[:id]Tingkatkan Kualitas Pendidikan Bahasa Inggris, APSPBI Gelar Workshop Evaluasi Kurikulum KKN(I)[:]

[:id]

Asosiasi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (APSPBI) Regional Jawa Barat baru saja menyelenggarakan kegiatan bertajuk Workshop Evaluasi Kurikulum Berbasis KKN (I) pada Selasa-Rabu (18-19/7/2017) di Universitas Advent Indonesia, Parongpong-Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta di lingkungan Jawa Barat, bahkan juga dihadiri oleh beberapa universitas dari lintas provinsi, salah satu diantaranya adalah Universitas Cendrawasih Jayapura. Workshop yang berlangsung selama dua hari ini membahas mengenai evaluasi kurikulum bermuatan Kerangka Kualifikasi Nasional (Indonesia) atau lebih dikenal istilah KKN(I) dengan menghadirkan narasumber Assoc. Prof. Handoyo Puji Widodo, Ph.D.

Moch. Malik Al Firdaus, S.Pd., M.Pd. ketika ditemui penulis sepulang dari Bandung menceritakan gambaran singkat mengenai workshop tersebut. “Pentingnya penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap seluruh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia terkait pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan yang didasarkan atas kemajuan dan perkembangan kurikulum yang diberlalukan di tingkat Internasional. Untuk menghadapi hal tersebut, program studi diharapkan mampu mengombinasikan dan merevitalisasi kurikulum sesuai dengan taksonomi keilmuan di dunia internasional dan mempersiapkan lulusan untuk bisa bersaing di tingkat global.”

Pada hari pertama peserta diajak untuk berdiskusi secara intim. Semua peserta secara penuh saling memberi masukan dan saran untuk perbaikan program studi. Tentunya hal itu dilakukan untuk mencari solusi dan mengembangan kurikulum. Selain itu dalam rangkaian selanjutnya, peserta workshop diminta untuk menelaah dan memetakan kurikulum masing-masing prodi dan mempresentasikannya. Kurikulum yang diharapkan telah mengakomodasi desain kurikulum secara menyeluruh sesuai dengan dimensi teori, dimensi riset, dan dimensi praktis.

Keesokan harinya, narasumber meminta seluruh peserta untuk menyusun deskripsi matakuliah, capaian pembelajaran, dan isi/materi pada salah satu matakuliah yang diampu dan mempresentasikannya. Pada sesi ini begitu banyak masukan, saran, bahkan kritik dalam diskusi tersebut. Malik menuturkan “Pada akhir materi, narasumber memberikan pemetaan dalam penamaan mata kuliah yang didasarkan atas taksonomi keilmuan yang diberlakukan pada tingkat Internasional. Jadi dalam pemetaan tersebut terbagi menjadi 10 bidang pengelompokkan ilmu: language skills, linguistics, english grammar, vocabulary, pronouncation, applied linguistics, literature, research, language education, dan translation.”

Pada akhirnya Malik menyampaikan bahwa butuh waktu dan proses yang panjang untuk bisa menerapkan kurikulum KKN(I) di lingkungan PBI FKIP UNTIDAR, namun pihaknya tidak lelah untuk berusaha memberikan yang terbaik demi kemajuan bersama. “Untuk saat ini ya follow up-nya sedikit demi sedikit merevitalisasi kirikulum karena perlu banyak penyesuaian, perlu pengkajian mendalam, yang pada akhirnya bisa membawa ciri khas PBI UNTIDAR di mata Internasional. (TP)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Makin Eksis Berwirausaha dengan Lolos Program KBMI[:en]FETT Students Make Amazing Entrepreneurs: Winning the Grants for DIKTI’s Indonesian Students Business Competition Program (KBMI) 2017[:]

[:id]Kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Hal tersebut disebabkan 2 proposal Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) lolos didanai oleh Kemeterian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017 dari total 4 proposal yang lolos se-Untidar.

Dua kelompok mahasiswa yang lolos KBMI telah mewakili dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Kelompok 1 terdiri atas Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), dan Azizah Wahyu Lestari (PBI). Judulnya adalah Pengembangan Usaha Box Kado Magelang yang Didanai 15 juta rupiah. Kelompok 2 terdiri atas Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Fakultas Teknik Untidar), Nafi’ Arrum Fauziah (PBI), dan Siti Sulistyarini (PBSI). Judulnya Banana Stem Body Wash (Bombow) Pemanfaatan Pelepah Pisang menjadi Sabun Mandi yang didanai 18 juta rupiah.

fkip

“Sebetulnya, usaha boks kado dan paper bag ini sudah kami mulai sejak 2017. Agar membedakan dengan produk yang ada di toko, kami melayani customable sesuai keinginan pelanggan. Selama ini kami menjual produk secara online dengan harga 10.000 – 60.000 rupiah/boks dan 1.000 – 7.000 rupiah/paper bag,” ujar Nasrika Dewi, Ketua Kelompok 1.

“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka lolos program ini. Usaha ini telah kami mulai sejak Februari 2017. Sabun tersebut kami jual dengan harga 10.000 rupiah/buah. Kami juga memberikan harga khusus untuk teman-teman yang mau menjadi reseller sabun Bombow ini,” ujar Septi Hardiyaning Tiyas, Ketua Kelompok 2 dengan senyum bahagianya.

Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator PBSI sekaligus Dosen Matakuliah Kewirausahaan PBSI Untidar mengatakan lolosnya proposal tersebut merupakan hasil dari matakuliah tersebut. “Semoga ke depan makin banyak mahasiswa Untidar, khususnya PBSI yang lolos program-program kewirausahaan seperti ini agar profil lulusan sebagai wirausaha makin terbukti,” tambahnya.

Prestasi FKIP kali ini juga disambut baik oleh seluruh dosen FKIP yang memberikan selamat melalui whatsapp grup FKIP. Semoga ke depan, FKIP makin berjaya. FKIP is The BestWJ

[:en]

The Euphoria floods the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University once again. Two out of four KBMI proposals, which are selected and funded for Tidar University by Ministry of Research, Technology and Higher Education, are proposed by FETT students.

Two groups who got the KBMI grants represent two study programs namely Indonesian Language and Literature Education (PBSI) and English Education (PBI). The PBSI group consists of Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), and Azizah Wahyu Lestari (PBI). The group, with the title “Business Development of Gift Boxes in Magelang”, is funded 15 million IDR. While, the PBI group consists of Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Faculty of Engineering Untidar), Nafi ‘Arrum Fauziah (PBI), and Siti Sulistyarini (PBSI). The group who proposed “Banana Stem Body Wash (Bombow): Utilization of Banana Leaves as Bath Soap” is funded 18 million IDR.

fkip“Actually, the business of gift boxes and paper bag business has been started since the beginning of 2017. In order to distinguish with the products in the store, we serve customable and decorative boxes as customer wishes. So far, we have been selling the products online for 10,000 – 60,000 IDR / box and 1,000 – 7,000 IDR / paper bag, “said Nasrika Dewi, the PBSI group leader.

The happiness is expressed by the PBI group. “I am very grateful and surprised with the announcement.” We have started the Bombow bath soap business in February 2017. We sell it 10,000 IDR/ each. But, we give special price for those who want to be our reseller “said Septi Hardiyaning Tiyas, the PBI group leader happily.

Rangga Asmara, M.Pd., PBSI Coordinator, Lecturer of Entrepreneurship Courses PBSI Untidar, and supervisor for the PBSI proposal said that the proposal is selected as the outcome of the course. ” I hope more and more Untidar students, particularly PBSI win such competition in the future. It supports one of our university visions to create young entrepreneurs,” he added.

This achievement is also supported by all FETT lecturers who congratulated through WhatsApp FKIP group. Hopefully, FETT will be more successful in the future. FETT is The Best! (WJ/WR)

[:]

[:id]FKIP: Mahasiswa FKIP Ikuti Monev PKM 2017 di UNNES[:en]FETT Students joined MONEV PKM 2017 in UNNES[:]

[:id]

Universitas Tidar mengirimkan 12 tim PKM DIKTI tahun 2017 untuk mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 21 Juli 2017. Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium UNNES (Gedung Prof. Wuryanto) tersebut menghadirkan pemonev eksternal dan pendamping internal diantaranya Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

Salah satu tim PKM UNTIDAR berasal dari FKIP yang terdiri dari Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI) memaparkan hasil PKM-K berjudul “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi.”

“Alhamdulillah, kami mendapat feedback  yang baik karena kami sudah mempersiapkan rencana ke depan. Saya merasa sangat bangga dan senang karena baru pertama kali bisa bersaing dengan universitas lain dengan membawa nama UNTIDAR. Harapan saya bisa masuk PIMNAS,” tutur Muhammad Kusni Mubarok.

 Jayalah PKM UNTIDAR 2017!

(ER)

[:en]

Tidar University sent 12 teams of Student Creativity Program (PKM) Directorate General of Higher education (DIKTI) 2017 to join monitoring and evaluating (MONEV) in Semarang State University (UNNES) on 21st of July 2017. This activity which was held in Auditorium of UNNES (Prof. Wuryanto’s building) invited external accessor and internal associate such as Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

FETT has sent one team of PKM, they are Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI). They presented their result of PKM-K entitled “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi”

“Thanks God, we got good feedback since we prepared our future plan. I’m so proud and happy because it’s our first time to compete with other university and bring Tidar University’s name. I hope we can pass National Student Science Week (PIMNAS),” said Muhammad Kusni Mubarok.

Bravo PKM Tidar University!

(GF)

[:]

[:id]Dosen PBSI Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Penyuluhan Berbahasa Indonesia, Balai Bahasa Jawa Tengah[:en]Regional Language Office of Central Java Invited the Lecturer of PBSI as the Speaker in Counseling Activity of Bahasa Indonesia[:]

[:id]

Imam Baihaqi, S.Pd, M.A.,  dosen PBSI FKIP Untidar, tampil sebagai pembicara pada kegiatan “Penyuluhan Berbahasa Indonesia bagi Guru SMP Kota Semarang”  di Dinas Pendidikan Kota Semarang pada hari Rabu, 19 Juli 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 4 hari yaitu dari hari Selasa-Jumat tanggal 18-21 oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian dan Kebudayan. Peserta yang hadir sekitar 50 guru SMP Kota Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Imam Baihaqi menyampaikan materi tentang pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif. “Mengajarkan sastra dengan inovatif artinya tidak hanya mengajarkan teori saja, namun seharusnya juga diajarkan keterampilan, misalnya peserta didik mampu menghasilkan karya. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diarahkan hanya pada tataran mengerti dan memahami tetapi diarahkan sampai tataran yang tertinggi yaitu menciptakan”, jelas Imam Baihaqi.

Dosen pengampu mata kuliah teori drama dan drama pentas itu mengatakan bahwa, mengajarkan cerpen, puisi, atau drama dengan kreatif kepada para siswa dapat dilakukan misalnya membuat karya sastra yang nanti dibukukan atau dikirim ke media masa. Selain itu, misalnya juga dengan memproduksi pementasan drama dan divideokan, membuat figura-figura tentang foto dan profil sastrawan Indonesia.

Pada kesempatan wawancara Imam menyampaikan rasa bahagianya dapat dipercaya menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut. “Saya merasa bahagia bisa menularkan ilmu yang sudah diperoleh. Bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana mengajarkan sastra. Apa lagi, setelah menyampaikan materi, ternyata guru-guru tertarik untuk memesan buku berjudul Goresan Tinta Bocah Sastra yang dibuat oleh mahasiswa semester 3A Program Studi Bahsa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tidar. Buku tersebut adalah hasil karya mahasiswa sebagai produk luaran dalam mata kuliah drama yang saya ampu,” tambah Imam Baihaqi. (DZ)

[:en]

Imam Baihaqi, S.Pd., M.A., the lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Tidar University invited as the keynote speaker in the event called “Counseling of Bahasa Indonesia for Teachers of Junior high School in Semarang”. This activity was held in Local Education Authorities of Semarang on Wednesday, July 19, 2017. It was held for four days from Thursday to Friday 18 – 20 July 2017 by Language development and Cultivation Agency, The Ministry of education and Culture. There were 50 Junior High School teachers in Semarang participated in this event.

On that occasion, Imam Baihaqi presented the material about creative and innovative learning in literature. “Teaching literature innovatively means the teachers not only teach the theory but also teach the skill such as producing the work. In learning, the students are directed not only at the level of understanding but also at the level of creating,” explained Imam Baihaqi.

The lecturer of Drama Theory and Drama Performance said that teaching literary work (short story, poetry, and drama) creatively to the students can be done in the classroom. The teachers can ask the students to create literary works. Those works will be published or sent to mass media later. Furthermore, the teacher can ask the students to perform the drama and record that performance or else write the profile of Indonesian authors and framed it.

When Web Team of FETT interviewed him, Imam expressed his pride because he was trusted to be the speaker on that event. “I feel happy to spread my knowledge and share the experience in teaching literature. And then the thing that makes me so happy is the teachers are interested to order book made by the third semester students of PBSI entitled Goresan Tinta Bocah Sastra after this event. Those books are the product of the students in my Drama class, “added Imam Baihaqi. (DZ/AW)

[:]

[:id]Puisi Dosen PBSI di Magelang Ekspres[:]

[:id]

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin?

Ia hanya tahu jika dahan yang melepas,

Dan angin menghempas,

Hanya konspirasi yang ia pahami.

Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan bait pertama puisi Imam Baihaqi, M.A. yang berjudul Apakah Daun Tak Pernah Membenci?. Puisi itu dimuat di Magelang Ekspres Sabtu (15/07/17) bersama beberapa judul puisi lain karya Imam, yaitu Atas Nama Keluarga: Untuk Hati yang Kecewa, Sebuah Boneka Mainan, Kejujuran Waktu, Mengalahkan Bayangan, Senja yang Masih Ungu, dan Duka Dua Dunia. Puisi-puisi tersebut bertema kesedihan.

Imam mengaku, ia sebenarnya tidak rutin menulis puisi setiap hari. Jika ada ide dan inspirasi, barulah ia membuat puisi. “Saya menulis puisi kalau sedang dapat ide saja, tidak rutin,” ujar Imam.

Imam berharap dapat menginspirasi mahasiswa PBSI untuk berkarya, khususnya menghasilkan karya sastra. “Jangan sampai mahasiswa PBSI tidak mempunyai karya,” ujar Imam. “Mahasiswa PBSI kelak akan menjadi guru yang akan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia. Kalau mereka mempunyai karya, mereka akan mampu mengajar secara lebih baik,” lanjutnya. (IS)

[:]

[:id]Mahasiswa PBI Untidar Ikuti  Lomba Debat Berbahasa Inggris Tingkat Kopertis VI[:en]Three Students of English Education Program Represents Tidar University in NUDC Kopertis VI Region[:]

[:id]

Lomba Debat Berbahasa Inggris (NUDC) tingkat Kopertis VI tahun 2017 kembali diadakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan berlangsung selama 3 hari, yaitu dimulai pada hari Rabu-Jumat tanggal 12-14 Juli 2017. Kopetisi tahunan tersebut bertujuan untuk memilih wakil dari Universitas di wilayah Kopertis VI untuk maju mengikuti lomba (NUDC) tingkat nasional pada bulan September nanti di UPGRIS Semarang.

Tercatat 40 peserta lomba dari berbagai perguruan tinggi baik PTS maupun PTN wilayah kopertis VI tarmasuk tim dari Untidar yang diwakili oleh mahasiswa Program Studi Bahsa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mahasiwa tersebut ialah Yusuf Yuliyanto dan Novia Indri Susanti dari mahasiswa semester 2 sebagai peserta debat dan May Willyana maasiswa semeseter 8 sebagai peserta N-1 Adjudicator.

Menurut Yusuf,  pencapaian yang di raih kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena berhasil masuk ke babak 16 besar, namun belum dapat lanjut ke babak selanjutnya setelah berhadapan dengan Universitas PGRI Semarang, Universitas Kristen Satyawacana, dan Universitas Jenderal Soedirman. Tema debat yang dibahas pada babak 16 besar oleh tim PBI FKIP Untidar adalah “As newly developing countries THW prioritize establishing democracy over economic development”.

Lebih lanjut Yusuf menyampaikan kesan-kesannya setelah mengikuti kompetisi debat itu. “Kami sangat senang karena bertemu dengan debater-debater hebat dari universitas lain. Kami mendapat ilmu debat baru serta memperoleh pengalamn yang takkan terlupakan.  Selain itu kami juga menjadi lebih semangat untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas dalam latihan agar menjadi lebih baik,” terang Yusuf penuh semangat.

Pada akhir wawancara, Yusuf juga menyampaikan bahwa dia bangga menjadi mahasiswa FKIP Untidar karena sudah mulai diperhitungkan dalam kompetisi debat di tingkat Kopertis VI. Dia juga berharap kepada teman-teman mahasiswa di semua prodi yang ingin mengasah kemampuan debat untuk mengikuti English Debating Society Untidar. Kegiatan latihan debat tersebut rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB di lantai 2 Perpustakaan Untidar.

Selamat kepada Yusuf Yulianto dan kawan-kawan, terus semangat berlatih. Mudah-mudahan tahun depan dapat lebih berjaya lagi.

[:en]

[FKIP-24/07/17] – National University Debating Championship (NUDC) Kopertis VI Region 2017 was held in Muhammadiyah University of Surakarta. This event was taken place on three days from July 12th until July 14th, 2017. This annual competition aims to select representatives from universities in the Kopertis VI Region to represent in the National level which wil be held  on September 2017 at University of PGRI Semarang.

There were 40 teams from universities in Kopertis VI Region, both private and state universities, including Tidar University. The students who represented Tidar University were Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti. Besides, there was a student, May Willyana, as participant of N-1 Adjudicator. All of those students were from FETT (Faculty of Education and Teacher’s Education).

Yusuf explained that their achievement this year is better than before since they could make it through round 16, eventhough they couldn’t pass through the next round after competing with the team from University of PGRI Semarang, Satya Wacana Christian University, and Jenderal Soedirman University. The theme for debating in round 16 was  “As Newly Developing Countries THW Prioritize Establishing Democracy Over Economic Development.”

Further, Yusuf said , “We are so excited meeting such great debaters from other universities. We get knowledge about debating and unforgettable experience. This event is also as a whip for us to imrove our debating skill better in quality and quantity.

He also explained that he is proud to be the student of FETT Tidar University, since Tidar University has been taken into account in NUDC Koperis VI Region. He hopes that other students from other study programs at Tidar University who want to join in the competition prepare themselves by joining in English Debating Society of Tidar University.

Congratulation for Yusuf Yulianto and friends. (DZ – NA)

[:]

[:id]Lima Dosen FKIP ikuti Seminar Nasional ALFA di Universitas PGRI Semarang[:en]Five FETT Lecturers attended ALFA National Seminar at PGRI University of Semarang[:]

[:id]

Hari Sabtu, 15 Juli 2017 telah diselenggarakan sebuah seminar menarik di Universitas PGRI Semarang bertajuk Pembelajaran Aktif dan Profesionalisme Guru di Era Global dengan Keynote Speaker Prof. Dr.. Sudarmin, M.Si (Pembelajaran Aktif di Finlandia), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Penggunaan Media), dan Dr. Sofyan Anif, M.Si (Profesionalitas Guru di Era Digital) serta pararel speaker yang diantaranya disampaikan oleh dosen-dosen FKIP UNTIDAR.

Dual code yang menawarkan visual dan audio secara bersamaan menjadi salah satu bahasan yang disajikan oleh keynote speaker dalam seminar ini dan mendapat perhatian yang cukup intens dari para peserta. Pasalnya dual code masih menjadi perdebatan yang cukup menarik untuk diperbincangkan. Sebagai contoh sederhana adalah proses belajar di kelas ketika guru menulis sesuatu di papan dan pada saat yang bersamaan ingin menyampaikan penjelasan yang mendukung tulisan tersebut. Selama ini kita sebagai pendidik tidak disarankan, bahkan cenderung dilarang untuk melakukan hal tersebut (menulis di papan sambil berbicara) karena dianggap sebagai salah satu bentuk ketidaksopanan, padahal sebenarnya masa-masa tersebut adalah krusial karena siswa sedang membangun konsentrasi yang prima dan aspek audio visualnya bisa dimaksimalkan, maka diperlukan teknik yang  mengakomodasi hal tersebut, dan lain sebagainya.

Imam Baihaqi, M.A menyampaikan “Seminar semacam ALFA di UPGRIS ini bagi saya bermanfaat, utamanya karena di forum ilmiah seperti ini kita banyak bertemu dengan rekan dosen peneliti dari berbagai macam latar belakang studi yang mengaktualisasikan presentasinya sehingga akan banyak menemukan ekspos yang bermacam-macam”. Dalam seminar ALFA ini Imam menyajikan penelitiannya dalam Pembelajaran Drama.

“Seminar ini bagus karena memberikan kesempatan sharing pelaksanaan pembelajaran aktif baik tingkat perguruan tinggi maupun elementary level, utamanya seperti yang kami lakukan di desa binaan UNTIDAR” hal tersebut disampaikan oleh Endah Ratna, M.Pd yang menjadi salah satu speaker dari FKIP UNTIDAR. Bersama dengan Sri Sarwanti, M.Pd, Endah menyajikan Pendampingan Pembelajaran Aktif melalui Permainan Edukatif berbasis kearifan lokal bagi peserta TPQ dan Pendampingan penerapan Energizer bagi Guru MI.

Sementara itu Dr. Sri Haryati, M.Pd pada kesempatan tersebut menyajikan Pembelajaran Aktif Berbasis Riset di Perguruan Tinggi dan Drs. Hari Wahyono, M.Pd mengupas Karya Cipta Siswa dan Realisasi Pembelajaran Aktif. (WD)

[:en]

On Saturday, July 15, 2017 an exciting seminar was held at PGRI University Semarang entitled Active Learning and Teacher Professionalism in Global Era with Keynote Speaker Prof. Dr . Sudarmin, M. Si (Active Learning in Finland), Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, M.Pd (Media Usage), and Dr. Sofyan Anif, M.Si (Teacher Professionalism in the Digital Age) and parallel speakers which among others was delivered by lecturers of FETT UNTIDAR.

Dual code that offers visual and audio simultaneously became one of the discussions presented by the keynote speakers in this seminar and received intense attention from the participants. Since the discussion of dual code is still a debate so that it is quite interesting to talk about. A simple example is the process of learning in the classroom when the teacher writes something on the board and at the same time wants to convey an explanation that supports the writing. So far the educators are not recommended, even tend to be forbidden to do that (writing on the board while talking) because it is considered as a form of irreverence, when in fact these periods are crucial because students are building excellent concentration and audiovisual aspects can be maximized. Then it requires techniques that accommodate it, and so forth.

 Imam Baihaqi, M.A conveyed “This ALFA seminar in UPGRIS is useful for me, mainly because in this scientific forum we meet many researcher colleagues from various study backgrounds that actualize his presentation so that there will be many exposures and ideas presented”. In this ALFA seminar Imam presents his research in Drama Lessons.

“This seminar is good because it provides an opportunity to share active learning implementation both in college level and elementary level, especially as we did in the village under the supervision of UNTIDAR” said Endah Ratna, M.Pd who became one of the speakers on the field. Together with Sri Sarwanti, M.Pd, Endah presented Active Learning Assistance through Educational Game based on local wisdom for TPQ participants and Mentoring of Energizer implementation for Madrasah Ibtidaiyah (elementary level school) Teachers.

Meanwhile Dr. Sri Haryati, M.Pd on the occasion presented Research-Based Active Learning in Higher Education and Drs. Hari Wahyono, M.Pd explained the Student Creativity and the Realization of Active Learning. (WD)

[:]

[:id]FKIP: Dosen PBI jadi Pemakalah di AsiaA TEFL-TEFLIN 2017[:en]FETT: English Education’s Lecturers Became Presenter in Asia TEFL-TEFLIN 2017[:]

[:id]

Berlokasi di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, tiga orang dosen FKIP mengikuti seminar The 15th ASIA TEFL – The 64th TEFLIN International Conference. Adapun yang mengikuti seminar tersebut adalah Dr. Farikah, Dr. Dwi Winarsih, dan Widya Ratna Kusumaningrum. Dalam kegiatan seminar ini, Farikah memaparkan artikelnya yang berjudul “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”, Dwi mengangkat judul artikelnya “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, dan Widya dengan artikelnya yang berjudul “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”

Kegiatan yang mengusung tema “ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity”, mengajak para akademisi dan praktisi pendidikan seperti guru dan dosen untuk terus mengikuti perkembangan tren dunia pengajaran bahasa Inggris dalam konteks bahasa asing yang selaras dengan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D selama 45 menit berlangsung selama tiga hari, Kamis-Sabtu,  13-15 Juli 2017. Selama kegiatan ini berlangsung, terdapat sebelas pembicara utama dalam seminar pleno seperti Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney).

Kegiatan ini merupakan kegiatan seminar dengan dua organisasi penyelenggara tingkat Asia (ASIA TEFL) dan tingkat Nasional (TEFLIN) berhasil menarik antusiasme 1211 pemakalah dan 188 partisipan dari 28 negara seperti Malaysia, China, Australia, Indonesia, Korea, Jepang, dan lain sebagainya. (WR)

[:en]

FETT (19/7) Located in Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta, 3 lecturers of English Education FETT, joined the 15th Asia TEFL – The 64th TEFLIN International Conference, they are Dr. Farikah, M.Pd., Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., and Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. In this seminar, Dr. Farikah, M.Pd. presented her article entitled “The Effectiveness of Jurisprudential Inquiry Learning Model in Developing the Students’ Competence in Writing Analytical Exposition Texts”. Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. presented “Micro Teaching and Stimulated Recall: How Teacher Students Aware of Their Teaching”, while Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. presented her article entitled “Pre-service Teachers’ Perception on Teaching Future EFL Students: A Micro-Ethnography Approach”.

The seminar which has theme ELT in Asia in the Digital Era: Global Citizenship and Identity, asked educational academics and practitioner such as teachers and lecturers to follow development of teaching English as foreign language as well as technology development.

This event which held in three days, 13th– 15th July 2017, was opened by Minister of Research, Technology and Higher Education, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.D. There were eleven key note speakers in planetary seminar, such as Anita Lie (The Director of and a Professor at the Graduate School of Widya Mandala Catholic University Surabaya), Anthony J. Liddicoat (The Professor in the Centre for Applied Linguistics at the University of Warwick), Diane Tedick (A Professor of Second Languages and Cultures Education at the University of Minnesota), Hu Guangwei (An applied Linguist by Training and an Associate Professor in the English Language and Literature Academic Group), Herbert Putcha (A Professor of English at the Teacher Training University in Graz, Austria), Paul Nation (Emiritus Professor in Applied Linguistics at the School of Linguistics and Applied Language Studies at Victoria University of Wellington, New Zealand), Roslyn Appleby (A Senior Lecturer in the School of Education at University Technology of Sydney), Yueguo Gu (A Research Professor, the Head of Corpus Linguistics Department, and Director of Corpus and Computational Linguistics Research Centre of Chinese Academy of Social Sciences), Hanan Khalifa (Head of Research and International Education of Cambridge English), Deborah Healey (Co-Author and Primary Editor of TESOL Technology Standards), and Nicky Solomon (Researcher and Teachers at University Technology of Sydney). (GF)

[:]

[:id]Implementasi K13  dalam Sudut Pandang Socio-Cultural Theory[:en]Socio-Cultural Theory Underpinning the implementation of K13[:]

[:id]

Magelang (15/07) Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) menggelar kegiatan Seminar Pendidikan yang bertajuk “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. Kegiatan ini dibuka dengan laporan pertanggungjawaban oleh ketua panitia, Yusuf Yulianto dihadiri oleh 206 peserta yang meliputi dosen, guru, praktisi pendidikan, dan mahasiswa.

Kegiatan yang digelar selama 4 jam ini menghadirkan Dra. Helena I.R, Ph.D sebagai pembicara utama. Dalam orasinya, Helena menegaskan pentingnya memahami konteks guna implementasi kurikulum 2013, atau yang biasa disebut dengan K13. Dia menambahkan bahwa selama ini banyak dari kalangan guru yang kurang tepat menginterpretasikan K13 dan cenderung terpaku pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Padahal, fungsi guru lebih dari sekedar mengajar. Namun bagaimana seorang guru harus memiliki kompetensi yang jauh lebih tinggi guna membantu siswa memperluas zona perkembangan proximal, atau yang lazim disebut Zone Proximal Development (ZPD). Hal ini seperti yang tertuang dalam teori sosial-kultural yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky.

Dalam kegiatan ini terlihat antusiasme peserta yang cukup tinggi. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana untuk memaksimalkan peran guru dalam membantu siswa khususnya bagi siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini diakhiri oleh penyerahan plakat sebagai cindera mata oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

[:en]

FETT (15/07) located in Auditorium of Tidar University, English Department Students Association (EDSA) held educational seminar entitled “Socio-Cultural Theory Underpinning the Implementation of K13”. This event was opened with responsibility opening speech by chairman of committee, Yusuf Yulianto. The participants of this seminar were 206 participants that consist of lecturers, teachers, educational practitioners, and students.

The seminar which is held for 4 hours, invited Dra. Helena I.R, Ph.D. as keynote speaker in this seminar. She explained the importance of understanding context in implementing curriculum of 2013 (K13). She stated that some teachers interpreted K13 inappropriately. Teachers were not only teaching students, they are also helping students to expand their Zone Proximal Development (ZPD) as stated in Socio-cultural Theory by Lev Vygotsky.

The enthusiasm of participants is high. In question and answer session, there were some questions from participant, such as how to maximize teacher in helping students especially for passive students in teaching activity.

This event was ended with giving souvenir by Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (GF)

[:]

[:id]Penyerahan  20  Mahasiswa  PPL Internasional FKIP 2017[:]

[:id]

Sebanyak 20 mahasiswa FKIP yang mengikuti program PPL Internasional  2017 tiba di Malaysia hari Rabu, 12 Juli 2017.  Di hari berikutnya (Kamis, 13 Juli 2017),  Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP mendampingi mahasiswa dalam penyerahan 20 mahasiswa PPL Internasional di Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan  Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya, Hulu Selangor, Malaysia.

Kegiatan penyerahan PPL Internasional   berjalan dengan sukses dan lancar. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari kepala Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya, kepala Sekolah Menengah Kebangsaan, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. (Dekan FKIP), dan Umi Setiya Rini (perwakilan mahasiswa). Selain itu, ada penyerahan cendera mata  dan dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan sekolah sesuai dengan penempatan mahasiswa.

Mewakili  20 mahasiswa PPL Internasional, Alif Tabah Nurrochim, Fadlilah Nurul , Taufan Haris, dan Indah Nurmayani memberikan kesan-kesan mereka dalam kegiatan penyerahan.

Alif Tabah Nurrochim, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), menyampaikan “Saya sangat senang karena bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru  dan saya juga dapat belajar bahasa Melayu.” Senada dengan Alif,  Fadlilah Nurul  (mahasiswi PBI) mengungkapkan “Kegiatan ini sangat menyenangkan, kami disambut dengan sangat baik dan ramah. Kami bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini.”

Taufan Haris, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berkata “Penyerahan PPL tadi pagi berjalan dengan lancar. Alhamdulillah saya senang bisa mengenal guru-guru disini, bisa mengetahui sistem pendidikan Malaysia dan merasakan budaya yang baru juga.”  Indah Nurmayani, mahasiswi PBSI menambahkan “Penyerahan PPL berjalan lancar, dari pihak sekoah sangat ramah dengan kami, bahkan mereka mengajak kami berkeliling sekolah, memperkenalkan sekolah mereka kepada kami, dikenalkan juga dengan para guru. Mereka sangat ramah, bahkan Guru Besar nya sudah menganggap kami sebagai anak asuh beliau.”  (CA)

[:]