[:id]Tampung Aspirasi Mahasiswa PBI di Dua Jam Bersama Prodi  [:en]Two hours with PBI: Accommodate Students’ Aspiration[:]

[:id]

Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, kegiatan rutin Dua Jam Bersama Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2017  berjalan dengan efektif dan lancar. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa PBI semester 2, 4, 6, dan 8; struktural FKIP, dan dosen PBI. Tujuan dari kegiatan Dua Jam Bersama Prodi adalah untuk menampung aspirasi mahasiswa demi kemajuan program studi Pendidikan Bahasa Inggris.

Prof. Dr.Sukarno,M.Si, Dekan FKIP,  memberikan sambutan dalam kegiatan rutin tersebut. Dalam sambutannya, beliau juga memberikan informasi terkait kemajuan FKIP dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, Moch. Malik Al Firdaus selaku Koordinator Program Studi PBI menjelaskan tentang  daftar prestasi mahasiswa PBI 2016-2017, kerjasama dan program internasional, pengembangan prestasi mahasiswa, dan kurikulum 2017 PBI.

Dalam kegiatan rutin dan fenomenal ini, para mahasiswa PBI dari semester 2,4,6, dan 8 sangat antusias dalam menyampaikan aspirasi mereka yang berupa saran, kritik, komentar yang terstruktur dan objektif. Dengan adanya acara Dua Jam Bersama Prodi PBI ini diharapkan sinergitas antara mahasiswa,dosen, dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kualitas di bidang akademik dan non-akademik di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. (CA)

[:en]

Two hours with PBI (English Education Study Program), a routine event which held in Auditorium of Tidar University on June 19th, 2017, was success and effective. The participations of this event are students of all semester, structural functionaries, and all lecturers of FETT. The aim of this event is to accommodate students’ aspiration to this study program’s improvement.

Prof. Dr. Sukarno, M.Si, dean of FETT, in his speech gave information about FETT’s improvement in implementing Tri Dharma Perguruan Tinggi, which covers teaching, researching and servicing society. Moch. Malik Al Firdaus, as a coordinator of English Education Study Program, explained attendance list of 2016-2017 English Education’s students, national and international cooperation, improvement of students’ achievement, and curriculum 2017 for English Education study program.

Students from all semester who join this phenomenal event are enthusiast in delivering their aspiration in the form of objective and organize suggestion, critics,    and comments. With this event, it is hoped that students, lecturers, and educational staff are able to build synergy to improve quality in academic and non-academic field in English Education Study Program. (GF)

[:]

[:id]FKIP: ALUMNI UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG (UNIVERSITAS TIDAR) LOLOS GGD 2016[:]

[:id]

Berita menggembirakan datang dari alumni Universitas Tidar Magelang (sekarang Universitas Tidar). Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar lolos program Guru Garis Depan (GGD) Tahun 2016. Berikut nama alumni UTM (sekarang Untidar) yang lolos GGD 2016.

  1. Amar Ma’ruf (Pend. Bhs. Dan Sastra Indonesia) Kab. Kep. Talaud, Sulawesi Utara;
  2. Arif Choirul Muin ( Pend. Bhs. Inggris) Kampung Warsambin Teluk Manyalibit Kab.Raja Ampat;
  3. Farhatul Ummah (Pend. Bahasa Inggris) Badau Kab. Kapuas Hulu KalBar;
  4. Dewi Septi Wardani (pend. Bhs inggris) Banyuputih kab. Situbondo;
  5. Putri Daniaty (Pend. Bhs. Inggris, Seruyan Hulu, Kab. Seruyan, Kalteng);
  6. Akhmag Hasym Afandi (Pend. Bhs. Dan Sastra Indonesia, Kab. Situbondo);
  7. Muhyidin (Pend. Bahasa Inggris, Kab. Seluma, Bengkulu);
  8. Widiasari (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Kabupaten Seruyan, Kalteng;
  9. Rahayu Setiyaningrum (Pend. Bhs. Dan Sastra Indonesia, Kab. Halmahera Selatan);
  10. Saeful Barkah (Pend. Bhs. Inggris, Kab. Ketapang);
  11. Suciati (Pend.Bhs Inggris Kabupaten Kepulauan Morotai Maluku Utara );
  12. Edi Setiyono (Pend. Bhs Dan Sastra Indonesia, Kab. Situbondo);
  13. Wahyu Utomo (Pend. Bhs Inggris, kab. Sumba Barat Daya, NTT);
  14. Dewi Prabawati (Pend. BHS Indonesia, Lampung Barat).

Program GGD ini merupakan agenda holistik pemerintah dalam mensejahterakan guru sekaligus memeratakan guru ke penjuru negeri. Para guru yang mengikuti Program GGD menghadapi tantangan yang cukup menarik sebab mereka harus bertahan dalam kondisi dan situasi yang jauh dari perkotaan. Profesionalitas mereka harus tetap dijalankan agar mampu mengemban tugas dan tanggung jawab mencerdaskan generasi bangsa.

Prof. Dr.Sukarno, M.Si,, Dekan Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan, menyampaikan “Atas nama fakultas, saya menyampaikan rasa bangga dan bahagia tentu diikuti dengan ucapan selamat kepada teman-teman yang telah terpilih, terseleksi dan dinyatakan lolos ujian yang selama ini dijalani dan kemudian dinyatakan diterima sebagai pegawai negeri dengan predikat guru garis depan. Tentu ini merupakan kebanggaan dan kebahagiaan karena banyak yang tidak lolos, baik itu seleksi alam (lolos dengan sendirinya) atau lolos seleksi secara administratif atau potensi-potensi yang lain. Kebanggaan dan kebahagiaan ini dikuti dengan harapan dan doa, semoga semuanya berjalan dengan lancar dan sukses, bisa dijalani dengan sebaik-baiknya, dan sesuai misinya untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tingkat daerah, khususnya daeras garis-garis depan. Hal ini juga memotivasi dosen, sekaligus adik-adik kelas semoga bisa mengikuti langkah yang membahagiakan dan membanggakan ini, untuk bisa mempersiapkan diri ke depan. Saya kira kita tidak harus berjubel di wilayah yang sama, tetapi harus ada kesiapan untuk hal semacam itu.”   (ER)

[:]

[:id]Evaluasi Kegiatan Akademik Melalui Agenda Rutin Dua Jam Bersama Prodi PBSI[:en]Two Hours with PBSI: Evaluating Academic Activities of PBSI[:]

[:id]FKIP-UNTIDAR (4/07). Dalam rangka evaluasi terhadap kegiatan akademik, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar menyelenggarakan agenda bertajuk “Dua Jam Bersama Prodi PBSI”. Acara ini dilaksanakan di Auditorium Untidar tanggal 19 Juni 2017 lalu. Agenda rutin yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi PBSI ini dihadiri oleh dekan, wakil dekan 1 & 2, pejabat struktural, dan seluruh dosen PBSI FKIP Untidar.

Adapun evaluasi terhadap kegiatan akademik dan evaluasi dosen selama semester genap (2016/2017) ini dilakukan oleh mahasiswa semester 2, 4, 6, dan 8. Sebelum kegiatan evaluasi dilakukan, kegiatan ini dibuka dan disambut oleh Ketua Panitia 2 Jam Bersama Prodi PBSI Pertiwi Julia. Dalam kesempatan ini, ketua panitia menyampaikan “Kegiatan ini sebagai ajang evaluasi proses belajar mengajar dan semoga ke depannya kinerja dosen semakin lebih baik.”

Selain itu, Koorprodi PBSI Rangga Asmara, M.Pd. menambahkan bahwa “Melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat memberikan evaluasi terhadap kegiatan akademik di Prodi PBSI”. Rangga juga menyampaikan bahwa “Selama satu semester ini, ada beberapa capaian di Prodi PBSI. Pertama, pada 17 Februari 2017 Prodi telah mengirimkan borang akreditasi dan telah divisitasi oleh asesor BAN-PT pada 6 Mei 2017. Kedua, ijin operasional Prodi PBI S2 telah keluar dan pendaftaran akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2017. Ketiga, mahasiswa PBSI banyak yang menorehkan prestasi mulai dari tingkat lokal (universitas) sampai nasional”.

Salah satu mahasiswa semester 4 Bondan Prakoso memberikan saran demi perbaikan dan kemajuan Prodi PBSI untuk meningkatkan kerjasama. Kerjasama ini bukan hanya di tingkat fakultas saja, akan tetapi kerjasama dan menjalin kemitraan dengan Prodi PBSI dari berbagai universitas di Indonesia. (WL)

[:en]

FKIP-UNTIDAR (4/07). Indonesian Language and Literature Study Program (PBSI) held a routine event called “Two Hours with PBSI”. The event was held on June 19th, 2017 by student association of PBSI. It was not only attended by the students of PBSI, but also the dean, the vice dean of academic and students’ affairs and the vice dean of general affairs and finance, structural officials, and also the lecturers of FETT (Faculty of Education and Teacher’s Training) Tidar University.

In this event,  the evaluation towards academic activities and the lecturers for even semester in the academic year of 2016/2017 was done by the second, fourth, sixth, and eighth semester students of PBSI. It was opened and welcomed by the chairman of the comittee, Pertiwi Julia. “This event is as an evaluation towards teaching and learning process. Hopefully in the future the performance of lecturers is getting better,” she explained.

Rangga Asmara, M. Pd., the coordinator of PBSI, added “Through this occasion students are expected to provide an evaluation towards the academic activities of PBSI”. He also explained that in this even semester, PBSI has achieved three outcomes. “ First, on 17th February 2017, has sent accreditation form and has been visited by the National Accreditation Board for Higher Education (BAN-PT) Ministry of Education, Research, and Technology on 6th May 2017. Second, the operational license for the post-graduate program of English Education Study Program has been released and the registration will be started on June until August 2017. Third, mnay students of PBSI have seized various achievments, both local and national level,” he explained.

Bondan Prakoso, the student of fourth semester, gave constructive suggestion for the progress of PBSI itself, especially in enhancing cooperation and partnership not only at faculty level, but also with Indonesian Language and Literature Study Program from various universities in Indonesia. (WL-NA)

[:]

[:id]Tingkatkan Sinergitas PPL, FKIP adakan Rapat Koordinasi PPL 2017 dengan Sekolah Mitra[:en]Improving the Synergy of Teaching Practices, FETT Held a Coordination Meeting 2017 with Lab Schools[:]

[:id]

Dalam rangka meningkatkan sinergitas PPL (Program Pengalaman Lapangan) antara FKIP Untidar dengan Sekolah Mitra, FKIP  mengadakan rapat koordinasi PPL 2017, Selasa 20 Juni 2017 di ruang I.7 FKIP Universitas Tidar. Tujuan dari rapat koordinasi adalah untuk memberikan informasi kepada sekolah mitra tentang hal-hal yang terkait dengan PPL 2017 yang diikuti oleh para mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Rapat tersebut dibuka dengan sambutan oleh Prof. Sukarno, M.Si. selaku Dekan FKIP.

Ketua Panitia PPL 2017, Lilia Indriani, M.Pd. menjelaskan “Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa dalam melaksanakan praktik mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta pelaporan; layanan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu; dan praktik persekolahan, yaitu partisipasi dalam layanan dan pengelolaan sekolah, dibawah bimbingan dosen, guru, dan kepala sekolah”.

Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas juga tentang tujuan PPL, jumlah peserta PPL, jumlah sekolah mitra, jadwal PPL, buku format penilaian PPL, buku kinerja DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), dan buku pedoman PPL.  Selain itu, adanya sesi tanya jawab atau diskusi dalam rapat tersebut antara sekolah mitra dengan panitia PPL FKIP 2017  menunjukan adanya sinergitas  yang baik untuk meningkatkan kualitas PPL 2017 sehingga PPL 2017 dapat berjalan dengan sukses dan lancar. (CA)

[:en]

In order to improve the synergy of teaching practices between FETT Tidar University and lab schools, held a coordination meeting on Tuesday, June 20, 2017 in Room I.7 FETT Tidar University. The purpose of the coordination meeting is to provide information to the lab school about matters related to teaching practices in 2017, attended by the students of English Education Study Program and Bahasa Indonesia and Literature Study Program. The meeting opened by Prof. Sukarno, M.Si, the Dean of FETT.

Chairman of the Teaching Practices 2017 Committee, Lilia Indriani, M.Pd. explained “Teaching practice is a program that facilitates students in carrying out teaching practice which includes planning, implementation, evaluation, and reporting; student learning difficulties service in relation to the subjects being taught; and schooling practices, namely participation in school services and management, under the guidance of lecturers, teachers, and principals.”

The coordination meeting also discussed the purpose of Teaching Practice, the number of participants, the number of lab schools, schedules, assessment format book, the book performance of field lecturers, and handbooks of teaching practice 2017. In addition, the question and answer sessions or discussions at the meeting between the lab schools with the FETT teaching practice 2017 committee showed a good synergy to improve the quality of teaching practice 2017 that can be run successfully. (ER)

[:]

[:id]Tingkatkan Profesionalisme Kepala Sekolah di Kota Magelang, FKIP Untidar Lakukan Pengabdian ISPI[:en]Improving the Professionalism of School Principals in Magelang, FETT Untidar Conducts ISPI Community Service[:]

[:id]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) adalah organisasi profesi yang didirikan pada tanggal 17 Mei 1960 dan tersebar di seluruh Indonesia salah satunya di Kota Magelang. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan berusaha untuk meningkatkan profesionalisme para pendidik di Kota Magelang. Salah satu fokus kegiatan ISPI cabang kota Magelang ini adalah peningkatan kompetensi pendidik lewat seminar, pertemuan ilmiah serta pelatihan. Beberapa dosen FKIP yang tergabung sebagai pengurus dalam bidang penelitian dan pengabdian mengadakan kegiatan pengabdian sesuai dengan fokus kegiatan ISPI tersebut. Pengabdian yang bertajuk “Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah bagi Kepala Sekolah di Kota Magelang” ini diketuai oleh Sri Sarwanti, M.Hum. Pengabdian ini melibatkan dua dosen FKIP yaitu Dr. Sri Haryati, M.Pd. dan Lilia Indriani, M.Pd. serta 4 dosen dari Universitas Muhamadiyah Magelang (UMMagelang).

Peserta pengabdian ini adalah semua kepala sekolah SD, SMP, dan SMA di Kota Magelang. Pengabdian ini direncanakan dilakukan dalam beberapa gelombang. Gelombang 1 dilaksanakan mulai bulan Maret dan diikuti oleh 19 orang dan sudah berjalan selama 6 kali pertemuan dari 8 kali I bulan ini.  “Mulai Maret sampai saat ini, kami sudah melakukan 6 kali pertemuan untuk gelombang 1. Untuk bulan ini, para peserta sedang melakukan penambilan data untuk dilaporkan dalam bentuk artikel setelah lebaran. Pengabdian ini akan terus dilaksanakan sampai semua kepala sekolah di kota Magelang menghasilkan penelitian tindakan sekolah, ” kata Sri Sarwanti menambahkan.

Pengabdian yang dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13.30 di kantor dinas pendidikan kota Magelang ini menghadirkan penyaji dari FKIP Untidar dan UMMagelang. Para penyaji tersebut adalah Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., dan Dr. Riana Mashar, M.Psi. dari UMMagelang. (AW)

[:en]

ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) is a profession organization that was established in May 17 1960 in Indonesia and one of them was in Magelang. This organization focused on educational field and tried to improve the professionalism of educators in Magelang. One of ISPI activities in Magelang was in improving educators’ competences through seminar, training, and workshop. Some FETT lecturers who became the members of research and community service board did community service activity in which it related to ISPI activities. The community service that had a theme “Workshop of School Action Research for School Principals in Magelang” was chaired by Sri Sarwanti, M.Hum. This activity also included two lecturers of FETT, they were Dr. Sri Haryati, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd., with four lecturers of   Muhamadiyah University of Magelang.

The participants of community service were all school principals of elementary school, junior high school, and senior high school in Magelang. This activity was planned to be done in several terms. The first term was done in March and there were 19 people who joined in 6 out of 8 meetings until this month. “In March till now, we have done 6 meeting for the first phase. For this month, the participants are collecting the data to be reported in the form of paper after Eid Mubarak. This community service is going to be conducted until all school principals in Magelang make the paper of school action research,” said Sri Sarwanti.

This community service is scheduled on Friday at 1.30 p.m. in Education Office of Magelang. Moreover, there are also invited speakers from FETT Untidar and Muhamadiyah University of Magelang. The invited speakers are Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dr. Sri Haryati, M.Pd., Sri Sarwanti, M.Hum., and Dr. Riana Mashar, M.Psi. (CA)

[:]

[:id]Wakil FKIP Melaju Tingkat Nasional Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tahun 2017[:en]FETT: THE STUDENTS’ REPRESENTATIVE OF FETT COMMEMORATES NATIONAL COMPETITION OF MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) ON 2017[:]

[:id]

Universitas Tidar menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa tingkat Universitas dengan tema ”Melalui MTQ Mahasiswa Untidar Tahun 2017, kita integrasikan intelektualitas dan spiritualitas untuk mencetak calon pemimpin Indonesia yang cerdas dan bermoral demi mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Acara ini digelar untuk menyeleksi mahasiswa terbaik Untidar  yang nantinya akan diikutkan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV Tahun 2017 di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang pada 28 Juli – 4 Agustus 2017.

Terdapat sebanyak 11 mata lomba yang dipertandingkan diantaranya Tilawatil Qur’an (TQ), Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Arab (DIA), Debat Kandungan Al-Qur’an dengan bahasa Inggris (DII), Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an (DAQ), dll. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak mau ketinggalan untuk mengirimkan mahasiswa-mahasiswa terbaiknya. Terbukti dari beberapa mata lomba tersebut mahasiswa FKIP menyabet gelar juara untuk kemudian melaju ke tingkat nasional.

Atif Solehudin contohnya, mahasiswa semester 4 dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini menjuarai mata lomba KTIQ. “Memang inisiatif sendiri untuk bisa mengikuti ajang bergengsi ini. Selain menambah pengalaman juga karena saya ingin berprestasi lebih dibandingkan teman-teman lainnya.” Meskipun sempat merasa minder karena sudah banyak teman yang berpengalaman dalam KTIQ dan proses seleksi cukup ketat, dirinya tetap merasa optimis. Terbukti pada akhirnya Atif menyabet gelar juara dan berhak melaju ke tingkat nasional.

Spesial untuk mata lomba KTIQ dan DAQ masih terdapat  satu babak penyisihan di tingkat nasional yang harus dilalui. Atif menyampaikan, “Masih ada seleksi lagi untuk diambil 30 besar, kemudian diundang presentasi. Pengumpulan dokumen karya paling lambat tanggal 14 Juni 2017 besok. Jadi saya masih harus berjuang supaya Untidar bisa masuk ke 30 besar nasional dan semoga juga bisa meraih gelar juara. Doakan ya! Saya berusaha memberikan yang terbaik yang saya bisa untuk mengharumkan nama kampus tercinta.”

Di lain sisi Dr. Farikah, M.Pd. salah satu dosen FKIP yang kebetulan menjuri pada salah satu mata lomba MTQ berpendapat “Semangat anak-anak FKIP itu luar biasa, joosss!! Jadi perlu didukung terus, di support dari belakang. Istilahnya Tut Wuri Handayani.” Hasil MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 ini akan dijadikan acuan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk mengikuti MTQ pada tingkat ASEAN, Asia, atau Internasional, apabila ada peluang untuk itu. (TP)

[:en]

Tidar University holds Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) for the university level students by taking a theme “Through MTQ Untidar Student of the Year 2017, we integrate intellectuality and spirituality to create smart and moral candidate leaders of Indonesia to realize baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. The event was held to select the best students of Untidar which will be included in the National Competition of Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQMN) XV Year 2017 in Brawijaya University and State University of Malang on July 28 – August 4, 2017.

There are 11 contest points competed including Tilawatil Qur’an (TQ), the Koran Scientific Writing (KTIQ), the Koran Content Debate with Arabic (DIA), the Koran Content Debate with English (DII), the Koran Computer Application Design (DAQ), etc. Faculty of Education and Teachers’ Training does not want to miss to send the best students. It can be seen from some competitions, FETT students’ won then go to the national level.

Atif Solehudin, fourth semester student of Bahasa Indonesia and Literature Study Program won the KTIQ competition. “It’s my own initiative to be able to follow this prestigious event. In addition to add experience as well because I want to get high achievement than other friends.”  Although he felt inferior because there were many friends who are experienced in KTIQ and the selection process is quite tight, he still feel optimistic. As a result, Atif won the competition and got the right to compete in the national level.
For the KTIQ and DAQ competitions, there will be one round  more of the national qualification to go. Atif conveyed, “There is still another selection to be taken top 30, then invited the presentation, then the documents collection by 14 June 2017 tomorrow. Therefore, I still have to fight so that Untidar can get into the top 30 nationally and hopefully can also win the title. Pray for me! I try to give the best I can to bring the name of my beloved campus. “

On the other hand, Dr. Farikah, M.Pd., one of the lecturers of FKIP who became an adjudicator on one of the MTQ contests said “The spirit of FKIP’s students is amazing, Josss!! Therefore, it is needed to be supported continuously, behind supporting. The term is Tut Wuri Handayani.” The result of MTQ XV National Students of the Year 2017 will be used as a reference by the Directorate General of Learning and Student Affairs to attend MTQ at ASEAN, Asia or International level, if there is a chance for it. (ER)

[:]

[:id]Grandio Sonora Tidar Ukir Prestasi Kancah Internasional[:]

[:id]

Kabar membanggakan datang dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Grandio Sonora Tidar (GST) Universitas Tidar yang mengikuti 5th Vietnam International Choir Competition. GST memberikan oleh-oleh 2 medali emas, 1 medali perak, dan special prize kepada semua pendukungnya. Kompetisi antartim paduan suara di bawah pengelolaan organisasi interkultur ini berlangsung di kota Hoi An, Vietnam pada Rabu – Minggu (7-11/6/2017).

Kategori lomba yang diikuti GST Untidar antara lain mix choir difficulty level 2, musica sacra, dan folklore. Medali emas diraih untuk kategori mixed choir dan folklore sedangkan medali perak untuk kategori musica sacra. Selain itu special prize yakni memperoleh penghargaan excellent in programming yang sama artinya dengan mendapat penghargaan apresiasi terbaik dari semua juri. Diantaranya dari segi administrasi dan ketepatan waktu.

Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Begitu mendapat undangan lomba, proses seleksi segera dilakukan dari 70 lebih pendaftar disaring secara ketat hingga mendapat 17 mahasiswa yang bertekad bulat maju berperang ke Vietnam. Dilatih oleh coach Antonius Alex Henry Eko Prabowo, menekankan pada latihan phrasering, reading, dinamika, latihan alam, serta latihan fisik. Menakjubkan bahwa latihan dan semua persiapan yang telah dilakukan membuahkan hasil dan tidak ada yang sia-sia.

Rosalina Indora Hapsari Prihastuti mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) yang ikut berjuang di Vietnam menyampaikan rasa bahagia yang diselimuti haru yang masih terus dirasakannya pascakompetisi. “Sebagai pengurus saya ingin membuktikan bahwa Untidar memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dengan universitas besar lainnya. Jadi ini adalah bukti nyata bahwa kami tidak bisa dianggap remeh,” begitu akunya dengan mata berbinar-binar.

Mahasiswa yang tergabung mengikuti kompetisi paduan suara tingkat internasional ini sebagian besar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yakni sejumlah 9 orang, sehingga kabar gembira ini juga turut menyumbang kebahagiaan bagi keluarga besar FKIP. Rosa menceritakan, “Dari Indonesia sendiri ada 4 kontingen, namun universitas yang mengikuti dari Untidar dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kami mengalahkan beberapa Negara lain seperti China, Rusia, Ausie, Korea, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam dan masih banyak lagi.” Perlombaan ini diikuti dari berbagai penjuru dunia, dengan total 33 peserta dari 10 negara di beberapa benua. Rosa beranggapan bahwa saingat terberatnya dari Negara Filipina dan Singapura.

“Kami berharap di kompetisi-kompetisi yang akan datang GST harus bisa meraih banyak juara lagi. Ini adalah standar awal yang harus ditingkatkan terus. Untuk penerus GST selanjutnya, tunjukkan bahwa semua anggota memiliki andil yang besar untuk membuat Untidar berkembang pesat dan dilirik dunia!” Ungkap Rosa mengakhiri. (TP)

[:]

[:id]Tingkatkan Potensi SDM Desa Wisata, Dosen FKIP Lakukan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Balesari[:en]Community Service of FKIP’s Lecturers in Developing Human Resources in Balesari Tourism Village[:]

[:id]

[FKIP – 12/06/2017] – Sebanyak 51 proposal pengabdian kepada masyarakat yang lolos pendanaan DIPA Untidar 2017, 19 diantaranya merupakan proposal-proposal yang diajukan oleh dosen-dosen FKIP.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut merupakan wujud dari komitmen terhadap salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Tim-tim dalam pengabdian kepada masyarakat umumnya beranggotakan 2 hingga 3 orang dosen baik dari Pendidikan Bahasa Indonesia ataupun Pendidikan Bahasa Inggris. Ada 13 tim diantaranya memusatkan kegiatan pengabdiannya di desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.  Endah Ratnaningsih, M. Pd., dosen Pendidikan Bahasa Inggris dan merupakan salah satu ketua tim pengabdian kepada masyarakat, mengungkapan  beberapa alasan pemilihan desa Balesari sebagai sasaran pengabdian kepada masyarakat. “Desa Balesari merupakan desa binaan yang ditunjuk oleh pihak Universitas Tidar, dan dengan adanya program desa wisata kami merasa perlu untuk berpartisipasi salah satunya dalam upaya meningkatkan potensi sumber daya manusia di desa Balesari,” ungkap Endah Ratnaningsih, M. Pd.

Pengembangan Desa Balesari sebagai desa wisata memang sedang gencar digalakan di lingkungan Universitas Tidar. Para dosen di Universitas Tidar diharapkan dapat memusatkan pengabdiannya di Desa Balesari dalam  rangka mendukung program Desa Wna Wisata Balesari yang dicanangkan oleh Rektor Universitas Tidar. Dengan adanya program tersebut,  diharapkan dapat meningkatkan potensi-potensi alam dan juga mampu membantu meningkatkan perekonomian warga desa Balesari. Banyak hal yang harus digarap di desa Balesari sebagai cikal bakal sebuah desa wisata di Kabupaten Magelang. Proses menjadikan desa Balesari sebagai desa wisata tentu membutuhkan campur tangan dari berbagai pihak. Salah satu yang dapat membantu proses tersebut adalah dengan adanya keterlibatan para dosen di lingkungan Universitas Tidar melalui program pengabdian kepada masyrakat.

Tantangan untuk menjadi desa wisata itulah yang menjadi sorotan para tim pengabdian kepada masyarakat khususnya tim dari FKIP, untuk melaksanakan pengabdian di desa Balesari. Sebagian besar dari tim tersebut berupaya untuk dapat terlibat secara langsung khususnya dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki oleh desa Balesari. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat dari FKIP antara lain adalah pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan penerjemahan Bahasa Inggris, pelatihan pembuatan website dwibahasa, pelatihan pembelajaran aktif, serta pelatihan pembuatan media pembelajaran interaktif.  Dengan adanya berbagai pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan SDM di desa Balesari supaya dapat berkontribusi dan berperan secara aktif dalam upaya mewujudkan desa wisata Balesari. Tidak dapat dipungkiri bahwa SDM merupakan salah satu kunci yang dibutuhkan demi terwujudnya desa wisata. (NA)

[:en]

(FETT – 12/06/2017) – The 19 of 51 community service’s proposals which are funded by DIPA (internal funding from university) 2017 are submitted by lecturers of Faculty of Education and Teachers’ Training (FETT). Community service is one of Tridharma Perguruan Tinggi (the university’s three main responsibilities of education, research, and community service) that must be done by lecturers.

Generally each team has two or three lecturers of Indonesian Language and Literature study program or English Education study program. There are 13 teams which focused their community service in Balesari, Windusari, Magelang Regency. Endah Ratnaningsih, M.Pd.,  a lecturer of English Education study program and a leader of community service’s team, explained some reasons in choosing Balesari as object of their community service. “Balesari is facilitated village of Tidar University. Therefore, we must participate in developing human resources in Balesari,” said Endah Ratnaningsih, M.Pd.

The development of Balesari as tourism village is booming in Tidar University. All lecturers in this university is expected to focus their community service in this village to support tourism village program. Through community service which is focused in Balesari, it is hoped it can develop their natural potential and improve the economy in this village. Balesari, as pioneer of tourism village in Magelang Regency need other parties’ hand. Therefore lecturers in Tidar University through community service program are asked to develop Balesari to be tourism village.

Some activities that used in community service which held by lecturers are coaching in using English, translating English, making multi-language website, active learning, and making interactive learning media. By those coaching, it is hope human resources in Balesari are able to contribute in build, develop, and promote Balesari as tourism village is Magelang. (GF)

[:]

[:id]Dosen FKIP Untidar Dapatkan Jabatan Fungsional Asisten Ahli[:]

[:id]

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar memberikan Surat Keputusan Rektor Pengangkatan Pegawai Non Aparatur Sipil Negera dalam Jabatan Akademik/Fungsional  Dosen sebagai Asisten Ahli (7/6) terhitung sejak 1 Juni 2017. Dosen tersebut adalah Widya Ratna Kusumaningrum, M.Ed.; Arum Nisma Wulanjani, M.Pd.; Atsani Wulansari, M.Hum.; Endah Ratnaningsih, M.Pd.; Gilang Fadhilia Arvianti, M.Hum; Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd.; dan Asri Wijayanti, M.A. Beberapa hari kemudian, Ayu Wulandari, M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia juga mendapatkan SK tersebut terhitung sejak 1 Juli 2017.

“Pengangkatan ini menjadi tanda bahwa tenaga pengajar tersebut telah sah menjadi dosen. Berarti, mereka sudah wajib untuk melakukan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini patut menjadi kebanggaan dan syukur untuk kita semua karena para dosen muda dapat menenuhi berkas pengajuan angka kredit dengan benar,” kata Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan FKIP saat memberikan sambutan.

Tenaga Pengajar dapat mengajukan angka kredit setelah mencapai 150 kum. Penetapan angka kredit tersebut berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur utama yang terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta unsur penunjang. Masa penilaian dimulai dari Surat Keputusan Pengangkatan Dosen sampai dengan tanggal pengajuan kredit.

“Berkas penilaian yang kami ajukan mulai SK Pengangkatan Dosen yaitu 2 Februari 2016 sampai dengan tanggal pengajuan berkas, 17 Mei 2017,” kata Candradewi Wahyu Anggraeni, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris yang mendapatkan total kum 228,5 dengan keterangan Asisten Ahli Matakuliah Speaking dan Listening. Bekas tersebut harus didukung oleh bukti kinerja, misalnya SK Mengajar, presensi, jurnal, surat tugas, sertifikat, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan SK Jabatan Fungsional para dosen diharapkan makin solid untuk memperkuat FKIP menjadi lebih baik lagi. “Kami berharap para dosen dapat mengembangkan diri dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang makin mendukung Untidar sebagai universitas berbasis riset,” tambah Prof. Dr. Sukarno, M.Si.(WJ)

[:]

[:id]Pencanangan Kampung Inggris Kota Magelang oleh FKIP Universitas Tidar dan DP4KB[:en]GROUND-BREAKING OF MAGELANG ENGLISH TOWN/VILLAGE, PIONEERED BY FKIP UNIVERSITAS TIDAR IN COOPERATION WITH DP4KB[:]

[:id]FKIP UNTIDAR kembali menunjukkan tajinya sebagai fakultas pencetak guru bahasa dengan menjadi pendamping utama dalam pencanangan Kampung Inggris di Kota Magelang. Adalah Pesantren Tidar yang menjadi titik awal pendampingan embrio pencanangan sebuah kawasan yang fokus dalam kebahasaan Inggris. Gagasan ini muncul pertama kali oleh Prof. Dr. Sukarno, Dekan FKIP UNTIDAR yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang. Sukarno mengatakan gagasan ini sesuai dengan visi misi Kota Magelang sebagai Smart City yang memiliki salah satu wisata Keajaiban Dunia dengan banyak turis asing dan juga visi misi FKIP UNTIDAR sebagai fakultas pencetak guru bahasa, dalam hal ini adalah bahasa Inggris.

Dalam pelaksanaan acara yang sudah menginjak minggu ketiga ini, telah ditandatangani MoU antara FKIP UNTIDAR, DP4KB Kota Magelang, dan Pesantren Tidar. Dra. Wulandari, M.M menyebut program yang awalnya merupakan pengabdian masyarakat dari dosen FKIP ini sangat tepat dengan apa yang dibutuhkan oleh warga Kota Magelang, khususnya yang dalam bidang pengawasan dan pemberdayaan oleh DP4KB yang sebelumnya telah mengadakan program RW Ramah Anak di lokasi yang sama dengan keberadaan Pesantren Tidar. Senada dengan Wulandari, Dzaky Zamani, selaku pengasuh Pesantren Tidar sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas adanya program mengingat perkembangan keilmuan, khususnya bahasa tidak lantas hanya dibutuhkan oleh siswa atau pembelajar dari institusi umum, melainkan juga santri dan juga warga biasa.

Dalam pelaksanaannya, Tim Pengabdian yang dipimpin oleh Ali Imron, M.Hum, salah seorang dosen Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP akan membimbing dan mengajari hampir semua aspek dasar yang dibutuhkan mulai dari persoalan upgrade kurikulum, materi Writing, Speaking, tata ucap (Pronunciation) hingga sastra untuk dipentaskan dan difilmkan. Ali sangat  bersyukur mendapat kepercayaan untuk mengetuai tim yang melibatkan tiga dosen lain dari background keilmuan yang berbeda untuk bisa memberikan kemanfaatan maksimal dalam program. Ali menyebut, pengabdian ini benar-benar merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dirancang dan diskemakan dengan presisi sesuai kebutuhan. Oleh karena itulah ia dan rekan pengabdiannya, Winda Candra H, M.A melibatkan dua dosen dari bidang keilmuan yang berbeda agar hasilnya sesuai yang diharapkan. Ali melibatkan satu dosen dengan dasar keilmuan Pendidikan Bahasa Inggris dan satu lagi dengan dasar pengajaran penulisan (Writing) di luar satu tim anggota yang memiliki background sama dengannya yaitu Sastra Inggris. Selain itu, Ali juga melibatkan dua mahasiswa yang biasa menangani persoalan dokumentasi (film) dan skenario.

Harapannya, program ini akan terus berjalan mengingat pencanangan Kampung Inggris bukanlah persoalan sederhana yang tentu akan membutuhkan tindakan nyata yang tepat dan membutuhkan waktu. Kerjasama dengan DP4KB diharapkan akan mampu menjadikan program ini berlangsung setidaknya selama dua tahun kedepan demi tercapainya visi misi Kota Magelang sebagai Smart City dan bentuk nyata peran serta FKIP khususnya Bahasa Inggris bagi masyarakat dan negara. (AL)

[:en]

FKIP UNTIDAR again attest its prominence as a faculty of language teachers by playing the significant role in the declaration of English Village in Magelang City. Pesantren Tidar becomes the embryo of an area focuses in English language. This idea first initiated by Prof. Dr. Sukarno, M.Si the Dean of FETT UNTIDAR who also serves as Chairman of the Board of Trustees of Community Empowerment, Women, Child Protection, Population and Family Planning (DP4KB) Magelang. Sukarno said the idea is in line with the vision and the mission as well, of the Magelang City as Smart City which posseses one of the World Wonders, Borobudur with many foreign tourists, as well as the vision and the mission of FETT UNTIDAR as a language teacher faculty, in this case is English .

There has been MoU signing between FKIP UNTIDAR, DP4KB Magelang, and Pesantren Tidar following the declaration. Dra. Wulandari, MM the head of DP4KB states the program which was originally a community service of FKIP lecturers, precisely meet the need of the citizens of Magelang City, especially those under the supervision and empowerment by DP4KB. The former institution previously held Children-Friendly program in the same location with the current program, of Pesantren Tidar. In line with Wulandari, Dzaky Zamani the caretaker of Pesantren Tidar highly appreciates the program considering the development of the scholarship, especially in the language field. He states that (English) language is not necessarily priviledged by students or learners from formal public institutions, but also santri and ordinary citizens.

In its implementation, the team led by Ali Imron, M. Hum, one of the lecturers of English Education of FETT UNTIDAR will teach almost all the basic aspects needed from curriculum upgrade issues assistance, writing material, speaking skill, Pronunciation, to Literature to be staged and filmed. Ali is very grateful to have the confidence to chair a team involving three other lecturers from different language expertise in order to provide maximum benefit of the program. Ali adds, this community service is carefully designed and strategically fitted with precision as needed. Therefore he and his community-service-partner, Winda Candra Hantari, M.A, a lecturer of English Literature, invite two more lecturers from different scientific fields in order to reach the result expected. Ali involves one lecturer on the basis of English Education and another on the basis of teaching writing,. In addition, Ali also involves two students capable in film- documentation  and scenario.

Hopefully, this program will continue to run considering the establishment of English Village requires the precisely conducted action that takes more time and energy. Cooperation with DP4KB is expected to extend the duration of this program for at least to two years ahead for the sake of the achievement of vision and mission of Magelang City as Smart City. Furthermore the role of FETT especially the teaching of English for society and country. (WD)

[:]