[:id]FKIP Hadirkan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah dalam Kuliah Umum dengan Tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:en]FKIP Presents Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah in a Public Lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:]

[:id]

Bertempat di Ruang Multimedia, pada hari Selasa, 10 September 2019, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar menyelenggarakan kuliah umum dengan tema ”Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR mengundang Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah yang merupakan Associate Professor of English Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, sebagai narasumber. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka peningkatan kerja sama luar negeri dan penguatan kapasitas akademik serta penandatanganan MoA antara Universitas Tidar dengan Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. Adapun peserta dari kuliah umum ini adalah pejabat struktural FKIP UNTIDAR, beberapa dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), perwakilan mahasiswa EDSA dan Himaprodi PBSI, serta mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (program lintas jurusan).

Kuliah umum ini dimulai pada pukul 13.00. Sambutan diberikan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP UNTIDAR dan Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. selaku Wakil Rektor I. Dalam kuliah umum ini, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah meyampaikan bahwa dalam suatu negara yang sangat majemuk dan pernah mengalami post-kolonialisme seperti India dan Indonesia, identitas menjadi sangat majemuk juga (tidak tunggal), misalnya dia tidak bisa menyebut dirinya muslim saja, tetapi dia harus menyebut dirinya Indian muslim. Dia juga tidak bisa menyebut dirinya Indian saja karena orang-orang juga menganggap dia adalah orang Pakistan dari namanya, sehingga dia harus menyebut dirinya Indian muslim.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menuturkan bahwa ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam negara-negara post-kolonial, sebagai contoh, mengapa kita mempelajari  budaya-budaya colonizer, misalnya, mengapa yang dipelajari orang India bukan bahasa Tamil atau bahasa Punjab, tetapi justru bahasa Inggris dan kesusastraan Inggris. Bahkan, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah mencontohkan dengan menyebut dirinya sendiri sebagai English lecturer. Beliau menambahkan bahwa kolonialisasi itu muncul karena adanya rasa superior, yaitu western (Barat) merasa bahwa mereka lebih superior dibandingkan Timur sehingga ketika mereka melakukan kolonialisasi, menurut mereka hal tersebut bukan melakukan kolonialisasi, tetapi mereka sedang mendidik orang-orang Timur.

Berkaitan dengan neokolonialisme, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah memberikan beberapa contoh neokolonialisme yang terjadi di beberapa negara, misalnya ketika orang India bekerja di Amerika, mereka dibayar berbeda dengan bangsa Eropa lainnya karena merupakan orang India. Selanjutnya, di Kanada semua bangsa bisa bertemu tetapi ada semacam privilege tertentu untuk bangsa tertentu, misalnya bangsa Perancis mendapatkan privilege yang berbeda dengan bangsa yang lainnya. Selain itu, neokolonialisme juga dijumpai di film. Hampir semua cerita-cerita (film) dari daerah Timur, ketika masuk di Hollywood maka film tersebut akan dicitarasakan Barat, dan tidak lagi menjadi milik Timur. Jadi, agar dapat dikonsumsi oleh Timur, maka film tersebut harus dicitarasakan Barat.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab, ada peserta yang bertanya terkait apakah kita bisa lepas dari kolonialisme. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menjawab bahwa kita tidak akan bisa lepas dari kolonialisme karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kebudayaan kolonial. Selain itu, kita juga masih menggunakan produk-produk kolonial. Satu-satunya cara yang membuat kita lepas dari kolonialisme adalah di pikiran bahwa kita harus memerdekakan pikiran kita dari kolonialisme.

Kedatangan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah ke Indonesia merupakan rangkaian tour beliau untuk memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Indonesia, yang dimulai dari tanggal 9 September sampai dengan tanggal 15 September 2019. Adapun kegiatan kuliah umum beliau adalah pada tanggal 9 September di ISI Yogyakarta dengan tema “The Fountain Effect and its Influence on Art and Literary Scenario” dan di UGM bertemakan “Cultural Hegemony and Multiculturalism.” Tanggal 10 September 2019 di UNTIDAR dengan tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues, sedangkan tanggal 11 September 2019 di UI dengan tema “Post Truth Literature and Trump Era.” Selanjutnya, tanggal 12 September 2019 beliau memberikan kuliah umum di IAIN Surakarta bertemakan “Pop-culture and Desi Ethics” dan tanggal 13 September di IAIN Pekalongan dengan tema “Understanding Post Modern Aesthetics.” Terakhir, tanggal 14 – 15 September dalam The 8th International Conference on English Language Teaching, Literature, and Translation (ELTLT) di UNNES dengan tema “Zeitgeist and Literary Landscapes 4.0.” [YF]

[:en]

Located in the Multimedia Room, on Tuesday, September 10, 2019, Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) of Universitas Tidar held a public lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR invited Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah who is an Associate Professor of English of Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, as a guest speaker. One of the purposes of conducting this occasion is to enhance overseas cooperation and strengthen academic capacity as there was a session of signing an MoA between Universitas  Tidar and Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. The participants of this public lecture were FKIP structural officials, lecturers of the English Education Study Program (PBI) and Indonesian Language and Literature Education (PBSI), representatives of EDSA and members of Students Oganization (Himaprodi) of PBSI, and students of the Masters Program in Indonesian Language Education (cross program majors).

In his lecture, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah said that in countries that are very pluralistic and have experienced post-colonialism such as India and Indonesia, identity is very diverse, for example he cannot call himself a Muslim, but he must call himself an Indian Muslim. He also cannot call himself Indian because people also consider him to be a Pakistani by his name, so he must call himself an Indian Muslim.

“There are some questions that arise in post-colonial countries like, why should we study colonizer cultures like English and English literature instead of Tamil or Punjab?” Added Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah. In fact, he gave an example by calling himself an English lecturer. He explained further that the colonization arose because of a sense of superiority, that was, the Westerns felt that they were superior to the East so that when they colonized, they didn’t regard that as colonialism, instead, according to them, they were educating the Easterners.

Regarding neocolonialism, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah gave several examples of neocolonialism that occurs in several countries, for example, when Indians work in America, they are paid differently from Europeans because they are Indians. Furthermore, in Canada all nations can meet, but there is a certain kind of privilege for certain nations, for example the French have different privileges from other nations. In addition, neocolonialism is also found in films. Nearly all stories (films) from the East, when enter in Hollywood the films will be perceived by the West, and no longer belong to the East. So, in order to be consumed by the East, the film must be perceived by the West.

In the discussion and question and answer session, there were participants who asked whether we could escape from colonialism. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah answered that we cannot escape from colonialism because in our daily lives we cannot escape from colonial culture. In addition, we also still use colonial products. The only way to make us free from colonialism is that we must free our minds from colonialism.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah came to Indonesia is a series of public lecture tour at several universities in Indonesia and UNTIDAR got the chance to be one of those selected universities. (AL)

[:]

[:id]FKIP Gelar Workshop Penyusunan Borang Akreditasi 4.0.[:en]FKIP Held 4.0 Accreditation Form Compiling Workshop[:]

[:id]

(15/06/2019) Bertempat di ruang Multimedia Universitas Tidar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Borang Akreditasi 4.0.  Workshop dihadiri oleh pejabat struktural FKIP, tim gugus akademik, tim gugus penjamin mutu, dan perwakilan dosen di setiap program studi di lingkungan FKIP.

Pemateri dalam workshop ini adalah Dr. Sarwanto, M.Si. dari Universitas Sebelas Maret.  Dr. Sarwanto memberikan materi terkait  Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 (IAPS 4.0)  yang meliputi Laporan Evaluasi Diri (LED) dan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS). Dr. Sarwanto menjelaskan bahwa  Akreditasi 4.0 berbasis evaluasi diri untuk menemukenali kekuatan dan kelemahan, serta berorientasi pada outputs  dan outcomes.

“Ada perbedaan antara Standar dan Kriteria instrumen BAN PT sebelum  dan sesudah SN Dikti 2015. Sebelum SN Dikti 2015, ada  7 standar yang mencakup Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; Tatapamong dan manajemen; Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Kurikulum; Keuangan, Sarana/Prasarana; dan Riset dan Kerjasama. Setelah SN Dikti 2015, ada 9 standar yang meliputi Visi, Misi, Tujuan dan Strategi; Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama; Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Keuangan, Sarana dan Prasarana; Pendidikan; Penelitian; Pengabdian kepada Masyarakat; serta Luaran dan Capaian Tridharma.” imbuh Dr. Sarwanto.

Pemberlakuan IAPS 4.0 melalui Unit Pengelola Program Studi (UPPS) mulai 1 April 2019. Dua dokumen utama IAPS 4.0 yaitu LED dan LKPS. Dalam penyusunan dokumen utama tersebut diperlukan sinergi yang optimal,efektof, dan efesien anatara UPPS dan Program Studi.  Dengan diselenggarakannya workshop ini, peserta dapat memperoleh wawasan terkait IAPS 4.0 sehingga ketika program studi di lingkungan FKIP akan mengajukan akreditasi 4.0, program studi tersebut sudah memiliki gambaran untuk mengisi dokumen LED dan LKPS.  (CA)

[:en]

(06/15/2019) Located in the Multimedia room of Tidar University, Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) held a 4.0 Accreditation Form Compiling Workshop. This workshop was attended by FKIP structural officials, academic group teams, quality assurance team, and lecturer representatives from each study program within the FKIP environment with Dr. Sarwanto, M.Sc from Sebelas Maret University as the keynote speaker.

During the valuable day, Sarwanto gave materials related to Study Program Accreditation Instrument 4.0 (IAPS 4.0) for academicians of FKIP for which included a Self Evaluation Report (LED) and Study Program Performance Report (LKPS). Furthermore, he explained that Accreditation 4.0 is based on self-evaluation to identify strengths and weaknesses, and is oriented on the outputs and outcomes.

“There is a difference between the Standards and Criteria for BAN PT instruments before and after SN Dikti 2015. Before the SN Dikti 2015, there had been 7 standards namely Vision, Mission, Goals and Objectives; Staff and management; College student; Human Resources; Curriculum; Finance, Facilities / Infrastructure; and Research and Cooperation. After SN Dikti 2015, there were 9 standards covering Vision, Mission, Objectives and Strategies; Governance, Governance and Cooperation; College student; Human Resources; Finance, Facilities and Infrastructure; Education; Research; Community service; and Tridharma Output and Outcomes,” added Sarwanto.

The application of IAPS 4.0 through the Study Program Management Unit (UPPS) began on April 1, 2019 and it has two main documents of IAPS 4.0 namely LED and LKPS. In compiling and preparing the main documents, an optimal, effective, and efficient synergy is needed between UPPS and the Study Program. By holding this workshop, participants can obtain insight related to IAPS 4.0 so that when the study program in FKIP will apply for 4.0 accreditation, the study program already has an overview for filling out LED documents and LKPS. (AL)

[:]

[:id]Kiprah FKIP di ajang PILMAPRES 2019[:en]FETT Roles in PILMAPRES 2019 Event[:]

[:id]

Ajang kompetisi bergengsi mahasiswa Universitas Tidar kembali digelar. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) diselenggarakan sebagai agenda tahunan dengan tujuan untuk memilih mahasiswa berprestasi dari Universitas Tidar untuk selekti tingkat regional dan selanjutnya maju ke tingkat nasional. Pilmapres Universitas Tidar 2019 dilaksanakan pada Kamis, 28 Maret 2019 dan diikuti sebanyak 20 peserta yang diseleksi dari masing-masing prodi dan fakultas. Bahan seleksi adalah prestasi yang diraih mahasiswa selama menjadi mahasiswa di Universitas Tidar serta pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing peserta. Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) UNTIDAR menyelenggarakan seleksi Pilmapres Fakultas pada Rabu 20 Maret 2019.

Hasil seleksi fakultas, FKIP mendelegasikan 5 mahasiswa perwakilan prodi untuk mengikuti seleksi tahap universitas, 2 mahasiswa dari prodi Pendidikan bahasa Inggris, 2 dari Pendidikan IPA, dan 2 dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hasil seleksi Pilmapres UNTIDAR diumumkan melalui web UNTIDAR www.untidar.ac.id pada 16 April 2019. Dengan penuh kebanggaan, juara I seleksi Pilmapres Universitas 2019 diraih oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR atas nama Novia Indri Susanti dengan perolehan nilai 94,78. Juara II diraih oleh Dicky Ilham, mahasiswa Teknik Mesin dengan perolehan nilai 91,56, serta juara III diraih oleh mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan atas nama Farmila Sari dengan nilai 90,55. Digelarnya Pilmapres menjadi motivasi bagi mahasiswa Universitas Tidar khususnya FKIP agar lebih berprestasi dan produktif dalam berbagai bidang akademik serta dapat bersaing dalam kancah nasional maupun global. (MW)

[:en]

The prestigious competition for Universitas Tidar students was held again. Selection of PILMAPRES was organized as annual event with the aim to select outstanding students of the Universitas Tidar to join the regional level and the next level. PILMAPRES of Universitas Tidar 2019 was held on Thursday, March 28, 2019 and was attended by 20 participants selected from each study program and faculty. The material to be assessed in the competition is students’ achievements as students at UNTIDAR, also their knowledge and skills. FETT UNTIDAR held a selection of PILMAPRES in the faculty level on Wednesday, March 20, 2019.

As a result of faculty selection, FETT delegated 5 study program representative students to take part in the university selection, 2 students from English Education Study Program, 2 students from Science Education, and 2 students from Indonesian Language and Literature Education. The results of the UNTIDAR PILMAPRES selection were announced through the UNTIDAR website www.untidar.ac.id on April 16, 2019. As a result, the first winner of the 2019 University PILMAPRES selection won by an English Education student, Novia Indri Susanti by getting total score of 94.78. The second winner won by Dicky Ilham, a Mechanical Engineering student by getting total score of 91.56, and the third winner won by a student of Economic Development Study Program, Farmila Sari, by reaching total score 90.55. (ER)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Raih Prestasi 11th Best Blog dalam Program SEA-Teacher[:en]FETT Students Win 11th Best Blog Achievements in The Sea-Teacher Program[:]

[:id]

FKIP Universitas Tidar sudah mengikuti program SEA-Teacher dan SEA-Tvet selama satu tahun terakhir. Kedua program ini diselenggarakan oleh South East Asean Minister Educaton Organization (SEAMEO). Program SEA-Teacher merupakan program pertukaran mahasiswa jurusan kependidikan untuk praktek mengajar di negara ASEAN. Dengan adanya program ini, harapannya mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mengajar (pedagogik) dan semakin aktif menggunakan bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Program SEA-Teacher diagendakan rutin sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu periode pertama pada bulan Januari-Februari dan periode kedua pada bulan Agustus-September. Sedangkan program SEA-Tvet merupakan program pertukaran mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang. Sama seperti SEA-Teacher, program SEA-Tvet juga diadakan sebanyak dua kali dalam setahun dengan periode yang hampir bersamaan dengan program SEA-Teacher.

SEAMEO mengadakan kegiatan pemaparan evaluasi kegiatan SEA-Teacher dan SEA-Tvet setelah program tersebut selesai. Pada periode pelaksanaan kali ini, SEAMEO mengadakan kegiatan evaluasi program SEA-Tvet pada 26 – 27 Maret 2019 di Excelsior hotel, Ipoh, Malaysia dan kegiatan evaluasi program SEA-Teacher pada 28 – 29 Maret 2019 di Kedah, Malaysia. FKIP Universitas Tidar yang pada periode program ini mengirimkan mahasiswa pada kedua program tersebut mendapat undangan dari SEAMEO pada evaluasi program. Hasil evaluasi program SEA-Tvet dan SEA-Teacher secara umum sudah bagus dan mendapat respon positif dari peserta program baik pihak universitas maupun mahasiswa delegasi. Pada kegiatan evaluasi yang dihadiri oleh dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M. Si. dan wakil dekan bidang umum dan keuangan Dr. Dwi Winarsih, M. Pd. ini mendapatkan kejutan atas prastasi yang diraih mahasiswa FKIP dalam 11 blog terbaik. Prestasi tersebut diraih atas nama Yuliana Dewi dalam peringkat ke-7 blog terbaik pada program SEA-Teacher batch 7 ini.

Pada program SEA Teacher batch 7 yang dilaksanakan pada 7 Januari – 15 Februari 2019 ini, FKIP mengirimkan dua orang mahasiswa atas nama Ariani Nur Fitria (PBI) dan Yuliana Dewi (PBI). Kedua mahasiswa tersebut melakukan program SEA-Teacher di Valaya Alongkorn Rajabaht University (VRU), Thailand. Selama praktek mengajar di sekolah yang dituju, mahasiswa harus melakukan beberapa tugas diantaranya melakukan orientasi dan observasi sekolah, melakukan praktek mengajar, melakukan evaluasi dan refleksi pengajaran, dan di akhir sesi mahasiswa membuat laporan dalam bentuk blog. Blog yang dibuat dalam upaya untuk mendapatkan sertifikat dari SEAMEO.

Blog yang dibuat oleh mahasiswa peserta SEA-Teacher merupakan bentuk laporan akhir yang wajib dibuat. Dalam blog tersebut berisi informasi tentang sekolah tempat mahasiswa mengajar, kurikulum yang digunakan, rencana pembelajaran, situasi saat praktek mengajar, perjalanan ke tempat wisata, pertukaran kebudayaan, dan kesan pesan selama mengikuti program SEA-Teacher. Saat mengetahui mendapat peringkat 7 blog terbaik, Yuliana Dewi tak henti-hentinya mengucapkan puji syukur pada Allah SWT yang membuat doanya menjadi nyata. “Pada awalnya sempat pesimis untuk mendapatkan peringkat terbaik, mengingat jumlah pesaingnya yang cukup banyak yaitu 521 peserta dari tiga negara di Asia Tenggara dengan kapasitas yang hebat”, ujarnya. Mahasiswa dengan blog https://yulianadewi1.blogspot.com ini menyampaikan rasa bahagianya dapat mengikuti program SEA-Teacher ini karena banyak pengalaman yang tidak terlupakan dari antusiasme siswa dan rasa hormatnya yang sangat tinggi pada guru. Yuliana Dewi mengaku mendapatkan banyak ilmu baik dari segi akademik maupun budaya, baginya “experience is priceless”. ET

[:en]

FETT Tidar University has participated in the SEA-Teacher and SEA-Tvet programs which are organized by the South East ASEAN Minister Education Organization (SEAMEO). The SEA-Teacher Program is a student exchange program for education majors in teaching practices in ASEAN countries. With the existence of this program, it is hoped that students can improve their teaching abilities (pedagogics) and become more active in using international languages, namely English. The SEA-Teacher program is scheduled regularly twice a year, namely the first period in January-February and the second period in August-September. While the SEA-Tvet program is a student exchange program to carry out apprenticeship activities. Just like SEA-Teacher, the SEA-Tvet program is also held twice a year with a period that is almost the same as the SEA-Teacher program.

SEAMEO held a presentation on the evaluation of SEA-Teacher and SEA-Tvet activities after the program was completed. In this implementation period, SEAMEO held a SEA-Tvet program evaluation activity on March 26-27, 2019 at the Excelsior Hotel, Ipoh, Malaysia and SEA-Teacher program evaluation activities on March 28-29, 2019 in Kedah, Malaysia. FETT Tidar University, during the program period sent students to both programs, received an invitation from SEAMEO at the program evaluation. The evaluation results of the SEA-Tvet program and SEA-Teacher in general have been good and received a positive response from program participants, both the university and delegation students. The evaluation activity was attended by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M. Si. and Vice Dean of General and Financial Fields, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. and got a surprise for the student’s achievement in the 11 best blogs. This achievement was achieved by Yuliana Dewi as the 7th rank of the best blog in this batch 7 SEA-Teacher program.

In the SEA Teacher batch 7 program which was held on January 7th – February 15th, 2019, FETT sent two students on behalf of Ariani Nur Fitria (English Education Study Program) and Yuliana Dewi (English Education Study Program). The two students conducted the SEA-Teacher program in Valaya Alongkorn Rajabaht University (VRU), Thailand. During teaching practice in the intended school, students must perform several tasks including conducting school orientation and observation, conducting teaching practices, conducting evaluations and teaching reflections, and at the end of the session students have to make reports in the form of blogs to get a certificate from SEAMEO.

Blogs created by SEA-Teacher participants are the final report that must be made. The blog contains information about the school where students teach, the curriculum used, the lesson plan, the situation during teaching practice, trips to tourist attractions, cultural exchanges, and the impression during the SEA-Teacher program.

Yuliana Dewi says “At first, it was pessimistic to get the best ranking, considering that there were quite a lot of competitors, namely 521 participants from three countries in Southeast Asia with great capacity.” This student with the blog https://yulianadewi1.blogspot.com expressed her happiness to be able to join the SEA-Teacher program because there were many unforgettable experiences of student enthusiasm and very high respect for the teacher. Yuliana Dewi gained a lot of knowledge both in terms of academics and culture, for her “experience is priceless”. (ER)

[:]

[:id]Pekan Keguruan 2019, FKIP Adakan Seminar Nasional Call for Paper[:en]Teacher Week 2019: FETT Holds A National Seminar[:]

[:id]

Dalam rangka Pekan Keguruan FKIP Tahun 2019 sekaligus memeriahkan rangkaian acara Dies Natalies Universitas Tidar ke-5, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Inovasi Pembelajaran untuk Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0. Ketua Semnas, Dr. Ericka Darmawan, M.Pd. menyampaikan bahwa tema yang dipilih melihat dari urgensi perkembangan zaman. “Karena mendesaknya transformasi pendidikan untuk segera tanggap terhadap era disrupsi teknologi, sehingga kegiatan pembelajaran harus segera menyesuaikan diri dengan perubahan ekologi belajar.”

Seminar Nasional akan berlangsung pada hari Sabtu, 25 Mei 2019 mulai pk 08.00 WIB bertempat di Auditorium UNTIDAR. Disajikan empat pembicara utama yakni Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Erwin Roosilawati, M.Pd. dari Widyaiswara LPMP Jawa Tengah, Dr. Hari Wahyono, M.Pd. dari Universitas Tidar, dan Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. dari Universitas Tidar. Seminar ini terbuka untuk umum baik mahasiswa, guru, dosen, ataupun masyarakat luas yang peduli pendidikan di Indonesia.

Seminar yang rencananya akan berlangsung berkala selama satu tahun sekali ini membuka kesempatan kepada seluruh pegiat pendidikan untuk berpartisipasi aktif mengirimkan karya ilmiah. “Yang jelas acara ini akan dikemas lain dari pada yang lain, akan memecah semnas yang sudah-sudah atau out of the box. Kami menerima makalah-makalah pendamping untuk dipresentasikan secara oral. Bagi artikel terpilih akan dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional seperti Transformatika, Metathesis, IJOSE, IJOBE, IJOME, IJEL, REPETISI, dll. Nah bagi artikel lain juga akan diterbitkan dalam prosiding ber-ISBN,” tutur Dr. Ericka memberi penjelasan.

Informasi lengkap Seminar Nasional FKIP 2019 bisa dilihat secara online pada laman semnas.untidar.ac.id, sedangkan formulir pendaftaran dapat diisi melalui https://bit.ly/2Eo6wL3. “Bagi pendidik ataupun calon pendidik, mari segera berbenah untuk menyelaraskan diri dengan teknologi pembelajaran. Maka melalui seminar ini harapan kami bisa memberikan inspirasi dan side of view yang baru tentang bagaimana mengajar generasi milenial,” cetus dosen pengajar Prodi Pendidikan IPA mengakhiri. (TP)

[:en]

[FETT – 21/03/2019} – Celebrating FETT Teacher Week 2019, as well as enlivening the series of the 5th UNTIDAR aanniversary series event, FETT (Faculty of Education and Teachers Training UTIDAR will hold a national seminar on the theme of Learning Innovation for Millennials in the Era of Industrial Revolution 4.0. Dr. Ericka Darmawan, M.Pd., the chairperson of the seminar,  said that the theme is chosen by considering current trends.  “Because of the urgent transformation in education needs immediately to be responded toward the era of technological disruption, so that learning activities must immediately adjust to changes in ecological learning.”

The Seminar itself will be hold on Saturday, May 25, 2019 starting at 08.00 WIB at the UNTIDAR Auditorium. Four main speakers who will present namely Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A. from Universitas Pendidikan Indonesia, Erwin Roosilawati, M.Pd. from LPMP of Central Java, Dr. Hari Wahyono, M.Pd. from Universitas Tidar, and Dr. Mimi Mulyani, M. Hum. from Universitas Tidar. This seminar is open to the public. It offers an opportunity for participants from students, teachers, lecturers, or the wider community who care about education in Indonesia to join in this seminar.

The seminar, which is planned to be held periodically for once in a year, opens up opportunities for all education activists to actively participate in sending scientific work. “What is clear is that this program will be packaged more than others, will break through the ordinary existing national seminars or will be out of the box. We accept companion papers to be presented orally. For selected articles, they will be published in national scientific journals like Transformatika, Metathesis, IJOSE, IJOBE, IJOME, IJEL, REPETITION, etc. Moreover, for other articles, it will also be published in the ISBN proceedings, “said Dr. Ericka Darmawan, M.Pd.

For ccomplete information about this National Seminar, it can be viewed online at semnas.untidar.ac.id, while the registration form can be filled through https://bit.ly/2Eo6wL3. “For educators or prospective educators, let’s immediately improve to align ourselves with learning technology. Through this seminar, we hope we can provide new inspiration and view on how to teach millennial generation, “said the lecturer of the Science Education Study Program. (TP – NA)

[:]

[:id]Mahasiswa S2 mengikuti TOEFL[:]

[:id]

Tes TOEFL berlaku untuk semua mahasiswa Universitas Tidar tidak hanya pada Program Studi Diploma dan Sarjana namun juga bagi mahasiswa Pascasarjana. Pada hari jumat kemarin, tanggal 1 Maret 2019 mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia mengikuti tes TOEFL yang diselenggarakan oleh UPT Bahasa. Tes TOEFL ini diikuti oleh 5 mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia.

 Test of English as a Foreign Language atau yang sering disingkat TOEFL merupakan tes bahasa inggris yang digunakan untuk mengetahui kapasitas seseorang dalam berbahasa inggris yang meliputi listening comprehension, reading comprehension, grammar structure dan written expression. “Tes TOEFL ini diwajibkan untuk mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai syarat sebelum pengambilan mata kuliah tugas akhir/tesis”, papar Dr. Farikah. Pelaksanaan TOEFL ini memakan waktu sekitar 2-3 jam dan hasilnya dapat dilihat sepekan setelah tes, yaitu tanggal 8 Maret 2019. [KG]

[:]

[:id]Dua Belas Dosen FKIP Ikuti Workshop Calon Auditor Mutu Internal Universitas Tidar[:en]Twelve Lecturers of FETT Attended a Tidar University’s Internal Quality Auditor Candidates Workshop[:]

[:id]

Kamis (28/02/2019) adalah hari pertama dilaksanakannya workshop calon auditor di lingkungan Universitas Tidar. Acara ini digelar selama 3 hari dan dimulai pukul 8 pagi serta berakhir pada pukul 4 sore. Workshop yang dihadiri setidaknya 40 orang dari berbagai fakultas ini diselenggarakan di Ruang Multimedia Untidar.

Dua belas dosen FKIP yang berpartispasi adalah Arum Nisma Wulanjani, M.Pd & Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Asri Wijayanti, M.A & Ayu Wulandari,M.Pd dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekar Jati P., M.Pd & M. Radian Nur A., M.Pd dari Prodi Pendidikan Biologi, Megita Dwi P.,M.Pd & Aprilia Nurul Chasanah, M.Pd dari Prodi Pendidikan Matematika, Desi Nurhikmahyanti, M.Pd dan Riva Ismawati, M.Sc dari Prodi Pendidikan IPA serta dua dosen dari S2 Pendidikan Bahasa Indonesia yakni Dr. Mimi Mulyani, M.Hum dan Dr. Hari Wahyono, M.Pd.

Pelatihan yang dinarasumberi oleh Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan (LP2MP) Universitas Diponegoro bertujuan untuk menjaring dan mempersiapkan Universitas Tidar agar memiliki Tim Auditor Internal yang profesional dan berintegritas. Sepanjang pelatihan berlangsung narasumber tak hanya mengajak diskusi beberapa hal tentang audit, akan tetapi juga memfasilitasi para peserta untuk mengikuti ujian tulis yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam hal audit. “Kami merasa benar – benar belajar tentang apa itu AMI (Audit Mutu Internal) dan merasa terbekali untuk mengaudit nantinya,” kata Arum Nisma W., M.Pd. (AG)

[:en]

The workshop of internal auditor candidates was held on February 28 to March 2, 2019 in Multimedia Room of Tidar University. Twelve lecturers of FETT attended the workshop were Arum Nisma Wulanjani, M.Pd. & Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd. from English Education Study Program, Asri Wijayanti, M.A. & Ayu Wulandari,M.Pd. from Indonesian Language and Literature Study Program, Sekar Jati P., M.Pd. & M. Radian Nur A., M.Pd. from Biology Education Study Program, Megita Dwi P., M.Pd. & Aprilia Nurul Chasanah, M.Pd. from Mathematics Education Study Program, Desi Nurhikmahyanti, M.Pd. and Riva Ismawati, M.Sc. from Science Education Study Program, and two lecturers from Indonesian Language Education Study Program, Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. and Dr. Hari Wahyono, M.Pd..

 The workshop, which was sponsored by the Diponegoro University Development Institute and Educational Quality Assurance (LP2MP), aims to capture and prepare Tidar University to have a professional and integrity team of Internal Auditors. The workshop was not only discuss a few things about the audit process, but also facilitate the participants to take a written test aimed at measuring capabilities in case of an audit. “We feel really learning about AMI (Internal Quality Audit) and feel equipped to audit later,” said Arum Nisma W., M.Pd.. (ER)

[:]

[:id]Sistem Baru Pembimbingan KRS[:en]A New System for KRS[:]

[:id]

Setiap awal semester, mahasiswa diwajibkan mengajukan rencana studi, termasuk mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir/ skripsi. Mulai semester ini, sistem pembimbingan Kartu Rencana Studi (KRS) mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi yaitu terdapat penambahan opsi Penawaran Mata Kuliah dan menu Batal Tambah KRS (KRS Tahap 2) diadakan sebelum perkuliahan dimulai.

Menurut Koordinator Program Studi (Koorprodi) Pendidikan Matematika, Arief Budi Wicaksono, M.Pd., “Tujuan penambahan menu Penawaran Mata Kuliah adalah untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah sehingga dapat diestimasi banyaknya kelas yang akan di buka untuk mata kuliah tersebut”. Pada sistem Pengisian KRS sebelumnya mahasiswa langsung mengisi KRS tanpa harus memesan mata kuliah, sehingga tidak dapat diketahui banyaknya mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah tersebut. Penawaran kuliah pada semester genap tahun akademik 2018/2019 dijadwalkan pada 7-13 Februari 2019.

Kegiatan Pengisisan KRS dan Validasi KRS dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2019 mendatang. Pengisian KRS dan Validasi KRS di semester ini tidak berbeda dengan semester sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mahasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan non UKT.

Kegiatan KRS Tahap 2 atau Batal Tambah KRS dijadwalkan pada  tanggal 25-28 Februari 2019, sebelum perkuliahan dimulai. Menurut Arief Budi Wicaksono, M.Pd., “Adanya perubahan jadwal Batal Tambah KRS untuk mengantisipasi kerugian yang dialami mahasiswa. Jika Batal Tambah KRS dijadwalkan setelah perkuliahan dimulai, maka mahasiswa bisa kehilangan sampai dua kali pertemuan”. Berdasarkan sistem, mahasiswa yang kehadirannya tidak mencapai 75% tidak diizinkan mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). [FR]

[:en]

At the beginning of each semester, students are required to submit a study plan, including students who are working on the final project. Starting this semester, the system for the Study Plan (KRS) has changed. The changes that occur are the additional of “Course Offer”  and the “Cancel or Add KRS” menus. The students are obliged to order and fill their KRS before the lecture starts.

According to the Coordinator of Mathematics Education Study Program, Arief Budi Wicaksono, M.Pd., “The purpose of adding the “Course Offer” menu is to find out the number of students who will take courses so that the number of classes that will be opened for the courses can be estimated” . In the previous KRS filling system, the students immediately filled in the KRS without having a chance to order courses, so it was difficult to track down the numbers of students who would take the course. The offer for lectures in the even semester of the 2018/2019 academic year is scheduled for 7-13 February 2019. KRS and validation for KRS fillout activities will be held on the 20-22 February 2019. The process of the KRS filling out and validation in this semester has no difference from the previous semester. This activity is carried out for students of Single Tuition (UKT) and non UKT.

Meanwhile, the Cancel or Add KRS activities are scheduled for February 25-28 2019, before the lecture begins. According to Arief Budi Wicaksono, M.Pd., “There is a change in the schedule for Cancel or Add KRS to anticipate loss experienced by the students. If Cancel or Add KRS is scheduled after the lecture starts, students may lose up to two meetings “. Based on system, students whose attendance does not reach 75% are not permitted to take the Final Semester Examination. [FR-NA]

[:]

[:id]12 Mahasiswa PBI Ikuti Program EFT in Practice di Malaysia[:en]12 Students of English Education Study Program Join the EFT in Practice Program in Malaysia[:]

[:id]

Dua belas mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris berpamitan dengan Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si, untuk mengikuti program EFT (English for Tourism) in Practice di Malaysia, Jumat  (1/2/2019) di  Gedung FKIP UNTIDAR.

Dua belas mahasiswa tersebut adalah  Alfia Firda Zahara, Adzimatur Tiara Putri Rustam, Aza Anisa Chumaeroh, Enno Tiesa Godelava Jauhar, Dwi Sularsih, Asih Kursiastuti, Endraswari Prasetyaningrum. Idola Novianti Virauli, Khusnul Wilanten, Bangkitama Wibi Krismanto, Yola Fathan Pratama, dan Ardi Anggara. Keduabelas mahasiswa tersebut akan mengikuti program EFC in Practice di Ramada Hotel Malaysia selama  satu bulan mulai 2 Februari- 1 Maret 2019.

Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Moch. Malik Al Firdaus berharap dengan adanya program EFT in Practice di Malaysia dapat memberi bekal kepada mahasiswa untuk memiliki kemampuan tambahan dengan mempraktekan teori-teori yang mahasiswa peroleh di mata kuliah EFT khususnya di bidang hospitality dalam industri perhotelan di kancah internasional.

“Motivasi saya ikut EFT in Practice yaitu saya ingin menambah pengalaman dalam hal hospitality di perhotelan, menerapkan teori yang saya dapatkan di mata kuliah EFT . Saya juga ingin menambah relasi dan melihat perbedaan budaya di negara lain.” kata Endraswari Prasetyaningrum, salah satu peserta EFT in Practice. (CA)

[:en]

Twelve students of the English Language Education Study Program said goodbye to the Dean of FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, to join the EFT (English for Tourism) in Practice program in Malaysia, Friday (1/2/2019) at FKIP UNTIDAR Building.

The twelve students were Alfia Firda Zahara, Putri Rustam Tiara Adzimatur, Aza Anisa Chumaeroh, Enno Tiesa Godelava Jauhar, Dwi Sularsih, Asih Kursiastuti, Endraswari Prasetyaningrum. Idola Novianti Virauli, Khusnul Wilanten, Bangkitama Wibi Krismanto, Yola Fathan Pratama, and Ardi Anggara. They will join the EFC in Practice program at Ramada Hotel Malaysia for one month starting from 2 February to 1 March 2019.

The Coordinator of English Education Study Program, Moch. Malik Al Firdaus hopes that the EFT in Practice program in Malaysia can provide students with additional skills by practicing the theories that have been taught before in EFT courses especially in the field of hospitality in the hospitality industry on the international scene.

 “My motivation to join EFT in Practice is that I want to add experience in hospitality matters in hospitality, applying the theories that I got in the EFT course. I also want to expand relationships and see cultural differences in other countries,” said Endraswari Prasetyaningrum, one of the EFT in Practice participants. (AL)

[:]

[:id]Program Studi di FKIP Siapkan Akreditasi[:en]STUDY PROGRAMS IN FETT PREPARE AN ACCREDITATION[:]

[:id]

Kegiatan yang dilakukan program studi di universitas tidak hanya sebatas kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ada hal lain yang cukup vital untuk dilakukan oleh program studi yaitu akreditasi. Akreditasi merupakan salah satu penentuan standar mutu dan penilaian suatu lembaga tinggi oleh pihak di luar lembaga yang independen. Penetapan akreditasi melalui proses evaluasi dan penilaian serta penetapan status prodi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Akreditasi bermanfaat untuk semua pihak baik pemerintah, mahasiswa dan atau calon mahasiswa, pasar kerja nasional maupun internasional, dan program studi yang bersangkutan.

Beberapa program studi di FKIP sudah mengagendakan kegiatan akreditasi. Awal tahun 2019 ini Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia  (S2 PBI) dan Prodi S1 Pendidikan IPA (S1 P.IPA) sedang mempersiapkan akreditasi prodi. Prodi S2 PBI yang mendapat SK pendirian Prodi terhitung September 2017 ini sudah melakukan persiapan akreditasi sampai tahap ceklist data dan segera diagendakan untuk melalui tahapan monev internal. Prodi S2 PBI yang semula terhambat dengan adanya SDM dosen kini sudah tidak risau lagi, pasalnya jumlah SDM pada Prodi S2 PBI sudah memenuhi dengan adanya tambahan 2 orang Doktor. Prodi ini merencanakan tanggal 15 Maret 2019 untuk pengajuan penilaian borang akreditasi.

Tak berbeda jauh dengan prodi S2 PBI, Prodi S1 P.IPA juga sedang mempersiapkan akreditasi prodi. Prodi yang terbentuk perbulan Februari 2017 ini juga memasuki waktu tenggang 2 tahun untuk pengajuan akreditasi. Prodi yang saat ini sudah memiliki 3 orang Doktor ini dan sudah melakukan berbagai program kerja dalam 2 tahun terakhir kini sedang dalam tahap penyusunan borang akreditasi. Kedua prodi tersebut masih dalam penyusunan borang 7 standar. Harapannya paling tidak keduanya mendapat minimal akreditasi B. Eko Juliyanto, M. Pd. selaku koordinator Prodi P.IPA berkomentar “kami mengharap dukungan dan doa dari semua pihak agar akreditasi Prodi berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan”.

Nyatanya persiapan akreditasi tidak hanya dilakukan oleh kedua prodi tersebut. Prodi S1 Pendidikan Biologi dan Prodi S1 Pendidikan Matematika juga mengagendakan kegiatan akreditasi pada tahun 2019 ini. Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris juga mengagendakan kegiatan re-akreditasi di tahun 2019 ini. Begitu pentingnya akreditasi Prodi baik bagi sivitas akademika, masyarakat, dan prodi itu sendiri sehingga kegiatan ini menjadi hal dan perhatian khusus bagi setiap Prodi. ET

[:en]

Despite Tri Dharma, the lecturers in the university also have a responsibility in achieving an accreditation for the study program. Accreditation is one of the determination of standards quality and assessment for the institution which is done by an independent institution. The determination of the accreditation is based on the process of evaluation and assessment, however, the determination of the study program status is based on the established quality standards. Accreditation is beneficial for all parties, including government, students or students to be, national and international labour markets, and the study programs themselves.

There are several study programs in FETT have scheduled accreditation activities. The Master Degree of Indonesian Language Education and Bachelor Degree of Science Education Study Program were preparing for the study program’s accreditation. Moreover, there are three study programs which are planning the accreditation preparing process. Those are Biology Education Study Program, English Education Study Program, and Mathematics Education Study Program. (ER)

[:]