Pelatihan Penulisan Soal AKM Bagi Guru SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebutkan penghapusan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tentunya menjadi tantangan baru bagi para pelaksana penyelenggara pendidikan. Sosialisasi dan pelatihan penulisan soal AKM yang masih dianggap minim mendorong pihak sekolah untuk berinisiatif menyelenggarakan pelatihan dengan mengundang narasumber dari bidang terkait.

Sabtu, 23 Januari 2021, salah satu dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris dengan kepakaran di bidang asesmen, Widya Ratna Kusumaningrum, M.Pd., M.Ed., dipercaya untuk memberikan pelatihan menulis butir soal AKM di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif (MUTUAL) Magelang. Para pendidik, yang sebelumnya memang belum pernah mengikuti pelatihan serupa, dengan antusias mengikuti pelatihan ini meskipun harus dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Nurul Fadilah, S.Pd. selaku ketua panitia pelatihan ini menyatakan bahwa para guru SMP Mutual sangat memerlukan informasi dan pelatihan terkait pengembangan soal-soal AKM. Hal ini tidak hanya demi penyesuaian sistem evaluasi pembelajaran namun juga sekaligus sebagai salah satu langkah dalam proses penjaminan mutu sekolah. (Rolisda Yoshinta)

Mahasiswa PBI FKIP UNTIDAR Raih Predikat The Best Delegate of Unicef

Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar kembali menorehkan prestasi tingkat internasional. Muhammad Rauf Oktavian berhasil menyabet predikat The Best Delegate of UNICEF di ajang International Model United Nations (IMUN). Kegiatan ini merupakan suatu forum akademik di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menjadi wadah bagi para mahasiswa dari seluruh dunia untuk belajar dan berbagi ide tentang diplomasi, hubungan internasional, dan PBB.

Sebanyak 163 delegasi dari berbagai negara berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 21 – 22 November 2020. Pada kegiatan ini para delegasi tidak hanya membahas dan memperdebatkan masalah yang dihadapi para pemimpin dunia, namun juga merancang resolusi sebagai tanggapan terhadap permasalahan tersebut.

Rauf menyebutkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang luar biasa. Tidak hanya memperluas wawasan mengenai permasalahan global, IMUN juga memberikan pengalaman kolaborasi internasional yang sangat kaya akan latar belakang dan budaya. Diharapkan melalui IMUN, mahasiswa dapat belajar pentingnya menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kebutuhan dunia internasional.

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister FKIP UNTIDAR Selenggarakan Kuliah Umum

Sabtu (21/11) bertempat di Hotel Atria Magelang, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister FKIP UNTIDAR menggelar kuliah umum bertajuk “Inovasi Pembelajaran dan Penelitian di Era Kenormalan Baru”. Acara diikuti oleh para dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister serta dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

“Kuliah umum ini khususnya kami peruntukkan bagi mahasiswa program magister,” begitu ujar Dr. Hari Wahyono, M.Pd. selaku Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister. “Tema acara yang kami pilih adalah bentuk respon terhadap kondisi dunia saat ini. Seperti kita tahu, baik pengajaran maupun penelitian bahasa Indonesia banyak mengalami kendala karena kondisi pandemi,” lanjut Hari Wahyono.

Acara ini mengundang narasumber Prof. Dr. Drs. Suhardi, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. dari Universitas Sebelas Maret. Pada sesi awal kuliah umum, Suhardi menyampaikan tentang inovasi yang bisa dilakukan pada penelitian bahasa dan sastra. Dasar dari inovasi yang dilakukan adalah berpikir kreatif. Melalui berpikir kreatif, peneliti bisa menghasilkan karya kreatif dan karya inovatif. “Karya kreatif bisa berupa cerpen, cerbung, dan lain-lain. Sedangkan karya inovatif adalah pembaharuan dari karya-karya yang sudah ada,” begitu Suhardi menjelaskan.

Sesi kedua dilanjutkan dengan materi oleh Muhammad Rohmadi. Rohmadi menekankan akan pentingnya memahami segala konteks pembelajaran karena dari situlah inovasi muncul. Dia lalu menekankan peran evaluasi diri sebagai salah satu kebutuhan untuk pengembangan diri. “Evaluasi diri diperlukan agar mampu melakukan lompatan teknologi,” begitu Rohmadi menyampaikan. “Dengan evaluasi diri, kita jadi tahu kondisi riil dan apa tindak lanjut yang harus kita lakukan,” lanjutnya.

Acara berjalan semarak sampai sesi terakhir berlangsung. Pada sesi tanya jawab, peserta terlihat bersemangat mengajukan pertanyaan. Salah satu peserta menanyakan tentang cara mencari topik penulisan tesis. Suhardi menjawab, pemilihan topik harus disesuaikan dengan kemampuan dan ketepatan waktu pengerjaan. Idealisme jangan terlalu dipaksakan, yang penting penulisan tesis bisa terselesaikan. (Muhammad Daniel)

Universitas Tidar Laksanakan Pelatihan Penulisan Artikel Dan Pengelolaan Website

Sejumlah pengelola website di tingkat fakultas dan unit di lingkungan universitas tidar ikuti pelatihan penulisan artikel dan pengelolaan website. Acara pelatihan yang dilaksanakan pada Jumat (13/11/2020) di Hotel Puri Asri Magelang ini diinisiasi oleh Bagian Humas Universitas Tidar.

Sebagai universitas negeri yang masih tergolong baru, tidak semua orang mengetahui keberadaan Universitas Tidar .Pelatihan yang dibuka oleh Giri Atmoko selaku kepala BAKPK Universitas Tidar ini dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan website di lingkungan universitas tidar dalam fungsi kehumasan.

Fitria Khairun Nisa, salah satu dosen ilmu komunikasi di Universitas Tidar selaku nara sumber dalam acara ini menjelaskan bahwa website berperan penting dalam publikasi. “Website sangat besar fungsinya sebagai media informasi bagi orang luar untuk lebih mengenal lebih dalam mengenai Universitas Tidar”, tuturnya.

“Saat ini, orang lebih sering mencari informasi apapun melalui internet, maka pengoptimalan peran website sangatlah penting sebagai media publikasi sebuah institusi,” lanjutnya.

Dalam kegiatan ini, para peserta juga diberikan pelatihan mengenai penulisan artikel popular yang dipandu oleh tim dari Siedoo Indonesia. Melalui pelatihan penulisan artikel popular ini, para peserta diharapkan dapat menulis sebuah artikel yang dapat dimuat di website masing-masing.

Janur, salah satu peserta pelatihan menuturkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan isi website. “Selain untuk menambah ilmu, pelatihan ini dapat bermanfaat untuk memperbaiki isi berita di website di unit saya,” imbuhnya.(JN)

FKIP UNTIDAR Gelar Seminar Pekan Keguruan 2020

Kamis, 5 November 2020, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menyelenggarakan Seminar Pekan Keguruan 2020 dengan tajuk “Membangun Desa di Era Normal Baru”. Seminar ini merupakan program berkelanjutan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti mahasiswa FKIP UNTIDAR. Seusai melaksanakan KKN, mahasiswa menuliskan hasil luaran pengabdiannya dalam bentuk artikel ilmiah. Seminar ini diselenggarakan untuk mewadahi mahasiswa dalam rangka mempresentasikan artikel ilmiah hasil pengabdiannya tersebut.

Seminar ini penyelenggaraannya memadukan aspek daring dan luring. Panitia bersama tamu undangan hadir secara tatap muka, sedangkan peserta acara mengikuti secara daring. Kegiatan seminar dibuka oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP UNTIDAR. Dalam sambutannya, Sukarno berpesan kepada semua peserta seminar agar dapat mengikuti kegiatan dengan baik.

Acara selanjutnya diisi pemaparan materi oleh tiga narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Erry Purnomo, Ph.D., Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPM – PMP) UNTIDAR. Materi kedua oleh Ryan Sugiarto, S.Psi., M.A., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dan Ketua Sanggar Inovasi Desa, Desa Panggungharjo Yogyakarta. Sesi materi ditutup oleh Budi Santoso, S.E., Kepala Desa Umbulsari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Prof. Erry Purnomo, Ph.D. selaku narasumber pertama menyampaikan pemikirannya tentang perekonomian pedesaan. Menurutnya, filosofi pembangunan desa harus didasarkan pada analisis risk assesment dan stategi yang tepat. Erry juga menandai peran penting sivitas akademika dalam membantu pembangunan desa. Sivitas akademika bisa meletakkan desa sebagai ruang penelitian, pengabdian, hingga pemasaran.

Materi kedua yang disampaikan oleh Ryan Sugiarto, S.Psi., M.A berjudul “Tata Kelola Desa dalam Tatanan Indonesia Baru”. Menurut Ryan, telah terjadi perubahan paradigma pembangunan desa, dengan desa menjadi subjek utama pembangunan. Perubahan tersebut ditandai dengan beberapa hal. Yang pertama, dengan pemberian kewenangan berdasarkan azas rekognisi dan subsidiaritas. Di sini desa sudah diakui eksistensinya dan diberikan kewenangan skala lokal. Yang kedua, desa berkedudukan sebagai pemerintahan berbasis masyarakat. Komunitas masyarakat desa sudah bisa mengatur dirinya sendiri, yakni dengan melaksanakan self governing community dan local self government.

Selain itu, Ryan juga menyampaikan tiga pilar yang harus dipenuhi untuk membentuk desa yang mandiri, yakni Kedaulatan Politik dan Pemerintahan Desa, Kedaulatan Perekonomian Desa, dan Kedaulatan Data Desa. Kemandirian desa ini juga harus didukung dengan kapasitas politik serta kepemimpinan, kapasitas proses dan birokrasi serta kapasitas sosial.

Materi terakhir disampaikan oleh Kepala Desa Umbulsari, Budi Santosa, S.E.. Budi menyampaikan tentang perkembangan Desa Umbulsari pada masa Pandemi dan era normal baru. Dengan dukungan dari pemerintah Kabupaten Magelang serta sinergi dari pemerintah desa dan seluruh lapisan masyarakat, Desa Umbulsari siap untuk menghadapi era normal baru. Budi juga menyampaikan bahwa ke depan Desa Umbulsari akan sangat terbuka jika diajak untuk bekerjasama dan menjadi desa binaan Universitas Tidar.

Selesai pemateri menyajikan presentasi, sesi acara dilanjutkan dengan penyajian artikel ilmiah dari para mahasiswa yang semester sebelumnya mengikuti kegiatan KKN. Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa room presentasi daring, dengan masing-masing room didampingi oleh dosen sebagai moderator. [Karunia Galih]

MAHASISWA PBI FKIP UNTIDAR LOLOS SELEKSI KOMPETISI INOVASI BISNIS MAHASISWA (KIBM) TAHUN 2020

Ryantika Dyah Safitri, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar, berhasil lolos seleksi proposal Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) Tahun 2020. Di bawah bimbingan Ibu Lilia Indriani, M.Pd, mahasiswa semester 5 ini mengusung judul “Keychain Souvenir” Gantungan Kunci Karakter Budaya dari Limbah Kertas. Selain Ryantika, juga ada 4 mahasiswa Untidar yang juga berhasil lolos KIBM di mana 3 di antaranya merupakan mahasiswa FKIP Untidar atas nama Nur Nafisyah Yuniarti, Ivana Riqoh Aprilia, dan Tri Maya Wahyu.

Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) merupakan program yang baru diluncurkan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di tahun 2020 ini. Program ini merupakan salah satu realisasi dari Program Kewirausahaan Kampus Merdeka yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa dan kompetensi kewirausahaan mahasiswa Indonesia agar mampu bersaing di kancah global dengan mengoptimalkan potensi nasional yang ada. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan inovasi produk/jasa bisnis mahasiswa yang mendorong kepada pengembangan bisnis yang mampu meningkatkan pendapatan dan nilai tambah pada bisnis mahasiswa.

Nantinya, pelaksanaan program kewirausahaan ini akan dilaksanakan secara daring mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Sesuai peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020, proses dan hasil dari kegiatan ini akan diakui dan dapat dikonversi ke dalam SKS mahasiswa. Kegiatan ini akan didanai oleh Pusat Prestasi Nasional dengan mekanisme penyaluran dana bertahap melalui Perguruan Tinggi masing-masing mahasiswa.

KONTRIBUSI PBI FKIP UNTIDAR DALAM PROGRAM KAMPUS MENGAJAR PERINTIS (KMP)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar kembali menunjukkan prestasinya melalui Program Kampus Mengajar Perintis (KMP). Sebanyak 5 mahasiswa semester 5 atas nama Paramita Dewi Fortuna, Miftachul ‘Ulum, Indah Sekar Pertiwi, Elma Eskarina, dan Muhamad Reza Dewantara berhasil lolos seleksi program KMP yang dilaksanakan atas kerja sama Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Di bawah bimbingan Bapak Taufik Arochman, M.Pd. sebagai dosen pembimbing, kelima mahasiswa ini akan turut berperan dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar yang terletak di sekitar desa atau kota tempat tinggal mereka. Selain kelima mahasiswa PBI ini, ada 20 mahasiswa FKIP yang juga akan berpartisipasi dalam program KMP ini. Mereka berasal dari program studi Pendidikan Biologi (5), Pendidikan IPA (5), Pendidikan Matematika (5), dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (5).

Program ini akan dilaksanakan selama 3 bulan dengan 65 hari efektif yang berekuivalen dengan 15 jam per minggu dan minimal 5 SKS. Nantinya para mahasiswa ini akan membantu para guru dan kepala sekolah dalam proses pembelajaran baik secara daring maupun luring sesuai dengan kebutuhan sekolah yang ditugaskan kepada mahasiswa dan kondisi protokol kesehatan di lapangan.

Program KMP ini merupakan salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran selama masa darurat pandemi Covid-19. Kurangnya kesempatan mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan yang dimiliki mahasiswa selama pembelajaran daring menjadi salah satu faktor utama yang mendorong diluncurkannya program ini. Melalui program ini, diharapkan mahasiswa akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat mengembangkan jiwa kepemimpinan, karakter, serta kemampuan mengajarnya.

Mahasiswa FKIP UNTIDAR Lolos Seleksi Program Kampus Mengajar Perintis

Sebanyak 25 mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR lolos seleksi program Kampus Mengajar Perintis (KMP) yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Program KMP merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Rencananya, Program KMP akan dilaksanakan mulai 14 September sampai 11 Desember 2020.

Program KMP bertujuan untuk memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi. Mahasiswa yang berdomisili di wilayah sekitar sekolah terdampak akan diberdayakan untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara daring maupun tatap muka.

Karena Program KMP termasuk bagian dari kebijakan MBKM, maka selama mahasiswa menjadi asisten guru mereka diwajibkan untuk membuat laporan. Adapun manfaat dari laporan tersebut adalah akan dihitung dalam Sistem Kredit Semester (SKS).

25 mahasiswa FKIP yang terpilih berasal lima Program Studi yang berbeda, yakni Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 25 mahasiswa tersebut sebelumnya diajukan oleh masing-masing Program Studi untuk mengikuti Program KMP.

“Karena kegiatan utama program ini adalah mengajar, maka FKIP menjadi fakultas yang paling sesuai untuk mengikuti program ini,” ujar Taufik Arochman, M.Pd. selaku pembimbing para mahasiswa terpilih. “Nama-nama mahasiswa yang diajukan Prodi tadi diajukan ke Dirjen Belmawa (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan). Dirjen Belmawa kemudian mengajukan nama-nama tadi ke LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) untuk proses seleksi,” begitu Taufik menjelaskan.

Senin (5/10) mahasiswa FKIP yang terpilih mengikuti acara Pembekalan Program KMP. Pembekalan ini diselenggarakan oleh Ditjen Dikti dan dilaksanakan secara daring. Rencananya pembekalan ini akan dilaksanakan dari tanggal 5 sampai 9 Oktober 2020. Dengan pembekalan ini, diharapkan para mahasiswa terpilih bisa lebih siap dalam mengisi pengajaran di sekolah. (Muhammad Daniel)

FKIP UNTIDAR Selenggarakan Workshop Peninjauan Kurikulum

Sabtu (26/9) pagi, dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengikuti “Workshop Peninjauan Kurikulum FKIP Berbasis OBE” di Hotel Atria, Magelang. Acara ini terselenggara atas kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan atau Dirjen Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Rektor UNTIDAR, Prof. Dr. Mukh. Arifin, M.Sc.. Dalam sambutannya, Rektor mengungkapkan harapannya pada kegiatan ini. “Saya harap acara hari ini bisa meningkatkan kurikulum FKIP UNTIDAR. Meski UNTIDAR baru menjadi kampus negeri selama enam tahun, tapi saya harap FKIP bisa setara dengan kampus-kampus negeri lain,” begitu ujar Rektor.

Selanjutnya, Rektor juga mengucapkan selamat kepada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau PBSI yang terpilih sebagai salah satu Penerima Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari 1538 proposal yang masuk, PBSI menjadi salah satu program studi di antara 187 program studi lain yang menerima program bantuan.

Terdapat dua sesi materi saat workshop berlangsung. Sesi pertama diisi oleh Prof. Dr. Edy Cahyono, M.T. dari Universitas Negeri Semarang. Dalam materinya yang bertajuk “Pengembangan Kurikulum Program Studi Berorientasi OBE dan Implementasi MBKM”, Edy menyampaikan dua skema yang bisa diterapkan dalam Merdeka Belajar – Kampus Merdeka atau MBKM. “Yang pertama, mahasiswa boleh mengambil mata kuliah di prodi lain di perguruan tinggi yang sama. Yang kedua, mahasiswa boleh mengambil dari luar perguruan tinggi; baik prodi sama di perguruan tinggi lain, prodi berbeda di perguruan tinggi lain, maupun pada lembaga non-perguruan tinggi,” begitu ujar Edy. Lebih lanjut Edy menjelaskan tahapan-tahapan dalam pengembangan kurikulum, yakni merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan, memetakan Kurikulum, serta merancang Perangkat Pembelajaran.

Sesi kedua diisi oleh Dr. Drs. Maman Suryaman, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta. Berbeda dari sesi pertama, sesi kali ini diselenggarakan secara daring. Peserta menyimak materi yang disampaikan Maman melalui tayangan teleconference yang ditampilkan di ruangan acara.

Dalam materinya yang berjudul “Agihan Mata Kuliah pada Kurikulum FKIP UNTIDAR”, Maman menyampaikan tantangan yang harus dihadapi oleh dosen dan tenaga kependidikan di era Revolusi Industri 4.0. “Kurikulum dalam era ini harus didefinisikan sebagai the evoluting document atau dokumen yang terus berubah. Jadi meski mata kuliahnya sama, kurikulum harus terus menerus disempurnakan,” ujar Maman.

“Seiring dengan perkembangan industri 4.0 yang memunculkan education 4.0, pendidikan berbasis luaran atau Outcome Based Education (OBE) menjadi kebutuhan utama dalam mengelola pendidikan,” begitu Maman lanjut menjelaskan.

Acara selanjutnya diisi dengan sesi tanya jawab. Meski dipisahkan oleh jarak, peserta acara terlihat antusias mengajukan pertanyaan terhadap pemateri. Sesi tanya jawab menjadi sesi terakhir dari acara yang terselenggara sejak pagi hingga sore hari tersebut.

FKIP UNTIDAR Selenggarakan Workshop Peninjauan Kurikulum

Sabtu (26/9) pagi, dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengikuti “Workshop Peninjauan Kurikulum FKIP Berbasis OBE” di Hotel Atria, Magelang. Acara ini terselenggara atas kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan atau Dirjen Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Rektor UNTIDAR, Prof. Dr. Mukh. Arifin, M.Sc.. Dalam sambutannya, Rektor mengungkapkan harapannya pada kegiatan ini. “Saya harap acara hari ini bisa meningkatkan kurikulum FKIP UNTIDAR. Meski UNTIDAR baru menjadi kampus negeri selama enam tahun, tapi saya harap FKIP bisa setara dengan kampus-kampus negeri lain,” begitu ujar Rektor.

Selanjutnya, Rektor juga mengucapkan selamat kepada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau PBSI yang terpilih sebagai salah satu Penerima Program Bantuan Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari 1538 proposal yang masuk, PBSI menjadi salah satu program studi di antara 187 program studi lain yang menerima program bantuan.

Terdapat dua sesi materi saat workshop berlangsung. Sesi pertama diisi oleh Prof. Dr. Edy Cahyono, M.T. dari Universitas Negeri Semarang. Dalam materinya yang bertajuk “Pengembangan Kurikulum Program Studi Berorientasi OBE dan Implementasi MBKM”, Edy menyampaikan dua skema yang bisa diterapkan dalam Merdeka Belajar – Kampus Merdeka atau MBKM. “Yang pertama, mahasiswa boleh mengambil mata kuliah di prodi lain di perguruan tinggi yang sama. Yang kedua, mahasiswa boleh mengambil dari luar perguruan tinggi; baik prodi sama di perguruan tinggi lain, prodi berbeda di perguruan tinggi lain, maupun pada lembaga non-perguruan tinggi,” begitu ujar Edy. Lebih lanjut Edy menjelaskan tahapan-tahapan dalam pengembangan kurikulum, yakni merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan, memetakan Kurikulum, serta merancang Perangkat Pembelajaran.

Sesi kedua diisi oleh Dr. Drs. Maman Suryaman, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta. Berbeda dari sesi pertama, sesi kali ini diselenggarakan secara daring. Peserta menyimak materi yang disampaikan Maman melalui tayangan teleconference yang ditampilkan di ruangan acara.

Dalam materinya yang berjudul “Agihan Mata Kuliah pada Kurikulum FKIP UNTIDAR”, Maman menyampaikan tantangan yang harus dihadapi oleh dosen dan tenaga kependidikan di era Revolusi Industri 4.0. “Kurikulum dalam era ini harus didefinisikan sebagai the evoluting document atau dokumen yang terus berubah. Jadi meski mata kuliahnya sama, kurikulum harus terus menerus disempurnakan,” ujar Maman.

“Seiring dengan perkembangan industri 4.0 yang memunculkan education 4.0, pendidikan berbasis luaran atau Outcome Based Education (OBE) menjadi kebutuhan utama dalam mengelola pendidikan,” begitu Maman lanjut menjelaskan.

Acara selanjutnya diisi dengan sesi tanya jawab. Meski dipisahkan oleh jarak, peserta acara terlihat antusias mengajukan pertanyaan terhadap pemateri. Sesi tanya jawab menjadi sesi terakhir dari acara yang terselenggara sejak pagi hingga sore hari tersebut.