[:id]Mahasiswa PBSI Untidar Raih Juara Pertama Duta GenRe 2020[:]

[:id]

Burhanudin, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Tidar (FKIP Untidar) program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berhasil meraih gelar Juara Pertama Pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) tingkat Kabupaten Pemalang tahun 2020. Pemilihan Duta GenRe ini diselenggarakan atas kerjasama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DINSOS KBPP). Acara dihelat pada hari Jumat, 26 Juni 2020, mulai pukul 08.00 WIB di The Winner Hotel Pemalang.

Burhan, panggilan akrab Burhanudin, adalah mahasiswa Untidar semester 4 yang berasal dari kabupaten Pemalang. Selain aktif diperkuliahan, Burhan juga bergiat di BEM KM Untidar 2020 sebagai Staff Sosial Masyarakat. Di luar kampus, Burhan turut aktif di Kelas Inspirasi Magelang angkatan 5.

Ada tiga tahap yang dilewati Burhan selama pemilihan berlangsung, yakni tahap pendaftaran, tahap penjurian, dan tahap seleksi minat dan bakat. Tahap penjurian diisi dengan penampilan peserta dalam memberikan penyuluhan dengan tema yang sudah disiapkan panitia. Burhan memilih tema Pendewasaa Usia Perkawinan (PUP). Lewat video berdurasi 5 menit, Burhan menyampaikan informasi tentang pentingnya menikah di usia ideal. Burhan juga menyampaikan dampak yang akan ditimbulkan bila remaja menikah di usia dini. Di bagian akhir presentasi, Burhan menunjukkan fase reproduksi yang baik menurut standar BKKBN.

Pada tahap seleksi minat dan bakat, Burhan menampilkan pertunjukan monolog. Di tahap terakhir ini, Burhan berusaha mengangkat isu profesi guru yang menurutnya belum banyak berhasil melahirkan generasi cerdik dan berbudi. “Banyak orang yang tidak memperhatikan fungsi profesi guru. Pendidikan terasa hanya terasa bagai menjual sertifikat dan gelar,” begitu Burhan berpendapat. “Makanya, tidak jarang murid setelah lulus malah jadi manusia yang suka menindas orang kecil dan mengesampingkan akhlak baik.”

Setelah terpilih menjadi Duta GenRe tingkat kabupaten, Burhan dijadwalkan akan mengikuti seleksi tingkat provinsi. “Insyaallah bulan September tahun  ini, saya akan maju ke tingkat provinsi,” demikian ungkap Burhan sekaligus menutup sesi wawancara.

[:]

[:id]Penghargaan Mahasiswa Berprestasi di Malam Inaugurasi 2019[:]

[:id]

Malam puncak Inaugurasi Universitas Tidar 2019 bertajuk Asmaraloka: A Night for The Grace and Glory yang digelar pada hari Sabtu, 2 November 2019 sekaligus merupakan malam yang membahagiakan bagi para mahasiswa berprestasi (mawapres) Universitas Tidar 2019. Pasalnya, sebanyak 44 mawapres diundang untuk menerima penghargaan mawapres Universitas Tidar 2019. Bertempat di Gedung Tri Bhakti Magelang, penyerahan penghargaan mawapres dimulai pukul 19.00 dan dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M. Sc. selaku Rektor Universitas Tidar.

Menurut Nency Wulan Erfianti selaku panitia acara Inaugurasi 2019 ini, penyerahan penghargaan Garjita Adhibrata bagi mawapres merupakan hal baru di dalam serangkaian PKKMB yang dilaksanakan bersamaan dengan inaugurasi sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan dari universitas kepada mahasiswa yang berprestasi. Penerima penghargaan mawapres yang terdiri dari 44 mahasiswa ini berasal dari berbagai fakultas dan tidak ada kategori tertentu.

“Rangkaian acara malam puncak inaugurasi 2019 dimulai dengan menyanyikan jingle otadama, kemudian pembukaan acara oleh MC, penampilan UKM, penyerahan penghargaan tersebut (25 mahasiswa), kemudian dilanjutkan penampilan UKM, penyerahan penghargaaan (19 mahasiswa) dan selanjutnya penampilan dari band-band hiburan inaugurasi,” ungkap Nency.

Penghargaan  Garjita Adhibrata diserahkan secara langsung oleh Prof. Dr. Sugiyarto, M. Si selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III) didampingi oleh Prof. Dr. Sukarno, M. Si, Drs. Giri Atmoko, M. Si., dan Arnanda Yusliwidaka, S.H., M.H. Selain piala, para mawapres juga menerima medali dan sertifikat penghargaan.

Salah satu penerima penghargaan mawapres, Ikrar Genidal Riadil, mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, mengungkapkan bahwa menjadi seorang mahasiswa berprestasi (mawapres) di Universitas Tidar bukan merupakan hal yang tidak mungkin, meskipun dengan persiapan yang cukup singkat dan merupakan pengalaman pertama. Semua itu karena keyakinan bahwa mimpi, kesempatan, dan keberuntungan saling berdampingan.

“Saya bahagia sekaligus bangga bisa menjadi bagian dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar karena di sini semua mahasiswa mampu memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi mahasiswa berprestasi, meskipun tanpa mengikuti kompetisi mahasiswa berprestasi,” ujar Ikrar.

“Menjadi sosok yang hebat bukan hal yang sulit selama masih ada mimpi dan keinginan untuk mewujudkannya melalui kesempatan yang ada. Jika kesempatan tidak juga datang, maka ciptakan kesempatan itu oleh diri sendiri. Saya percaya bahwa keberuntungan yang terjadi dalam hidup saya membuktikan bahwa do’a kedua orang tua saya telah terkabul. Kunci dari ini yaitu terus berjuang dan jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun untuk dilakukan, karena dari hal kecil yang anda lakukan akan membawa anda ke jenjang lebih baik yaitu kesuksesan,” imbuhnya.

 Malam puncak inaugurasi ini merupakan serangkaian kegiatan inaugurasi mahasiswa baru 2019 yang dimulai pukul 07.00 di Gunung Tidar di hari yang sama, dengan agenda pelepasan satwa oleh Wakil Rektor III, perwakilan dari Koramil Magelang Selatan, Polres dan Kepala UPT Pengelola Gunung Tidar, Selain penyerahan penghargaan dan malam pengakraban untuk mahasiswa baru, acara inaugurasi ini juga menyelenggarakan expo kewirausahaan yang diikuti oleh kurang lebih 17 mahasiswa UNTIDAR dan 13 dari eksternal. [YF]

[:]

[:id]Capacity Building Dosen dan Tendik FKIP[:en]Capacity Building for Lecturers and FETT’S Staff[:]

[:id]

Sabtu tanggal 26 Oktober 2019, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan Rapat Kerja Fakultas yang diselenggarakan di Queen Hotel Baturaden Purwokerto. Rapat Kerja tersebut membahas agenda evaluasi pelaksanaan perkuliahan semester gasal tahun ajaran 2019/2020, pelaporan kinerja dosen, pelaporan keterserapan anggaran serta persiapan perkuliahan semester genap, serta rancangan anggaran untuk tahun 2020. Rapat Kerja FKIP UNTIDAR dibuka oleh Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. selaku Wakil Rektor bidang I Akademik dan dipimpin langsung oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. menyampaikan kepada seluruh peserta bahwa momen ini harus dipergunakan sebaik-baiknya dalam mengevaluasi kinerja dan sebagai ajang diskusi dalam mencari solusi terbaik bagi kinerja FKIP selanjutnya. Beliau juga mendorong tendik untuk meningkatkan pelayanan serta mendorong dosen untuk meningkatkan kinerja terutama dalam bidang penelitian di tingkat Nasional dan mendorong dosen yang belum studi lanjut untuk mempersiapkan studi lanjut melalui beasiswa.

Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., selaku ketua panitia menjelaskan bahwa kegiatan Rapat Kerja dilanjutkan dengan sesi Capacity Building yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, ketrampilan (skills), sikap (attitude), dan perilaku (behavior) dari seluruh keluarga besar FKIP. Capacity building juga bertujuan untuk mengakrabkan seluruh keluarga besar FKIP. Kegiatan ini diisi dengan berbagai games yang mendorong kreativitas, inovasi, kerjasama tim, komunikasi, kepercayaan, serta pemecahan masalah baik individu maupun kelompok. Seluruh dosen dan tendik berpartisipasi dalam kegiatan ini tak terkecuali para pejabat struktural di lingkungan FKIP. Capacity Building diikuti dengan antusias sehingga harapan di masa datang seluruh anggota keluarga besar FKIP menjadi akrab dan bersinergi untuk mewujudkan FKIP lebih baik. [KG]

[:en]

FETT Untidar holds a faculty workshop in Queen Hotel, Baturaden, Purwokerto, on October 26-27, 2019. That workshop is done for discussing the establishment of the lectures in one semester, the lecturers’ report of their work, the faculty funding, preparation for a new semester, and a funding preparation for 2020. The workshop is opened by Dr. Ir. Noor Farid, M.S.i., Vice Rector of Academic Division, and this workshop is led by Prof. Dr. Sukarno, M.Si., the Dean of FETT.

After doing a workshop, the lecturers and FETT’s staff are involved in a capacity building activity. Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., explains that “The capacity building is done for increasing the knowledge, skills, attitude, and behavior of the members of FETT Untidar. This is done for building the unity, creativity, innovation, teamwork, trust, and problem solving. Hopefully, after attending the capacity building activities, all the members of FETT may work harder to reach the best of the FETT Untidar.” (ER)

[:]

[:id]FKIP UNTIDAR Sukses Gelar 2nd International Conference on Language and Language Teaching[:en]FKIP UNTIDAR successfully held 2nd International Conference on Language and Language Teaching (iCLLT)[:]

[:id]

Bertempat di Hotel Grand Artos Aerowisata, Kota Magelang helatan seminar internasional yang mendatangkan pembicara pakar dari berbagai institusi luar negeri yaitu Prof. Hywell Coleman dari University of Leeds UK, Dr. Robbie Lee Sabnani dari Nanyang Technological University Singapura, Assoc Prof Dr. Maizatulliza Muhammad dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia dan pembicara dari UNTIDAR Dr. Dwi Winarsih, M.Pd berlangsung sukses. Selama satu hari pada Sabtu, 12 Oktober 2019 para pegiat bahasa dan pengajaran bahasa mengikuti pemaparan para narasumber dengan antusias serta berdiskusi dengan intens mengenai bahasan yang menjadi tema utama seminar 2nd ICLLT yaitu New Direction of Language & Language Teaching in Facing the Industrial Revolution Era 4.0

 Dalam opening remarks yang disampaikan oleh Lilia Indriani, M.Pd seminar ini bertujuan untuk mempertemukan para akademisi yang memiliki berbagai ide dan hasil riset terutama terkait dengan tema utama ICLLT dalam sebuah diskusi besar yang konstruktif. Terlebih, memberi wadah bagi inovasi baru, praktik, dan solusi masalah bahasa dan pengajaran bahasa. Panitia berharap seminar internasional ini mampu memberikan pengalaman yang berharga sekaligus menjadi pemantik para peneliti untuk mengembangkan riset dalam bidang masing-masing. (WD)

[:en]

Located at the Grand Artos Aerowisata Hotel Magelang international, the first international seminar that brought expert speakers from various foreign institutions namely Prof. Hywell Coleman from the University of Leeds UK, Dr. Robbie Lee Sabnani from Singapore’s Nanyang Technological University, Assoc Prof. Dr. Maizatulliza Muhammad from Sultan Idris University of Education, Malaysia and speaker from UNTIDAR Dr. Dwi Winarsih, M.Pd was successful hel by Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) UNTIDAR. On Saturday, October 12, 2019, hundreds of language activists and language teaching participants joined the seminar and the presentations from the keynote speakers with enthusiasm and intense discussion about the subject that became the main theme of the 2nd ICLLT seminar namely “New Direction of Language & Language Teaching in Facing the Industrial Revolution Era 4.0.”

In the opening speech presented by Lilia Indriani, M.Pd, this seminar aims to bring together academics who have various ideas and research results, especially related to the main theme of ICLLT in a constructive large discussion. Furthermore, iCLLT can be a platform for new innovations, practices, and solutions to language problems and language teaching. The committee hopes that this international seminar would be able to provide valuable experience as well as an ignite for researchers to develop research in their respective fields. (WD-NA)

[:]

[:id]‘Kolaborartsi’ Raih Juara 1 Lomba PUSPIPTEK Short Movie Competition[:en]Snatching The First Winner in PUSPIPTEK Short Movie Competition, ‘KOLABORARTSI’ Bring A New History for UNTIDAR[:]

[:id]

KOLABORARTSI adalah suatu tim yang terbentuk dari mahasiswa UNTIDAR yang memiliki passion yang sama di bidang perfilman. Tim yang digawangi oleh Ahmad Maulana Ghufar, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar semester 7, memenangkan lomba Puspiptek Short Movie Competition tahun 2019 sebagai juara pertama. KOLABORATSI menekuk 207 tim pesaingnya yang berasal dari seluruh universitas di Indonesia. Acara yang diadakan dari tanggal 3 sampai 6 Oktober 2019 di Tangerang ini memiliki beberapa kriteria penilaian, diantaranya paper yang berisi naskah dan informasi tentang film, teaser dari film, konten, sinematografi, dan editing film.

Awalnya, setiap tim diminta untuk mendaftarkan film pendek dokumenter berdurasi maksimal lima menit dengan tema inovasi. Kolaborartsi mengirimkan film dengan judul “Pawuhan”. Setelah lolos, untuk seleksi final, setiap tim diminta untuk membuat film tentang peneliti yang telah dipilih panitia dengan tema ‘Srikandi IPTEK’. Film yang berjudul “Wiguna” dari Kolaborartsi lantas membawa nama timnya menjadi pemenang di lomba ini. Juara 2 diperoleh

“Kami sangat senang karena berhasil menjadi yang terbaik diantara kampus-kampus bergengsi di seluruh Indonesia. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah Untidar, mahasiswanya mampu menjadi finalis di dua event film pendek terbesar di Indonesia hanya dalam rentang waktu 2 bulan. Sebelumnya kami juga berhasil menjadi finalis Festival Film Mahasiswa Indonesia tahun 2019 di Lampung. Tahun lalu, 2018, kami juga berhasil Juara 1 Lomba Film Pendek Kesehatan UGM Tingkat Nasional,” kata Ahmad.(AG)

[:en]

KOLABORARTSI is a team formed by UNTIDAR students who have the same passion in film. The team led by Ahmad Maulana Ghufar, student of the Indonesian Language and Literature Education Study Program FKIP UNTIDAR semester 7, won the 2019 PUSPITEK Short Movie Competition as the first winner. KOLABORATSI defeated 207 competing teams from all universities in Indonesia. This event, which was held from 3 to 6 October 2019 in Tangerang, has several evaluation criteria, including papers containing scripts and information about films, teasers from films, content, cinematography, and film editing.

At the first step, each team was asked to register a documentary short film with a maximum duration of five minutes with the theme of innovation. KOLABORARTSI sent a film with the title “Pawuhan”. After passing the qualification, for the final selection, each team was asked to make a film about researchers who had been selected by the committee with the theme “Srikandi Science and Technology”. The film entitled “Wiguna” from KOLABORARTSI then brought the name of the team to be the winner in this competition.

“We are very happy because we succeed to be the best among prestigious universities throughout Indonesia. This is the first time fir UNTIDAR when the students were able to become finalists at the two biggest short film events in Indonesia in only a span of 2 months. Previously, we also succeeded in becoming a finalist in the 2019 Indonesian Student Film Festival in Lampung. Last year, in 2018, we also won 1st place at the UGM National Health Short Film Competition, “Ahmad said. (AG-NA)

[:]

[:id]121 Mahasiswa Mengikuti KKL di Semarang[:en]121 Students Join Field Work Course in Semarang[:]

[:id]

Tahun ini, Kota Semarang menjadi destinasi bagi 121 mahasiswa semster V dalam Program Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada 19/09 lalu. Program Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan oleh prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan jembatan bagi mahasiswa dalam  memperoleh pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam bidang kerja yang linier selain menjadi guru, yaitu mengetahui peluang kerja dalam ranah penerbitan, penulis buku, reporter, terapis wicara, dan ranah kerja lain yang masih berkorelasi dengan bidang bahasa.

Dosen PBSI sekaligus koordinator KKL Firstya Evi Dianastiti, M.Pd. menyampaikan, dengan adanya KKL, mahasiswa semester V dapat memperoleh banyak manfaat. Hal ini karena mahasiswa pada semester V belum memiliki pengetahuan yang memadai berkaitan dengan bidang kerjanya kelak. Oleh sebab itu, melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menggali informasi sehingga pengetahuannya mengenai bidang kerja menjadi lebih luas. Selain itu, mahasiswa secara langsung dapat memperoleh pengalaman melalui praktik secara langsung.

Melalui berbagai pertimbangan, destinasi KKL mengerucut di Balai Bahasa Jawa Tengah, TVKU (Udinus) dan Cagar Budaya Lawang Sewu. Di Balai Bahasa Jawa Tengah mahasiswa memperoleh banyak informasi terkait pentingnya pelestarian bahasa, proses penyusunan KBBI baik online maupun offline, dan penyuluhan kepada guru terkait UKBI. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Tirto Suwondo, M. Hum. dan Agus Sudono, S.S., M.Hum. Di TVKU Universitas Dian Nuswantoro, mahasiswa dijamu dengan kajian menarik oleh Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom., M. Cs. dan Hery Pamungkas, M.I.Kom. dua narasumber tersebut menyampaikan sejarah pendirian TVKU, kerjasama yang dilakukan, hingga peningkatan kualitas siaran dan jaringan. Pada kesempatan tersebut, mahasiswa memperoleh informasi dan  pengalaman broadcasting. Tujuan terakhir adalah rekreasi di Cagar Budaya Lawang Sewu. Di tempat ini mahasiswa mendapatkan informasi terkait sejarah Kota Semarang dan konservasi bangunan bersejarah peninggalan Belanda tersebut.MW

[:en]

This year, Semarang became the destination for 121 students of fifth semester in the Field Work Program held on September 19. The Field Work Course (KKL) Program carried out by the Indonesian Language and Literature Education study program is a bridge for students to gain knowledge and experience of students in the linear field of work besides becoming a teacher, which is to find work opportunities in the world of publishing, or to become a book writer, reporter, and other jobs that are still correlated with the language field.

PBSI lecturer as well as KKL coordinator, Firstya Evi Dianastiti, M.Pd. conveyed, with KKL, students of fifth semester can get a lot of benefits. This is because the students have not had adequate authentic experience and knowledge related to their field of work later. Therefore, through this activity, students can explore more information so that their knowledge about the field of work becomes wider. In addition, students can directly gain experience through hands-on practice.

Through various considerations, finally, the destinations chosen were the Central Java Language Center, TVKU (Udinus) and Lawang Sewu Cultural Heritage. At the Central Java Language Center students get a lot of information related to the importance of language preservation, the process of preparing KBBI ( both online and offline), and counseling to teachers related to UKBI, while  At TVKU Dian Nuswantoro University, students got valuable information and experience on broadcasting. Finally, students refreshed themselves at Lawang Sewu Cultural Heritage. At this place, students got information related to the history of Semarang City and the conservation of the historic heritage building from the Netherlands. AL

[:]

[:id]FKIP Hadirkan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah dalam Kuliah Umum dengan Tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:en]FKIP Presents Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah in a Public Lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:]

[:id]

Bertempat di Ruang Multimedia, pada hari Selasa, 10 September 2019, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar menyelenggarakan kuliah umum dengan tema ”Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR mengundang Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah yang merupakan Associate Professor of English Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, sebagai narasumber. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka peningkatan kerja sama luar negeri dan penguatan kapasitas akademik serta penandatanganan MoA antara Universitas Tidar dengan Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. Adapun peserta dari kuliah umum ini adalah pejabat struktural FKIP UNTIDAR, beberapa dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), perwakilan mahasiswa EDSA dan Himaprodi PBSI, serta mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (program lintas jurusan).

Kuliah umum ini dimulai pada pukul 13.00. Sambutan diberikan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP UNTIDAR dan Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. selaku Wakil Rektor I. Dalam kuliah umum ini, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah meyampaikan bahwa dalam suatu negara yang sangat majemuk dan pernah mengalami post-kolonialisme seperti India dan Indonesia, identitas menjadi sangat majemuk juga (tidak tunggal), misalnya dia tidak bisa menyebut dirinya muslim saja, tetapi dia harus menyebut dirinya Indian muslim. Dia juga tidak bisa menyebut dirinya Indian saja karena orang-orang juga menganggap dia adalah orang Pakistan dari namanya, sehingga dia harus menyebut dirinya Indian muslim.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menuturkan bahwa ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam negara-negara post-kolonial, sebagai contoh, mengapa kita mempelajari  budaya-budaya colonizer, misalnya, mengapa yang dipelajari orang India bukan bahasa Tamil atau bahasa Punjab, tetapi justru bahasa Inggris dan kesusastraan Inggris. Bahkan, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah mencontohkan dengan menyebut dirinya sendiri sebagai English lecturer. Beliau menambahkan bahwa kolonialisasi itu muncul karena adanya rasa superior, yaitu western (Barat) merasa bahwa mereka lebih superior dibandingkan Timur sehingga ketika mereka melakukan kolonialisasi, menurut mereka hal tersebut bukan melakukan kolonialisasi, tetapi mereka sedang mendidik orang-orang Timur.

Berkaitan dengan neokolonialisme, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah memberikan beberapa contoh neokolonialisme yang terjadi di beberapa negara, misalnya ketika orang India bekerja di Amerika, mereka dibayar berbeda dengan bangsa Eropa lainnya karena merupakan orang India. Selanjutnya, di Kanada semua bangsa bisa bertemu tetapi ada semacam privilege tertentu untuk bangsa tertentu, misalnya bangsa Perancis mendapatkan privilege yang berbeda dengan bangsa yang lainnya. Selain itu, neokolonialisme juga dijumpai di film. Hampir semua cerita-cerita (film) dari daerah Timur, ketika masuk di Hollywood maka film tersebut akan dicitarasakan Barat, dan tidak lagi menjadi milik Timur. Jadi, agar dapat dikonsumsi oleh Timur, maka film tersebut harus dicitarasakan Barat.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab, ada peserta yang bertanya terkait apakah kita bisa lepas dari kolonialisme. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menjawab bahwa kita tidak akan bisa lepas dari kolonialisme karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kebudayaan kolonial. Selain itu, kita juga masih menggunakan produk-produk kolonial. Satu-satunya cara yang membuat kita lepas dari kolonialisme adalah di pikiran bahwa kita harus memerdekakan pikiran kita dari kolonialisme.

Kedatangan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah ke Indonesia merupakan rangkaian tour beliau untuk memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Indonesia, yang dimulai dari tanggal 9 September sampai dengan tanggal 15 September 2019. Adapun kegiatan kuliah umum beliau adalah pada tanggal 9 September di ISI Yogyakarta dengan tema “The Fountain Effect and its Influence on Art and Literary Scenario” dan di UGM bertemakan “Cultural Hegemony and Multiculturalism.” Tanggal 10 September 2019 di UNTIDAR dengan tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues, sedangkan tanggal 11 September 2019 di UI dengan tema “Post Truth Literature and Trump Era.” Selanjutnya, tanggal 12 September 2019 beliau memberikan kuliah umum di IAIN Surakarta bertemakan “Pop-culture and Desi Ethics” dan tanggal 13 September di IAIN Pekalongan dengan tema “Understanding Post Modern Aesthetics.” Terakhir, tanggal 14 – 15 September dalam The 8th International Conference on English Language Teaching, Literature, and Translation (ELTLT) di UNNES dengan tema “Zeitgeist and Literary Landscapes 4.0.” [YF]

[:en]

Located in the Multimedia Room, on Tuesday, September 10, 2019, Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) of Universitas Tidar held a public lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR invited Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah who is an Associate Professor of English of Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, as a guest speaker. One of the purposes of conducting this occasion is to enhance overseas cooperation and strengthen academic capacity as there was a session of signing an MoA between Universitas  Tidar and Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. The participants of this public lecture were FKIP structural officials, lecturers of the English Education Study Program (PBI) and Indonesian Language and Literature Education (PBSI), representatives of EDSA and members of Students Oganization (Himaprodi) of PBSI, and students of the Masters Program in Indonesian Language Education (cross program majors).

In his lecture, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah said that in countries that are very pluralistic and have experienced post-colonialism such as India and Indonesia, identity is very diverse, for example he cannot call himself a Muslim, but he must call himself an Indian Muslim. He also cannot call himself Indian because people also consider him to be a Pakistani by his name, so he must call himself an Indian Muslim.

“There are some questions that arise in post-colonial countries like, why should we study colonizer cultures like English and English literature instead of Tamil or Punjab?” Added Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah. In fact, he gave an example by calling himself an English lecturer. He explained further that the colonization arose because of a sense of superiority, that was, the Westerns felt that they were superior to the East so that when they colonized, they didn’t regard that as colonialism, instead, according to them, they were educating the Easterners.

Regarding neocolonialism, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah gave several examples of neocolonialism that occurs in several countries, for example, when Indians work in America, they are paid differently from Europeans because they are Indians. Furthermore, in Canada all nations can meet, but there is a certain kind of privilege for certain nations, for example the French have different privileges from other nations. In addition, neocolonialism is also found in films. Nearly all stories (films) from the East, when enter in Hollywood the films will be perceived by the West, and no longer belong to the East. So, in order to be consumed by the East, the film must be perceived by the West.

In the discussion and question and answer session, there were participants who asked whether we could escape from colonialism. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah answered that we cannot escape from colonialism because in our daily lives we cannot escape from colonial culture. In addition, we also still use colonial products. The only way to make us free from colonialism is that we must free our minds from colonialism.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah came to Indonesia is a series of public lecture tour at several universities in Indonesia and UNTIDAR got the chance to be one of those selected universities. (AL)

[:]

[:id]Pembekalan PPL FKIP Skala Nasional dan Internasional 2019[:en]The Briefing of National and International Teaching Practice of FETT 2019[:]

[:id]

Sejumlah 203 mahasiswa dari PBI dan PBSI FKIP mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2019 ini. Program tersebut terdiri dari PPL skala nasional (dalam negeri) dan internasional (luar negeri). Penyelenggaraan PPL FKIP diawali dengan kegiatan pembekalan mahasiswa pada rentang bulan Juli 2019 untuk menyiapkan mereka dalam mengelola kelas secara langsung di sekolah tujuan.

PPL Nasional berlangsung pada tanggal 15 Juli – 13 September 2019. Program tersebut diikuti oleh 195 mahasiswa yang ditempatkan pada 17 sekolah nasional, yaitu SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 3 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. Kegiatan pembekalan PPL Nasional dilaksanakan pada 11-12 Juli 2019. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa pembicara yang memberikan pengarahan teknis, yaitu Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (Kepala SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Salaman).

Sementara itu PPL Internasional dilaksanakan di negara Malaysia dan Thailand. PPL Internasional Malaysia akan dilaksanakan pada 25 Agustus – 21 September 2019 nanti, yang akan diikuti oleh 6 mahasiwa, yaitu Dian Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). Mereka terbagi di 4 sekolah, yaitu Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. PPL Internasional Thailand (PPL SEA TEACHERS) akan dilaksanakan pada 4  Agustus – 1 September 2019, yang akan diikuti oleh 2 mahasiswa, yaitu Novia Indri Susanti (PBSI) dan Andina Dea Hardianti (PBSI). Mereka akan ditempatkan di sekolah mitra SEA TEACHERS dibawah koordinasi Valaya Alongkorn Rajabhat University. Pembekalan PPL Internasional Malaysia dipandu oleh Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus ( Executive Director Panji Integrasi Cerdas Malaysia) pada tanggal 13 Juli 2019 dan pembekalan PPL Internasional Thailand dipandu oleh salah satu dosen Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand secara online pada tanggal 2 Juli 2019.[MR]

[:en]

203 students from English Education (PBI) and Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) join teaching practice in this year. There are two programs of teaching practice: international teaching practice and national teaching practice. This teaching practice program is started by briefing activity in July 2019 to prepare the students in managing the class.

The national teaching practice lasted from July 15th – September 13th, 2019. It is followed by 195 students in 17 schools, i.e. SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. The briefing of teaching practice is held on July 11th – 12th, 2019. The speaker gives the technical direction in this briefing activity. They are Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (The headmaster of SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (English Language teacher of SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Indonesian Language teacher SMAN 1 Salaman).

Meanwhile the international teaching practice will be held in Malaysia and Thailand in August 25th – Sepetember 21st 2019. Six students will join teaching practice in Malaysia. They are Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). They will do their teaching practice in Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, and Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. The international teaching practice in Thailand or SEA TEACHERS will be held on August 4th – September 1st 2019. Novia Indri Susanti (PBI) and Andina Dea Hardianti (PBI) will join this event. They will be placed in SEA TEACHERS partner schools under the coordination of Valaya Alongkorn Rajabhat University. The briefing of International teaching practice in Malaysia is guided by Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus (Executive Director of Panji Integrasi Cerdas Malaysia) on July 13, 2019 and the briefing of International teaching practice in Thailand is guided by one of Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand’s online lecturers on July 2, 2019. (MR/AW)

[:]

[:id]2 Doktor Baru FKIP[:en]FKIP has 2 New Doctors[:]

[:id]

Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) memiliki dua doktor baru, yakni Dr. Hari Wahyono, M.Pd. dan Dr. Mursia Ekawati, M.Hum. Keduanya merupakan dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Dr. Hari Wahyono, M.Pd. meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tanggal 4 September 2018. Disertasi Dr. Hari Wahyono, M.Pd mengkaji mengenai pengembangan model penilaian kemampuan berbicara mahasiswa dari manual ke digital. Ujian terbuka Dr. Hari Wahyono, M.Pd. dihadiri oleh Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku ketua, Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si.selaku sekertaris, Prof. Dr. Dawud, M.Pd. selaku penguji I, Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum.selaku penguji II, Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum. selaku penguji III, Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. selaku co-promotor II, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku co-promotor I, dan Prof. Dr. Rustono, M.Hum. selaku promotor.

Dr. Mursia Ekawati, M.Hum. memperoleh gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Tindak Tutur Ekspresif dalam Bahasa Indonesia Kajian Sosio-Pragmatik” pada tanggal 11 Desember 2018. Dengan lulusnya Dr. Mursia Ekawati, M.Hum., maka dengan ini Dr. Mursia Ekawati, M.Hum. menjadi doktor ke-13 di FKIP UNTIDAR. [FR]

[:en]

Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) UNTIDAR has two new doctors, they are Dr. Hari Wahyono, M.Pd. and Dr. Mursia Ekawati, M.Hum. Both are lecturers in the Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) Dr. Hari Wahyono, M.Pd. earned a doctorate degree from Universitas Negeri Semarang (UNNES) on September 4th, 2018. Dr. Hari Wahyono, M.Pd reviewed the development of students speaking ability assessment model from manual to digital. The open examination drs. Hari Wahyono, M.Pd. attended by Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. as chairman, Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Sc., as secretary, Prof. Dr. Dawud, M.Pd. as the first examiner, Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum.as the second examiner, Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M. Hum., as the third examiner, Dr. Mimi Mulyani, M. Hum. as the second co-promoter, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc. as the first co-promoter, and Prof. Dr. Rustono, M. Hum. as the promoter.

Meanwhile, Dr. Mursia Ekawati, M.Hum. obtained a doctorate degree from Universitas Gadjah Mada (UGM) after defending her dissertation entitled ” Tindak Tutur Ekspresif dalam Bahasa Indonesia Kajian Sosio-Pragmatik” on December 11th, 2018. With her graduation Dr. Dra. Mursia Ekawati, M. Hum., so hereby she. became the 13th doctorate in FKIP UNTIDAR. [FR-NA]

[:]

[:id]Dosen FKIP UNTIDAR Memborong Juara Pada Acara Peringatan Hari Kartini[:en]Lecturers of FETT UNTIDAR Succeed in The Kartini’s Day Commemoration Event[:]

[:id]

Jum’at (03/05/2019) bertempat di Ruang E.02.3.06 Fakultas Teknik, Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNTIDAR mengadakan acara Peringatan Hari Kartini. Acara yang mengusung tema “Kartini Milenial Mencetak Generasi Emas yang Tangguh dan Mandiri di Era Industri 4.0” merupakan realisasi dari program kerja Seksi Pendidikan DWP UNTIDAR. Acara tersebut berlangsung dari pukul 08.00-12.00 dan dibuka oleh Pembina DWP UNTIDAR, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M. Sc..

Peringatan Hari Kartini dihadiri oleh pengurus dan anggota DWP UNTIDAR. Acara Peringatan Hari Kartini semakin meriah dengan berbagai lomba yang diadakan yaitu lomba merangkai bunga, lomba membaca surat Kartini, dan lomba keserasian busana. Setiap unit dan fakultas di lingkungan UNTIDAR wajib mengirimkan satu perwakilan untuk lomba merangkai bunga dan lomba membaca surat Kartini. Sementara itu, peserta lomba keserasian busana adalah seluruh pengurus dan anggota DWP UNTIDAR yang hadir.

Peserta lomba terlihat semangat mengikuti kegiatan perlomban. Hasil memuaskan diraih oleh perwakilan FKIP UNTIDAR. Dosen FKIP UNTIDAR yang merupakan kartini milenial mampu memborong juara dari kegiatan lomba yang diadakan.  Firstya Evi Dianastiti, M. Pd. (Dosen PBSI) meraih juara 1 pada lomba merangkai bunga. Theresia Pinaka Ratna N. H., M. Pd. (Dosen PBSI) berhasil menjadi juara 1 pada lomba membaca surat Kartini. Sri Mujiyati (Ibu Cahyo Yusuf) berhasil menjadi juara 3 dan Dr. Mimi Mulyani, M.Hum (Dosen PBSI) berhasil menjadi juara 2 pada lomba keserasian busana.

“Terimakasih telah berpartisipasi dan semangat untuk aktif berkegiatan di Dharma Wanita Persatuan (DWP). Melalui kegiatan DWP kita bisa bertukar pikiran, pengalaman, dan meningkatakan kemampuan dari masing masing anggota. Yang terpenting dari kegiatan DWP adalah ajang silaturahmi antar pengurus dan anggota” pesan Penasehat DWP UNTIDAR, Dr. Sri Haryati, M. Pd. (RI)

[:en]

Dharma Wanita Persatuan (DWP) organized the event of Kartini’s Day Commemoration on Friday, May 5, 2019. The theme of the event ” Kartini Milenial Mencetak Generasi Emas yang Tangguh dan Mandiri di Era Industri 4.0″ isrealizationfrom work programs of Education Section DWP UNTIDAR. The event is opened by the Rector of UNTIDAR, Prof.Dr.Ir.Mukh Arifin, M. Sc.. Kartini’s Day Commemorationattended by the management and members of the DWP UNTIDAR. There are some competitions held. Those are stringing flowers, reading of the Kartini’s letter, and doing fashion competition.Each unit and faculty of UNTIDAR has to sendonerepresentativeforstringingflowers and reading Kartini’s letter competitions. However, the participant of fashion competitionis attended by the management and members of the DWP UNTIDAR.

As the results, some lecturers of FETT UNTIDAR succeed as winners. They are Firstya Evi Dianastiti, M.Pd. as the first winner of stringing flowers competition and Theresia Pinaka Ratna N.H., M.Pd. as the first winner of reading Kartini’s letter competition. Those two lecturers are the Indonesian Language and Literature Education Study Program lecturers. Furthermore, Sri Mujiyati, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. wife, succeed in achieving the third winner of fashion competition and Dr. Mimi Mulyani, M.Pd., Indonesian Language and Literature Education Study Program lecturer, achieves the second winner of fashion competition. The advisor of DWP UNTIDAR, Dr. Sri Haryati, M.Pd., says that “Thank you for participating and giving high enthusiasm in joining the event. Through the DWP UNTIDAR activities, these can change mind, experience, and increase the ability of the members. The most important thing is the activities can connect the members of DWP UNTIDAR.” (ER)

[:]