[:id]Dr. Mimi Bergabung di Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar[:en]Dr. Mimi Joins Post-Graduate Program of Indonesian Language and Literature Education Study Program Universitas Tidar [:]

[:id]

Profesional dan sayang keluarga, itulah motto dari wanita paruh baya, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelahiran Bandung  57 tahun silam.   Memulai karier tahun 1989 di Universitas Negeri Semarang, beliau rela menempuh 60 KM setiap harinya. Doktor Mimi, panggilan akrabnya, memiliki nama lengkap Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. menempuh pendidikan sarjana di IKIP Bandung, dilanjutkan pendidikan magister di kota yang sama yaitu di Universitas Padjajaran Bandung. Untuk menambah profesionalitasnya, beliau mendalami ilmu pendidikan doktoral di Universitas Pendidikan Indonesia dengan bidang ilmu pendidikan.

Tiga puluh tahun meniti karir di Universitas Negeri Semarang, Doktor Mimi telah menghasilkan banyak karya berupa penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Fokus penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah pendidikan bermuatan budaya kearifan lokal. Doktor Mimi juga memiliki sederet catatan orasi ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional yang pernah diikuti. Penghargaan Satyalancana Karya Satya sebagai penghargaan tertinggi, dua kali diraih yaitu Satyalancana Karya Satya 10 Tahun pada tahun 2005 dan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun pada tahun 2012, dengan institusi pemberi penghargaan yaitu presiden.

Murah senyum, ramah, dan akrab terhadap mahasiswa menjadikan Doktor Mimi favorit mahasiswa di manapun beliau mengajar. Doktor Mimi merupakan dosen baru di Universitas Tidar pada Program Studi Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Meski baru di PBSI, doktor Mimi telah banyak dikenal karena kiprah beliau di dunia pendidikan. Beberapa Dosen PBSI pernah diajar oleh beliau di Universitas negeri Semarang, juga banyak kegiatan kerjasama yang dilaksanakan Doktor Mimi dengan Dosen PBSI Universitas Tidar. Dengan demikian, meski relatif baru, beliau sudah familiar dengan rekan sesama prodi PBSI maupun di kelas pascasarjana.

Seperti diketahui, Program pascasarjana Universitas Tidar telah menerima mahasiswa sejak tahun 2017, hingga saat ini proses akademik telah berlangsung 4 semester. Doktor Mimi merupakan salah satu tenaga pengajar profesional di program pascasarjana. Jadi selain mengajar di program pasca, doktor Mimi juga mengampu di program studi bahasa dan sastra Indonesia jenjang sarjana.

Salah satu alasan besar bergabungnya doktor Mimi ke Universitas Tidar tidak lain karena kecintaan beliau terhadap keluarganya yang berdomisili di Magelang. hingga Tuhan mengabulkan permohonan beliau untuk kembali ke Magelang setelah 30 tahun mengabdi di Semarang. Doktor Mimi memiliki seorang suami yang saat ini berdinas di kantor Pemkot Magelang. Beliau dianugerahi 3 orang anak. (MW)

[:en]

Professional and family person, that’s the motto of the middle-aged women, lecturers of Indonesian Language and Literature Education Study Program born in Bandung 57 years ago. Starting her career in 1989 at Semarang State University, he was willing to take 60 KM every day. Doctor Mimi, her nickname, who has the full name Dr. Mimi Mulyani, M. Hum. undergraduate education at IKIP Bandung, followed by post-graduate education in the same city, namely Padjadjaran University, Bandung. To increase her professionalism, she studied doctoral education at the Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) with the field of education.

Thirty years pursuing a career at Semarang State University, Doctor Mimi has produced many works in the form of research and community service. The focus of the research and community service she carries out is education with a culture of local wisdom. Doctor Mimi also has a series of national and international scientific speeches. The Satyalancana Karya Satya award as the highest award, twice won by her. They were Satyalancana Karya Satya 10 Years in 2005 and Satyalancana Karya Satya 20 Years in 2012.

Humble, friendly, and familiar to students make Doctor Mimi the favorite lecturers among her students. Doctor Mimi is a new lecturer at Univeersitas Tidar in the Indonesian Language and Literature Education Study Program. Although only in Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), her doctorate has been widely known for her work in the world of education. Several PBSI lecturers have been taught by her at Universitas Negeri Semarang, as well as many collaborative activities carried out by Doctor Mimi and PBSI Lecturers at Universitas Tidar. Thus, although it is relatively new, she is already familiar with fellow PBSI and in the postgraduate classes. As is known, Univeersitas Tidar postgraduate program has accepted students since 2017, until now the academic process has taken place for 4 semesters. Doctor Mimi is one of the professional teaching staff in the postgraduate program. So in addition to teaching in post-graduate programs, Dr. also teaches in Indonesian language and literature study programs at the undergraduate program

One of the major reasons she joins to Universitas Tidar is because of his love for his family who live in Magelang. until God granted his request to return to Magelang after 30 years of service in Semarang. Dr. Mimi has a husband who is currently serving in the Magelang City Government office. She has been awarded 3 children (MW – NA).

[:]

[:id]Keikutsertaan Mahasiswa FKIP UNTIDAR Dalam Program SEA-TVET dan SEA-TEACHER[:en]FETT’s Students Joined SEA-TVET and SEA-TEACHER’S Program[:]

[:id]

Kembali mahasiswa FKIP menunjukkan prestasinya di skala internasional. Masing-masing dua mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UNTIDAR mengikuti program SEA-TVET dan SEA-TEACHER yang diselenggarakan oleh South Asean Minister Education Organization (SEAMEO). Sebelum terpilih mahasiswa perwakilan, seleksi internal dilakukan untuk menjaring mahasiswa berkompetensi yang meliputi seleksi IPK dan wawancara. Seleksi wawancara merupakan tahap seleksi yang paling penting karena melalui wawancara akan diketahui motivasi, pengalaman, dan kesiapan mahasiswa ke luar negeri.

SEA-TVET merupakan program yang pertama kali diikuti oleh FKIP. Dua mahasiswa FKIP yang berhasil mengikuti program SEA-TVET adalah Novia Indri Susanti (PBI semester V) dan Via Annisa (PBI semester V) dengan negara tujuan Filipina. Di negara Filipina, Novia dan Via Annisa diterima di Iloilo Science and Technology University (ISAT-U) dan tinggal di dormitory. Selama 28 hari di Filipina (15 Januari – 11 Februari 2019) mahasiswa akan melaksanakan pengalaman magang  English For Hospitality dan pertukaran budaya negara Asia Tenggara.

Sementara itu, 2 mahasiswa lain atas nama Ariani Nur Fitria (PBI semester V) dan Yuliana Dewi (PBI semester V) berkesempatan mengikuti program SEA-TEACHER dengan negara tujuan Thailand. Di Thailand, kedua mahasiswa diterima di Valaya Alongkorn Rajabaht University (VRU). SEA-TEACHER merupakan program pengalaman praktik mengajar mahasiswa prodi kependidikan ke seluruh universitas kependidikan di Asia Tenggara. Selama di Thailand dari tanggal 7 Januari-4 Februari 2019, Ariani akan melakukan praktik mengajar di Watpangiw School dan Yuliana akan melakukan praktik mengajar di Chiengraknoi School. Selama praktik mengajar, Ariani dan Yuliani mempunyai tugas diantaranya melakukan orientasi dan observasi sekolah yang dituju, melakukan praktik mengajar, melakukan evaluasi dan refleksi pengajaran, dan di akhir sesi mahasiswa membuat laporan dalam bentuk blog.

Sebelum berangkat ke negara tujuan, mahasiswa yang terpilih mengikuti program SEA-TVET dan SEA-TEACHER berpamitan dengan dekan beserta pejabat struktural FKIP, rektor dan wakil rektor. Kepada mahasiswa rektor UNTIDAR berpesan agar mahasiswa dapat memberikan yang terbaik serta mengharumkan nama Indonesia pada umumnya dan UNTIDAR khususnya serta memperkenalkan tradisi dan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia dan dapat mengambil pembelajaran dari kegiatan yang dilaksanakan terlebih dapat menerapkan serta mendiseminasikannya di Indonesia.

“Harapannya dengan program SEA-TEACHER dapat lebih mematangkan kompetensi secara pedagogik dan akademik yang nantinya bisa dibagikan, memotivasi  mahasiswa lain untuk mengikuti program serupa atau lainnya dalam skala internasional. Selain itu mahasiswa terpilih merupakan mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab mengeksplor potensi yang dimiliki sehingga mampu membawa nama baik Indonesia dan UNTIDAR di kancah internasional” tutur Retma Sari, M. Pd., selaku koordinator program SEA-TEACHER 2019.

“Senang bisa mengikuti SEA-TVET di Filipina. Bisa dapat pengalaman baru. Kita juga bisa mempelajari budaya dan kebiasaan orang-orang Filipina. Kita belajar tarian, nyanyian, bahkan kita belajar memasak makanan asli Filipina bersama dengan siswa-siswa disini. Banyak hal yang saya lakukan disini, di Filipina terutama di Iloilo. Kegiatan yang paling menonjol adalah festival. Hampir setiap bulan selalu ada festival. Menyenangkan bisa datang kesini dan belajar disini. Untuk adik-adik yang nanti akan kesini jangan lupa bawa obat-obatan pribadi dan jaga kesehatan tubuh. Karena setiap hari ada kegiatan, entah itu kegiatan di sekolah atau di luar sekolah. Makanan disini semuanya asin dan masam, saya kurang suka makanan di sini. Kalau bisa, jangan lupa bawa sambal karena di sini tidak ada makanan pedas” tutur Via Annisa pada saat diwawancarai. (RI)

[:en]

Four Students of Faculty of Education and Teachers Training (FETT) especially English Education Study Program joined SEA-TVET and SEA-TEACHER which is held by South Asean Minister Education Organization (SEAMEO). Previously these four students had been selected through their GPA and interview.

Novia Indria Susanti and Via Annisa (5th semester of English Education Study Program) are joining SEA-TVET with Philippine as their destination. They are accepted in Iloilo Science and Technology University (ISAT-U) and stayed in dormitory for 28 days (January 15th – February 11th, 2019). They will have internship for English for Hospitality and cultural exchange with South East Asian Country.

While Ariani Nur Fitria and Yuliana Dewi (5th semester of English Education Study Program) are joining SEA-TEACHER with Thailand as their destination. They are accepted in Valaya Alongkorn Rajabaht University (VRU). SEA-TEACHER is a teaching practice program for English Education students in educational university around South East Asia. During teaching practice, Ariani and Yuliani have several duties, such as orientating and observing in the selected school, teaching practice, evaluating and reflecting of teaching, and making final report in form of blog.

In the farewell event, they met rector, vice rector of Tidar University, dean, and structural office of FETT. It is hoped students can give the best for Indonesia, especially for Tidar University. “it is hoped that the SEA-TEACHER program can further improve pedagogical and academic competencies which can later be shared, motivating other students to take part in similar or other programs on an international scale. In addition, selected students are students who have the responsibility to explore their potential so they are able to bring the good name of Indonesia and UNTIDAR on the international stage,” said Retma Sari, M. Pd., as the 2019 SEA-TEACHER program coordinator.

“We are very happy to be part of SEA-TVET in Philippine. They are a lot of experience we can learn. We learn dancing, singing, even we learn to cook authentic Philippine’s food together with students here. Many things we do here, in the Philippines, especially in Iloilo. The most prominent activity is the festival which always held in every month,” said Via Annisa in interviewed. (GF)

[:]

[:id]Gali Pengalaman, 4 Mahasiswa Filipina Program SEA-TEACHER dan SEA-TVET Datang ke UNTIDAR[:en]SEA-TEACHER and SEA-TVET Program: Four Students from Filipina Come to UNTIDAR to Explore  Experience[:]

[:id]

Awal tahun saatnya mencari pengalaman. Pernyataan ini agaknya sangat cocok bagi mahasiswa Universitas Tidar dan juga 4 mahasiswa Iloilo Science and Technology University, Filipina yang datang ke UNTIDAR. Selasa 15 Januari 2019, 4 mahasiswa Filipina yang bernama Danica F. Naorbe, Voline C. Echaveria, Shiela Calapillo, dan Lovely Lobreguito datang ke UNTIDAR. Danica dan Voline yang mengikuti program SEA TEACHER akan mengajar di SMP N 1 Magelang pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Biologi selama 1 bulan. Adapun Shiela dan Lovely yang bergabung dengan program SEA TVET, mengobservasi dan akan berlatih sebagai frontliners di Resort Rumah Dharma, Borobudur.

SEA TEACHER (Southeast Asian Teacher) dan SEA TVET (Southeast Asian Technical Vocational Education and Training) adalah dua program yang bernaung di bawah SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education) dengan program pertukaran mahasiswa antar negara di Asia Tenggara. Kedua program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa Asia untuk mendapat pengalaman internasional secara langsung.

Keempat mahasiswa ini, akan tinggal di Magelang dan berbaur bersama mahasiswa UNTIDAR yang lain. “Program yang bagus, jadi kami mahasiswa dapat kesempatan buat berinteraksi dengan mahasiswa dari negara lain tanpa harus main ke luar negeri. Dan juga, mempelajari budaya dan kebiasaan mereka adalah pengalaman yang berharga,” ungkap Muhammad Rauuf Oktavian Nur, mahasiswa PBI UNTIDAR yang juga berkesempatan untuk menjadi tuan rumah bagi mahasiswa Filipina selama di Magelang. (AG)

[:en]

Four students from Iloilo Science and Technology University, Philippines came to UNTIDAR. On Tuesday January 15, 2019, 4 Filipino students named Danica F. Naorbe, Voline C. Echaveria, Shiela Calapillo, and Lovely Lobreguito came to UNTIDAR. Danica and Voline who participated in the SEA TEACHER program will teach English and Biology subjects at SMP N 1 Magelang for 1 month. On the other hand, Shiela and Lovely, who joined the SEA TVET program, will observe and practice as frontliners at Rumah Dharma Resort, Borobudur.

SEA TEACHER (Southeast Asian Teacher) and SEA TVET (Southeast Asian Technical Vocational Education and Training) are two programs under the auspices of the SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education) with student exchange programs between countries in Southeast Asia. Both of these programs aim to provide opportunities for Asian students to gain direct international experience.

Those four students will stay in Magelang and mingle with other UNTIDAR students. “A good program, so we, the students have the opportunity to interact with students from other countries without going abroad. Besides, learning about their culture and habits is a valuable experience, “said Muhammad Rauuf Oktavian Nur, the student of English Education Study Program UNTIDAR who also has got an opportunity to host Filipino students while in Magelang. (AG-NA)

[:]

[:id]FKIP Gelar SEMINAR PENDIDIKAN “Tren dan Isu Strategis Pendidikan Indonesia – Malaysia”[:]

[:id] 

2/10/2018. Bertempat di Universitas Tidar, FKIP UNTIDAR bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Megelang dan Majlis Guru Besar Sekolah Kebangsaan Daerah Hulu  Selangor serta Pejabat Pendidikan Daerah (PPD) Hulu Selangor Malaysia mengadakan Seminar Pendidikan dengan tema “Tren dan Isu Strategis Pendidikan Indonesia – Malaysia”. Tujuan dari Seminar Pendidikan ini adalah meningkatkan kualitas kerjasama luar negeri antara Indonesia dan Malaysia, meningkatkan kualitas pendidikan di FKIP Universitas Tidar, meningkatkan kualitas dan kuantitas proses belajar mengajar Indonesia-Malaysia, dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Selain itu, seminar ini diikuti oleh Majlis Guru Besar (MGB) Malaysia, mahasiswa, guru, dosen, dan peserta umum dari luar UNTIDAR.

Dalam Seminar Pendidikan tersebut terdapat dua sesi yaitu plenary session  dan parallel session. Dalam plenary session di Auditorium Universitas Tidar, ada tiga pembicara utama diantaranya Abu Mansor bin Sathri dari PPD Hulu Selangor, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dari FKIP UNTIDAR, dan Drs. Sahid, M.Pd. dari Dinas Pendidikan Kota Magelang. Sedangkan dalam parallel session yang bertempat di tiga ruang kelas (Ruang 1, Ruang 2, Ruang 3) di Gedung A UNTIDAR, ada enam pemakalah yang terdiri dari dosen FKIP dan anggota Majlis Guru Besar Malaysia. Pemakalah di ruang 1 terdiri dari Norliza binti Baharun, Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., Rosmahwati binti Safuan, Sri Sarwanti, S.Pd., M.Hum., Juma’ayah binti Yasin, dan Dr. Sri Haryati, M.Pd. Pemakalah di ruang 2 terdiri dari Norhayati binti Yeop, Dr. Hari Wahyono, M.Pd., Zailani bin Karim, Dr. Farikah, M.Pd., Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. Ruang 3 terdiri dari Norzainiza binti Buyong, Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd., Samsul Aznan bin Mat Isa, Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Mohd. Hasren bin Damiri, dan Mursia Ekawati, M.Hum. (CA)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Ikuti Expo Kewirausahaan di Bakorwil[:en]FETT Students Joined Entrepreneurship’s Expo in Bakorwil[:]

[:id]

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) mengikuti Expo Kuliner dan Produk Ungulan Mahasiswa UNTIDAR yang diselenggarakan oleh UPT Wiradesa bekerja sama dengan  Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMANISTRA). Expo ini diselengarakan pada tanggal 30 Nopember – 2 Desember 2018 di gedung Bakorwil Kota Magelang. Pada expo kewirausaahan ini, FKIP menyajikan lima stand pameran yang diisi dari lima program studi, yaitu program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA), Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika.

Koordinator expo dari FKIP UNTIDAR, Dra. Sri Sarwanti, M.Hum, menyampaikan bahwa kegiatan expo ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat luas tentang produk dan kreatifitas kewirausahaan mahasiswa UNTIDAR. “Ajang ini juga berfungsi untuk mempromosikan produk-produk wirausaha mahasiswa UNTIDAR yang lahir pada tahun 2018.

Pada kegiatan ini, stand dari program studi Pendidikan IPA mendapat penghargaan sebagai Juara Stand Terbaik oleh penyelenggara. Stand dengan tema kuliner ini mendapatkan katagori stand terbaik karena menyajikan proses pembuatan kopi dengan berbagai teknik yang memanfaat ilmu kimia dan fisika. Selain itu, lengkapnya peralatan pembuat kopi membuat dewan juri tertarik untuk mengetahui cara pembuatan kopi. (EJ)

[:en]

FETT students of Tidar University joined culinary expo and UNTIDAR student’s featured product which held by UPT Wiradesa and it has relation with Public Administration Student Association (HIMANISTRA). This agenda was held on November 30 – December 2, 2018 in Bakorwil Magelang. There were five booths that are completed by Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), English Education (PBI), Natural Science Education (PIPA), Biology Education and Mathematic Education.

Dra. Sri Sarwanti, M.Hum as UNTIDAR FETT Expo Coordinator said that this agenda aims to announce Untidar student’s product and entrepreneurship creativity. This event also serves to promote Untidar student entrepreneurship products in 2018.

In this agenda, the stand of the Science Education study program was awarded as the Best Stand by the organizers. The stand with this culinary theme got the best stand category because it presented the process of making coffee with various techniques that utilize chemistry and physics. In addition, the complete coffee-maker equipment makes the judges interested in knowing how to make coffee. (AG)

[:]

[:id]Prodi Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Menyongsong Akreditasi[:en]Graduate Study Program of Indonesian Language Education Carry Out the Accreditation[:]

[:id]

Setahun sudah Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar berdiri. Bulan Oktober 2017 lalu, prodi ini menerima mahasiswa baru dan melaksanakan perkuliahan untuk pertama kali. Sekarang, saatnya Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister akan diakreditasi.

”Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia program magister ini sudah menjalankan perkuliahan selama 3 semester. Tahun ini prodi akan mengirimkan borang akreditasi sebagai bentuk laporan kinerja selama setahun ini kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI),” ujar Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., koordinator prodi.

Saat rapat kerja penyusunan borang akreditas Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister pada 7-8 Desember 2018 lalu di Hotel Grand Quality Yogyakarta, Dekan FKIP Untidar memberikan pengarahan seputar program magister ini. ”Peraihan akreditasi B di tingkat institusi akan menjadi kabar yang baik bagi Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia juga. Semoga hal ini bisa menjadi sumber materi yang baik untuk menyusun borang akreditasi program magister,” tutur Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP Untidar.

”Materi untuk mengisi borang program magister dapat melihat dari universitas. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahasanya agar tidak terjadi plagiasi. Mohon perihal ini juga dicermati semua penyusun borang,” kata Dr. Bambang Kuncoro, M.Si., Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Untidar saat membuka acara Rapat Kerja Penyusuan Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister FKIP Untidar lalu di depan seluruh penanggung jawab penyusunan borang, yaitu Dosen PBSI. Beliau juga turut mengapresiasi langkah FKIP yang telah memiliki program magister pertama kali di Untidar.

Borang akreditasi program magister terdiri atas dua buku, yaitu buku borang 3A yang berisi informasi seputar prodi dan buku 3B yang berisi informasi seputar universitas. Setiap borang buku terdiri atas 7 standar yaitu: visi misi, tata kelola, mahasiswa, sumber daya manusia, kurikulum, keuangan, dan penelitian-pengabdian. Selain itu, prodi juga harus mengunggah borang evalusi diri sebagai rangkuman dan refleksi buku 3A dan 3B.

Semoga Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister ini mendapatkan hasil akreditasi yang baik. (WJ)

[:en] 

The Graduate Study Program of Indonesian Language Education of Faculty of Education and Teachers Training at Tidar University (UNTIDAR), was established in October 2017. This study program accepts new students and has the teaching and learning process for the first time. Nowadays, the accreditation of Graduate Study Program of Indonesian Language Education is coming.

”The Graduate Study Program of Indonesian Language Education has conducted the teaching and learning process for 3 semesters. This year, this study program is going to send the accreditation documents as the performance report in a year to Directorate General of Higher Education (DIKTI),” said Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., the coordinator of study program.

During a working meeting in the preparation of the Indonesian Language Education Study Program accreditation documents on December 7-8 2018 at Grand Quality Hotel in Yogyakarta, the Dean of FKIP UNTIDAR gave a briefing about the graduate program. “Achieving B accreditation at the institutional level will be good news for the Graduate Study Program of Indonesian Language Education as well. “Hopefully this can be a good source of material for compiling the graduate program accreditation forms,” ​​said Prof. Dr. Sukarno, M.Sc., Dean of FKIP Untidar.

”The material for completing the Graduate Study Program documents can be accessed from the university documents. However, the use of language should be noted for avoiding the plagiarism. All compilers of accreditation must pay attention in compiling the files, “said Dr. Bambang Kuncoro, M.Sc., Vice Rector for Student Affairs at UNTIDAR when opening the Meeting of Compiling Accreditation documents of Indonesian Language Education Study for the Graduate Study Program of FETT (FKIP) at UNTIDAR, in front of all the person in charge of form preparation, PBSI Lecturers. He also appreciated the steps of FETT, which have had the first Graduate Program at UNTIDAR.

The files of Graduate Study Program Accreditation consist of two documents, which are 3A documents and 3B documents. 3A documents are about the information of study program and 3B documents consists of the information of university. Each document consists of 7 standards, namely: vision, mission, governance, students, human resources, curriculum, finance, and research-service. In addition, the study programs must also upload self-evaluation forms as a summary and reflection of documents 3A and 3B.

It is hoped that Graduate Study Program of Indonesian Language Education Study Program can achieve a good accreditation result. (CA)

[:]

[:id]Siapkan Mahasiswa pada EFT dan EFC, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Adakan KKL[:en]Fieldwork of FETT 2018: Preparing Students for EFT and EFC Program[:]

[:id]

Kamis (29/10) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) mengadakan salah satu agenda rutin bagi mahasiswa yaitu Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kegiatan KKL ini diadakan dalam rangka membekali mahasiswa pengalaman belajar secara langsung dengan melihat atau mempraktekkan hal yang dipelajari secara langsung. Kegiatan utama dalam KKL ini adalah praktek hotelier dan kunjungan international school & national school. Kegiatan KKL ini diberikan khusus bagi mahasiswa semester V sebagai bekal untuk mengikuti mata kuliah pilihan wajib di semester VI, yaitu English for Tourism (EFT) dan English for Children (EFC).

Rangkaian kegiatan KKL PBI adalah kunjungan lapangan hotelier di hotel Patra Jasa Semarang dan kunjungan ke International national School di SD Mondial Semarang. Dalam kunjungan hotelier mahasiswa secara langsung mempraktekkan table manner dan mendapatkan wawasan umum tentang manajemen perhotelan secara singkat. Materi ini bermanfaat untuk membuka wawasan hospitality bagi mahasiswa dan menjadi bekal bagi mahasiswa yang akan mengikuti mata kuliah English for Tourism (EFT). Pada kunjungan lapangan ke International National School mahasiswa KKL mengunjungi SD Mondial dimana pada yayasan Mondial yang di dalamnya ada pre-primary school dan primary school. Kunjungan mahasiswa ke international national school  harapannya dapat menambah wawasan secara langsung tentang manajemen sekolah internasional. Pemahaman ini menjadi bekal bagi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah English for Children (EFC).ET

[:en]

Thursday (29/10) – English Language Education Study Program (PBI) held one of the annual routine agenda for the students, namely Field Work. The agenda itself has a purpose to equip students with a hands-on learning experience by seeing or practicing things that are learned directly on fields. The main activities in this event are Hotelier Practices and School Visits. The fieldwork is given specifically for the students of semester V as provisions to take part in elective courses in the sixth semester, namely English for Tourism (EFT) and English for Children (EFC).

The first activity was having a school visit. In this occasion, the students got an opportunity to visit one of the best National Schools in Semarang, which is Mondial Schools. During the school visit, the students were invited by the principles to observe the classes in Mondial Schools. In observing the classes, the students were divided into two groups. The first group observed the elementary school, while the other group observed the junior high school. Before having observation session, the students had achool-sharing session. In this session, the students were given an opportunity to ask questions especially related to the schools’ management, teaching process, and also students’ activities in Mondial Schools. Those activites are hopefully be beneficial for the students who takes part in English for Children (EFC) course.

After visiting Modial Schools, the students were heading to the second destination which is Patra Hotel and Convention Semarang. In Patra Hotel and Convention Semarang, the students were having a hotelier session. The students were given a general knowledge by the the professional instructor about table manner. After having table manner session, all of the students were invited to have a hotel tour. During the hotel tour, they were also got new knowledge about hotel management and hospitality. This knowledge is for sure will be beneficial for the students in taking part in  English for Tourism (EFT) course. (ET – NA)

[:]

[:id]Seminar Nasional MIPA: Tantangan Pendidik MIPA di Era Revolusi Industri 4.0[:]

[:id]

Sebagai jurusan baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan MIPA, menyelenggarakan seminar nasional pada tanggal 10 November 2018 di Auditorium Universitas Tidar. Seminar nasional bertajuk “Tantangan Pendidik MIPA di Era Revolusi Industri 4.0” dibuka dan ditutup oleh Dr. Hari Wahyono, M.Pd. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar.

Seminar perdana Jurusan MIPA ini menghadirkan keynote speakers´diantaranya Prof. Allan White, Ph.D. dari University of Western Sydney, Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. dari Universitas Negeri Semarang, dan Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. dari Universitas Tidar. Pada kesempatan itu, Prof. Allan White, Ph.D. menyampaikan materi tentang “Keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki siswa menghadapi Revolusi Industri 4.0.” Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., menyampaikan materi tentang “Pembelajaran IPA di Era Revolusi Industri 4.0.” Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. menyampaikan materi tentang “Tantangan Pendidik MIPA dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Pengembangan Assesment Keterampilan Berpikir Kritis Watson-Glaser.”

Antusiasme peserta untuk mengikuti seminar ini dapat dikatakan sangat positif. Hal ini tercermin dari jumlah peserta seminar yang mengikuti acara ini yaitu 438 peserta, dari peserta pemakalah dan non-pemakalah yang berasal dari 11 provinsi.

Selanjutnya, Arief Budi Wicaksono, M.Pd., selaku ketua panitia seminar nasional MIPA, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan memperkenalkan Jurusan MIPA kepada kalangan akademisi nasional, upaya membangun jejaring dengan 4 perguruan tinggi lain (UNNES, UIN Walisongo, UMK, dan UPS Tegal) dan 17 jurnal mitra, serta memfasilitasi peneliti dan penulis dalam mempublikasikan hasil karyanya. (ER)

[:]

[:id]Dua Mahasiswa FKIP Juarai Lomba Esai Nasional di Makassar[:en]Two FETT’s Students were wining National Essay Competition in Makassar[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari dua mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar. Mereka adalah Ririh Rubus Setyaningrum dan Rahma Adinda. Pada 28 September 2018 lalu, bersama dengan Ari Aprianti, mahasiswa S-1 Teknik Mesin Untidar, mereka dinobatkan sebagai juara 2 lomba esai tingkat nasional melalui acara National Economics Creative Compatition (NECC) yang diadakan Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar.

“Kami menyusun esai berjudul Coconut Fibber Wall: Solusi Meningkatkan Perekonomian Melalui Bahan Peredam Suara dari Komoditas Regional Area Magelang Berupa Serabut Kelapa guna Mendukung SDG-s 2030. Selama ini, hasil pengolahan sabut kelapa hanya digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, seperti tali, sapu, dan keset. Sebetulnya sabut kelapa ini dapat digunakan sebagai bahan peredam suara,” tutur Rahma Adinda. Mahasiswa semester VII ini juga menuturkan coconut fiber wall merupakan inovasi untuk memperbaiki perekonomian warga Magelang yang memiliki komoditas regional berupa pohon kelapa. Selain ramah lingkungan, produk tersebut mudah diproduksi dan bernilai jual tinggi.

Lomba dengan tema mengoptimalkan SDGS-s melalui penguatan kapasitas regional menuju Indonesia berkemajuan ini terdiri atas dua jenis, yaitu esai dan debat. Subtema lomba dapat memilih ekonomi, hukum, sosial, lingkungan, dan teknologi. “Sebelumnya, kami mengirimkan esai pada akhir bulan Agustus 2018. Kami dihubungi lolos seleksi pada 4 September 2018, kemudian kami terbang ke Makassar untuk technical meeting pada 26 September 2018. Lomba dilaksanakan 27-28 September 2018 di UIN Alaudin Makassar,” tutur Ririh Rubus yang dihubungi melalui pesan singkat.

“Lomba ini merupakan pengalaman berharga bagi kami. Kami bertemu dengan beberapa mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Puji syukur juga kami berhasil menjadi juara kedua. Juara pertama dan ketiga didapatkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Kami mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan 2 juta rupiah. Namun, yang paling berkesan adalah bertemu dengan teman-teman mahasiswa se-Indonesia,” tutur Ririh Rubus, mengenang pengalamannya berlaga di kompetisi nasional tersebut. WJ

[:en]

Good news came from two students of Indonesian Language and Literature Education of FETT, University of Tidar. They are Ririh Rubus Setyaningrum and Rahma Adinda. With their partner, Ari Aprianti, student of Mechanical Engineering University of Tidar, they were assigned as first runner up of national essay competition in National Economics Creative Competition (NECC) which is held in Univesitas Islam Negeri Alaudin Makassar.

“we made an essay entitled Coconut Fibber Wall: solution in improving economic through silencer from Magelang Regional Commodities in the form of coconut fibres to support SDG-s 2030.

During this time, the processing of coconut fiber are only used for a variety of household needs, such as rope, brooms, and mats. “Actually, this coconut fiber can be used as a silencer,” said Rahma Adinda. The eight semester’s student also said coconut fiber wall is an innovation to improve the economy of the Magelang’s people who have regional commodities in the form of coconut trees. Besides being environmentally friendly, the product is easily produced and has high selling value.

The competition which the theme is optimizing SDGS-s through strengthening regional capacity towards Indonesia progressed was consisted of two types, namely essays and debates. As the sub-theme, the participant can choose economic, legal, social, environmental and technological. “Previously, we sent an essay at the end of August 2018. The announcement was on September 4, 2018. Then we flew to Makassar for a technical meeting on September 26, 2018. The competition was held September 27-28 2018 at UIN Alaudin Makassar,” said Ririh Rubus who contacted via short message.

“This competition is a valuable experience for us. We met with several students from various campuses in Indonesia. We managed to become first runner up. The first and third winners were obtained by Semarang State University students. We get a certificate and 2 million rupiah as coaching money. However, the most memorable was meeting friends from all over Indonesia, “said Ririh Rubus, recalling her experience in the national competition. GF

[:]

[:id]Pamitan Wisudawan FKIP Periode Oktober 2018[:]

[:id]

Minggu pagi yang ceria dan suara burung di bukit tidar mengiringi langkah wisudawan dan wisudawati menuju Hotel Atria untuk mengikuti pamitan wisuda Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR). Pamitan wisudawan FKIP diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2018 di Ballroom Hotel Atria. Pamitan wisudawan FKIP kali ini diikuti oleh 57 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan 38 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTIDAR.

Wisudawan terbaik FKIP dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris diraih oleh Yunita Sari dengan IPK 3.76. Wisudawan terbaik dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diraih oleh Nur Khasanah Ardiyati dengan IPK 3.74. Selain kedua lulusan terbaik tersebut, ada delapan belas wisudawan lulus dengan predikat dengan pujian, yang terdiri dari 12 wisudawan program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan 6 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam pamitan wisuda FKIP periode Oktober 2018, wisudawan dilepas oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Dalam sambutannya Dekan FKIP berharap wisudawan menjaga nama baik universitas. “Saya ucapkan selamat kepada wisudawan, semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi masayarakat, bangsa dan negara”, tutup beliau. FKIP is the best. EJ

[:]