[:id]Mantapkan Penyusunan VMTS dan Kurikulum, Prodi S1 Pendidikan Biologi Hadirkan Stakeholder[:]

[:id]

Rabu (15/08/2018) bertempat di Laboratorium Microteaching A telah dilaksanakan penyusunan visi, misi, tujuan, dan strategi (VMTS) serta kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi FKIP UNTIDAR. Tujuan kegiatan adalah mensosialiasikan, menjaring masukan, dan menyempurnakan  VMTS & kurikulum agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Luaran yang diharapkan dari kegiatan adalah pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan terhadap VMTS & kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi, catatan masukan, dan dokumen perbaikan kurikulum Program Studi S1 Pendidikan Biologi.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Bidang I FKIP, Dr. Hari Wahyono, M. Pd. pada pukul 09.00. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang I FKIP berpesan agar VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dapat terbuka terhadap masukan yang diberikan sehingga dapat disusun dan disesuaikan dengan permintaan kebutuhan. Acara penyusunan VMTS dan kurikulum Prodi S1 Pendidikan Biologi dihadiri oleh seluruh dosen Program Studi S1 pendidikan Biologi, Wakil Dekan Bidang I, Wakil Dekan Bidang II, Kajur, dan Korprodi di lingkungan FKIP. Dalam kegiatan ini, panitia mengundang beberapa narasumber yaitu Ketua MKKS SMA Kota Magelang, Ketua MGMP Biologi SMA Kota Magelang, dan Korprodi Pendidikan Biologi UNS.

“Program Studi S1 Pendidikan Biologi merupakan program studi baru di Universitas Tidar. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membantu tersosialisasinya visi, misi, dan tujuan program studi kepada seluruh stakeholder dan masyarakat luas. Selain itu, dengan kegiatan ini kami bermaksud menjaring masukan-masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum yang disusun.” kata ketua panitia kegiatan, Muhammad Radian Nur Alamsyah, M.Pd., pada saat diwawancarai. (RI)

[:]

[:id]Dosen PBI Raih Penghargaan Best Presenter di 2nd ICOLLITE[:en]PBI Lecturer Wins Best Presenter Award at 2nd ICOLLITE[:]

[:id]

Universitas Tidar (UNTIDAR) merupakan PTN baru yang berada di kota kecil Magelang. Lokasi UNTIDAR yang tidak berada di ibu kota provinsi menjadikan UNTIDAR belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Upaya dilakukan untuk mengenalkan UNTIDAR kepada masyarakat diantaranya keikutsertaan dosen dalam berbagai forum ilmiah termasuk International Conference on Language, Literature, Culture, and Education ke -2 (2nd ICOLLITE).

Dua dosen dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR yaitu : Ali Imron, S.S., M.Hum. dan Winda Candra Hantari, S.S., M.A. menjadi pemakalah dalam 2nd ICOLLITE yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tanggal 24-25 Oktober 2018. Konfrensi tersebut menghadirkan 9 pembicara (speaker) dan diikuti 340 presenter yang berasal dari dalam dan luar negeri. Prestasi membanggakan dicapai oleh Ali Imron, S.S., M.Hum. dalam 2nd ICOLLITE sebagai best presenter. Ali Imron, S.S., M.Hum. dan 9 presenter lainnya terpilih sebagai best presenter untuk setiap kelompok atau ruang presentasi. Atas prestasinya itu, Ali Imron, S.S., M.Hum. mendapatkan penghargaan berupa sertifikat best presenter dan bingkisan.

“Bangga dan bersyukur karena dapat mewakili dan memperkenalkan UNTIDAR, sementara presenter lainnya berasal dari PTN besar,” kesan Ali Imron, S.S, M.Hum. mengikuti konferensi tersebut. “Semua orang bisa berprestasi,” imbuhnya. (RI)

 

[:en]

Universitas Tidar (UNTIDAR) is a new state university in Magelang. The location of UNTIDAR, which is quite distant from the provincial capital, makes UNTIDAR not yet widely known by the community. Efforts were made to introduce UNTIDAR to the greater community including the participation of lecturers in various scientific forums including the International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE).

Two lecturers from English Education Study Program (PBI) FKIP UNTIDAR Ali Imron, S.S., M. Hum. and Winda Candra Hantari, S.S., M.A. became the presenter in the 2nd ICOLLITE held at Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) on October 24-25 2018. The International conference presented 9 keynote speakers and attended by 340 parallel presenters from within and outside the country. This international conference also awarded the best presenters. Ali Imron, S.S., M.Hum has successfully won the award as the best presenter.

“I’m very proud and grateful for being able to represent and introduce UNTIDAR, while the other presenters are coming from large PTNs,” said Ali Imron, S.S, M.Hum. When asked about his achievement in the conference. “Everyone can achieve,” he added. (WD)

[:]

[:id]Juarai PCTA Tingkat Nasional Membawa Mahasiswi FKIP Bertemu Ganjar Pranowo[:]

[:id]

Setelah meraih juara II Parade Cinta Tanah Air  tahun 2018 tingkat nasional, Rahma Adinda Dwilestari dan Wilda Ufiyanti memenuhi undangan untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah. Kedua mahasiswi FKIP smester 7 itu bertemu Ganjar Pranowo di kantor Gubernur Jawa Tengah hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018.

Mereka berdua merupakan tim yang mewakili provinsi Jawa Tengah dalam kompetisi Parade Cinta Tanah Air (PCTA) 2018 tingkat nasional. Keduanya terpilih mewakili provinsi Jawa Tengah setelah berhasil lolos tingkat fakultas di Universitas Tidar. Perjuangan panjang mereka hingga sampai ke tingkat nasional dan berbuah manis akhirnya membawa keduanya untuk bertemu Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo.

Sebelum bertemu dengan Sang Gubernur,  Dinda dan Wilda bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dan beberapa staff gubernur. Dalam pertemuan tersebut mereka berdua juga didampingi dosen dari Untidar.

Pada pertemuan itu, Dinda dan Hilda menyampaikan tentang keberhasilan mereka meraih juara II pada ajang kompetisi Parade Cinta Tanah Air tahun 2018 di tingkat nasional. “Kami diundang ke sana untuk melaporkan hasil kejuaraan dengan mempresentasikan inovasi alat yang kita bawa waktu PCTA nasional. Kemudian di tanya-tanya tentang alat itu,” jelas Dinda putri dari pasangan Sutikno dan Setyo Budiarti. Wilda juga menambahkan, bahwa yang menjadi inti pembicaraan yaitu tentang apa yang dibawa ketika lomba. “Ya, Pak Ganjar mau membantu misalnya mempromosikan alat ke UMKM begitu,” jelas Wilda.

Keduanya merasa sangat bahagia dan bersyukur sekali dapat diundang dan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah. Selain itu, mereka sangat berterima kasih karena dalam kesempatan tersebut mendapat banyak pengalaman yang amat berharga. DZ

[:]

Hello world

Hello world

[:id]Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Juarai LCCKM[:]

[:id]

Tim Program Studi Pendidikan IPA menjadi juara Lomba Cerdas Cermat Keguruan Mahasiswa (LCCKM) yang diselenggarakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR). LCCKM ini merupakan serangkaian kegiatan Pekan Keguruan yang dilaksanakan pada tanggal 20 September 2018.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan Pekan Keguruan oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. LCCKM terdiri dari 3 babak. Babak pertama merupakan babak penyisihan yang diikuti oleh 40 tim mahasiswa dari berbagai program studi di FKIP UNTIDAR. Babak penyisihan berupa tes tertulis. Sepuluh tim dengan nilai tertinggi masuk pada babak semi final. Pada babak semi final, peserta harus menjawab pertanyaanaan uraian singkat dan teka-teki keguruan (TTK). Pada babak semi final ini sepuluh tim dibagi ke dalam dua kelompok yang akan bertanding pada 2 sesi. Dua tim dengan skor terbanyak pada masing-masing sesi masuk pada babak final. Empat tim yang bertanding berebut untuk menjawab soal uraian singkat dan pemecahan masalah.

Tim Program Studi Pendidikan IPA yang menjadi juara I terdiri dari Tutik Arifah, Adinda Permatasari P. E., Utami Dian Pertiwi. Tim ini mengalahkan tiga tim lainnya dalam babak final yang berlangsung menegangkan. Juara II LCCKM diraih oleh Ananda Iranda M., Riski Solekah, Khotiyah, sedangkan juara III diraih oleh Yusuf Yuliyanto, Nur Rokhmah Fitriyati, Ricky Ihsaan Rahayu. Kedua tim tersebut dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR. (EJ)

[:]

[:id]FKIP Fasilitasi Guru Meningkatkan Profesionalitas melalui Lomba Inovasi Pembelajaran Guru[:]

[:id]

20 September 2018 menjadi hari yang cukup istimewa di lingkungan FKIP, pasalnya seleksi final lomba dalam kegiatan pekan keguruan 2018 serentak dilaksanakan. Salah satu lomba yang digelar adalah lomba inovasi pembelajaran guru (LIPG). Tujuan dilaksanakannya LIPG diantaranya meningkatkan profesionalitas guru dalam merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran. LIPG ditujukan bagi guru sekolah menengah di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Tampaknya animo Lomba Inovasi Pembelajaran Guru tahun 2018 ini patut diacungi jempol. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi tahap pertama berjumlah 75 orang. Pihak juri memutuskan untuk mengambil 5 orang finalis yang diundang untuk mengikuti seleksi final di FKIP, Universitas Tidar. Kelima finalis tersebut mengikuti seleksi tahap akhir yang terdiri dari praktek mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dirancang. Hasil seleksi tahap akhir tersebut diperoleh urutan pemenang sebagai berikut:

  1. Juara 1: Devy Lestari, S. Pd. dari SMK Negeri Jawa Tengah
  2. Juara 2: Endah Septiani Utari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Taruna Nusantara Magelang
  3. Juara 3: Eka Arif Nugraha, S. Pd. dari MTs Mamba’ul Ulum Mambak Jepara
  4. Juara Harapan 1: Fauziah Ratna Hapsari, S. Pd., M. Pd. dari SMA Negeri 2 Semarang
  5. Juara Harapan II: Exwan Andriyan Verrysaputro, M. Pd. dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.

Kerja keras yang luar biasa sudah dilakukan oleh panitia, sehingga Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) 2018 ini berhasil. “Harapannya Lomba Inovasi Pembelajaran Guru (LIPG) tahun berikutnya dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi”, ujar Siswanto, M. Pd. selaku koordinator lomba. ET

[:]

[:id]Lagi dan Lagi…Mahasiswa FKIP Harumkan Nama Universitas Tidar[:]

[:id]

Tampaknya slogan FKIP is the best menjadi doa tersendiri bagi civitas akademika di FKIP. Hal ini bisa dilihat dari prestasi yang selalu diukir oleh civitas akademika. Prestasi terbaru diraih oleh Wilda Ulfiyanti (PBI) dan Rahma Adinda (PBSI)  pada 20 September 2018. Prestasi tersebut sebagai juara kedua Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat pusat yang dilaksanakan di Bandung. Sebuah lomba yang bertujuan untuk memfasilitasi warga negara untuk berkontribusi dalam inovasi secara nyata sebagai wujud cinta tanah air.

Kedua mahasiswa ini berawal dari coba-coba mengikuti seleksi tingkat Fakultas sampai akhirnya lolos dan melenggang ke seleksi tingkat universitas dan wilayah. Keduanya terinspirasi dari Magelang (Jawa Tengah) yang menjadi tempat mereka kuliah merupakan sumber pangan nasional. Oleh sebab itu kedua mahasiswa ini mengangkat tema tentang masalah pangan dengan menciptakan inovasi alat ASEM DONG (alat semprot dorong). Inovasi alat ini ditujukan untuk memudahkan para petani untuk memberantas hama agar lebih mudah, ringan, dan efektif.

Proses seleksi di tingkat nasional meliputi presentasi dan uji oral esai. Keduanya sudah mempersiapkan materi sangat baik dengan bantuan bimbingan dari beberapa dosen pembimbing. Persiapan yang matang membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sehingga memperoleh juara kedua. “Kami sangat senang karena Kami diberi kesempatan membawa Universitas Tidar dan Jawa Tengah bertemu dengan peserta dari 33 provinsi lainnya” ungkap Wilda Ulfiyanti. Keduanya berbagi saran dengan teman-teman mahasiswa yang berminat untuk mengikuti ajang lomba PCTA tahun berikutnya dan lomba-lomba lainnya agar selalu yakin dan percaya dengan kemampuannya dan tim. Disamping itu usaha harus selalu diiringi dengan doa. ET

[:]

[:id]Pecah Kendi, Simbolik Pembukaan Pemantapan 2018[:]

[:id]

Himaprodi PBSI (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) mengadakan Pemantapan (Penelusuran Minat Bakat dan Penalaran) pada 22 September 2018. Acara ini dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada Minggu (23/09) pukul 10.00. Pemecahan kendi yang berisi beras kuning oleh Koorprodi PBSI, Rangga Asmara dilakukan sebagai simbol telah dimulainya acara Pemantapan PBSI 2018.Filosofi dari kendi yang berisi beras kunng adalah beras kuning melambangkan siswa yang beralih menjadi mahasiswa beralmamater kuning, kendi yang melambangkan dinding pembatas pemikiran dan pergerakan / bentuk dari kurungan dunia persekolahan, dan kendi dipecahkan berarti pembebasan pemikiran mahasiswa baru yang lepas dari kurungan pembatas pemikiran dan pergerakan.

Acara yang diadakan di gedung teknik ruang E.02.3.06 diikuti oleh kurang lebih 107 mahasiswa baru prodi PBSI. Pemantapan kali ini mengusung tema Memantapkan Generasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang Aktif dan Berprestasi.

Berlangsung dengan lancar, acara Pemantapan menghadirkan empat pemateri baik dari dalam maupun luar civitas akademika Universitas Tidar. Materi pertama adalah sosialisasi duta wisata, duta bahasa, dan mahasiswa berprestasi yang disampaikan oleh Rangga Asmara., S.Pd. M.Pd., koorprodi PBSI. Dilanjutkan dengan materi kedua yakni sosialisasi IMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia) oleh Muhammad Hamid Nur Rahman, korda IMABSII Jawa Tengah. Materi ketiga disampaikan oleh Yoga Adityatama dari Universitas Negeri Semarang yang menyampaikan tentang Public Speaking. Dan materi tekahir terkait tentang keormawaan yang disampaikan oleh Amalia Sasanti, aktivis yang saat ini sedang menjadi pengurus aktif BEM KM Univeristas Tidar.

Antusias mahasiswa sangat terlihat luar biasa dapat terlihat dari aktifnya mahasiswa pada saat materi berlangsung. Setelah materi selesai di sampaikan, panitia memfasilitasi peserta Pemantapan untuk mempraktikan ilmu menganai public speaking melalui debat, serta duta wisata dan duta bahasa.

Persiapan yang cukup matang, menghadirkan acara Pemantapan berjalan dengan lancar. Pada malam PBSI Mencari Bintang, tak disangka terdapat beberapa mahasiswa berbakat yang menampilkan kebolehannya baik dalam hal menyanyi, menari, melukis, hingga membaca puisi. Juri yang hadir kala itu pun tampak puas dan kagum kepada beberapa penampil dari mahasiswa PBSI 2018. Persiapan yang teramat singkat tak lagi menyurutkan mereka untuk menampilkan yang terbaik.

“Saya berharap agar mahasiswa baru nantinya mampu berprestasi dan lebih peka soial. Dengan begitu mereka dapat menyelaraskan hati serta pikiranagar nantinya dengan mudah menyerap nilai-nilai yang akan mereka aplikasikan pada kehidupan sehari-hari dan pada saat mereka menjadi guru kelak.” Ucap Leanita, Bupati Himaporidi PBSI 2018. “Semoga Pemantapan 2018 dapat meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik mahasiswa serta dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan di lingkungan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.” Tambah Galih Arrohimawati, Ketua Panitia Pemantapan 2018. Harapan dari panitia, output dari pemantapan kali ini, mahasiswa menjadi pribadi yang aktif, berprestasi, amanah, kritis, bermental, berideologi, dan mampu menjadi kader-kader unggulan. (IF)

[:]

[:id]Pengalaman Lain Mengikuti Sea Teacher[:en]Another Superb Experience of Joining Sea Teacher[:]

[:id]

Sea Teacher, program pertukaran mahasiswa untuk melakukan praktik mengajar di negara tetangga Indonesia, tidak saja memberikan pengalaman mengajar bagi mahasiswa yang mengikutinya, namun juga kenangan dan pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di sana. Umi Rahmawati, salah satu mahasiswa FKIP yang mengikuti program Sea Teacher, menuturkan bahwa selama di Filipina, dia dan beberapa mahasiswa yang ditempatkan di Filipina menghadiri pageant Mr and Mrs. dan fashion runaway yang diadakan oleh ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. merupakan salah satu acara yang diadakan oleh ISATU untuk mencari putra dan putri terbaik dalam universitas tersebut. Seperti ajang pencarian mahasiswa terbaik di universitas, untuk menjadi putra dan putri ISAT ini, mahasiswa aktif di ISATU harus melewati beberapa rangkaian seleksi, mulai dari seleksi fakultas hingga menjaring 5 pasang perwakilan dari 3 fakultas yang ada di ISATU.

Selain acara Pageant Mr and Mrs, mahasiswa yang mengikuti program Sea Teacher  di Iloilo juga menghadiri undangan fashion runaway yang diselenggarakan oleh pihak ISATU. Acara ini merupakan gelar karya mahasiswa design fakultas science and art yang ada di ISATU. Umi Rahmawati, menuturkan bahwa menghadiri kegiatan pageant mr and Mrs, dan fashion runaway ini menjadi pengalaman tersendiri. Dia mengakui terkesan dengan acara yang diselenggarakan oleh pihak universitas bisa disulap menjadi pertunjukan yang mewah. Mengikuti Sea Teacher tidak hanya pengalaman praktik mengajar saja yang bisa di dapatkan, tapi pengalaman menghadiri kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh universitas tujuan bisa menjadikan tambahan pengalaman yang tidak di dapatkan di universitas asal. (GF)

[:en]

Sea Teacher, it is a student exchange program to do teaching practice in neighboring country of Indonesia in which it does not only give teaching experience for the students but also it gives excellent memory and experiences in joining the activities. Umi Rahmawati, one of FETT students who join Sea Teacher program states that she and several students who are in Philippines attend the pageant Mr and Mrs. and fashion runaway that are held by ISATU (Iloilo Science and Technology University)

Pageant Mr and Mrs. Is one of ISATU events to find the best male and female in the university. For joining the event, the students must follow some requirements such as the students must be active students in ISATU. The students have to pass several selection steps, it starts from faculty selection to get 5 pairs of representatives from 3 faculties at ISATU.

Instead of joining the event of Pageant Mr and Mrs , the students who join the Sea Teacher program at Iloilo also attend the invitation of a fashion runaway that is held by ISATU. This event is the students’ exhibition of Science and Art Faculty at ISATU. Umi Rahmawati states that attending the event of Pageant Mr and Mrs. and fashion runaway is a great experience. She feels so impressed with the event that is held by the university in which it shows a luxury shows. Joining Sea Teacher is not only a teaching practice but also it gives awesome experiences by attending another event which is held by the university. (CA)

[:]

[:id]Hadapi Revolusi Industri 4.0, Dosen FKIP Ikuti Pelatihan Elita[:en]ELITA Training: Facilitating Lecturers of FETT in Facing The Industrial Revolution 4.0[:]

[:id]

Revolusi Industri 4.0 menjadi kata populer diperbincangkan saat ini. Berbagai tema pembahasan dalam dunia pendidikan mulai dikaitkan dengan teknologi yang mendukung jalannya revolusi ini.  Salah satu inovasi dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang berbasis ICT. Universitas Tidar sebagai salah satu penyelenggara pendidikan mulai menerapkan pembelajaran berbasis ICT.

Sebuah aplikasi bertajuk ELITA (E-learning UNTIDAR) sudah dapat digunakan dalam pembelajaran di lingkungan UNTIDAR, termasuk di FKIP. Pembelajaran semester gasal 2018/2019 di FKIP sudah dapat memanfaatkan sistem ELITA. Dosen-dosen di lingkungan FKIP mendapat pelatihan penggunaan ELITA untuk memasuki pembelajaran semester gasal 2018/2019. Pelatihan tersebut meliputi penjelasan teknis penggunaan menu-menu yang terdapat dalam ELITA dan simulasi penggunaan beberapa menu tersebut. Dalam kegiatan pelatihan tersebut dijelaskan bahwa sistem ELITA sedang berada dalam proses sinkronisasi dengan sistem SIMOKUL, sehingga penggunaan ELITA kedepan dapat langsung terintegrasi dengan SIMOKUL.

Dosen FKIP menyambut baik adanya sistem ELITA ini karena dapat membantu dosen dalam kegiatan pembelajaran. Seperti diungkap oleh Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd., salah satu dosen prodi pendidikan Biologi menyebutkan bahwa sistem ELITA sangat bagus untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan sistem sudah memiliki banyak variasi kegiatan pembelajaran yang dapat membantu dosen. Hanya saja untuk membuat kelas private, dosen harus meminta konfirmasi pada operator prodi. Sistem ini bagus untuk menjaga privasi kelas, tetapi sedikit merepotkan dosen dalam mengelola kelas. Lebih lanjut beliau memberi saran untuk pembuatan kelas private dapat dikelola oleh masing-masing dosen yang bersangkutan. ET

[:en]

The Industrial Revolution 4.0 becomes a popular word discussed nowadays. Various themes of discussion in the world of education began to be associated with technology that supports the course of this revolution. One innovation in education is the process of ICT-based learning. Tidar University as one of the education providers began implementing ICT-based learning.

An application named ELITA (UNTIDAR E-learning) can already be used in learning process in UNTIDAR, including Faculty of Education and Teachers’ Traning (FETT). The learning process in the academic year of 2018/2019 at FKIP can already utilize the ELITA system. Lecturers in FETT joined on a training about the use of ELITA to enter the academic year of 2018-1919. The training included a technical explanation of the use of features in ELITA and simulation on the use of some of the menus. In the training activity, it was explained that the ELITA system was in the process of synchronization with SIMOKUL system, so that the use of ELITA in the future could be directly integrated with SIMOKUL.
FKIP lecturers welcome the ELITA system because it can help lecturers in learning activities. As revealed by Dr. Ericka Darmawan, S. Si., S. Pd., M. Pd., one of the lecturers of Biology Education Study Program. He said that the ELITA system is very good for facilitating learning activities and the system has already many variations of learning activities that can help lecturers. This system is good for maintaining class privacy, but a little troublesome for lecturers in managing the class. Furthermore, he gave suggestions for making private classes can be managed by each lecturer concerned. (ET-NA)

[:]