[:id]Lagi dan Lagi…Mahasiswa FKIP Harumkan Nama Universitas Tidar[:]

[:id]

Tampaknya slogan FKIP is the best menjadi doa tersendiri bagi civitas akademika di FKIP. Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang selalu diukir oleh civitas akademika. Prestasi terbaru diraih oleh Wilda Ulfiyanti (PBI) dan Rahma Adinda (PBSI)  pada 20 September 2018. Prestasi tersebut sebagai juara kedua Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat pusat yang dilaksanakan di Bandung. Sebuah lomba yang bertujuan untuk memfasilitasi warga negara untuk berkontribusi dalam inovasi secara nyata sebagai wujud cinta tanah air.

Kedua mahasiswa ini berawal dari coba-coba mengikuti seleksi tingkat Fakultas sampai akhirnya lolos dan melenggang ke seleksi tingkat universitas dan wilayah. Keduanya terinspirasi dari Magelang (Jawa Tengah) yang menjadi tempat mereka kuliah merupakan sumber pangan nasional. Oleh sebab itu kedua mahasiswa ini mengangkat tema tentang masalah pangan dengan menciptakan inovasi alat ASEM DONG (alat semprot dorong). Inovasi alat ini ditujukan untuk memudahkan para petani untuk memberantas hama agar lebih mudah, ringan, dan efektif.

Proses seleksi di tingkat nasional meliputi presentasi dan uji oral esai. Keduanya sudah mempersiapkan materi sangat baik dengan bantuan bimbingan dari beberapa dosen pembimbing. Persiapan yang matang membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sehingga memperoleh juara kedua. “Kami sangat senang karena Kami diberi kesempatan membawa Universitas Tidar dan Jawa Tengah bertemu dengan peserta dari 33 provinsi lainnya” ungkap Wilda Ulfiyanti. Keduanya berbagi saran dengan teman-teman mahasiswa yang berminat untuk mengikuti ajang lomba PCTA tahun berikutnya dan lomba-lomba lainnya agar selalu yakin dan percaya dengan kemampuannya dan tim. Disamping itu usaha harus selalu diiringi dengan doa. ET

[:]

[:id]Pecah Kendi, Simbolik Pembukaan Pemantapan 2018[:]

[:id]

Himaprodi PBSI (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) mengadakan Pemantapan (Penelusuran Minat Bakat dan Penalaran) pada 22 September 2018. Acara ini dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada Minggu (23/09) pukul 10.00. Pemecahan kendi yang berisi beras kuning oleh Koorprodi PBSI, Rangga Asmara dilakukan sebagai simbol telah dimulainya acara Pemantapan PBSI 2018.Filosofi dari kendi yang berisi beras kunng adalah beras kuning melambangkan siswa yang beralih menjadi mahasiswa beralmamater kuning, kendi yang melambangkan dinding pembatas pemikiran dan pergerakan / bentuk dari kurungan dunia persekolahan, dan kendi dipecahkan berarti pembebasan pemikiran mahasiswa baru yang lepas dari kurungan pembatas pemikiran dan pergerakan.

Acara yang diadakan di gedung teknik ruang E.02.3.06 diikuti oleh kurang lebih 107 mahasiswa baru prodi PBSI. Pemantapan kali ini mengusung tema Memantapkan Generasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang Aktif dan Berprestasi.

Berlangsung dengan lancar, acara Pemantapan menghadirkan empat pemateri baik dari dalam maupun luar civitas akademika Universitas Tidar. Materi pertama adalah sosialisasi duta wisata, duta bahasa, dan mahasiswa berprestasi yang disampaikan oleh Rangga Asmara., S.Pd. M.Pd., koorprodi PBSI. Dilanjutkan dengan materi kedua yakni sosialisasi IMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia) oleh Muhammad Hamid Nur Rahman, korda IMABSII Jawa Tengah. Materi ketiga disampaikan oleh Yoga Adityatama dari Universitas Negeri Semarang yang menyampaikan tentang Public Speaking. Dan materi tekahir terkait tentang keormawaan yang disampaikan oleh Amalia Sasanti, aktivis yang saat ini sedang menjadi pengurus aktif BEM KM Univeristas Tidar.

Antusias mahasiswa sangat terlihat luar biasa dapat terlihat dari aktifnya mahasiswa pada saat materi berlangsung. Setelah materi selesai di sampaikan, panitia memfasilitasi peserta Pemantapan untuk mempraktikan ilmu menganai public speaking melalui debat, serta duta wisata dan duta bahasa.

Persiapan yang cukup matang, menghadirkan acara Pemantapan berjalan dengan lancar. Pada malam PBSI Mencari Bintang, tak disangka terdapat beberapa mahasiswa berbakat yang menampilkan kebolehannya baik dalam hal menyanyi, menari, melukis, hingga membaca puisi. Juri yang hadir kala itu pun tampak puas dan kagum kepada beberapa penampil dari mahasiswa PBSI 2018. Persiapan yang teramat singkat tak lagi menyurutkan mereka untuk menampilkan yang terbaik.

“Saya berharap agar mahasiswa baru nantinya mampu berprestasi dan lebih peka soial. Dengan begitu mereka dapat menyelaraskan hati serta pikiranagar nantinya dengan mudah menyerap nilai-nilai yang akan mereka aplikasikan pada kehidupan sehari-hari dan pada saat mereka menjadi guru kelak.” Ucap Leanita, Bupati Himaporidi PBSI 2018. “Semoga Pemantapan 2018 dapat meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik mahasiswa serta dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan di lingkungan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.” Tambah Galih Arrohimawati, Ketua Panitia Pemantapan 2018. Harapan dari panitia, output dari pemantapan kali ini, mahasiswa menjadi pribadi yang aktif, berprestasi, amanah, kritis, bermental, berideologi, dan mampu menjadi kader-kader unggulan. (IF)

[:]

[:id]Pengalaman Lain Mengikuti Sea Teacher[:en]Another Superb Experience of Joining Sea Teacher[:]

[:id]

Sea Teacher, program pertukaran mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di negara tetangga Indonesia, tidak saja memberikan pengalaman mengajar bagi mahasiswa yang mengikutinya, namun juga kenangan dan pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di sana. Umi Rahmawati, salah satu mahasiswa FKIP yang mengikuti program Sea Teacher, menuturkan bahwa selama di Filipina, dia dan beberapa mahasiswa yang ditempatkan di Filipina menghadiri pageant Mr and Mrs. dan fashion runaway yang diadakan oleh ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. merupakan salah satu acara yang diadakan oleh ISATU untuk mencari putra dan putri terbaik dalam universitas tersebut. Seperti ajang pencarian mahasiswa terbaik di universitas, untuk menjadi putra dan putri ISAT ini, mahasiswa aktif di ISATU harus melewati beberapa rangkaian seleksi, mulai dari seleksi fakultas hingga menjaring 5 pasang perwakilan dari 3 fakultas yang ada di ISATU.

Selain acara Pageant Mr and Mrs, mahasiswa yang mengikuti program Sea Teacher  di Iloilo juga menghadiri undangan fashion runaway yang diselenggarakan oleh pihak ISATU. Acara ini merupakan gelar karya mahasiswa design fakultas science and art yang ada di ISATU. Umi Rahmawati, menuturkan bahwa menghadiri kegiatan pageant mr and Mrs, dan fashion runaway ini menjadi pengalaman tersendiri. Dia mengakui terkesan dengan acara yang diselenggarakan oleh pihak universitas bisa disulap menjadi pertunjukan yang mewah. Mengikuti Sea Teacher tidak hanya pengalaman praktik mengajar saja yang bisa di dapatkan, tapi pengalaman menghadiri kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh universitas tujuan bisa menjadikan tambahan pengalaman yang tidak di dapatkan di universitas asal. (GF)

[:en]

Sea Teacher, it is a student exchange program to do teaching practice in neighboring country of Indonesia in which it does not only give teaching experience for the students but also it gives excellent memory and experiences in joining the activities. Umi Rahmawati, one of FETT students who join Sea Teacher program states that she and several students who are in Philippines attend the pageant Mr and Mrs. and fashion runaway that are held by ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. Is one of ISATU events to find the best male and female in the university. For joining the event, the students must follow some requirements such as the students must be active students in ISATU. The students have to pass several selection steps, it starts from faculty selection to get 5 pairs of representatives from 3 faculties at ISATU.

Instead of joining the event of Pageant Mr and Mrs , the students who join the Sea Teacher program at Iloilo also attend the invitation of a fashion runaway that is held by ISATU. This event is the students’ exhibition of Science and Art Faculty at ISATU. Umi Rahmawati states that attending the event of Pageant Mr and Mrs. and fashion runaway is a great experience. She feels so impressed with the event that is held by the university in which it shows a luxury shows. Joining Sea Teacher is not only a teaching practice but also it gives awesome experiences by attending another event which is held by the university. (CA)

[:]

[:id]Hadapi Revolusi Industri 4.0, Dosen FKIP Ikuti Pelatihan Elita[:en]ELITA Training: Facilitating Lecturers of FETT in Facing The Industrial Revolution 4.0[:]

[:id]

Revolusi Industri 4.0 menjadi kata populer diperbincangkan saat ini. Berbagai tema pembahasan dalam dunia pendidikan mulai dikaitkan dengan teknologi yang mendukung jalannya revolusi ini.  Salah satu inovasi dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang berbasis ICT. Universitas Tidar sebagai salah satu penyelenggara pendidikan mulai menerapkan pembelajaran berbasis ICT.

Sebuah aplikasi bertajuk ELITA (E-learning UNTIDAR) sudah dapat digunakan dalam pembelajaran di lingkungan UNTIDAR, termasuk di FKIP. Pembelajaran semester gasal 2018/2019 di FKIP sudah dapat memanfaatkan sistem ELITA. Dosen-dosen di lingkungan FKIP mendapat pelatihan penggunaan ELITA untuk memasuki pembelajaran semester gasal 2018/2019. Pelatihan tersebut meliputi penjelasan teknis penggunaan menu-menu yang terdapat dalam ELITA dan simulasi penggunaan beberapa menu tersebut. Dalam kegiatan pelatihan tersebut dijelaskan bahwa sistem ELITA sedang berada dalam proses sinkronisasi dengan sistem SIMOKUL, sehingga penggunaan ELITA kedepan dapat langsung terintegrasi dengan SIMOKUL.

Dosen FKIP menyambut baik adanya sistem ELITA ini karena dapat membantu dosen dalam kegiatan pembelajaran. Seperti diungkap oleh Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd., salah satu dosen prodi pendidikan Biologi menyebutkan bahwa sistem ELITA sangat bagus untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan sistem sudah memiliki banyak variasi kegiatan pembelajaran yang dapat membantu dosen. Hanya saja untuk membuat kelas private, dosen harus meminta konfirmasi pada operator prodi. Sistem ini bagus untuk menjaga privasi kelas, tetapi sedikit merepotkan dosen dalam mengelola kelas. Lebih lanjut beliau memberi saran untuk pembuatan kelas private dapat dikelola oleh masing-masing dosen yang bersangkutan. ET

[:en]

The Industrial Revolution 4.0 becomes a popular word discussed nowadays. Various themes of discussion in the world of education began to be associated with technology that supports the course of this revolution. One innovation in education is the process of ICT-based learning. Tidar University as one of the education providers began implementing ICT-based learning.

An application named ELITA (UNTIDAR E-learning) can already be used in learning process in UNTIDAR, including Faculty of Education and Teachers’ Traning (FETT). The learning process in the academic year of 2018/2019 at FKIP can already utilize the ELITA system. Lecturers in FETT joined on a training about the use of ELITA to enter the academic year of 2018-1919. The training included a technical explanation of the use of features in ELITA and simulation on the use of some of the menus. In the training activity, it was explained that the ELITA system was in the process of synchronization with SIMOKUL system, so that the use of ELITA in the future could be directly integrated with SIMOKUL.
FKIP lecturers welcome the ELITA system because it can help lecturers in learning activities. As revealed by Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd., one of the lecturers of Biology Education Study Program. He said that the ELITA system is very good for facilitating learning activities and the system has already many variations of learning activities that can help lecturers. This system is good for maintaining class privacy, but a little troublesome for lecturers in managing the class. Furthermore, he gave suggestions for making private classes can be managed by each lecturer concerned. (ET-NA)

[:]

[:id]FKIP Untidar Raih Program Hibah Penugasan Dosen di Sekolah (PDS)[:]

[:id]

FKIP-UNTIDAR (13/08). Berdasarkan pengumuman pemenang tentang Program Dosen di Sekolah (PDS) bahwa Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan telah melakukan penilaian proposal Program Hibah PDS. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, 89 proposal dari berbagai LPTK dinyatakan layak dan salah satunya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar.

Berdasarkan pengumuman tersebut terkait dengan persiapan kontrak Program Hibah PDS Prof. Dr. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP Untidar dan Rangga Asmara, M.Pd. sebagai Koordinator Program Hibah PDS melaksanakan bimbingan teknis dengan menyiapkan bahan presentasi meliputi potensi dan kesiapan LPTK, dosen yang akan dilibatkan, sekolah mitra tempat pelaksanaan PDS, program PDS, rencana monev dan penjaminan mutu pelaksanaan. Selain itu, output yang akan dihasilkan juga rencana tindak lanjut.

Program PDS ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus 2018. Persiapan-persiapan pun sudah mulai dilakukan. Bahkan, mengundang pakar dan para dosen serta sekolah mitra yang terlibat mengikuti Workshop Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 dalam rangka mempersiapkan penugasan dosen di sekolah. (WL)

[:]

[:id]Literary Day #2: Pentas Transformasi karya Sastra Mahasiswa Semester 4 PBI, FKIP UNTIDAR[:en]Literary Day #2: Stage for the Works of Literary Transformation by 4th Semester Students of PBI, FKIP UNTIDAR[:]

[:id]

Transformasi adalah salah satu bentuk apresiasi karya sastra yang melibatkan perubahan yang cukup dramatis pada teks untuk memunculkan sesuatu yang baru.  Ketika sebuah karya ditransformasikan ia membuka ruang kemungkinan eksplorasi yang kompleks  karena melibatkan bentuk dan media yang berbeda. Transformasi tampaknya merupakan jurus favorit dalam mengapresiasi sastra Munculnya banyak film kekinian di bioskop yang merupakan adaptasi novel Best Sellers, FTV yang diadaptasi dari puisi, dan sebagainya menegaskan klaim tersebut. Transformasi bentuk lain yaitu pentas drama dari novel dikemas apik dalam sebuah gelaran Literary Day #2: A Day to Remember, Kamis 26 Juli 2018 di Auditorium UNTIDAR.

Pada kesempatan tersebut 4 judul pementasan drama berbahasa Inggris yaitu Sunshine Becomes You, Harry Potter and the Half Blood Princess, Milea, dan Love Will Find a Way yang merupakan hasil transformasi dari 4 judul novel yang berbeda dipentaskan secara berurutan oleh mahasiswa semester 4 PBI FKIP yang menempuh mata kuliah Literary Appreciation. Penonton terlihat memadati tikar-tikar yang digelar sejak pagi. Bapak dan Ibu dosen UNTIDAR juga tampak menikmati rangkaian pementasan. Sesekali tepuk tangan antusias bergemuruh menandai satu judul pementasan berakhir. Pergantian judul pementasan diisi oleh hiburan atraktif yang dipersembahkan oleh mahasiswa.

Menanggapi kegiatan yang digagas oleh Ali Imron, M.Hum dan telah dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2015, Dosen PBI FKIP yang juga adalah pengampu mata kuliah Literary Appreciation tersebut mengatakan bahwa ia sangat bangga dengan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dalam mewujudkan sebuah pementasan transformasi karya sastra yang tentu saja membutuhkan fokus dan usaha yang tidak ringan.

Winda Candra Hantari, M.A yang juga mengampu mata kuliah tersebut menambahkan “Harapan kami dengan adanya acara seperti Literary Day #2: A Day to Remember, mahasiswa terutama dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris yang telah menempuh mata kuliah Literary Appreciation mampu menangkap esensi transformasi sastra serta mampu mengapresiasi sastra melalui karya yang lahir dari proses mereka sendiri, sekaligus mempraktikkannya. Semoga geliat bersastra di kampus UNTIDAR semakin intens”. (WD)

[:en]

Transformation is a form of appreciation for literary works which involves a dramatic change in the text to bring out something new. When a work is transformed, it opens up the possibility of complex exploration space because it involves different forms and media. Transformation seems to be a favorite way in appreciating literature. The emergence of many contemporary films in cinema which are adaptation of best seller novels, Television Cinema (FTV) adapted from poems, and so on confirm the claim. Another form of transformation is a drama performance from a novel packed neatly in a Literary Day #2 title: A Day to Remember, Thursday 26 July 2018 at UNTIDAR Auditorium.

The show gave 4 drama performances to the audience namely, Sunshine Becomes You, Harry Potter and the Half Blood Princess, Milea, and Love Will Find a Way. Those 4 were the results of the transformation of 4 different novels staged in sequence by 4th semester students of the PBI, FKIP who had taken Literary Appreciation course before. The audience was seen packed the mats that had been spread since morning. Many lecturers of UNTIDAR from different study programs were seen during the occasion and seemed to enjoy the series of performances. Applause enthusiastically thundered the auditorium once in a while, especially when one performance ended. The four main shows were separated by attractive entertainment performances presented by students.

Responding to the activities initiated by Ali Imron, M.Hum and had been held for three consecutive years since 2015, the FKIP PBI lecturer who is also the lecturer in the Literary Appreciation course said that he was very proud of the efforts made by students in English Language Education in making a performance transformation of literary works which of course requires focus and hard efforts.

Winda Candra Hantari, MA who also teaches the course added “Our hope is that with events such as Literary Day # 2: A Day to Remember, students, especially from the English Education Study Program who have taken Literary Appreciation course, are able to capture the essence of literary transformation and to appreciate literature through works which are born from their own processes, while practicing them. Hopefully literature wriggles more intensively at UNTIDAR” (WD/AL)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP ke Filipina Ikuti Program SEA Teachers[:en]FETT Students Go to Philippines to Join SEA Teachers Program[:]

[:id]

FKIP Untidar – Dua mahasiswa FKIP Untidar ke Filipina dalam rangka program SEA Teachers pada Rabu (15/08/18). Mereka adalah Umi Rahmawati dan Eka Kusuma Adianingrum. Keduanya mahasiswa Prodi Bahasa Inggris (PBI). Di Filipina mereka praktik di Iloilo Science and Technology University (ISATU).

SEA Teachers merupakan program pertukaran mahasiswa yang mengajar di berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. SEA Teachers termasuk dalam salah satu program Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO).

Sementara itu, pada waktu hampir bersamaan, dalam program yang sama, dua mahasiswa asal Thailand tiba di Untidar pada Jumat (10/08/18). Mereka adalah Naulemon Suksaeng dan Pimpawan Kantakheaw. Keduanya berasal dari Chiang Rai Rajabhat University.

Melalui program SEA Teachers, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan pedagogiknya. Kemampuan pedagogik tersebut tidak cukup hanya dipelajari di kelas, tetapi juga harus ditingkatkan dengan praktik langsung di lapangan. (IS)

[:en]

FETT UNTIDAR – Two students of FETT UNTIDAR go to Philippines in joining the SEA Teachers program on Wednesday (15/08/18). They are Umi Rahmawati and Eka Kusuma Adianingrum. They are the students of English Education Study Program. In Philippines, they do teaching practices at Iloilo Science and Technology University (ISATU).

SEA Teachers is a student-exchange program which has an aim to teach in several countries in Southeast Asian region.  SEA Teachers is one of the programs of Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO).

At the same time and in the same program, two Thailand students arrived at UNTIDAR on Friday (10/08/18). They are Naulemon Suksaeng and Pimpawan Kantakheaw. They are from Chiang Rai Rajabhat University.

Through this program, the students can improve their pedagogical skill. The pedagogical skill is not only learned in the classroom but also it must be practiced in the real situation. (CA)

[:]

[:id]FORKOM FKIP PTN se-Indonesia Mendulang Prestasi Mahasiswa FKIP Untidar Tingkat Nasional[:]

[:id]

Pada tanggal 19-22 Juli 2018 bertempat di Hotel Best Western Premier  Solo Baru diselenggarakan Forkom FKIP PTN Se-Indonesia. Pada pertemuan ini dihadiri 27 perwakilan FKIP PTN dari berbagai daerah di Indonesia  termasuk FKIP Untidar. Dr. Yuli Eka Katrini, M.S. selaku Koorprodi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  FKIP Untidar menyatakan bahwa Forkom FKIP PTN Se-Indonesia kali ini dihadiri 382 peserta. Adapun  perwakilan dari FKIP Untidar ialah para pejabat stuktural dan tiga mahasiswa dari program studi PBI, PBSI, dan IPA.

Tujuan dari pertemuan forum komunikasi tersebut adalah sebagai ajang silaturahmi dan sebagai forum diskusi dalam menyikapi permasalahan di bidang pendidikan. Beberapa hal yang dibahas dalam forum tersebut antara lain tentang pelaksanaan pertukaran dosen maupun mahasiswa FKIP PTN Se-Indonesia, pelaksanaan seminar internasional, pembahasan mengenai PPG (Pendidikan Profesi Guru), dan masih banyak lagi lainnya.

Dalam serangkaian agenda forkom tersebut, juga diadakan berbagai kegiatan lomba untuk para mahasiswa yang menepuh pendidikan di FKIP. Pada kompetisi ini, tiga mahasiswa yang menjadi delegasi dari FKIP Untidar berhasil meraih kejuaraan. Widya Mega Anggara mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Nur Rohmah Fitriati mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris meraih juara III Lomba Media Pembelajaran Maha Karya Mahasiswa FKIP Nasional. Disusul oleh Kevin Aditia mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA yang  meraih juara harapan 1 Lomba Esai Maha Karya Mahasiswa FKIP Nasional. Keberhasilan mereka tentunya disambut bahagia dan penuh syukur oleh seluruh keluarga besar FKIP Untidar. Forkom kali ini menjadi berkah tersendiri untuk keluarga besar FKIP Untidar. Selamat kepada para pemenang dan teruslah berkarya.(DZ)

[:]

[:id]PBSI Kembali Menyelenggarakan Program PKL Jurnalistik dan Kepewaraan[:]

[:id] 

FKIP Untidar – Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar kembali menyelenggarakan program Praktik Kerja Lapangan Jurnalistik dan Kepewaraan. Program yang diikuti oleh mahasiswa semester 5 tersebut berlangsung mulai 24 Juli sampai 3 September 2018.

PKL Jurnalistik dan Kepewaraan merupakan program magang di bidang jurnalistik dan kepewaraan untuk mendukung kriteria lulusan mahasiswa PBSI. Mahasiswa diperbolehkan untuk memilih instansi di bidang jurnalistik dan kepewaraan yang mereka inginkan. Seluruhnya terdapat 22 kelompok yang magang di 13 instansi di Magelang.

Berbeda dengan tahun lalu, PKL tahun ini diselenggarakan pada masa libur kuliah sehingga mahasiswa dapat fokus mengikuti PKL tanpa terganggu oleh jadwal kuliah. Penyelenggaraan kegiatan PKL di masa libur ini merupakan hasil evaluasi atas penyelengaraan sebelumnya yang dinilai tidak efektif karena mahasiswa harus menyesuaikan jadwal magang dengan jadwal kuliah mereka.

Program PKL Jurnalistik dan Kepewaraan ini mendapat sambutan baik dari mahasiswa. Mahasiswa bernama Candra Dewi mengatakan bahwa ia dapat memiliki banyak pengalaman yang tidak diperoleh di kelas. Ia senang dapat bekerja sama dengan orang lain dalam tim. Ia juga berharap, dengan adanya program ini, ia dapat menerapkan ilmunya di lapangan.

“Banyak pengalaman yang tidak bisa didapat di dalam kelas. Terus juga bisa buat belajar untuk bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, juga karena PKL ini berkelompok jadi harus banyak komunikasi antaranggota tim biar tidak ada salah paham. Harapannya, semoga ilmu saya bisa saya gunakan terus-menerus. Ke depannya, saya berharap pelaksanaan PKL dapat lebih maksimal lagi,” ujar Candra di sela-sela magang di Gemilang FM pada Rabu (08/08/2018). (IS)

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Juara Satu Lomba PCTA Tingkat Jawa Tengah[:]

[:id]

FKIP Untidar – Dua mahasiswa FKIP Untidar berhasil menjuarai lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat Jawa Tengah yang digelar oleh Kemenhan RI perwakilan Jawa Tengah di Wisma Pemda Jawa Tengah pada Rabu dan Kamis (25-26/07/2018). Kedua mahasiswa itu adalah Adinda Rahma, mahasiswa PBSI, dan Wilda Ulfiyanti, mahasiswa PBI.

Mereka berhasil mengungguli wakil Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang menduduki juara kedua dan wakil Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang yang menduduki juara ketiga. Berkat keberhasilan tersebut, mereka berhak mewakili Jawa Tengah dalam final lomba PCTA tingkat nasional kategori perguruan tinggi di Bandung pada September 2018 mendatang.

Dalam sambutan penutupannya, Kepala Kantor Kemenhan RI Jawa Tengah, Marsekal Pertama TNI Latif Ainul Yakin, S.E., M.M. mengatakan, sesungguhnya semua peserta memiliki semangat dan kemampuan yang tinggi.

“Pada diri mereka sudah tertanam rasa cinta tanah air dan bela negara sehingga begitu mudah mengikuti kegiatan apa saja yang diselenggarakan semua pihak, termasuk Parade Cinta Tanah Air ini,” ujar Latif.

Latif menambahkan, Pemerintah telah memiliki rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk membina para peserta agar memiliki rasa nasionalisme tinggi dan makin cinta tanah air serta memiliki semangat bela negara yang tangguh sehingga dapat memberikan pengaruh yang sama bagi generasi muda lain.

“Kita sudah punya rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mereka sehingga mereka nanti akan kita bina dan jaga agar rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan bela negaranya tidak luntur, melainkan bisa ditularkan kepada lingkungannya dan generasinya,” ungkapnya.

Di tengah krisis rasa nasionalisme dewasa ini penting bagi Pemerintah untuk membina kembali rasa nasionalisme, cinta tanah air, dan semangat bela negara di kalangan generasi muda. Semoga lomba PCTA ini dapat menggugah generasi muda agar semakin cinta pada NKRI. (IS)

[:]