[:id]Program Studi Pendidikan IPA Siap Hadapi Tahun Ajaran Baru 2017/2018[:en]Science Education Study Program is ready in the Academic Year of 2017/2018[:]

[:id]

Program Studi Pendidikan IPA merupakan salah satu Program Studi baru di Universitas Tidar, yang masuk dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).Program Studi Pendidikan IPA mendapat ijin operasional berdasarkan keputusan Menristek Dikti nomor 122/KPT/I/2017, sehingga pada tahun ajaran 2017/2018 sudah menerima mahasiswa baru. Calon mahasiswa baru diseleksi melalui tiga tahap penerimaan yaitu jalur SNMPTN (21 Februari – 6 Maret 2017), SBMPTN (11 April – 5 Mei 2017), dan seleksi mandiri (13 Juni – 20 Juni 2017). Pada saat ini sudah diterima sejumlah 90 orang mahasiswa baru.

Program Studi Pendidikan IPA akan mencetak beberapa profil lulusan. Pertama, pendidik di bidang IPA. Kedua, peneliti pendidikan IPA. Ketiga, wirausahawan pendidikan IPA. Persiapan dalam menghadapi tahun ajaran baru 2017/2018 Program Studi Pendidikan IPA agar lulusan mencapai kompetensi yang ditentukan dengan melakukan berbagai penguatan di bidang akademik. Penguatan akademik terkait dengan penyusunan kurikulum, sarana dan prasarana termasuk laboratorium IPA Terpadu.

Program Studi Pendidikan IPA didukung oleh 7 tenaga pengajar yang terdiri atas 2 Doktor dan 5 Magister yang kompeten di bidang pendidikan IPA. Berdasarkan kesiapan tersebut maka Program Studi Pendidikan IPA dipastikan siap 100% untuk menghadapi tahun ajaran baru 2017/2018, ujar Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd salah satu Dosen Pendidikan IPA. (ET)

[:en]

The study program of science education is one of new study programs in FETT, Tidar University. This study program obtained the operational license based on the decree of the Ministry of research, technology and higher education no 122/KPT/I/2017. Due to that decree, science education study program is able to open the selection of new students in the academic year of 2017/2018. There are three stages of ne students’ selection namely National Selection for State University (SNMPTN) on February 21 – March 6, 2017), Joint Entrance Test for State Universities (SBMPTN) on April 11 – May 5, 2017) and Independent Selection on June 13 – June 20, 2017). From that selection, science education study program received 90 new students.

The study program of science education will create the competence of graduates such as science educators, science researchers, and science entrepreneur. The preparation of this study program to face the new academic year of 2017/2018 is strengthening the academic field such as the arrangement of curriculum, and facilities procurement. Those academic strengthening are done to achieve the competence of graduates.

The study program of science education has 7 lecturers, 2 of them got doctorate qualification and 5 others got master qualification. All of them are competent lecturers on science education. “We are ready to face the academic year of 2017/2018,” said Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. one of lecturers in science education study program. (ET/AW)

[:]

[:id]Dua Mahasiswa FKIP di Ajang Duta Wisata Kota Magelang[:en]Students of FETT Joined Magelang’s Tourism Ambassador[:]

[:id]

Pemilihan duta wisata kota Magelang yang  diselenggarakan untuk mengangkat potensi wisata di kota Magelang kembali digelar. Acara ini sudah dimulai sejak bulan Juli untuk pengambilan formulir dan pengumpulan berkas. Sekitar 136 peserta  dari instansi pendidikan dan non pendidikan mengikuti seleksi duta wisata kota Magelang. 136 peserta tersebut kemudian mengikuti seleksi  ukur tinggi badan dan berat badan sekaligus wawancara. Dari seleksi tersebut didapatkan 15 finalis putra dan 15 finalis putri. Dua dari ke-30 finalis tersebut adalah mahasiswa FKIP Universitas Tidar. Mereka adalah Filsafat Ash-shaufi dan Andina Dea Hardianti, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris.

Filsafat dan Dea pun mengikuti serangkaian acara sebelum malam puncak pemilihan Duta Wisata Kota Magelang 2017 pada tanggal 12 Agustus nanti.  Acara pemotretan dilakukan pada hari Rabu 2 Agustus di museum BPK RI. Kemudian hari berikutnya para finalis mengikuti pembekalan materi tentang kepariwisataan dari Bapak Eko Heri dari Disporapar Provinsi Jawa Tengah.  Selain itu, para finalis juga mendapatkan pembekalan mengenai pembangunan daerah dan P.U oleh Ir. Djoko Suparno, M.Psi. Mereka juga mendapatkan pembekalan Public Speaking & Character Building dari Hj. Sasmiati Satya W, S.H. serta beauty class dari WARDAH. “Alhamdulilah, saya dan Dea diberikan kesempatan untuk bisa masuk menjadi 15 pasang finais ini. Banyak ilmu dan juga pengalaman yang saya dapatkan dari event ini,” tutur Filsafat mengungkapkan rasa syukurnya.

Selain pembekalan tentang kepariwsataan dan lain sebagainya pada hari Kamis, para finalis juga mendapatkan pembekalan tentang ‘ngadi salira busana’ oleh Tatok Prihasmanto dan Seni Budaya Daerah oleh bapak Alit pada hari Jumat 4 Agustus 2017. Di hari yang sama, para finalis pun mendapatkan pembekalan tentang table manner.  Setelah mendapatkan beberapa pembekalan, para finalis kemudian melakukan explore wisata kota Magelang.

“Melalui acara ini, saya ingin mengabdi memberikan kontribusi terbaik bagi negeri melalui pariwisata, “ tutup Filsafat di akhir wawancara. (AW)

[:en]

Tourism ambassador’s competition was held again to promote tourism potential in Magelang. There are 136 participants who join this event, consist of educational and non-educational institute. All participants must joined physical test and interview. Participants who passed previous selection are 30 participants that consist of 15 female and 15 male finalists. There are 2 English Education of FETT’s students who became finalist; they are Filsafat Ash-shaufi and Andina Dea Hardianti.

Filsafat and Dea must join some agenda before they are on grand final which will be held on 12th of August 2017. They got photo session on Wednesday, 2nd August 2017 in Museum BPK RI. Next day, they joined training about tourism which delivered by Eko Heri from youth, sports, and tourism department of Central Java. They also joined training about regional development and public works by Ir. Djoko SUparno, M.Psi. they also got training about public speaking and character building by Hj. Sasmiati Satya W., S.H. and also beauty class by WARDAH. “Thanks God, Dea and I were given opportunity to be finalist in this event. We got knowledge and experience by joining this event,” said Filsafat.

In Tuesday, all of finalists got training entitled “ngadi salira busana” (cultural fashion) by Tatok Prihasmanto and local art and culture by Alit in Friday 4th August 2017. In same day, all finalist have table manner training. After got trainings, they will explore tourism in Magelang.

“By this event, I want to give the best contribution to my nation through tourism,” said Filsafat in the end of interview. (GF)

[:]

[:id]Peningkatan Kompetensi Ilmiah, Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP Menjadi Pemakalah dalam The 1st International Seminar on Language, Literature, and Education (ISLLE) 2017[:]

[:id] 

25-26 Juli lalu menjadi hari yang membanggakan bagi Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP UNTIDAR. Betapa tidak, makalah Drs Hari Wahyono, M.Pd., ini berhasil lolos untuk dipresentasikan dalam seminar perdana Ikatan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia atau IKAPROBSI di Hotel Grand Cempaka Jakarta. Artikel berjudul Modifying the Words in Vocabulary Bank: Active Learning Intelligence of Learners ini berhasil masuk dalam 224 makalah yang lolos dari 420 yang masuk untuk dipresentasikan dalam seminar internasional perdana IKAPROBSI yang bertajuk The 1st International Seminar on Language, Literature, and Education (ISLLE) 2017. Hari mempresentasikan makalahnya yang berbasis pada metode pengajaran dan pembelajaran berbasis active learning oleh siswa atau pembelajar.

Selaku Wakil Dekan di FKIP dan sekaligus dosen pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Hari turut membuktikan komitmen PBSI UNTIDAR dalam mengedepankan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder dan juga perkembangan keilmuan pada bidangnya. Ditemui paska kepulangannya dari Jakarta, Hari menyatakan kepuasan dan kebanggaannya sebagai wakil FKIP UNTIDAR pada seminar internasional perdana IKAPROBSI yang beranggotakan dosen dari PTN dan PTS se-Indonesia ini, karena selain berbagi pemikiran, menyisihkan artikel-artikel lain yang masuk dan update ilmu, makalah yang lolos akan diupayakan masuk dalam jurnal yang terindek scopus. Lebih lanjut Hari berpesan agar para dosen di FKIP UNTIDAR khususnya untuk aktif mengikuti seminar-seminar serupa pada bidangnya guna meningkatkan kemampuan ilmiah sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi (AL)

  

[:]

[:id]Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Siap Dibuka Tahun Ini[:en]The First Master Program at Tidar University is Ready to Launch[:]

[:id]

FKIP Universitas Tidar akan membuka program studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia pada semester gasal tahun ajaran 2017-2018. Pendaftaran mahasiswa baru dimulai pada 10 Juli s.d. 21 Agustus 2017. Seleksi dilaksanakan pada 25 Agustus 2017 dan pengumuman hasil seleksi pada 28 Agustus 2017.

Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia akan mencetak beberapa profil lulusan. Pertama, guru bahasa Indonesia jenjang sarjana, diploma, SMA/MA/SMK, SMP/MTs, dan orang asing. Kedua, peneliti bahasa, susastra Indonesia, dan pengajarannya. Ketiga, pengembang kebijakan pendidikan bahasa Indonesia.

Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia didukung oleh 14 staf pengajar yang terdiri atas 7 profesor dan 7 doktor. Sementara itu, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi yang merujuk KKNI dan SNPT.

Prodi baru Magister Pendidikan Bahasa Indonesia disambut baik oleh para staf pengajar Prodi PBSI. Menurut salah satu staf pengajar di PBSI, Theresia Pinaka, M.Pd., adanya Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dapat membuka peluang bagi Untidar, khususnya FKIP, untuk lebih maju.

“Prodi baru ini akan membuka peluang untuk lebih maju,” ujar Theresia. (IS)

[:en]

Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University, has launched the new Master Study Program in Indonesian Education on this coming academic year 2017/2018. The admission, which has been started in July 10 to August 21 2017, will have the selection process on from 25-28 August 2017.

The Master program in Indonesian Education will produce varied alumni profiles. First profile is an Indonesian Language Teacher for different level of undergraduate, diploma, high schools (Secondary High School-SMA/Islamic based Secondary High School-MA/Vocational School-SMK, Junior High School-SMP/Islamic based Junior High School-M.Ts.), and foreigners. Second profile is a researcher in Indonesian language, literature, and teaching. Third profile is an Indonesian language education policy maker.

The Master program in Indonesian Education will be taught by 14 faculty members consisting of 7 professors and 7 doctorates with the curriculum will be implemented is the competency-based curriculum that refers to KKNI and SNPT.

The opening of this new study program has attracted the enthusiasm of all faculty members. According to the head of the master program in Indonesian Education, Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., the study program opens and widens the opportunity for FETT to step forwards (IS/WR)

[:]

[:id]EFT in Practice: Membekali Mahasiswa dengan Pengalaman Guiding[:]

[:id]

Pada 2 Mei 2017, sejumlah mahasiswa Universitas Tidar melakukan magang di Supoyo Grabah dan Keramik yang berlokasi di Desa Klipoh, Kecamatan Karanganyar, Borobudur, Magelang. Para mahasiswa tersebut melakukan praktek dalam rangka Mata Kuliah English for Tourism in Practice. Mereka akan melakukan banyak aktivitas yang akan menunjang kemampuan Bahasa Inggris dan pariwisata dalam bidang guiding. Para mahasiswa melakukan magang di supoyo grabah dan keramik selama kurang lebih 1 bulan dengan berbekal kemampuan yang mereka dapatkan di EFT 1 dan EFT 2.

Para mahasiswa tersebut mengalami banyak pengalaman yang berharga bagi mereka semua. Salah satu yang paling berkesan bagi mereka semua adalah cara membuat keramik. Keramik – keramik tersebut terbuat dari tanah liat yang bisa didapatkan di sekitar desa. Tanah liat yang telah digali dan diambil tersebut kemudian di giling di mesin penggiling agar tekstur dari tanah tersebut dapat halus. Setelah itu, tanah yang telah lembut tersebut bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat keramik. Ambillah segenggam tanah liat, letakkan disebuah alat pemutar. Buatlah tanah liat menjadi sebuah bulatan dan letakkan di tengah – tengah alat pemutar. Basahi tangan dengan sedikit air dan mulai putar perlahan – lahan. Pastikan tangan kanan memegang tanah liat dan tangan kiri memutar alas. Perlu diperhatikan bahwa saat memegang tanah liat, siku selalu bertumpu pada lutut. Untuk memulai membuat keramik, putar lah alas dengan cepat dan taruh ibu jari di tengah tanah liat. Tekan tanah liat tersebut sampai terbentuk sebuah lubang. Lubang tersebut bisa dilebarkan maupun ditinggikan dengan bantuan jari – jari lainnya. Dengan cara ini, kita bisa membuat piring, gelas atau mangkuk atau bahkan vas bunga. Walaupun saat melihat proses pembuatannya sangat mudah dan sederhana, tetapi sebenarnya itu sangat sulit dan butuh waktu yang lumayan lama untuk membuat sebuah keramik sederhana seperti piring atau gelas dengan sempurna.

Selain itu, para mahasiswa juga bertemu dengan turis baik turis asing ataupun lokal. Mereka harus menyambut tamu yang datang. Para turis tersebut datang dengan berbagai keinginan, mulai dari belajar cara membuat keramik atau hanya sekedar berbelanja keramik yang sudah jadi. Untuk turis lokal, terkadang mereka datang secara rombongan, biasanya rombongan anak TK yang jumlahnya bisa puluhan. Rombongan balita tersebut bisa melihat proses pembuatan keramik, mencoba membuatnya, dan mewarnai keramik yang telah disiapkan dengan kuas warna – warni yang nantinya bisa dibawa pulang dengan harga yang telah ditentukan. Turis asing juga terkadang datang secara rombongan, hanya saja jumlahnya jauh lebih sedikit. Mereka biasanya selalu ingin mencoba membuat keramik mereka sendiri untuk dibawa pulang sebagai suvenir. Mereka selalu datang dengan pemandunya masing – masing memakai sepeda atau andong. Jarang bagi mereka untuk datang sendirian. Para turis asing ini lah yang menjadi tantangan utama mereka selam magang di supoyo grabah dan keramik. Para turis tersebut datang dari berbagai negara, misalnya: Amerika Serikat, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Jepang, Korea Selatan, China, Singapura, dll. Setiap mahasiswa mengalami pengalaman yang unik dan berbeda setiap kali mencoba berkomunikasi dengan mereka. Bahkan diantara mereka ada mahasiswa yang cukup beruntung untuk menggendong seorang bayi dan berfoto dengannya tanpa menangis. Pengalaman berinteraksi dengan banyak orang dari seluruh dunia telah menjadi pelajaran yang sangat berharga di kemudian hari bagi mahasiswa yang magang disana. (MHS)

Video selengkapnya dapat dilihat disini

[:]

[:id]Dosen FKIP ikuti Seminar Manajemen Jurnal[:]

[:id]

Selasa, 25 Juli 2017 penerbit Graha Ilmu Yogyakarta menyelenggarakan seminar bertajuk Seminar Manajemen Jurnal yang diikuti oleh para dosen dan staff jurnal di beberapa universitas, sekolah tinggi, dan akademi di Yogyakarta, Magelang dan Semarang. Salah satu dosen FKIP pun berkesempatan mengikuti seminar ini. Kegiatan ini mengambil tempat di The Victory Hotel Yogyakarta mulai pukul 09.00 sampai 12.00. Sedangkan keynote speaker dalam seminar ini adalah Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D. dari UGM.

“Kendala awal pada jurnal yang belum terakreditasi adalah pencarian naskah, namun jika jurnal tersebut sudah terakreditasi, yakinlah banyak penulis yang antre masuk ke jurnal kita.” begitulah kata Paulus Insap Santosa ketika membuka seminar ini. Insap, begitu dia biasa di sapa juga menambahkan untuk menuju jurnal terakreditasi memang membutuhkan waktu yang panjang. Pengelolaan jurnal mulai dari proses produksi sampai proses peer review dan editing diterangkan dengan sangat jelas oleh pembicara utama. Hal tersebut sangat menarik minat para peserta yang notabene masih baru dalam pengelolaan jurnal. Beberapa pertanyaan tentang jurnal dan hal terkait didalamnya pun di sampaikan kepada pembicara seperti plagiasi, jurnal online, kode etik penerbitan dan lain sebagainya.

Atsani Wulansari, M.Hum., dosen FKIP yang mengikuti seminar ini mengungkapkan bahwa banyak ilmu yang dia dapatkan dari acara ini diantaranya adalah syarat tentang jurnal terakreditasi Dikti dan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan jurnal. (AW)

[:]

[:id]Tingkatkan Kualitas Pendidikan Bahasa Inggris, APSPBI Gelar Workshop Evaluasi Kurikulum KKN(I)[:]

[:id]

Asosiasi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (APSPBI) Regional Jawa Barat baru saja menyelenggarakan kegiatan bertajuk Workshop Evaluasi Kurikulum Berbasis KKN (I) pada Selasa-Rabu (18-19/7/2017) di Universitas Advent Indonesia, Parongpong-Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta di lingkungan Jawa Barat, bahkan juga dihadiri oleh beberapa universitas dari lintas provinsi, salah satu diantaranya adalah Universitas Cendrawasih Jayapura. Workshop yang berlangsung selama dua hari ini membahas mengenai evaluasi kurikulum bermuatan Kerangka Kualifikasi Nasional (Indonesia) atau lebih dikenal istilah KKN(I) dengan menghadirkan narasumber Assoc. Prof. Handoyo Puji Widodo, Ph.D.

Moch. Malik Al Firdaus, S.Pd., M.Pd. ketika ditemui penulis sepulang dari Bandung menceritakan gambaran singkat mengenai workshop tersebut. “Pentingnya penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap seluruh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia terkait pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan yang didasarkan atas kemajuan dan perkembangan kurikulum yang diberlalukan di tingkat Internasional. Untuk menghadapi hal tersebut, program studi diharapkan mampu mengombinasikan dan merevitalisasi kurikulum sesuai dengan taksonomi keilmuan di dunia internasional dan mempersiapkan lulusan untuk bisa bersaing di tingkat global.”

Pada hari pertama peserta diajak untuk berdiskusi secara intim. Semua peserta secara penuh saling memberi masukan dan saran untuk perbaikan program studi. Tentunya hal itu dilakukan untuk mencari solusi dan mengembangan kurikulum. Selain itu dalam rangkaian selanjutnya, peserta workshop diminta untuk menelaah dan memetakan kurikulum masing-masing prodi dan mempresentasikannya. Kurikulum yang diharapkan telah mengakomodasi desain kurikulum secara menyeluruh sesuai dengan dimensi teori, dimensi riset, dan dimensi praktis.

Keesokan harinya, narasumber meminta seluruh peserta untuk menyusun deskripsi matakuliah, capaian pembelajaran, dan isi/materi pada salah satu matakuliah yang diampu dan mempresentasikannya. Pada sesi ini begitu banyak masukan, saran, bahkan kritik dalam diskusi tersebut. Malik menuturkan “Pada akhir materi, narasumber memberikan pemetaan dalam penamaan mata kuliah yang didasarkan atas taksonomi keilmuan yang diberlakukan pada tingkat Internasional. Jadi dalam pemetaan tersebut terbagi menjadi 10 bidang pengelompokkan ilmu: language skills, linguistics, english grammar, vocabulary, pronouncation, applied linguistics, literature, research, language education, dan translation.”

Pada akhirnya Malik menyampaikan bahwa butuh waktu dan proses yang panjang untuk bisa menerapkan kurikulum KKN(I) di lingkungan PBI FKIP UNTIDAR, namun pihaknya tidak lelah untuk berusaha memberikan yang terbaik demi kemajuan bersama. “Untuk saat ini ya follow up-nya sedikit demi sedikit merevitalisasi kirikulum karena perlu banyak penyesuaian, perlu pengkajian mendalam, yang pada akhirnya bisa membawa ciri khas PBI UNTIDAR di mata Internasional. (TP)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Makin Eksis Berwirausaha dengan Lolos Program KBMI[:en]FETT Students Make Amazing Entrepreneurs: Winning the Grants for DIKTI’s Indonesian Students Business Competition Program (KBMI) 2017[:]

[:id]Kebahagiaan kembali menyelimuti keluarga besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Hal tersebut disebabkan 2 proposal Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) lolos didanai oleh Kemeterian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017 dari total 4 proposal yang lolos se-Untidar.

Dua kelompok mahasiswa yang lolos KBMI telah mewakili dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Kelompok 1 terdiri atas Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), dan Azizah Wahyu Lestari (PBI). Judulnya adalah Pengembangan Usaha Box Kado Magelang yang Didanai 15 juta rupiah. Kelompok 2 terdiri atas Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Fakultas Teknik Untidar), Nafi’ Arrum Fauziah (PBI), dan Siti Sulistyarini (PBSI). Judulnya Banana Stem Body Wash (Bombow) Pemanfaatan Pelepah Pisang menjadi Sabun Mandi yang didanai 18 juta rupiah.

fkip

“Sebetulnya, usaha boks kado dan paper bag ini sudah kami mulai sejak 2017. Agar membedakan dengan produk yang ada di toko, kami melayani customable sesuai keinginan pelanggan. Selama ini kami menjual produk secara online dengan harga 10.000 – 60.000 rupiah/boks dan 1.000 – 7.000 rupiah/paper bag,” ujar Nasrika Dewi, Ketua Kelompok 1.

“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka lolos program ini. Usaha ini telah kami mulai sejak Februari 2017. Sabun tersebut kami jual dengan harga 10.000 rupiah/buah. Kami juga memberikan harga khusus untuk teman-teman yang mau menjadi reseller sabun Bombow ini,” ujar Septi Hardiyaning Tiyas, Ketua Kelompok 2 dengan senyum bahagianya.

Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator PBSI sekaligus Dosen Matakuliah Kewirausahaan PBSI Untidar mengatakan lolosnya proposal tersebut merupakan hasil dari matakuliah tersebut. “Semoga ke depan makin banyak mahasiswa Untidar, khususnya PBSI yang lolos program-program kewirausahaan seperti ini agar profil lulusan sebagai wirausaha makin terbukti,” tambahnya.

Prestasi FKIP kali ini juga disambut baik oleh seluruh dosen FKIP yang memberikan selamat melalui whatsapp grup FKIP. Semoga ke depan, FKIP makin berjaya. FKIP is The BestWJ

[:en]

The Euphoria floods the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University once again. Two out of four KBMI proposals, which are selected and funded for Tidar University by Ministry of Research, Technology and Higher Education, are proposed by FETT students.

Two groups who got the KBMI grants represent two study programs namely Indonesian Language and Literature Education (PBSI) and English Education (PBI). The PBSI group consists of Nasrika Dewi Puspitasari (PBSI), Anisatu Ulfa (PBSI), Arief Setiawan (PBSI), Ainun Dyan Desiana (PBSI), and Azizah Wahyu Lestari (PBI). The group, with the title “Business Development of Gift Boxes in Magelang”, is funded 15 million IDR. While, the PBI group consists of Septa Hardyaning Tyas (PBI), Alvin Adiwibowo (Faculty of Engineering Untidar), Nafi ‘Arrum Fauziah (PBI), and Siti Sulistyarini (PBSI). The group who proposed “Banana Stem Body Wash (Bombow): Utilization of Banana Leaves as Bath Soap” is funded 18 million IDR.

fkip“Actually, the business of gift boxes and paper bag business has been started since the beginning of 2017. In order to distinguish with the products in the store, we serve customable and decorative boxes as customer wishes. So far, we have been selling the products online for 10,000 – 60,000 IDR / box and 1,000 – 7,000 IDR / paper bag, “said Nasrika Dewi, the PBSI group leader.

The happiness is expressed by the PBI group. “I am very grateful and surprised with the announcement.” We have started the Bombow bath soap business in February 2017. We sell it 10,000 IDR/ each. But, we give special price for those who want to be our reseller “said Septi Hardiyaning Tiyas, the PBI group leader happily.

Rangga Asmara, M.Pd., PBSI Coordinator, Lecturer of Entrepreneurship Courses PBSI Untidar, and supervisor for the PBSI proposal said that the proposal is selected as the outcome of the course. ” I hope more and more Untidar students, particularly PBSI win such competition in the future. It supports one of our university visions to create young entrepreneurs,” he added.

This achievement is also supported by all FETT lecturers who congratulated through WhatsApp FKIP group. Hopefully, FETT will be more successful in the future. FETT is The Best! (WJ/WR)

[:]

[:id]FKIP: Mahasiswa FKIP Ikuti Monev PKM 2017 di UNNES[:en]FETT Students joined MONEV PKM 2017 in UNNES[:]

[:id]

Universitas Tidar mengirimkan 12 tim PKM DIKTI tahun 2017 untuk mengikuti Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 21 Juli 2017. Kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium UNNES (Gedung Prof. Wuryanto) tersebut menghadirkan pemonev eksternal dan pendamping internal diantaranya Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

Salah satu tim PKM UNTIDAR berasal dari FKIP yang terdiri dari Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI) memaparkan hasil PKM-K berjudul “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi.”

“Alhamdulillah, kami mendapat feedback  yang baik karena kami sudah mempersiapkan rencana ke depan. Saya merasa sangat bangga dan senang karena baru pertama kali bisa bersaing dengan universitas lain dengan membawa nama UNTIDAR. Harapan saya bisa masuk PIMNAS,” tutur Muhammad Kusni Mubarok.

 Jayalah PKM UNTIDAR 2017!

(ER)

[:en]

Tidar University sent 12 teams of Student Creativity Program (PKM) Directorate General of Higher education (DIKTI) 2017 to join monitoring and evaluating (MONEV) in Semarang State University (UNNES) on 21st of July 2017. This activity which was held in Auditorium of UNNES (Prof. Wuryanto’s building) invited external accessor and internal associate such as Dr. Med, dr. Indwiani Astuti (UGM), Dr. Tipri Rose Kartika, SE., MM (Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MS (UDAYANA), Prof. Dr. Tukiran, M.Si (UNESA), Sudirman (BELMAWA DIKTI), Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum (UNNES), Tri Wikaningrum, SE., M.Si (UNISSULA), Etika Kartikadarma, M.Kom (UDINUS), Tri Murtini, S.Pd., M.Pd (UNNES), Sandy Arief, S.Pd., M.Sc (UNNES).

FETT has sent one team of PKM, they are Muhammad Kusni Mubarok (PBI), Lilis Sinarsih (PBI), Puji Lestari (PBSI), Filla Adyarti (PBSI). They presented their result of PKM-K entitled “Pemanfaatan Limbah Serutan Kayu menjadi Lukisan Tiga Dimensi”

“Thanks God, we got good feedback since we prepared our future plan. I’m so proud and happy because it’s our first time to compete with other university and bring Tidar University’s name. I hope we can pass National Student Science Week (PIMNAS),” said Muhammad Kusni Mubarok.

Bravo PKM Tidar University!

(GF)

[:]

[:id]Dosen PBSI Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Penyuluhan Berbahasa Indonesia, Balai Bahasa Jawa Tengah[:en]Regional Language Office of Central Java Invited the Lecturer of PBSI as the Speaker in Counseling Activity of Bahasa Indonesia[:]

[:id]

Imam Baihaqi, S.Pd, M.A.,  dosen PBSI FKIP Untidar, tampil sebagai pembicara pada kegiatan “Penyuluhan Berbahasa Indonesia bagi Guru SMP Kota Semarang”  di Dinas Pendidikan Kota Semarang pada hari Rabu, 19 Juli 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 4 hari yaitu dari hari Selasa-Jumat tanggal 18-21 oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian dan Kebudayan. Peserta yang hadir sekitar 50 guru SMP Kota Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Imam Baihaqi menyampaikan materi tentang pembelajaran sastra yang kreatif dan inovatif. “Mengajarkan sastra dengan inovatif artinya tidak hanya mengajarkan teori saja, namun seharusnya juga diajarkan keterampilan, misalnya peserta didik mampu menghasilkan karya. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya diarahkan hanya pada tataran mengerti dan memahami tetapi diarahkan sampai tataran yang tertinggi yaitu menciptakan”, jelas Imam Baihaqi.

Dosen pengampu mata kuliah teori drama dan drama pentas itu mengatakan bahwa, mengajarkan cerpen, puisi, atau drama dengan kreatif kepada para siswa dapat dilakukan misalnya membuat karya sastra yang nanti dibukukan atau dikirim ke media masa. Selain itu, misalnya juga dengan memproduksi pementasan drama dan divideokan, membuat figura-figura tentang foto dan profil sastrawan Indonesia.

Pada kesempatan wawancara Imam menyampaikan rasa bahagianya dapat dipercaya menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut. “Saya merasa bahagia bisa menularkan ilmu yang sudah diperoleh. Bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana mengajarkan sastra. Apa lagi, setelah menyampaikan materi, ternyata guru-guru tertarik untuk memesan buku berjudul Goresan Tinta Bocah Sastra yang dibuat oleh mahasiswa semester 3A Program Studi Bahsa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tidar. Buku tersebut adalah hasil karya mahasiswa sebagai produk luaran dalam mata kuliah drama yang saya ampu,” tambah Imam Baihaqi. (DZ)

[:en]

Imam Baihaqi, S.Pd., M.A., the lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Tidar University invited as the keynote speaker in the event called “Counseling of Bahasa Indonesia for Teachers of Junior high School in Semarang”. This activity was held in Local Education Authorities of Semarang on Wednesday, July 19, 2017. It was held for four days from Thursday to Friday 18 – 20 July 2017 by Language development and Cultivation Agency, The Ministry of education and Culture. There were 50 Junior High School teachers in Semarang participated in this event.

On that occasion, Imam Baihaqi presented the material about creative and innovative learning in literature. “Teaching literature innovatively means the teachers not only teach the theory but also teach the skill such as producing the work. In learning, the students are directed not only at the level of understanding but also at the level of creating,” explained Imam Baihaqi.

The lecturer of Drama Theory and Drama Performance said that teaching literary work (short story, poetry, and drama) creatively to the students can be done in the classroom. The teachers can ask the students to create literary works. Those works will be published or sent to mass media later. Furthermore, the teacher can ask the students to perform the drama and record that performance or else write the profile of Indonesian authors and framed it.

When Web Team of FETT interviewed him, Imam expressed his pride because he was trusted to be the speaker on that event. “I feel happy to spread my knowledge and share the experience in teaching literature. And then the thing that makes me so happy is the teachers are interested to order book made by the third semester students of PBSI entitled Goresan Tinta Bocah Sastra after this event. Those books are the product of the students in my Drama class, “added Imam Baihaqi. (DZ/AW)

[:]