd., usai menjadi pemakalah pada Seminar LLTC pada Jumat s.d Sabtu, (3-4/10) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. LLTC (Language and Language Teaching Conference) adalah sebuah konferensi/seminar tentang bahasa dan pengajarannya yang diselenggarakan setiap tahun di Universitas Sanata Dharma. LLTC tahun 2017 mengangkat tema “Empowering Learner’s Autonomy” dengan mengundang keynote speakers Thomas Robb dari Kyoto Sangyo University, Prof. Dr. Stephen J. Hall dari Sunway University, dan Paulus Kuswandono, Ph.D. dari Sanata Dharma University.

Pada kesempatan itu “Pak Ferry”, begitu beliau acap dipanggil,  menyampaikan hasil penelitiannya tentang peningkatan kemampuan berbahasa Inggris para satpam di lingkungan Balai Konservasi Candi Borobudur menggunakan Role Play. Beliau mengungkapkan tentang pentingnya kemampuan berbahasa Inggris bagi satpam di sana. “Hal ini menjadi penting bagi mereka untuk berkomunikasi dengan turis asing, karena pada hari libur pengunjung bisa sampai lima puluh ribu per hari. Satu hal juga yang menjadi sangat penting untuk ditingkatkan adalah motivasi mereka dalam belajar bahasa Inggris,” ujarnya.

Menurut hasil penelitiannya para satpam di sana mempunyai motivasi yang kurang tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan cara menggunakan aktivitas  Role Play. Role Play atau bermain peran adalah suatu aktivitas yang umum digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara seorang pembelajar bahasa. Dengan menggunakan aktivitas  Role Play, pembelajar akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Meskipun belum mendapatkan hasil maksimal, beliau mengungkapkan bahwa teknik ini bagus untuk diterapkan pada aktivitas pembelajaran berbicara. (TP)

[:en]

It is a must for a lecturer to do Tri Dharma Perguruan Tinggi which includes teaching, doing research, and social service. Not merely doing the three, every lecturer is required to publish the results in scientific meetings both nationally and internationally as one of the outcomes of them. A Lecturer of English Education Study Program (PBI) of FKIP – Untidar, C. Prima Ferry Karma, M. Pd., became a speaker at LLTC Seminar on Friday to Saturday, (3-4/10) at Sanata Dharma University, Yogyakarta. LLTC is abbreviation of Language and Language Teaching Conference is a conference/ seminar on language and teaching held annually at Sanata Dharma University. LLTC in 2017 took the theme of “Empowering Learner’s Autonomy” by inviting Thomas Robb from Kyoto Sangyo University, Prof. Dr. Stephen J. Hall of Sunway University, and Paulus Kuswandono, Ph.D. from Sanata Dharma University as keynote speakers.

On that occasion “Mr. Ferry”, he was often called, delivered his research on improving the English language skills of the guard at the Conservation Hall of Borobudur Temple using Role Play. He stated about the importance of English proficiency for the security guard there. “It is important for them to communicate with foreign tourists, because on holidays, visitors can be up to fifty thousands per day. One thing that is very important to be improved is their motivation in learning English, “he said.

According to the results of his research the security guard there has a low motivation. One way to improve it is by using Role Play activity. Role Play is an activity that is commonly used to improve the speaking ability of a language learner. By using Role Play activity, learners will be more motivated to improve their abilities. Despite not getting the most out of it, he revealed that this technique is good to be applied to speech learning activities. (AL)

[:]

[:id]Dosen Prodi Pendidikan IPA mengikuti Kegiatan Pelatihan PEKERTI[:en]Lecturers of Science Education Study Program Joined PEKERTI Workshop[:]

[:id]

Kegiatan pembelajaran yang berkualitas sangat bergantung pada tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang menguasai kompetensi kegiatan pembelajaran di samping penguasaan akademik dalam bidang mata ajarannya merupakan salah satu syarat terwujudnya dosen profesional. Dalam rangka mewujudkan dosen professional, dosen Prodi Pendidikan IPA telah mengikuti pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) yang diselenggarakan oleh Bidang Akademik UNTIDAR pada hari Sabtu (4/11/2017) bertempat di Gedung E2.03.06. Sasaran kegiatan pelatihan tersebut adalah dosen prodi baru dan dosen baru prodi lama di lingkungan UNTIDAR yang belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan PEKERTI.

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Rektor UNTIDAR, Prof. Dr, Cahyo Yusuf, M.Pd. Dalam sambutannya, rektor berpesan agar dosen baru, terutama yang tidak berasal dari prodi pendidikan, untuk memahami dan meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh tiga narasumber. Materi pertama mengenai belajar berbasis riset dan kurikulum pendidikan tinggi disampaikan oleh Prof. Dr, Cahyo Yusuf, M.Pd. Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd. mengenai desain kompetensi dan KKNI. Materi ketiga mengenai pendekatan, metode, dan hasil belajar disampaikan oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Kegiatan diakhiri dengan pemberian tugas kepada peserta pelatihan.

Dr. Farikah selaku panitia berpesan agar peserta mampu menggunakan materi pelatihan yang diperoleh untuk menggali kemampuan menjadi dosen profesional. “Dosen baru teruslah bersemangat untuk belajar dan mengembangkan diri” imbuhnya. Semoga kegiatan fasilitasi seperti pelatihan PEKERTI dapat mendorong terwujudnya dosen professional di FKIP. FKIP Jaya!.

[:en]

A first-rate teaching and learning process depends on the lecturers.  The lecturers need to master learning competences in their field as one of requirements to be professional lecturers. In order to be the professional lecturers,  lecturers of Science Education Study Program   (SESP)  had already joined  PEKERTI (Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional) workshop that  was hosted by Academic Board of UNTIDAR on Saturday (4/11/2017) in  E2.03.06 room. The workshop was conducted for the lecturers who had never joined PEKERTI yet.

The workshop was opened by Rector of UNTIDAR, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. In his speech, the rector stated that new lecturers should understand and improve their teaching and learning competences. Then, the workshop was continued by the presentation of three superb speakers. The first presentation was delivered by Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. with the material of learning-based research and the curriculum in higher education. The second presentation was explained by Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd.  about  the design of competences and KKNI. The third presentation was about the learning approach, method, and result that were   explained by Prof. Dr. Sukarno, M.Si. The last session of the workshop was the assignment session for the participants.

Dr. Farikah, the workshop committee, advised the participants to be able to apply the workshop materials in their teaching so that they will be professional lecturers. “New lecturers need to learn and develop themselves in teaching” she added. It is hoped that this workshop will contribute to make the realization of being professional lecturers in FETT.  FETT is the best! (CA)

[:]

[:id]Acara Sosialisasi dan Penggalian Ide/Gagasan Penyusunan PKM 2017[:en]Socialization and Extraction of the ideas in Arranging Student Creativity Program (PKM) 2017[:]

[:id]

Kamis (2/10), FKIP mengadakan acara sosialisasi dan penggalian ide/gagasan penyusunan proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) tahun 2017 yang ditujukan pada mahasiswa penerima beasiswa. Acara tersebut dihadiri oleh dosen FKIP sebagai pembimbing penyusunan proposal PKM dan mahasiswa FKIP penerima beasiswa. Acara dibuka oleh dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M. Si. Beliau menyampaikan bahwa tujuan dari PKM adalah membelajarkan mahasiswa untuk hidup. Lebih lanjut lagi beliau berpesan pada mahasiswa calon penyusun proposal PKM bahwa “ karya yang baik adalah karya yang selesai”.

Acara berikutnya penyampaian materi tentang kebijakan penyusunan PKM FKIP oleh Drs. Hari Wahyono, M. Pd. Kebijakan PKM tahun 2017 mengalami perubahan, yaitu dengan adanya klasterisasi Perguruan Tinggi pengusul yang didasarkan pada ranking pemeringkatan kemahasiswaan dan rekam jejak PKM dari setiap Perguruan Tinggi, saat ini Universitas Tidar berada pada klaster IV sehingga jumlah maksimal proposal yang dapat diajukan sebanyak 50 proposal untuk PKM 5 bidang (PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-KC, PKM-T) dan 20 proposal untuk PKM KT (PKM-AI, PKM-GT). Drs. Hari Wahyono, M. Pd. menambahkan bahwa penerima beasiswa bidikmisi tahun 2016 dan sebelumnya wajib menjadi ketua PKM, sedangkan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi 2017 wajib mencari kakak tingkat untuk menjadi ketua. Beliau juga sangat menganjurkan pada mahasiswa untuk bergabung dengan mahasiswa fakultas lain demi terciptanya ide-ide PKM yang lebih menarik, tetapi perlu diperhatikan bahwa dosen pembimbing dari dosen FKIP. Proposal PKM yang terkumpul akan melewati beberapa tahap seleksi, yaitu seleksi tingkat fakultas dan seleksi tingkat universitas yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 November 2017.

Pada kesempatan ini, Drs. Hari Wahyono, M. Pd. juga memberikan berbagai macam tips dan trik agar proposal yang disusun oleh mahasiswa dapat lolos seleksi. Tips dan trik tersebut diantaranya tema yang dipilih baru dan orisinil, judul yang dipilih harus mempesona, dan adanya kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu. Acara dilanjutkan penyampaian materi tentang teknis penyusunan proposal PKM oleh Rangga Asmara, M. Pd. Beliau adalah dosen Prodi PBSI yang sudah sering membimbing mahasiswa PKM sampai tingkat Pimnas (pekan ilmiah mahasiswa nasional). Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan berbagai macam pengalaman dalam membimbing penyusunan proposal PKM dan menyampaikan gambaran Pimnas secara detail. Harapan dari semua pemateri adalah banyaknya proposal PKM dari mahasiswa FKIP yang lolos seleksi sampai tingkat universitas, bahkan sampai tingkat Pimnas. (ET)

[:en]

On Thursday (2/10), FETT held the socialization and ideas digging about arranging Student Creativity Program proposal 2017 that is intended to scholarship grantees. It was attended by FETT lecturers as the mentors of PKM arrangement and FETT scholarship grantees. The socialization was opened by Prof. Dr. Sukarno, M.Si as the FETT Dean. He said that the purpose of Student Creativity Program (PKM) is to learn students for living. In addition, He also suggested to the students that “The good work is the finished work”

The next material was delivering the wisdom of FETT Students Creativity Program by Drs. Hari Wahyono, M.Pd. The Students Creativity Program wisdom in 2017 has changed. There were clustering on college proposer based on student’s rank and tracking record of College Students Creativity Program. Nowadays, Untidar is in fourth cluster which means the maximum proposals are 70. These proposals consist of 50 Students Creativity Program (PKM) in 5 field (PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-KC, PKM-T) and 20 proposals for PKM-KT (PKM-AI, PKM-GT).

Drs. Hari Wahyono, M.Pd added that 2016/2015 Bidikmisi scholarship grantees are required to be the PKM leader, while 2017 Bidikmisi scholarship grantees are the members of PKM. He suggested that students are interested in sharing with other faculty in order to get appealing PKM. These ideas will be guided by FETT lecturers. The submitted proposals will be analyzed by several selections in faculty and university level. The selections are held in November 16, 2017.

In the occasion, Drs. Hari Wahyono, M.Pd gives some tips and tricks in arranging the proposal. The tips and tricks aim to make the proposals qualified. The tips and tricks are the original and latest theme, appealing title, and collaboration with another science field. In that socialization, Rangga Asmara, M.Pd mentioned about technical arrangement of PKM proposal. He is PBSI lecturer who had ever guided student’s PKM to National level. He shared some experiences in guiding PKM proposal and talked about PKM in National level. The presenters are hoping many qualified PKM proposal in University level, even National level. (AG)

[:]