[:id]Tutup Tahun Anggaran 2017, ORMAWA FKIP Adakan Rapat Evaluasi Kinerja Tahunan[:en]End the Budget Year 2017, Students Organization of FETT Held Evaluation Meeting of a Year Work[:]

[:id]

Mengakhiri tahun 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bersama seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di lingkungan FKIP mengadakan rapat evaluasi program kerja yang telah berlangsung tahun 2017 dalam bidang kemahasiswaan. Rapat ini bertujuan untuk mengintrospeksi kegiatan yang diadakan baik oleh struktural maupun pihak mahasiswa dari segi manfaat dan ketercapaiannya, sehingga jika kegiatan tersebut baik akan tetap dipertahankan sebagai agenda rutin dan juga sebagai karakter fakultas dalam berkegiatan.

Rapat yang berlangsung pada Jumat, 22 Desember 2017 itu berisi laporan keseluruhan kegiatan dari FKIP serta Ormawa FKIP yang terdiri atas Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Bahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI), dan English Department Student Association (EDSA). Rapat diawali dengan pemaparan Dekan FKIP seputar prestasi-prestasi yang telah diraih fakultas selama tahun anggaran 2017.  Disusul dengan laporan kegiatan Ormawa oleh masing-masing ketua. Tak ingin laporan tersebut hanya dilakukan secara lisan saja, Ormawa telah menuliskan laporan kinerja dalam bentuk hitam di atas putih dan dijadikan buku laporan yang akhirnya diserahkan kepada fakultas.

“Saya menyampaikan proficiat kepada seluruh Ormawa di lingkungan FKIP karena telah sukses menyelenggarakan berbagai acara. Misalnya Himpunan Prodi FKIP yang mengadakan kegiatan pembekalan bagi mahasiswa semester 1 dan baksos bagi mahasiswa semester 3. Saya beri penghargaan karena acara lancar, sukses, aman, dan membuahkan hasil maksimal. Memang sebelum mengadakan suatu kegiatan, Ormawa harus memaparkan rencananya kepada pihak struktural supaya bisa kami telaah; apakah output kegiatannya jelas, apakah bentuk kegiatannya cerdas, sehingga pihak struktural bisa mendukung sepenuhnya. Bukan kegiatan yang hanya asal hura-hura saja,” demikian Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. memberi tanggapan positif.

Pada akhir sesi rapat, Dekan beserta jajarannya memberikan kesempatan bagi para pengurus Ormawa untuk mengungkapkan uneg-uneg, memberikan pertanyaan ataupun kritik yang membangun bagi kemajuan FKIP. Alief Tiwi salah satu pengurus BEM FKIP memberi masukan supaya fakultas lebih memperhatikan keberadaan Ormawa dan meminta untuk dilibatkan secara keseluruhan dalam setiap acara besar di FKIP. “Misalnya seperti acara besar Pekan Keguruan atau Bulan Bahasa, sebenarnya kami siap membantu mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Kami berharap dekan serta seluruh dosen menganggap kami ada. Bukan hanya tenaga kami saja yang digunakan membantu pelaksanaan, namun kami juga ingin dilibatkan mulai dari rapat persiapan.” Pada akhirnya segenap struktural dan Ormawa bersepakat untuk bersinergi demi membangun FKIP lebih baik lagi dari segi kegiatan maupun perkuliahan di kelas. (TP)

[:en]

To end the year of 2017, Faculty of Education and Teachers’ Training and Students’ Organizations of FETT hold a meeting on Friday, 22 December 2017 to evaluate the work programs in 2017. Besides, this meeting was aimed to evaluate all events that were done by students, so if the events had been done successfully, the events were able to be conducted as the annual events as the icons for FETT.

The meeting discussed about the reports of all activities in FETT and Students’ Organizations (Dewan Perwakilan Mahasiswa-DPM, Badan Eksekutif Bahasiswa-BEM, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Himaprodi PBSI, and English Department Student Association-EDSA)

The meeting was started by the presentation of FETT Dean about FETT achievements in 2017. Then, it was continued to the activities reports by each chiefs of Students’ Organization. The reports were in the form of spoken and written reports.

“I do appreciate all Students’ Organization of FETT because all events can be done successfully. For instance, the success of Students’ Organization of FETT in conducting pembekalan activity for the first semester students and social activity for the third semester students because  the activities run well. It is important to make a plan before conducting an activity. Students’ Organizations must provide the plan to FETT structural officials in order to support Students’ Organizations activities.” stated Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

In the last session of meeting, Dean and all structural officials gave chances for the Students’ Organization members to share their viewpoints, suggestions, and feedback to make FETT be better. Alief Tiwi, one of BEM members suggested that Students’ Organization need to be included in all events in FETT. “For instance, we can help the event of Teachers’ Week or Language Month. We hope the Dean and all lecturers appreciate our works. We are able to help in planning, preparing, and conducting the activities” added Alief. All in all, all structural officials and Students’ Organizations of FETT agreed to have an excellent synergy to make FETT be better in all aspects. (CA)

[:]

[:id]Retorika: Tak Sekadar Teori, Praktik Juga Penting[:en]Rethorics: It Isn’t Only the Theory, Practice Contributes More[:]

[:id]

Menuntut ilmu di perguruan tinggi tak hanya segi teori saja yang harus dikuasai, akan lebih baik jika dapat mempraktikkan teori yang sudah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang menarik dari setiap pembelajaran di kelas jika bisa secara langsung diaplikasikan. Termasuk pada salah satu mata kuliah yang ada di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Untidar yakni Retorika. Mata kuliah wajib ini dilalui mahasiswa pada setiap semester 3 yang diampu oleh Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd. “Mata kuliah Retorika memang menarik, secara harafiah mata kuliah ini adalah sebuah seni dalam berbicara, maka yang dikembangkan ya kemampuan berbicara kita. Baik itu berbicara secara formal maupun nonformal. . Kalau sudah mencapai tataran yang lebih tinggi, seni berbicara itu bisa kita gunakan untuk mempersuasi orang lain,” ungkapnya.

Untuk mengevaluasi proses perkuliahan selama satu semester diadakanlah Ujian Akhir Semester (UAS). “UAS untuk mata kuliah Retorika ini saya bebaskan anak-anak untuk memilih sendiri mau praktik sebagai penyiar radio atau sebagai MC. Kedua hal ini sama-sama membutuhkan seni berbicara tingkat tinggi dan sama-sama harus bisa menarik bahkan mempengaruhi perhatian pendengarnya. Dari kedua pilihan ini yang paling populer diminati mahasiswa adalah praktik sebagai penyiar radio, mungkin karena tantangannya lebih banyak daripada menjadi MC,” jelas Pinaka. Dalam mempersiapkan UAS praktik menjadi seorang penyiar, selama setengah semester mahasiswa telah dibekali dengan berbagai teori seputar kepenyiaran, seperti karakteristik radio, teknik mixing, senam mulut, sampai cara penulisan naskah.

Salah satu mahasiswa PBSI, Putri Rinda Choerunissa mengungkapkan kegembiraannya menjalani mata kuliah Retorika. “Ini adalah salah satu mata kuliah favorit saya, karena saya suka ngomong jadi bisa lebih meng-eksplore diri sendiri, jadi tahu kemampuan kita seberapa. Saya memilih praktik siaran juga karena merasa lebih enjoy, bahasa siaran itu sama seperti saat berbicara menggunakan bahasa keseharian anak muda. Apalagi setelah berpraktik ini saya jadi lebih yakin untuk menerima tawaran menjadi penyiar radio. Saya rasa pengetahuan dan pengalaman dari mata kuliah ini cukup membantu.”

Pinaka berharap ujian praktik yang diadakan di akhir semester ini bisa membawa mahasiswa merasakan benar bahwa menjadi penyiar dan mc memerlukan latihan yang terus menerus bukan hanya bakat alami saja. “Semoga dari mata kuliah ini bisa menelurkan penyiar-penyiar FKIP berkompeten, mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih dahulu untuk menyongsong magang kepenyiaran nantinya di semester 5. Terutama praktik ini terintegrasi pula dengan profil lulusan Prodi PBSI yang salah satunya membekali mahasiswa terampil menjadi penyiar atau dalam bidang jurnalistik,” ungkapnya mengakhiri.

[:en]

Studying at university isn’t only about mastering theoretical aspects; practising them in everyday life is agreed to be better for students. That’s why it’s always interesting if those from every classroom learning can be directly applied, one of which is a course in the Indonesian Language and Literature Study (PBSI) of FKIP Untidar namely Rhetorics. This compulsory subject is taken by students in every 3rd semester which is taught by Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, M.Pd. “Rhetorics is interesting, literally this course is an art in speaking, so that the skill developed is speaking ability, whether it is formal or informal speaking. When it reaches a higher level, this art of speaking can be used to persuade others,” she said.

To evaluate the lecturing process during one semester, the final term test (UAS) was held. “ for the final term test, I let students choose to practice as a radio broadcaster or as an MC themselves. Both of these require high level of the art of speaking and both should be able to attract and even affect the attention of listeners. Of these two, the most popular choice of students is the practice of radio broadcaster, perhaps it is because of the challenges are more than being an MC,” Pinaka explained. In preparing UAS for the practice of becoming a broadcaster, during the semester, students have been equipped with various theories about broadcasting, such as radio characteristics, mixing techniques, oral gymnastics, and scriptwriting.

One of the PBSI students, Putri Rinda Choerunissa expressed her delight in undergoing Rhetoric course. “This is one of my favorite subjects, because I like to talk so that I can explore myself more, making me know the level of my speaking ability. I chose the broadcasting practice also because it feels more enjoyable; broadcast language is the same with the speaking of youngster’s everyday life. Especially after this practice I became more confident to accept the offer to be a radio announcer. I think the knowledge and experience of this course is helpful.”

Pinaka hopes that the practice examination held by the end of this semester can bring the students to feel right that being a broadcaster and mc requires constant practice not just natural talent. “Hopefully this course can produce competent FKIP broadcasters, who have the advanced knowledge and experience before having the broadcasting apprenticeship later in semester 5. This practice is, especially, integrated to the profile of PBSI graduates, one of is equipping students to be competent broadcasters or employees in journalism,” she concluded.

[:]

[:id]Mata Kuliah Entrepeneurship Bekali Mahasiswa Soft Skill Kewirausahaan[:en]Entrepeneurship Course: Providing the Students of English Education Study Program with Soft Skills Enhancement in Entrepreneurship[:]

[:id]

Sesuai dengan visi Univesitas Tidar yaitu “universitas berbasis riset dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kewirausahaan”, maka mata kuliah kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib penciri universitas. Pada Program Studi Bahasa Inggris, mata kuliah ini bernama entrepreneurship dengan beban 4 sks. Mata kuliah entrepreneurship 1 dengan beban 2 sks diajarkan pada semester 4 yang membekali mahasiswa tentang teori kewirausahaan dan rancangan usaha. Sedangkan mata kuliah entrepreneurship 2 dengan beban 2 sks diajarkan pada semester 5. Mata kuliah entrepreneurship 2 merupakan mata kuliah berbasis proyek dimana materinya adalah pemagangan dan setting usaha. Materi magang yang dimaksud adalah mahasiswa melakukan kegiatan observasi pada pelaku wirausaha seperti home industry. Sedangkan setting  usaha merupakan proyek mahasiswa untuk membuat suatu usaha dalam bidang barang/jasa. Mata kuliah yang diampu oleh Sri Sarwanti, M. Hum ini meliputi rancang modal, proses produksi, pemasaran, dan evaluasi pemasaran.

Tujuan dari mata kuliah entrepeneurship ini adalah membekali mahasiswa soft skill tentang kewirausahaan. Mata kuliah ini membantu mahasiswa untuk melihat peluang usaha yang mungkin sebelumnya belum terpikirkan oleh mereka. Pengampu mata kuliah entrepeneurship sudah memiliki sertifikat pelatihan tentang kewirausahaan. Beberapa contoh hasil usaha yang dilakukan oleh mahasiswa antara lain srikandi jilbab, sate donat, remen katsu, creepy cake, dll. Beberapa dari usaha yang dibuat oleh mahasiswa mampu menghasilkan omset yang mencukupi, bahkan diantaranya sudah mencapai omset jutaan rupiah. Bunga Umi Luthfiyani pemilik usaha remen katsu memaparkan mata kuliah entrepeneurship sangat bermanfaat untuk mahasiswa yang ingin menjajal berwirausaha bahwa dalam berwirausaha ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Mata kuliah ini menambah wawasan bagaimana membuat packaging yang menarik, cara memanage keuangan agar tidak rugi, dan cara mempromosikan usaha. Lebih lanjut lagi, pemilik usaha di bidang kuliner ini menyampaikan menariknya mata kuliah entrepeneurship adalah mahasiswa tertantang untuk memproduksi suatu barang/jasa yang unik, lain daripada yang lain sehingga meningkatkan kreativitas mereka. Hal yang paling seru ketika mereka sudah memiliki brand-nya masing-masing dan menjualkan produk pada pelanggan.(ET)

[:en]

Carrying out the vision of Tidar University, which is “university-based research in developing science, technology, art, and entrepreneurship”, Entrepreneurship Course turned out to be one of particular compulsory courses in Tidar University. The students of English Education Study Program, could take this course in the fourth and fifth semester. The total credit for Entrepreneurship Course is 4 credits, 2 credits for Entrepreneurship 1 are taken in the fourth semester and 2 credits for Entrepreneurship 2 are taken in the fifth semester. In Entrepreneurship 1, the students are equippied with entrepreneurship theory and business design. While in Entrepreneurship 2, it is a project-based course in which the material is apprenticeship and business settings. The apprenticeship material itself is conducting an observation on entrepreneurial actors such as home industry. While business setting is a project for the students to make a business in the field of goods or services. The courses taught by Sri Sarwanti, M. Hum., include capital design, production process, marketing, and marketing evaluation.

The purpose of this course is to equip the students with soft skills in entrepreneurship. This course helps the students to see business opportunities that may not have occurred yet to them before. The lecturer already has a training certificate on entrepreneurship. Some examples of business run by the students include srikandi hijab, donut, ramen katsu, creeps, cake, etc. Some of their businesses are able to generate sufficient turnover, surprisingly the have reached millions of rupiah turnover. Bunga Umi Luthfiyani, one of the students who owns remen katsu,  explained that the course is very useful for students who want to try to run their own businesses. She said that in entrepreneurship,  there are stages to go through.  This course adds insight into how to create attractive packaging, how to manage finances in getting turnover, and how to promote business. Moreover, she conveyed the interesting part of this course is the students are challenged to produce a unique goods or services, which is different from the others, to enhance their creativity. “The most exciting thing is when we already have our own brand and try to sell products to customers,” she added. (ET-NA)

[:]

[:id]FKIP Untidar Gelar Rapat persiapan UAS Semester Gasal TA 2017/2018[:en]FETT Held a Final Examination Preparation Meeting[:]

[:id]

Rabu (3/1/2017) bertempat di  Ruang I.7 Gedung FKIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar telah menggelar rapat persiapan UAS Semester Gasal TA 2017/2018. Rapat dihadiri oleh seluruh dosen beserta tenaga pendidikan FKIP dan dosen pengampu mata kuliah umum. Rapat dibuka pada pukul 09.00 WIB oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa jumlah perkuliahan tiap dosen di FKIP secara umum  sudah 14 kali pertemuan.

Menurut kalender akademik, perkuliahan Semester Gasal TA 2017/2018 berakhir pada tanggal 6 Januari 2018 dan kegiatan UAS dilaksanakan pada tanggal 8-20 Januari 2018. Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menghimbau kepada dosen yang belum memenuhi jumlah minimal pertemuan untuk segera menambah pertemuan sebelum kegiatan UAS dilaksanakan. Dalam rapat tersebut, masing-masing Koordinator Program Studi memaparkan jadwal UAS beserta sebaran pengawas dan mata kuliah. Sementara itu, Wakil Dekan I, Drs. Hariyono, M. Pd. memberikan arahan mengenai pelaksanaan UAS, penyerahan Kartu Hasil Studi (KHS), pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan optimalisasi peran Pembimbing Akademik (PA). “Evaluasi pelaksanaan UTS Semester Gasal TA 2016/2017 perlu diperhatikan sehingga pelaksanaan UAS Semester Gasal TA 2016/2017 dapat berjalan dengan lancar” jelasnya.

Ketua Jurusan, Lilia Indriani, M. Pd., menyampaikan bahwa soal UAS perlu memiliki format yang seragam dan akan direview terlebih dahulu sebelum digunakan. Kegiatan review soal berdasarkan arahan Penjaminan Mutu Universitas dan berguna untuk kegiatan akredikatasi baik institusi maupun prodi. Berdasarkan hal tersebut, dalam rapat disepakati untuk dibentuk panitia UAS yang didalamnya memuat tim reviewer soal berdasarkan rumpun ilmu. Rapat ditutup pada pukul 11.30 WIB oleh Dekan FKIP dan dilanjutkan dengan makan siang bersama. (RI)

[:en]

Faculty of Education and Teachers’ Training of Tidar University held a final examination preparation on Wednesday, January 3, 2018 at the Faculty of Education and Teachers’ Training Building. This meeting is attended by lecturers and academic staff of Faculty of Education and Teachers’ Training of Tidar University. This meeting is aimed to discuss the requirements and the schedule of the final examination. According to the Academic Calendar, the final examination will be held on January 8-20, 2018.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the Dean of Faculty of Education and Teachers’ Training said that almost lectures reach the final examination requirement, e.i. 14 meetings. He also asks the lecturers and staff of Faculty of Education and Teachers’ Training to be ready for this final examination.(ER)

[:]

[:id]Ikuti EPIC CAMP 2018, Dua Mahasiswa PBI Pamitan ke Dekan FKIP[:en]Joining EPIC CAMP 2018, Two Students of English Education Study Program Meet the Dean of FETT[:]

[:id]

Rabu pagi (3/1), dua orang mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) berpamitan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) untuk mengikuti program EPIC CAMP 2018 yang diselenggarakan oleh kedutaan Amerika Serikat. Mereka adalah Agustina Lestari Wilujeng dan May Willyana. Agustina Lestari Wilujeng menjadi peserta EPIC CAMP 2018, sedangkan May Willyana terpilih menjadi konselor EPIC CAMP 2018 yang sebelumnya menjadi peserta EPIC CAMP 2017.

Dalam pamitan ini, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., selaku Dekan FKIP UNTIDAR menyampaikan beberapa pesan kepada Agustina Lestari Wilujeng dan May Willyana, diantaranya berpesan agar kedua mahasiswa ini memberi kesan yang baik selama mengikuti program EPIC CAMP 2018 ini. “Saya berharap ada kesinambungan dan kaderisasi untuk adik kelas, serta membuka kesempatan untuk membangun kerja sama dengan RELO”, imbuh Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

Agustina Lestari Wilujeng dan May Willyana direncanakan akan berangkat pada tanggal 8 Januari 2018. Untuk mengikuti program EPIC CAMP 2018 yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-20 Januari 2018 ini, kedua mahasiswi ini melakukan beberapa persiapan. Tina, panggilan akrab Agustina Lestari Wilujeng, mempersiapkan drama pendek untuk ditampilkan pada sesi Talent Show. “Pada sesi Talent Show ini, peserta diminta untuk memperkenalkan kebudayaan dari daerah asalnya”, ungkap Tina. Berbeda dengan Tina, May Willyana yang tahun ini menjadi konselor mempunyai tugas yang lebih berat dibandingkan tahun lalu yang hanya menjadi peserta. “Sebagai konselor, saya harus membantu para campers (sebutan untuk peserta EPIC CAMP, Red) untuk melakukan persiapan dan menjadi penghubung antara campers dengan Camp Director (sebutan untuk penyelenggara EPIC CAMP, Red)”, ungkap mahasiswi yang akrab dipanggil May ini.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dalam kalimat penutupnya berpesan kepada Tina dan May untuk selalu menjaga nama baik UNTIDAR. Selain itu, beliau berharap kepada Tina dan May untuk dapat terus membangun jaringan dan kerja sama. (EJ)

[:en]

Wednesday (3/1), two students of English Education Study Program (EESP) meet the Dean of Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT) Tidar University (UNTIDAR) for their valediction in order to involve in EPIC CAMP 2018 program that is hosted by the US Embassy. They are Agustina Lestari Wilujeng and May Willyana. Agustina Lestari Wilujeng is the participant of EPIC CAMP 2018, while  May Willyana is chosen as the counselor  of EPIC CAMP 2018 in which she has ever become the participant of EPIC CAMP 2017.

In the valediction, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the Dean of FETT UNTIDAR gives advices for  Agustina Lestari Wilujeng and May Willyana. He advises that they need to give superb impressions in joining the program of EPIC CAMP 2018. “I hope there will be continuity and regeneration for the new participant, and there will be a chance for having cooperation with RELO”, adds Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

Agustina Lestari Wilujeng and May Willyana are going to betake in January 8, 2018.  In joining the program of EPIC CAMP 2018 that will be held in January 8-20, 2018, these two students have great preparations. Tina, a nick name of  Agustina Lestari Wilujeng, has prepared a short drama in which it will be performed in a talent show session. “In the talent show session, participants are asked to introduce their culture from their region” says Tina. In addition, May Willyana who becomes the counselor has more challenging tasks. “As counselor, I must help the campers (participants of EPIC CAMP) to do the preparation and be a link between campers and Camp Director” states May Willyana.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. reminds  Tina and May to keep an excellent name of UNTIDAR. Moreover, he aspires to Tina and May for getting the great network and cooperation. (CA)

[:]

[:id]FKIP: Mahasiswa Mengikuti Sosialisasi EFC in Practice Internasional[:en]FETT: Students Joins the Socialization of International EFC in Practice[:]

[:id]

Sejumlah 50 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Tidar yang menempuh mata kuliah English for Children in Practice  mengikuti sosialisasi English for Children in Practice Internasional di Gedung Fakultas Teknik Universitas Tidar pada 15 Desember 2017. Rencananya program EFC in Practice Internasional ini akan dilaksanakan di Malaysia sekitar bulan Februari 2018.

Fakultas akan menyelenggarakan seleksi untuk memilih 20 mahasiswa yang nantinya akan dikirim ke Malaysia. Mahasiswa tersebut akan ditempatkan di 2 taman kanak-kanak.

Drs. Hari Wahyono, M.Pd. menyampaikan bahwa ada 2 sekolah yang sudah bersedia menjadi tempat dilaksanakannya program ini. Lebih lanjut, Drs. Hari Wahyono, M.Pd. menyampaikan bahwa bahasa utama adalah bahasa Melayu dan mahasiswa supaya mempersiapkan teknik-teknik yang sesuai untuk mengajar anak-anak usia taman kanak-kanak.

Pada kesempatan itu, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., selaku pengampu mata kuliah English for Children in Practice, berpesan pada mahasiswa yang nantinya terpilih melakukan praktek di Malaysia agar mempunyai tanggung jawab, membawa nama baik universitas, dan memang benar-benar qualified.(ER)

[:en]

Fifty students of English Education, FETT Universitas Tidar who take English for Children in Practice course joined the socialization of international English for Children in Practice at Engineering Faculty of Universitas Tidar on December 15th, 2017. This International EFC in Practice will be held in Malaysia next February 2018.

FETT will carry on the selection to choose twenty students to join this event. They will teach in two kindergartens later.

Drs. Hari Wahyono, M.Pd. said that there are two schools which have been ready for this event. Furthermore, he stated that the main language in school is Malay Language and asked the students to prepare the appropriate technique in teaching kindergarten students.

On that occasion, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., as English for Children in Practice lecturer, warned the selected students to be responsible and maintain a good name of university. She added that the students who can pass the selection are those who qualified.(ER/AW)

[:]

[:id]Dalami Makna Bhineka Tunggal Ika, Mahasiswa FKIP Ikuti PKBNMI[:en]Understanding the Value of Bhineka Tunggal Ika, Students of FETT Joined on PKBMNI[:]

[:id]

Universitas Tidar menjadi salah satu peserta Pelayaran Kebangsaan Bela Negara Mahasiswa Indonesia (PKBMNI) yang diselenggarakan tanggal 18 – 23 Desember 2017 lalu. Pelayaran tersebut dimulai dari Surabaya (Spotmar, Denmako, Armatim, Surabaya) sampai dengan Kolinlamil, Jakarta. Acara tersebut diikuti 648 mahasiswa dari 24 universitas dari Sabang sampai Merauke. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mengirimkan 8 mahasiswa untuk terlibat dalam acara tersebut.

FKIP mendelegasikan 5 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 3 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Lima mahassiwa PBI itu adalah adalah Yusuf Yulianto, Diah Arifiana Safitri, Bunga Umi, Busthomi Senko Aji, dan Ryandika. Tiga mahasiswa PBSI meliputi: Dinar Anggraini, Ade Safri Fitria, dan Opi Hanidian.

“Saya sangat bangga bisa mengikuti acara tersebut karena mendapatkan materi bela negara dari para guru besar serta pejabat militer. Seperti nama kegiatan, yaitu pelayaran bela negara, saya dan teman-teman tidak hanya berlayar dari Surabaya ke Jakarta, tetapi juga memahami makna Bhineka Tunggal Ika ‘Berbeda-beda, tetapi Tetap Satu Juga’ di sana,” tutur Yusuf Yulianto, Mahasiswa PBI Semester 3, setelah selesai acara.

Dinar Anggraini, Mahasiswa PBSI Semester 3 yang mengikuti PKBNMI, mengatakan “Saya tidak hanya belajar tentang kesadaran bela negara. Akan tetapi, di sana saya memiliki banya pengalaman dan bertambah teman dari berbagai suku.”

Yusuf menambahkan acara PKBNMI meliputi pelayaran dan pendalaman materi bela negara. Acara dimulai dari pembukaan, upacara bela negara, lomba-lomba, yel-yel, Senam Maumere, dan pentas seni perwakilan dari universitas.

PKBNMI merupakan program dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program ini didukung oleh Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) di Indonesia. Salah satunya adalah Universitas Tidar yang dipercaya menjadi tuan rumah untuk mengadakan rapat koordinasi PKBNMI 15 November 2017 lalu.

PKBNMI bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bela negara bagi mahasiswa, membentuk karakter cinta maritim, membangun kesatuan dan persatuan mahasiswa secara professional dan meningkatkan wawasan wawasan global kemaritiman. WJ

[:en]

Tidar University became one of participants of Pelayaran Kebangsaan Bela Negara Mahasiswa Indonesia (PKBMNI), which was held on 18th until 23rd December 2017. It was started from Surabaya (Spotmar, Denmako, Armatim, Surabaya) to Kolinlamil, Jakarta. There were 648 students from 24 universities in Indonesia joined the PKBMNI. Meanwhile, Faculty of Education and Teacher’s Training (FETT) of Tidar University sent 8 students to join on the PKBMNI.

FETT sent delegation, 5 students from English Education Study Program and 3 students from Indonesian Language and Literature Study Program. Those 5 students from English Education Study Program were Yusuf Yulianto, Diah Arifiana Safitri, Bunga Umi, Busthomi Senko Aji, dan Ryandika. While those 3 students from Indonesian Language and Literature Study Program were Dinar Anggraini, Ade Safri Fitria, dan Opi Hanidian.

“I am really proud to be participated in this event, beside I could get knowledge about nationality form professors, there were also military functionaries who gave material about national defense. As its name, PKBMNI, beside sailing from Surabaya to Jakarta, we also learn to understand the value of Bhineka Tunggal Ika “ Unity in Diversity,” explained Yusuf Yulianto, the student of English Education Study Program, enthusiatically.

Dinar Anggraini, the students of Indonesian Language and Literature Study Program, who also joined PKBMNI, said, “Not only learned about state defense, but I also got experiences and friends from different culture and ethnic.”

Yusuf added that PKBNMI covered sailing and understanding material about state defense. The event was started with the opening ceremony, state defending ceremonies, competitions, yells, Maumere Gymnastics, and art performances from university representatives.

PKBNMI is a program from Ministry of Research, Technology, and Higher Education and supported by new state universities in Indonesia. Tidar University is on of the new state university which got an honor to be the host for PKBMNI coordination meeting,

PKBNMI aims to increase awareness of state defending for students, character building of maritime and unity, and  global insight of maritime. (WJ-NA)

[:]

[:id]Dosen FKIP UNTIDAR menjadi Petugas Upacara Peringatan Hari Ibu ke-89[:en]FETT Lecturers Became the Officers for Mothers’ Day Ceremony[:]

[:id]

22 Desember diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ibu yang merupakan hari nasional bukan hari libur sesuai Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Peringatan Hari Ibu bertujuan untuk menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah berjuang bersama kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan Indonesia serta berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perjuangan kaum perempuan Indonesia didasarkan atas cita-cita dan semangat persatuan kesatuan sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Konggres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

Bertempat di Lapangan upacara (depan Gedung FKIP), Universitas Tidar mengadakan upacara peringatan hari Ibu ke-89 dengan Ibu-Ibu Dosen FKIP sebagai petugas upacara. Hujan gerimis pada saat pelaksanaan upacara tidak menyurutkan semangat Ibu-Ibu Dosen FKIP untuk bertugas. Upacara yang diikuti oleh seluruh pejabat, dosen dan karyawan Universitas Tidar serta mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi 2017 berlangsung dengan khidmat. Peringatan Hari Ibu ke-89 Tahun 2017 mengusung tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”. Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang diwakili oleh Inspektur Upacara, Among Wiwoho, S.E., M.M., menyampaikan bahwa perempuan mempunyai peran dan kedudukan yang setara di dalam mencapai tujuan negara serta dalam meperjuangkan kesejahteraan disemua bidang pembangunan. Selain itu, peningkatan peran kaum laki-laki dan keluarga dalam pembangunan merupakan bagian penting upaya penghapusan bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan. Di akhir sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengajak perempuan Indonesia untuk menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri, serta meningkatkan kualitas dan kapabilitasnya.

Perjuangan dan semangat perempuan selama 89 tahun telah menunjukkan bahwa perempuan memiliki kesejajaran dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Oleh karena itu, majulah perempuan Indonesia!. (RI)

[:en]

In accordance to the President Decision Number 316/ 1959, December 22ndcommemorated as Mother Day in Indonesia. This ceremony is aimed toappreciate the struggle of Indonesian women who have beenfighttogetherman for Indonesia’s independence. The Indonesian women struggle are basedon an ambitionandunity spiritas it isdeclaredfirst time in Indonesian Women Congress onDecember 22 , 1928 in Yogyakarta.

The 89th Mothers’ Day Ceremony is done by involving the women lecturers of FETT of Tidar University as the ceremony officers. The ceremonyfollowedbywholeofficials, lecturers, students, andemployees of Tidar University. The theme of the Mothers’ Day Ceremony is “WomanBerdaya, Indonesia Jaya.”  In the minister’s remarks, Minister of Women Empowermentand Children Protection, which is representedbyInspector of the Ceremony, Among Wiwoho, SE, MM,it is mentioned thatwomenhaveroleandequal footing inreaching theaim of the countryandin struggling thewelfarein allfields.Besides, the improvement of the man role and family role is the important part in minimizing the discriminationandviolence.At the endthe remarks , the Minister of Women Empowermentand Children Protection invite the Indonesian women tobe an independent figure, creative, innovative, confident, as well asimproving thequalityandcapability.

Be great for Indonesian Women! (ER)

[:]

[:id]Satu Lagi Mahasiswa PBSI Berhasil “Go Internasional”[:en]PBSI’s students Goes International[:]

[:id]

Prestasi demi prestasi ditorehkan mahasiswa FKIP di kancah dunia untuk memperkenalkan Universitas Tidar. Itulah yang baru saja dilakukan oleh mahasiswa PBSI semester 5, Ririh Rubus Setyaningrum. Bulan Desember ini dirinya ditunjuk sebagai delegasi dalam acara International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia adalah Persatuan Pelajar Indonesia se- Malaysia. Program yang berlangsung pada tanggal 9-14 Desember 2017 ini membuatnya mengunjungi beberapa universitas di Malaysia dan Thailand.

“Jadi ini adalah sebuah program dari Sriwijaya Youth Academy, Universitas Sriwijaya. Salah satu founder-nya adalah temen saya dan sudah sekitar setengah tahun yang lalu dia menawarkan ikut International Conference di Malaysia dan Thailand. Sebenarnya saya sempat lolos di acara yang sama dan diselenggarakan di Turki pada tahun sebelumnya, namun tidak saya ambil karena keterbatasan biaya. Nah untuk menebus kekecewaan itu maka saya ambil kesempatan di tahun ini,” begitulah pengakuan mahasiswa yang memang gemar berkegiatan untuk mengembangkan karirnya.

Keberhasilan yang diraihnya itu tidak secara cuma-cuma didapatkan. Sebelumnya Ririh telah menjalani tahapan seleksi dengan membuat esai. “Saya mengambil tema terkait isu pendidikan yang belum merata. Contohnya Kota Jakarta dan Suku Badui yang jarak secara geografis sangat dekat, tapi kualitas pendidikan berbeda sangat jauh. Saya mengambil tema pendidikan karena bagi saya hal ini sangat menarik sehingga konsentrasi esai saya ada pada pendidikan yang berlangsung di masa sekarang.”

Dari program ini telah membawa Ririh mengunjungi University Technologi Malaysia, Malaysia-Japan International Institut of Technology, dan Prince of Songkla University-Thailand.

Selain Universitas Tidar, ada pula beberapa delegasi mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Sriwijaya dan UIN Sunan Kalijaga. Sepulang dari acara ini dirinya tidak lantas tinggal diam, melainkan masih memiliki tugas yang harus dikerjakan yakni mengkomparasikan pendidikan di Malaysia dan Thailand dengan pendidikan di Indonesia. Saat International Conference pembahasan bertumpu pada Sustainable Development Goals, program pembangunan dari PBB yang di dalamnya ada 17 tujuan untuk kemaslahatan makhluk hidup dan planet bumi. (TP)

[:en]

One by one achievement is accomplished by students of FETT. This is also way to introduce Tidar Univesrity in the world. This is what has done by one of the fifth semesters students of Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), Ririh Rubus Setyaningrum. Last December, she was chosen as delegation of International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia is a group of Indonesian Student who study in Malaysia. This event which was occurred on December 9th – 14th December 2017, made her visiting some universities in Malaysia and Thailand.

“this is the program from Sriwijaya Youth Center, Universitas Sriwijaya. One of the founders is my friend who asked me to join this event since six months ago. Actually I have passed the same event in Turki last year, but I passed it since the lack of fund. To make up for my disappointment, I took this chance in this year,” said the student who were enjoy in developing her career.

The success that she achieved was not freely obtained. Previously Ririh has passed the selection process by making an essay. “I took education issue which is not evenly distributed for my essay. For example Jakarta and Badui Tribe which is close geographically, they are totally different in quality of education. I took education issues since it is interesting, therefore I concentrate in education issue in the present.”

From this event, Ririh visited Universiti Technology of Malaysia, Malaysia-Japan International Institute of Technology, and Prince of Songkla University Thailand. Beside Universitas Tidar, there were also some students from several university such as Universitas Sriwijayam and UIN Sunan Kalijaga. After finish this event, she has homework in comparing education in Malaysia and Thailand with Indonesia’s. the main issue during in International conference was Sustainable Development Goals, one of development programs from United Nation in which there are 17 goals for the benefits of living beings and planet earth. (GF)

[:]

[:id]Jurnal di Lingkungan FKIP Mulai Berhias[:en]The New Face of FETT Journals[:]

[:id]

FKIP kini sudah memiliki 4 jurnal yang secara resmi sudah terbit. Keempat jurnal tersebut adalah Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching, Indonesian Journal of Science and Education, dan Indonesian Journal of Education and Learning. Jurnal-jurnal tersebut  sudah menggunakan sistem open journal system (OJS). Dengan maraknya publikasi artikel melalui jurnal-jurnal elektronik, maka jurnal elektronik meningkatkan indeksasi jurnal untuk menarik minat penulis. Tak ingin tertinggal dengan percepatan teknologi, jurnal di lingkungan FKIP juga mulai berhias dengan mempercantik dan meningkatkan kelengkapan jurnal elektroniknya. Untuk menarik minat penulis, keempat jurnal FKIP mulai meningkatkan indeksasi jurnal pada lembaga-lembaga pengindeks jurnal.

Transformatika yang merupakan jurnal Prodi PBSI ini bekerja sama dengan  Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI). Sebagai kakak sulung jurnal di FKIP, Transformatika sudah terindeks oleh 18 lembaga pengindeks, diantaranya Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), Indonesia Onesearch, PKP Index, Academic Keys, Journal Factor, Directory of Research Journals Indexing, Neliti, Index Copernicus International, Root Indexing, Research Bib, International Innovative Journal Impact Factor (IIJIF), Scientific Indexing Services (SIS), Eurasian Scientific Journal Index (ESJI), Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Citeulike, Cfp List, dan WorldCat. Gerak cepat yang luar biasa dilakukan oleh tim redaksi jurnal yang dipimpin oleh Rangga Asmara, M. Pd. Transformatika juga mengubah tampilan cover jurnalnya sehingga terlihat lebih eye catching. Metathesis merupakan jurnal Prodi PBI kini sudah terindeks 6 lembaga pengindeks, diantaranya Google Scholar, Journal Factor, Neliti, PKP Index, dan Directory of Research Journals Indexing. Sama seperti jurnal lainnya, tim redaksi Metathesis terus meningkatkan jumlah indeksasinya. Tim redaksi Metathesis sudah melakukan pendaftaran indeksasi pada beberapa lembaga pengindek jurnal, tetapi proses indeksasi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Indonesian Journal of Science and Education yang merupakan jurnal Prodi Pendidikan IPA juga tak ingin tertinggal dari dua jurnal pendahulunya. Jurnal yang sudah menggunakan sistem OJS penuh saat terbitan pertama ini kini mulai memperbaiki tampilan jurnal elektroniknya. Jurnal yang lebih sering disebut dengan IJOSE ini mulai melakukan indeksasi pada lembaga-lembaga pengindeks, terbukti IJOSE sudah terindeks pada Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), dan neliti. IJOSE juga melakukan kerja sama dengan ALFA Jateng dan DIY, yaitu lembaga yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran aktif. Jurnal yang lahir bersamaan dengan IJOSE adalah Indonesian Journal of Education and Learning. Jurnal yang akrab disebut dengan IJEL ini merupakan jurnal yang mewadahi artikel-artikel di bidang pendidikan. Meskipun IJOSE dan IJEL baru terbit satu kali, tetapi tahun 2018 keduanya memiliki nomor edisi yang sama dengan dua jurnal pendahulunya. Periode terbitan pertama dari keempat jurnal FKIP tahun 2018 dilaksanakan pada bulan April, tetapi masing-masing jurnal memiliki kebijakan sendiri untuk deadline pengumpulan naskah. Penulis yang berminat untuk mempublikasikan naskah artikelnya pada jurnal di FKIP dapat mengunjungi laman jurnal.untidar.ac.id. (ET)

[:en]

FETT (Faculty of Education and Teacher Training) officially has four journals. They are Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching, Indonesian Journal of Science and Education, dan Indonesian Journal of Education and Learning. Now, these journals implement Open Journal System (OJS). With the euphoria of article publication electronically, these journals start to transform the quality by having indexes. In order to attract author candidates, FETT journals have indexes in some national and international index organization.

Transformatika is the journal at Indonesian Language and Literature Education Study Program in cooperation with Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI). As the first journal at FETT, Transformatika has been indexed by 18 organizations such as Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), Indonesia Onesearch, PKP Index, Academic Keys, Journal Factor, Directory of Research Journals Indexing, Neliti, Index Copernicus International, Root Indexing, Research Bib, International Innovative Journal Impact Factor (IIJIF), Scientific Indexing Services (SIS), Eurasian Scientific Journal Index (ESJI), Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Citeulike, Cfp List, dan WorldCat. This fast improvement is done by editorial team by Rangga Asmara, M.Pd. Not to mention, Transformatika has transform its journal cover into eye catching one.

In addition, Metathesis is a journal of English Education Study Program has now been indexed by 6 indexing organization, including Google Scholar, Journal Factor, Neliti, PKP Index, and Directory of Research Journals Indexing. The Metathesis editorial team continues to increase the number of indexation. The Metathesis editorial team has already registered the indexing at several journalist index organization nationally and internationally.

Indonesian Journal of Science and Education, which is the journal of Science Education Study Program, does not want to be left behind. The journal is already using OJS system since the first edition and starts to improve its look. The journal which is known as IJOSE begins to index, such as in Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), and neliti. Also, IJOSE cooperates with ALFA Jateng and DIY, an institution that facilitates active learning activities.

Another journal which was published at the same time with IJOSE is Indonesian Journal of Education and Learning. The journal, which is familiarly referred as IJEL, is a journal which fasilitates articles about education. Although IJOSE and IJEL are only published once, in 2018 they have the same edition numbers as the two first journals. The first period of the four FKIP journals of 2018 will be in April, but each journal has its own policy for the manuscripts. Authors who are interested to publish the manuscript in the four journals can visit jurnal.untidar.ac.id page. (translated by WR)

[:]