[:id]Bawa Nama Universitas Tidar, Dua Wakil FKIP Masuk Final 7 Besar Duta Bahasa[:]

[:id]

Magelang (03/08/2018). Sebagai sebuah agenda rutin, Balai Bahasa mengadakan Seleksi Duta Bahasa Jawa Tengah untuk kesekian kalinya. Selain sebagai sebuah kontes tahunan, kegiatan prestisius dan bergengsi ini bertujuan untuk mencari wakil-wakil terbaiknya yang mampu mengemban tugas sebagai duta bahasa. Hal inilah yang menarik puluhan mahasiswa Untidar termasuk mahasiswa FKIP untuk mengikuti ajang kompetisi ini. Para pendaftar melewati 3 tahapan yaitu seleksi administrasi, UKBI dan wawancara, serta Final.

Setelah melewati serangkaian seleksi administrasi 16 mahasiswa FKIP berhasil lolos administrasi dan mengikuti tes UKBI dan wawancara. Mereka dituntut mampu menggunakan tiga bahasa Indonesia, Jawa, dan Inggris. Selain itu, mereka dihimbau mampu menunjukkan bakat seni tertentu seperti tari daerah, nembang, dan pranata cara. Menjelang tahap 2 ini, persiapan terus digenjot salah satunya dengan pendampingan intensif penggunaan bahasa Jawa oleh Drs. FX. Samingin, M.Hum.

Dari tahap ini, 2 wakil FKIP Filsafat Ash Shauffi (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) dan Khairunnisa Aisya (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) terus melaju hingga tahap final. Beserta dengan para finalis lainnya, keduanya membuat video pendek yang berisi ajakan untuk mendukung penggunaan bahasa daerah di kalangan pemuda. Keduanya mengikuti karantina selama 2 hari di Hotel Grand Wahid Salatiga pada tanggal 17-18 Juli 2018. Dalam kegiatan karantina ini, keduanya wajib melakukan presentasi makalah tentang penggunaan bahasa, pembekalan materi serta grand final Jawa Tengah. Dalam tahap ini, keduanya berhasil melaju hingga babak 7 besar.

“Alhamdulillah, kami mampu melaju hingga tahap ini. Kami mengalami hal yang luar biasa dalam fase hidup kami. Terima kasih untuk FKIP yang terus mendukung langkah kami. Meskipun demikian, kami tetap mengemban pesan Duta Bahasa untuk mengajak generasi muda khususnya di Wilayah Magelang untuk melestarikan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia ditengah gempuran bahasa Inggris sebagai Bahasa Global” ungkap Filsafat saat ditemui usai kembali dari kegiatan Grand Final Duta Bahasa 2018. (WR)

[:]

[:id]Mahasiswa PBSI FKIP Untidar Gelar Parade Pentas Drama 2018[:en]INDONESIAN LANGUAGE AND LITERATURE EDUCATION STUDY PROGRAM (PBSI) STUDENTS OF FETT UNTIDAR HELD DRAMA PARADE 2018[:]

[:id]

Sepanjang bulan Juli 2018  diatengah-tengah masa ujian akhir smester, mahasiswa  semester 4 PBSI FKIP Untidar berturut-turut menyelengarakan tiga pementasan drama di Gedung Auditorum  Universitas Tidar. Even tahunan ini diselenggarakan dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Pentas Drama yang diampu oleh Imam Baihaqi, S.Pd, M.A. dan Dzikrina Dian Cahyani, M.A.

Pementasan drama perdana digelar pada hari Jumat tanggal  29 Juni 2018. Pementasan ini dipersembahkan oleh Teater Ciduk yaitu tim dari mahasiswa kelas 4C dengan mengangkat naskah  berjudul “Mega-mega” karya Arifin C. Noor.  Pementasan drama yang dimulai pukul 19.00 WIB hingga hampir tengah malam di Auditorium Universitas Tidar ini disutradari oleh Rega Bagoes  dan Ggalih Arohimawati sebagai pimpinan produksi. Selain itu kesuksesan pementasan drama tersebut tentunya juga didukung  para pemain yang penuh talenta dan kekompakan dari crew Teater Ciduk.

Pementasan berikutnya diersembahkan oleh Teateratai pada hari Kamis tanggal 5 juli 2018. Tim dari kelas 4A kali menyuguhkan naskah berjudul “Matahari di Sebuah Jalan Kecil” karya Arifin C. Noor.  Pementasan malam itu digarap mulus oleh stradara yaitu Leonindra dan dibawah pimpinan produksi yaitu Suwastantru, serta keompakan seluruh pemain dan cruw dari Teateratai. Hampir semua adegan berjalan dengan lancar dan disambut penuh antusias  oleh penonton yang  memenuhi gedung Auditorium.

Persembhan terakhir yaitu pementasan drama Teater Jamur dari tim kelas 4C. Teater Jamur mengusung naskah berjudul “Drama Saling Maling” karya Ryan Herdiyansyah. Naskah ini disutradarai oleh Katrina MT dan dipentaskan dengan sangat apik oleh para pemain. Adegan-adegan yang disuguhkan tidak melulu serius namun juga penuh lelucon  yang menyebabkan gelak tawa penonton sehingga suasana gedung Auditorium Untidar menjadi begitu riuh malam itu.

Dekan FKIP Untidar Prof. Dr. Sukarno, M.Si dalam salah satu sambutannya saat menyaksikan pementasan drama tersebut menyampaikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan mahasiswa dalam menyelnggarakan kegiatan yang cukup besar seperti ini. Beliau menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan ini perlu didukung dan ditingkatkan karena  salah satu tujuan  pendidikan adalah  mendorong seseorang mampu penciptaan karya  atau produk.

Selamat dan sukses selalu untuk mahasiswa PBSI angkatan tahun 2016, semoga pementasan drama ini memberikan kenangan termanis untuk kalian semua. Terus mengasah bakat-bakat yang dimiliki dan terus berkarya. DZ

[:en]

In the middle of final exam in July 2018, fourth semester students of PBSI FETT Untidar held three drama performances in Tidar University Auditorium. This event was held in completing final task of Drama Pentas subject that was handled by Imam Baihaqi, S.Pd, M.A. and Dzikrina Dian Cahyani, M.A.

The first drama performance was held on Friday June 29th 2018. This performance was presented by Teater Ciduk, 4C students, who played “Mega-Mega” script by Arifin C. Noor. The drama performance was started at 7 p.m until midnight in Tidar University Auditorium. It was directed by Rega Bagoes and Galih Arohimawati as the head of production. Moreover, the success of drama performance was supported by talented performers and Teater Ciduk crew’s togetherness.

The next showing was performed by Teateratai on Thursday July 5th 2018. The 4A team presented “Matahari di Sebuah Jalan Kecil” by Arifin C. Noor. The drama performance that was directed by Leonindra, Swastantru as the head of production, support from all the performers and Teateratai crew was going smoothly. All the scenes were well-done and the audiences were so enthusiastic in watching it.

The last performance was Teater Jamur from 4C class drama performance. Teater Jamur displayed “Drama Saling Maling” script by Ryan Herdiyansyah. This drama was directed by Katrina MT and it was well-performed by the performers. The scenes were not only serious scenes but also full of jokes that make audiences laughing, so that the atmosphere in Auditorium Untidar was so clamorous.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si as the Dean of FETT Untidar conveyed the high appreciation for the success of students in organizing quite large activities. He added that these activities need support and improvement because one of the education goals was pushing someone created the products.

Congratulations and success always for the 2016 PBSI students, hopefully this drama performance will give you the sweetest memories. Keep sharpening the talents that are owned and keep working. (AG)

[:]

[:id]Penandatanganan MoU PMW FKIP Untidar[:en]Signing MoU PMW FETT Untidar[:]

[:id]

FKIP Untidar – MoU Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar secara resmi ditandatangani pada Senin (06/08/2018). Penandatanganan dilakukan oleh Drs. Didik Sinung Haryadi, M.M. selaku pihak pertama yang mewakili Universitas Tidar dan 15 tim mahasiswa yang lolos seleksi selaku pihak kedua.

Dalam MoU tersebut dinyatakan bahwa pihak pertama berhak memberi tugas kepada pihak kedua untuk menjalankan PMW. Pihak kedua bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan, administrasi, dan keuangan atas program yang dijalankan. Selain itu, pihak kedua berkewajiban menindaklanjuti dan mengupayakan pelaksanaan PMW dengan menciptakan unit-unit bisnis baru di lingkungan FKIP Untidar. Pihak kedua juga berkewajiban melaporkan perkembangan unit-unit bisnis baru tersebut kepada pihak pertama.

Dalam sambutannya, Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. mengharapkan agar mahasiswa tertib dalam menjalankan PMW. Ketertiban tersebut meliputi aspek administrasi, waktu, dan tepat sasaran. Sukarno juga mengucapkan selamat kepada lima belas tim PMW FKIP Untidar yang berhasil lolos seleksi.

“Saya ucapkan selamat kepada 15 tim yang lolos seleksi PMW FKIP Untidar. Pelaksanaan PMW harus memenuhi 3 T (tertib administrasi, tertib waktu, dan tepat sasaran),” kata Sukarno dalam sambutannya.

PMW bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau jiwa wirausaha berbasis ipteks kepada mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Dengan demikian, mahasiswa akan dapat menjadi calon pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global. Program ini juga bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran lulusan perguruan tinggi. (IS)

[:en]

FETT Untidar – MoU Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) FETT Tidar University was signed legally on Monday (06/08/2018). This signing was executed by Drs. Didik Sinung Haryadi, M.M. as the first party Untidar representative and 15 student teams who passed the selection as the second party.

MoU was explained that the first party gives the duty to second party to run PMW. The second party is fully responsible for the implementation, administration and finance of the program being carried out. Moreover, the second party is obliged to follow up and seek the implementation of PMW by creating new business units within FETT Untidar. The second party is also obliged to report the development of the new business units to the first party.

Dean of FETT Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. hopes that orderly students in running PMW. This order includes aspects of administration, time, and on target. He also congratulated the fifteen PMW FETT Untidar teams who successfully passed the selection.

“I congratulate 15 teams that passed the PMW FETT Untidar selection. The implementation of PMW must fulfill 3T (orderly administration, orderly time, and on target),” said Sukarno in his speech.

PMW aims to give knowledge, skill, and attitude or soul of entrepreneurship that based on technology and science for some students in order to change the paradigm of job seekers to become job creators. Thus, students will be able to become strong and successful prospective entrepreneurs facing global competition. The program also aims to reduce the unemployment rate of college graduates. (AG)

[:]

[:id]Kemariahan Puncak Acara Education Fair  BEM FKIP UNTIDAR 2018[:]

[:id]

Kamis, 2 Agustus 2018 merupakan momentum bagi BEM FKIP UNTIDAR 2018. Education Fair (EF) merupakan program kerja yang baru ada di BEM FKIP UNTIDAR 2018. Kegiatan ini diadakan untuk memperingati hari Pendidikan Nasional yang jatuh tepat pada tanggal 2 Mei 2018, oleh karna itu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) Universitas Tidar berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui program kerja Education Fair.

Dalam program kerja Education Fair ini terdapat dua kegiatan sekaligus yaitu, Volunteer Teaching (Relawan Mengajar) dan 3 perlombaan tingkat SMA/MA/SMKsederajat, dengan lomba Musikalisasi Puisi, Lomba Poster, dan Lomba Video Edukasi dengan TEMA “Pendidikan Nyata Generasi Milenial” diikuti oleh SMA/MA/SMK seKedu. Puncak Acara Education Fair ini merupakan pengumuman lomba untuk lomba Video Edukasi dan lomba poster, serta final untuk musikalisasi puisi.

Acara puncak Education Fair ini dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UNTIDAR) Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Sebelum pembukaan Education Fair ini Mutiar Abdul Majid selaku Gubernur BEM FKIP Untidar dan Bunga Umi Luthfiyani selaku Ketua Panitia memberi sambutan kepada para peserta lomba dan para penonton.

Perlombaan yang ada diserangkaian acara Education Fair ini menghadirkan dewan juri yang berkompeten disetiap lomba. Lomba Video Edukasi dan Poster menghadirkan juri dari luar maupun lingkup kampus yaitu, Ali Imron, S.S., M.Hum. (Dosen PBI Universitas Tidar), Andika John (Kepala Sekolah Sadar Magelang), dan Ficky Jihan Ababa (Mahasiswa Untidar), serta lomba Musikalisasi Puisi dengan juri yaitu, Ali Imron, S.S., M.Hum. (Dosen PBI Universitas Tidar), Drs. Budiono, M.Pd. (Dosen PBSI Universitas Tidar), dan Setyo Tri Nugroho (Pak Gepeng, Sastrawan).

Puncak acara ini di menampilkan 3 kelompok peserta Musikalisasi Puisi, dengan peserta pertama SMA N 1 Magelang, SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang, dan SMA N 4 Magelang serta menampilkan video Edukasi. Bukan hanya itu puncak acara Education Fair dimeriahkan oleh Ridwan Setyo Pambudi dan Bagas Yudhistira (mahasiswa FKIP) dengan menampilkan pembacaan puisi, penampilan akustik dari Band Eternate (mahasiswa FKIP), serta penampilan Stand Up Comedy oleh Taufiq Hidayah (mahasiswa FKIP).

Acara terakhir dari puncak acara Education Fair yaitu, Penyerahan Sertifikat Volunteer Teaching serta Pengumuman dan Penyerahan Hadiah, yang dimulai dari Lomba Video Edukasi dengan Juara 1 diraih oleh SMAN 2 Kebumen dan Juara 2 diraih oleh SMK Muhammadiyah Salaman. Lomba Poster dengan Juara 1 diraih oleh M. Rafly Dzulfikar dari SMK Syubbanul Waton Secang, Juara 2 diraih oleh Irfan Wahyu dari SMK Muhammadiyah Salaman, dan Juara 3 diraih oleh Miftakhul Khoiri dari SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang, dan yang terakhir lomba Musikalisasi Puisi dengan Juara 1 diraih oleh SMA Muhammadiyah 2 Kota Magelang, Juara 2 diraih oleh SMAN 1 Kota Magelang, dan Juara 3 diraih oleh SMAN 4 Kota Magelang. Acara ini ditutup dengan penampilan akustik dari Mohammad Dwi Raharjo dan Ridwan Setyo Pambudi.

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Rebut  Kejuaraan Lomba Baca Sajak Tingkat Kota Magelang[:en]STUDENTS OF FKIP WON THE MAGELANG POETRY READING COMPETITION[:]

[:id]

Filsafat, Hasan Sukron, dan Nirma Melati mahasiswa FKIP Untidar berhasil maraih kejuaraan Lomba Baca Sajak Tingkat Kota Magelang. Masing-masing meraih juara 2, juara harapan 1, dan juara harapan 2.  Mereka bertiga yaitu Filsafat dan Nirma Melati saat ini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, sedangkan Hasan Sukron adalah mahasiswa aktif pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kemenangan mereka diumumkan langsung pada akhir acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018 di gedung Multimedia Universitas Tidar.

Lomba Baca Sajak seleksi Kota Magelang ini adalah penyelenggraa yang kelima dari serangkaian lomba yang diagendakan kota/kabupaten di seluruh Jawa Tengah. Para Juara 1, 2, 3 dari masing-masing daerah kota/kabupaten tersebut selanjutnya akan mengikuti final tingkat Jawa Tengah. Artinya,  Filsafat  sebagai juara 2 nantinya berhak maju ke babak final tingkat provinsi.

Lomba yang digelar sejak pagi hingga sore itu menghadirkan tiga dewan juri yaitu para sastrawan dari luar Kota Magelang.  Ketiga dewan juri tersebut adalah Hendri TM, Bambang Iswanto, dan Tomas H Soekiran. Mereka begitu terpukau oleh penampilan para peserta yang terdiri atas para pelajar SMA dan mahasiswa, termasuk beberapa mahasiswa dari FKIP Untidar. Para peserta membacakan salah satu puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi “Sumpah Setyaki” karya Bambang Sadono.

Bambang Sadono adalah mantan Ketua Dewan Kesenian Jawa Tengah dan merupakan penggagas digelarnya lomba baca sajak tersebut. Pada acara pembukaan, Bambang Sadono menyampaikan apresiasi terhadap antuasiasme peserta yang mencapai 60 orang. Beliau juga berharap kegiatan perlombaan di bidang seni dan sastra ini dapat dikembangkan dan digalakkan. Sampai saat ini, menurutnya masih jarang perlombaan di bidang puisi yang teritegrasi hingga sampai tingkat Jawa Tengah. Kompetisi kebanyakan hanya berhenti pada lomba-lomba di tingkat wilayah dan daerah saja.

Kemenangan ketiga mahasiswa FKIP tersebut disambut gembira oleh selurh keluarga besar FKIP Untidar. Selamat kepada para pemenang, semoga sukses dan terus berlatih untuk kemenangan di tingkat Jawa tengah, semangat..! DZ.

[:en]

Filsafat, Hasan Sukron, and Nirma Melati, students of FKIP Untidar, won the Magelang Poetry Reading Competition. Filsafat won the 2nd place, Sukron and Melati won as the 1st and 2nd consolation winners. The three are students of the English Education and Indonesian Language and Literature Education Study Program. Their victory was announced directly at the end of the event which was held on Saturday 28 April 2018 at the Multimedia Building of the Universitas Tidar.

The Magelang Poetry Reading Competition was the fifth of a series of competitions held by cities / regencies throughout Central Java. 1st, 2nd, and 3rd place winners from each of the cities / regencies will then take part in the provincial level of Central Java for final. It means Filsafat as the 2nd winner will later represent Magelang to the final.

The competition which was held from morning to evening presented three juries, who are writers from outside Magelang city. The three juries were Hendri TM, Bambang Iswanto, and Tomas H Soekiran. They were so amazed by the appearance of the participants consisting of high school and university students, including some students from FKIP Untidar. The participants read one of the poems from the collection of poems “Sumpah Setyaki” by Bambang Sadono.

Bambang Sadono is a former Chair of the Central Java Arts Council and was the initiator of the poetry reading competition. At the opening ceremony, Bambang Sadono expressed his appreciation for the enthusiasm of the participants who reached 60 people. He also hoped that the competition in the field of arts and literature could be developed and promoted. Until the present time, according to him, competitions in the poetry field which are integrated up to the level of Central Java are still rare. Most competitions only stop at the sub-regional levels.

The victory of the three FKIP students was welcomed by the entire family of FKIP Untidar. Congratulations to the winners, good luck and continue practising for victory at the Central Java level! (AL)

[:]

[:id]Penerima Hibah PMW FKIP 2018 Mengikuti Kegiatan Bimtek[:en]FETT PMW Grantees Participated the Technical Meeting[:]

[:id]

Rabu (18/07/2018) bertempat di ruang A4.B6 gedung Fakultas Ekonomi telah dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Kegiatan bimtek ini menyusul pengumuman para penerima hibah PMW FKIP 2018 (16/07/2018). Pada tahun 2018, ada 15 proposal PMW yang lolos didanai. Selain ketua pemenang hibah, kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FKIP, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, panitia PMW FKIP 2018, serta dosen pendamping.

Kegiatan bimtek dibuka oleh Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr, Sukarno, M. Pd tepat pukul 10.00. Dalam sambutannya, dekan berpesan agar pemenang hibah PMW dapat melaksanakan program dengan sebaik mungkin. Selain itu, beliau juga berharap agar kegiatan wirausaha tidak hanya berlangsung selama program PMW berjalan, namun dapat terus berkembang menjadi kelompok wirausaha mahasiswa. Kegiatan bimtek dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh ketua PMW FKIP 2018, Rangga Asmara, M. Pd.. Dalam kesempatan tersebut, Rangga Asmara, M. Pd., menyampaikan mengenai jadwal pelaksanaan program yang meliputi pelaksanaan kegiatan PMW, monev, seminar hasil, ekspo, dan pelaporan. Materi kedua disampaikan oleh Widya Ratna Kusumaningrum, M. Ed. mengenai pedoman laporan administrasi keuangan. Tanggapan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan bimtek dapat dilihat dari antusias mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan. Berbagai pertanyaan dilemparkan mahasiswa kepada pemateri terkait pelaksanaan kegiatan PMW dan laporan administrasi keuangan.

“Meskipun dana hibah belum cair, kami mengharapkan usaha sudah mulai dirintis dan berjalan. Empat bulan tidaklah lama untuk mempersiapkan 2 agenda besar PMW yaitu presentasi laporan akhir dan ekspo. Pemenang hibah harus serius untuk mempersiapkannya. Pemenang hibah juga harus disiplin dan bertanggung jawab dalam menggunakan dana hibah. Akhirnya, kami hanya berpesan semoga PMW ini tidak hanya selesai pada saat ini saja, namun bisa bertahan dan menjadi unit usaha yang dapat dibanggakan”pesan ketua kegiatan PMW, Rangga Asmara, M. Pd. pada saat diwawancarai. (RI)

[:en]

Wednesday (07/18/2018), located in room A4.B6 Faculty of Economics building, all of the Student Entrepreneur Program (PMW) grantees participated the initial technical meeting. The event was carried out as the response toward the selection process of PMW FETT. In 2018, there are fifteen proposals selected and funded by the FETT. In the event, the Dean of FETT, Head of Language and Arts Department, steering committees, and some lecturers also attended it.

The technical meeting was opened by the Dean of FETT UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. at 10:00. On his speech, the dean expected the PMW grantees to run the activity well. In addition, he hoped that the entrepreneurship program will not only run during the PMW program but also it lasts longer than it, in which the students are expected to continue the program. Next, the technical meeting was continued with the presentation by the chairman of PMW, Rangga Asmara, M.Pd. On his explanation, he reminded the grantees about the schedule such as the entrepreneur program, monitoring and evaluation, seminar and expo. The activity was then continued by Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed. She brought the discussion toward the financial report and how the students work with the report properly. From the three-our meeting, the students looked enthusiasm as seen from questions during the activity.

“Even though the grants have not yet been given, we expect the entrepreneur program should be started. The program will take 4 months in total and they have to start prepare the expo and final report. The grantees should be responsible in using the funds in order to make their proposal to be the real business unit after the program ends”, expected the chairman of PMW Rangga Asmara, M.Pd. (WR)

[:]

[:id]Dosen PBSI Untidar Jadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi SD[:en]Lecturers of PBSI Untidar become judges for literacy Festival and competition in elementary school[:]

[:id]

Setiap dosen memiliki kewajiban menyelesaikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Oleh karena itu, peran dosen di masyarakat menjadi sangat penting untuk mengaplikasikan keilmuan yang dimiliki. Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional Kabupaten Magelang Tahun 2018, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar berkesempatan menjadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi Nasional SD Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Magelang.

“Tahun ini, seperti tahun-tahun yang lalu, kami, Dosen-dosen PBSI FKIP Untidar dipercaya menjadi juri lomba-lomba bidang sastra di Kabupaten maupun kota Magelang. Tahun ini, kami berkesempatan menjadi Dewan Juri Festival dan Lomba Literasi SD Tingkat Kabupaten Magelang. Jenis lomba yang diselenggarakan terdiri atas lomba baca puisi, menulis cerpen, cipta pantun, cipta syair, dan mendongeng,” kata Rangga Asmara, M.Pd., Koordinator Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar.

Sebanyak sepuluh dosen terlibat sebagai dewan juri. Mereka adalah Drs. Budiono, M.Pd. dan Dzikrina Dian Cahyani, M.A. sebagai Juri Lomba Baca Puisi; Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., dan Drs. Fx. Samingin, M.Hum. sebagai Juri Lomba Menulis Cerpen; Asri Wijayanti, S.Pd., M.A. dan Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. sebagai Juri Lomba Cipta Pantun; Imam Baihaqi, M.A. dam Irsyadi Shalima, M.A. sebagai Juri Lomba Cipta Syair; dan Rangga Asmara, M.Pd., serta Ayu Wulandari, M.Pd. sebagai Juri Lomba Mendongeng.

Pelaksaan lomba tahun ini sedikit berbeda dengan tahun kemarin. Tahun ini para siswa diminta untuk mengirimkan karya, mereka tidak tampil secara langsung. “Siswa mengumpulkan rekaman video saat dia mendongeng. Beberapa siswa bahkan tampil natural saat bercerita dengan berlatar kebun atau taman. Ada pula yang berlatar panggung dengan beberapa penonton. Beberapa siswa juga mengenakan busana dan membawa media yang mendukung cerita. Selain itu, para siswa peserta lomba mendongeng juga wajib melampirkan teks cerita yang didongengkan,” tutur Ayu Wulandari, M.Pd. yang menjadi juri lomba mendongeng. Beliau juga menambahkan kriteria penilaian lomba mendonge terdiri atas intonasi, properti, dan orisinalitas cerita.

Peran dosen sebagai juri lomba merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Selain menilai, dosen diharapkan memberi masukan terhadap karya siswa yang menjadi juara pertama dan akan dipilih untuk mewakili tingkat Jawa Tengah.(WJ)

[:en]

It is a must for all lecturers to do tri dharma Perguruan tinggi (three pillars of higher education) which is consisted of education, research, and community service. Therefore, lecturers play important role in society to apply their knowledge. In the celebration of 2018 national education day in the Magelang regency, some lecturers of Indonesian Language and Literature study program (PBSI) of FETT Tidar University got opportunity to be judges for National Literacy Festive and Competition for elementary school.

“As usual, the lecturer of PBSI became judges for literature area for around Magelang. This year, we became judges for National Literacy Festive and Competition for elementary school.  The competitions such as poetry reading, short story writing, writing Malayan Poetry, writing story with verse form, and retelling story,” said Rangga Asmara, M.Pd., the coordinator of PBSI FKIP Untidar.

There were ten lecturers who became judges. They are Drs. Budiono, M.Pd. and Dzikrina Dian Cahyani, M.A. as judges for poetry reading competition; Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., and Drs. Fx. Samingin, M.Hum. as judges for short story writing competition; Asri Wijayanti, S.Pd., M.A. and Dra. Mursia Ekawati, M.Hum. as judges for writing Malayan poetry competition; Imam Baihaqi, M.A. and Irsyadi Shalima, M.A. as judges for writing story with verse form; and Ayu Wulandari, M.Pd. as judges for retelling story competition.

The competition which is held in this year was little bit different with previous year. This year, students must submit their works first. “Students submit their performance in retelling story in recording version. Some students can perform naturally while retelling story. They used some background, such as park, backyard, and stage with audiences. They also used preparing costume and media to support their story. The students must attach the text of their story,” said Ayu Wulandari, M.Pd, judges of retelling story. She also added the criteria of this competition, such as intonation, property, and originality of the story.

The role of the lecturer as a judge is one of the community services. Besides assessing, the lecturer is expected to give suggestion to students’ work which became winner and to be chosen as the participant in the Central Java. (GF)

[:]

[:id]FKIP Adakan Sosialisasi dan Penguatan Komitmen sebagai Tindak Lanjut Program PDS[:en]Lecturer Goes to School: How the Socialization Program Run?[:]

[:id]

Jumat (27/7), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar mengadakan acara Sosialisasi dan Penguatan Komitmen Program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS). Acara tersebut dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. sebagai penanggung jawab program. Selain itu, perwakilan keempat sekolah mitra PDS juga datang, yaitu SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, dan SMP Negeri 11 Magelang.

“Perwakilan sekolah yang datang terdiri atas kepala sekolah, satu Guru Bahasa Indonesia, dan satu Guru Bahasa Inggris yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti program ini. Khusus untuk SMP, ditambah satu Guru IPA,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untidar sekaligus koordinator program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si menegaskan program ini bemanfaat bagi dosen maupun guru. Dosen dapat meningkatkan kemampuan paedagogik, sedangkan guru memiliki satu artikel Penelitian Tindakan Kelas. Siswa juga dapat merasakan manfaat program ini dengan adanya pembelajaran aktif di kelas.

“Konsep dasar program ini adalah dosen yang ada di Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) mampu menghadirkan pengalaman nyata proses pelaksanaan pembelajaran yang baik dan relevan dengan tuntutan mutu sekolah. Oleh karena itu, dosen harus mengalami langsung menjadi guru melalui program ini,” tutur Rangga Asmara, M.Pd., saat menjelaskan konsep PDS.

Selain dihadiri perwakilan dari sekolah mitra, acara ini juga dihadiri oleh Dosen FKIP yang terlibat sebagai pengelola program. Beberapa dosen terlibat sebagai pengelola dan sebagian lain menjadi mitra guru di sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Setelah sosialisasi, program ini akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap tersebut adalah orientasi sekolah dan kelas; pengembangan perangkat pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran; pelatihan dan pendampingan PTK, serta seminar hasil PTK.

Program PDS merupakan salah satu kebanggan FKIP. Pasalnya, program ini merupakan hibah revitalisasi LPTK yang dimenangkan FKIP. Hibah ini diinisiasi oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti. Semoga FKIP makin jaya. (WJ)

[:en]

On Friday (27/7), the Faculty of Education and Teacher Training (FETT) held a Socialization and Strengthening Program for Lecturer Goes to School (PDS). The event was ceremonially opened by the Dean of FETT, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. as the advisor of the program. The event was attended by the PDS partner schools such as SMA Negeri 2 Magelang, SMA Negeri 5 Magelang, SMK Negeri 3 Magelang, and SMP Negeri 11 Magelang.

“The school representatives who came to the event were the principal, an Indonesian Language Teacher, an English Language Teacher, and Particularly for junior high school level, we involve two science teacher, “said Rangga Asmara, M.Pd., as the coordinator of the program.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si. emphasized that this program is useful for both lecturers and teachers. As he said, lecturers can improve pedagogical abilities, while teachers will learn how to do Classroom Action Research. Not to mention, students will get the benefits from the active teaching learning process in the class.

“The basic concept of this program is that the Teacher Training Institution (LPTK) presents the authentic and good experience which is relevant to school need. Therefore, the lecturers must go and teach in the school directly “explained Rangga Asmara, M.Pd. In addition, the event was attended by FETT lecturers as the school collaborators who are actively involved in the teaching process and program organizers who manage the program.

After socialization, this program will be continued to the next stage, i.e., school and class orientation, material development, learning implementation, teaching practice, classroom action research, seminar on action research.

The PDS program is one of the presticious FETT’s program. FETT won a LPTK revitalization grant given by Director General of Learning and Studen Affairs (BELMAWA) – Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Kemenristek Dikti). Last but not least, FETT will have a better future. FETT is the Best. (WR)

 

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Lakukan Tugas sebagai Guru Saat PPL[:]

[:id]

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa keguruan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa Semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar. Tahun ini, sebanyak 211 mahasiswa FKIP mengikuti PPL yang diselenggarakan di 16 sekolah di Kota dan Kabupaten Magelang.

“PPL tahun ini diikuti oleh 101 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 110 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Selain itu, terdapat 11 mahasiswa yang mengikuti PPL Antarbangsa di Malaysia,” tutur Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Untidar sekaligus Koordinator PPL.

“Mahasiswa wajib mengajar selama sekurang-kurangnya 12 kali. Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah, seperti piket, ekstrakurikuluer, pengelolaan perpustakaan, penanganan kesulitan belajar, dan kegiatan lain yang bersifat insidental. Misalnya, pembinaan lomba, peringatan hari kemerdekaan, maupun acara lainnya. Mahasiswa juga wajib menulis laporan PPL yang terdiri atas laporan kelompok dan individu. Laporan kelompok berupa laporan persekolahan, sedangkan laporan individu terdiri atas laporan mengajar dan kesulitan belajar,” tutur Endah Ratnaningsih, M.Pd., Dosen PBI sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada saat penyerahan PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Mustika Rosiana, Mahasiswa PPL dari PBSI mengaku dilibatkan dalam acara pramuka bertajuk Maratama (Penerimaan Tamu Ambalan) sebagai rangkaian kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMA Negeri 2 Magelang. “Mahasiswa PPL dibagi menjadi dua shift, 15 mahasiswa mengikuti kegiatan MPLS pada pagi hari dan 10 mahasiswa dilibatkan untuk mengikuti acara puncak pada malam hari,” tutur Mustika Rosiana dengan penuh semangat.

“Pada minggu awal PPL, kami mulai melaksanakan kegiatan observasi dan piket. Kami mulai mengumpulkan data delapan standar nasional pendidikan untuk melengkapi laporan persekolahan. Selain itu, kami melaksanakan piket di sekolah, yaitu merekap presensi siswa dan memberikan tugas, serta mengawasi kelas saat guru yang sedang mengajar sedang berhalangan. Kami juga sudah mulai mengikuti guru pamong untuk observasi kelas sebelum praktik mengajar,” tutur Indah Meiliani, mahasiswa PBI yang PPL di SMA Muhammadiyah 1 Muntilan.

Setelah tahap observasi, mahasiswa akan mulai mengajar di kelas. Sebelum mengajar, mahasiswa wajib menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus dikonsultasikan dengan guru pamong dua hari sebelum praktik.

PPL ini dilaksanakan dengan sistem blok selama tiga bulan. Jadwal kegiatan PPL diawali dengan penyerahan ke sekolah pada 16 – 20 Juli 2018; observasi pembelajaran dan persekolahan pada 23 – 27 Juli 2018; pelaksanaan pembelajaran dan laporan 30 Juli – 19 Oktober 2018; penarikan PPL 22 – 26 Oktober 2018. Setelah itu mahasiswa mengikuti ujian PPL di kampus.(WJ)

[:]

[:id]Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia KKL di Malaysia[:en]Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program Held Fieldwork in Malaysia[:]

[:id]

Mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Mahasiswa mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Malaysia pada Senin – Kamis (23 – 26 Juli 2018) lalu. Kegiatan ini sebagai penguatan dan penunjang perkuliahan di kelas.

“Mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman mengobservasi pembelajaran di sana. Selain itu, setelah mengikuti KKL mahasiswa dapat menemukan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga mereka tidak hanya mempelajari teori. Oleh karena itu, tempat tujuan KKL mahasiswa adalah instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu mahasiswa,” tutur Dr. Yulia Esti Katrini, M.S., Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Untidar.

Seluruh mahasiswa S-2 kompak untuk mengikuti KKL ini. Mereka didampingi langsung oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, sekaligus Dosen Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan yang memadukan kunjungan atau study-banding dan wisata ini dilaksanakan di Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) setara sekolah menengah kejuruan (SMK)  dan 4 sekolah kebangsaan (SK) setara sekolah dasar (SD) di Indonesia. Setelah itu, mahasiswa berkunjung ke Genting Highlands, pasar seni, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, bukit bintang, dan Putrajaya.

Tahun 2018 ini merupakan KKL S-2 pertama kali yang diikuti mahasiswa semester 3 pascasarjana. Pasalnya, tahun 2017 kemarin merupakan angkatan pertama Program Pascasarjana S-2 Pendidikan Bahasa di Indonesia di Untidar. Pada tahun pertama ini tercatat 7 mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan. Semoga ke depan Pascasarjana Untidar lebih maju dan berkembang.(WJ)

[:en]

Post-graduate Students of Indonesian Language and Literature Education Study Program conducted fieldwork in Malaysia on Monday – Thursday (23-26 July 2018). This activity aimed to class lecture’s reinforcement and support.

“Students are expected to have some experiences of learning observation at the class. After joining fieldwork, the students found the reality so that they do not only learn theory. Hence, , the destination of the student is an institution that deals with student disciplines,” said Dr. Yulia Esti Katrini,M.Si as the Coordinator of Indonesian Language and Literature Education Post-graduate Program UNTIDAR.

All post-graduate students are coincided to follow this fieldwork. They were accompanied by Prof. Dr. Sukarno, M.Sc, Dean of FETT and Postgraduate Indonesian Language and Literature lecturer. This fieldwork integrated both visitation and vacation that were carried out at Semashur (Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor) equivalent to vocational high schools (SMK) and 4 Sekolah Kebangsaan (SK) equivalents to elementary schools in Indonesia. After that, students visit Genting Highlands, art markets, Kuala Lumpur City Centre (KLCC), Twin Tower, Bukit Bintang, and Putrajaya.

This year is the first time for third semester postgraduate students joined fieldwork. Last year was the first generation of Postgraduate Program in Indonesian Language and Literature Education at Untidar. There were 7 students who attending the lectures. Hopefully, Postgraduate Untidar is more advanced and developed. (AG)

[:]