[:id]Raih Intensive Buku Ajar Ristekdikti, Widya Ratna: Ingin Lakukan Self Efficacy[:]

[:id]

Menjadi seorang dosen haruslah pintar melihat peluang untuk bisa meningkatkan kompetensi dirinya di bidang pendidikan. Kewajiban untuk melaksanakan tugas pengajaran, penelitian, dan pengabdian atau Tri Dharma perguruan tinggi haruslah dibarengi dengan aksi nyata pengembangan kompetensi. Termasuk Widya Ratna Kusumaningrum, M.Pd., M.Ed. dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNTIDAR yang baru saja memenangi kompetisi hibah dana buku ajar dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Sering-sering aja buka laman simlitabmas ristekdikti, di sana banyak celah untuk mendapatkan hibah-hibah untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang dosen,” ucap dosen satu anak ini.

Buku ajar yang dibuatnya ini terinspirasi dari Skema PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang juga didanai oleh Ristekdikti sebelumnya, saat itu ia melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Model Instrumen Tes Diagnostik Berbasis Dynamic Assessment dalam Mengidentifikasi Level Perkembangan Potensi Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris“. Tak berhenti di situ ia mengembangkan buku ajar dan dikompetisikan dalam skema Intensive Buku Ajar Ristekdikti. “Sebenarnya juga ingin mengukur kemampuan diri, bisa gak nih tembus program-programnya Dikti. Jadi lebih ke arah self efficacy itu sejauh apa,” tutur dosen yang mengenyam pendidikan S2 di Amerika Serikat.

Buku Ajar yang berjudul “Dynamic Approach to Oral Diagnostic Test” mendapat dana intensif senilai 17.5 juta rupiah, saat ini masih terbatas untuk internal, namun diharapkan buku ini bisa go public dan digunakan untuk melengkapi proses pembelajaran di tanah air. “Buku ajar harus memenuhi aturan sebuah buku seperti ada teori, ada soal evaluasi, dan yang paling penting harus autentik. Apalagi pemerintah sangat ketat dengan isu plagiarisme sehingga harus diusahakan plagiarisme-nya 0%. Nah kalau butuh kutipan maka wajib di parafrase-kan,” demikian tips yang diberikan bagi rekan-rekan lain yang ingin mencoba hibah ini. (TP)

[:]

[:id]2 Prodi FKIP Berhasil Meraih Akreditasi B[:en]Two Study Programs In FETT Successfully Get B Accrediation[:]

[:id]

Seluruh civitas akademika Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Tidar menyambut gembira atas hasil akreditasi 2 prodi barunya yaitu Program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA) dan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister. Program studi pendidikan Ilmu pengetahuan alam yang dipimpin oleh koorprodi Eko Juliyanto, M.Pd. memulai proses penyusunan borang pada bulan Maret hingga selesai pada kegiatan visitasi yang berlangsung pada 14-16 Juli 2019. Tim asesor yang terdiri atas dua ahli pendidikan IPA yaitu Dr. Ida Karniawati, M.Si.  dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan cermat memeriksa dan menilai kelengkapan standar yang diusulkan. Begitu pula dengan asesor kedua yaitu Dr. Retno Widowati, M.Si. dari Universitas Nasional juga menilai dengan jeli sehingga didapatkan kompilasi nilai yang signifikan. Kerja keras dan usaha maksimal tim akreditasi membuahkan hasil yang gemilang yaitu diperolehnya nilai akreditasi B. Dengan hasil akreditasi tersebut diharapkan prodi PIPA dapat terus meningkatkan kualitas, baik dari segi pembelajarannya maupun dari produktifitasnya ungkap  Dekan FKIP Prof.Dr. Sukarno, M.Si. saat penutupan kegiatan visitasi yang berlangsung Selasa petang 16 Juli 2019.

Tidak terpaut lama, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister  juga memperoleh hasil yang memuaskan dalam kegiatan visitasi akreditasi yang berlangsung selama 2 hari Kamis-Jumat 18-19 Juli 2019. Tim asesor yang terdiri atas 2 ahli bahasa dan kependidikan yaitu Dr.Pujihartono, M.Hum dan Dr. Kastam Syamsi, M.Ed. memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi kemajuan dan kelangsungan program studi PBI tersebut. Nilai yang dicapai dalam akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister  yaitu B gemuk. Kedua prodi baru yang telah terakreditasi ini semakin menguatkan kualitas FKIP sehingga tetap berkibar sebagai FKIP is the best di universitas Tidar. (MW)

Proses penyusunan borang hingga tahap visitasi berlangsung selama 2 bulan dengan melibatkan dosen , tenaga pendidikan, hingga pejabat struktural FKIP.

[:en]

The academic society of Faculty of Education and Teachers Training, Universitas Tidar, welcomed the results of the accreditation of two new study programs i.e. the Natural Sciences Education Study Program (PIPA) and the magister program of Indonesian Language Education Study Program. The Natural Sciences Education Study Program (PIPA) which is led by the coordination of study program, Eko Juliyanto, M.Pd., started the arrangement of accreditation forms in March until the visitation on July 14th – 16th, 2019. The assessor team consisted of two science education experts, Dr. Ida Karniawati, M.Sc. from Universitas Pendidikan Indonesia and Dr. Retno Widowati, M.Si. from Universitas Nasional examined and assessed the completeness of the proposed standards carefully. The hard work was paid off and got B accreditation. With that result, it was hoped that the Natural Sciences Education study program can improve its quality both in learning and productivity. It was stated by the dean of FETT, Prof.Dr. Sukarno, M.Si. at the closing of the visitation on Tuesday evening, July 16, 2019.

After that, the magister program of Indonesian Language Education Study Program also got the satisfying result in accreditation visitation which was lasted for two days on Thursday and Friday, July 18th – 19th, 2019. The assessor teams consisting of 2 linguists and education experts namely Dr. Pujihartono, M. Hum and Dr. Kastam Syamsi, M.Ed. provided useful input for the progress and continuity of the study program. The result of the accreditation is B. The two new study programs which have been accredited have strengthened FETT. (MW/AW)

[:]

[:id]Mahasiswa Prodi Pendididkan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR Meluncurkan Buku Baru[:en]English Education of FETT’s Students Launch New Books[:]

[:id]

Sebagai institusi yang melahirkan calon pendidik, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FKIP UNTIDAR membekali mahasiswa agar dapat menghadapi kemajuan teknologi. Para mahasiswa telah dipersiapkan sejak awal untuk menjadi guru bagi generasi milenial. Salah satunya melalui mata kuliah keterampilan (skill) Technology Enhanced Language Learning (TELL). TELL merupakan mata kuliah skills pada semester 2. Di akhir kegiatan perkuliahan, mahasiswa telah menggelar pameran TELL di selasar FKIP UNTIDAR pada hari Rabu-Kamis tanggal 26-27 Juni 2019.

Pada kegiatan tersebut juga diluncurkan 4 buku karya mahasiswa yang berjudul Artificial Assistant for Digital Learners, The Further How Technology Changes The Way You Learn, Virtual Teachers for Digital Generation, Digital Technology for Autonomous English Learners: Enhanced Your English Skills with Technology. Buku-buku tersebut berisi deskripsi aplikasi teknologi yang membantu pembaca untuk belajar bahasa Inggris meliputi keterampilan reading, listening, writing, speaking, grammar, dan vocabulary. Selain itu banner hasil karya mahasiswa berisi aplikasi teknologi belajar bahasa Inggris juga dipamerkan. Dua belas banner terbaik akan dipilih dimana 6 terbaik pertama akan dipamerkan dalam acara International Conference on Language and Language Teaching (ICLLT) 12 Oktober 2019 dan 6 terbaik berikutnya akan dipamerkan pada acara Conference of English Language and Literature 29 Juni 2019.

“TELL merupakan mata kuliah yang memperkenalkan teknologi kepada mahasiswa untuk tertarik belajar bahasa Inggris. Pameran TELL bersamaan dengan launching buku ini mengajarkan kepada mahasiswa untuk berbagi ilmu serta sebagai upaya aktualisasi menggunakan bahasa Inggris dalam menulis”  kata salah satu dosen pengampu mata kuliah TELL, Lilia Indriani, M. Pd.

“Semua buku dan banner ditulis dan didesain oleh mahasiswa. Melalui kegiatan pameran TELL ini saya merasa senang dan bangga karena karya mahasiswa dapat terapresiasi” kata salah satu mahasiswa prodi PBI semester 2, Chanifatus Sa’adah. (RI)

[:en]

As an institution that create educators, English Education Study Program of FETT UNTIDAR equips students to face technological advancements. The students have been prepared from the beginning to become teachers for the millennial generation. One of those preparations is learning skill course, such as TELL (Technology to Enhanced Language Learning) which is being taught in second semester. At the end of the course, students held a TELL exhibition in FETT’s hallway on Wednesday-Thursday June 26th-27th, 2019.

In this activity, 4 books made by students were launched, which entitled Artificial Assistant for Digital Learners, The Further How Technology Changes The Way You Learn, Virtual Teachers for Digital Generation, Digital Technology for Autonomous English Learners: Enhanced Your English Skills with Technology. The books contains descriptions of technological applications that help readers to learn English include reading, listening, writing, speaking, grammar, and vocabulary skills. In addition, a banner made by students which is containing the application of English language learning was also exhibited. Twelve best banners are choosen to be exhibited in conferences held by FETT, such as International Conference on Language and Language Teaching (ICLLT) on October 12, 2019 and Conference of English Language and Literature on June 29, 2019.

“TELL is a course that introduces technologies to students who are interested in learning English. TELL exhibition and book launching taught students to share knowledge and as an effort to actualize using English in writing “said one of the TELL lecturers, Lilia Indriani, M. Pd.

“All books and banner are written and designed by students. Through this TELL exhibition, I felt happy and proud because the work of students can be appreciated, “said one of second semester students of English Department, Chanifatus Sa’adah. GF

[:]

[:id]Pembekalan PPL FKIP Skala Nasional dan Internasional 2019[:en]The Briefing of National and International Teaching Practice of FETT 2019[:]

[:id]

Sejumlah 203 mahasiswa dari PBI dan PBSI FKIP mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2019 ini. Program tersebut terdiri dari PPL skala nasional (dalam negeri) dan internasional (luar negeri). Penyelenggaraan PPL FKIP diawali dengan kegiatan pembekalan mahasiswa pada rentang bulan Juli 2019 untuk menyiapkan mereka dalam mengelola kelas secara langsung di sekolah tujuan.

PPL Nasional berlangsung pada tanggal 15 Juli – 13 September 2019. Program tersebut diikuti oleh 195 mahasiswa yang ditempatkan pada 17 sekolah nasional, yaitu SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 3 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. Kegiatan pembekalan PPL Nasional dilaksanakan pada 11-12 Juli 2019. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa pembicara yang memberikan pengarahan teknis, yaitu Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (Kepala SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Salaman).

Sementara itu PPL Internasional dilaksanakan di negara Malaysia dan Thailand. PPL Internasional Malaysia akan dilaksanakan pada 25 Agustus – 21 September 2019 nanti, yang akan diikuti oleh 6 mahasiwa, yaitu Dian Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). Mereka terbagi di 4 sekolah, yaitu Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. PPL Internasional Thailand (PPL SEA TEACHERS) akan dilaksanakan pada 4  Agustus – 1 September 2019, yang akan diikuti oleh 2 mahasiswa, yaitu Novia Indri Susanti (PBSI) dan Andina Dea Hardianti (PBSI). Mereka akan ditempatkan di sekolah mitra SEA TEACHERS dibawah koordinasi Valaya Alongkorn Rajabhat University. Pembekalan PPL Internasional Malaysia dipandu oleh Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus ( Executive Director Panji Integrasi Cerdas Malaysia) pada tanggal 13 Juli 2019 dan pembekalan PPL Internasional Thailand dipandu oleh salah satu dosen Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand secara online pada tanggal 2 Juli 2019.[MR]

[:en]

203 students from English Education (PBI) and Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI) join teaching practice in this year. There are two programs of teaching practice: international teaching practice and national teaching practice. This teaching practice program is started by briefing activity in July 2019 to prepare the students in managing the class.

The national teaching practice lasted from July 15th – September 13th, 2019. It is followed by 195 students in 17 schools, i.e. SMA N 1 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 2 Magelang, SMA N 4 Magelang, SMA N 5 Magelang, SMA N 1 Temanggung, SMA N 2 Temanggung, SMA N 3 Temanggung, SMA N 1 Grabag, SMA N 2 Grabag, SMA N 1 Kota Mungkid, SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, MAN Parakan Temanggung, MAN 1 Kota Magelang, MAN 1 Kabupaten Magelang, SMA N 1 Candimulyo. The briefing of teaching practice is held on July 11th – 12th, 2019. The speaker gives the technical direction in this briefing activity. They are Drs. Sucahyo Wibowo, M.Pd (The headmaster of SMAN 1 Magelang), Drs. Imam Kolemi, M.A. (English Language teacher of SMAN 1 Temanggung), dan Dr. Ety Syarifah, M.Pd. (Indonesian Language teacher SMAN 1 Salaman).

Meanwhile the international teaching practice will be held in Malaysia and Thailand in August 25th – Sepetember 21st 2019. Six students will join teaching practice in Malaysia. They are Tyas Utami (PBSI), Putri Dewi Retnowati (PBSI), Satiti Dewi Lestari (PBSI), Uly Fikriyyah (PBSI), Hastri Raras Respati (PBI), dan Ariani Nur Fitria (PBI). They will do their teaching practice in Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya 2, Sekolah Kebangsaan Taman Bunga Raya 2, Sekolah Kebangsaan Bukit Beruntung 2, and Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. The international teaching practice in Thailand or SEA TEACHERS will be held on August 4th – September 1st 2019. Novia Indri Susanti (PBI) and Andina Dea Hardianti (PBI) will join this event. They will be placed in SEA TEACHERS partner schools under the coordination of Valaya Alongkorn Rajabhat University. The briefing of International teaching practice in Malaysia is guided by Mohd Zainal Abidin bin Mohd Tulus (Executive Director of Panji Integrasi Cerdas Malaysia) on July 13, 2019 and the briefing of International teaching practice in Thailand is guided by one of Valaya Alongkorn Rajabhat University-Thailand’s online lecturers on July 2, 2019. (MR/AW)

[:]

[:id]Pendidikan Biologi UNTIDAR Gelar Seminar Pendidikan Biologi 2019[:en]Biology Education Study Program of Tidar University Held a Biology Education Seminar of 2019[:]

[:id]

Kamis 11 Juli 2019, Program Studi Pendidikan Biologi UNTIDAR bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi menyelenggarakan Seminar Pendidikan dengan tema : Mendesain Project Based Learning (PjBL) melalui Lesson Study. Seminar Pendidikan ini diselenggarakan di Gedung Teknik E2 ruang 03.06. Selain melibatkan pembicara dari Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Tidar, Dr. Ericka Darmawan, M.Pd. sebagai praktisi dan peneliti Pendidikan yang telah menerapkan Project Based Learning dan Lesson Study di Universitas Tidar, juga mengundang pembicara dari Universitas Nusantara PGRI Kediri Dr. Agus Muji Santoso, M.Si. yang pernah mengikuti Program STOLS (Short-term Training on Lesson Study) di Jepang.

Seminar ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa program studi Pendidikan Biologi UNTIDAR. Seminar dimulai pukul 09.00 WIB dibuka dengan persembahan tari Kukilo yang dibawakan oleh mahasiswa Prodi Pendididkan Biologi yaitu Icha Pamira dan Hagni Sukma. Sambutan disampaikan oleh Yoga Aditya selaku Ketua Hima Prodi dan Seminar secara resmi dibuka oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd..

Seminar Pendidikan ini ditujukan untuk mahasiswa pendidikan biologi sebagai bekal awal yang kelak akan menjadi pendidik dan menghadapi kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain memaparkan tentang apa itu Lesson Study dan Project Based Learning (PjBL), pembicara juga memaparkan tentang keunggulan Project Based Learning (PjBL) yang di aplikasikan dengan Lesson Study.

Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan juga memberikan peluang siswa bekerja secara otonom, mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan juga puncaknya menghasilkan produk karya siswa yang bernilai realistik. Lesson Study merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang diinisiasi oleh guru-guru di Jepang, kemudian mulai diadaptasi di Indonesia melalui program JICA (Japan International Cooperation Agency). Lesson Study ini dilaksanakan oleh guru secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas. Penerapan Project Based Learning (PjBL) melalui Lesson Study ini selain untuk memudahkan siswa dalam memahami materi juga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri pada siswa, meningkatkan keaktifan siswa, memberikan nilai lebih tentang empati dan mendorong siswa untuk dapat bekerja secara kelompok. [KG]

[:en]

Thursday July 11, 2019, Biology Education Study Program of Tidar Universityin collaboration with the Student Association of Biology Education hold an Educational Seminar by using a theme “Designing Project-Based Learning through Lesson Study.”This education seminar was held in Engineering Building E2, Room 03.06.Besides involving speaker from the lecturer of Biology Education Study Program in Tidar University, Dr.Ericka Darmawan, M.Pd.as an educational practitioner and researcher who have implemented project-based learning and lesson study at Tidar University, the seminar also invited speaker from the University of Nusantara PGRI Kediri, Dr.Agus Muji Santoso, M.Sc.,who have participated in the STOLS Program (Short-term Training on Lesson Study) in Japan.

This seminar must be followed by all Biology Education Study Program students of Tidar University. The seminar started at 09. 00 pm and opened by Kukilo dance performed by students of Biology Education Study Program, Icha Pamira and Hagni Sukma. The speech delivered by Yoga Aditya as Chair of the Students Association and the seminar was officially opened by the Biology Education Study Program Coordinator, Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd..

This education seminar was intended for Biology Education students as the initial provision as the teachers to-be and also in facing learning activities in schools. Not only explaining about lesson study and project-based learning, the speakers also explained the advantages of project-based learning which was applied with lesson study.

Project-based learning is a learning approach that involves students in problem solving activities and also gives opportunity for them in learning autonomously, constructs their own learning, and as the result they will be able to produce their realistic creation. Furthermore, lesson study is a method that enhances the learning quality that was initiated by teachers in Japan, then started to be adapted in Indonesia through the JICA (Japan International Cooperation Agency) program. It was conducted by the teachers collaboratively, by following some principles, such as designing learning for reaching the learning purposes, implementing learning, observing the learning implementation, as well as doing reflection for discussing the next planning for the learning improvement. The main focus of the lesson study implementation is the students’ involvement in the learning activity in class. Finally, the implementation of project-based learning through this lesson study makes the students easier in understanding the material, their level of confidence increases, students’ involvement increase, and provide more value about empathy and encourage students in group working. (ER)

[:]

[:id]Dosen Prodi Pendidikan Matematika Narasumber Seminar: Menjadi Guru Matematika Inspiratif di Era Revolusi Industri 4.0[:en]Lecturer of Mathematics Education Study Program Become Speaker in Seminar: Become an Inspiring Mathematics Teacher in the Industrial Revolution 4.0 Era[:]

[:id]

Bertempat di Ruang E2.03.06 Fakultas Teknik, Prodi Pendidikan Matematika UNTIDAR mengadakan Seminar Pendidikan dengan tema “Peran Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.” Seminar Pendidikan yang digelar pada hari Jum’at, 12 Juli 2019 ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Dafid Slamet Setiana, M. Pd. dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta dan Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd. yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Matematika UNTIDAR.

Kegiatan yang merupakan salah satu program kerja Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (HIMATIKA) UNTIDAR ini bertujuan untuk menyebarluaskan dan membagikan ilmu mengenai Pendidikan Matematika dalam menghadapi perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UNTIDAR. Seminar ini diikuti oleh para dosen dan seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UNTIDAR.

Selain dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Seminar Pendidikan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Sukarno, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Ahmad Muhlisin, M. Pd. selaku Ketua Jurusan MIPA, Siswanto, M. Pd. selaku sekretaris Jurusan MIPA, serta beberapa perwakilan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas dan Himaprodi.

Mengusung subtema “Menjadi Guru Matematika Inspiratif di Era Revolusi Industri 4.0”, materi pertama Seminar

Pendidikan ini disampaikan oleh Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd. Dosen Prodi Pendidikan Matematika ini menjelaskan kiat-kiat untuk menjadi guru yang inspiratif. Narasumber kedua, Dr. Dafid Slamet Setiana, M. Pd., menyampaikan tentang fenomena pendidikan yang terjadi di era 4.0. Pembicara yang merupakan dosen prodi matematika UST Yogyakarta ini menjelaskan terkait keterampilan apa saja yang dibutuhkan di tahun 2020, dampak pemanfaatan digital bagi pendidikan, dan tantangan pembelajaran matematika di era Revolusi Industri 4.0. Saat sesi tanya jawab dari masing-masing narasumber berlangsung, para peserta antusias memberikan pertanyaan terkait materi yang disampaikan.

Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd. menyatakan bahwa pemilihan subtema yang disampaikannya secara khusus bertujuan untuk memberikan gambaran umum terkait fenomena pendidikan era 4.0 serta memberikan bekal mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi calon pendidik yang inspiratif. “Saya sangat mengapresiasi Seminar Pendidikan ini karena mahasiswa dapat belajar mengelola suatu kegiatan dan tentunya ada sambung rasa antara dosen dan mahasiswa dalam forum ilmiah,” ungkapnya.

Dosen Prodi Matematika ini secara rinci menyampaikan tips menjadi guru yang inspiratif, yaitu life-long learner, kreatif dan inovatif, mengoptimalkan teknologi, reflektif, kolaboratif, student-centered, dan menerapkan pendekatan belajar diferensiasi.

“Mahasiswa seharusnya tidak hanya pintar tapi juga harus memperhatikan karakter sebagai bekal menjadi calon pendidik di masa depan. Jadi, mahasiswa yang oke itu harus good dan smart,” ujarnya. “Saya berharap kegiatan seperti ini (Seminar Pendidikan) dapat menjadi budaya akademik dan ilmiah di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika.” Imbuhnya [YF]+

[:en]

Located in UNTIDAR, Mathematics Education Study Program held an Education Seminar with the theme “The Role of Mathematics Education in Facing Industrial Revolution 4.0 Era”. The Education Seminar which was held on Friday, July 12, 2019 presented two speakers, namely Dr. Dafid Slamet Setiana, M. Pd. from Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta (UST) and Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd., lecturer of  UNTIDAR Mathematics Education Study Program.

The aim of this activity, which is one of the programs of the Mathematics Education Student Association (HIMATIKA), is to disseminate and share knowledge about Mathematics Education in facing technological developments in the 4.0 Industrial Revolution Era to students, especially Mathematics Education Study Program students of Untidar. This seminar was attended by lecturers and all students of Mathematics Education Study Program.

Besides, this Education Seminar was attended by Prof. Dr. Sukarno, M. Si., dean of the Teacher Training and Education Faculty, Dr. Ahmad Muhlisin, M. Pd., head of Mathematics and Natural Sciences (MIPA) Department, Siswanto, M. Pd., secretary of the MIPA Department, and several students as representatives of Student Executive Board (BEM) of the Faculty and Himaprodi.

Carrying out the theme “Becoming an Inspiring Mathematics Teacher in Industrial Revolution 4.0 Era”, the first material of the Education Seminar was delivered by Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd. The Mathematics Education’s lecturer explained tips for becoming an inspiring teacher. Second speaker, Dr. Dafid Slamet Setiana, M. Pd., explained about the educational phenomenon that occurred in 4.0 era. The speaker, a lecturer of mathematics study program of UST Yogyakarta, explained skills which are needed in 2020, the impacts of digital use for education, and the challenges of learning mathematics in the 4.0 Industrial Revolution Era. In the question and answer session from each speaker, the participants enthusiastically gave questions regarding the material presented.

Aprilia Nurul Chasanah, M. Pd. stated that the selection of the sub-themes that is delivered, specifically aimed to provide an overview of the phenomenon of education in 4.0 era as well as to prepare students to become inspiring educators. “I really appreciate this Education Seminar because students can learn to manage an activity and of course there is a connection between lecturers and students in scientific forums,” she said.

She also gave tips to become an inspiring teacher, they are life-long learner, creative and innovative, optimizing technology, reflective, collaborative, student-centered, and apply differentiation learning approaches. “Students should not only be smart but also must pay attention to the character as a prospective educators in the future. Therefore, students should be good and smart, “she said. “I hope activity like this (Education Seminar) can be an academic and scientific culture in the Mathematics Education Study Program.” added her [GF]

[:]

[:id]FKIP Kembali Tambah Doktor[:en]A New Doctor for Faculty of Education and Teachers Training of Tidar University[:]

[:id]

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar miliki Doktor baru, yakni Dr. Sri Sarwanti, M. Hum. Gelar Doktor dari Universitas Negeri Yogyakarta tersebut berhasil diraih setelah mampu mempertahankan disertasinya yang berjudul “Developing an Environment-Based Collaborative English Learning Model for Rural Junior High Schools” dalam ujian terbuka pada tanggal 17 Juli 2019. Tampak hadir dalam ujian terbuka, dosen-dosen di lingkungan FKIP untuk memberikan dukungan. Disertasi dengan promotor Prof. Sugirin, M.A., Ph. D. Dan Co-promotor Prof. Dr. Sukarno, M.Si. ini dapat dipertahankan dengan baik dalam ujian tersebut.

Penelitian Dr. Sri Sarwanti, M. Hum ini dilatarbelakangi adanya keterbatasan pada proses belajar mengajar, fasilitas, masyarakat, dan akses pada sekolah satu atap di daerah pinggiran Kabupaten Magelang. Diperkuat dengan adanya paradigma pendidikan yang berubah dari teacher centered learning menjadi student centered learning. Pada era disruptif saat ini pembelajaran mengedepankan adanya kemampuan berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), berkolaborasi (collaborative), dan kreativitas (creativity). Dengan adanya autonomous learning maka beliau memilih aspek collaborative sebagai variabel dalam penelitiannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi pada sekolah tersebut, dikembangkanlah model pembelajaran lingkungan berbasis kolaborasi. Lingkungan dalam hal ini mencakup lingkungan fisik, psikis, instruksional, dan sosial. Berdasarkan hasil penelitiannya, ternyata model pembelajaran ini mampu meningkatkan keterampilan, karakter, kolaborasi, dan nilai siswa.

Model pembelajaran lingkungan berbasis kolaborasi ini mencakup kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal dapat berupa apersepsi dengan game, menyanyi, bercerita, dll. Kegiatan inti dan kegiatan akhir menggunakan pembelajaran kreatif dan inovatif seperti group work, pair work, gallery walk, dsb. Dr. Sri Sarwanti, M. Hum merupakan Doktor ke-14 FKIP UNTIDAR. Dengan bertambahnya Doktor baru ini semoga barisan FKIP semakin kuat dalam memberikan yang terbaik bagi dunia Pendidikan di Universitas Tidar. [ET]

[:en]

The English Education Study Program of Faculty of Education and Teachers Training (FETT) has a new Doctor, namely Dr.Sri Sarwanti, M. Hum.The Doctorate from Yogyakarta State University was successfully achieved after being able to defend his dissertation entitled “Developing Environment-based Collaborative English Learning Model for Rural Junior High Schools” in an open examination on July 17, 2019. Appearing to be present at the open examination, lecturers of FETT environment to give support. The dissertation with Promoter Prof.Sugirin, MA, Ph.D. and Co-promoter Prof.Dr.Sukarno, M.Sc.can be well-maintained in the exam.

The research conducted by Dr.Sri Sarwanti, M.Hum., was motivated by the limitations in teaching and learning processes, facilities, community services, and access to one-roof schools in the suburbs of Magelang Regency. That research was also strengthened by the educational paradigm that changed from teacher-centered learning to student-centered learning.Furthermore, the disruptive era promotes the students to do critical thinking skills, communication, collaborative activity, and learning creatively.With the existence of autonomous learning, she chose the collaborative aspect as a variable in her research.Based on the background of the problems faced at the school, collaboration-based environmental learning models were developed.The environment in this case covers the physical, psychological, instructional, and social environment.Based on her research result, it turns out this model is able to improve the students’ skills, character, collaboration, and scores.

This collaborative-based learning model includes the initial, core, and final activities. In the initial activity can be conducted by giving apperception with games, singing, storytelling, etc. The core and the final activities can use creative and innovative learning such as group work, pair work, gallery walk, etc. Dr. Sri Sarwanti, M. Hum is the 14th Doctor of FETT. The best for FETT. (ER)

[:]

[:id]Rangkaian Kegiatan IPA[:]

[:id]

Program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Tidar (UNTIDAR) mengadakan dua kegiatan dalam dua hari berturut-turut. Kegiatan pertama yaitu Seminar Pendidikan yang diadakan pada hari Rabu, 10 Juli 2019. Seminar ini diisi oleh Dr. Anggi Tias Pratama, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai pembicara I dan Eli Trisnowati, M.Pd. dari UNTIDAR sebagai pembicara II. Kegiatan Seminar Pendidikan ini mengangkat tema “Tenaga Pendidik Berkualitas dengan Penguasaan HOTS”. Dr. Anggi Tias Pratama, M.Pd. menyampaikan materi mengenai penilaian HOTS, sedangkan Eli Trisnowati, M.Pd. menyampaikan mengenai pembelajaran SETS untuk penguasaan HOTS. Menurut Eli Trisnowati, M.Pd., kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang rutin diadakan oleh mahasiswa HIMAPRODI IPA.

Kegiatan kedua Prodi IPA adalah Pameran Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA EXPO). IPBA EXPO diadakan pada hari Kamis, 11 Juli 2019 di Hall FKIP UNTIDAR. Kegiatan IPBA EXPO merupakan pameran alat peraga kebumian yang dibuat oleh mahasiswa Prodi IPA pada mata kuliah IPBA yang diampu oleh Eko Julianto, M.Pd. Alat peraga yang dibuat dalam IPBA EXPO adalah simulasi banjir, pendeteksi banjir, simulasi gempa bumi, struktur lapisan tanah, simulasi gunung meletus. Siklus air, penahan gelombang, lempengan bumi, dan pemanasan global.

[:]

[:id]Say No To Botol Minum Plastik[:en]Say No To Plastic Drinking Bottles[:]

[:id]

Menindaklanjuti intruksi Menristekdikti Nomor 1/M/Ins/2019 tentang Larangan Penggunaan Air Minum Berbahan Plastik Sekali Pakai dan/atau  Kantong Plastik di Lingkungan Kemenristek dan Dikti yang diteken 26/6 lalu, Universitas tidar menghimbau kepada mahasiswa untuk tidak membeli atau menggunakan air minum berkemasan plastik, termasuk  pada pengelola kantin Universitas Tidar untuk mengurangi penjualan minuman berkemasan plastik. Keterangan tersebut termuat dalam surat edaran no 80/UN57SE/2019 tentang Larangan Penggunaan Kemasan Plastik Sekali Pakai di Universitas Tidar.

Dirjen pembelajaran dan kemahasiswaan Kemenristek dan Dikti, Ismunandar mengatakan, dengan diberlakukannya  intruksi Menristekdikti Nomor 1/M/Ins/2019 tersebut, semua unit di bawah kewenangan Kemenristek dan Dikti dilarang menggunakan kemasan plastik sekali pakai dalam kegiatan kampus. Seblumnya, larangan penggunaan plastik kemasan sekali pakai ini diawali oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan yang dipimpin oleh Susi Pujiastuti, bahkan dalam kementrian KKP tersebut, terdapat sangsi terhadap pengguna kemasan plastik.

Kemasan plastik akhir-akhir ini disorot sebagai penyumbang sampah tak terurai terbesar di dunia. Hal tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan dan membahayakan makhluk hidup. Hasil penelitian menemukan 80% sampah laut teridentifikasi berasal dari plastik. Menegaskan hasil penelitian tersebut, Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 6,4 juta ton/tahun. Mirisnya, sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik itu tidak didaur ulang dan akhirnya menjadi sampah di laut. Bertambahnya volume sampah di laut mengakibatkan spesies langka dan dilindungi mati karena menelan sampah plastik. Jika sampah plastik ini tidak ditanggulangi, dapat dipastikan beragam makluk hidup akan punah. MW

[:en]

Following up the instruction of the Minister of Research, Technology and Higher Educatiom (Menristekdikti) Number 1/M/ Ins/2019 concerning the Prohibition of Using Drinking Water with Disposable Plastic and/or Plastic Bags in the environment of the Ministry of which was signed on July 6, Universitas Tidar urged students not to buy or use plastic bottled drinking, including the management of the Universitas Tidar canteen to reduce sales of plastic packaging drinks. This information is contained in circular no. 80/UN57SE/2019 concerning the Prohibition of the Use of Disposable Plastic Packaging at Universitas Tidar.

The Director General of Learning and Student Affairs of the Ministry of Research, Technology and Higher Education, Ismunandar said, with the implementation of the instruction of the Minister of Research and Technology Number 1/M/Ins/2019, all units under the authority of the Ministry of Research, Technology and Higher Education are prohibited from using disposable plastic packaging in campus activities. Previously, the ban on the use of disposable plastic packaging was initiated by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP), which was led by Susi Pujiastuti. Even in the ministry, there are sanctions against users of plastic packaging.

Plastic packaging has recently been highlighted as the biggest contributor to unraveling rubbish in the world. This causes damage to the environment and endanger living things. The results of the study found that 80% of marine waste was identified as plastic. Confirming the results of the study, the Indonesian Plastic Industry Association (INAPLAS) and the Central Statistics Agency (BPS) said that plastic waste in Indonesia reached 6.4 million tons/year. Sadly, as much as 3.2 million tons of plastic waste is not recycled and eventually becomes trash at sea. Increasing the volume of trash in the sea resulted in deaths of rare and protected species caused by ingesting plastic waste. If this plastic waste is not addressed, it is certain that a variety of living things will become extinct. (AL)

[:]

[:id]EDSA Sukses Gelar Seminar Nasional Perdana Bertajuk CELL[:]

[:id]

English Department Students’ Association (EDSA), himaprodi PBI FKIP adakan seminar nasional perdana pada Sabtu, 29 Juni 2019. Seminar yang digelar oleh EDSA sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali. Akan tetapi seminar terdahulu bertajuk seminar pendidikan. Pada agenda kali ini tim EDSA berinisiatif untuk mentransformasi kegiatan yang tadinya seminar pendidikan menjadi seminar nasional. Suatu keberanian dan kegigihan yang luar biasa untuk dapat menyelenggarakan seminar nasional dengan kerja tim mahasiswa. Seminar nasional dengan fasilitas Call for Papers ini diberi nama Conference of English Language and Literature (CELL).

Tema CELL perdana ini adalah “Innovative Teaching of Language and Literature in Digital Era”. Tujuan diadakannya CELL ini sebenarnya untuk memberikan fasilitas khususnya bagi mahasiswa PBI FKIP UNTIDAR agar dapat mempublikasikan serta mempresentasikan paper yang sudah dibuat. Ternyata antusiasme peserta selain dari UNTIDAR sangat menggembirakan. Pasalnya seminar perdana ini berhasil mengumpulkan 200 peserta dari Jawa maupun luar Jawa dengan 63 peserta pemakalah.

Ketua panitia, M. Rauuf Oktavian Nur menuturkan “Saya sangat bersyukur karena EDSA berhasil memulai seminar nasional CELL dengan kerja keras panitia dan dukungan dari berbagai pihak”. Terlebih lagi dengan banyaknya partisipan yang hadir dalam seminar CELL ini. M. Rauuf menyampaikan bahwa jumlah peserta yang ada memang sudah cukup banyak, tetapi sedikit disayangkan karena antusiasme mahasiswa PBI belum maksimal. Hal ini dilihat dari jumlah artikel yang lolos untuk dipresentasikan lebih banyak dari Universitas lain.

Pembicara pada CELL kali ini adalah pakar yang berkompeten sesuai tema yang diambil, yaitu Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. Staf ahli bidang akademik Kemenristekdikti dan Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. dosen Universitas Siliwangi, kandidat Ph.D di University of New South Wales, Australia. Kedua berbicara tentang tren pembelajaran pada era digital sekarang ini. Prof. Dr. Paulina Pannen, M. Ls. memaparkan tentang proses belajar mengajar di era digital yang mencakup gambaran umum dunia di tahun 2050, fenomena revolusi industri 4.0, transformasi pembelajaran digital, dan evolusi teknologi dalam dunia pendidikan. Junjun Muhamad Ramdani, M. Pd. menjelaskan tentang bagaimana mengajar speaking berdasarkan perspektif ekologi dan peran dosen/guru dan mahasiswa/siswa dalam pembelajaran speaking. (ET)

[:]