[:id]FKIP UNTIDAR kembali menunjukkan tajinya sebagai fakultas pencetak guru bahasa dengan menjadi pendamping utama dalam pencanangan Kampung Inggris di Kota Magelang. Adalah Pesantren Tidar yang menjadi titik awal pendampingan embrio pencanangan sebuah kawasan yang fokus dalam kebahasaan Inggris. Gagasan ini muncul pertama kali oleh Prof. Dr. Sukarno, Dekan FKIP UNTIDAR yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang. Sukarno mengatakan gagasan ini sesuai dengan visi misi Kota Magelang sebagai Smart City yang memiliki salah satu wisata Keajaiban Dunia dengan banyak turis asing dan juga visi misi FKIP UNTIDAR sebagai fakultas pencetak guru bahasa, dalam hal ini adalah bahasa Inggris.
Dalam pelaksanaan acara yang sudah menginjak minggu ketiga ini, telah ditandatangani MoU antara FKIP UNTIDAR, DP4KB Kota Magelang, dan Pesantren Tidar. Dra. Wulandari, M.M menyebut program yang awalnya merupakan pengabdian masyarakat dari dosen FKIP ini sangat tepat dengan apa yang dibutuhkan oleh warga Kota Magelang, khususnya yang dalam bidang pengawasan dan pemberdayaan oleh DP4KB yang sebelumnya telah mengadakan program RW Ramah Anak di lokasi yang sama dengan keberadaan Pesantren Tidar. Senada dengan Wulandari, Dzaky Zamani, selaku pengasuh Pesantren Tidar sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas adanya program mengingat perkembangan keilmuan, khususnya bahasa tidak lantas hanya dibutuhkan oleh siswa atau pembelajar dari institusi umum, melainkan juga santri dan juga warga biasa.
Dalam pelaksanaannya, Tim Pengabdian yang dipimpin oleh Ali Imron, M.Hum, salah seorang dosen Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP akan membimbing dan mengajari hampir semua aspek dasar yang dibutuhkan mulai dari persoalan upgrade kurikulum, materi Writing, Speaking, tata ucap (Pronunciation) hingga sastra untuk dipentaskan dan difilmkan. Ali sangat bersyukur mendapat kepercayaan untuk mengetuai tim yang melibatkan tiga dosen lain dari background keilmuan yang berbeda untuk bisa memberikan kemanfaatan maksimal dalam program. Ali menyebut, pengabdian ini benar-benar merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dirancang dan diskemakan dengan presisi sesuai kebutuhan. Oleh karena itulah ia dan rekan pengabdiannya, Winda Candra H, M.A melibatkan dua dosen dari bidang keilmuan yang berbeda agar hasilnya sesuai yang diharapkan. Ali melibatkan satu dosen dengan dasar keilmuan Pendidikan Bahasa Inggris dan satu lagi dengan dasar pengajaran penulisan (Writing) di luar satu tim anggota yang memiliki background sama dengannya yaitu Sastra Inggris. Selain itu, Ali juga melibatkan dua mahasiswa yang biasa menangani persoalan dokumentasi (film) dan skenario.
Harapannya, program ini akan terus berjalan mengingat pencanangan Kampung Inggris bukanlah persoalan sederhana yang tentu akan membutuhkan tindakan nyata yang tepat dan membutuhkan waktu. Kerjasama dengan DP4KB diharapkan akan mampu menjadikan program ini berlangsung setidaknya selama dua tahun kedepan demi tercapainya visi misi Kota Magelang sebagai Smart City dan bentuk nyata peran serta FKIP khususnya Bahasa Inggris bagi masyarakat dan negara. (AL)
[:en]
FKIP UNTIDAR again attest its prominence as a faculty of language teachers by playing the significant role in the declaration of English Village in Magelang City. Pesantren Tidar becomes the embryo of an area focuses in English language. This idea first initiated by Prof. Dr. Sukarno, M.Si the Dean of FETT UNTIDAR who also serves as Chairman of the Board of Trustees of Community Empowerment, Women, Child Protection, Population and Family Planning (DP4KB) Magelang. Sukarno said the idea is in line with the vision and the mission as well, of the Magelang City as Smart City which posseses one of the World Wonders, Borobudur with many foreign tourists, as well as the vision and the mission of FETT UNTIDAR as a language teacher faculty, in this case is English .
There has been MoU signing between FKIP UNTIDAR, DP4KB Magelang, and Pesantren Tidar following the declaration. Dra. Wulandari, MM the head of DP4KB states the program which was originally a community service of FKIP lecturers, precisely meet the need of the citizens of Magelang City, especially those under the supervision and empowerment by DP4KB. The former institution previously held Children-Friendly program in the same location with the current program, of Pesantren Tidar. In line with Wulandari, Dzaky Zamani the caretaker of Pesantren Tidar highly appreciates the program considering the development of the scholarship, especially in the language field. He states that (English) language is not necessarily priviledged by students or learners from formal public institutions, but also santri and ordinary citizens.
In its implementation, the team led by Ali Imron, M. Hum, one of the lecturers of English Education of FETT UNTIDAR will teach almost all the basic aspects needed from curriculum upgrade issues assistance, writing material, speaking skill, Pronunciation, to Literature to be staged and filmed. Ali is very grateful to have the confidence to chair a team involving three other lecturers from different language expertise in order to provide maximum benefit of the program. Ali adds, this community service is carefully designed and strategically fitted with precision as needed. Therefore he and his community-service-partner, Winda Candra Hantari, M.A, a lecturer of English Literature, invite two more lecturers from different scientific fields in order to reach the result expected. Ali involves one lecturer on the basis of English Education and another on the basis of teaching writing,. In addition, Ali also involves two students capable in film- documentation and scenario.
Hopefully, this program will continue to run considering the establishment of English Village requires the precisely conducted action that takes more time and energy. Cooperation with DP4KB is expected to extend the duration of this program for at least to two years ahead for the sake of the achievement of vision and mission of Magelang City as Smart City. Furthermore the role of FETT especially the teaching of English for society and country. (WD)
[:]