ENGLISH LITERARY NIGHT OUTPUT KELAS LITERARY APPRECIATION; PEMENTASAN OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS DALAM RANGKAIAN BULAN BAHASA FKIP 2016

Sastra adalah salah satu komponen penting yang dipelajari oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar sebagai calon guru bahasa. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa PBI FKIP Universitas Tidar wajib memenuhi dua mata kuliah di bidang sastra yaitu Introduction to Literature (Pengenalan Karya Sastra) di semester tiga, dan Literary Appreciation (Apresiasi Karya Sastra) di semester empat. Perkuliahan tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan dan membekali mahasiswa dengan ilmu kesusastraan mengingat pada kenyataannya memang sastra atau unsur sastra menjadi materi yang diajarkan di sekolah menengah atas yang merupakan tempat seharusnya para mahasiswa pada akhirnya mengajar setelah lulus.

Untuk pertama kalinya, kelas Literary Appreciation pada mahasiswa angkatan tahun 2014 memberikan output atau luaran dari mata kuliah yang sudah dijalani berupa sebuah pementasan drama dalam bentuk yang berbeda; pementasan dan teatrikal. Di luar itu, mahasiswa juga mampu membuat produk lain sebagai wujud keberhasilan kelas yaitu alih wahana novel menjadi film. Ketiga karya tersebut sejatinya diambil dari novel-novel yang telah terbit, baik di Indonesia maupun novel berbahasa Inggris.

Acara yang akan menyajikan tiga jenis penampilan utama dalam bentuk yang berbeda sebagai wujud apresiasi sastra ini akan berlangsung pada Senin, 3 Oktober 2016 di Auditorium Universitas Tidar. Aziz dan Silviani, mahasiswa semester 5, selaku anggota panitia menjelaskan bahwa jika seperti yang direncanakan, acara akan dimulai dari pukul 18.30 hingga tengah malam. Acara ini diperkirakan akan cukup mampu menyedot animo mahasiswa khususnya yang menyukai sastra dan bahasa Inggris. Hal itu cukup tampak dari respon mahasiswa yang bukan pementas saat melihat latihan, maupun saat mendapat informasi bersamaan dengan penjualan tiket acara.

DSC_0156Selain pementasan ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk mengapresiasi sastra. Beberapa mahasiswa memilih analisis karya sastra sebagai ujian akhir untuk mengukur kemampuan yang telah mereka pelajari selama dua semester tersebut.

  “Penilaian ujian akhir tetap diselenggarakan pada waktu ujian yang sudah ditentukan, tetapi pementasan akan dilakukan di semester baru sebagai ajang unjuk bakat dan penyambutan mahasiswa baru” ujar Erlinda sebagai sutradara pementasan. “Lagipula persiapan juga butuh waktu yang lumayan panjang untuk mencapai hasil maksimal.” lanjutnya.

Semua komponen pementasan mulai dari pemeran, sutradara, sampai panitia pementasan adalah mahasiswa yang diarahkan langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Literary Appreciation. “Pementasan ini merupakan kreativitas mahasiswa, jadi seluruh komponen dan ide-ide yang dituangkan di dalamnya adalah hasil dari jerih payah mahasiswa. Walaupun tidak memungkiri bahwa kami membutuhkan arahan dan bimbingan dari dosen yang bersangkutan.” terang Erlinda.

Di tempat terpisah, Ali Imron, M.Hum., selaku dosen pengampu mata kuliah sastra yang mempelopori pementasan ini mengatakan bahwa ia melihat potensi sastra yang di miliki mahasiswa yang notabene anak pendidikan sangat besar. Hal ini bisa menjadi sebuah alternatif baru bagi mahasiswa untuk berkreasi dan merefresh pikiran. Mereka tidak lagi bicara tentang pendidikan dan teori-teori pendidikan, melainkan sesuatu yang terasa baru pun sejatinya merupakan bagian dari dunia pendidikan.

Lebih lanjut, Ali mengatakan bahwa pementasan yang pertama kalinya ini diharapkan juga dapat menjadi pijakan pertama untuk menjadi agenda tahunan fakultas, memotivasi angkatan-angkatan selanjutnya untuk berkarya dan lebih menggali potensinya di bidang akademik dan non-akademik sehingga dapat menambah kegiatan kemahasiswaan fakultas. Bersejalan dengannya, para mahasiswa yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya selama lebih dari empat bulan juga menanggapi positif agenda baru mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini. (AL/SF)

Rapat Kerja Kurikulum FKIP Tahun 2016

Pada tanggal 24-25 September 2016 diselenggarakan Rapat Kerja Kurikulum -FKIP Universitas Tidar di Kaliurang, Yogyakarta. Helatan ini dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan FKIP. Sambutan dan arahan dari Rektor Universitas Tidar membuka rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut. Presentasi proyeksi draft awal kurikulum prodi PBSI dan PBI di tahun 2017 menjadi mata acara berikutnya.

Setelah presentasi  pada forum besar setingkat fakultas dilaksanakan, Bapak Ibu peserta rapat berdiskusi pada masing-masing prodi untuk merumuskan rancangan kurikulum yang mencakup mata kuliah berdasar pada profil lulusan masing-masing prodi. Diskusi tingkat prodi dijadwalkan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB namun Bapak dan Ibu peserta rapat melanjutkan diskusi yang semakin menarik dan sarat gagasan hingga lewat tengah malam.

Hari kedua agenda kegiatan Rapat Kerja dibuka dengan senam aerobic untuk membangkitkan energi Bapak Ibu peserta rapat dipandu oleh instruktur senam profesional.  Udara dingin Kaliurang yang menusuk tulang seharusnya mampu membuat semua orang yang kebetulan menghabiskan malam di lereng gunung Merapi tersebut tertidur pulas di bawah selimut tebal sampai siang atau bahkan sore hari. Namun demikian Bapak dan Ibu peserta rapat tetap bersemangat untuk menyelesaikan agenda yang telah disusun yaitu ekspos hasil diskusi tiap prodi dan masukan-masukan.

Ketua Panitia Rapat Kerja Kurikulum FKIP tahun 2016, Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd memberikan pernyataan bahwa kegiatan rapat merumuskan kurikulum FKIP 2017 ini mendesak dilakukan sebagai langkah yang visioner sekaligus kongkrit dalam mendukung misi Universitas Tidar menjadi universitas yang bervisi jelas yaitu universitas berbasis riset, kewirausahaan dan perdesaan. (WD)

MALAM KEAKRABAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2016: AJANG PENULUSURAN BAKAT, MINAT, DAN PENALARAN (PEMANTAPAN)

FKIP-UNTIDAR (20/9) –  Makrab, begitu sapaan akrabnya. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar menggelar Malam Keakrabanbagi mahasiswa baru pada Sabtu lalu, 17 September 2016. Kegiatanyang diadakan selama 2 hari (17-18 September) tersebut merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar(English Department Student Association-EDSA). Kegiatan dengan tema “Penelusuran Minat, Bakat, dan Penalaran  (PEMANTAPAN)” ini merupakan salah satu program kerja  EDSA periode 2016 sebagai upaya untuk salingmengenalbaikuntuksesamamahasiswabarumaupundenganmahasiswa lama dan sebagai wadah untuk menampilkan bakat dan minat mereka.

Kegiatan malam keakraban dikemas dengan kegiatan yang berbeda. Alih-alih melakukan prosesi malam keakraban yang identik dengan menghabiskan malam bersama, dalam PEMANTAPAN 2016 para mahasiswa baru Prodi Pendidikan Bahasa Inggris justru disuguhkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan lebih dari hanya sekedar mempererat hubungan antar mahasiswa. Kegiatan PEMANTAPAN 2016 kali ini lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang dapat mentransformasikan nilai-nilai intelektual seperti workshop serta kegiatan-kegiatan yang lebih mengasah skill mahasiswa dalam berbahasa Inggris dan juga dalam bidang seni.

Adapun beberapa workshop yang digelar selama acara PEMANTAPAN 2016 tersebut yaitu workshop mengenai PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) dan Mawapres (Mahasiswa Berprestasi). Selain workshop, kegiatan-kegiatan yang mampu mengasah bakat mahasiswa di bidang seni juga tak ketinggalan seperti halnya dalam bidang vokal, tari, dan juga puisi.

Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., mengatakan  pihaknya berharap bahwa kegiatan PEMANTAPAN 2016 dapat menjadi agenda rutin sebagai wadah bagi mahasiswa baru untuk lebih mengasah minat dan bakat, terutama di bidang akademik maupun bidang kemahasiswaan. (NA)

SEMINAR KABASTRA, MENGGUGAH CINTA MELALUI IDEOLOGI

Sabtu, 27 Agustus 2016, UPT Bahasa Universitas Tidar bekerja sama dengan Badan Bahasa Jawa Tengah dan Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (HISKI) Komisariat Kedu menyelenggarakan seminar Nasional Kabastra (kajian Bahasa dan Sastra). Seminar tersebut bertajuk “Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya dalam Perspektif Ideologi, Ekologi, dan Multikulturalisme”.  Dalam seminar ini, Drs. Pardi, M.Hum (kepala Badan Bahasa Jawa Tengah), Prof, Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum (Guru Besar UNY), dan Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. (Rektor Universitas Tidar) hadir sebagai pembicara utama.

Seminar ini diikuti oleh 200 peserta yang sebagian masuk menjadi pemakalah pendamping. Imam Baihaqi, M.A.  ketua panitia sekaligus ketua HISKI Komisariat Kedu mengatakan bahwa peserta dan pemakalah berasal dari dosen dan mahasiswa Untidar, dosen dari universitas lain, dan guru.  Seminar Kabastra ini diawali dengan penandatanganan MoU kerjasama antara Universitas Tidar (Untidar) dan Badan Bahasa. Dalam sambutanya, Drs. Pardi, M.Hum. mengungkapkan kegembiraannya bisa menghadiri acara seminar ini dan mengucapkan selamat kepada Untidar karena keempat Mahasiswa Untidar dari FKIP menjadi finalis Duta Bahasa Jawa Tengah Tahun 2016. Selain itu beliau juga mengatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Untidar dalam hal meningkatkan kemahiran berbahasa.

Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum, pada plenary session yang dimoderatori oleh Drs. Budiono, M.Pd (Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Untidar) menyampaikan makalahnya yang berjudul “Ideologi, Cinta, Andragogi, dan Ekologi Sastra”. Dalam paparannya ini, guru besar UNY tersebut mengemukakan bahwa ideologi sastra diwarnai oleh tiga komponen, yaitu artha sastra (yang berkaitan dengan kekuatan), dharma sastra ( yang berkaitan dengan kekuasaan), dan kama sastra (yang berkaitan dengan cinta dan hawa nafsu).  Drs. Pardi, M.Hum. sebagai pemakalah kedua menyampaikan bahwa karya sastra yang akan mengantarkan ke surga adalah karya sastra yang membuat orang berbudaya dan berkarakter tinggi.  Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. memaparkan makalah nya yang berjudul “Penelitian Bahasa untuk Pengajaran Bahasa”. Beliau memaparkan bahwa wacana bisa diteliti bila kita menemukan fenomena di dalamnya.

Selain plenary session dari pembicara utama, seminar ini juga menghadirkan ketua dan pengurus APPBIPA (Asosiai Pengajar dan Penggiat Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) untuk melakukan sosialisasi program BIPA.  Disamping itu, pemakalah pendamping juga melakukan presentasi dari makalah yang ditulisnya.  Presentasi pemakalah pendamping ini dibagai kedalam tiga ruangan yaitu disiplin ilmu sastra, disiplin ilmu pengajaran bahasa dan sastra dan disiplin ilmu bahasa.

Beberapa Dosen FKIP Untidar ikut andil dalam acara ini. Dalam disiplin Ilmu sastra, Ali Imron, M.Hum dan Winda Candra Hantari, M.A. dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menyampaikan penelitian yang ditulis dalam makalah mereka. Dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Imam Baihaqi, M.A. juga ikut mempresentasikan makalahnya.

Selain disiplin ilmu sastra, empat dosen FKIP Untidar juga memaparkan makalahnya dalam disiplin ilmu pengajaran bahasa dan sastra. Keempat dosen tersebut adalah Prima Feri Karma, M.Pd., Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd, Dr. Farikah, M.Pd., dan Molas Warsi Nugraheni, M.Pd. Dalam disiplin Ilmu Bahasa, Retma Sari, M.Pd. dan Dr. Yulia Esti Katrini, M.S. juga turut serta mempresentasikan penelitiannya.

Para mahasiswa yang hadir dalam seminar ini juga mengungkapkan antusiasnya. Silviani Fajrin, Mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan bahwa banyak pengetahuan yang didapat dengan mengikuti seminar ini. “Saya mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang belum tentu bisa saya dapat bahkan dikelas sastra yang pernah saya ambil,” tambahnya. Senada dengan pernyatan Silvi, Fadlilah Nurul Oktaviani, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris juga menyatakan bahwa banyak hal baru tentang kebahasaan yang dia ketahui dan pelajari dalam seminar ini. “ Acaranya menarik,” pungkasnya.

Acara seminar ini ditutup oleh Dr. Farikah, M.Pd. (Kepala UPT Pusat Bahasa Untidar). Dalam penutupannya, Farikah mengundang para peserta seminar dan pemakalah untuk mengikuti kembali acara Seminar Kabastra ke-2. (AW/ER)

FKIP Kirimkan Dosen PBI di Ajang Lomba SMK Academic Writing and Presentation

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar kembali kirimkan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam ajang lomba tahunan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bahasa Inggris yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang. Kegiatan yang bertajuk Academic Writing and Presentation merupakan kegiatan yang berembrio dari kegiatan lomba debat pada tahun-tahun sebelumnya.

Dalam sambutannya, Drs. Agus Sujito, perwakilan Disdik Pemkot Magelang menyampaikan bahwa pada tahun 2016 ini terjadi perubahan cukup besar dalam pedoman dan ketentuan lomba.  Sujito menambahkan, “Sebelumnya, lomba bahasa Inggris diadakan menggunakan Australian Debate System. Namun, pada tahun ini, Disdik Pemprov Jateng mengubah format lomba menjadi Academic Writing and Presentation.

Selama 2 hari (09/08-10/08) peserta mempresentasikan esai yang sudah disiapkan sebelumnya dan melakukan tanya jawab di SMK Bhakti Medika Wiyata Kristen Magelang. “Total ada 12 tim peserta pada babak penyisihan yang terbagi SMK Negeri dan Swasta di Kota Magelang” Ujar Bondan Eri C.H., S.Pd., ketua MGMP Bahasa Inggris SMK Kota Magelang yang sekaligus menjadi koordinator lomba ini. Bondan menambahkan “Dari total 12 peserta, terpilih 5 tim masuk babak final dimana kelima tim tersebut wajib membuat artikel dari topik yang berbeda dengan babak penyisihan”.

Sri Sarwanti, S.Pd., M.Hum., koordinator juri lomba, mengingatkan, “Kriteria penilaian lomba ini adalah esai 20%, presentasi 30%, dan tanya jawab 50%.” Sarwanti menambahkan, “Kekuatan akurasi dan pemahaman konsep artikel pada sesi tanya jawab serta kepadatan isi, penampilan, dan dinamika grup pasda sesi presentasi menjadi poin penting jika peserta ingin memperoleh skor yang tinggi.”

Dari hasil diskusi dewan juri diputuskan SMKN 2 Magelang (juara I), SMKN 1 Magelang (juara II), SMK Maarif Kota Mungkid (juara III), SMK PIUS X Magelang (Juara harapan I), dan SMK Kesdam IV Diponegoro (juara harapan II). (WR)

ADDICTED TO EFC IN PRACTICE ACTIVITIES

English for Children (EFC) in Practice is one of the subjects in the English Department of Tidar University. The aim of this course is to provide the students with real and practical teaching experience. This course requires the students to behave the experience of teaching English for young learners in the formal setting (elementary school). Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. said that “Students have to take CLTM (Children Language Teaching Methodology) and Program Development as the prerequisite subjects for taking EFC in Practice subject.”

Kardoko, M.Pd. as the EFC in Practice lecturer said that “EFC in Practice is used to give the students experience of teaching English in elementary school. There are four schools become the partner-schools in implementing this subject. Those schools are SDN Kemirirejo 3, SDN Mertoyudan, SDN Blondo 3, and SDN Muhammadiyah Mungkid. This semester, there are 13 students who take this subject.”

Students who take this subject will get real situation of teaching-learning process in elementary school. They will get benefits in relation to the characteristics of elementary school students, the real atmosphere of this grade, and how to manage teaching-learning process in elementary school level. Before doing the practical activities, students have to prepare the material and the teaching design. They also have to consult to the elementary school teacher where they do teaching practice.

The activities of EFC in Practice subject are divided into two main activities, preparation activities and practical activities. The preparation activities are used to prepare the material and the teaching design. The practical activities are related to the outside activities which are meant that students do teaching practices in the elementary schools. As the results, the elementary school students and English Department students become addicted, happy, and enjoy the teaching-learning process.

Sofiyatunnisak, one of the students of EFC in Practice subject, said “I enjoy this subject because basically I love to teach children, but unfortunatelly the allocation time per meeting is only 35 minutes and I don’t think that enough for doing all activities in the English lesson. Then, a funny impression when I teach elementary school students is when a student cry while I’m handling the other students of that class.”

What a great response! (ER)

FKIP UNTIDAR LAKSANAKAN RAPAT PERSIAPAN SEMESTER GASAL 2016/2017

FKIP-UNTIDAR (22/7). Sehubungan dengan persiapan kurikulum tahun akademik 2016/2017, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar rapat kerja. Rapat ini dilaksanakan pukul 13.00 WIB di Laboratorium Micro Teaching FKIP UNTIDAR. Adapun agenda rapat adalah membahas kurikulum dan persiapan semester gasal 2016/2017. “Pada kesempatan kali ini, ada dua kurikulum yang akan kita bahas, kurikulum baru (2017) dan kurikulum lama,” ungkap Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., dalam sambutannya pada agenda “Rapat Kurikulum 2016/2017.”

Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan jajaran staf karyawan FKIP UNTIDAR, baik dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prof. Dr. Sukarno,M.Si. menambahkah bahwa untuk tahun ajaran 2016/2017 ini akan diberlakukan team teaching. Team teaching ini harus dilaksanakan baik prodi PBI maupun PBSI. Adapun tujuan dari program ini yakni untuk “Sharing of Power” atau sharing kepakaran dosen senior dan junior sehingga mahasiswa lebih terlayani dengan baik dari segi akademiknya.  Team teaching ini pun harus dilaksanakan secara matang, baik dari perencanaannya, pelaksanaannya, dan evaluasinya. Selain itu, adanya program ini diharapkan dapat menghasilkan buku teks.

 Setelah acara ini resmi dibuka, beliau mempersilakan Koorprodi PBSI dan PBI FKIP UNTIDAR untuk memaparkan agihan mata kuliah semester gasal tahun 2016/2017. Kesempatan pertama dipaparkan oleh Rangga Asmara, M.Pd. selaku Koorprodi PBSI yang mengidentifikasi matakuliah semester gasal tahun 2016/2017. Identifikasi matakuliah dan pengampunya sudah dipadukan dengan model team teaching. Selanjutnya, pada kesempatan berikutnya, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. sebagai Koorprodi PBI juga memaparkan hasil agihan mata kuliah semester gasal tahun akademik 2016/2017 dan konsep team teaching di Prodi PBI. Pembagian agihan mata kuliah semester gasal tersebut didasarkan pada keahlian dan kepakaran masing-masing dosen.

Di akhir rapat, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyimpulkan bahwa team teaching ini perlu disepakati, kunci keberhasilan team teaching terletak pada koordinasi masing-masing dosen. (WL-CA)

Mahasiswa FKIP Untidar Jalani Pembekalan PPL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (FKIP Untidar) mengadakan acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL) 2016 (19/7). Acara tersebut diikuti oleh dua progam studi (prodi) di FKIP Untidar, yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Untidar. Dalam pembekalan tersebut mahasiswa diberikan wawasan tentang pelaksanaan serta kebijakan-kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa.

Acara dibuka oleh Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dan dilanjutkan penjelasan teknis PPL oleh Lilia Indriani, M.Pd., Ketua Panitia PPL 2016. Sebanyak 118 mahasiswa FKIP mengikuti pembekalan ini, yang terdiri atas 81 mahasiswa PBI dan 37 mahasiwa PBSI. Program PPL ini masuk dalam kurikulum semester VII FKIP Untidar. Seperti dikutip dari Pedoman PPL 2016, PPL merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh mahasiswa pendidikan agar menguasai kompetensi guru (pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial), menguasai pengembangan keprofesionalan guru, mendekatkan FKIP Untidar pada masyarakat atau satuan pendidikan, dan meningkatkan relevansi kurikulum FKIP dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

 “Tahun ini FKIP Untidar menjalin kerja sama dengan sembilan SMA di Magelang sebagai tempat PPL,” ujar Lilia. Mahasiswa akan menjalankan PPL selama 6 bulan, terdiri atas observasi, penyusunan rencana pengajaran, praktik mengajar, praktik layanan kesulitan belajar, praktik persekolahan, dan diakhiri dengan ujian.

Dalam pembekalan ini, Drs. M. Arief Fauzan B., M.Pd.Si., Kepala SMA Negeri 2 Magelang, selaku narasumber memberikan materi yang berjudul ‘Budaya Belajar Tinggi dalam Konteks Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah’, “Budaya belajar tinggi dimaksudkan agar peserta didik menjadi yang terbaik dan selalu berkembang. Hal itu dipengaruhi oleh sumber daya manusia yaitu peserta didik itu sendiri dan sistem. Sitem meliputi: manajemen sekolah, kinerja guru dan tenaga pendidikan, serta pengelolaan pembelajaran efektif. Di sinilah peran guru menjadi sangat berarti karena kinerja guru merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah,” ujar Arief.

Pada sesi berikutnya, secara terpisah mahasiswa diberi gambaran tentang pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di SMA sesuai prodi masing-masing. “Para praktikan diharapkan mengerti tujuan pembelajaran Bahasa Inggris harus menumbuhkan kesadaran pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa asing, sehingga cakupan pembelajarannya meliputi berbagai kompetensi seperti kompetensi tindak bahasa, linguistik, sosiokultural, strategi, dan wacana,” tutur Hesti Wulandari, S.Pd., M.Pd.BI, pemateri pembelajaran Bahasa Inggris SMA.

Sartono, S.Pd., pemateri pembelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri pada konteks sosial budaya akademis.

Selanjutnya, mahasiswa PPL FKIP Untidar akan diterjunkan ke sekolah-sekolah praktik pada 25 – 27 Juli 2016 mendatang. (WR-WJ)

ENGLISH DEPARTMENT: BEING READY TO BE EDUPRENEUR

Entrepreneurship is one of the courses in English Department in which it is aimed at giving students insight on issues related to small and middle business, more particularly one relevant with English.

Indrotomo, M.Pd. the lecturer of Entrepreneurship denotes “at first the students’ mindset of entrepreneurship course is about culinary business, then, I change their mindset to make a business plan that relates to English.” He asks the students to be edupreneurs. He states that Edupreneur stands for Educational Entrepreneur or an entrepreneur that relates to the public education system. In the class, he asks the students to make English courses such as English for Specific Purposes, English for Conversation, TOEFL course, and produce School-Based Material.

To support the teaching learning process, the lecturer invites native speakers who have knowledge in marketing, business strategy, and plan organizer. They are Alex (Canada), Catherine (Canada), Mathew (UK), and Laura (Spain). By inviting the native speakers in the class, the students get additional materials about international business.

In addition, the students also have knowledge how to be good edupreneurs and practice their speaking’s proficiency. That’s why the students are enthusiastic about joining the class. Zaqy Mubarok, the student of Entrepreneurship says “I think Entrepreneurship course is good, especially when there are native speakers in the class. My friend and I are happy when we can communicate to the native speakers and we can know their culture too”

In the future, the lecturer hopes the students can apply the theories about English business plan. Moreover, the lecturer has a continuing program to invite the native speakers from Netherlands to share their business experiences. (CA – AW)

EFT1 Final Project: Vlog, to Act What You Think

The heart of learning is experiencing. The Final Project of English for Tourism 1 (EFT1) is designed to accommodate students’ expression in learning, focused on bringing the theoretical aspects of the subject through experience. The final project is in line with the basic competencies targeted by the course, which are able to reach an understanding of the definition of tourism and its aspects.

Nowadays, Video Log (later is called Vlog) is so hype. Vlog is basically a form of blog which the medium is video. It’s often combine embedded video (or a video link) with supporting text, images, and other editing attributes. Taking mostly the concept of documentary, Vlog has successfully winning the heart of the most video-sharing application users, youngsters. The medium is very popular yet resourceful for the course since it bridges the need assessment of the course.

To complete the requirement of the subject, each student must submit a 5-minute- Vlog of his or her tourism activity. Reading the text is prohibited since one of the purposes of the project is to check their clear understanding of the tourist destination concept verbally. The general theme for this semester is: Tourist Destination. Technically students must go to the-already-well-known tourist attractions or any other spot that has the potential. They are encouraged to be able to explain the ins and outs of that particular travel destination and apply the theoretical knowledge of the concept of an ideal tourist destination given in the class. Students are also invited to give their opinions and suggestions about the travel destination he/she had chosen. Either back sound editing or animation is permitted as long as it is not disturbing the substance. Collectively the students are then required to upload his/her Vlog to the class’ Youtube account.

So far there are positive comments from the students. Indra finds the project interesting since it gives him a chance to getaway from his routines. “We are having opportunity to explore various destinations, prices, accommodations and else, just like what we have studied in class, in reality. Moreover, students today love Vlogging to express our activities. We can shape our ability to speak, to show appropriate gesture or facial expression and to work with our camera so that we will be able to be confident in expressing ourselves about something”.  Niken adds “I got experience and information about a place which I haven’t known before. Somehow it is a kind of relaxation in the midst of hectic Final Exams. Though, I find difficulties in telling spontaneously since I have to think about grammar and vocab. Editing part is also challenging.”

Winda Candra Hantari, the lecturer of EFT 1 says that “Vlog brings benefits to the learning process, although EFT 1 extensively covered the theory, which is the foundation of English for Tourism but actually the theoretical knowledge given in the class should be checked in the real enclosure themselves through experience. Students are stimulated to have unique perceptions of the knowledge gained in the classroom. I’ll be very happy if later they can find something which can be learned from this project more than they have studied in class” To add the spark of up-to-date technology in the class, students are stimulated to familiarize themselves with online video-sharing application.(wd)