SEMINAR KABASTRA, MENGGUGAH CINTA MELALUI IDEOLOGI

Sabtu, 27 Agustus 2016, UPT Bahasa Universitas Tidar bekerja sama dengan Badan Bahasa Jawa Tengah dan Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (HISKI) Komisariat Kedu menyelenggarakan seminar Nasional Kabastra (kajian Bahasa dan Sastra). Seminar tersebut bertajuk “Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya dalam Perspektif Ideologi, Ekologi, dan Multikulturalisme”.  Dalam seminar ini, Drs. Pardi, M.Hum (kepala Badan Bahasa Jawa Tengah), Prof, Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum (Guru Besar UNY), dan Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. (Rektor Universitas Tidar) hadir sebagai pembicara utama.

Seminar ini diikuti oleh 200 peserta yang sebagian masuk menjadi pemakalah pendamping. Imam Baihaqi, M.A.  ketua panitia sekaligus ketua HISKI Komisariat Kedu mengatakan bahwa peserta dan pemakalah berasal dari dosen dan mahasiswa Untidar, dosen dari universitas lain, dan guru.  Seminar Kabastra ini diawali dengan penandatanganan MoU kerjasama antara Universitas Tidar (Untidar) dan Badan Bahasa. Dalam sambutanya, Drs. Pardi, M.Hum. mengungkapkan kegembiraannya bisa menghadiri acara seminar ini dan mengucapkan selamat kepada Untidar karena keempat Mahasiswa Untidar dari FKIP menjadi finalis Duta Bahasa Jawa Tengah Tahun 2016. Selain itu beliau juga mengatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Untidar dalam hal meningkatkan kemahiran berbahasa.

Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum, pada plenary session yang dimoderatori oleh Drs. Budiono, M.Pd (Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Untidar) menyampaikan makalahnya yang berjudul “Ideologi, Cinta, Andragogi, dan Ekologi Sastra”. Dalam paparannya ini, guru besar UNY tersebut mengemukakan bahwa ideologi sastra diwarnai oleh tiga komponen, yaitu artha sastra (yang berkaitan dengan kekuatan), dharma sastra ( yang berkaitan dengan kekuasaan), dan kama sastra (yang berkaitan dengan cinta dan hawa nafsu).  Drs. Pardi, M.Hum. sebagai pemakalah kedua menyampaikan bahwa karya sastra yang akan mengantarkan ke surga adalah karya sastra yang membuat orang berbudaya dan berkarakter tinggi.  Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. memaparkan makalah nya yang berjudul “Penelitian Bahasa untuk Pengajaran Bahasa”. Beliau memaparkan bahwa wacana bisa diteliti bila kita menemukan fenomena di dalamnya.

Selain plenary session dari pembicara utama, seminar ini juga menghadirkan ketua dan pengurus APPBIPA (Asosiai Pengajar dan Penggiat Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) untuk melakukan sosialisasi program BIPA.  Disamping itu, pemakalah pendamping juga melakukan presentasi dari makalah yang ditulisnya.  Presentasi pemakalah pendamping ini dibagai kedalam tiga ruangan yaitu disiplin ilmu sastra, disiplin ilmu pengajaran bahasa dan sastra dan disiplin ilmu bahasa.

Beberapa Dosen FKIP Untidar ikut andil dalam acara ini. Dalam disiplin Ilmu sastra, Ali Imron, M.Hum dan Winda Candra Hantari, M.A. dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menyampaikan penelitian yang ditulis dalam makalah mereka. Dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Imam Baihaqi, M.A. juga ikut mempresentasikan makalahnya.

Selain disiplin ilmu sastra, empat dosen FKIP Untidar juga memaparkan makalahnya dalam disiplin ilmu pengajaran bahasa dan sastra. Keempat dosen tersebut adalah Prima Feri Karma, M.Pd., Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd, Dr. Farikah, M.Pd., dan Molas Warsi Nugraheni, M.Pd. Dalam disiplin Ilmu Bahasa, Retma Sari, M.Pd. dan Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. juga turut serta mempresentasikan penelitiannya.

Para mahasiswa yang hadir dalam seminar ini juga mengungkapkan antusiasnya. Silviani Fajrin, Mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan bahwa banyak pengetahuan yang didapat dengan mengikuti seminar ini. “Saya mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang belum tentu bisa saya dapat bahkan dikelas sastra yang pernah saya ambil,” tambahnya. Senada dengan pernyatan Silvi, Fadlilah Nurul Oktaviani, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris juga menyatakan bahwa banyak hal baru tentang kebahasaan yang dia ketahui dan pelajari dalam seminar ini. “ Acaranya menarik,” pungkasnya.

Acara seminar ini ditutup oleh Dr. Farikah, M.Pd. (Kepala UPT Pusat Bahasa Untidar). Dalam penutupannya, Farikah mengundang para peserta seminar dan pemakalah untuk mengikuti kembali acara Seminar Kabastra ke-2. (AW/ER)

ADDICTED TO EFC IN PRACTICE ACTIVITIES

English for Children (EFC) in Practice is one of the subjects in the English Department of Tidar University. The aim of this course is to provide the students with real and practical teaching experience. This course requires the students to behave the experience of teaching English for young learners in the formal setting (elementary school). Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. said that “Students have to take CLTM (Children Language Teaching Methodology) and Program Development as the prerequisite subjects for taking EFC in Practice subject.”

Kardoko, M.Pd. as the EFC in Practice lecturer said that “EFC in Practice is used to give the students experience of teaching English in elementary school. There are four schools become the partner-schools in implementing this subject. Those schools are SDN Kemirirejo 3, SDN Mertoyudan, SDN Blondo 3, and SDN Muhammadiyah Mungkid. This semester, there are 13 students who take this subject.”

Students who take this subject will get real situation of teaching-learning process in elementary school. They will get benefits in relation to the characteristics of elementary school students, the real atmosphere of this grade, and how to manage teaching-learning process in elementary school level. Before doing the practical activities, students have to prepare the material and the teaching design. They also have to consult to the elementary school teacher where they do teaching practice.

The activities of EFC in Practice subject are divided into two main activities, preparation activities and practical activities. The preparation activities are used to prepare the material and the teaching design. The practical activities are related to the outside activities which are meant that students do teaching practices in the elementary schools. As the results, the elementary school students and English Department students become addicted, happy, and enjoy the teaching-learning process.

Sofiyatunnisak, one of the students of EFC in Practice subject, said “I enjoy this subject because basically I love to teach children, but unfortunatelly the allocation time per meeting is only 35 minutes and I don’t think that enough for doing all activities in the English lesson. Then, a funny impression when I teach elementary school students is when a student cry while I’m handling the other students of that class.”

What a great response! (ER)

FKIP UNTIDAR LAKSANAKAN RAPAT PERSIAPAN SEMESTER GASAL 2016/2017

FKIP-UNTIDAR (22/7). Sehubungan dengan persiapan kurikulum tahun akademik 2016/2017, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar rapat kerja. Rapat ini dilaksanakan pukul 13.00 WIB di Laboratorium Micro Teaching FKIP UNTIDAR. Adapun agenda rapat adalah membahas kurikulum dan persiapan semester gasal 2016/2017. “Pada kesempatan kali ini, ada dua kurikulum yang akan kita bahas, kurikulum baru (2017) dan kurikulum lama,” ungkap Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., dalam sambutannya pada agenda “Rapat Kurikulum 2016/2017.”

Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan jajaran staf karyawan FKIP UNTIDAR, baik dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prof. Dr. Sukarno,M.Si. menambahkah bahwa untuk tahun ajaran 2016/2017 ini akan diberlakukan team teaching. Team teaching ini harus dilaksanakan baik prodi PBI maupun PBSI. Adapun tujuan dari program ini yakni untuk “Sharing of Power” atau sharing kepakaran dosen senior dan junior sehingga mahasiswa lebih terlayani dengan baik dari segi akademiknya.  Team teaching ini pun harus dilaksanakan secara matang, baik dari perencanaannya, pelaksanaannya, dan evaluasinya. Selain itu, adanya program ini diharapkan dapat menghasilkan buku teks.

 Setelah acara ini resmi dibuka, beliau mempersilakan Koorprodi PBSI dan PBI FKIP UNTIDAR untuk memaparkan agihan mata kuliah semester gasal tahun 2016/2017. Kesempatan pertama dipaparkan oleh Rangga Asmara, M.Pd. selaku Koorprodi PBSI yang mengidentifikasi matakuliah semester gasal tahun 2016/2017. Identifikasi matakuliah dan pengampunya sudah dipadukan dengan model team teaching. Selanjutnya, pada kesempatan berikutnya, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. sebagai Koorprodi PBI juga memaparkan hasil agihan mata kuliah semester gasal tahun akademik 2016/2017 dan konsep team teaching di Prodi PBI. Pembagian agihan mata kuliah semester gasal tersebut didasarkan pada keahlian dan kepakaran masing-masing dosen.

Di akhir rapat, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyimpulkan bahwa team teaching ini perlu disepakati, kunci keberhasilan team teaching terletak pada koordinasi masing-masing dosen. (WL-CA)

Mahasiswa FKIP Untidar Jalani Pembekalan PPL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (FKIP Untidar) mengadakan acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL) 2016 (19/7). Acara tersebut diikuti oleh dua progam studi (prodi) di FKIP Untidar, yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Untidar. Dalam pembekalan tersebut mahasiswa diberikan wawasan tentang pelaksanaan serta kebijakan-kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa.

Acara dibuka oleh Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dan dilanjutkan penjelasan teknis PPL oleh Lilia Indriani, M.Pd., Ketua Panitia PPL 2016. Sebanyak 118 mahasiswa FKIP mengikuti pembekalan ini, yang terdiri atas 81 mahasiswa PBI dan 37 mahasiwa PBSI. Program PPL ini masuk dalam kurikulum semester VII FKIP Untidar. Seperti dikutip dari Pedoman PPL 2016, PPL merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh mahasiswa pendidikan agar menguasai kompetensi guru (pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial), menguasai pengembangan keprofesionalan guru, mendekatkan FKIP Untidar pada masyarakat atau satuan pendidikan, dan meningkatkan relevansi kurikulum FKIP dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

 “Tahun ini FKIP Untidar menjalin kerja sama dengan sembilan SMA di Magelang sebagai tempat PPL,” ujar Lilia. Mahasiswa akan menjalankan PPL selama 6 bulan, terdiri atas observasi, penyusunan rencana pengajaran, praktik mengajar, praktik layanan kesulitan belajar, praktik persekolahan, dan diakhiri dengan ujian.

Dalam pembekalan ini, Drs. M. Arief Fauzan B., M.Pd.Si., Kepala SMA Negeri 2 Magelang, selaku narasumber memberikan materi yang berjudul ‘Budaya Belajar Tinggi dalam Konteks Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah’, “Budaya belajar tinggi dimaksudkan agar peserta didik menjadi yang terbaik dan selalu berkembang. Hal itu dipengaruhi oleh sumber daya manusia yaitu peserta didik itu sendiri dan sistem. Sitem meliputi: manajemen sekolah, kinerja guru dan tenaga pendidikan, serta pengelolaan pembelajaran efektif. Di sinilah peran guru menjadi sangat berarti karena kinerja guru merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah,” ujar Arief.

Pada sesi berikutnya, secara terpisah mahasiswa diberi gambaran tentang pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di SMA sesuai prodi masing-masing. “Para praktikan diharapkan mengerti tujuan pembelajaran Bahasa Inggris harus menumbuhkan kesadaran pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa asing, sehingga cakupan pembelajarannya meliputi berbagai kompetensi seperti kompetensi tindak bahasa, linguistik, sosiokultural, strategi, dan wacana,” tutur Hesti Wulandari, S.Pd., M.Pd.BI, pemateri pembelajaran Bahasa Inggris SMA.

Sartono, S.Pd., pemateri pembelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri pada konteks sosial budaya akademis.

Selanjutnya, mahasiswa PPL FKIP Untidar akan diterjunkan ke sekolah-sekolah praktik pada 25 – 27 Juli 2016 mendatang. (WR-WJ)

ENGLISH DEPARTMENT: BEING READY TO BE EDUPRENEUR

Entrepreneurship is one of the courses in English Department in which it is aimed at giving students insight on issues related to small and middle business, more particularly one relevant with English.

Indrotomo, M.Pd. the lecturer of Entrepreneurship denotes “at first the students’ mindset of entrepreneurship course is about culinary business, then, I change their mindset to make a business plan that relates to English.” He asks the students to be edupreneurs. He states that Edupreneur stands for Educational Entrepreneur or an entrepreneur that relates to the public education system. In the class, he asks the students to make English courses such as English for Specific Purposes, English for Conversation, TOEFL course, and produce School-Based Material.

To support the teaching learning process, the lecturer invites native speakers who have knowledge in marketing, business strategy, and plan organizer. They are Alex (Canada), Catherine (Canada), Mathew (UK), and Laura (Spain). By inviting the native speakers in the class, the students get additional materials about international business.

In addition, the students also have knowledge how to be good edupreneurs and practice their speaking’s proficiency. That’s why the students are enthusiastic about joining the class. Zaqy Mubarok, the student of Entrepreneurship says “I think Entrepreneurship course is good, especially when there are native speakers in the class. My friend and I are happy when we can communicate to the native speakers and we can know their culture too”

In the future, the lecturer hopes the students can apply the theories about English business plan. Moreover, the lecturer has a continuing program to invite the native speakers from Netherlands to share their business experiences. (CA – AW)

EFT1 Final Project: Vlog, to Act What You Think

The heart of learning is experiencing. The Final Project of English for Tourism 1 (EFT1) is designed to accommodate students’ expression in learning, focused on bringing the theoretical aspects of the subject through experience. The final project is in line with the basic competencies targeted by the course, which are able to reach an understanding of the definition of tourism and its aspects.

Nowadays, Video Log (later is called Vlog) is so hype. Vlog is basically a form of blog which the medium is video. It’s often combine embedded video (or a video link) with supporting text, images, and other editing attributes. Taking mostly the concept of documentary, Vlog has successfully winning the heart of the most video-sharing application users, youngsters. The medium is very popular yet resourceful for the course since it bridges the need assessment of the course.

To complete the requirement of the subject, each student must submit a 5-minute- Vlog of his or her tourism activity. Reading the text is prohibited since one of the purposes of the project is to check their clear understanding of the tourist destination concept verbally. The general theme for this semester is: Tourist Destination. Technically students must go to the-already-well-known tourist attractions or any other spot that has the potential. They are encouraged to be able to explain the ins and outs of that particular travel destination and apply the theoretical knowledge of the concept of an ideal tourist destination given in the class. Students are also invited to give their opinions and suggestions about the travel destination he/she had chosen. Either back sound editing or animation is permitted as long as it is not disturbing the substance. Collectively the students are then required to upload his/her Vlog to the class’ Youtube account.

So far there are positive comments from the students. Indra finds the project interesting since it gives him a chance to getaway from his routines. “We are having opportunity to explore various destinations, prices, accommodations and else, just like what we have studied in class, in reality. Moreover, students today love Vlogging to express our activities. We can shape our ability to speak, to show appropriate gesture or facial expression and to work with our camera so that we will be able to be confident in expressing ourselves about something”.  Niken adds “I got experience and information about a place which I haven’t known before. Somehow it is a kind of relaxation in the midst of hectic Final Exams. Though, I find difficulties in telling spontaneously since I have to think about grammar and vocab. Editing part is also challenging.”

Winda Candra Hantari, the lecturer of EFT 1 says that “Vlog brings benefits to the learning process, although EFT 1 extensively covered the theory, which is the foundation of English for Tourism but actually the theoretical knowledge given in the class should be checked in the real enclosure themselves through experience. Students are stimulated to have unique perceptions of the knowledge gained in the classroom. I’ll be very happy if later they can find something which can be learned from this project more than they have studied in class” To add the spark of up-to-date technology in the class, students are stimulated to familiarize themselves with online video-sharing application.(wd)

Penandatanganan Nota Kesepahaman Hiski dan Universitas Muhammadiyah Magelang

Pada Selasa, 21 Juni 2016 telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman HISKI Kedu dan Universitas Muhammadiyah Magelang. Penandatanganan ini terkait dengan kerjasama antara HISKI dan universitas-universitas di wilayah eks karesidenan Kedu. Kali ini, penandatanganan langsung dilakukan oleh ketua HISKI Kedu, Imam Baihaqi, M.A., yang didampingi bendahara Winda Candra H., M.A., dengan Dekan FKIP UMM Drs. Subiyanto, M.Pd. Imam Baihaqi dan Winda Candra H merupakan dosen FKIP Untidar.

HISKI, akronim dari Himpunan Sarjanan Kesusastraan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang berisi akademisi-akademisi sastra di seluruh Indonesia yang memulai geliat barunya. Hiski merupakan organisasi profesi yang terbuka dan mandiri. Didirikan pada tanggal 17 November 1984, organisasi ini mewadahi pengembangan gagasan pada ranah sastra di Indonesia dan bertujuan untuk kemajuan pengetahuan pendidikan dan kebudayaan.

HISKI Kedu resmi dideklarasikan pada Kamis, 2 Februari 2016 di Universtas Tidar melalui pemilihan oleh 15 perwakilan dari 5 universitas di eks Karesidenan Kedu. Kelima universitas itu adalah Untidar, UMM, UMP, UMNU dan Unsiq. Perwakilan yang hadir di Universitas Tidar yang pada akhirnya menjadi sekretariat HISKI Kedu tersebut memilih dan mengangkat Imam Baihaqi, M.A., sebagai ketua HISKI di wilayah yang dahulu merupakan Karesidenan Kedu.

Penandatanganan ini memiliki banyak sekali kemanfaatan bagi universitas-universitas yang tergabung dan bekerjasama dengan HISKI, khususnya bagi Untidar dan FKIP Untidar. Saat ini FKIP memiliki jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang di dalamnya mengajarkan dan mengembangkan kesusastraan Indonesia. Selain itu, FKIP Untidar juga memiliki jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan keilmuan sastra yang telah dikembangkan dan diharapkan akan semakin berkembang mengingat pada pelaksanaannya, para lulusan yang nantinya menjadi guru di tingkat pendidikan menengah, harus menguasai Ilmu Sastra semenjak sastra telah diajarkan sejak Sekolah Menengah Pertama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Hiski sebagai organisasi yang akan sangat mendukung perkembangan kesusatraan di Indonesia ke depan juga telah mencanangkan banyak program terkait keilmuan dan pengembangan sastra dan budaya di Indonesia. Agenda-agenda tersebut beraneka ragam mulai dari keilmuan sastra hingga cipta karya sastra. (al/wd)

TOURISM GOES TO CAMPUS

One of the biggest industries in Indonesia is Tourism. As an English Department at FKIP, Tidar University, one of the elective courses is English for Tourism in Practice. It is offered in semester six. This course provides students with the competence of using English in tourism fields and it also provides students with the real and practical experiences related to tourism fields. Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., as the English Department Coordinator, said “Practices in the real tourism objects is really beneficial to improve the students’ competence not only in speaking but also to understand the culture and respect the diversity.”

This field work programme starts on March 17th  –  July, 2nd 2016. There are 73 students placed in 9 locations around Borobudur Temple. They are: Lotus 2 Jl. Balaputra Dewa no.54; Desa Gerabah ‘Pak Poyo” Jl. Waringin; Rajasa Jl. Badrawati no. 2 Borobudur; Cempaka Villa dan Spa Guest Jl. Badrawati, Ngaran Lor no.1 Borobudur; Cempaka Guest House Borobudur Jl. Medang Kamulan no.8B Borobudur; Omah GarengPoeng Jl. Kalangan, Tingal Wetan no. 197 Desa Wanurejo Borobudur; Candirejo Tourism Village Jl. Candirejo, Borobudur; Rumah Boedi Borobudur Dusun Tingal, Wangunrejo, Borobudur and Tingal Laras Art House Home Stay Tingal Kulon, Wangunrejo, Borobudur. Widya Nur Rochmah, one of the students who practices in Rumah Boedi, said “I can speak English fluently by practicising it in front office and restaurant. I help the tourist when they want to check in and out, I also explain the menu and the services in Rumah Boedi”. “I get a lot of new experience,” added Maharani Wulan Pratiwi, the other student who practices in Rumah Boedi. Novita Irmawati, one of the students who practices in Desa Wisata Candirejo, said, “I can meet many foreigners to practice my English, They are from United States, Singapore, Australia and France.”  “I also explain how to make Gerabah in Desa Gerabah ‘Pak Poyo’,” uttered Kartiko, the other students. The outcome from this programme are videos about their activities, brochures and progress reports. This programme is guided by Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd. This course also uses a facebook group (EFT in Practice) as the bridge to control the students’ activities and post some pictures. (lilia)

 

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR Tampung Aspirasi Mahasiswa Melalui “2 Jam Bersama Prodi”.

Prof. Dr. Sukarno M. Si. sebagai dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan  membuka agenda “2 Jam Bersama Prodi“ yang mana merupakan program kerja dari Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris ( EDSA ) pada Rabu (8/6). Acara tersebut dibagi menjadi dua sesi untuk mewadahi aspirasi atau keluh kesah dari mahasiswa FKIP prodi pendidikan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia terkait kegiatan perkuliahan selama ini yang mana dapat terselenggara berkat kerjasama antara Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) dengan Himpro Bahasa Indonesia.

Sesi pertama acara tersebut dilaksanakan oleh Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) pada pukul 09.00 WIB di auditorium Universitas Tidar. Tidak kurang dari 20 orang dosen dari prodi bahasa Inggris yang diundang untuk turut serta mendengarkan aspirasi dan keluh kesah dari mahasiswa prodi bahasa Inggris semester dua hingga semester delapan yang hadir di acara tersebut.

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR tampung aspirasi mahasiswa melalui "2 Jam Bersama Prodi".

Salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR menyampaikan saran dan kritik dalam “2 Jam Bersama Prodi”.

Banyak mahasiswa yang mengeluarkan pendapat mereka bahkan langsung dihadapan para dosen mereka. “Acara tersebut memang dirancang sebagai audiensi untuk mewadahi semua aspirasi dan keluh kesah atau pun pendapat mereka pada kegiatan perkuliahan di FKIP khususnya di prodi bahasa Inggris“, ucap Aziz Alwi selaku ketua Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA).

Semua aspirasi dan keluh kesah dari mahasiswa akan ditampung dan dievaluasi melalui rapat internal yang akan dilaksanakan oleh dekan FKIP beserta para dosen terkait. Pihak panitia pun telah menyiapkan quisioner kurang lebih sejumlah 250 lembar untuk penilaian kinerja para dosen dari sudut pandang mahasiswa.

“Saya sangat setuju dengan acara 2 jam bersama prodi ini karena bisa menampung segala keluh kesah dan aspirasi mahasiswa yang mungkin selama ini kami selaku mahasiswa merasa bingung untuk menyampaikan aspirasi kami ini, menurut saya acara seperti ini harus dilaksanakan juga oleh fakultas lain agar para mahasiswa tidak mengeluarkan aspirasi mereka di tempat dan momen yang tidak tepat“, ungkap Luqman hakim, mahasiswa FKIP PBI.( Aziz)

Final Test runs well

The final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016

The final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016

The implementation of the final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016 has been started on Monday, 20 June and will be end on Saturday, 2 July, 2016.

“So far, the implementation is running well.” said the head of language and art, Lilia Indriani M.Pd. “The main problems which we faced before such as unorganized test seat and the fake test card have been solved”.

This final test is the second piloting project dealing with giving seat number. In the past, students might assume if they came earlier they could take the strategic position. But, for today they can’t do it. Since the first implementation on the midterm test weeks, the situation has changed significantly.

Another prior problem found at FKIP dealt with the fake test card has been solved. The lecturers have been taught how to differentiate between the original version and fake version of test card. Beside that, the new system helps the lecturers a lot. If the students’ names are not in the attendance list, it means they haven’t paid and they can’t take the test.

In this final test, some faculty members are supervising the implementation of it. They are observing the strengths and weaknesses. It is hoped that we won’t encounter big problems in the future. (WR)