EDSA HALLOWEEN PARTY: TALENT INAGURATION

Minggu malam, (13/11) English Department Student Association menghelat sebuah acara inagurasi yang berbalut Halloween. Penyelenggaraan Halloween Party ini merupakan bentuk follow up dari kegiatan sebelumnya yaitu PEMANTAPAN (Penelurusuran Minat, Bakat dan Penalaran) dalam bidang Seni. “Tapi karena moment nya pas dengan Halloween, jadi kita mengangkat tema Halloween Party untuk mengemas Talent Inaguration nya,” ungkap Lely selaku Ketua Panitia Kegiatan. “Tadinya akan kita selenggarakan akhir bulan Oktober bertepatan dengan Halloween, tetapi berbenturan dengan kegiatan Bulan Bahasa dan juga persiapan Ujian Tengah Semester jadi kita sepakat untuk diundur jadi tanggal 13.” lanjutnya.

Dimulai dengan singing competition atau lomba menyanyi tunggal, kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari beberapa pengisi acara dan juga bintang tamu. “Kita mengundang band Rainbow Cake yang sudah lumayan terkenal di kalangan kawula muda Magelang sebagai bintang tamu, tapi ada juga beberapa pengisi acara lainnya dari mahasiswa.” ujarnya. Selain lomba menyanyi tunggal, para tamu yang hadir juga bisa langsung mendaftar lomba Best Costume yang diselenggarakan panitia. “Karena temanya Halloween jadi siapapun yang sudah mempersiapkan diri dengan maksimal, berdandan sebagai hantu ataupun setan, kita apresiasi dengan mengadakan lomba. Dan tidak disangka juga peserta untuk lomba Best Costume ini tenyata lumayan banyak.” lanjut Lely.

haloween1

Penampilan DJ Tegar dalam EDSA Halloween Party. Foto oleh Erlinda Putri Purnamasari

Acara yang dimulai malam hari ini menarik banyak perhatian mahasiswa dari dalam maupun luar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. “Kita juga mengundang teman-teman Ormawa dari Fakultas lain maupun UKM untuk ikut berpartisipasi dan memeriahkan acara ini, dan ternyata ditanggapi dengan baik oleh mereka.” terang Yunita selaku seksi Publikasi. “Acara ini terbilang sukses karena kendala yang dari awal persiapan acara menjadi momok bagi panitia, hujan akhirnya tidak terjadi. Cuaca malam ini sangat bagus dan kondusif untuk menyelenggarakan acara outdoor.” terang Lely. “Kemeriahan acara dan hiruk pikuk penonton dimulai saat band Rainbow Cake mulai menyanyikan beberapa lagunya dan juga terlihat dari dekorasi panggung dan dekorasi tempat makanan dan minuman.” ujarnya. Akhir dari kemeriahan acara malam ini diakhiri dengan penampilan dari DJ Tegar. Dia juga mengiringi pembawa acara saat mengumumkan pemenang lomba menyanyi dan pemenang dari best costume.

“Acara yang menarik dan baru pertama kali diselenggarakan oleh EDSA. Semoga kedepannya acara ini bisa menjadi agenda tahunan yang dapat diselenggarakan setiap tahunnya dan EDSA menjadi lebih baik lagi.” Mariachi menanggapi acara ini dengan positif. Acara ini memang baru pertama kali diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, dan diharapkan akan menjadi acara yang menginspirasi bagi angkatan selanjutnya untuk menyelenggarakan acara yang sama ditahun-tahun kedepanya. (SN/SF)

English Literary Night; Soft Opening Bulan Bahasa Fkip 2016 yang Memperoleh Tanggapan Sangat Positif dari Mahasiswa dan Umum

Pada Senin, 3 Oktober 2016 telah diselenggarakan kegiatan English Literary Night oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Semester 5. Kegiatan yang merupakan hasil atau output dari mata kuliah Literary Appreciation ini telah terselenggara dengan sukses dan lancar karena dihadiri oleh banyak penonton. Seluruh mahasiswa yang terlibat dalam pementasan, baik talent maupun panitia mengaku sangat tidak menyangka bahwa penonton yang datang hampir memenuhi auditorium Universitas Tidar yang merupakan gedung pertemuan terbesar kampus.

Hal ini tidak membuat cemas sang sutradara sama sekali, meskipun beberapa talent merasa sedikit gugup. “Bagaimanapun juga tidak banyak dari teman-teman talent yang sudah terbiasa pentas drama, tapi dengan penonton sebanyak ini saya yakin teman-teman malah akan bersemangat dan totalitas dalam berperan.” Hal ini juga diakui oleh Arief Budianto sebagai pemeran utama dari pementasan drama “Awal-awal gugup juga lihat penonton yang lumayan banyak, tapi selanjutnya malah jadi penyemangat untuk bisa memberikan yang terbaik untuk semua yang sudah menyempatkan hadir.”

Penonton yang hadir bukan hanya dari kalangan mahasiswa saja tetapi juga dari masyarakat umum, siswa SMA, hingga dua orang bule dari negeri Paman Sam. “Kebanyakan memang dari FKIP, tapi ternyata banyak juga dari fakultas lain yang datang. Kami memang sengaja mengundang perwakilan dari teman-teman Ormawa untuk datang dan menikmati pementasan, selain itu juga kami menyebar undangan ke SMA-SMA se-Kota dan Kabupaten Magelang juga sebar Poster untuk masyarakat umum.” ujar Aziz selaku ketua panitia kegiatan. “Kami juga mengundang beberapa relasi yang bekerja sama seperti teman-teman Teater Fajar (Universitas Muhammadiyah Magelang), dan juga ada perwakilan dari teman-teman native speaker yang sedang mengikuti program dari AMINEF (The American Indonesian Exchange Foundation), sebuah yayasan yang memiliki serangkaian program pertukaran pelajar dan beasiswa.” lanjutnya. Tercatat, 3 hampir 300 ticket presale yang telah disediakan terjual dengan 50 dari 100 ticket on the spot sampai ke tangan penonton sebelum memasuki gedung pertunjukan. Jumlah ini belum ditambah tamu undangan internal dan eksternal.

IMG_9526 - CopyFakta yang melampaui ekspektasi ini sudah barang tentu menjadi kepuasan tersendiri bagi para panitia yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan meskipun diakui oleh Aziz selaku ketua masih terdapat beberapa kendala dan kekurangan. Ali Imron, M.Hum sebagai dosen pengampu dan juga pembimbing pementasan drama tersebut merasa sangat bangga terhadap penampilan para mahasiswa yang telah bersamanya selama 8 bulan dengan 4 bulan fokus pada drama. Ketika ditanya mengenai penilaiannya pada para mahasiswa, Ali mengatakan, “Evaluasi pasti ada meskipun sebenarnya hanya beberapa saja, tapi secara keseluruhan, ini sangat membanggakan. All of them are great, the event was great. They have successfully made me forget that they are from Education.

Acara ini diinisiasi olehnya selaku pengampu mata kuliah sastra di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Tidar yang menjadi pamungkas pengajaran sastra dalam bentuk apresiasi terhadap karya sastra. Menurut Ali, keterlibatan mahasiswa dalam produksi sebuah karya jelas memberikan pemahaman kepada mereka di atas 70% terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu lanjut Ali, dengan praktek semacam ini, tanpa mahasiswa sadari, mereka telah melatih banyak sekali skills kebahasaan Inggris yang mereka pelajari termasuk kemampuan menguatkan kepercayaan diri. Aneka dialog maupun monolog dalam bahasa Inggris mulai yang singkat hingga cukup panjang telah berhasil disajikan dengan sangat baik oleh mereka yang sejatinya adalah mahasiswa ilmu kependidikan, kebahasaan, dan pengajaran. Hal ini menjadi soft opening yang sangat manis dari agenda besar fakultas yaitu Bulan Bahasa FKIP Untidar yang akan berisi serangkaian acara selama bulan Oktober.

Dua karya sastra yang dipentaskan berasal dari dua novel yang telah terbit di Indonesia sedangkan satu karya yang berupa film adalah hasil alih wahana dari sebuah novel berbahasa Inggris. Ketiga karya tersebut adalah “Dan Bidadari Pun Mencintaimu” dan “Merenda Pelangi Cinta” yang ditulis oleh Ali Imron El Shirazy dan “Goosebumps” karya R.L Stine.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan dihadiri oleh dosen dari dua jurusan di bawah FKIP. Prof. Dr.Sukarno, M.Si memberi tanggapan positif terhadap acara yang baru pertama kali diadakan oleh program studi Pendidikan Bahasa Inggris ini dan menyebut bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mahasiswa tidak hanya dalam bidang linguistik tetapi juga dalam segi seni dan estetika. Beliau juga merasa bangga kepada mahasiswa-mahasiwinya yang sudah berjuang dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut dan menutup pernyataannya dengan dukungan terhadap acara serupa agar menjadi agenda rutin tahunan fakultas di masa yang akan datang. (AL/SF)

ENGLISH LITERARY NIGHT OUTPUT KELAS LITERARY APPRECIATION; PEMENTASAN OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DALAM RANGKAIAN BULAN BAHASA FKIP 2016

Sastra adalah salah satu komponen penting yang dipelajari oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar sebagai calon guru bahasa. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa PBI FKIP Universitas Tidar wajib memenuhi dua mata kuliah di bidang sastra yaitu Introduction to Literature (Pengenalan Karya Sastra) di semester tiga, dan Literary Appreciation (Apresiasi Karya Sastra) di semester empat. Perkuliahan tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan dan membekali mahasiswa dengan ilmu kesusastraan mengingat pada kenyataannya memang sastra atau unsur sastra menjadi materi yang diajarkan di sekolah menengah atas yang merupakan tempat seharusnya para mahasiswa pada akhirnya mengajar setelah lulus.

Untuk pertama kalinya, kelas Literary Appreciation pada mahasiswa angkatan tahun 2014 memberikan output atau luaran dari mata kuliah yang sudah dijalani berupa sebuah pementasan drama dalam bentuk yang berbeda; pementasan dan teatrikal. Di luar itu, mahasiswa juga mampu membuat produk lain sebagai wujud keberhasilan kelas yaitu alih wahana novel menjadi film. Ketiga karya tersebut sejatinya diambil dari novel-novel yang telah terbit, baik di Indonesia maupun novel berbahasa Inggris.

Acara yang akan menyajikan tiga jenis penampilan utama dalam bentuk yang berbeda sebagai wujud apresiasi sastra ini akan berlangsung pada Senin, 3 Oktober 2016 di Auditorium Universitas Tidar. Aziz dan Silviani, mahasiswa semester 5, selaku anggota panitia menjelaskan bahwa jika seperti yang direncanakan, acara akan dimulai dari pukul 18.30 hingga tengah malam. Acara ini diperkirakan akan cukup mampu menyedot animo mahasiswa khususnya yang menyukai sastra dan bahasa Inggris. Hal itu cukup tampak dari respon mahasiswa yang bukan pementas saat melihat latihan, maupun saat mendapat informasi bersamaan dengan penjualan tiket acara.

DSC_0156Selain pementasan ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk mengapresiasi sastra. Beberapa mahasiswa memilih analisis karya sastra sebagai ujian akhir untuk mengukur kemampuan yang telah mereka pelajari selama dua semester tersebut.

  “Penilaian ujian akhir tetap diselenggarakan pada waktu ujian yang sudah ditentukan, tetapi pementasan akan dilakukan di semester baru sebagai ajang unjuk bakat dan penyambutan mahasiswa baru” ujar Erlinda sebagai sutradara pementasan. “Lagipula persiapan juga butuh waktu yang lumayan panjang untuk mencapai hasil maksimal.” lanjutnya.

Semua komponen pementasan mulai dari pemeran, sutradara, sampai panitia pementasan adalah mahasiswa yang diarahkan langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Literary Appreciation. “Pementasan ini merupakan kreativitas mahasiswa, jadi seluruh komponen dan ide-ide yang dituangkan di dalamnya adalah hasil dari jerih payah mahasiswa. Walaupun tidak memungkiri bahwa kami membutuhkan arahan dan bimbingan dari dosen yang bersangkutan.” terang Erlinda.

Di tempat terpisah, Ali Imron, M.Hum., selaku dosen pengampu mata kuliah sastra yang mempelopori pementasan ini mengatakan bahwa ia melihat potensi sastra yang di miliki mahasiswa yang notabene anak pendidikan sangat besar. Hal ini bisa menjadi sebuah alternatif baru bagi mahasiswa untuk berkreasi dan merefresh pikiran. Mereka tidak lagi bicara tentang pendidikan dan teori-teori pendidikan, melainkan sesuatu yang terasa baru pun sejatinya merupakan bagian dari dunia pendidikan.

Lebih lanjut, Ali mengatakan bahwa pementasan yang pertama kalinya ini diharapkan juga dapat menjadi pijakan pertama untuk menjadi agenda tahunan fakultas, memotivasi angkatan-angkatan selanjutnya untuk berkarya dan lebih menggali potensinya di bidang akademik dan non-akademik sehingga dapat menambah kegiatan kemahasiswaan fakultas. Bersejalan dengannya, para mahasiswa yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya selama lebih dari empat bulan juga menanggapi positif agenda baru mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini. (AL/SF)

MALAM KEAKRABAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2016: AJANG PENULUSURAN BAKAT, MINAT, DAN PENALARAN (PEMANTAPAN)

FKIP-UNTIDAR (20/9) –  Makrab, begitu sapaan akrabnya. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar menggelar Malam Keakrabanbagi mahasiswa baru pada Sabtu lalu, 17 September 2016. Kegiatanyang diadakan selama 2 hari (17-18 September) tersebut merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar(English Department Student Association-EDSA). Kegiatan dengan tema “Penelusuran Minat, Bakat, dan Penalaran  (PEMANTAPAN)” ini merupakan salah satu program kerja  EDSA periode 2016 sebagai upaya untuk salingmengenalbaikuntuksesamamahasiswabarumaupundenganmahasiswa lama dan sebagai wadah untuk menampilkan bakat dan minat mereka.

Kegiatan malam keakraban dikemas dengan kegiatan yang berbeda. Alih-alih melakukan prosesi malam keakraban yang identik dengan menghabiskan malam bersama, dalam PEMANTAPAN 2016 para mahasiswa baru Prodi Pendidikan Bahasa Inggris justru disuguhkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan lebih dari hanya sekedar mempererat hubungan antar mahasiswa. Kegiatan PEMANTAPAN 2016 kali ini lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang dapat mentransformasikan nilai-nilai intelektual seperti workshop serta kegiatan-kegiatan yang lebih mengasah skill mahasiswa dalam berbahasa Inggris dan juga dalam bidang seni.

Adapun beberapa workshop yang digelar selama acara PEMANTAPAN 2016 tersebut yaitu workshop mengenai PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) dan Mawapres (Mahasiswa Berprestasi). Selain workshop, kegiatan-kegiatan yang mampu mengasah bakat mahasiswa di bidang seni juga tak ketinggalan seperti halnya dalam bidang vokal, tari, dan juga puisi.

Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., mengatakan  pihaknya berharap bahwa kegiatan PEMANTAPAN 2016 dapat menjadi agenda rutin sebagai wadah bagi mahasiswa baru untuk lebih mengasah minat dan bakat, terutama di bidang akademik maupun bidang kemahasiswaan. (NA)

ADDICTED TO EFC IN PRACTICE ACTIVITIES

English for Children (EFC) in Practice is one of the subjects in the English Department of Tidar University. The aim of this course is to provide the students with real and practical teaching experience. This course requires the students to behave the experience of teaching English for young learners in the formal setting (elementary school). Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. said that “Students have to take CLTM (Children Language Teaching Methodology) and Program Development as the prerequisite subjects for taking EFC in Practice subject.”

Kardoko, M.Pd. as the EFC in Practice lecturer said that “EFC in Practice is used to give the students experience of teaching English in elementary school. There are four schools become the partner-schools in implementing this subject. Those schools are SDN Kemirirejo 3, SDN Mertoyudan, SDN Blondo 3, and SDN Muhammadiyah Mungkid. This semester, there are 13 students who take this subject.”

Students who take this subject will get real situation of teaching-learning process in elementary school. They will get benefits in relation to the characteristics of elementary school students, the real atmosphere of this grade, and how to manage teaching-learning process in elementary school level. Before doing the practical activities, students have to prepare the material and the teaching design. They also have to consult to the elementary school teacher where they do teaching practice.

The activities of EFC in Practice subject are divided into two main activities, preparation activities and practical activities. The preparation activities are used to prepare the material and the teaching design. The practical activities are related to the outside activities which are meant that students do teaching practices in the elementary schools. As the results, the elementary school students and English Department students become addicted, happy, and enjoy the teaching-learning process.

Sofiyatunnisak, one of the students of EFC in Practice subject, said “I enjoy this subject because basically I love to teach children, but unfortunatelly the allocation time per meeting is only 35 minutes and I don’t think that enough for doing all activities in the English lesson. Then, a funny impression when I teach elementary school students is when a student cry while I’m handling the other students of that class.”

What a great response! (ER)

ENGLISH DEPARTMENT: BEING READY TO BE EDUPRENEUR

Entrepreneurship is one of the courses in English Department in which it is aimed at giving students insight on issues related to small and middle business, more particularly one relevant with English.

Indrotomo, M.Pd. the lecturer of Entrepreneurship denotes “at first the students’ mindset of entrepreneurship course is about culinary business, then, I change their mindset to make a business plan that relates to English.” He asks the students to be edupreneurs. He states that Edupreneur stands for Educational Entrepreneur or an entrepreneur that relates to the public education system. In the class, he asks the students to make English courses such as English for Specific Purposes, English for Conversation, TOEFL course, and produce School-Based Material.

To support the teaching learning process, the lecturer invites native speakers who have knowledge in marketing, business strategy, and plan organizer. They are Alex (Canada), Catherine (Canada), Mathew (UK), and Laura (Spain). By inviting the native speakers in the class, the students get additional materials about international business.

In addition, the students also have knowledge how to be good edupreneurs and practice their speaking’s proficiency. That’s why the students are enthusiastic about joining the class. Zaqy Mubarok, the student of Entrepreneurship says “I think Entrepreneurship course is good, especially when there are native speakers in the class. My friend and I are happy when we can communicate to the native speakers and we can know their culture too”

In the future, the lecturer hopes the students can apply the theories about English business plan. Moreover, the lecturer has a continuing program to invite the native speakers from Netherlands to share their business experiences. (CA – AW)

EFT1 Final Project: Vlog, to Act What You Think

The heart of learning is experiencing. The Final Project of English for Tourism 1 (EFT1) is designed to accommodate students’ expression in learning, focused on bringing the theoretical aspects of the subject through experience. The final project is in line with the basic competencies targeted by the course, which are able to reach an understanding of the definition of tourism and its aspects.

Nowadays, Video Log (later is called Vlog) is so hype. Vlog is basically a form of blog which the medium is video. It’s often combine embedded video (or a video link) with supporting text, images, and other editing attributes. Taking mostly the concept of documentary, Vlog has successfully winning the heart of the most video-sharing application users, youngsters. The medium is very popular yet resourceful for the course since it bridges the need assessment of the course.

To complete the requirement of the subject, each student must submit a 5-minute- Vlog of his or her tourism activity. Reading the text is prohibited since one of the purposes of the project is to check their clear understanding of the tourist destination concept verbally. The general theme for this semester is: Tourist Destination. Technically students must go to the-already-well-known tourist attractions or any other spot that has the potential. They are encouraged to be able to explain the ins and outs of that particular travel destination and apply the theoretical knowledge of the concept of an ideal tourist destination given in the class. Students are also invited to give their opinions and suggestions about the travel destination he/she had chosen. Either back sound editing or animation is permitted as long as it is not disturbing the substance. Collectively the students are then required to upload his/her Vlog to the class’ Youtube account.

So far there are positive comments from the students. Indra finds the project interesting since it gives him a chance to getaway from his routines. “We are having opportunity to explore various destinations, prices, accommodations and else, just like what we have studied in class, in reality. Moreover, students today love Vlogging to express our activities. We can shape our ability to speak, to show appropriate gesture or facial expression and to work with our camera so that we will be able to be confident in expressing ourselves about something”.  Niken adds “I got experience and information about a place which I haven’t known before. Somehow it is a kind of relaxation in the midst of hectic Final Exams. Though, I find difficulties in telling spontaneously since I have to think about grammar and vocab. Editing part is also challenging.”

Winda Candra Hantari, the lecturer of EFT 1 says that “Vlog brings benefits to the learning process, although EFT 1 extensively covered the theory, which is the foundation of English for Tourism but actually the theoretical knowledge given in the class should be checked in the real enclosure themselves through experience. Students are stimulated to have unique perceptions of the knowledge gained in the classroom. I’ll be very happy if later they can find something which can be learned from this project more than they have studied in class” To add the spark of up-to-date technology in the class, students are stimulated to familiarize themselves with online video-sharing application.(wd)

TOURISM GOES TO CAMPUS

One of the biggest industries in Indonesia is Tourism. As an English Department at FKIP, Tidar University, one of the elective courses is English for Tourism in Practice. It is offered in semester six. This course provides students with the competence of using English in tourism fields and it also provides students with the real and practical experiences related to tourism fields. Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., as the English Department Coordinator, said “Practices in the real tourism objects is really beneficial to improve the students’ competence not only in speaking but also to understand the culture and respect the diversity.”

This field work programme starts on March 17th  –  July, 2nd 2016. There are 73 students placed in 9 locations around Borobudur Temple. They are: Lotus 2 Jl. Balaputra Dewa no.54; Desa Gerabah ‘Pak Poyo” Jl. Waringin; Rajasa Jl. Badrawati no. 2 Borobudur; Cempaka Villa dan Spa Guest Jl. Badrawati, Ngaran Lor no.1 Borobudur; Cempaka Guest House Borobudur Jl. Medang Kamulan no.8B Borobudur; Omah GarengPoeng Jl. Kalangan, Tingal Wetan no. 197 Desa Wanurejo Borobudur; Candirejo Tourism Village Jl. Candirejo, Borobudur; Rumah Boedi Borobudur Dusun Tingal, Wangunrejo, Borobudur and Tingal Laras Art House Home Stay Tingal Kulon, Wangunrejo, Borobudur. Widya Nur Rochmah, one of the students who practices in Rumah Boedi, said “I can speak English fluently by practicising it in front office and restaurant. I help the tourist when they want to check in and out, I also explain the menu and the services in Rumah Boedi”. “I get a lot of new experience,” added Maharani Wulan Pratiwi, the other student who practices in Rumah Boedi. Novita Irmawati, one of the students who practices in Desa Wisata Candirejo, said, “I can meet many foreigners to practice my English, They are from United States, Singapore, Australia and France.”  “I also explain how to make Gerabah in Desa Gerabah ‘Pak Poyo’,” uttered Kartiko, the other students. The outcome from this programme are videos about their activities, brochures and progress reports. This programme is guided by Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd. This course also uses a facebook group (EFT in Practice) as the bridge to control the students’ activities and post some pictures. (lilia)