[:id]Satu Lagi Mahasiswa PBSI Berhasil “Go Internasional”[:en]PBSI’s students Goes International[:]

[:id]

Prestasi demi prestasi ditorehkan mahasiswa FKIP di kancah dunia untuk memperkenalkan Universitas Tidar. Itulah yang baru saja dilakukan oleh mahasiswa PBSI semester 5, Ririh Rubus Setyaningrum. Bulan Desember ini dirinya ditunjuk sebagai delegasi dalam acara International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia adalah Persatuan Pelajar Indonesia se- Malaysia. Program yang berlangsung pada tanggal 9-14 Desember 2017 ini membuatnya mengunjungi beberapa universitas di Malaysia dan Thailand.

“Jadi ini adalah sebuah program dari Sriwijaya Youth Academy, Universitas Sriwijaya. Salah satu founder-nya adalah temen saya dan sudah sekitar setengah tahun yang lalu dia menawarkan ikut International Conference di Malaysia dan Thailand. Sebenarnya saya sempat lolos di acara yang sama dan diselenggarakan di Turki pada tahun sebelumnya, namun tidak saya ambil karena keterbatasan biaya. Nah untuk menebus kekecewaan itu maka saya ambil kesempatan di tahun ini,” begitulah pengakuan mahasiswa yang memang gemar berkegiatan untuk mengembangkan karirnya.

Keberhasilan yang diraihnya itu tidak secara cuma-cuma didapatkan. Sebelumnya Ririh telah menjalani tahapan seleksi dengan membuat esai. “Saya mengambil tema terkait isu pendidikan yang belum merata. Contohnya Kota Jakarta dan Suku Badui yang jarak secara geografis sangat dekat, tapi kualitas pendidikan berbeda sangat jauh. Saya mengambil tema pendidikan karena bagi saya hal ini sangat menarik sehingga konsentrasi esai saya ada pada pendidikan yang berlangsung di masa sekarang.”

Dari program ini telah membawa Ririh mengunjungi University Technologi Malaysia, Malaysia-Japan International Institut of Technology, dan Prince of Songkla University-Thailand.

Selain Universitas Tidar, ada pula beberapa delegasi mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Sriwijaya dan UIN Sunan Kalijaga. Sepulang dari acara ini dirinya tidak lantas tinggal diam, melainkan masih memiliki tugas yang harus dikerjakan yakni mengkomparasikan pendidikan di Malaysia dan Thailand dengan pendidikan di Indonesia. Saat International Conference pembahasan bertumpu pada Sustainable Development Goals, program pembangunan dari PBB yang di dalamnya ada 17 tujuan untuk kemaslahatan makhluk hidup dan planet bumi. (TP)

[:en]

One by one achievement is accomplished by students of FETT. This is also way to introduce Tidar Univesrity in the world. This is what has done by one of the fifth semesters students of Indonesian Language and Literature Education Study Program (PBSI), Ririh Rubus Setyaningrum. Last December, she was chosen as delegation of International Motiva Talk with PPI Malaysia, Study Comparative & International Conference. PPI Malaysia is a group of Indonesian Student who study in Malaysia. This event which was occurred on December 9th – 14th December 2017, made her visiting some universities in Malaysia and Thailand.

“this is the program from Sriwijaya Youth Center, Universitas Sriwijaya. One of the founders is my friend who asked me to join this event since six months ago. Actually I have passed the same event in Turki last year, but I passed it since the lack of fund. To make up for my disappointment, I took this chance in this year,” said the student who were enjoy in developing her career.

The success that she achieved was not freely obtained. Previously Ririh has passed the selection process by making an essay. “I took education issue which is not evenly distributed for my essay. For example Jakarta and Badui Tribe which is close geographically, they are totally different in quality of education. I took education issues since it is interesting, therefore I concentrate in education issue in the present.”

From this event, Ririh visited Universiti Technology of Malaysia, Malaysia-Japan International Institute of Technology, and Prince of Songkla University Thailand. Beside Universitas Tidar, there were also some students from several university such as Universitas Sriwijayam and UIN Sunan Kalijaga. After finish this event, she has homework in comparing education in Malaysia and Thailand with Indonesia’s. the main issue during in International conference was Sustainable Development Goals, one of development programs from United Nation in which there are 17 goals for the benefits of living beings and planet earth. (GF)

[:]

[:id]Jurnal di Lingkungan FKIP Mulai Berhias[:en]The New Face of FETT Journals[:]

[:id]

FKIP kini sudah memiliki 4 jurnal yang secara resmi sudah terbit. Keempat jurnal tersebut adalah Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching, Indonesian Journal of Science and Education, dan Indonesian Journal of Education and Learning. Jurnal-jurnal tersebut  sudah menggunakan sistem open journal system (OJS). Dengan maraknya publikasi artikel melalui jurnal-jurnal elektronik, maka jurnal elektronik meningkatkan indeksasi jurnal untuk menarik minat penulis. Tak ingin tertinggal dengan percepatan teknologi, jurnal di lingkungan FKIP juga mulai berhias dengan mempercantik dan meningkatkan kelengkapan jurnal elektroniknya. Untuk menarik minat penulis, keempat jurnal FKIP mulai meningkatkan indeksasi jurnal pada lembaga-lembaga pengindeks jurnal.

Transformatika yang merupakan jurnal Prodi PBSI ini bekerja sama dengan  Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI). Sebagai kakak sulung jurnal di FKIP, Transformatika sudah terindeks oleh 18 lembaga pengindeks, diantaranya Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), Indonesia Onesearch, PKP Index, Academic Keys, Journal Factor, Directory of Research Journals Indexing, Neliti, Index Copernicus International, Root Indexing, Research Bib, International Innovative Journal Impact Factor (IIJIF), Scientific Indexing Services (SIS), Eurasian Scientific Journal Index (ESJI), Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Citeulike, Cfp List, dan WorldCat. Gerak cepat yang luar biasa dilakukan oleh tim redaksi jurnal yang dipimpin oleh Rangga Asmara, M. Pd. Transformatika juga mengubah tampilan cover jurnalnya sehingga terlihat lebih eye catching. Metathesis merupakan jurnal Prodi PBI kini sudah terindeks 6 lembaga pengindeks, diantaranya Google Scholar, Journal Factor, Neliti, PKP Index, dan Directory of Research Journals Indexing. Sama seperti jurnal lainnya, tim redaksi Metathesis terus meningkatkan jumlah indeksasinya. Tim redaksi Metathesis sudah melakukan pendaftaran indeksasi pada beberapa lembaga pengindek jurnal, tetapi proses indeksasi membutuhkan waktu yang cukup lama.

Indonesian Journal of Science and Education yang merupakan jurnal Prodi Pendidikan IPA juga tak ingin tertinggal dari dua jurnal pendahulunya. Jurnal yang sudah menggunakan sistem OJS penuh saat terbitan pertama ini kini mulai memperbaiki tampilan jurnal elektroniknya. Jurnal yang lebih sering disebut dengan IJOSE ini mulai melakukan indeksasi pada lembaga-lembaga pengindeks, terbukti IJOSE sudah terindeks pada Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), dan neliti. IJOSE juga melakukan kerja sama dengan ALFA Jateng dan DIY, yaitu lembaga yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran aktif. Jurnal yang lahir bersamaan dengan IJOSE adalah Indonesian Journal of Education and Learning. Jurnal yang akrab disebut dengan IJEL ini merupakan jurnal yang mewadahi artikel-artikel di bidang pendidikan. Meskipun IJOSE dan IJEL baru terbit satu kali, tetapi tahun 2018 keduanya memiliki nomor edisi yang sama dengan dua jurnal pendahulunya. Periode terbitan pertama dari keempat jurnal FKIP tahun 2018 dilaksanakan pada bulan April, tetapi masing-masing jurnal memiliki kebijakan sendiri untuk deadline pengumpulan naskah. Penulis yang berminat untuk mempublikasikan naskah artikelnya pada jurnal di FKIP dapat mengunjungi laman jurnal.untidar.ac.id. (ET)

[:en]

FETT (Faculty of Education and Teacher Training) officially has four journals. They are Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching, Indonesian Journal of Science and Education, dan Indonesian Journal of Education and Learning. Now, these journals implement Open Journal System (OJS). With the euphoria of article publication electronically, these journals start to transform the quality by having indexes. In order to attract author candidates, FETT journals have indexes in some national and international index organization.

Transformatika is the journal at Indonesian Language and Literature Education Study Program in cooperation with Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (IKAPROBSI). As the first journal at FETT, Transformatika has been indexed by 18 organizations such as Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), Indonesia Onesearch, PKP Index, Academic Keys, Journal Factor, Directory of Research Journals Indexing, Neliti, Index Copernicus International, Root Indexing, Research Bib, International Innovative Journal Impact Factor (IIJIF), Scientific Indexing Services (SIS), Eurasian Scientific Journal Index (ESJI), Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Citeulike, Cfp List, dan WorldCat. This fast improvement is done by editorial team by Rangga Asmara, M.Pd. Not to mention, Transformatika has transform its journal cover into eye catching one.

In addition, Metathesis is a journal of English Education Study Program has now been indexed by 6 indexing organization, including Google Scholar, Journal Factor, Neliti, PKP Index, and Directory of Research Journals Indexing. The Metathesis editorial team continues to increase the number of indexation. The Metathesis editorial team has already registered the indexing at several journalist index organization nationally and internationally.

Indonesian Journal of Science and Education, which is the journal of Science Education Study Program, does not want to be left behind. The journal is already using OJS system since the first edition and starts to improve its look. The journal which is known as IJOSE begins to index, such as in Google Scholar, Indonesian Publication Index (IPI), and neliti. Also, IJOSE cooperates with ALFA Jateng and DIY, an institution that facilitates active learning activities.

Another journal which was published at the same time with IJOSE is Indonesian Journal of Education and Learning. The journal, which is familiarly referred as IJEL, is a journal which fasilitates articles about education. Although IJOSE and IJEL are only published once, in 2018 they have the same edition numbers as the two first journals. The first period of the four FKIP journals of 2018 will be in April, but each journal has its own policy for the manuscripts. Authors who are interested to publish the manuscript in the four journals can visit jurnal.untidar.ac.id page. (translated by WR)

[:]

[:id]Lolos EPIC CAMP 2018, Mahasiswa PBI Sambut Pergantian Tahun dengan Prestasi[:en]A Students of EESP Welcomes the New Year with Achievement: Be a Part of Epic Camp 2018[:]

[:id]

Kabar gembira di penghujung tahun 2017 diterima oleh Agustina Lestari Wilujeng, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR). Melalui surat elektronik (surel), pihak panitia memberi tahu bahwa mahasiswa yang akrab dipanggil Tina ini dinyatakan lolos sebegai peserta EPIC CAMP tahun 2018 dan berhak mengikuti serangkaian kegiatan EPIC CAMP angkatan IV yang akan diselenggarakan pada bulan Januari 2018. “Saya benar-benar terkejut dan senang sekali, ketika saya mendapat surel dari EPIC CAMP yang menyatakan saya lolos seleksi”, ungkap mahasiswi berzodiak Leo ini.

Saat dihubungi melalui layanan pesan daring WhatsApp, Tina bersedia berbagi tentang pengalamannya mengikuti seleksi EPIC CAMP ini. Tina menceritakan bahwa dirinya tertarik mengikuti program ini setelah sebelumnya pihak FKIP UNTIDAR mengadakan sosialisasi EPIC CAMP. “Setelah diberikan penjelasan mengenai EPIC CAMP, kami diharapkan mengisi formulir pendaftaran dan mengirimkannya melalui surel”, ungkap mahasiswi alumni SMK Negeri 3 Magelang ini. “Dan setelah menunggu tidak beberapa lama, ada balasan surel yang menyatakan saya diterima”, tambah mahasiswi yang memiliki hobi menyanyi dan menggambar ini.

EPIC CAMP angkatan IV ini akan mulai berlangsung mulai tanggal 8-20 Januari 2018. Tina berharap dengan mengikuti program ini dapat memberikan inspirasi mengenai media ataupun strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris. “Dan saya berharap adik-adik angkatan saya lebih banyak yang berpartisipasi pada program EPIC CAMP tahun berikutnya, karena dalam program ini ada banyak kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana cara mengajar maupun media dan strategi yang digunakan dalam mengajar”, tambah Tina. (EJ)

[:en]

An excellent news in the end of 2017, it was about the news of a student named Agustina Lestari Wilujeng, a student of English Education Study Program (EESP) of Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT) at Universitas Tidar (UNTIDAR). In the email, the committee of EPIC CAMP 2018 announced that Tina, her nickname was one of the participants in EPIC CAMP badge IV in which the event would be hosted in January 2018. “I am so surprised and happy when I read the announcement in my email that I am the participant”, stated the students who had Leo zodiac.

Through the WhatsApp platform, Tina shared her experiences in joining EPIC CAMP selection. She told that she was interested to join EPIC CAMP after FETT UNTIDAR did socialization of EPIC CAMP. “After joining the socialization, we are asked to fill the registration form and sent it via email”, added Tina, the alumnus of SMKN 3 Magelang. “After waiting, I get a reply from the committee that I am accepted”, said Tina who had pastimes of singing and drawing.

EPIC CAMP badge IV would be started 8-20 January 2018. By joining this program, Tina hoped that she could get inspirations about media or strategies in teaching English. “I hope there will be many participants from EESP UNTIDAR who participate in the next EPIC CAMP because they will get many great programs that relate to how to teach and the teaching strategies.” (CA)

[:]

[:id]Mahasiswa PBSI Ikuti PKL Internasional di Bernama TV[:en]PBSI’s Students Joined International Internship in Bernama TV[:]

[:id]

Senin (11/12), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengadakan penyerahan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Bernama TV di Malaysia. PKL tersebut diikuti oleh mahasiswa semester 5 yang mengikuti matakuliah Praktik Jurnalistik.  Mereka akan berada di Malaysia selama satu bulan untuk PKL tersebut.

“PKL Internasional ini memang baru pertama kali di PBSI. Akan tetapi, selanjutnya akan menjadi program tahunan. Harapan kami kegiatan ini makin menguatkan salah satu profil lulusan PBSI sebagai jurnalis,” kata Koordinator PBSI, Rangga Asmara, M.Pd.

Saat ini mahasiswa yang mengikuti PKL Internasional sebanyak 5 mahasiswa. Mereka adalah Anggun Fitria Anindhi dan Azizoel Metiadini  pada divisi Creative Program Radio dan Televisi, Nirma Melati divisi presenter, Meyta Lanjarwati divisi anchor, dan Junsa Ma Wika Re Kresna divisi cameraman. Kelima mahasiswa tersebut terpilih setelah melalui proses pendaftaran dan penjaringan serta seleksi administrasi dan wawancara oleh prodi untuk menentukan divisi peminatan.

Kelima mahasiswa PBSI tersebut diserahkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKIP sekaligus Dosen Praktik Jurnalistik, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., kepada Hakimi Mohd Zain selaku Chief Operations Office dan Nur Syazwani Zainudin selaku Penolong Eksekutif Latihan Pusat Kecemerlangan.

Azizoel Metiadini, salah satu peserta PKL Internasional, mengatakan diterima dengan baik di Bernama TV. “Kami sangat senang dengan sambutan di sini. Semua orang yang ada di Bernama TV ramah-ramah. Selain itu, kami juga benar-benar diajari mulai dari awal untuk proses kreatif di media massa televisi.”

Bernama TV atau Bernama News Channel (BNC) merupakan saluran TV berita milik Malaysia. Stasiun TV tersebut didirikan tahun 2008 dan sudah memiliki banyak acara yang dioperasikan selama 24 jam. WJ

[:en]

Monday (11/12), Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) held handover of internship to Bernama TV in Malaysia. This internship was followed by 5th semester students who joined journalistic in practice course. They will be in Malaysia for about a month.

“This international internship was the first time for PBSI, but this internship will be annually activity. We hope this activity will further strengthen one of PBSI graduate’s profile as journalist,’ said the coordinator of PBSI, Rangga Asmara, M.Pd.

Students who join this internship are Anggun Fitria Anidhi and Azizoel Metiadini in Creative of Radio and Television Program division, Nirma Melati in Presenter divison, Metya Lanjarwati in anchor division, and Junsa Ma Wika Re Kresna in cameraman division. Those five students are chosen through registration, administration and interview selection by study program to determine division specialization.

Those five students are handed over by the Vice Dean for Academic and Students Affairs of Faculty of Education and Teacher raining (FKIP), who also a lecturer of journalistic in practice course, Drs. Hari Wahyono, M.Pd. to Hakimi Mohd Zain as Chief Operation Office and Nur Syazwani Zainudin as Assistant Executive of Training Center.

Azizoel Metiadini, one of the interns, said that they are welcomed by Bernama TV. “We are so pleased with the welcome here. Everyone in Bernama TV is friendly. In addition, we are also being taught from the beginning of the creative process in the mass media of Television.”

Bernama TV or Bernama News Channel (BNC) is Malaysian news channel. This TV station was established in 2008 and already has many events which are operated for 24 hours. (GF)

[:]

[:id]Selaksa Cerita Mahasiswa FKIP PKL Internasional EFT di Malaysia[:en]International Internship of EFT Course[:]

[:id]

“Kesannya…. sungguh berkesan.” tutur Muhammad Agus Muwafiqi atau biasa disapa Fiqi membuka pembicaraan mengenai pengalaman praktik kerja lapangan English for Tourism, selanjutnya disingkat EFT, selama empat minggu.

Tepatnya di Bukit Gambang Resort City, sebuah destinasi wisata populer sejauh 218 KM dari Kuala Lumpur. Di resort besar di pesisir timur Semenanjung Malaysia ini sebanyak dua puluh satu mahasiswa PBI semester 5 melaksanakan PKL EFT dengan lancar sehingga sesuai jadwal pada tanggal 6 Desember 2017 mereka telah kembali ke kampus FKIP tercinta membawa berbagai cerita dan pengalaman berharga.

“Kami bisa praktik secara langsung di dunia pariwisata. Di sana kami ditempatkan di Safari Park dan Water Park. Banyak hal yang kami lakukan mulai dari menjadi pemandu wisata, melayani pembelian tiket, memindai tiket pengunjung, memberikan informasi mengenai tempat wisata yang ada, serta belajar bagaimana melayani pengunjung dengan baik yang teorinya kami dapat di kelas” sambung Fiqi.

Fiqi menambahkan bahwa banyak ilmu yang ia dan teman-teman dapatkan ketika praktik yang tentu tidak didapatkan di bangku perkuliahan. Ketika praktik ia secara nyata dituntut untuk mampu cepat beradaptasi dan learning by doing. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Terlebih, PKL memberikan pengetahuan mengenai kerasnya dunia kerja yang belum pernah dirasakan terutama bagi mahasiswa yang belum pernah bekerja sebelumnya.

Pada kesempatan terpisah Yoshinta Adinda Bayu juga mengungkapkan bahwa PKL Internasional EFT memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan foreigner, atau orang asing. Peristiwa menarik pun sering terjadi  “Apalagi ketika bertemu dengan orang India atau Chinese yang tidak bisa berbahasa Melayu maupun bahasa Inggris. Saat guiding kami harus menjelaskan beberapa hal  penting menggunakan bahasa tubuh. Menggunakan bahasa Inggris kadang-kadang malah membuat mereka bingung. Walaupun Malaysia itu ESL (Bahasa Inggris diakui sebagai bahasa ke-dua) tapi faktanya masih banyak ditemui orang yang tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Intinya pada akhirnya ketika berkomunikasi dengan orang asing yang seperti ini: I understand you understand laah, grammar nomer sekian”

Ulfa Purnamasari yang selain melaksanakan PKL juga mendapat kepercayaan untuk menampilkan tari nusantara bersama kedua mahasiswa lain menambahkan, “Sangat berkesan. Di sana saya merasa senang sekali dapat membawakan tarian di depan para tamu dari Malaysia. Kami memperkenalkan salah satu tarian kreasi nusantara.” Ulfa bersama Cahyadhini Arupadhatu dan Emi Arin Budiarti telah mempersiapkan tarian tersebut dengan latihan intensif. Bahkan untuk mendukung penampilan mereka membawa jaran kepang dan properti tari lengkap dari Magelang.

Menutup sharing pengalaman ketiganya mewakili mahasiswa PKL Internasional EFT juga sepakat berharap akan adanya perkembangan yang lebih baik di segala faktor dalam pelaksanaan PKL Internasional. Hal ini diamini oleh Ketua Pelaksana, Ali Imron, M.Hum yang mengawal langsung pelaksanaan kegiatan ini. “Kami berharap pengalaman yang dirasakan oleh tim  pionir alias babat alas PKL Internasional EFT, FKIP Universitas Tidar ini dapat menjadi bahan evaluasi yang penting bagi pelaksanaan kegiatan serupa yang semakin baik di tahun-tahun mendatang.” (WD)

[:en]

“I’m very impressed……” said Muhammad Agus Muwafiqi or usually called as Fiqi when he asked his experience during joining internship in English for Tourism course for four weeks.

They did internship in Bukit Gambang Resort City, one of popular tourism destination which is located 218 km from Kuala Lumpur. There were 21 English Education study program’s students who joined this internship until 6 December 2017.

“In this resort, we can practice in tourism sector directly. We were located in Safari Park and Water Park. We did not only guiding, ticketing, scanning ticket, giving information about tourist destination, but we also learned servicing tourist which we had learned theoretically in class before”, added Fiqi.

He also said that in the resort, they could learn knowledge that was not given in the class. During internship, they must able to adapt quickly and learning by doing. It was challenging, since internship showed as the reality in work place.

Yoshinta Adinda Bayu, another student who also joined this internship, said that she could interact directly with foreigner. We also faced interesting incident, such as we must guide with body language when we met Chinese or Indian since English or Malay only made them more confused. Although Malaysia is ESL (English as Second Language) country, there are lots of Malaysian who cannot speak English fluently. In here the basic rule is “I understand, you understand, don’t care with grammar”.

Ulfa Purnamasari, who not only joined internship but also performed national dance with two other students, said “I’m impressed, moreover I can showed to Malaysian our national creation dance.” To support her performance, Ulfa and her friends, Cahyadini Arupadhatu and emi Arin Budiarti, practiced that dance intensively and also brought jaran kepang (flat horse rode by dancer as property, made by bamboo) and other properties from Magelang.

In this end of the interview, they hoped that international internship for English for Tourism course must be better in all aspects in the next implementation. As Ali Imron, M.Hum., as the lecturer of EFT who also took a part directly, said “we hope the pioneers’ experience can be important evaluation’s material for the next international internship in other course in this faculty, in this university”. (GF)

[:]

[:id]Pengalaman Praktik English for Tourism di Bukit Gambang Resort City, Malaysia[:en]Internship Experience in BGRC[:]

[:id]

Bukit Gambang Resort City Bukit Gambang Resort City (BGRC) terletak di Gambang, Pahang, Malaysia. Mahasiswa Untidar yang mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ditempatkan dalam Safari Park (SP) dan Water Park (WP). Nah, didalam SP dan WP kita dibagi lagi untuk berada dalam Guest Service Ticketing (GST) dan Park Ambassador (PA).

Kebetulan saya diletakkan dalam Safari Park, safari terbesar di Malaysia yang memiliki luas 138 ha. Safari Park sendiri terbagi menjadi dua area yaitu Walking Area seluas 50 ha dan Wild Savanna seluas 88 ha. Di sana saya dan empat teman saya menjadi Park Ambassador (PA), menjadi guide untuk menjelaskan berbagai macam spesies hewan yang ada dalam Wild Savanna menaiki tram (kendaraan yang digunakan untuk masuk dalam area Wild Savanna) selama kurang lebih 40 menit. Awal mula bekerja, kami diberi script untuk dipelajari tentang hewan apa saja beserta ciri-ciri nya dan diperbolehkan untuk naik tram dengan memperhatikan bagaimana cara guide senior yang ada di sana menyampaikan script itu kepada para tamu. Jadi kami belum menjelaskan, hanya memperhatikan dan mempelajari. Jika kami kurang paham dengan hewan-hewan di dalam, kami boleh bertanya dengan para guide senior. Mereka dengan senang hati akan menjawab pertanyaan kami dan menjelaskannya, mereka tidak sungkan untuk membagi ilmu kepada kami. Minggu selanjutnya kami diperbolehkan untuk mulai menjadi guide yang sesungguhnya, maksudnya kami sudah boleh menjelaskan hewan-hewan yang terdapat dalam Wild Savanna, baik berpasangan dengan guide senior, berpasangan dengan teman dari Imperia, dengan teman kami sendiri, maupun dibiarkan untuk menjelaskan sendiri.

Tentang bahasa, kami diperbolehkan untuk memakai Bahasa Indonesia, tetapi karena kami telah belajar sedikit bahasa Melayu jadi kami mencampur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu, para tamu tetap mengerti dengan apa yang kami sampaikan sebab bahasanya tidak jauh berbeda karena masih satu rumpun. Kadang juga terdapat tamu yang ingin kita untuk berbahasa Inggris sebab mereka tidak bisa berbahasa Melayu, biasanya tamu yang berasal dari Cina. Disana kita juga harus bisa menghafal denah Safari Park sebab para tamu biasanya akan menanyakan dimana lokasi tempat show, tandas, surau, tempat makan, dan area-area lain.

Bekerja di Bukit Gambang Safari Park (BGSP) merupakan suatu kesempatan bagus karena bisa melatih saya untuk lebih bisa berani berbicara di depan khalayak umum. Disana saya bertemu dengan orang-orang baik yang tidak pelit untuk membagi ilmu dan pengalaman mereka selama bekerja di Safari Park. Saya pribadi senang sekali bisa mendapat pengalaman bekerja disana sebab terdapat berbagai tantangan, dimana saya harus bisa untuk melewati tantangan tersebut dengan membuka hati dan pikiran saya dan berfikir bahwa ilmu itu berlimpah, sangat banyak jika kita mau mencari. Serta saya bisa beajar melihat dari berbagai sudut pandang tentang  berbagai perbedaan menghargai perbedaan dan bisa saling peduli dengan perbedaan tersebut. (Ernia

[:en]

Bukit Gambang Resort city (BGRC) is located in Gambang, Pahang, Malaysia. The students of Universitas Tidar who joined the internship worked in Safari Park (SP) and Water Park (WP). On those places, the students were divided to work in Guest Service Ticketing (GST) and Park Ambassador (PA).

I interned in Safari Park which is the largest zoo in Malaysia. It has 138 hectare width. There are two areas in safari Park: 50 hectare Walking Area and 88 hectare Wild Savanna. My friends and I worked as Park Ambassador (PA). Besides, we also worked as a guide around 40 minutes to explain the kinds of animal species in Wild Savanna. We guided and accompanied the visitors by Tram (the vehicle used in Wild Savanna). On the first day of our internship, we read the text about the animal species and also their characteristics. We also got in Tram and observed the senior guide in explaining the animal to the visitors. Therefore, on the first day, we still learnt and observed. We also asked the name of animal to senior guide if we didn’t know the name. The senior guide in Safari Park answered our question happily and they were so cooperative. They always shared their knowledge to us. Then, the next week we were allowed to be a guide and explained the animal in Wild Savanna. We were allowed to have a partner with senior guide, with friends from Imperia or with our own friends in guiding activity.

We were allowed to use Bahasa Indonesia in guiding. However, we preferred to mix Bahasa Indonesia and Malay Language since we had learnt a bit of Malay Language. The visitors understood with our language for there was similarity between those languages. We used English as well in guiding because the tourists from other countries visited Safari Park. In addition, we had to remember the floor plans of Safari Park to show the visitors other locations such as show place, toilet, mosque, restaurants, and others.

Having internship in Bukit Gambang Safari Park (BGSP) is a good chance for me because I can learn how to communicate with other people. I meet many kind people who want to share their knowledge to me there. I have many experiences during my internship in Safari Park. I am happy to be there since there were many challenges I have to undergo. This experience opens my mind and makes me realize that we can gain the knowledge everywhere. Furthermore, I can respect the difference and care with that difference. (Ernia/ AW)

[:]

[:id]FKIP Untidar Jalin Kerja Sama dengan FPTK IKIP Veteran Semarang[:en]FKIP Untudar is Working Along with FPTK IKIP Veteran Semarang[:]

[:id]

Pada hari Selasa (5/12) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) mendapat kunjungan dari Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK) IKIP Veteran Semarang. Kunjungan ini dalam rangka penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara FKIP UNTIDAR dan FPTK IKIP Veteran Semarang. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Dekan FKIP UNTIDAR dan Dekan FPTK IKIP Veteran Semarang. Penandatangan MoU ini dilaksanakan di Laboratorium Microteaching FKIP UNTIDAR dengan disaksikan oleh Pejabat Struktural FKIP UNTIDAR serta dosen Program Studi Pendidikan IPA FKIP UNTIDAR dan dosen Program Studi Pendidikan IPA IKIP Veteran. Penandatanganan MoU ini diinisiasi oleh Program Studi Pendidikan IPA dari kedua Fakultas.

Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Pd, menyampaikan dalam sambutannya bahwa beliau mengharapkan tindak lanjut nyata dari kegiatan kerja sama antara FKIP Universitas Tidar dengan FPTK IKIP Veteran Semarang ini. Hal serupa disampaikan juga oleh Dekan FPTK IKIP Veteran dalam sambutannya. Joko Suwignyo, S.Pd., S.T., M. T., Dekan FPTK IKIP Veteran, mengharap kerja sama dapat berlangsung lama dan ada bentuk nyatanya. Untuk menindak lanjuti arahan Dekan FKIP UNTIDAR dan Dekan FPTK IKIP Veteran tersebut, dilakukan Focus Grup Discussion (FGD) setelah acara penendatanganan MoU. Pada FGD tersebut dibahas tindak lanjut MoU antara Program Studi Pendidika IPA FKIP UNTIDAR dan Program Studi Pendidikan IPA FPTK IKIP Veteran. Pada FGD tersebut disepakati beberapa hal antara kedua prodi sebagai tindak lanjut dari MoU. (EJ)

[:en]

Tuesday (5/12) Faculty of Education and Teacher Trainings’ (FKIP) of University of Tidar (UNTIDAR) got visit from Faculty of Technology and Vocational Education (FPTK) of IKIP Veteran Semarang. The purpose of this visit is the signing of Memorandum of Understanding (MoU) between FKIP Untidar and FPTK IKIP Veteran Semarang. The event was conducted in Microteaching Laboratory of FKIP which is witnessed by FKIP’s structural officer and lecturers of Natural Science Education Study Program of FKIP Untidar and IKIP Veteran Semarang. The signing of this MoU was initiated by Natural Science Education Study program of both faculties.

The dean of FETT Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si in delivering his speech said that he expected the real follow-up from this MoU between these faculties. The same thing also conveyed by the dean of FPTK IKIP Veteran Semarang, in his speech. Joko Suwignyyo, S.Pd., M.T., the dean of FPTK IKIP Veteran Semarang, hoped this MoU can be long and also in the real form. As the follow up, there was Focus Group Discussion (FGD) after the signing of the MoU. They discussed the follow up activities of the MoU between FKIP Untidar and FPTK IKIP Veteran Semarang. The FGD agreed on several things between the two study programs as the follow up of the MoU. GF

[:]

[:id]Mahasiswa FKIP Ikuti PORSIMAPTAR[:en]FKIP’s Students Joined PORSIMAPTAR[:]

[:id]

Mahasiswa FKIP tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik saja, tetapi juga berprestasi di bidang non akademik. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan beberapa mahasiswa FKIP dalam perlombaan olahraga. Acara yang bergelar Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna (PORSIMAPTAR) diadakan di akademi kepolisian Semarang. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 20 – 24 November 2017 ini diikuti oleh 10 mahasiswa Prodi PBI dan PBSI yang menjadi perwakilan dari FKIP. Cabang olahraga yang diikuti diantaranya sepakbola, futsal, bola voli, dan sepakbola. Anugrah Basuki (PBI) pada tim olahraga futsal, Roberto Budianto (PBSI) pada tim bola voli putra, Bangkitama Wibi Kismanto (PBI), Christian Lilo Audry (PBI), Bayu Vispassana Setiadi (PBI), dan Ivan Mahadhika Putra (PBI) pada tim bola basket putra, Achmad Abi Farizal (PBI) pada tim sepakbola. Tak mau kalah mentereng, pada tim bola basket putri diikuti oleh Valda Sabrina Rahma (PBI) dan Tri Handayani (PBI).

Seluruh mahasiswa FKIP tentunya mampu berprestasi di bidang non akademik sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Dengan mengikuti berbagai ajang seperti ini, berefek positif bagi para mahasiswa yang memiliki potensi agar lebih terwadahi dengan baik. Tidak hanya mengasah bakat dan minat, mahasiswa bisa belajar mengenal potensi diri sendiri. Termasuk bekerja sama dalam tim untuk menjadikan mahasiswa lebih percaya diri. Mahasiswa akan terlatih dengan sendiri dalam menghadapi setiap tantangan, tidak hanya dilingkup kuliah maupun di tengah masyarakat. Tentunya hal ini perlu dukungan teknis dan nonteknis yang baik pula dari pihak universitas. (ET)

[:en]

Students of Faculty of Education and Teacher Trainings’ (FKIP) are not only excellent in academic field, they also excellent in non-academic field. It is proved by the joining some students of FKIP in sport competition. The event which entitled Sport and Art Week of Students and Taruna (PORSIMAPTAR) was in Police Academy Semarang. This event which was held in November 20th -24th, 2017, was attended by 10 students of English Education Study Program (PBI) and Indonesia Language and Literature Study Program (PBSI) as the representative of FKIP. Branches of sport which was followed were football, futsal, volleyball, and basketball. Anugrah Basuki (PBI) as football team, Roberto Budianto (PBSI) as male volleyball team, Bangkitama Wibi Kismanto (PBI), Christian Lilo Audry (PBI), Bayu Vispassana Setiadi (PBI), and Ivan Mahardika Putra (PBI) as male basketball team, achmad Abi Farizal (PBI) as football team, and Valda Sabrina Rahma (PBI), and Tri Handayani (PBI) as female basketball team.

The non-academic field’s achievements which are made by students of FKIP were based on talents and interest of the students. By following various events, it can make positive effect for students who have potential to be well organized. Not only to polish the talent and interest, but students also knew their self-potential. It is including teamwork that can make students improve their confidence. Students will be trained with their own to face challenge from university or community. It is obviously requires good technical and nontechnical support from the university. (GF)

[:]

[:id]Tumbuhkan Pengetahuan Berorganisasi, Himapro di Lingkungan FKIP UNTIDAR Adakan LKMM-PD[:en]HIMAPRO Held LKMM-PD to Build Organization Knowledge[:]

[:id]

Perguruan tinggi merupakan tempat belajar bagi mahasiswa. Kegiatan belajar dibidang akademik yaitu mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik merupakan kewajiban utama bagi mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar mengenai kemampuan dan ketrampilan yang tidak diajarkan dalam kegiatan perkuliahan, seperti berorganisasi. Kemampuan berorganisasi penting dimiliki oleh mahasiswa sebagai bekal saat menghadapi kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat dan tempat kerja.

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himapro) di lingkungan FKIP UNTIDAR telah mengadakan kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pradasar (LKMM-PD). Himpro PBSI menyelenggarakan kegiatan LKMM-PD pada hari Minggu, 19 November 2017, sedangkan Himapro PBI (EDSA) mengadakan LKMM-PD pada hari Sabtu, 25 November 2017. Peserta kegiatan LKMM-PD adalah mahasiswa baru dan mahasiswa semester 3 yang belum mengikuti LKMM-PD dari Prodi PBSI, Prodi PBI, dan Prodi IPA. Menurut salah satu panitia, Novia Indri Susanti, LKMM-PD merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HIMAPRO dan bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan berorganisasi terutama bagi mahasiswa baru. LKMM-PD wajib bagi mahasiswa, sehingga jika mahasiswa baru belum mengikuti LKMM-PD pada tahun ini maka mereka wajib mengikuti LKMM-PD tahun depan. LKMM-PD juga menjadi prasayarat bagi mahasiswa yang berniat untuk mendaftarkan diri sebagai pengurus Himpro.

Materi yang sampaikan pada LKMM-PD meliputi analisa potensi diri dan motivasi berprestasi, pengelolaan organisasi eksekutif dan legislatif, manajemen waktu dan teamwork, serta membentuk sikap kritis mahasiswa. “Materi yang disampaikan di LKMM-PD sangat bermanfaat. Saya menjadi tahu bagaimana cara mengembangkan kemampuan diri dengan baik”, ujar Utami Dian Pertiwi, salah satu peserta LKMM-PD. Selain itu, Nur Laela, peserta LKMM-PD yang lain mengatakan “Kegiatan LKMM-PD telah menambah pengetahuan saya mengenai organisasi kemahasiswaan dan kerjasama. Saya juga dapat mengenal teman-teman dari prodi lain”.

Benarlah ungkapan kampus adalah miniatur kehidupan. Mahasiswa harus belajar untuk menjadi manusia yang menguasai bidang kompetensi pendidikan, terampil, bertanggungjawab, dan bermoral. Hidup mahasiswa!

[:en]

University, as a place to gain knowledge for students, not only held academic learning but also taught students non-academic learning that include ability and skill, such as organization. The organization ability is needed since it is used to live in society and in working area.

Students association in Faculty of Education and Teacher Trainings’ (Himapro) held a program that designed to provide students with knowledge and managerial skill for students’ organization in the basic level (LKMM-PD). The students association of Indonesia Language and Literature study program (Himapro PBSI) held this program on Sunday, November 19th 2017, while English Department Students Association held this program on Saturday, November 25th 2017. This program was followed by freshman students and the third semester’s students who never joined this program before from English education, Indonenesian Language and Literature, and Science Education study program. Novia Indri Susanti, one of committees of this program, said that this annual program was held to build organization knowledge for freshmen. This program is one of prerequisite for students to be board of Himapro.

First material was talking about self-potential and performing motivation, executive and legislative organization management, time and teamwork management, and build critical characteristic for students. “The material that is delivered during this program is very useful. Now I know how to develop my ability well,” said Utami Dian Pertiwi, participant in LKMM-PD. Another participant, Nur Laela, said, “this program can increase my knowledge about students and partnership affair. I also met new friends from other study programs”.

It is true if a university is a miniature of life. Students must learn and able to be human being who know education competence, responsible, and have good etiquette. (GF)

[:]

[:id]Tingatkan Mutu Pembelajaran, FKIP Gelar Workshop Penyusunan RPP[:en]Enhancing Teaching Quality, FETT Convened the Workshop of Designing Lesson Plan[:]

[:id]

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar menggelar Workshop Penyusunan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan dan Peningkatan Kapasitas FKIP dalam Layanan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar di Bandungan, Kabupaten Semarang, pada Sabtu dan Minggu (25-26/11).

Acara tersebut diikuti oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan. “Pembelajaran berbasis riset berpusat pada peserta didik. Mereka diharapkan dapat menemukan sendiri hal-hal yang bersifat teoretis. Dosen diharapkan menerapkan metode pembelajaran aktif selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) perlu disusun untuk membantu dosen memiliki perencanaan pembelajaran di kelas. Dengan mengikuti workshop ini, diharapkan para dosen dapat merencanakan pembelajaran dengan baik dan terstruktur sehingga pembelajaran lebih berkualitas,” tutur Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP, saat membuka acara.

Acara tersebut dihadiri Rektor Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd., yang menjelaskan kebijakan kurikulum di Untidar. “Setelah workshop ini, saya berharap para peserta dapat memberikan masukan tentang kurikulum Untidar maupun prodi, menyusun RPP, dan model belajar berbasis riset,” kata Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. Beliau juga menuturkan alur pembelajaran di Untidar yaitu input, proses, output, dan outcomes. Keempat alur tersebut yang mendasari penyusunan RPS dan RPP.

Wakil Rektor Bidang Akademik menjelaskan tentang Penyusunan RPP. “RPP dibuat dengan menurunkan RPS. Setiap dosen yang akan mengajar harus menyusun RPP. RPP tersebut harus memuat kompetensi pembelajaran yang akan dicapai, cara mencapai, dan mengukur hasilnya.”

Tidak hanya mendapatkan pelatihan cara menulis RPP, para dosen juga mempelajari cara menentukan evaluasi pembelajaran. “Sekarang ini penalaian otentik yang lebih sesuai untuk mengukur hasil belajar. Dengan jenis penilaian tersebut akan terukur aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta didik,” kata Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, pakar evaluasi pembalajaran dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan RPP tiap-tiap prodi yang dilanjutkan dengan diskusi. Selain itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., dan Kepala Tata Usaha FKIP Untidar, Agus Mujiman, juga menjelaskan alur layanan kependidikan.

Peserta juga mengikuti sesi capacity building yang berisi penguatan motivasi dalam bekerja yang diberikan oleh event organization yang membantu penyelenggaraan acara. Dengan demikian, seluruh sivitas akademik FKIP Untidar berkomitmen untuk menyajikan pelayanan yang terbaik. FKIP is The Best!(WJ)

[:en]

Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT) of Tidar University (Untidar) hosted the workshop of designing lesson plan  and enhancing  FETT capacity in educational services of FETT Untidar  in Bandungan, Semarang regency, on Sunday   (25-26/11).

The event was joined by all lecturers and staffs. “Research-Based Learning focuses on the students. They are hoped to find theories aspects. The lecturers are expected to apply active learning in learning process. Therefore, lesson plan is needed to be designed in order to help the lecturers for having classroom learning plans.   By joining the workshop, the lecturers are able to plan excellent teaching and learning process so they will have great quality,” explained Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dean of FETT, in the opening speech.

The event was attended by the Rector of Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd., who contended the curriculum policy in Untidar. “ After the workshop, I hope the participants  can give comments on Untidar curriculum or study program, designing lesson plan, and research- based learning model,’’ said Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. He added that the learning processes in Untidar were input, proses, output, and outcomes.  Those aspects underlined the design of syllabus and lesson plan.

The Vice Rector of Academic Affair explained about designing lesson plan. “Lesson plan is made by considering the syllabus. Each lecturer who is going to teach should have lesson plan.  The lesson plan should consist of learning competences, the way to achieve the competences, and the assessment result.

Moreover, the lecturers also learned how to decide the evaluation learning. “Nowadays, authentic assessment is appropriate to measure the learning result. The assessment is able to assess the aspects of cognitive, psychomotor, and affective of the students,” shared Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, the expert of learning evaluation of State University of Yogyakarta.

The event was continued by the presentation of lesson plan in each study program which was continued by having discussion. Moreover, the Vice Dean of Academic and Students’ Affair, , Drs. Hari Wahyono, M.Pd., and the Head of Administration  FETT Untidar, Agus Mujiman, also explained about educational services.

Besides, the participants also joined capacity building session that gave working motivation in which it was given by the event organization. All in all, all civitas academica of FETT Untidar committed to give the best services. FETT is the best! (CA)

[:]