[:id]Seminar Nasional MIPA: Tantangan Pendidik MIPA di Era Revolusi Industri 4.0[:]

[:id]

Sebagai jurusan baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan MIPA, menyelenggarakan seminar nasional pada tanggal 10 November 2018 di Auditorium Universitas Tidar. Seminar nasional bertajuk “Tantangan Pendidik MIPA di Era Revolusi Industri 4.0” dibuka dan ditutup oleh Dr. Hari Wahyono, M.Pd. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar.

Seminar perdana Jurusan MIPA ini menghadirkan keynote speakers´diantaranya Prof. Allan White, Ph.D. dari University of Western Sydney, Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. dari Universitas Negeri Semarang, dan Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. dari Universitas Tidar. Pada kesempatan itu, Prof. Allan White, Ph.D. menyampaikan materi tentang “Keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki siswa menghadapi Revolusi Industri 4.0.” Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., menyampaikan materi tentang “Pembelajaran IPA di Era Revolusi Industri 4.0.” Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. menyampaikan materi tentang “Tantangan Pendidik MIPA dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Pengembangan Assesment Keterampilan Berpikir Kritis Watson-Glaser.”

Antusiasme peserta untuk mengikuti seminar ini dapat dikatakan sangat positif. Hal ini tercermin dari jumlah peserta seminar yang mengikuti acara ini yaitu 438 peserta, dari peserta pemakalah dan non-pemakalah yang berasal dari 11 provinsi.

Selanjutnya, Arief Budi Wicaksono, M.Pd., selaku ketua panitia seminar nasional MIPA, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan memperkenalkan Jurusan MIPA kepada kalangan akademisi nasional, upaya membangun jejaring dengan 4 perguruan tinggi lain (UNNES, UIN Walisongo, UMK, dan UPS Tegal) dan 17 jurnal mitra, serta memfasilitasi peneliti dan penulis dalam mempublikasikan hasil karyanya. (ER)

[:]

[:id]Dua Mahasiswa FKIP Juarai Lomba Esai Nasional di Makassar[:en]Two FETT’s Students were wining National Essay Competition in Makassar[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari dua mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar. Mereka adalah Ririh Rubus Setyaningrum dan Rahma Adinda. Pada 28 September 2018 lalu, bersama dengan Ari Aprianti, mahasiswa S-1 Teknik Mesin Untidar, mereka dinobatkan sebagai juara 2 lomba esai tingkat nasional melalui acara National Economics Creative Compatition (NECC) yang diadakan Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar.

“Kami menyusun esai berjudul Coconut Fibber Wall: Solusi Meningkatkan Perekonomian Melalui Bahan Peredam Suara dari Komoditas Regional Area Magelang Berupa Serabut Kelapa guna Mendukung SDG-s 2030. Selama ini, hasil pengolahan sabut kelapa hanya digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, seperti tali, sapu, dan keset. Sebetulnya sabut kelapa ini dapat digunakan sebagai bahan peredam suara,” tutur Rahma Adinda. Mahasiswa semester VII ini juga menuturkan coconut fiber wall merupakan inovasi untuk memperbaiki perekonomian warga Magelang yang memiliki komoditas regional berupa pohon kelapa. Selain ramah lingkungan, produk tersebut mudah diproduksi dan bernilai jual tinggi.

Lomba dengan tema mengoptimalkan SDGS-s melalui penguatan kapasitas regional menuju Indonesia berkemajuan ini terdiri atas dua jenis, yaitu esai dan debat. Subtema lomba dapat memilih ekonomi, hukum, sosial, lingkungan, dan teknologi. “Sebelumnya, kami mengirimkan esai pada akhir bulan Agustus 2018. Kami dihubungi lolos seleksi pada 4 September 2018, kemudian kami terbang ke Makassar untuk technical meeting pada 26 September 2018. Lomba dilaksanakan 27-28 September 2018 di UIN Alaudin Makassar,” tutur Ririh Rubus yang dihubungi melalui pesan singkat.

“Lomba ini merupakan pengalaman berharga bagi kami. Kami bertemu dengan beberapa mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Puji syukur juga kami berhasil menjadi juara kedua. Juara pertama dan ketiga didapatkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Kami mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan 2 juta rupiah. Namun, yang paling berkesan adalah bertemu dengan teman-teman mahasiswa se-Indonesia,” tutur Ririh Rubus, mengenang pengalamannya berlaga di kompetisi nasional tersebut. WJ

[:en]

Good news came from two students of Indonesian Language and Literature Education of FETT, University of Tidar. They are Ririh Rubus Setyaningrum and Rahma Adinda. With their partner, Ari Aprianti, student of Mechanical Engineering University of Tidar, they were assigned as first runner up of national essay competition in National Economics Creative Competition (NECC) which is held in Univesitas Islam Negeri Alaudin Makassar.

“we made an essay entitled Coconut Fibber Wall: solution in improving economic through silencer from Magelang Regional Commodities in the form of coconut fibres to support SDG-s 2030.

During this time, the processing of coconut fiber are only used for a variety of household needs, such as rope, brooms, and mats. “Actually, this coconut fiber can be used as a silencer,” said Rahma Adinda. The eight semester’s student also said coconut fiber wall is an innovation to improve the economy of the Magelang’s people who have regional commodities in the form of coconut trees. Besides being environmentally friendly, the product is easily produced and has high selling value.

The competition which the theme is optimizing SDGS-s through strengthening regional capacity towards Indonesia progressed was consisted of two types, namely essays and debates. As the sub-theme, the participant can choose economic, legal, social, environmental and technological. “Previously, we sent an essay at the end of August 2018. The announcement was on September 4, 2018. Then we flew to Makassar for a technical meeting on September 26, 2018. The competition was held September 27-28 2018 at UIN Alaudin Makassar,” said Ririh Rubus who contacted via short message.

“This competition is a valuable experience for us. We met with several students from various campuses in Indonesia. We managed to become first runner up. The first and third winners were obtained by Semarang State University students. We get a certificate and 2 million rupiah as coaching money. However, the most memorable was meeting friends from all over Indonesia, “said Ririh Rubus, recalling her experience in the national competition. GF

[:]

[:id]Tim Futsal PBI Juara III Kompetisi Futsal[:]

[:id]

Tim futsal putra program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) berhasil menjadi juara III kompetisi futsal “Electrical Cup”. Kompetisi ini dilaksanakan antar program studi di lingkungan UNTIDAR. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro UNTIDAR pada tanggal 23 September 2018.

Tim futsal PBI beranggotakan 10 orang mahasiswa PBI, dengan kapten tim Rifqi Widodo (PBI angkatan 2016). Anggota tim terdiri dari Legar (PBI angkatan 2014), Khusni (PBI angkatan 2015), Algaf (PBI angkatan 2016), Dega (PBI angkatan 2016), Hareno (PBI angkatan 2016), Hilmi (PBI angkatan 2017), Firman (PBI angkatan 2017), Anugrah Basuki (PBI angkatan 2017), Lilo (PBI angkatan 2017)

Tim futsal putra PBI berhasil menjadi juara III setelah berhasil mengalahkan tim dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) pada babak penentuan juara III. Sebelumnya tim futsal PBI gagal melaju ke babak final setelah dikalahkan oleh tim futsal dari prodi teknik mesin dengan skor tipis 3-2. Tim futsal putra PBI berhak membawa pulang tropi dan uang pembinaan sebesar RP. 600.000.

Kapten tim, Rifqi Widodo, menyampaikan bahwa persiapan tim dilakukan hanya dua minggu. “Meskipun waktu latihan sangat terbatas, namun kekompakan tim sangat bagus sehingga dapat menjadi juara III”, imbuh mahasiswa alumni SMAN 1 Grabag. Kapten tim berharap ke depannya tim selalu kompak dan dapat memenagkan kompetisi di lain kesempatan. FKIP is the best. EJ

[:en]

English Department Students’ Futsal Team as the Third Winner in “Electrical Cup”

The men’s futsal team of English Education Study Program (PBI) of FKIP UNTIDAR won the third place in the “Electrical Cup” futsal competition. This competition was held by the UNTIDAR Electrical Engineering Students Association for all study programs of UNTIDAR on September 23, 2018.

PBI futsal team consists of 10 PBI students, with Rifqi Widodo (PBI class 2016) as the captain of the team, they are Legar (PBI class 2014), Khusni (PBI class 2015), Algaf (PBI class 2016), Dega (PBI class 2016), Hareno (PBI class 2016), Hilmi (PBI class 2017), Firman (PBI force 2017), Anugrah Basuki (PBI class 2017), and Lilo (PBI class 2017)

PBI’s men’s futsal team won the third place after successfully defeating a team from the Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program. Previously, PBI futsal team failed to advance to the finals after being defeated by a futsal team from mechanical engineering study program with a score of 3-2. PBI’s male futsal team has the right to bring home the trophy and money of IDR. 600,000,-

The captain, Rifqi Widodo, said that the team’s preparations had been carried out only in two weeks. “Even though the training time is very limited, the cohesiveness of the team is very good so that we can be the third winner,” added the alumnus of State Highschool (SMAN) 1 Grabag. He hopes that in the future the team will always be cohesive and able to win the competition on other occasions. FKIP is the best. (AL)

[:]

[:id]Pamitan Wisudawan FKIP Periode Oktober 2018[:]

[:id]

Minggu pagi yang ceria dan suara burung di bukit tidar mengiringi langkah wisudawan dan wisudawati menuju Hotel Atria untuk mengikuti pamitan wisuda Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR). Pamitan wisudawan FKIP diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2018 di Ballroom Hotel Atria. Pamitan wisudawan FKIP kali ini diikuti oleh 57 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan 38 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTIDAR.

Wisudawan terbaik FKIP dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris diraih oleh Yunita Sari dengan IPK 3.76. Wisudawan terbaik dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diraih oleh Nur Khasanah Ardiyati dengan IPK 3.74. Selain kedua lulusan terbaik tersebut, ada delapan belas wisudawan lulus dengan predikat dengan pujian, yang terdiri dari 12 wisudawan program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan 6 wisudawan dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam pamitan wisuda FKIP periode Oktober 2018, wisudawan dilepas oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Dalam sambutannya Dekan FKIP berharap wisudawan menjaga nama baik universitas. “Saya ucapkan selamat kepada wisudawan, semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi masayarakat, bangsa dan negara”, tutup beliau. FKIP is the best. EJ

[:]

[:id]FKIP Siap Go-Asia Tenggara Lewat SEA-TEACHER dan SEA-TVET[:]

[:id]

Kabar gembira datang dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar. Pasalnya, tahun 2019 nanti mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris berkesempatan mengikuti SEA-TEACHER (Southeast Asian Teacher) dan SEA-TVET (Southeast Asian Technical and Vocational Education and Trining). Program apakah ini?

SEA-TEACHER merupakan program pengalaman praktik mengajar mahasiswa program studi kependidikan ke seluruh kampus kependidikan di Asia Tenggara. Program ini digagas oleh SEAMEO (South East Asia Ministers of Education Organization) sebagai organisasi yang mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya di Asia Tenggara.

“SEA-TEACHER 2019 ini merupakan tahun kedua yang diikuti FKIP Untidar. Tahun lalu, kami mendelegasikan satu mahasiswa PBSI ke Filipina dan kami menerima 2 mahasiswa dari Thailand. Mahasiswa tersebut kami kirim untuk praktik mengajar di SMA Negeri 1 Magelang. Untuk periode tahun 2019, telah dilaksanakan sistem seleksi administrasi dan wawancara. Pada 15 November 2018 kemarin telah diputuskan 2 mahasiswa PBI yang akan diikutkan SEA-TEACHER. Mereka adalah Ariani Nur Fitria dan Yuliama Dewi. Keduanya adalah mahasiswa semester tiga,” tutur Retma Sari, M.Pd, Dosen PBSI sekaligus koordinator SEA-TEACHER 2019.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur akan diikutkan program SEA-TEACHER tahun depan. Kemarin (15/11) telah diumumkan saya akan berangkat tahun depan sekitar bulan Januari – Februari 2019. Program ini akan dilaksanakan selama sebulan. Jadi, selama satu bulan nanti saya akan praktik mengajar di salah satu wilayah di Asia Tenggara,” ujar Ariani yang dihubungi melalui pesan singkat.

Sementara itu, SEA-TVET merupakan program yang akan diikuti pertama kali oleh FKIP di tahun 2019. “Sama seperti SEA-TEACHER, kami juga telah mengadakan seleksi administrasi dan wawancara. Akan tetapi, belum diumumkan mahasiswa yang mengikuti program ini. Menurut jadwal dari SEAMEO, pada bulan Desember nanti akan diadakan online interview antara mahasiswa yang akan ikut dengan universitas penerima,” tutur Winda Candra Hantari, M.A., Dosen PBSI sekaligus koordinator SEA-TVET.

SEA-TVET merupakan program kerja sama antara SEAMEO dengan perguruan tinggi di Asia Tenggara. Mahasiswa akan melaksanakan pengalaman magang dan pertukaran budaya di wilayah Asia Tenggara. Program ini akan dijalan selama satu bulan pada Maret – April 2019.

Semoga FKIP makin dikenal dan mahasiswanya makin berprestas. WJ

[:]

[:id]Mantapkan Penyusunan VMTS dan Kurikulum, Prodi S1 Pendidikan Biologi Hadirkan Stakeholder[:]

[:id]

Rabu (15/08/2018) bertempat di Laboratorium Microteaching A telah dilaksanakan penyusunan visi, misi, tujuan, dan strategi (VMTS) serta kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi FKIP UNTIDAR. Tujuan kegiatan adalah mensosialiasikan, menjaring masukan, dan menyempurnakan  VMTS & kurikulum agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Luaran yang diharapkan dari kegiatan adalah pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan terhadap VMTS & kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi, catatan masukan, dan dokumen perbaikan kurikulum Program Studi S1 Pendidikan Biologi.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Bidang I FKIP, Dr. Hari Wahyono, M. Pd. pada pukul 09.00. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang I FKIP berpesan agar VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dapat terbuka terhadap masukan yang diberikan sehingga dapat disusun dan disesuaikan dengan permintaan kebutuhan. Acara penyusunan VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dihadiri oleh seluruh dosen Program Studi S1 pendidikan Biologi, Wakil Dekan Bidang I, Wakil Dekan Bidang II, Kajur, dan Korprodi di lingkungan FKIP. Dalam kegiatan ini, panitia mengundang beberapa narasumber yaitu Ketua MKKS SMA Kota Magelang, Ketua MGMP Biologi SMA Kota Magelang, dan Korprodi Pendidikan Biologi UNS.

“Program Studi S1 Pendidikan Biologi merupakan program studi baru di Universitas Tidar. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membantu tersosialisasinya visi, misi, dan tujuan program studi kepada seluruh stakeholder dan masyarakat luas. Selain itu, dengan kegiatan ini kami bermaksud menjaring masukan-masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum yang disusun.” kata ketua panitia kegiatan, Muhammad Radian Nur Alamsyah, M.Pd., pada saat diwawancarai. (RI)

[:]

[:id]Dosen PBI Raih Penghargaan Best Presenter di 2nd ICOLLITE[:en]PBI Lecturer Wins Best Presenter Award at 2nd ICOLLITE[:]

[:id]

Universitas Tidar (UNTIDAR) merupakan PTN baru yang berada di kota kecil Magelang. Lokasi UNTIDAR yang tidak berada di ibu kota provinsi menjadikan UNTIDAR belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Upaya dilakukan untuk mengenalkan UNTIDAR kepada masyarakat diantaranya keikutsertaan dosen dalam berbagai forum ilmiah termasuk International Conference on Language, Literature, Culture, and Education ke -2 (2nd ICOLLITE).

Dua dosen dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR yaitu : Ali Imron, S.S., M.Hum. dan Winda Candra Hantari, S.S., M.A. menjadi pemakalah dalam 2nd ICOLLITE yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tanggal 24-25 Oktober 2018. Konfrensi tersebut menghadirkan 9 pembicara (speaker) dan diikuti 340 presenter yang berasal dari dalam dan luar negeri. Prestasi membanggakan dicapai oleh Ali Imron, S.S., M.Hum. dalam 2nd ICOLLITE sebagai best presenter. Ali Imron, S.S., M.Hum. dan 9 presenter lainnya terpilih sebagai best presenter untuk setiap kelompok atau ruang presentasi. Atas prestasinya itu, Ali Imron, S.S., M.Hum. mendapatkan penghargaan berupa sertifikat best presenter dan bingkisan.

“Bangga dan bersyukur karena dapat mewakili dan memperkenalkan UNTIDAR, sementara presenter lainnya berasal dari PTN besar,” kesan Ali Imron, S.S, M.Hum. mengikuti konferensi tersebut. “Semua orang bisa berprestasi,” imbuhnya. (RI)

 

[:en]

Universitas Tidar (UNTIDAR) is a new state university in Magelang. The location of UNTIDAR, which is quite distant from the provincial capital, makes UNTIDAR not yet widely known by the community. Efforts were made to introduce UNTIDAR to the greater community including the participation of lecturers in various scientific forums including the International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE).

Two lecturers from English Education Study Program (PBI) FKIP UNTIDAR Ali Imron, S.S., M. Hum. and Winda Candra Hantari, S.S., M.A. became the presenter in the 2nd ICOLLITE held at Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) on October 24-25 2018. The International conference presented 9 keynote speakers and attended by 340 parallel presenters from within and outside the country. This international conference also awarded the best presenters. Ali Imron, S.S., M.Hum has successfully won the award as the best presenter.

“I’m very proud and grateful for being able to represent and introduce UNTIDAR, while the other presenters are coming from large PTNs,” said Ali Imron, S.S, M.Hum. When asked about his achievement in the conference. “Everyone can achieve,” he added. (WD)

[:]

[:id]FKIP Fasilitasi Guru Meningkatkan Profesionalitas melalui Lomba Inovasi Pembelajaran Guru[:]

[:id]

20 September 2018 menjadi hari yang cukup istimewa di lingkungan FKIP, pasalnya seleksi final lomba dalam kegiatan pekan keguruan 2018 serentak dilaksanakan. Salah satu lomba yang digelar adalah lomba inovasi pembelajaran guru (LIPG). Tujuan dilaksanakannya LIPG diantaranya meningkatkan profesionalitas guru dalam merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran. LIPG ditujukan bagi guru sekolah menengah di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Tampaknya animo Lomba Inovasi Pembelajaran Guru tahun 2018 ini patut diacungi jempol. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi tahap pertama berjumlah 75 orang. Pihak juri memutuskan untuk mengambil 5 orang finalis yang diundang untuk mengikuti seleksi final di FKIP, Universitas Tidar. Kelima finalis tersebut mengikuti seleksi tahap akhir yang terdiri dari praktek mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dirancang. Hasil seleksi tahap akhir tersebut diperoleh urutan pemenang sebagai berikut:

  1. Juara 1: Devy Lestari, S. Pd. dari SMK Negeri Jawa Tengah
  2. Juara 2: Endah Septiani Utari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Taruna Nusantara Magelang
  3. Juara 3: Eka Arif Nugraha, S. Pd. dari MTs Mamba’ul Ulum Mambak Jepara
  4. Juara Harapan 1: Fauziah Ratna Hapsari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Negeri 2 Semarang
  5. Juara Harapan II: Exwan Andriyan Verrysaputro, M. Pd. dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.

Kerja keras yang luar biasa sudah dilakukan oleh panitia, sehingga Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) 2018 ini berhasil. “Harapannya Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) tahun berikutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi”, ujar Siswanto, M. Pd. selaku koordinator lomba. ET

[:]

[:id]Lagi dan Lagi…Mahasiswa FKIP Harumkan Nama Universitas Tidar[:]

[:id]

Tampaknya slogan FKIP is the best menjadi doa tersendiri bagi civitas akademika di FKIP. Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang selalu diukir oleh civitas akademika. Prestasi terbaru diraih oleh Wilda Ulfiyanti (PBI) dan Rahma Adinda (PBSI)  pada 20 September 2018. Prestasi tersebut sebagai juara kedua Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat pusat yang dilaksanakan di Bandung. Sebuah lomba yang bertujuan untuk memfasilitasi warga negara untuk berkontribusi dalam inovasi secara nyata sebagai wujud cinta tanah air.

Kedua mahasiswa ini berawal dari coba-coba mengikuti seleksi tingkat Fakultas sampai akhirnya lolos dan melenggang ke seleksi tingkat universitas dan wilayah. Keduanya terinspirasi dari Magelang (Jawa Tengah) yang menjadi tempat mereka kuliah merupakan sumber pangan nasional. Oleh sebab itu kedua mahasiswa ini mengangkat tema tentang masalah pangan dengan menciptakan inovasi alat ASEM DONG (alat semprot dorong). Inovasi alat ini ditujukan untuk memudahkan para petani untuk memberantas hama agar lebih mudah, ringan, dan efektif.

Proses seleksi di tingkat nasional meliputi presentasi dan uji oral esai. Keduanya sudah mempersiapkan materi sangat baik dengan bantuan bimbingan dari beberapa dosen pembimbing. Persiapan yang matang membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sehingga memperoleh juara kedua. “Kami sangat senang karena Kami diberi kesempatan membawa Universitas Tidar dan Jawa Tengah bertemu dengan peserta dari 33 provinsi lainnya” ungkap Wilda Ulfiyanti. Keduanya berbagi saran dengan teman-teman mahasiswa yang berminat untuk mengikuti ajang lomba PCTA tahun berikutnya dan lomba-lomba lainnya agar selalu yakin dan percaya dengan kemampuannya dan tim. Disamping itu usaha harus selalu diiringi dengan doa. ET

[:]

[:id]Pengalaman Lain Mengikuti Sea Teacher[:en]Another Superb Experience of Joining Sea Teacher[:]

[:id]

Sea Teacher, program pertukaran mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di negara tetangga Indonesia, tidak saja memberikan pengalaman mengajar bagi mahasiswa yang mengikutinya, namun juga kenangan dan pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di sana. Umi Rahmawati, salah satu mahasiswa FKIP yang mengikuti program Sea Teacher, menuturkan bahwa selama di Filipina, dia dan beberapa mahasiswa yang ditempatkan di Filipina menghadiri pageant Mr and Mrs. dan fashion runaway yang diadakan oleh ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. merupakan salah satu acara yang diadakan oleh ISATU untuk mencari putra dan putri terbaik dalam universitas tersebut. Seperti ajang pencarian mahasiswa terbaik di universitas, untuk menjadi putra dan putri ISAT ini, mahasiswa aktif di ISATU harus melewati beberapa rangkaian seleksi, mulai dari seleksi fakultas hingga menjaring 5 pasang perwakilan dari 3 fakultas yang ada di ISATU.

Selain acara Pageant Mr and Mrs, mahasiswa yang mengikuti program Sea Teacher  di Iloilo juga menghadiri undangan fashion runaway yang diselenggarakan oleh pihak ISATU. Acara ini merupakan gelar karya mahasiswa design fakultas science and art yang ada di ISATU. Umi Rahmawati, menuturkan bahwa menghadiri kegiatan pageant mr and Mrs, dan fashion runaway ini menjadi pengalaman tersendiri. Dia mengakui terkesan dengan acara yang diselenggarakan oleh pihak universitas bisa disulap menjadi pertunjukan yang mewah. Mengikuti Sea Teacher tidak hanya pengalaman praktik mengajar saja yang bisa di dapatkan, tapi pengalaman menghadiri kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh universitas tujuan bisa menjadikan tambahan pengalaman yang tidak di dapatkan di universitas asal. (GF)

[:en]

Sea Teacher, it is a student exchange program to do teaching practice in neighboring country of Indonesia in which it does not only give teaching experience for the students but also it gives excellent memory and experiences in joining the activities. Umi Rahmawati, one of FETT students who join Sea Teacher program states that she and several students who are in Philippines attend the pageant Mr and Mrs. and fashion runaway that are held by ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. Is one of ISATU events to find the best male and female in the university. For joining the event, the students must follow some requirements such as the students must be active students in ISATU. The students have to pass several selection steps, it starts from faculty selection to get 5 pairs of representatives from 3 faculties at ISATU.

Instead of joining the event of Pageant Mr and Mrs , the students who join the Sea Teacher program at Iloilo also attend the invitation of a fashion runaway that is held by ISATU. This event is the students’ exhibition of Science and Art Faculty at ISATU. Umi Rahmawati states that attending the event of Pageant Mr and Mrs. and fashion runaway is a great experience. She feels so impressed with the event that is held by the university in which it shows a luxury shows. Joining Sea Teacher is not only a teaching practice but also it gives awesome experiences by attending another event which is held by the university. (CA)

[:]