[:id]FKIP Untidar Gelar Sosialisasi International Teaching Practice[:en]FETT Untidar Held the Socialization of International Field Teaching Experience Program (PPL) 2017 [:]

[:id]

Menindaklanjuti kunjungan ke beberapa instansi terkait di Malaysia, FKIP UNTIDAR mengadakan sosialisasi International Teaching Practice  di Auditorium Universitas Tidar yang dilaksanakan Rabu (26/4) . Sosialisasi ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester VI (enam) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI-6 kelas) dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI-4 kelas).

Prof Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP UNTIDAR menggarisbawahi bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan penyampaian informasi tentang PPL Internasional atau International Teaching Practice di Hulu Selangor, Malaysia. Adapun 3 program kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa selama mereka di Malaysia, yaitu 1) PPL Internasional, 2) Pengambilan data skripsi, dan 3) International EFC (English For Children) Program.

PPL Internasional ini akan terjadwal selama 1 bulan (awal Juli  – akhir Juli 2017) di Sekolah Sekolah Menengah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya. Sebagai pilot project PPL Internasional, pihak sekolah tersebut memberikan kuota 20 mahasiswa yang berkesempatan untuk melakukan PPL disana.

Pada sosialisasi tersebut, tercatat 99 mahasiswa berminat untuk mengikuti PPL Internasional. Oleh karena itu, mereka wajib mengikuti seleksi PPL Internasional. Tahapan seleksi yang harus ditempuh para mahasiswa meliputi seleksi administratif dan wawancara dimana tahapan seleksi tersebut mencakup aspek prestasi, keunggulan, dan kompetensi pedagogik.  Berikut jadwal seleksi dan pengumuman PPL Internasional:

  1. Jumat, 28 April 2017: Pengumpulan dokumen administrasi (formulir dan dokumen pendukung).
  2. Senin, 1 Mei 2017: Pengumuman lolos seleksi administrasi (lewat website FKIP dan papan pengumuman FKIP).
  3. Rabu, 3 Mei 2017: Seleksi wawancara.
  4. Selasa, 9  Mei 2017:   Pengumuman akhir.

Tim seleksi PPL Internasional terdiri dari Lilia Indriani, M.Pd. (Ketua Tim), Moch. Malik Al Firdaus (Anggota Tim), dan Rangga Asmara, M.Pd. (Anggota Tim). Tim seleksi tersebut secara proporsional dan profesional akan memilih 20 dari 99 mahasiswa yang akan mengikuti PPL Internasional.

Dalam sesi tanya jawab, para mahasiswa sangat antusias untuk mendapatkan informasi tentang PPL Internasional ini.  Salah satu penanya yaitu Andien, mahasiswi PBSI menanyakan tentang adakah bimbingan khusus sebelum melaksanakan PPL Internasional tentang kurikulum pembelajaran di Malaysia. Menanggapi  pertanyaan tersebut, Dekan FKIP menjawab “Pastinya ada pembekalan terlebih dahulu dari Tim yang akan menjelaskan tentang  kurikulum, budaya, bahasa, dan aspek pendukung lainnya.”

Selain itu salah satu mahasiswi PBI, Fadhlilah memberikan umpan balik positif dengan adanya sosialisasi ini “Menurut saya, sosialisasi ini sangat membantu kami dalam mengupdate informasi seputar PPL Internasional.”  (CA)

[:en]

Following-up the previous visit to some institutions in Malaysia, FETT Untidar held a socialization of Field Teaching Experience Program (PPL) International 2017 at the Auditorium-Tidar University last Wednesday (26/4). The socialization was attended by all sixth semester students from both English Education Study Program (PBI) of 6 classes) and Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) of 4 classes).

Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dean of FETT Untidar, stressed that this socialization was about informing the students about the International Field Teaching Experience Program (PPL) International 2017 in Hulu Selangor, Malaysia. The three main things that the students ought to do are: (1) international Field Teaching Experience, (2) gathering mini-thesis data, and (3) international English for Children (EFC) program.

This international PPL would be scheduled for one month (beginning of July – end of July 2017) at Bandar Sungai Buaya Junior High School. As the piloting project, the school opens the quota of 20 students to do the practice there.

In this selection process, there were recorded 99 students who were interested to participate this international PPL. Therefore, they were required to follow the selection process of administration and interview section. In the interview section, all participants would be asked about the academic achievement, strengths, and pedagogic competences. Here are the schedule for the whole selection process:

(1)   Friday. 28 April 2017: Submittion of administrative documents (forms and supporting documents). (2)   Monday, May 1, 2017: The announcement of the administrative selection (via FETT website and FKIP announcement board). (3)   Wednesday, May 3, 2017: Interview Section. (4)   Tuesday, May 9, 2017: Final announcement.

The selection team for this international PPL was lead by Lilia Indriani, M.Pd. (Chairman), Moch. Malik Al Firdaus (Member), dan Rangga Asmara, M.Pd. (Member). The team would proportionally and professionally choose 20 out of 99 candidates will be participating the International PPL.

In the question and answer section, the students were enthusiastic in getting the information about this event. One of questions was from Andien, a student of PBSI about the curriculum used in Malaysia and special guidance before doing the service. Responding to the question, the Dean answered, “There will be a certain guidance from the team about the curriculum, culture, language, and other supporting aspects.”

In addition, one of the PBI students, Fadhilah thought the answer positively, “In my opinion, the socialization will help us to update the information about the International PPL.”. (CA/WR)

[:]

[:id]EFC Ajarkan Mahasiswa Bersabar Hadapi Anak SD[:en]Practicing Students’ Patience by Joining EFC[:]

[:id]

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP Untidar dalam bulan ini melakukan praktik kegiatan English for Children (EFC) di beberapa Sekolah Dasar Kota Magelang. EFC in Practice merupakan salah satu matakuliah pilihan yang bisa diambil oleh mahasiswa semester 6 yang berisi praktik mengajar bagi anak-anak. Sebelumnya mahasiswa telah dibekali oleh teori yang didapat dari semester 4, ketika mulai memutuskan satu matakuliah pilihan. Tahun Ajaran 2016/2017 ini EFC in Practice menggandeng 16 sekolah mitra, masing-masing sekolah dititipkan sejumlah 5 – 6 mahasiswa PBI. Dalam program ini mahasiswa diajak untuk memberikan materi bahasa Inggris yang telah disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di sekolah masing-masing.

“Sebenarnya maksud adanya EFC in Practice ingin membagikan pengalaman bagi para mahasiswa. Bisa pula dipakai untuk mempersiapkan diri atau latihan sebelum matakuliah Praktik Kerja Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dari hal ini mahasiswa juga bisa menilai bahwa mengajar anak-anak tidak semudah yang dibayangkan, karena meng-handle anak lebih susah daripada meng-handle orang dewasa,” ungkap Endah Ratnaningsih, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah EFC in Practice sekaligus dosen pamong untuk SD Tidar 1. Dirinya menambahkan bahwa terkadang suasana dalam kelas bisa di luar perkiraan, misalnya ada anak yang tiba-tiba menangis. Kondisi ini menuntut mahasiswa untuk dapat memanajemen kelas. Mahasiswa juga harus pintar mengatur waktu serta pintar memilih aktivitas untuk menyampaikan materi secara lengkap dengan waktu yang terbatas.

Di lain sisi, salah satu mahasiswa peserta EFC in Practise Putra Ramadhan sangat antusias menceritakan pengalamannya terjun ke SD Rejowinangun Selatan 1. “Meskipun baru memiliki kesempatan dua kali mengajar di SD namun tantangannya sudah sangat terasa. Ternyata mengajar anak-anak dituntut memiliki kesabaran yang tinggi apalagi di kelas besar. Selain itu menjadi guru SD juga harus bisa mengayomi, memberikan rasa nyaman kepada anak-anak,” katanya. Ramadhan menyampaikan bahwa sebelumnya sudah pernah mengajar anak kecil meskipun hanya les privat. Setidaknya ini bukan pertama kalinya dia mengajar sehingga rasa nervous bisa dikendalikan, tidak seperti teman lain yang merasa sangat nervous ketika harus mengajar di depan kelas.

Sebelum mengajar Ramadhan selalu mempersiapkan materi terlebih dahulu, “Alhamdullilah kalau materi saya selalu good prepare, materinya tentang weather and season untuk anak SD di bangku kelas 5 dengan media pembelajaran yakni media gambar.” Saat ditanya kesannya mengikuti program ini dirinya mengatakan, “Untuk menjadi seorang guru itu pengalaman memang penting, tapi cara mengajar itu lebih penting.” (TP)

[:en]

English Education study program (PBI) of FETT Tidar University conducts the practice activity of English for Children (EFC) in several elementary schools in Magelang this month. EFC in Practice is one of the elective courses which can be chosen by the sixth semester students. EFC in practice contains teaching practice for children. Previously, the students had been equipped with the theory in fourth semester when they decided to take the elective courses. In this academic year 2016/2017, EFC in practice collaborates with 16 partner schools and 5 – 6 students will practice in those 16 schools. In this program, the students are challenged to give English material based on the school’s lesson plan

 “The purpose of EFC in Practice is actually to share the experience for the students and to prepare them for teaching practice lesson (PPL) and community service program (KKN). From EFC in Practice program, the students experience that teaching children is not easy because handling children is more difficult than handling adult,” said Endah Ratnaningsih, M.Pd. as a lecture of EFC in Practice as well as the advisor at SD Tidar 1. She added that sometimes the atmosphere in the classroom is unpredictable such as the children who cry all of a sudden. This condition requires the students to manage the class well. Furthermore, the students should be smart in managing the time and choose the activity to deliver the material completely in limited time.

One of EFC in Practice students at SD Rejowinangun Selatan 1, Putra Ramadhan, told his experience enthusiastically. “I am challenged although I just teach there twice. It seems that patience is required in teaching children especially in big class. Then, becoming elementary school’s teacher should be able to protect and give the students comfort.” Ramadhan added that he had the experience in teaching children in private course. At least, it is not the first time for him to teach children so that he can maintain his nervousness unlike others who never teach children before.

Before teaching, Ramadhan always prepares the material. “Alhamdulillah, I always have well-prepared material such as picture media about weather and season for fifth grader”. He said his impression in joining this program in the end of the interview. “Experience is important for someone who wants to be a teacher, but the way they teach is more important.”  (TP/AW)

[:]

[:id]FLS2N Kab. Magelang Gandeng FKIP Untidar[:en]FLS2N Kab. Magelang Collaborated with FETT Untidar[:]

[:id]

Kabupaten Magelang_(25/04). Untuk kesekian kalinya Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang menggandeng FKIP Universitas Tidar dalam pelaksanaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SD Se-Kabupaten Magelang.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama satu hari penuh, 12 mata lomba diselenggarakan secara serentak di berbagai tempat seperti di Pendopo Drh. Soepardi, Rumah Dinas Bupati, GOR Gemilang, Ruang Bina Praja, Lantai Negeri Mendut, SDN Sawitan, dan SDN Mendut.  12 cabang lomba tersebut meliputi Lomba Menyanyi Tunggal, Lomba Seni Tari Kreasi Baru, Lomba Pantomim, Lomba Baca Puisi, Lomba Lukis, Lomba Seni Baca Al-Qur’an, Lomba Seni Pianika, Lomba Cerpen Kategori Pemula, Lomba Cerpen Kategori Penulis, Lomba Cipta Pantun, Lomba Cipta Syair, dan Lomba Mendongeng.

Dalam kegiatan FLS2N ini, sebanyak 11 orang Dosen FKIP terlibat aktif sebagai Dewan Juri dalam 6 mata lomba yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa seperti Lomba Baca Puisi, Lomba Cerpen kategori Pemula, Lomba Cerpen Kategori Penulis, Lomba Cipta Pantun, Lomba Cipta Syair, dan Lomba Mendongeng.

Menurut Koordinator Lapangan FLS2N, Soepardi, keterkaitan pihak Untidar diperlukan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dari peserta dan pendamping. “Pihak Untidar sebagai pihak luar akan bersikap netral dalam pemilihan juara.”

Selaku koordinator Juri FKIP Untidar, Rangga Asmara menyampaikan bahwa para juri harus selektif dalam memilih calon juara. Dia menambahkan, “Peserta yang nantinya menjadi juara 1 sekaligus perwakilan Kabupaten Magelang harus mampu berkompetisi di ajang lanjutan FLS2N tingkat Jawa Tengah.” (WR).

[:en]

Magelang Regency (25/04). Has been working for year, Department of Education and Culture (Disdikbud) Magelang Regency had a join-work with Faculty of Education and Teacher Training (FETT) Tidar University on a big event of National Art Competition namely FLS2N for elementary school level.

The activity that took a full day, 12 branches of game were held at the same time in some places such as Pendopo Drh. Soepardi, Rumah Dinas Bupati, GOR Gemilang, Bina Praja Room, Mendut Affairs Floor, SDN Sawitan, and SDN Mendut. The twelve branches were Singing Competition, Dance Competition, Pantomime Competition, Poetry Reading Competition, Fine-Art Competition, Reciting Koran Competition, Piano Competition, Short Story (Beginner Category) Competition, Short Story (Advanced Category) Competition, Quatrain Writing Contest, Poetry Writing Contest, and Storytelling Competition.

On this FLS2N event, 11 lecturers of FETT were actively involved as the judges for 6 branches of game in relation to language competencies such as Poetry Reading Competition, Short Story (Beginner Category) Competition, Short Story (Advanced Category) Competition, Quatrain Writing Contest, Poetry Writing Contest, and Storytelling Competition.

According to FLS2N Field Coordinator, Soepardi, the FETT involvement was needed in order to improve accountability from participants and counselors. “FETT-Untidar will be neutral party in the selection of champions.”

As the judge coordinator of FETT Untidar, Rangga Asmara said that the judges should be selective in choosing the candidates. He added, “Participants who will be the 1st winner as well as representative of Magelang Regency must be able to compete on the next event of FLS2N in Central Java level.” (WR).

[:]

[:id]Asah Kemampuan, Mahasiswa PBI Ikuti National English Education Debate (NEED) UMY 2017[:en]Joining NEED UMY 2017: A Brilliant Path for Students of Department of English Language Education[:]

[:id]

Practice makes perfect, itulah moto yang sangat cocok jika seseorang ingin terus mengembangkan kemampuan dirinya. Moto ini juga dianut beberapa mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Untidar khususnya yang menekuni dunia debat. Kamis hingga Minggu (14-16/4) kemarin 4 mahasiswa PBI mencoba mengasah kemampuannya dengan mengikuti 5th National English Education Debate (NEED) UMY 2017 yang diselenggarakan oleh English Department Students Association Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetisi debat tingkat nasional ini terbuka bagi seluruh mahasiswa prodi bahasa Inggris yang bernaung di perguruan tinggi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Di sinilah tim debat PBI Untidar menemukan pesaing dari beragam universitas ternama di Indonesia, seperti UNS, Univet, UAD, Undip, UNY, Unnes, Unsoed, dll.

Eka Kusuma Adiyaningrum salah satu mahasiswa PBI yang mengikuti kompetisi ini menceritakan pengalaman pertamanya ketika tahun 2015 pernah mengikuti kompetisi debat tingkat universitas namun sempat terhenti karena teman satu timnya jatuh sakit, “Saya rasa ini kesempatan untuk mengulang dan menyelesaikannya hingga akhir, sehingga kemampuan saya kembali terasah.” Pada kompetisi ini Eka menemukan banyak pesaingnya yang sudah berpengalaman sehingga terbangun suasana pro aktif, tentu ini pengalaman menggembirakan baginya. “Bisa dibilang saya newbie jadi rasanya kompitisi debat kemarin challenging banget. Saya dapat banyak ilmu debat yang baru, terutama dari para juri. Bonus lain ya bertambahnya teman dari berbagai universitas.”

Dari 28 tim yang mengikuti kompetisi ini, tim A Untidar yang beranggotakan Yusuf Yulianto dan Novia Indri Susanti berhasil masuk quarter final atau babak perempat final. Mochamad Maliq Al Firdaus, M.Pd. selaku Kaprodi PBI dengan bangga mengapresiasi mahasiswanya. “Setiap waktu saya memang selalu memotivasi mereka, supaya tidak cepat puas hanya menjuarai di tingkat prodi atau universitas saja. Justru kemampuan mereka akan lebih berkembang jika mengikuti kompetisi tingkat nasional, bertemu dengan universitas lain di seluruh Indonesia.” Ditambahkannya, pengiriman mahasiswa untuk mengikuti kompetisi ini melalui tahap seleksi ketat, meskipun hanya di internal prodi. Dirinya ingin benar-benar menyaring mahasiswa yang qualified.

Melalui hasil yang ditorehkan mahasiswa didikannya dalam kompetisi ini, Maliq akan meningkatkan pola pembinaan untuk tahun depan. Harapannya tahun depan bisa lebih baik lagi dibanding sekarang. “Pembinaan selalu dilakukan dan harus ada peningkatan, namun dalam waktu dekat ini fokus pada persiapan NUDC (National University Debating Championship) lebih dulu. Ini merupakan kompetisi debat yang diadakan kopertis tingkat regional Jawa Tengah di bulan Juni,” tandasnya mengakhiri. (TP)

[:en]

Practice makes perfect, it is a superb idiom for those who want to improve their skill.  This idiom is also reflected by students of Department of English Language Education (DELE) at Tidar University who get involve in English Debating Club.  On Thursday to Sunday (April 14-16), 4 students improved their debating proficiency by joining 5th National English Education Debate (NEED) UMY 2017. It was hosted by English Department Students Association of Muhammadiyah University of Yogyakarta. This national debate competition was opened for all students of Department of English Language Education who involved in the part of universities at Yogyakarta Special Region and its vicinity. In NEED, the debating team of DELE  Tidar University met debate competitors from another university in Indonesia, such as UNS, UNIVET UAD, UNDIP, UNY, UNNES, UNSOED, and etc.

Eka Kusuma Adiyaningrum, one of DELE students who joined this competition, shared her first experience when she had ever taken part in debating competition at university level. However, her team could not continue the competition due to one of the members was sick. “I think it is a brilliant chance to join the debating competition, so I can improve my skill.” said Eka. In this great competition, she met many seasoned debaters who gave her an excellent experience. She added “I am newbie in this debating competition and it is so challenging. I get hold of new debate knowledge, especially from the adjudicators. I also make friends from many universities.”

One out of 28 teams which joined this competition, team A of Tidar University that consisted of Yusuf Yulianto and Novia Indri Susanti were successful to go to the quarter final round. Mochamad Maliq Al Firdaus, M.Pd., Coordinator of English Education Study Program,  was proud of his students’ achievement, said “I always motivate them to improve their skill not only in the debate competition  of study program or university  level but also in the national debate competition. He added “The students’ representatives who joined the competition have already passed strict selection in the study program.” He wanted to select his qualified students.

Referring to the students’ triumph in this competition, Maliq is going to improve his debating supervision next year. He hopes the team representative will give better performance in the next debating competition. “Supervising is always done and it should show a great improvement. However, this time, we focus on the preparation for NUDC (National University Debating Championship). This awesome competition is held   by KOPERTIS (Private Higher Education Coordinator) in Central Java in June,” he said. (CA)

[:]

[:id]MAHASISWA PRODI PBSI TOREHKAN PRESTASI DENGAN TERBITKAN BUKU ANTOLOGI PUISI “SENJA TAK PERNAH SALAH”[:en]A STUDENT OF PBSI HAS ACCOMPLISHED A REMARKABLE ACHIEVEMENT BY PUBLISHING A POETRY ANTHOLOGY “SENJA TAK PERNAH SALAH”[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (10/4). Annisa Rizka Roselina mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar torehkan prestasi dengan menerbitkan  buku antologi puisi  bertajuk “Senja Tak Pernah Salah.” Buku antologi puisi ini berisi 108 puisi karya Annisa yang ditulisnya dari tahun 2014-2017. Buku ini diterbitkan oleh Rumah Kayu Publishing. Saat ditemui, Annisa menuturkan “Buku antologi ini merupakan cetakan pertama yang terbit pada bulan Maret 2017 yang jumlahnya terbatas, yakni 50 eksemplar.” Annisa juga menuturkan alasan mengapa tertarik pada puisi “Dari kecil saya suka puisi, dulu SD Kelas 3 wali kelas saya yang menemukan bakat saya menulis puisi.” Selain itu, yang memotivasinya untuk menulis puisi adalah orangtuanya.

Pemilihan judul buku antologi puisi “Senja Tak Pernah Salah” dilatarbelakangi oleh kecocokan hati Annisa. Menurutnya, “Senja itu akan tetap menjadi senja, tidak mungkin senja menjadi jingga.”  Karya-karya Annisa yang pernah diterbitkan sebelumnya adalah 15 antologi puisi bersama, 2 buah cerpen yang dimuat di antologi cerpen terbitan Segitiga Emas (Jakarta), dan buku kumpulan surat untuk Indonesia yang diterbitkan oleh Rasibook Jakarta.

Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. salah satu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar turut bangga atas prestasi ini. “Ini adalah sebuah prestasi mahasiswa karena mampu membuat antologi puisi. Hal ini merupakan nilai plus bagi seorang mahasiswa,” tutur beliau. Di akhir kesempatan saat ditemui penulis, Annisa menyampaikan pesannya bahwa “Menulis itu mudah, membuat buku juga mudah, tetapi yang membuat sulit adalah prosesnya karena proses adalah suatu tantangan sebelum kita menjad sukses”. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (10/4). Annisa Rizka Roselina, a sixth semester student of Indonesian Language and Literature Education Program (PBSI) of FKIP Untidar has just accomplished such a remarkable achievement by publishing a poetry anthology entitled “Senja Tak Pernah Salah. The book contains 108 poems of hers, which had been written from 2014 to 2017 before it was published by The Wood House Publishing. Annisa said that the anthology was published in March, 2017 for its first printing in a very limited edition of only 50 copies. Informing about what makes her interest in writing poems, Annisa added that she had loved poetry since her childhood. It was her guardian of the class who saw her talent in writing poetry for the first time.

“After all, my parents are the ones who always motivate me to write poems” Annisa closed. The title of the antology, “Senja Tak Pernah Salah” or “Twilight is Never Wrong” was chosen as it had matched her feeling since the first time. She thinks that twilight will remain a twilight, and is impossible for it to become orange. The works Annisa had published before were 15 anthologies of poems, 2 pieces of short stories published in anthology of short stories published by the Golden Triangle (Jakarta), and a compilation of letters for Indonesia published by Rasibook Jakarta.

Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. a lecturer of Indonesian Language and Literature Education Program (PBSI) feels so proud of this achievement. “It is such an achievement for student. Being able to make an anthology of poems is a plus”, said Yulia. At the end of our interview, Annisa conveyed a message to the readers, “Writing is easy. Making a book is also easy. What makes it difficult is the process, since the process is a challenge before we could gain success”. (AL)

[:]

[:id]Mata Kuliah Drama Pentas PBSI Untidar: Pembelajaran Outdoor Tingkat Mencipta[:en]Outdoor Learning “Drama Pentas” Course: Why not?[:]

[:id]

Petang sekitar pukul 18.30 WIB mahasiswa semester IV Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar berkumpul di Lantai 4 Gedung Fakultas Ekonomi Untidar. Beberapa mahasiswa tampak melakukan latihan fisik dan pernapasan. Hal itu dilakukan sebagai rangkaian mata kuliah Drama Pentas yang mereka ambil semester ini.

“Kami melakukan latihan pernapasan, fisik, vokal, dan ekspresi di luar kelas. Sebelumnya, pertemuan satu sampai dengan tiga dilakukan pembelajaran teori di kelas. Pembelajaan teori meliputi hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mementaskan drama,” kata Dwi Raharjo, Mahasiswa Semester IV PBSI Untidar yang mengambil mata kuliah Drama Pentas.

“Pada pementasan drama ini, setiap mahasiswa kami beri dua tugas. Tugas pertama mengelola produksi dan kedua sebagai pemain drama. Jadi, setiap mahasiswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mempersiapkan produksi seperti naskah, kostum, dan panggung. Lalu, mereka juga menjadi pemain drama. Hanya pimpinan produksi dan bagian tata rias yang tidak diperkenankan tampil sebagai pemain drama,” tutur Imam Baihaqi, M.A., Dosen PBSI FKIP Untidar pengampu mata kuliah Drama Pentas Kelas B dan C.

“Setiap kelas memiliki dua penanggung jawab, yaitu pimpro (pimpinan produksi) yang bertanggung jawab mempersiapkan pementasan drama dan sutradara yang bertanggung jawab terhadap jalannya pementasan,” tambah Dwi Raharjo, Pimpro Kelas C. Sementara itu, Sukhumaela Wahyuningrum bertindak sebagai sutradara drama kelas C. Atif Solehudin bertindak sebagai pimpro kelas B, sedangkan Ulfa Baroroh sebagai sutradaranya.

“Tugas sutradara adalah mengonsep pementasan drama, sedangkan pimpro bertanggung jawab terhadap produksi drama, seperti pencarian spronsor, kostum untuk pementasan, dan property yang dibutuhkan,” tutur Sukhumaela.

“Mata kuliah Drama Pentas merupakan pembelajaran tahap mencipta. Mahasiswa harus dituntut untuk praktik menyiapkan dan menampilkan sebuah drama. Oleh karena itu, mata kuliah ini harus ditunjang dengan latihan-latihan sehingga perkuliahan dilakukan lebih dari 16 kali pertemuan. Mahasiwa harus menguasai dasar-dasar pementasan, mempersiapkan naskah, reading, dan latihan sebelum pentas di panggung,” tambah Imam Baihaqi, M.A. Dengan praktik, mahasiswa tidak hanya menguasai teori. Akan tetapi setiap mahasiswa memiliki pengalaman. Saat ini, persiapan pementasan drama telah sampai pada tahap reading yaitu pembacaan naskah oleh para pemain. Rencananya pementasan drama akan dilakukan setelah Ujian Akhir Semester Genap 2016/2017, Juli 2017 mendatang. (WJ)

[:en]

FETT (08/04/2017). Sixth semester students of Indonesia Language and Literature Education Study Program (PBSI) of Tidar University gathered in 4th floor of Economy Faculty at 6.30 pm. Some of students were practicing breathing and physical exercises. It was done as Drama Pentas course (course for preparing students in performing drama) they took this semester.

“We practice breathing and physical exercise, vocal, and expression in the outdoor. Previously, we have theoretical classin the first until third meeting. Theoretical class includes everything that must be prepared in performing the drama,” DwiRahajo, a sixth semester student of PBSI Untidar who enrollesDrama Pentascourse.

“Each class has two directors, they are a production director who has responsibility in preparing drama performance and a play director who has responsibility in the time performance,” added DwiRaharjo, the production director of C class. Furthermore, SukhumaelaWahyuningrum is a play director for C Class,AtifSolehudin is a production director for B class, and UlfaBaroroh as a play director.

“A play director’s responsibility is making a drama performance’s concept, while the production director has responsibility to drama production, such as sponsorship, wardrobe for performance, and property which are needed,” said Sukhumaela.

Drama Pentas course focuses in creating level of learning. Students must be able to prepare and perform a drama. Therefore, this course must be supported with extra exercises that makes this course is done more than 16 meetings. Students must master the basic performance of drama, prepare a script, read a script, and practice before perform it in stage,” added Imam Baihaqi, M.A., the lecturer of “Drama Pentas”. By performing the drama, students do not only master the theory, but also they getawesome experiences. Moreover, the currentpreparation is in reading phase, in which the actors read the script. This performance will be held after final exam, next July 2017. (GF)

[:]

[:id]DOJANG UNIVERSITAS TIDAR BAWA PULANG MEDALI EMAS DALAM UNISRI OPEN 2017[:en]DOJANG OF TIDAR UNIVERSITY GOT GOLD MEDAL IN UNISRI OPEN 2017[:]

[:id]

Tak hanya bersaing dalam dunia akademis, mahasiswa FKIP Untidar membuktikan bahwa prestasi juga bisa direbut lewat dunia non-akademis. Hal inilah yang ditunjukkan oleh beberapa mahasiswa khususnya dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang berhasil meraih medali emas dan perunggu dalam kejuaraan Unisri Open 2017. Kegiatan yang masih dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-37 Unisri ini berlangsung selama dua hari yakni Sabtu-Minggu, 1-2 April 2017 bertempat di GOR Manahan Solo.

Pada kejuaraan ini Untidar mengirimkan 2 tim beranggotakan 16 orang, 9 diantaranya berasal dari FKIP yakni 3 mahasiswa dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan 6 sisanya dari mahasiswa PBI.  Sherly Brilliantika, salah satu mahasiswa PBI yang berhasil mengantongi medali perunggu memang memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kejuaraan ini. “Kami ingin mengetahui kemampuan taekwondoin kami sudah sampai mana dan hasil dari latihan sudah seperti apa. Secara tidak langsung ini juga persiapan atau pemanasan sebelum pomda (pekan olahraga mahasiswa daerah). Selain itu, kami ingin menunjukkan bahwa taekwondo Universitas Tidar dapat berprestasi, sehingga tidak selalu disepelekan,” paparnya.

Persiapan efektif yang dilakukan para mahasiswa hanya dalam dua pekan menjelang pelaksanaan lomba, yang dilatih langsung oleh Master Djoko suprajitno dan Dhimas Adi Prayitno. Latihan tersebut dilaksanakan selama dua hari dalam satu minggu yaitu hari Senin dan Jumat setiap pukul 16.00 WIB. Terbukti melalui latihan tersebut, tim Untidar menunjukkan performa terbaik hingga meraih dua medali emas dan dua medali perunggu. Medali emas didapatkan atas nama taekwondoin Fauzan Noki Pratama (PBI) dan Putra Jatmiko (Teknik Elektro), sedangkan medali perunggu diraih atas nama Sherly Brilliantika dan Dewi Yanizah Kurnaini Padhi (PBI).

Melalui medali emas yang dioleh-olehkan kepada kampus Untidar, Sherly berharap UKM Olahraga secara keseluruhan tidak lagi hanya dilirik oleh para civitas akademika, melainkan juga dilihat dan dijadikan perhatian.  “Kami butuh dukungan dan semangat supaya taekwondo Untidar semakin solid, kompak dan semakin kuat ikatan keluarganya, agar dapat mengharumkan nama Untidar. Doakan pula kami bisa mengikuti banyak pertandingan supaya semakin banyak pengalaman, jam terbang semakin tinggi, dan menambah kemampuan.” (TP)

[:en]

FETT students showed their superb achievements not only in academic aspects but also in non academic aspects. They were presented by several students of Department of English who got gold and bronze medals in Unisri Open 2017 Unisri Open 2017 was one of events for Dies Natalis 37 Unisri  in which it was held two days on Saturday-Sunday, April 1-2, 2017 in  GOR Manahan Solo.

Tidar University sent two teams that consisted of 16 people in which nine of them were from FETT. They were 3 students of Department of Indonesian Language and Literature Education and 6 students of Department of English. Sherly Brilliantika, the students of Department of English who got bronze medal had marvellous motivation to join the championship. “We want to know the progress of our taekwondo skill. This is also our preparation for POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah) or Regional Student Sports Week. Then, we want to show that Tidar University Taekwondo team is excellent, so it is not always underestimated” she said.

Two weeks before the competition’s schedule, the students were trained by Master Djoko Suprayitno and Dhimas Adi Prayitno.  The superb training was conducted twice a week on Monday and Friday at 4 p.m.  The result of the outstanding taekwondo training was Untidar team presented their awesome performances to win 2 golds and 2 bronzes. Golds were got by the taekwondoin (person skilled in taekwondo) Fauzan Noki Pratama (Department of English) and Putra Jatmiko (Electrical Engineering), while bronzes were achieved by Sherly Brilliantika and Dewi Yanizah Kurnaini  Padhi (Department of English).

By achieving gold for Tidar University, Sherly hoped that Students Association of Sports would get full attention from civitas academica. “We need support and encouragement to make Taekwondo team of Untidar be solid and super team for the first-rate name of Untidar.  Wish us luck in joining the game so we will get many experiences, intensity, and improve the skills” she added.  (CA)

[:]

[:id]FKIP Untidar Jalin Kerjasama Internasional dengan The University of Auckland New Zaeland[:en]International Cooperation between FETT Tidar University and The University of Auckland New Zealand[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Penandatanganan Nota  Kesepahaman (Letter of Understanding) dengan Faculty  of Education and Social Work, The university of Auckland pada hari Jumat, 31 Maret 2017 di ruang rapat Rektorat Untidar. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Keuangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, serta Dekan dan para Wakil Dekan FKIP. Selain itu, Kepala LPPM PMP dan dosen FKIP juga turut menghadiri acara tersebut.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Dr. John Hope, The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty  of Education and Social Work, The University of Auckland dan Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

“Setiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda. Jangan meniru metodenya, tetapi pengapikasian metode tersebut dengan sistem yang ada,”  tutur Dr. John Hope saat memberikan sambutan sebelum penandatanganan LoU.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. berharap bahwa kerja sama ini mampu meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan ilmu sosial kemasyarakatan  di Universitas Tidar khususnya FKIP.

Setelah penandatangan LoU, Dr. John hope akan menjadi narasumber Guest Lecturing and Academic Sharing yang akan diikuti Dosen FKIP dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Auditorium Untidar pukul 13.00 WIB.

Dr. John Hope juga sempat meninjau situasi pembelajaran di kelas sebelum acara guest lecturing. Beliau mengatakan kondisi pembelajaran di FKIP Untidar sudah bagus karena dosen melakukan pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa untuk terampil berbahasa Inggris, bukan hanya mengajarkan teori kebahasaan. “Dengan modal lancar berbahasa Inggris menjadi langkah awal mahasiswa untuk studi lanjut di luar negeri,” tambah Dr. John Hope.

Dengan adanya kerja sama internasional ini, semoga FKIP Untidar makin berprestasi.

WJ-AW

[:en]

Faculty of Education and Teacher Training (FETT) organized the signing of Letter of Understanding (LoU) with Faculty of Education and Social Work, The University of Auckland on Friday, March 31 2017. This event took place in meeting room of Tidar University office. The vice rector for financial affairs, the vice rector for student affairs, and dean and vice deans of FETT attended this event. Furthermore, the head of Research, Community Service, and Quality Assurance (LPPM PMP) and FETT’s lecturers attended that event as well.

The signing of LoU was done by Dr. John Hope, the associate dean of international affair and senior lecturers, Faculty of Education and Social Work, The University of Auckland and Prof. Dr. Sukarno, M.Si, the dean of Faculty of Education and Teacher Training, Tidar University.

 “Every country has a different education system. Don’t copy the method. Apply the method with the existing system.” Said Dr. John Hope in his speech before signing the LoU.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si., expected that this cooperation can increase the quality of education, research, and social work in Tidar University, especially in FETT.

After signing the LoU, Dr. John Hope will be the keynote speaker of Guest Lecturing and Academic Sharing. The lecturers of FETT and the students of English Education study program will take part in this guest lecturing and academic sharing. It will be held in Auditorium of Tidar University at 1 p.m.

Dr John Hope had the opportunity to see the learning environment of English Department before guest lecturing. He said that the learning environment at FETT Tidar University was good because the lecturers not only taught the language theory but also applied the active learning to increase students’ skill in English. “Their fluency in English will be the stepping stone to continue their study abroad”. Dr. John Hope added.

By this international cooperation, it is hoped that FETT Tidar Unversity will get more achievement.  WJ-AW

[:]

[:id]Dr. John Hope dari The University of Auckland New Zealand Pacu Mahasiswa FKIP untuk Studi Lanjut di Luar Negeri  [:en]Dr. John Hope Encourages FETT’s Students to Study Abroad [:]

[:id]Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Guest Lecturing and Academic Sharing dengan Dr. John Hope dari The University of Auckland. Acara tersebut diadakan di Auditorium Untidar dan dihadiri oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester II dan IV serta seluruh Dosen FKIP Untidar (31/3).

Tema yang dibahas pada acara tersebut adalah “Possible Chance to Study in New Zealand”. “Sangat mungkin bagi kalian untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, khususnya New Zealand. Beberapa program beasiswa disediakan oleh pemerintah Indonesia maupun New Zealand untuk hal itu,” kata Dr. John Hope. Dr. John Hope yang juga menjabat The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty  of Education and Social Work, The University of Auckland ini sempat memberikan pujian untuk mahasiswa PBI yang memiiki kemampuan bahasa Inggris mumpuni untuk belajar di luar negeri.

“Fakultas Pendidikan di Auckland University menjadi urutan ke-20 di dunia. Selain itu, kami memiliki enam ribu mahasiswa internasional dari sekitar seratus negara. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dengan memberikan kesempatan mahasiswa Asia kuliah dengan jalur beasiswa,” tutur Dr. John Hope.

Salah satu peserta guest lecturing, Putri Dwi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester IV bertanya tentang program short course. “Kami mengadakan short course selama dua minggu. Kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi sekolah-sekolah dan univesitas-universitas di New Zealand,” ungkap Dr. John Hope saat memberikan jawaban.

Semoga kuliah singkat yang diberikan Dr. John Hope dapat membuka wawasan mahasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Selain itu, FKIP Untidar berharap kerja sama dengan The Auckland University ini akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk mahasiswa, seperti pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta kerja sama lain di bidang penelitian dan kemasyarakatan. WJ

[:en]

The Faculty of Education and Teacher Training (FETT),Tidar University conducted Guest Lecturing and Academic Sharing with Dr. John Hope from The University of Auckland. It was held in Auditorium of Tidar University.  The second and sixth semester students as well as the lecturers of English Education participated in this event (31/3).

Possible Chance to Study in New Zealand were chosen as the Guest Lecturing’s theme. “It is possible for you to continue your study abroad, especially in New Zealand. Many scholarships are provided in Indonesia and New Zealand.” Dr. John Hope explained to the students. Dr. John Hope who owns position as The Associate Dean of International Affair and Senior Lecturers, Faculty of Education and Social Work, The University of Aucklandhad given a compliment to English education students who has a good English proficiency. Furthermore, he also encouraged them to continue their study abroad.

“The Faculty of Education in the University of Auckland is in 20th place in the world. We have six thousands international students from hundred countries. Therefore, we give the chance for Asian students to study in our university through scholarship,” said Dr. John Hope.

One of participants, Putri Duwi, the 4th semester students of English Education asked about the short course program. “We organized short course in two weeks. Visit schools and universities in New Zealand is the activity for short course,” Dr. John Hope explained.

We do hope that this guest lecturing from Dr. John Hope will give the knowledge for students to study aboard. Moreover, We also expect that the international cooperation between FETT, TidarUniversity and The Auckland University will be continued with the useful program such as students and lecturers exchange and other activities in research and social works.(WJ-AW)

[:]

[:id]Dosen FKIP Dukung Visi Untidar dengan Ikuti Seminar Belajar Berbasis Riset[:en]Lecturers of FETT Join on Research-Based Research Seminar[:]

[:id]

Universitas Tidar (Untidar) mengadakan Seminar Regional Belajar Berbasis Riset dalam rangka Dies Natalis ke-3 Untidar. Tema tersebut diambil sebagai penguatan visi Untidar yaitu universitas berbasis riset dalam mengembangkan ilmu, teknologi, seni, dan kewirausahaan.

Acara tersebut dihadiri oleh Rektor Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. dan seluruh Dosen Untidar (25/3). Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyampaikan makalah berjudul “Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) di Universitas Tidar sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Kebermaknaan Perkuliahan” saat sesi paralel dekan.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyatakan belajar berbasis riset yang diusung Untidar sangat sesuai dengan agenda utama universitas-universitas di Eropa dan Amerika, yaitu peningkatan mutu pembelajaran, khususnya relevansi dan strategi yang digunakan. “Pendekatan PBR dibagi menjadi dua kubu, yaitu menekankan riset sebagai produk yang harus diacu atau riset sebagai proses yang harus dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk konteks Universitas Tidar, orientasi tentu diutamakan pada PBR yang menekankan riset sebagai proses,” ujar Dekan FKIP Untidar tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan konsep belajar berbasis riset yang disebutkan Rektor Untidar. “Dalam kegiatan pembelajaran, Dosen Untidar memformula kegiatan mengajar-belajar bernilai riset, misalnya hasil-hasil analisis data dalam riset diformula menjadi materi-materi mahasiswa, sedangkan cara-cara analisis data dalam riset dapat dikemas menjadi cara-cara belajar mahasiswa,” kata Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. saat menyampaikan makalah berjudul “Pendekatan Riset dalam Pendidikan Paradigma Universitas Berbasis Riset”.

Dukungan para Dosen FKIP Untidar terhadap konsep belajar berbasis riset ini ditunjukkan dengan keterlibatan dua puluh enam Dosen FKIP Untidar untuk menjadi pemakalah. Misalnya, Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, menyampaikan makalah “Rancangan dan Peran Institusi pada PBR”. “Hal-hal yang bersifat substansial untuk mendukung PBR di Untidar perlu segera diwujudkan. Misalnya, kebijakan akademik dan riset universitas dan fakultas; pengembangan staf terutama pada penguatan penguasaan metode penelitian; serta pengarusutamaan pembelajaran berbasis riset,” tutur Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP untidar. Beberapa Dosen FKIP Untidar juga menyampaikan artikel penelitian terkait penggunaan metode dan teknik pengajaran untuk mewujudkan belajar berbasis riset.

WJ

[:en]

(UNTIDAR-30/03/17) On 25th March 2017, Tidar University held a Regional Research-Based Seminar as a series events of the 3rd anniversary of Tidar University.  The seminar  was held as an implementation of visions from Tidar University which is as a research-based university in developing science, technology, arts, and entrepreneurship.

The seminar was attended by Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M. Pd, the Rector of Tidar University, and also the entire lectures of Tidar University. In a parallel session, the dean of FETT (Faculty of Education and Teacher Training), Prof. Dr. Sukarno, M. Si., delivered a paper entitled “Optimalisasi Implementasi Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) di Universitas Tidar sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Kebermaknaaan Perkuliahan”.  On that special occassion, he said that research-based learning (RBL) carried by the university has been suitable with the main agenda of universities in Europe and US. It is about improving quality of learning especially its relevance and strategy used. “The approach in RBL emphasizes two things, they are  emphasizing the research as a referred product or the research as a process which should be solved in the learning process, “said the Dean.

This is consistent with the research-based learning concepts mentioned by the Rector of Tidar University. “In the learning activities, lecturers should formulate research-based activities, such as formulating results of data analysis becomes learning materials for students.  Meanwhile, steps in data analysis can be modified into learning strategies, “said Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M. Pd., when delivering his paper entitled “Pendekatan Riset dalam Pendidikan Paradigma Universitas Berbasis Riset”.

Twenty six lecturers of FETT support the research-based learning by involving themselves in the seminar as presenters. Dra. Mursia Ekawati, M.Hum, lecture of Indonesian Language and Literature Education Study Program, delivered a paper entitled “Rancangan dan Peran Institusi pada PBR”. “Substantial matters should be realized soon, such as academic policies, university and faculty research, staffs development especially on research methodology, and also mainstreaming of research-based learning,” explained Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. Besides her, there were also some lecturers from FETT delivered their papers related to methods and techniques used in learning process to actualize research-based learning. (WJ-NA)

[:]