[:id]Menjadi Presenter Di Seminar Internasional? Siapa Takut?[:en]Being A Presenter at An International Conference? No Need to Worry![:]

[:id]

Sabtu, 14 September 2019 tiga mahasiswa FKIP PBI UNTIDAR mengikuti seminar internasional ELTLT 19 (English Language Teaching, Literature, and Translation) sebagai presenter di Hotel Grasia Semarang. Mereka adalah, Farid Romadhon, Ikrar Genidal Riadil, dan Ayutya Khoirul Mar’ah mahasiswa PBI Semester 5. Seminar internasional  ke-delapan yang diadakan oleh UNNES ini, mengundang empat keynote speakers, diantaranya Prof. Jayne C. Lammers, Dr. Hasuria Che Omar, Dr. Abdul Mohammad Ali Jinnah, dan Prof. Dr. Abdurrahman Faridi, M.Pd.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini mengangkat tema “The Current Issues and Challenges of English Language Teaching, Literature, and Translation in the Disruption Era”. Adapun judul penelitian yang disuguhkan oleh ketiga mahasiswa Untidar ini adalah ‘Inserts Used by Ariana Grande of Interview in Jimmy Fallon Talk Show”. Mereka merasa bangga dan senang dapat menjadi presenter di seminar Internasional, seperti kata salah satu mahasiswa, Ikrar Genidal Riadil, “Seruuu dan challenging banget! Lebih suka dan lebih keren juga di international conference. Ini kedua kalinya saya presentasi di international conference, saya merasa mendapatkan lebih banyak experiences, banyak ilmu juga karena banyak experts dari luar negeri jadi bisa nambah relasi buat sharing.” (AG)

[:en]

Saturday, September 14, 2019 three English Education Study Program (PBI) of FKIP UNTIDAR students attended the English Language Teaching, Literature, and Translation (ELTLT) 19, as presenters at Grasia Hotel Semarang. They were Farid Romadhon, Ikrar Genidal Riadil, and Ayutya Khoirul Mar’ah, all of which are currently in fifth semester. It was the eighth international seminar organized by English Language and Literature Department of UNNES which invited four keynote speakers. Among the sepakers are; Prof. Jayne C. Lammers, Dr. Hasuria Che Omar, Dr. Abdul Mohammad Ali Jinnah, and Prof. Dr. Abdurrahman Faridi, M.Pd.

This year, the annual event raised “The Current Issues and Challenges of English Language Teaching, Literature, and Translation in the Disruption Era” as the theme. The title of the research presented by the three UNTIDAR students is “Inserts Used by Ariana Grande of Interview in Jimmy Fallon Talk Show”. They felt proud and happy to be one of presenters at an international seminar, as one of the students, Ikrar Genidal Riadil said, “Exciting and really challenging! I feel happier and its like more awsome to be at international conference. This is my second time presenting at an international conference, I feel I have gained more experiences, lots of knowledge too because many experts are from abroad so I can add relations for sharing ideas. (AL)

[:]

[:id]Seminar Nasional MIPA 2019 Ramaikan Rangkaian Pekan MIPA FKIP UNTIDAR[:]

[:id]

Jurusan MIPA FKIP UNTIDAR adakan Seminar Nasional MIPA 2019 dengan mengusung tema “Mencetak Sumber Daya Manusia MIPA Berkarakter Melalui Pembelajaran STEM” yang disesuaikan dengan Visi Indonesia yakni SDM Unggul Indonesia Maju. Seminar ini dilangsungkan pada hari Sabtu, 21 September 2019 bertempat di Wisma Sejahtera, Magelang. Kegiatan yang sudah berlangsung ke dua kalinya ini merupakan kegiatan tahunan yang dirangkaikan dengan acara Pekan MIPA tahun 2019.

Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd selaku ketua panitia menjelaskan tujuan dari seminar ini untuk meningkatkan suasana akademik di Jurusan MIPA. “Peningkatan itu melalui kegiatan diskusi akademik untuk membekali SDM khususnya calon pendidik MIPA yg berkarakter dengan pembelajaran STEM (Sains Teknologi Enginering dan Matematika) yang komprehensif sehingga pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan,” ungkapnya yang juga menjabat sebagai ketua jurusan MIPA FKIP UNTIDAR.

Pembicara utama dari seminar ini adalah Prof. Dr. agr. Mohammad Amin, M.Si. dari Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si. dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Marsigit, M.A. dari Universitas Negeri Yogyakarta yang sukses menarik 327 peserta dan 69 pemakalah dari kalangan mahasiswa, calon guru, guru, peneliti di bidang pendidikan MIPA untuk turut bergabung.

SNMIPA terselenggara atas kerja sama dengan UNNES, UST Yogyakarta, IVET Semarang, dan UKSW. “Dari tahun ke tahun kami selalu meningkatkan kualitas pelaksanaan, tahun ini artikel terpilih akan dipublikasikan ke jurnal terindeks Sinta 2 dan Sinta 3, selain itu tahun depan seminar ini akan ditingkatkan menjadi seminar internasional,” pungkas Lisin mengakhiri. (TP)

[:]

[:id]FKIP Hadirkan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah dalam Kuliah Umum dengan Tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:en]FKIP Presents Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah in a Public Lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues”[:]

[:id]

Bertempat di Ruang Multimedia, pada hari Selasa, 10 September 2019, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar menyelenggarakan kuliah umum dengan tema ”Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR mengundang Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah yang merupakan Associate Professor of English Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, sebagai narasumber. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka peningkatan kerja sama luar negeri dan penguatan kapasitas akademik serta penandatanganan MoA antara Universitas Tidar dengan Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. Adapun peserta dari kuliah umum ini adalah pejabat struktural FKIP UNTIDAR, beberapa dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), perwakilan mahasiswa EDSA dan Himaprodi PBSI, serta mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (program lintas jurusan).

Kuliah umum ini dimulai pada pukul 13.00. Sambutan diberikan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP UNTIDAR dan Dr. Ir. Noor Farid, M.Si. selaku Wakil Rektor I. Dalam kuliah umum ini, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah meyampaikan bahwa dalam suatu negara yang sangat majemuk dan pernah mengalami post-kolonialisme seperti India dan Indonesia, identitas menjadi sangat majemuk juga (tidak tunggal), misalnya dia tidak bisa menyebut dirinya muslim saja, tetapi dia harus menyebut dirinya Indian muslim. Dia juga tidak bisa menyebut dirinya Indian saja karena orang-orang juga menganggap dia adalah orang Pakistan dari namanya, sehingga dia harus menyebut dirinya Indian muslim.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menuturkan bahwa ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam negara-negara post-kolonial, sebagai contoh, mengapa kita mempelajari  budaya-budaya colonizer, misalnya, mengapa yang dipelajari orang India bukan bahasa Tamil atau bahasa Punjab, tetapi justru bahasa Inggris dan kesusastraan Inggris. Bahkan, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah mencontohkan dengan menyebut dirinya sendiri sebagai English lecturer. Beliau menambahkan bahwa kolonialisasi itu muncul karena adanya rasa superior, yaitu western (Barat) merasa bahwa mereka lebih superior dibandingkan Timur sehingga ketika mereka melakukan kolonialisasi, menurut mereka hal tersebut bukan melakukan kolonialisasi, tetapi mereka sedang mendidik orang-orang Timur.

Berkaitan dengan neokolonialisme, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah memberikan beberapa contoh neokolonialisme yang terjadi di beberapa negara, misalnya ketika orang India bekerja di Amerika, mereka dibayar berbeda dengan bangsa Eropa lainnya karena merupakan orang India. Selanjutnya, di Kanada semua bangsa bisa bertemu tetapi ada semacam privilege tertentu untuk bangsa tertentu, misalnya bangsa Perancis mendapatkan privilege yang berbeda dengan bangsa yang lainnya. Selain itu, neokolonialisme juga dijumpai di film. Hampir semua cerita-cerita (film) dari daerah Timur, ketika masuk di Hollywood maka film tersebut akan dicitarasakan Barat, dan tidak lagi menjadi milik Timur. Jadi, agar dapat dikonsumsi oleh Timur, maka film tersebut harus dicitarasakan Barat.

Pada sesi diskusi dan tanya jawab, ada peserta yang bertanya terkait apakah kita bisa lepas dari kolonialisme. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah menjawab bahwa kita tidak akan bisa lepas dari kolonialisme karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kebudayaan kolonial. Selain itu, kita juga masih menggunakan produk-produk kolonial. Satu-satunya cara yang membuat kita lepas dari kolonialisme adalah di pikiran bahwa kita harus memerdekakan pikiran kita dari kolonialisme.

Kedatangan Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah ke Indonesia merupakan rangkaian tour beliau untuk memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Indonesia, yang dimulai dari tanggal 9 September sampai dengan tanggal 15 September 2019. Adapun kegiatan kuliah umum beliau adalah pada tanggal 9 September di ISI Yogyakarta dengan tema “The Fountain Effect and its Influence on Art and Literary Scenario” dan di UGM bertemakan “Cultural Hegemony and Multiculturalism.” Tanggal 10 September 2019 di UNTIDAR dengan tema “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues, sedangkan tanggal 11 September 2019 di UI dengan tema “Post Truth Literature and Trump Era.” Selanjutnya, tanggal 12 September 2019 beliau memberikan kuliah umum di IAIN Surakarta bertemakan “Pop-culture and Desi Ethics” dan tanggal 13 September di IAIN Pekalongan dengan tema “Understanding Post Modern Aesthetics.” Terakhir, tanggal 14 – 15 September dalam The 8th International Conference on English Language Teaching, Literature, and Translation (ELTLT) di UNNES dengan tema “Zeitgeist and Literary Landscapes 4.0.” [YF]

[:en]

Located in the Multimedia Room, on Tuesday, September 10, 2019, Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) of Universitas Tidar held a public lecture with the theme “Postcolonial Encounters: Colonial and Neocolonial Issues.” FKIP UNTIDAR invited Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah who is an Associate Professor of English of Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, Tamil Nadu, India, as a guest speaker. One of the purposes of conducting this occasion is to enhance overseas cooperation and strengthen academic capacity as there was a session of signing an MoA between Universitas  Tidar and Jamal Mohamed College, Bharatidasan University, India. The participants of this public lecture were FKIP structural officials, lecturers of the English Education Study Program (PBI) and Indonesian Language and Literature Education (PBSI), representatives of EDSA and members of Students Oganization (Himaprodi) of PBSI, and students of the Masters Program in Indonesian Language Education (cross program majors).

In his lecture, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah said that in countries that are very pluralistic and have experienced post-colonialism such as India and Indonesia, identity is very diverse, for example he cannot call himself a Muslim, but he must call himself an Indian Muslim. He also cannot call himself Indian because people also consider him to be a Pakistani by his name, so he must call himself an Indian Muslim.

“There are some questions that arise in post-colonial countries like, why should we study colonizer cultures like English and English literature instead of Tamil or Punjab?” Added Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah. In fact, he gave an example by calling himself an English lecturer. He explained further that the colonization arose because of a sense of superiority, that was, the Westerns felt that they were superior to the East so that when they colonized, they didn’t regard that as colonialism, instead, according to them, they were educating the Easterners.

Regarding neocolonialism, Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah gave several examples of neocolonialism that occurs in several countries, for example, when Indians work in America, they are paid differently from Europeans because they are Indians. Furthermore, in Canada all nations can meet, but there is a certain kind of privilege for certain nations, for example the French have different privileges from other nations. In addition, neocolonialism is also found in films. Nearly all stories (films) from the East, when enter in Hollywood the films will be perceived by the West, and no longer belong to the East. So, in order to be consumed by the East, the film must be perceived by the West.

In the discussion and question and answer session, there were participants who asked whether we could escape from colonialism. Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah answered that we cannot escape from colonialism because in our daily lives we cannot escape from colonial culture. In addition, we also still use colonial products. The only way to make us free from colonialism is that we must free our minds from colonialism.

Dr. Abdul Mohammed Ali Jinnah came to Indonesia is a series of public lecture tour at several universities in Indonesia and UNTIDAR got the chance to be one of those selected universities. (AL)

[:]

[:id]Mahasiswa PBI (a.n Putri Lita) menang di Pemilihan Duta Wisata Magelang 2019[:en]The student of English Education (Putri Lita) won the Election of Magelang Tourism Ambassador 2019[:]

[:id]

Malam Penobatan Pemilihan Duta Wisata Kota Magelang telah terlaksanakan pada hari Jumat, 7 Agustus 2019 di Hotel Atria. Ajang Pemilihan Duta Wisata ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Magelang. Tujuan diadakannya Pemilihan Duta Wisata ini adalah untuk memberikan ruang kepada para remaja atau pemuda yang memiliki potensi, bakat, dan kompetensi untuk bersama sama membangun dunia kepariwisataan di kota Magelang atas dasar nilai nilai budaya dan kearifan lokal yang dimiliki.

Drs. Joko Budiyono, MM selaku Sekretaris Daerah Kota Magelang menyerahkan penghargaan kepada para Juara. Penerima Juara Kepribadian kelompok Putri dalam Duta Wisata Kota Magelang adalah Putri Lita Anggara yang merupakan mahasiwa aktif Universitas Tidar dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Putri Lita Anggara yang mendapatkan nomor undi 04 telah mengikuti semua tahapan seleksi. Mulai dari seleksi administrasi  yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2019 dengan kriteria penilaian sebagai berikut : tinggi badan, berat badan, public speaking, dan performance. Setelah lolos tahap seleksi administrasi, Lita melanjutkan ke seleksi wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2019. Tahapan selanjutnya adalah tes tertulis dengan kriteria penilaian tentang Pembangunan Daerah, Pengetahuan Umum Kepariwisataan, Public Speaking dan Character Building, Kebudayaan, Psikologi, serta Kepribadian. Penilaian terakhir adalah penilaian penampilan panggung yang diselenggarakan pada malam Akrab di hari Rabu, 7 Agustus 2019.

Jarwadi, M.Pd selaku Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata  Kota Magelang mengemukakan bahwa kegiatan ini untuk memilih putra-putri terbaik Kota Magelang dalam rangka mempromosikan pariwisata dan Budaya. Beliau juga mengungkapkan penilaian seleksi benar benar objektif dengan melibatkan dewan juri yang benar benar berkompeten berasal dari budayawan, Bappeda Kota Magelang, Kepariwisataan, Psikologi maupun bidang lainnya. [KG]

[:en]

The Coronation Night of Magelang City Tourism Ambassador Election was held on Friday, August 7, 2019 at the Atria Hotel. The Tourism Ambassador Election event is a routine agenda organized by the Department of Youth and Tourism of Magelang City. The purpose of this Tourism Ambassador Election is to provide the chance for young people who have the potential, talents, and competencies to jointly develop the tourism world in Magelang City on the basis of their cultural values and local wisdom.

Drs. Joko Budiyono, MM as the Regional Secretary of Magelang City handed awards to the Champions. The recipient of the Personality Champion of this election was Putri Lita Anggara who is an active student of Universitas Tidar from English Education Study Program. Putri Lita Anggara, the finalist number 04, had participated in all stages of the selection starting from the administrative selection conducted on July 29, 2019 with the following evaluation criteria: height, weight, public speaking, and performance. After passing the administrative selection, Lita went on to interview selection conducted on August 5, 2019. The next stage was a written test with assessment criteria on Regional Development, General Knowledge in Tourism, Public Speaking and Character Building, Culture, Psychology, and Personality. The final result was the stage performance evaluation held on the familiar night of Wednesday, August 7, 2019.

Jarwadi, M.Pd as Head of the Youth, Sports and Tourism Office of Magelang City stated that this activity was to choose the best youths of Magelang City to promote tourism and culture. He also revealed that the selection assessment was truly objective by involving a truly competent jury coming from cultural practitioner, Bappeda Kota Magelang, Tourism, Psychology and other fields. (KG/AW)

[:]

[:id]Raih Intensive Buku Ajar Ristekdikti, Widya Ratna: Ingin Lakukan Self Efficacy[:]

[:id]

Menjadi seorang dosen haruslah pintar melihat peluang untuk bisa meningkatkan kompetensi dirinya di bidang pendidikan. Kewajiban untuk melaksanakan tugas pengajaran, penelitian, dan pengabdian atau Tri Dharma perguruan tinggi haruslah dibarengi dengan aksi nyata pengembangan kompetensi. Termasuk Widya Ratna Kusumaningrum, M.Pd., M.Ed. dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNTIDAR yang baru saja memenangi kompetisi hibah dana buku ajar dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Sering-sering aja buka laman simlitabmas ristekdikti, di sana banyak celah untuk mendapatkan hibah-hibah untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang dosen,” ucap dosen satu anak ini.

Buku ajar yang dibuatnya ini terinspirasi dari Skema PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang juga didanai oleh Ristekdikti sebelumnya, saat itu ia melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Model Instrumen Tes Diagnostik Berbasis Dynamic Assessment dalam Mengidentifikasi Level Perkembangan Potensi Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris“. Tak berhenti di situ ia mengembangkan buku ajar dan dikompetisikan dalam skema Intensive Buku Ajar Ristekdikti. “Sebenarnya juga ingin mengukur kemampuan diri, bisa gak nih tembus program-programnya Dikti. Jadi lebih ke arah self efficacy itu sejauh apa,” tutur dosen yang mengenyam pendidikan S2 di Amerika Serikat.

Buku Ajar yang berjudul “Dynamic Approach to Oral Diagnostic Test” mendapat dana intensif senilai 17.5 juta rupiah, saat ini masih terbatas untuk internal, namun diharapkan buku ini bisa go public dan digunakan untuk melengkapi proses pembelajaran di tanah air. “Buku ajar harus memenuhi aturan sebuah buku seperti ada teori, ada soal evaluasi, dan yang paling penting harus autentik. Apalagi pemerintah sangat ketat dengan isu plagiarisme sehingga harus diusahakan plagiarisme-nya 0%. Nah kalau butuh kutipan maka wajib di parafrase-kan,” demikian tips yang diberikan bagi rekan-rekan lain yang ingin mencoba hibah ini. (TP)

[:]

[:id]Mahasiswa Prodi Pendididkan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR Meluncurkan Buku Baru[:en]English Education of FETT’s Students Launch New Books[:]

[:id]

Sebagai institusi yang melahirkan calon pendidik, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UNTIDAR membekali mahasiswa agar dapat menghadapi kemajuan teknologi. Para mahasiswa telah dipersiapkan sejak awal untuk menjadi guru bagi generasi milenial. Salah satunya melalui mata kuliah keterampilan (skill) Technology Enhanced Language Learning (TELL). TELL merupakan mata kuliah skills pada semester 2. Di akhir kegiatan perkuliahan, mahasiswa telah menggelar pameran TELL di selasar FKIP UNTIDAR pada hari Rabu-Kamis tanggal 26-27 Juni 2019.

Pada kegiatan tersebut juga diluncurkan 4 buku karya mahasiswa yang berjudul Artificial Assistant for Digital Learners, The Further How Technology Changes The Way You Learn, Virtual Teachers for Digital Generation, Digital Technology for Autonomous English Learners: Enhanced Your English Skills with Technology. Buku-buku tersebut berisi deskripsi aplikasi teknologi yang membantu pembaca untuk belajar bahasa Inggris meliputi keterampilan reading, listening, writing, speaking, grammar, dan vocabulary. Selain itu banner hasil karya mahasiswa berisi aplikasi teknologi belajar bahasa Inggris juga dipamerkan. Dua belas banner terbaik akan dipilih dimana 6 terbaik pertama akan dipamerkan dalam acara International Conference on Language and Language Teaching (ICLLT) 12 Oktober 2019 dan 6 terbaik berikutnya akan dipamerkan pada acara Conference of English Language and Literature 29 Juni 2019.

“TELL merupakan mata kuliah yang memperkenalkan teknologi kepada mahasiswa untuk tertarik belajar bahasa Inggris. Pameran TELL bersamaan dengan launching buku ini mengajarkan kepada mahasiswa untuk berbagi ilmu serta sebagai upaya aktualisasi menggunakan bahasa Inggris dalam menulis”  kata salah satu dosen pengampu mata kuliah TELL, Lilia Indriani, M. Pd.

“Semua buku dan banner ditulis dan didesain oleh mahasiswa. Melalui kegiatan pameran TELL ini saya merasa senang dan bangga karena karya mahasiswa dapat terapresiasi” kata salah satu mahasiswa prodi PBI semester 2, Chanifatus Sa’adah. (RI)

[:en]

As an institution that create educators, English Education Study Program of FETT UNTIDAR equips students to face technological advancements. The students have been prepared from the beginning to become teachers for the millennial generation. One of those preparations is learning skill course, such as TELL (Technology to Enhanced Language Learning) which is being taught in second semester. At the end of the course, students held a TELL exhibition in FETT’s hallway on Wednesday-Thursday June 26th-27th, 2019.

In this activity, 4 books made by students were launched, which entitled Artificial Assistant for Digital Learners, The Further How Technology Changes The Way You Learn, Virtual Teachers for Digital Generation, Digital Technology for Autonomous English Learners: Enhanced Your English Skills with Technology. The books contains descriptions of technological applications that help readers to learn English include reading, listening, writing, speaking, grammar, and vocabulary skills. In addition, a banner made by students which is containing the application of English language learning was also exhibited. Twelve best banners are choosen to be exhibited in conferences held by FETT, such as International Conference on Language and Language Teaching (ICLLT) on October 12, 2019 and Conference of English Language and Literature on June 29, 2019.

“TELL is a course that introduces technologies to students who are interested in learning English. TELL exhibition and book launching taught students to share knowledge and as an effort to actualize using English in writing “said one of the TELL lecturers, Lilia Indriani, M. Pd.

“All books and banner are written and designed by students. Through this TELL exhibition, I felt happy and proud because the work of students can be appreciated, “said one of second semester students of English Department, Chanifatus Sa’adah. GF

[:]

[:id]Pembekalan PPL FKIP Skala Nasional dan Internasional 2019[:en]The Briefing of National and International Teaching Practice of FETT 2019[:]

[:id]

Sejumlah 203 mahasiswa dari PBI dan PBSI FKIP mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2019 ini. Program tersebut terdiri dari PPL skala nasional (dalam negeri) dan internasional (luar negeri). Penyelenggaraan PPL FKIP diawali dengan kegiatan pembekalan mahasiswa pada rentang bulan Juli 2019 untuk menyiapkan mereka dalam mengelola kelas secara langsung di sekolah tujuan.

PPL Nasional berlangsung pada tanggal 15 Juli – 13 September 2019. Program tersebut diikuti oleh 195 mahasiswa yang ditempatkan pada 17 sekolah nasional, yaitu SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 3 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. Kegiatan pembekalan PPL Nasional dilaksanakan pada 11-12 Juli 2019. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa pembicara yang memberikan pengarahan teknis, yaitu Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (Kepala SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Salaman).

Sementara itu PPL Internasional dilaksanakan di negara Malaysia dan Thailand. PPL Internasional Malaysia akan dilaksanakan pada 25 Agustus – 21 September 2019 nanti, yang akan diikuti oleh 6 mahasiwa, yaitu Dian Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). Mereka terbagi di 4 sekolah, yaitu Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. PPL Internasional Thailand (PPL SEA TEACHERS) akan dilaksanakan pada 4  Agustus – 1 September 2019, yang akan diikuti oleh 2 mahasiswa, yaitu Novia Indri Susanti (PBSI) dan Andina Dea Hardianti (PBSI). Mereka akan ditempatkan di sekolah mitra SEA TEACHERS dibawah koordinasi Valaya Alongkorn Rajabhat University. Pembekalan PPL Internasional Malaysia dipandu oleh Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus ( Executive Director Panji Integrasi Cerdas Malaysia) pada tanggal 13 Juli 2019 dan pembekalan PPL Internasional Thailand dipandu oleh salah satu dosen Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand secara online pada tanggal 2 Juli 2019.[MR]

[:en]

203 students from English Education (PBI) and Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) join teaching practice in this year. There are two programs of teaching practice: international teaching practice and national teaching practice. This teaching practice program is started by briefing activity in July 2019 to prepare the students in managing the class.

The national teaching practice lasted from July 15th – September 13th, 2019. It is followed by 195 students in 17 schools, i.e. SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. The briefing of teaching practice is held on July 11th – 12th, 2019. The speaker gives the technical direction in this briefing activity. They are Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (The headmaster of SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (English Language teacher of SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Indonesian Language teacher SMAN 1 Salaman).

Meanwhile the international teaching practice will be held in Malaysia and Thailand in August 25th – Sepetember 21st 2019. Six students will join teaching practice in Malaysia. They are Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). They will do their teaching practice in Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, and Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. The international teaching practice in Thailand or SEA TEACHERS will be held on August 4th – September 1st 2019. Novia Indri Susanti (PBI) and Andina Dea Hardianti (PBI) will join this event. They will be placed in SEA TEACHERS partner schools under the coordination of Valaya Alongkorn Rajabhat University. The briefing of International teaching practice in Malaysia is guided by Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus (Executive Director of Panji Integrasi Cerdas Malaysia) on July 13, 2019 and the briefing of International teaching practice in Thailand is guided by one of Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand’s online lecturers on July 2, 2019. (MR/AW)

[:]

[:id]EDSA Sukses Gelar Seminar Nasional Perdana Bertajuk CELL[:]

[:id]

English Department Students’ Association (EDSA), himaprodi PBI FKIP adakan seminar nasional perdana pada Sabtu, 29 Juni 2019. Seminar yang digelar oleh EDSA sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali. Akan tetapi seminar terdahulu bertajuk seminar pendidikan. Pada agenda kali ini tim EDSA berinisiatif untuk mentransformasi kegiatan yang tadinya seminar pendidikan menjadi seminar nasional. Suatu keberanian dan kegigihan yang luar biasa untuk dapat menyelenggarakan seminar nasional dengan kerja tim mahasiswa. Seminar nasional dengan fasilitas Call for Papers ini diberi nama Conference of English Language and Literature (CELL).

Tema CELL perdana ini adalah “Innovative Teaching of Language and Literature in Digital Era”. Tujuan diadakannya CELL ini sebenarnya untuk memberikan fasilitas khususnya bagi mahasiswa PBI FKIP UNTIDAR agar dapat mempublikasikan serta mempresentasikan paper yang sudah dibuat. Ternyata antusiasme peserta selain dari UNTIDAR sangat menggembirakan. Pasalnya seminar perdana ini berhasil mengumpulkan 200 peserta dari Jawa maupun luar Jawa dengan 63 peserta pemakalah.

Ketua panitia, M. Rauuf Oktavian Nur menuturkan “Saya sangat bersyukur karena EDSA berhasil memulai seminar nasional CELL dengan kerja keras panitia dan dukungan dari berbagai pihak”. Terlebih lagi dengan banyaknya partisipan yang hadir dalam seminar CELL ini. M. Rauuf menyampaikan bahwa jumlah peserta yang ada memang sudah cukup banyak, tetapi sedikit disayangkan karena antusiasme mahasiswa PBI belum maksimal. Hal ini dilihat dari jumlah artikel yang lolos untuk dipresentasikan lebih banyak dari Universitas lain.

Pembicara pada CELL kali ini adalah pakar yang berkompeten sesuai tema yang diambil, yaitu Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. Staf ahli bidang akademik Kemenristekdikti dan Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. dosen Universitas Siliwangi, kandidat Ph.D di University of New South Wales, Australia. Kedua berbicara tentang tren pembelajaran pada era digital sekarang ini. Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. memaparkan tentang proses belajar mengajar di era digital yang mencakup gambaran umum dunia di tahun 2050, fenomena revolusi industri 4.0, transformasi pembelajaran digital, dan evolusi teknologi dalam dunia pendidikan. Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. menjelaskan tentang bagaimana mengajar speaking berdasarkan perspektif ekologi dan peran dosen/guru dan mahasiswa/siswa dalam pembelajaran speaking. (ET)

[:]

[:id]FKIP Gelar Workshop Penyusunan Borang Akreditasi 4.0.[:en]FKIP Held 4.0 Accreditation Form Compiling Workshop[:]

[:id]

(15/06/2019) Bertempat di ruang Multimedia Universitas Tidar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Borang Akreditasi 4.0.  Workshop dihadiri oleh pejabat struktural FKIP, tim gugus akademik, tim gugus penjamin mutu, dan perwakilan dosen di setiap program studi di lingkungan FKIP.

Pemateri dalam workshop ini adalah Dr. Sarwanto, M.Si. dari Universitas Sebelas Maret.  Dr. Sarwanto memberikan materi terkait  Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 (IAPS 4.0)  yang meliputi Laporan Evaluasi Diri (LED) dan Laporan Kinerja Program Studi (LKPS). Dr. Sarwanto menjelaskan bahwa  Akreditasi 4.0 berbasis evaluasi diri untuk menemukenali kekuatan dan kelemahan, serta berorientasi pada outputs  dan outcomes.

“Ada perbedaan antara Standar dan Kriteria instrumen BAN PT sebelum  dan sesudah SN Dikti 2015. Sebelum SN Dikti 2015, ada  7 standar yang mencakup Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; Tatapamong dan manajemen; Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Kurikulum; Keuangan, Sarana/Prasarana; dan Riset dan Kerjasama. Setelah SN Dikti 2015, ada 9 standar yang meliputi Visi, Misi, Tujuan dan Strategi; Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama; Mahasiswa; Sumber Daya Manusia; Keuangan, Sarana dan Prasarana; Pendidikan; Penelitian; Pengabdian kepada Masyarakat; serta Luaran dan Capaian Tridharma.” imbuh Dr. Sarwanto.

Pemberlakuan IAPS 4.0 melalui Unit Pengelola Program Studi (UPPS) mulai 1 April 2019. Dua dokumen utama IAPS 4.0 yaitu LED dan LKPS. Dalam penyusunan dokumen utama tersebut diperlukan sinergi yang optimal,efektof, dan efesien anatara UPPS dan Program Studi.  Dengan diselenggarakannya workshop ini, peserta dapat memperoleh wawasan terkait IAPS 4.0 sehingga ketika program studi di lingkungan FKIP akan mengajukan akreditasi 4.0, program studi tersebut sudah memiliki gambaran untuk mengisi dokumen LED dan LKPS.  (CA)

[:en]

(06/15/2019) Located in the Multimedia room of Tidar University, Faculty of Education and Teachers Training (FKIP) held a 4.0 Accreditation Form Compiling Workshop. This workshop was attended by FKIP structural officials, academic group teams, quality assurance team, and lecturer representatives from each study program within the FKIP environment with Dr. Sarwanto, M.Sc from Sebelas Maret University as the keynote speaker.

During the valuable day, Sarwanto gave materials related to Study Program Accreditation Instrument 4.0 (IAPS 4.0) for academicians of FKIP for which included a Self Evaluation Report (LED) and Study Program Performance Report (LKPS). Furthermore, he explained that Accreditation 4.0 is based on self-evaluation to identify strengths and weaknesses, and is oriented on the outputs and outcomes.

“There is a difference between the Standards and Criteria for BAN PT instruments before and after SN Dikti 2015. Before the SN Dikti 2015, there had been 7 standards namely Vision, Mission, Goals and Objectives; Staff and management; College student; Human Resources; Curriculum; Finance, Facilities / Infrastructure; and Research and Cooperation. After SN Dikti 2015, there were 9 standards covering Vision, Mission, Objectives and Strategies; Governance, Governance and Cooperation; College student; Human Resources; Finance, Facilities and Infrastructure; Education; Research; Community service; and Tridharma Output and Outcomes,” added Sarwanto.

The application of IAPS 4.0 through the Study Program Management Unit (UPPS) began on April 1, 2019 and it has two main documents of IAPS 4.0 namely LED and LKPS. In compiling and preparing the main documents, an optimal, effective, and efficient synergy is needed between UPPS and the Study Program. By holding this workshop, participants can obtain insight related to IAPS 4.0 so that when the study program in FKIP will apply for 4.0 accreditation, the study program already has an overview for filling out LED documents and LKPS. (AL)

[:]

[:id]Lima Mahasiswa FKIP Rebut Posisi di NUDC dan KDMI Tingkat Universitas[:en]Five FKIP Students Won the NUDC and KDMI at University Level[:]

[:id]

Minggu, 14 April 2019, Universitas Tidar mengadakan seleksi lomba debat bahasa Inggris yaitu NUDC (National University Debate Competition) dan lomba debat bahasa Indonesia KDMI (Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia) di ruang Multimedia UNTIDAR. NUDC yang diikuti oleh 20 tim yang berasal dari masing – masing program studi dan KDMI diikuti oleh 5 tim dari setiap fakultas di Untidar. Seleksi debat tersebut turut mengundang juri dari UNNES, UNDIP, UDINUS, dan POLINES.

Lima mahasiswa FKIP telah menunjukkan kebolehan dan kemampuannya di ajang debat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tingkat universitas. Kelima mahasiswa tersebut adalah Khusnul Wilanten, Nur Rohmah, Novia Indri Susanti, Yusuf Yuliyanto dan Ade Safri Fitria. Khusnul Wilanten dan Nur Rohmah adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) semester 6 yang duduk di posisi kedua pada NUDC tingkat universitas. Adapun Novia Indri Susanti, Yusuf Yuliyanto (PBI semester 6) dan Ade Safri Fitria (PBSI semester 4) berhasil mengalahkan peserta lain dan menjadi juara 1 KDMI tingkat universitas. Selanjutnya, para pemenang debat bahasa Indonesia KDMI akan melaju ke tingkat provinsi sebagai perwakilan Universitas Tidar di jenjang lomba yang lebih bergengsi.

Terus berkarya mahasiswa FKIP! (AG)

[:en]

Sunday, April 14, 2019, Tidar University held a selection of English debate competitions, namely NUDC (National University Debate Competition) and Indonesian language debate competition (KDMI) in the multimedia room of UNTIDAR. 20 teams from all study programs joined the NUDC while the KDMI was participated by 5 teams from each faculty at UNTIDAR. The debate selection also invited juries from UNNES, UNDIP, UDINUS, and POLINES.

Five FKIP students demonstrated their abilities in English and Indonesian Debates at the university level English. The five students were Khusnul Wilanten, Nur Rohmah, Novia Indri Susanti, Yusuf Yuliyanto and Ade Safri Fitria. Khusnul Wilanten and Nur Rohmah are from English Language Education Study Program (PBI) who became the second winners on the university level of NUDC. As for Novia Indri Susanti, Yusuf Yuliyanto (PBI) and Ade Safri Fitria (Indonesian Language and Literature Study Program), they defeated other participants and won the 1st place at university level of KDMI. Furthermore, the winners of the Indonesian language debate (KDMI) will advance to the provincial level as the representatives of UNTIDAR at a more prestigious level of competition.

Keep it up FKIP students! (AL)

[:]