[:id]Bawa Nama Universitas Tidar, Dua Wakil FKIP Masuk Final 7 Besar Duta Bahasa[:]

[:id]

Magelang (03/08/2018). Sebagai sebuah agenda rutin, Balai Bahasa mengadakan Seleksi Duta Bahasa Jawa Tengah untuk kesekian kalinya. Selain sebagai sebuah kontes tahunan, kegiatan prestisius dan bergengsi ini bertujuan untuk mencari wakil-wakil terbaiknya yang mampu mengemban tugas sebagai duta bahasa. Hal inilah yang menarik puluhan mahasiswa Untidar termasuk mahasiswa FKIP untuk mengikuti ajang kompetisi ini. Para pendaftar melewati 3 tahapan yaitu seleksi administrasi, UKBI dan wawancara, serta Final.

Setelah melewati serangkaian seleksi administrasi 16 mahasiswa FKIP berhasil lolos administrasi dan mengikuti tes UKBI dan wawancara. Mereka dituntut mampu menggunakan tiga bahasa Indonesia, Jawa, dan Inggris. Selain itu, mereka dihimbau mampu menunjukkan bakat seni tertentu seperti tari daerah, nembang, dan pranata cara. Menjelang tahap 2 ini, persiapan terus digenjot salah satunya dengan pendampingan intensif penggunaan bahasa Jawa oleh Drs. FX. Samingin, M.Hum.

Dari tahap ini, 2 wakil FKIP Filsafat Ash Shauffi (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) dan Khairunnisa Aisya (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) terus melaju hingga tahap final. Beserta dengan para finalis lainnya, keduanya membuat video pendek yang berisi ajakan untuk mendukung penggunaan bahasa daerah di kalangan pemuda. Keduanya mengikuti karantina selama 2 hari di Hotel Grand Wahid Salatiga pada tanggal 17-18 Juli 2018. Dalam kegiatan karantina ini, keduanya wajib melakukan presentasi makalah tentang penggunaan bahasa, pembekalan materi serta grand final Jawa Tengah. Dalam tahap ini, keduanya berhasil melaju hingga babak 7 besar.

“Alhamdulillah, kami mampu melaju hingga tahap ini. Kami mengalami hal yang luar biasa dalam fase hidup kami. Terima kasih untuk FKIP yang terus mendukung langkah kami. Meskipun demikian, kami tetap mengemban pesan Duta Bahasa untuk mengajak generasi muda khususnya di Wilayah Magelang untuk melestarikan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia ditengah gempuran bahasa Inggris sebagai Bahasa Global” ungkap Filsafat saat ditemui usai kembali dari kegiatan Grand Final Duta Bahasa 2018. (WR)

[:]

[:id]FKIP Adakan Sosialisasi dan Penguatan Komitmen sebagai Tindak Lanjut Program PDS[:en]Lecturer Goes to School: How the Socialization Program Run?[:]

[:id]

Jumat (27/7), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Sosialisasi dan Penguatan Komitmen Program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS). Acara tersebut dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. sebagai penanggung jawab program. Selain itu, perwakilan keempat sekolah mitra PDS juga datang, yaitu SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, dan SMP Negeri 11 Magelang.

“Perwakilan sekolah yang datang terdiri atas kepala sekolah, satu Guru Bahasa Indonesia, dan satu Guru Bahasa Inggris yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti program ini. Khusus untuk SMP, ditambah satu Guru IPA,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untidar sekaligus koordinator program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si menegaskan program ini bemanfaat bagi dosen maupun guru. Dosen dapat meningkatkan kemampuan paedagogik, sedangkan guru memiliki satu artikel Penelitian Tindakan Kelas. Siswa juga dapat merasakan manfaat program ini dengan adanya pembelajaran aktif di kelas.

“Konsep dasar program ini adalah dosen yang ada di Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) mampu menghadirkan pengalaman nyata proses pelaksanaan pembelajaran yang baik dan relevan dengan tuntutan mutu sekolah. Oleh karena itu, dosen harus mengalami langsung menjadi guru melalui program ini,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., saat menjelaskan konsep PDS.

Selain dihadiri perwakilan dari sekolah mitra, acara ini juga dihadiri oleh Dosen FKIP yang terlibat sebagai pengelola program. Beberapa dosen terlibat sebagai pengelola dan sebagian lain menjadi mitra guru di sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Setelah sosialisasi, program ini akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah orientasi sekolah dan kelas; pengembangan perangkat pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelatihan dan pendampingan PTK, serta seminar hasil PTK.

Program PDS merupakan salah satu kebanggan FKIP. Pasalnya, program ini merupakan hibah revitalisasi LPTK yang dimenangkan FKIP. Hibah ini diinisiasi oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti. Semoga FKIP makin jaya. (WJ)

[:en]

On Friday (27/7), the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) held a Socialization and Strengthening Program for Lecturer Goes to School (PDS). The event was ceremonially opened by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. as the advisor of the program. The event was attended by the PDS partner schools such as SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, and SMP Negeri 11 Magelang.

“The school representatives who came to the event were the principal, an Indonesian Language Teacher, an English Language Teacher, and Particularly for junior high school level, we involve two science teacher, “said Rangga Asmara, M.Pd., as the coordinator of the program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. emphasized that this program is useful for both lecturers and teachers. As he said, lecturers can improve pedagogical abilities, while teachers will learn how to do Classroom Action Research. Not to mention, students will get the benefits from the active teaching learning process in the class.

“The basic concept of this program is that the Teacher Training Institution (LPTK) presents the authentic and good experience which is relevant to school need. Therefore, the lecturers must go and teach in the school directly “explained Rangga Asmara, M.Pd. In addition, the event was attended by FETT lecturers as the school collaborators who are actively involved in the teaching process and program organizers who manage the program.

After socialization, this program will be continued to the next stage, i.e., school and class orientation, material development, learning implementation, teaching practice, classroom action research, seminar on action research.

The PDS program is one of the presticious FETT’s program. FETT won a LPTK revitalization grant given by Director General of Learning and Studen Affairs (BELMAWA) – Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristek Dikti). Last but not least, FETT will have a better future. FETT is the Best. (WR)

 

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Lakukan Tugas sebagai Guru Saat PPL[:]

[:id]

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa keguruan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa Semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Tahun ini, sebanyak 211 mahasiswa FKIP mengikuti PPL yang diselenggarakan di 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang.

“PPL tahun ini diikuti oleh 101 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 110 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Selain itu, terdapat 11 mahasiswa yang mengikuti PPL Antarbangsa di Malaysia,” tutur Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Untidar sekaligus Koordinator PPL.

“Mahasiswa wajib mengajar selama sekurang-kurangnya 12 kali. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, seperti piket, ekstrakurikuluer, pengelolaan perpustakaan, penanganan kesulitan belajar, dan kegiatan lain yang bersifat insidental. Misalnya, pembinaan lomba, peringatan hari kemerdekaan, maupun acara lainnya. Mahasiswa juga wajib menulis laporan PPL yang terdiri atas laporan kelompok dan individu. Laporan kelompok berupa laporan persekolahan, sedangkan laporan individu terdiri atas laporan mengajar dan kesulitan belajar,” tutur Endah Ratnaningsih, M.Pd., Dosen PBI sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada saat penyerahan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Mustika Rosiana, Mahasiswa PPL dari PBSI mengaku dilibatkan dalam acara pramuka bertajuk Maratama (Penerimaan Tamu Ambalan) sebagai rangkaian kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Negeri 2 Magelang. “Mahasiswa PPL dibagi menjadi dua shift, 15 mahasiswa mengikuti kegiatan MPLS pada pagi hari dan 10 mahasiswa dilibatkan untuk mengikuti acara puncak pada malam hari,” tutur Mustika Rosiana dengan penuh semangat.

“Pada minggu awal PPL, kami mulai melaksanakan kegiatan observasi dan piket. Kami mulai mengumpulkan data delapan standar nasional pendidikan untuk melengkapi laporan persekolahan. Selain itu, kami melaksanakan piket di sekolah, yaitu merekap presensi siswa dan memberikan tugas, serta mengawasi kelas saat guru yang sedang mengajar sedang berhalangan. Kami juga sudah mulai mengikuti guru pamong untuk observasi kelas sebelum praktik mengajar,” tutur Indah Meiliani, mahasiswa PBI yang PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Setelah tahap observasi, mahasiswa akan mulai mengajar di kelas. Sebelum mengajar, mahasiswa wajib menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus dikonsultasikan dengan guru pamong dua hari sebelum praktik.

PPL ini dilaksanakan dengan sistem blok selama tiga bulan. Jadwal kegiatan PPL diawali dengan penyerahan ke sekolah pada 16 – 20 Juli 2018; observasi pembelajaran dan persekolahan pada 23 – 27 Juli 2018; pelaksanaan pembelajaran dan laporan 30 Juli – 19 Oktober 2018; penarikan PPL 22 – 26 Oktober 2018. Setelah itu mahasiswa mengikuti ujian PPL di kampus.(WJ)

[:]

[:id]Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia KKL di Malaysia[:en]Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program Held Fieldwork in Malaysia[:]

[:id]

Mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Mahasiswa mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Malaysia pada Senin – Kamis (23 – 26 Juli 2018) lalu. Kegiatan ini sebagai penguatan dan penunjang perkuliahan di kelas.

“Mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman mengobservasi pembelajaran di sana. Selain itu, setelah mengikuti KKL mahasiswa dapat menemukan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga mereka tidak hanya mempelajari teori. Oleh karena itu, tempat tujuan KKL mahasiswa adalah instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu mahasiswa,” tutur Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Untidar.

Seluruh mahasiswa S-2 kompak untuk mengikuti KKL ini. Mereka didampingi langsung oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, sekaligus Dosen Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan yang memadukan kunjungan atau study-banding dan wisata ini dilaksanakan di Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) setara sekolah menengah kejuruan (SMK)  dan 4 sekolah kebangsaan (SK) setara sekolah dasar (SD) di Indonesia. Setelah itu, mahasiswa berkunjung ke Genting Highlands, pasar seni, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, bukit bintang, dan Putrajaya.

Tahun 2018 ini merupakan KKL S-2 pertama kali yang diikuti mahasiswa semester 3 pascasarjana. Pasalnya, tahun 2017 kemarin merupakan angkatan pertama Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa di Indonesia di Untidar. Pada tahun pertama ini tercatat 7 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan. Semoga ke depan Pascasarjana Untidar lebih maju dan berkembang.(WJ)

[:en]

Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program conducted fieldwork in Malaysia on Monday – Thursday (23-26 July 2018). This activity aimed to class lecture’s reinforcement and support.

“Students are expected to have some experiences of learning observation at the class. After joining fieldwork, the students found the reality so that they do not only learn theory. Hence, , the destination of the student is an institution that deals with student disciplines,” said Dr. Yulia Esti Katrini,M.Si as the Coordinator of Indonesian Language and Literature Education Post-graduate Program UNTIDAR.

All post-graduate students are coincided to follow this fieldwork. They were accompanied by Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, Dean of FETT and Postgraduate Indonesian Language and Literature lecturer. This fieldwork integrated both visitation and vacation that were carried out at Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) equivalent to vocational high schools (SMK) and 4 Sekolah Kebangsaan (SK) equivalents to elementary schools in Indonesia. After that, students visit Genting Highlands, art markets, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, Bukit Bintang, and Putrajaya.

This year is the first time for third semester postgraduate students joined fieldwork. Last year was the first generation of Postgraduate Program in Indonesian Language and Literature Education at Untidar. There were 7 students who attending the lectures. Hopefully, Postgraduate Untidar is more advanced and developed. (AG)

[:]

[:id]Sebelas Dosen dari Pendidikan Matematika dan Dosen Pendidikan Biologi menjadi Keluarga Baru FKIP[:]

[:id]

Rabu 11 Juli 2018 menjadi hari yang membahagiakan bagi FKIP karena bertambahnya sebelas orang dosen yang menjadi keluarga baru. Keluarga baru dari dosen Pendidikan Matematika meliputi Arief Wicaksono, M.Pd., Nurul Aprilia, M.Pd., Zuida Ratih, M.Pd., Yesi Franita, M.Pd., Fadhilah Rahmawati, M.Pd., dan Megita Dwi P, M.Pd. Sementara Dosen Baru Pendidikan Biologi meliputi Dr. Ericka Darmawan, Ika Sukmawati, M.Pd., Karunia Galih P., M.Sc., Sekar Jati P., M.Pd., dan M.Radian, Nur Alamsyah, M.Pd. Pada hari tersebut secara resmi diserahkan Surat Keputusan Rektor Untidar tentang pengangkatan Dosen Program Studi Baru di Lingkungan FKIP. Dalam hal ini Dekan FKIP Prof. Dr. Sukarno, M.Si. mewakili Pelaksana Tugas Rektor Untidar menyerahkan SK tersebut secara langsung kepada dosen yang bersangkutan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. di Ruang Multimedia Untidar. Dalam sambutannya Prof. Dr. Sukarno, M.Si menyampaikan selamat bergabung dengan keluarga FKIP, semoga bisa bekerja keras dan kerja cerdas untuk kejayaan FKIP Untidar. Dr. Ericka Darmawan, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih telah dipercaya untuk bergabung di keluarga FKIP, selanjutnya dia berharap agar dengan bergabungnya teman-teman bisa menambah amunisi baru untuk kejayaan FKIP.

Dosen Prodi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi pada awalnya merupakan tim penyusun proposal pengusulan program studi baru yang dimulai sejak awal tahun 2017. Pada pertengahan tahun pendirian program studi disetujui dan pada tahun 2018 ini mulai menerima mahasiswa baru. Berdasarkan pengumuman hasil seleksi SNMPTN dan SBMPTN setidaknya Program Studi Pendidikan Matematika telah memiliki 80 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Sementara Program Studi Pendidikan Biologi telah memiliki 74 Mahasiswa yang telah melakukan registrasi. Total seluruh mahasiswa diterima pada masing-masing prodi ini sejumlah 105 mahasiswa yang terbagi ke dalam 3 kelas. (SP)

[:]

[:id]Praktek Mengajar di Luar Negeri, Mahasiswa FKIP Pamitan ke Rektor[:en]Teaching Practice Abroad, FKIP Students Said Goodbye to the Rector[:]

[:id]

Pada hari kamis (19/7) bertempat di gedung Rektorat Universitas Tidar (UNTIDAR), sebanyak 20 orang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNTIDAR berpamitan ke Rektor UNTIDAR untuk mengikuti program praktek mengajar di luar negeri. Dari kedua puluh mahasiswa tersebut, 11 orang mahasiswa mengikuti program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Kebangsaan, 2 orang mahasiswa mengikuti Program SEA Teacher dan 7 orang mahasiswa S2 mengikuti Program KKL. Kedua puluh mahasiswa tersebut berpamitan ke Rektor, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Among Wiwoho, S.E., M.M., selaku Kepala Biro Umum dan Keuangan, sedangkan mahasiswa FKIP didampingi oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, serta Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP UNTIDAR.

Program PPL Kebangsaan, yang diikuti 8 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 3 orang mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia (PBSI) ini, dilaksanakan di lima sekolah di Malyasia, yaitu di Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor, SK Hulu Yam Baru, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, dan SK Bandar Sungai Buaya. PPL Kebangsaan ini rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 23 Juli sampai 19 Agustus 2018.

Program SEA Teacher diikuti 2 orang mahasiswa Program Studi S1 PBI. Program SEA Teacher merupakan salah satu program dari SEAMEO (Southeast Asian Ministerof Education Organization)yang mengadakan pertukaran mahasiswa yang akan mengajar bahasa inggris di berbagai negara Asia Tenggara. Dalam program ini, FKIP UNTIDAR mengirim dua orang mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar di Iloilo Science and Technology University – Filipina dan menerima dua orang mahasiswa asing dari Chiang Rai Rajabhat University – Tahiland yang akan melakukan praktik mengajar di SMA Negeri 1 Magelang. Program ini berlangsung 13 Agustus – 11 September 2018. Dalam pamitan ini juga turut serta tujuh orang mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Malaysia.

Dalam berpamitan, Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., yang mewakili rombongan menyampaikan bahwa diharapkan mahasiswa praktikan tidak hanya mengasah hard skill, tetapi juga harus mengasah soft skill, terutama kemampuan beradaptasi dengan kebudayaan di negara lain. “Mahasiswa praktikan diharapkan mampu meningkatkan kompetensi secara internasional”, imbuh Prof. Dr. Sukarno, M.Si.

Dalam sambutannya, Kepala BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., menyampaikan selamat bertugas dan menjaga nama baik UNTIDAR dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Teman-teman mahasiswa diharapkan mencermati perbedaan kultur antara di Indonesia dan di Malaysia agar tidak terjadi masalah selama bertugas di sana”, imbuh beliau. (EJ)

[:en]

On Thursday (7/19), at the Office of Rector of Universitas Tidar (UNTIDAR), 20 students from the Faculty of Teachers Training and Education (FKIP) UNTIDAR said goodbye to the Rector of UNTIDAR to join the teaching practice program abroad. Of the twenty students, 11 students participated in the Kebangsaan Teaching Practice Program (PPL), 2 students joined the SEA Teacher Program and 7 students of Masters Degree participated in the MPA Program. The twenty students said goodbye to the Rector, who was represented by Among Wiwoho, SE, MM, as the Head of the General and Financial Bureau, while FKIP students were accompanied by the Dean, Vice Dean of Administration and Finance, and the Head of the Language and Arts Department of FKIP UNTIDAR.

The Kebangsaan PPL Program, which is joined by 8 undergraduate program students of the English Language Study Program (PBI) and 3 of the Indonesian Language Education Study Program (PBSI), will be held at five schools in Malyasia, namely at the Hulu Selangor Science Middle School, SK Hulu New Yam, SK Taman Bunga Raya 1, SK Taman Bunga Raya 2, and SK Bandar Sungai Buaya. The PPL is scheduled to be held from July 23 to August 19, 2018.

The SEA Teacher Program, which is joined by 2 undergraduate program students of the PBI, is one of the programs from SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization) which holds exchanges for students who will teach English in various Southeast Asian countries. In this program, FKIP UNTIDAR sends two students who will do teaching practice at Iloilo Science and Technology University – the Philippines and received two foreign students from Chiang Rai Rajabhat University – Thailand who will practice teaching at SMA Negeri 1 Magelang. The program will take place on August 13 – September 11, 2018. In this occasion, there were also seven post graduate students of the Indonesian Language and Literature Education who would conduct Field Work Lectures (KKL) in Malaysia.

In saying goodbye, the Dean of FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc., who represented the group said that the students were expected to hone not only the hard skills, but also the soft skills, especially the ability to adapt to cultures in other countries. “Students are expected to improve their competence internationally”, Prof. Dr. Sukarno, M.Sc added.

In his remarks, the Head of BUK, Among Wiwoho, S.E., M.M., conveyed his congratulations on the duty and asked them to maintain the good name of UNTIDAR and the Unitary State of the Republic of Indonesia. “Students are expected to look at the differences in culture between Indonesia and Malaysia so that there will be no problems during their duty there,” he closed. (AL)

[:]

[:id]PKM 2018 : BOSARANG, Cara Asik Belajar Bahasa Inggris[:en]PKM 2018: Bosarang, Fun Way to Learn English[:]

[:id]

Bosarang (Bongkar Pasang Orang) merupakan metode pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan potongan-potongan gambar. Metode ini tengah dikembangkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Tidar.

“Saya sedih melihat anak-anak di kampung saya kurang menguasai Bahasa Inggris bahkan masih sangat jauh di bawah rata-rata. Besar kemungkinan karena letak sekolahnya cukup jauh dari kota dan sarana prasarana yang kurang mendukung,” jelas Ayutya Khoirul Mar’ah, mahasiswa Prodi PBI semester 2 asal Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang

Keprihatinannya ini menjadi ide awal dalam mengembangkan sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris yang menarik, sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak terutama usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bersama kedua temannya, Ratna Dwiyaning Raharjanti dan Damayanti, Ayutya membuat sebuah terobosan pembelajaran Bahasa Inggris ”BOSARANG” (Bongkar Pasang Orang) guna mempermudah siswa untuk mempelajari teks deskriptif.

Teks deskripsi adalah sebuah paragdraf yang berisi penggambaran objek, tempat atau peristiwa sehingga orang yang membacanya seolah-olah sedang melihat atau merasakan langsung apa yang diceritakan pada paragraf tersebut.

Metode Bosarang mula diaplikasikan pada siswa-siswi MTS Kaliangkrik Magelang pada bulai Mei- Juli 2018.

”Tim melaksanakan 4 kali pertemuan yaitu : pre-test, pemberian materi tanpa media, pemberian materi dengan media dan post-test,” tambah Ayutya.

Setelah mendapatkan hasil pre-test, ditemukan fakta bahwa siswa-siswi kelas 8 MTs Kaliangkrik masih kesulitan dalam menyusun teks deskriptif. Pada pertemuan berikutnya, tim memberikan penjelasan tentang bagaimana mendeskripsikan orang, baik menggunakan media maupun tidak.

”Siswa sangat antusias dalam memperhatikan materi terlebih saat mereka mengaplikasikan media Bosarang. Bosarang ini seperti jenis puzzle yang bisa disusun sesuai keinginan siswa,” ujarnya.

Tim menyediakan berbagai gambar dan puzzle jenis postur tubuh, bentuk rambut, mata, hidung dan lain-lain. Pendiskripsian kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan teknik Bosarang pada 3 bulan terkahir ini membuahkan hasil.

”Setelah menggunakan Bosarang, paragraf dibuat siswa menjadi lebih panjang dengan kosakata yang lebih beragam,” jelas Ayutya.

Bosarang merupakan salah satu Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dari UNTIDAR yang berhasil lolos seleksi oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Bosarang merupakan Kelompok PKM Penelitian Sosial Humaniora (PSH), judul lengkapnya Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang. (Ratna Dwiyaning Raharjanti/DN)

[:en]

Human puzzle (Bosarang) is a English teaching method by using picture which is cut into pieces. This method was developed by students of English Education study program (PBI) University of Tidar.

“I was sad when knew that children in my village have under average ability in English. This is because of the school is too far away from the city, and there is no supported facilities,” said Ayutya Khoirul Mar’ah, 2nd semester students of PBI who came from Sembiran, Banjarejo, Kaliangkrik, Magelang.

Her concerns became basic idea in developing a teaching method in learning English in interesting, simple, and easy to understand way for children especially for junior high school students.

With her friends, Ratna Dwiyaning Raharjanti and Damayanti, Ayutya made a breakthrough in English teaching method BOSARANG (puzzle of human) which is used by students to learn descriptive text easier.

Descriptive text is a paragraph which describe an object, place, or an event that made reader can see, or feel directly what people describe in that paragraph.

Bosarang method was began to apply to students of MTS Kaliangkrik Magelang on May – July 2018.

“The team made 4 times meeting, they are: pre-test, give material without media, give material wit media, and post-test,” added Ayutya.

After did the pre-test, it can be found a fact that the 8th grade students of MTS Kaliangkrik were still found difficulties in arranging descriptive text. In the next meeting, the team explained how to describe human by using media and not using media.

“the students were so enthusiast with the media that is used, moreover when they applied Bosarang media. Bosarang is a kind of puzzle that can be used by students to be arranged as they wanted,” she said.

Team provided some pictures and puzzles of human body, kind of hairs, eyes, noses, etc. Describing English words by using Bosarang technique for this 3 moths got the result.

After using Bosarang, paragraph that is made by students became longer and used many kinds vocabularies,” explained Ayutya.

Bosarang is one of students creativity program (PKM) held by University of Tidar which passed the selection held by Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristekdikti). Bosarang is PKM group of Social and humanities research, with entitled the importance of Bosarang learning method through student’s creativity in descriptive text learning in MTS Kaliangkrik- Magelang (Peran Model Pembelajaran BOSARANG (Bongkar Pasang Orang) Terhadap Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Descriptive Text di MTs Kaliangkrik – Magelang). (GF)

[:]

[:id]Berhasil Menjadi Grand Finalist Seleksi Tingkat Wilayah, Tim NUDC Untidar Melaju ke Seleksi Tingkat Nasional[:en]Succeeded in Becoming Grand Finalist in Region Level, NUDC Untidar Team Road to National Selection[:]

[:id]

Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah. Ajang bergengsi tersebut dilaksanakan pada tanggal 5-6 Juli 2018 bertempat di Universitas Dian Nuswantoro. Peserta seleksi sebanyak 32 tim yang merupakan perwakilan perguruan tinggi di Jawa Tengah. Setiap perguruan tinggi hanya mengirimkan satu tim perwakilan. Tim NUDC UNTIDAR diwakili oleh 2 mahasiswa FKIP yaitu Yusuf Yuliyanto (PBI) dan Novia Indri (PBI) sebagai debaters dan 1 mahasiswa FE yaitu Novia Suci (EP) sebagai N1 adjudicator.

Terdapat tujuh tahap dalam seleksi NUDC tingkat wilayah yaitu preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, dan final round. Tim NUDC UNTIDAR unggul di preliminary round 1-4 hingga melaju ke babak semi final bertemu dengan tim NUDC UNNES, POLINES, UPS Tegal. Meskipun menghadapi lawan yang tangguh, tim NUDC UNTIDAR mampu bersaing hingga maju ke babak final. Di babak final tim NUDC UNTIDAR bertanding dengan Tim NUDC UNNES, UNDIP, dan UNSOED untuk merebutkan champion, runner up, dan grand finalist. Perjuangan tak kenal lelah tim NUDC UNTIDAR membuahkan hasil yang memuaskan. Tim NUDC UNTIDAR berhasil menjadi grand finalist pada seleksi NUDC tingkat wilayah dan berhak melaju ke seleksi tingkat nasional mewakili Kopertis VI.

Kegiatan seleksi NUDC tingkat wilayah memberikan kesan bagi peserta yang terlibat. Novia Indri, salah satu anggota tim NUDC UNTIDAR, menyampaikan bahwa banyak peserta yang memiliki public speaking dan critical thinking bagus. Hal tersebut mendorong dirinya untuk terus belajar. “Semoga debat berbahasa inggris di UNTIDAR semakin maju. Karena banyak hal yang dapat diasah dalam debat seperti public speaking dan critical thinking” imbuhnya di akhir wawancara. (RI)

[:en]

NUDC UNTIDAR team succeeded in becoming grand finalist on NUDC region selection. This event was held on 5 to 6 July 2018 in Dian Nuswantoro University. The participants were 32 teams who were the representatives of each university in Central Java. Each university only sent one team. The representatives of NUDC UNTIDAR team were Yusuf Yuliyanto and Novia Indri (English Education Study Program) as the debaters from FETT and Novia Suci (Economic Development) as N1 adjudicator.

There were seven stages on the NUDC region selection, namely preliminary round 1, preliminary round 2, preliminary round 3, preliminary round 4, quarter final round, semi final round, and final round. The NUDC UNTIDAR team excelled in the preliminary round 1-4 to advance to the semi-finals meeting with the NUDC UNNES, POLINES, and UPS Tegal teams. Despite facing a formidable opponent, the NUDC UNTIDAR team was able to compete until it progressed to the final round. In the final round the NUDC UNTIDAR team competed with NUDC UNNES, UNDIP and UNSOED teams to win champion, runners up, and grand finalist. The tireless struggle of the NUDC UNTIDAR team paid off satisfactory results. The UNTIDAR NUDC team succeeded in becoming a grand finalist in the selection of regional-level NUDC and road to the national selection to represent Kopertis VI.

Region Level of NUDC selection gave some impression for some participants. Novia Indri as one of the NUDC UNTIDAR member told that many participants have wonderful public speaking and critical thinking. It boosted her in learning continuously. “Hopefully the English-language debate at UNTIDAR is progressing. Because there are many things that can be sharpened in debates such as public speaking and critical thinking, “she added at the end of the interview. (AG)

[:]

[:id]EDSA Untidar Gelar Seminar Pendidikan “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”[:en]EDSA UNTIDAR Carried Oout Education Seminar “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”[:]

[:id]

Selasa (10/7) ratusan mahasiswa padati Auditorium Universitas Tidar. Datang dari berbagai macam kota guna menghadiri Seminar Pendidikan bertema “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”. Acara yang diselenggarakan oleh English Department Student Association tersebut dihadiri oleh Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd. sebagai narasumber.

Marlinda Ayuni, Ketua Panitia, mengatakan acara tersebut merupakan agenda rutin EDSA. Seminar Pendidikan kali ini memiliki tema tersebut mengingat metode pembelajaran abad 21 ini sudah wajib berbasis teknologi dengan berbagai macam model.

“TPACK: The Concept and Practice to build Multimodal Literacy for 21st Century Learning” istilah pembuka yang digunakan oleh Dr. Nur arifah Drajati, M.Pd. saat membuka materi. Selanjutnya dosen asal Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi didalam kelas yang menunjang Active Learning, Authentic Learning, Reflective Learning dan Collaborative Learning.

Acara yang dihadiri oleh mahasiswa dari Untidar, UNS, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Agama Islam Negeri Kudus, dan Universitas Terbuka, serta beberapa guru dari Sekolah Menengah Atas di Magelang, Temanggung dan sekitarnya, ini terasa meriah sejak dibuka oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., ditambah dengan penampilan memukau dari Wilda Ulfiyanti dan Octaviera Regita Prameswari yang membawakan beberapa lagu.

Beberapa mahasiswa mengatakan seminar tersebut sangat sesuai dengan kondisi pembelajaran saat ini. “Saya sangat senang dan merasa semakin terbuka untuk memanfaatkan teknologi lebih jauh dalan perkuliahan,” ujar Ayu Desania, mahasiswi Untidar semester 2.

Kaprodi Prodi PBI Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. berharap agar kedepannya acara rutin EDSA tersebut bisa terus berjalan sekaligus memberi efek positif untuk semua peserta.

[:en]

Tuesday (10/7), hundreds of students assembled in Auditorium of Tidar University. They came from various cities to participate Education Seminar entitled “Multimodality on Technological Pedagogical and Content Knowledge”. This event was held by English Department Student Association which was attended by Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd as the source.

Marlinda Ayuni as the leader of the event said that this seminar was EDSA’s routine agenda. The theme of this seminar was 21st century learning method that based on technology in many models.

Dr. Nur Arifah Drajati,M.Pd opened the seminar by delivering “TPACK: The Concept and Practice to build Multimodal Literacy for 21st Century Learning”. Then this lecturer who comes from Sebelas Maret University (UNS) explained about technology usage in the classroom that supported Active Learning, Authentic Learning, Reflective Learning and Collaborative Learning.

The seminar has attended by some students from UNTIDAR, UNS, UNY, IAIN Kudus, and Universitas Terbuka, and some Senior High School teachers from Magelang, Temanggung, and the surrounding Magelang. This event was so attractive since Prof. Dr. Sukarno, M.Si opened the seminar, and furthermore it was added by Wilda Ulfiyanti and Octaviera Regita Prameswari who sang several songs.

Some students said that this seminar was so appropriate toward learning nowadays. “I’m so happy and I feel like I can get more exploration in using technology in lecture. “ said Ayu Desania as UNTIDAR second semester student.

Moch. Malik Al Firdaus,M.Pd as the Coordinator of PBI expects  that EDSA’s routine agenda will always exist and give positive effect to the participants.  (AG)

[:]

[:id]Menjaring Dua Delegasi SEA TEACHERS dari FKIP UNTIDAR[:en]FKIP Recruits Delegations for SEA Teachers Program[:]

[:id]

Senin (28/05/2018) bertempat di FKIP UNTIDAR, seleksi wawancara tingkat Fakultas dalam program SEA TEACHERS  (program pertukaran mahasiswa yang akan mengajar di berbagai Negara di kawasan Asia Tenggara)  diikuti oleh empat mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang sudah lolos seleksi administrasi.

Para mahasiswa terlihat antusias dan semangat dalam mengikuti seleksi wawancara tersebut. Keempat mahasiswa tersebut adalah Eka Kusuma Adianingrum, Umi Rahmawati, Lidya Ayu Mutiarani, dan Titin Nurhayati.  Mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sesi wawancara dengan baik dan lancar.

 Salah satu peserta seleksi, Eka Kusuma Adianingrum menjelaskan bahwa dia tertarik ikut serta dalam seleksi program SEA TEACHERS karena dia ingin mendapatkan pengalaman mengajar dan ilmu baru tentang pengajaran di lingkup Asia Tenggara. “Saya ingin mengupgrade potensi diri agar lebih siap untuk menjadi pendidik dan bias berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia serta untuk menambah relasi” imbuh Eka.

Berdasarkan hasil seleksi wawancara di Fakultas, terpilih dua delegasi yang akan mengikuti sesi wawancara dengan pihak SEA TEACHERS 2018, mereka adalah Eka Kusuma Adianingrum dan Umi Rahmawati. Dua delegasi FKIP UNTIDAR tersebut diharapkan  dapat menambah wawasan mereka dengan adanya kesempatan mengajar di salah satu Negara di Asia Tenggara serta mereka dapat membawa nama baik Indonesia di kancah ASEAN. [CA]

[:en]

(28/05/2018) – Four selected students of Faculty of Education and Teachers’ Traning (FKIP) were participated on the interview for SEA TEACHERS program ( a students’ exchange program of South East Asia).

The students were enthusiastic and exciting in participating the interview. Those four student were Eka Kusuma Adianingrum, Umi Rahmawati, Lidya Ayu Mutiarani, dan Titin Nurhayati.  They all could pass and answer the interview well.

One of the participants, Eka Kusuma Adianingrum explained that she was interested in joining the recruitment program for SEA TEACHERS since she wanted to get teaching experience and   new teaching method in South East Asia context. “I want to upgrade my self-potential so that I will be ready to be a competent teacher, contribute for education in Indonesia, and also expand connections,’ she added.

Based on the interview result,  there were two students who were choosen as the delegation  to join to the next interview with the representative of SEA TEACHERS 2018.  Those two lucky students are Eka Kusuma Adianingrum dan Umi Rahmawati. Those two delegations from FKIP UNTIDAR are hoped to gain more knowledge and experience by joining SEA TEACHERS program and teaching in one of  the countries in Sout East Asia. Moreover, they can present Indonesia in South East Asia. [CA-NA]

[:]