[:id]FKIP Siap Go-Asia Tenggara Lewat SEA-TEACHER dan SEA-TVET[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Pasalnya, tahun 2019 nanti mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris berkesempatan mengikuti SEA-TEACHER (Southeast Asian Teacher) dan SEA-TVET (Southeast Asian Technical and Vocational Education and Trining). Program apakah ini?

SEA-TEACHER merupakan program pengalaman praktik mengajar mahasiswa program studi kependidikan ke seluruh kampus kependidikan di Asia Tenggara. Program ini digagas oleh SEAMEO (South East Asia Ministers of Education Organization) sebagai organisasi yang mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya di Asia Tenggara.

“SEA-TEACHER 2019 ini merupakan tahun kedua yang diikuti FKIP Untidar. Tahun lalu, kami mendelegasikan satu mahasiswa PBSI ke Filipina dan kami menerima 2 mahasiswa dari Thailand. Mahasiswa tersebut kami kirim untuk praktik mengajar di SMA Negeri 1 Magelang. Untuk periode tahun 2019, telah dilaksanakan sistem seleksi administrasi dan wawancara. Pada 15 November 2018 kemarin telah diputuskan 2 mahasiswa PBI yang akan diikutkan SEA-TEACHER. Mereka adalah Ariani Nur Fitria dan Yuliama Dewi. Keduanya adalah mahasiswa semester tiga,” tutur Retma Sari, M.Pd, Dosen PBSI sekaligus koordinator SEA-TEACHER 2019.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur akan diikutkan program SEA-TEACHER tahun depan. Kemarin (15/11) telah diumumkan saya akan berangkat tahun depan sekitar bulan Januari – Februari 2019. Program ini akan dilaksanakan selama sebulan. Jadi, selama satu bulan nanti saya akan praktik mengajar di salah satu wilayah di Asia Tenggara,” ujar Ariani yang dihubungi melalui pesan singkat.

Sementara itu, SEA-TVET merupakan program yang akan diikuti pertama kali oleh FKIP di tahun 2019. “Sama seperti SEA-TEACHER, kami juga telah mengadakan seleksi administrasi dan wawancara. Akan tetapi, belum diumumkan mahasiswa yang mengikuti program ini. Menurut jadwal dari SEAMEO, pada bulan Desember nanti akan diadakan online interview antara mahasiswa yang akan ikut dengan universitas penerima,” tutur Winda Candra Hantari, M.A., Dosen PBSI sekaligus koordinator SEA-TVET.

SEA-TVET merupakan program kerja sama antara SEAMEO dengan perguruan tinggi di Asia Tenggara. Mahasiswa akan melaksanakan pengalaman magang dan pertukaran budaya di wilayah Asia Tenggara. Program ini akan dijalan selama satu bulan pada Maret – April 2019.

Semoga FKIP makin dikenal dan mahasiswanya makin berprestas. WJ

[:]

[:id]Mantapkan Penyusunan VMTS dan Kurikulum, Prodi S1 Pendidikan Biologi Hadirkan Stakeholder[:]

[:id]

Rabu (15/08/2018) bertempat di Laboratorium Microteaching A telah dilaksanakan penyusunan visi, misi, tujuan, dan strategi (VMTS) serta kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi FKIP UNTIDAR. Tujuan kegiatan adalah mensosialiasikan, menjaring masukan, dan menyempurnakan  VMTS & kurikulum agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Luaran yang diharapkan dari kegiatan adalah pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan terhadap VMTS & kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi, catatan masukan, dan dokumen perbaikan kurikulum Program Studi S1 Pendidikan Biologi.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Bidang I FKIP, Dr. Hari Wahyono, M. Pd. pada pukul 09.00. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang I FKIP berpesan agar VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dapat terbuka terhadap masukan yang diberikan sehingga dapat disusun dan disesuaikan dengan permintaan kebutuhan. Acara penyusunan VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dihadiri oleh seluruh dosen Program Studi S1 pendidikan Biologi, Wakil Dekan Bidang I, Wakil Dekan Bidang II, Kajur, dan Korprodi di lingkungan FKIP. Dalam kegiatan ini, panitia mengundang beberapa narasumber yaitu Ketua MKKS SMA Kota Magelang, Ketua MGMP Biologi SMA Kota Magelang, dan Korprodi Pendidikan Biologi UNS.

“Program Studi S1 Pendidikan Biologi merupakan program studi baru di Universitas Tidar. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membantu tersosialisasinya visi, misi, dan tujuan program studi kepada seluruh stakeholder dan masyarakat luas. Selain itu, dengan kegiatan ini kami bermaksud menjaring masukan-masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum yang disusun.” kata ketua panitia kegiatan, Muhammad Radian Nur Alamsyah, M.Pd., pada saat diwawancarai. (RI)

[:]

[:id]FKIP Fasilitasi Guru Meningkatkan Profesionalitas melalui Lomba Inovasi Pembelajaran Guru[:]

[:id]

20 September 2018 menjadi hari yang cukup istimewa di lingkungan FKIP, pasalnya seleksi final lomba dalam kegiatan pekan keguruan 2018 serentak dilaksanakan. Salah satu lomba yang digelar adalah lomba inovasi pembelajaran guru (LIPG). Tujuan dilaksanakannya LIPG diantaranya meningkatkan profesionalitas guru dalam merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran. LIPG ditujukan bagi guru sekolah menengah di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Tampaknya animo Lomba Inovasi Pembelajaran Guru tahun 2018 ini patut diacungi jempol. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi tahap pertama berjumlah 75 orang. Pihak juri memutuskan untuk mengambil 5 orang finalis yang diundang untuk mengikuti seleksi final di FKIP, Universitas Tidar. Kelima finalis tersebut mengikuti seleksi tahap akhir yang terdiri dari praktek mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dirancang. Hasil seleksi tahap akhir tersebut diperoleh urutan pemenang sebagai berikut:

  1. Juara 1: Devy Lestari, S. Pd. dari SMK Negeri Jawa Tengah
  2. Juara 2: Endah Septiani Utari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Taruna Nusantara Magelang
  3. Juara 3: Eka Arif Nugraha, S. Pd. dari MTs Mamba’ul Ulum Mambak Jepara
  4. Juara Harapan 1: Fauziah Ratna Hapsari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Negeri 2 Semarang
  5. Juara Harapan II: Exwan Andriyan Verrysaputro, M. Pd. dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.

Kerja keras yang luar biasa sudah dilakukan oleh panitia, sehingga Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) 2018 ini berhasil. “Harapannya Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) tahun berikutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi”, ujar Siswanto, M. Pd. selaku koordinator lomba. ET

[:]

[:id]Pengalaman Lain Mengikuti Sea Teacher[:en]Another Superb Experience of Joining Sea Teacher[:]

[:id]

Sea Teacher, program pertukaran mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di negara tetangga Indonesia, tidak saja memberikan pengalaman mengajar bagi mahasiswa yang mengikutinya, namun juga kenangan dan pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di sana. Umi Rahmawati, salah satu mahasiswa FKIP yang mengikuti program Sea Teacher, menuturkan bahwa selama di Filipina, dia dan beberapa mahasiswa yang ditempatkan di Filipina menghadiri pageant Mr and Mrs. dan fashion runaway yang diadakan oleh ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. merupakan salah satu acara yang diadakan oleh ISATU untuk mencari putra dan putri terbaik dalam universitas tersebut. Seperti ajang pencarian mahasiswa terbaik di universitas, untuk menjadi putra dan putri ISAT ini, mahasiswa aktif di ISATU harus melewati beberapa rangkaian seleksi, mulai dari seleksi fakultas hingga menjaring 5 pasang perwakilan dari 3 fakultas yang ada di ISATU.

Selain acara Pageant Mr and Mrs, mahasiswa yang mengikuti program Sea Teacher  di Iloilo juga menghadiri undangan fashion runaway yang diselenggarakan oleh pihak ISATU. Acara ini merupakan gelar karya mahasiswa design fakultas science and art yang ada di ISATU. Umi Rahmawati, menuturkan bahwa menghadiri kegiatan pageant mr and Mrs, dan fashion runaway ini menjadi pengalaman tersendiri. Dia mengakui terkesan dengan acara yang diselenggarakan oleh pihak universitas bisa disulap menjadi pertunjukan yang mewah. Mengikuti Sea Teacher tidak hanya pengalaman praktik mengajar saja yang bisa di dapatkan, tapi pengalaman menghadiri kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh universitas tujuan bisa menjadikan tambahan pengalaman yang tidak di dapatkan di universitas asal. (GF)

[:en]

Sea Teacher, it is a student exchange program to do teaching practice in neighboring country of Indonesia in which it does not only give teaching experience for the students but also it gives excellent memory and experiences in joining the activities. Umi Rahmawati, one of FETT students who join Sea Teacher program states that she and several students who are in Philippines attend the pageant Mr and Mrs. and fashion runaway that are held by ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. Is one of ISATU events to find the best male and female in the university. For joining the event, the students must follow some requirements such as the students must be active students in ISATU. The students have to pass several selection steps, it starts from faculty selection to get 5 pairs of representatives from 3 faculties at ISATU.

Instead of joining the event of Pageant Mr and Mrs , the students who join the Sea Teacher program at Iloilo also attend the invitation of a fashion runaway that is held by ISATU. This event is the students’ exhibition of Science and Art Faculty at ISATU. Umi Rahmawati states that attending the event of Pageant Mr and Mrs. and fashion runaway is a great experience. She feels so impressed with the event that is held by the university in which it shows a luxury shows. Joining Sea Teacher is not only a teaching practice but also it gives awesome experiences by attending another event which is held by the university. (CA)

[:]

[:id]Literary Day #2: Pentas Transformasi karya Sastra Mahasiswa Semester 4 PBI, FKIP UNTIDAR[:en]Literary Day #2: Stage for the Works of Literary Transformation by 4th Semester Students of PBI, FKIP UNTIDAR[:]

[:id]

Transformasi adalah salah satu bentuk apresiasi karya sastra yang melibatkan perubahan yang cukup dramatis pada teks untuk memunculkan sesuatu yang baru.  Ketika sebuah karya ditransformasikan ia membuka ruang kemungkinan eksplorasi yang kompleks  karena melibatkan bentuk dan media yang berbeda. Transformasi tampaknya merupakan jurus favorit dalam mengapresiasi sastra Munculnya banyak film kekinian di bioskop yang merupakan adaptasi novel Best Sellers, FTV yang diadaptasi dari puisi, dan sebagainya menegaskan klaim tersebut. Transformasi bentuk lain yaitu pentas drama dari novel dikemas apik dalam sebuah gelaran Literary Day #2: A Day to Remember, Kamis 26 Juli 2018 di Auditorium UNTIDAR.

Pada kesempatan tersebut 4 judul pementasan drama berbahasa Inggris yaitu Sunshine Becomes You, Harry Potter and the Half Blood Princess, Milea, dan Love Will Find a Way yang merupakan hasil transformasi dari 4 judul novel yang berbeda dipentaskan secara berurutan oleh mahasiswa semester 4 PBI FKIP yang menempuh mata kuliah Literary Appreciation. Penonton terlihat memadati tikar-tikar yang digelar sejak pagi. Bapak dan Ibu dosen UNTIDAR juga tampak menikmati rangkaian pementasan. Sesekali tepuk tangan antusias bergemuruh menandai satu judul pementasan berakhir. Pergantian judul pementasan diisi oleh hiburan atraktif yang dipersembahkan oleh mahasiswa.

Menanggapi kegiatan yang digagas oleh Ali Imron, M.Hum dan telah dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2015, Dosen PBI FKIP yang juga adalah pengampu mata kuliah Literary Appreciation tersebut mengatakan bahwa ia sangat bangga dengan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dalam mewujudkan sebuah pementasan transformasi karya sastra yang tentu saja membutuhkan fokus dan usaha yang tidak ringan.

Winda Candra Hantari, M.A yang juga mengampu mata kuliah tersebut menambahkan “Harapan kami dengan adanya acara seperti Literary Day #2: A Day to Remember, mahasiswa terutama dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang telah menempuh mata kuliah Literary Appreciation mampu menangkap esensi transformasi sastra serta mampu mengapresiasi sastra melalui karya yang lahir dari proses mereka sendiri, sekaligus mempraktikkannya. Semoga geliat bersastra di kampus UNTIDAR semakin intens”. (WD)

[:en]

Transformation is a form of appreciation for literary works which involves a dramatic change in the text to bring out something new. When a work is transformed, it opens up the possibility of complex exploration space because it involves different forms and media. Transformation seems to be a favorite way in appreciating literature. The emergence of many contemporary films in cinema which are adaptation of best seller novels, Television Cinema (FTV) adapted from poems, and so on confirm the claim. Another form of transformation is a drama performance from a novel packed neatly in a Literary Day #2 title: A Day to Remember, Thursday 26 July 2018 at UNTIDAR Auditorium.

The show gave 4 drama performances to the audience namely, Sunshine Becomes You, Harry Potter and the Half Blood Princess, Milea, and Love Will Find a Way. Those 4 were the results of the transformation of 4 different novels staged in sequence by 4th semester students of the PBI, FKIP who had taken Literary Appreciation course before. The audience was seen packed the mats that had been spread since morning. Many lecturers of UNTIDAR from different study programs were seen during the occasion and seemed to enjoy the series of performances. Applause enthusiastically thundered the auditorium once in a while, especially when one performance ended. The four main shows were separated by attractive entertainment performances presented by students.

Responding to the activities initiated by Ali Imron, M.Hum and had been held for three consecutive years since 2015, the FKIP PBI lecturer who is also the lecturer in the Literary Appreciation course said that he was very proud of the efforts made by students in English Language Education in making a performance transformation of literary works which of course requires focus and hard efforts.

Winda Candra Hantari, MA who also teaches the course added “Our hope is that with events such as Literary Day # 2: A Day to Remember, students, especially from the English Education Study Program who have taken Literary Appreciation course, are able to capture the essence of literary transformation and to appreciate literature through works which are born from their own processes, while practicing them. Hopefully literature wriggles more intensively at UNTIDAR” (WD/AL)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP ke Filipina Ikuti Program SEA Teachers[:en]FETT Students Go to Philippines to Join SEA Teachers Program[:]

[:id]

FKIP Untidar – Dua mahasiswa FKIP Untidar ke Filipina dalam rangka program SEA Teachers pada Rabu (15/08/18). Mereka adalah Umi Rahmawati dan Eka Kusuma Adianingrum. Keduanya mahasiswa Prodi Bahasa Inggris (PBI). Di Filipina mereka praktik di Iloilo Science and Technology University (ISATU).

SEA Teachers merupakan program pertukaran mahasiswa yang mengajar di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. SEA Teachers termasuk dalam salah satu program Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO).

Sementara itu, pada waktu hampir bersamaan, dalam program yang sama, dua mahasiswa asal Thailand tiba di Untidar pada Jumat (10/08/18). Mereka adalah Naulemon Suksaeng dan Pimpawan Kantakheaw. Keduanya berasal dari Chiang Rai Rajabhat University.

Melalui program SEA Teachers, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan pedagogiknya. Kemampuan pedagogik tersebut tidak cukup hanya dipelajari di kelas, tetapi juga harus ditingkatkan dengan praktik langsung di lapangan. (IS)

[:en]

FETT UNTIDAR – Two students of FETT UNTIDAR go to Philippines in joining the SEA Teachers program on Wednesday (15/08/18). They are Umi Rahmawati and Eka Kusuma Adianingrum. They are the students of English Education Study Program. In Philippines, they do teaching practices at Iloilo Science and Technology University (ISATU).

SEA Teachers is a student-exchange program which has an aim to teach in several countries in Southeast Asian region.  SEA Teachers is one of the programs of Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO).

At the same time and in the same program, two Thailand students arrived at UNTIDAR on Friday (10/08/18). They are Naulemon Suksaeng and Pimpawan Kantakheaw. They are from Chiang Rai Rajabhat University.

Through this program, the students can improve their pedagogical skill. The pedagogical skill is not only learned in the classroom but also it must be practiced in the real situation. (CA)

[:]

[:id]PBSI Kembali Menyelenggarakan Program PKL Jurnalistik dan Kepewaraan[:]

[:id] 

FKIP Untidar – Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar kembali menyelenggarakan program Praktik Kerja Lapangan Jurnalistik dan Kepewaraan. Program yang diikuti oleh mahasiswa semester 5 tersebut berlangsung mulai 24 Juli sampai 3 September 2018.

PKL Jurnalistik dan Kepewaraan merupakan program magang di bidang jurnalistik dan kepewaraan untuk mendukung kriteria lulusan mahasiswa PBSI. Mahasiswa diperbolehkan untuk memilih instansi di bidang jurnalistik dan kepewaraan yang mereka inginkan. Seluruhnya terdapat 22 kelompok yang magang di 13 instansi di Magelang.

Berbeda dengan tahun lalu, PKL tahun ini diselenggarakan pada masa libur kuliah sehingga mahasiswa dapat fokus mengikuti PKL tanpa terganggu oleh jadwal kuliah. Penyelenggaraan kegiatan PKL di masa libur ini merupakan hasil evaluasi atas penyelengaraan sebelumnya yang dinilai tidak efektif karena mahasiswa harus menyesuaikan jadwal magang dengan jadwal kuliah mereka.

Program PKL Jurnalistik dan Kepewaraan ini mendapat sambutan baik dari mahasiswa. Mahasiswa bernama Candra Dewi mengatakan bahwa ia dapat memiliki banyak pengalaman yang tidak diperoleh di kelas. Ia senang dapat bekerja sama dengan orang lain dalam tim. Ia juga berharap, dengan adanya program ini, ia dapat menerapkan ilmunya di lapangan.

“Banyak pengalaman yang tidak bisa didapat di dalam kelas. Terus juga bisa buat belajar untuk bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, juga karena PKL ini berkelompok jadi harus banyak komunikasi antaranggota tim biar tidak ada salah paham. Harapannya, semoga ilmu saya bisa saya gunakan terus-menerus. Ke depannya, saya berharap pelaksanaan PKL dapat lebih maksimal lagi,” ujar Candra di sela-sela magang di Gemilang FM pada Rabu (08/08/2018). (IS)

[:]

[:id]FKIP Adakan Sosialisasi dan Penguatan Komitmen sebagai Tindak Lanjut Program PDS[:en]Lecturer Goes to School: How the Socialization Program Run?[:]

[:id]

Jumat (27/7), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Sosialisasi dan Penguatan Komitmen Program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS). Acara tersebut dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. sebagai penanggung jawab program. Selain itu, perwakilan keempat sekolah mitra PDS juga datang, yaitu SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, dan SMP Negeri 11 Magelang.

“Perwakilan sekolah yang datang terdiri atas kepala sekolah, satu Guru Bahasa Indonesia, dan satu Guru Bahasa Inggris yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti program ini. Khusus untuk SMP, ditambah satu Guru IPA,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untidar sekaligus koordinator program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si menegaskan program ini bemanfaat bagi dosen maupun guru. Dosen dapat meningkatkan kemampuan paedagogik, sedangkan guru memiliki satu artikel Penelitian Tindakan Kelas. Siswa juga dapat merasakan manfaat program ini dengan adanya pembelajaran aktif di kelas.

“Konsep dasar program ini adalah dosen yang ada di Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) mampu menghadirkan pengalaman nyata proses pelaksanaan pembelajaran yang baik dan relevan dengan tuntutan mutu sekolah. Oleh karena itu, dosen harus mengalami langsung menjadi guru melalui program ini,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., saat menjelaskan konsep PDS.

Selain dihadiri perwakilan dari sekolah mitra, acara ini juga dihadiri oleh Dosen FKIP yang terlibat sebagai pengelola program. Beberapa dosen terlibat sebagai pengelola dan sebagian lain menjadi mitra guru di sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Setelah sosialisasi, program ini akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah orientasi sekolah dan kelas; pengembangan perangkat pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelatihan dan pendampingan PTK, serta seminar hasil PTK.

Program PDS merupakan salah satu kebanggan FKIP. Pasalnya, program ini merupakan hibah revitalisasi LPTK yang dimenangkan FKIP. Hibah ini diinisiasi oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti. Semoga FKIP makin jaya. (WJ)

[:en]

On Friday (27/7), the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) held a Socialization and Strengthening Program for Lecturer Goes to School (PDS). The event was ceremonially opened by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. as the advisor of the program. The event was attended by the PDS partner schools such as SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, and SMP Negeri 11 Magelang.

“The school representatives who came to the event were the principal, an Indonesian Language Teacher, an English Language Teacher, and Particularly for junior high school level, we involve two science teacher, “said Rangga Asmara, M.Pd., as the coordinator of the program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. emphasized that this program is useful for both lecturers and teachers. As he said, lecturers can improve pedagogical abilities, while teachers will learn how to do Classroom Action Research. Not to mention, students will get the benefits from the active teaching learning process in the class.

“The basic concept of this program is that the Teacher Training Institution (LPTK) presents the authentic and good experience which is relevant to school need. Therefore, the lecturers must go and teach in the school directly “explained Rangga Asmara, M.Pd. In addition, the event was attended by FETT lecturers as the school collaborators who are actively involved in the teaching process and program organizers who manage the program.

After socialization, this program will be continued to the next stage, i.e., school and class orientation, material development, learning implementation, teaching practice, classroom action research, seminar on action research.

The PDS program is one of the presticious FETT’s program. FETT won a LPTK revitalization grant given by Director General of Learning and Studen Affairs (BELMAWA) – Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristek Dikti). Last but not least, FETT will have a better future. FETT is the Best. (WR)

 

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Lakukan Tugas sebagai Guru Saat PPL[:]

[:id]

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa keguruan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa Semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Tahun ini, sebanyak 211 mahasiswa FKIP mengikuti PPL yang diselenggarakan di 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang.

“PPL tahun ini diikuti oleh 101 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 110 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Selain itu, terdapat 11 mahasiswa yang mengikuti PPL Antarbangsa di Malaysia,” tutur Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Untidar sekaligus Koordinator PPL.

“Mahasiswa wajib mengajar selama sekurang-kurangnya 12 kali. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, seperti piket, ekstrakurikuluer, pengelolaan perpustakaan, penanganan kesulitan belajar, dan kegiatan lain yang bersifat insidental. Misalnya, pembinaan lomba, peringatan hari kemerdekaan, maupun acara lainnya. Mahasiswa juga wajib menulis laporan PPL yang terdiri atas laporan kelompok dan individu. Laporan kelompok berupa laporan persekolahan, sedangkan laporan individu terdiri atas laporan mengajar dan kesulitan belajar,” tutur Endah Ratnaningsih, M.Pd., Dosen PBI sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada saat penyerahan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Mustika Rosiana, Mahasiswa PPL dari PBSI mengaku dilibatkan dalam acara pramuka bertajuk Maratama (Penerimaan Tamu Ambalan) sebagai rangkaian kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Negeri 2 Magelang. “Mahasiswa PPL dibagi menjadi dua shift, 15 mahasiswa mengikuti kegiatan MPLS pada pagi hari dan 10 mahasiswa dilibatkan untuk mengikuti acara puncak pada malam hari,” tutur Mustika Rosiana dengan penuh semangat.

“Pada minggu awal PPL, kami mulai melaksanakan kegiatan observasi dan piket. Kami mulai mengumpulkan data delapan standar nasional pendidikan untuk melengkapi laporan persekolahan. Selain itu, kami melaksanakan piket di sekolah, yaitu merekap presensi siswa dan memberikan tugas, serta mengawasi kelas saat guru yang sedang mengajar sedang berhalangan. Kami juga sudah mulai mengikuti guru pamong untuk observasi kelas sebelum praktik mengajar,” tutur Indah Meiliani, mahasiswa PBI yang PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Setelah tahap observasi, mahasiswa akan mulai mengajar di kelas. Sebelum mengajar, mahasiswa wajib menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus dikonsultasikan dengan guru pamong dua hari sebelum praktik.

PPL ini dilaksanakan dengan sistem blok selama tiga bulan. Jadwal kegiatan PPL diawali dengan penyerahan ke sekolah pada 16 – 20 Juli 2018; observasi pembelajaran dan persekolahan pada 23 – 27 Juli 2018; pelaksanaan pembelajaran dan laporan 30 Juli – 19 Oktober 2018; penarikan PPL 22 – 26 Oktober 2018. Setelah itu mahasiswa mengikuti ujian PPL di kampus.(WJ)

[:]

[:id]Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia KKL di Malaysia[:en]Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program Held Fieldwork in Malaysia[:]

[:id]

Mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Mahasiswa mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Malaysia pada Senin – Kamis (23 – 26 Juli 2018) lalu. Kegiatan ini sebagai penguatan dan penunjang perkuliahan di kelas.

“Mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman mengobservasi pembelajaran di sana. Selain itu, setelah mengikuti KKL mahasiswa dapat menemukan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga mereka tidak hanya mempelajari teori. Oleh karena itu, tempat tujuan KKL mahasiswa adalah instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu mahasiswa,” tutur Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Untidar.

Seluruh mahasiswa S-2 kompak untuk mengikuti KKL ini. Mereka didampingi langsung oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, sekaligus Dosen Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan yang memadukan kunjungan atau study-banding dan wisata ini dilaksanakan di Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) setara sekolah menengah kejuruan (SMK)  dan 4 sekolah kebangsaan (SK) setara sekolah dasar (SD) di Indonesia. Setelah itu, mahasiswa berkunjung ke Genting Highlands, pasar seni, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, bukit bintang, dan Putrajaya.

Tahun 2018 ini merupakan KKL S-2 pertama kali yang diikuti mahasiswa semester 3 pascasarjana. Pasalnya, tahun 2017 kemarin merupakan angkatan pertama Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa di Indonesia di Untidar. Pada tahun pertama ini tercatat 7 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan. Semoga ke depan Pascasarjana Untidar lebih maju dan berkembang.(WJ)

[:en]

Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program conducted fieldwork in Malaysia on Monday – Thursday (23-26 July 2018). This activity aimed to class lecture’s reinforcement and support.

“Students are expected to have some experiences of learning observation at the class. After joining fieldwork, the students found the reality so that they do not only learn theory. Hence, , the destination of the student is an institution that deals with student disciplines,” said Dr. Yulia Esti Katrini,M.Si as the Coordinator of Indonesian Language and Literature Education Post-graduate Program UNTIDAR.

All post-graduate students are coincided to follow this fieldwork. They were accompanied by Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, Dean of FETT and Postgraduate Indonesian Language and Literature lecturer. This fieldwork integrated both visitation and vacation that were carried out at Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) equivalent to vocational high schools (SMK) and 4 Sekolah Kebangsaan (SK) equivalents to elementary schools in Indonesia. After that, students visit Genting Highlands, art markets, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, Bukit Bintang, and Putrajaya.

This year is the first time for third semester postgraduate students joined fieldwork. Last year was the first generation of Postgraduate Program in Indonesian Language and Literature Education at Untidar. There were 7 students who attending the lectures. Hopefully, Postgraduate Untidar is more advanced and developed. (AG)

[:]