MAHASISWA FKIP MENGUKIR PRESTASI DALAM TANGKAI GRUP VOKAL DI PEKSIMIDA 2016

Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah (PEKSMIDA) Jawa Tengah merupakan agenda rutin dua tahunan yang diadakan oleh BPSMI Jawa Tengah. UNTIDAR termasuk salah satu universitas yang rutin mengirimkan perwakilannya dalam ajang tersebut. Untuk PEKSIMIDA 2016 kali ini, salah satu perwakilan yang dikirim adalah untuk tangkai Grup Vokal. UNTIDAR yang diwakili oleh Vokal Grup Grandio Sonora Tidar mengirimkan sebanyak 12 mahasiswanya, 5 diantaranya adalah mahasiswa FKIP. Mereka adalah Rosalina Indira. H. P, Meicio Bela Tiara, Palupi Sekartaji, Fajrian Aprio, dan Brian Kusuma Jati.

Acara yang diadakan di Balairung UKSW Salatiga, Selasa 26 Juli 2016, dibuka oleh Rektor UKSW Prof. Dr (H.C) Pdt. John A. Titaley, Th.D. Sebanyak 12 grup vokal dari berbagai Universitas baik negeri maupun swasta se-Jawa Tengah berkompetisi, ke 12 Universitas tersebut yaitu masing-masing dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Semarang (USM), Universitas Tidar (UNTIDAR), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, Universitas Pekalongan (UNIKAL), Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA) Semarang, Univeritas Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Muria Kudus (UMK), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bank BPD Jawa Tengah, dan UKSW. Dalam kompetisi tersebut, Grandio Sonora Tidar yang mendapatkan nomor urut 9 dengan membawakan 1 lagu daerah wajib dari Sulawesi Tenggara yang berjudul Wulele Sanggula dan 1 lagu pilihan yang berjudul Semesta yang dipopulerkan oleh grup band Maliq and D’essentials.

Dalam keikutsertaannya di Peksimida tahun ini, Grandio sonora Tidar mampu mengukir prestasi cemerlang dan mampu meraih juara harapan 3.  Drs. Budiono, M.Pd dosen FKIP selaku  pendamping Grandio Sonora Tidar pada PEKSIMIDA 2016, mengungkapkan bahwa segala hal dari persiapan dan pelatihan tidak mengalami kendala apapun sehingga dapat menampilkan performa terbaiknya saat pementasan. Palupi Sekartaji, salah satu perwakilan mahasiswa FKIP, menjelaskan bahwa mereka hanya memiliki waktu intensif  dua  minggu untuk berlatih. Selain berlatih vokal, mereka juga berlatih koreografi, ekspresi, serta teknik blocking panggung. Semua proses latihan mereka jalani dengan penuh semangat serta tanggung jawab demi membawa nama baik Grandio Sonora Tidar. Adapun aspek-aspek penilaian dalam tangkai grup vokal yaitu kekompakan vokal, dinamika, tempo, harmonisasi, performa atau penampilan, kostum, teknik vokal dan instrumen, serta durasi atau waktu.

Presetasi tersebut menjadi cambuk tersendiri bagi para mahasiswa FKIP yang tergabung dalam Grandio Sonora Tidar untuk terus meningkatkan kualitas performanya. Drs Budiono menambahkan perlu adanya peningkatan dalam sarana dan prasarana  supaya dapat mengukir prestasi yang lebih baik lagi dalam PEKSIMIDA di tahun mendatang. (NA)

PENINGKATAN PROFESIONALISME DOSEN DI ERA MEA; MAKALAH PAKAR PENDIDIKAN FKIP UNTIDAR PADA SEMINAR KORPRI SUB UNIT KOPERTIS VI MAGELANG.

Kamis 28 Juli 2016 menjadi saat dihelatnya seminar rutin KORPRI sub-unit Kopertis 6 Magelang di kampus Universitas Tidar. Acara yang dimulai pada pukul 09.00 ini dihadiri oleh dosen-dosen anggota Korpri di wilayah Magelang. Anggota Korpri sub-unit Kopertis 6 Magelang adalah akademisi dari Universitas Tidar dan Uiversitas Muhammadiyah Magelang.

Sri Bondan, M.Si., ketua KORPRI UNTIDAR selaku penanggung jawab acara mengatakan bahwa seminar ini merupakan seminar rutin yang dilaksanakan setiap semester dengan tanpa dibatasi tema. Menurut Bondan, tidak dibatasinya tema dikarenakan seminar ini utamanya ditujukan untuk mempermudah pengembangan keilmuan para dosen maupun mahasiswa. Perbedaan latar belakang pendidikan dari seluruh peserta menjadikan tidak ditetapkannya tema maupun sub tema khusus. Lebih lanjut Bondan menjelaskan pemakalah dalam seminar ini benar-benar dipermudah oleh Korpri karena tidak dipungut pembiayaan apa pun untuk menyampaikan gagasan keilmuannya. Pemateri seminar juga akan mendapatkan nilai KUM setara dengan memberi materi pada seminar nasional, dengan tanpa menjadikannya sebagai tujuan utama menjadi pemateri.

Pada semester genap 2015/2016 kali ini seminar diisi oleh tiga belas pemakalah, tiga dari Universitas Tidar, dengan dua pemakalah berasal dari FKIP. Tidak tanggung-tanggung FKIP selaku fakultas dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran UNTIDAR diwakili oleh pakar pendidikan dan pengajaran yang dimilikinya. Adalah Dr. Sri Haryati, M.Pd., yang memiliki latar belakang Pendidikan dan Pengajaran hingga meraih gelar doktor menyampaikan materi mengenai Peningkatan Profesionalisme Dosen di Era MEA. Sejalan dengan Haryati, pemakalah kedua dari FKIP UNTIDAR, Drs. A. Yuwono, M.Pd., juga menyajikan materi yang sama dalam persoalan globalisasi dan SDM.

Sri Haryati menekankan pada kesiapan SDM untuk bisa memenuhi tuntutan MEA yang sedikit banyak selaras dengan acuan dasar yang yang distandarkan pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa guru dan dosen adalah pendidik profesional.

Haryati menekankan pada konsep membentuk profesionalisme pengajar dengan meningkatkan penguasaan keilmuan dan kompetensi melalui studi lanjut dan penguatan kompetensi dengan membuka diri terhadap segala kebaruan dan informasi dengan melepaskan diri dari perasaan menjadi yang terpintar di kelas. Sebagai contoh pengajar juga harus mampu menguasai dan mengikuti kemajuan teknologi mengingat teknologi tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan. Di luar itu pengajar harus ‘melihat’ sekitar dan mengembangkan keilmuan dengan mengaktifkan peserta ajar alih-alih hanya terus menonjolkan pengetahuan (baca: kepintaran) individu pengajar. Apa yang disampaikan Haryati telah menjadi sebuah standar yang diterapkan dan senantiasa “dielu-elukan” ketika FKIP UNTIDAR melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait pengajaran mulai dari penyusunan silabus hingga evaluasi pengajaran agar FKIP UNTIDAR senantiasa melaksanakan proses pengajaran dan pembelajaran yang profesional sehingga melahirkan lulusan yang berisi dan berkualitas. (AL/WD)

350 PESERTA SM-UNTIDAR BERSAING MASUK FKIP

Universitas Tidar mengadakan Seleksi Mandiri Universitas Tidar (SM-Untidar) pada Selasa (26/7). Sebanyak 1.375 peserta ujian bersaing untuk menjadi mahasiswa di lima fakultas yang ada di Untidar. Dari jumlah itu, 350 peserta memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untidar sebagai pilihan pertama dengan rincian 169 peserta memilih program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan 181 peserta memilih prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).

“SM-Untidar ini akan menempati 30% dari kuota total mahasiswa yang diterima untuk setiap prodi S1 dan 100% untuk prodi D3,” ungkap Dr. Farikah, M.Pd., Koordinator Pelaksana Ujian. Sementara itu, Lilik Ekariyanti, S.Sos., Staf Peneriman Mahasiswa Baru (PMB) Untidar, mengatakan kuota mahasiswa baru untuk Prodi PBSI dan PBI masing-masing 120 mahasiswa.

Dari data yang dihimpun oleh Unit Pelaksana Teknis bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (UPT TIK) Untidar, peserta SM-Untidar yang memilih FKIP ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. “350 peserta SM-Untidar yang memilih FKIP sebagai pilihan pertama itu berasal dari Jawa Tengah, Banten, Bengkulu, DIY, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur,” tutur Ahmad Khotibul Umam, A.Md., Staf IT UPT TIK Untidar yang kami temui di ruang kerjanya. Terkait animo masyarakat yang cukup besar untuk masuk FKIP, Drs. Hari Wahyono, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FKIP Untidar menuturkan harapannya. “Semoga dengan banyaknya  pendaftar penerimaan mahasiswa Untidar, khususnya FKIP akan terpilih calon-calon mahasiswa terbaik yang akan mewarnai kampus ini.”

Sebagai univeristas negeri, SM-Untidar merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru ketiga atau terakhir yang dibuka oleh Untidar. Sebelumnya, telah dilaksanakan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Untidar diresmikan sebagai perguran tinggi negeri sejak 1 April 2014. Namun, telah menyelengarakan Tridharma Perguruan Tinggi sejak 17 Juli 1979.

“SM-Untidar ini diikuti oleh lulusan SMA, MA, SMK, atau MAK tahun 2014, 2015, dan 2016. Peserta tes wajib memperlihatkan ijazah atau Surat Keterangan Lulus sesaat sebelum tes dimulai,” kata Nuwun Priyono, S.E., M.Ak., Akt., Ketua SM-Untidar, saat memberikan coaching untuk para pengawas sehari sebelum ujian (25/7). Dengan peraturan itu diharapkan tercipta persaingan yang sportif di antara para peserta.

SM-Untidar ini akan diumumkan 2 Agustus 2016 mendatang melalui laman http://sm.untidar.ac.id yang dapat diakses mulai pukul 17.00 WIB. (WJ)

MAHASISWA FKIP UNTIDAR MENUJU PEKSIMIDA JAWA TENGAH 2016

Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan praktis mahasiswa dalam menumbuhkan apresiasi terhadap seni, baik seni suara, seni pertunjukan, penulisan sastra dan seni rupa, UNTIDAR menghelat PEKSIMITAS (Pekan Seni Mahasiswa Universitas). Acara yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei- 3 Juni 2016 ini menghasilkan beberapa kandidat potensial yang selanjutnya akan menjalani proses latihan intensif di tingkat universitas dan akan berangkat sebagai delegasi Universitas Tidar dalam PEKSIMIDA (Pekan Seni Mahasiswa Daerah) Jawa Tengah 2016.

Untuk regional Jawa Tengah, PEKSIMIDA dibagi menjadi beberapa tangkai yang diselenggarakan di beberapa tempat yang berbeda. Untuk seleksi grup vokal, dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana, monolog di Universitas Dian Nuswantoro, tari di Institut Seni Indonesia Surakarta. Sementara Universitas Muhamadiyah Surakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan tangkai lukis, poster, desain grafis komputer, fotografi, komik strip, serta film pendek. Sedangkan tangkai baca puisi, penulisan karya, puisi, lakon, serta cerpen diselenggarakan di Universitas Muria Kudus. Tangkai menyanyi tunggal di Universitas Muhamadiyah Purwokerto. PEKSIMIDA Jawa Tengah 2016 diselenggarakan pada tanggal 25-30 Juli 2016.

Mahasiswa FKIP mengikuti dan lolos seleksi diseluruh tangkai seni yang diadakan PEKSIMITAS UNTIDAR. Tangkai seni baca puisi diwakili oleh Ridwan dan Indah Nurmayani, yang akan didampingi oleh dosen Imam Baihaqi, M.A. Sementara itu kandidat lolos untuk tangkai seni menyanyi tunggal adalah Ganang Dwi, dan Fadhila Syaibania. Keduanya akan didampingi oleh Drs. Hari Wahyono, M.Pd. Sedangkan untuk tari, Niti Pamungkas dan Antin Purwanti yang mewakili FKIP juga lolos. Bersama mahasiswa dari Fakultas lain mereka akan didampingi oleh Winda Candra Hantari,M.A. dan Molas Warsi Nugraheni, M.Pd. Untuk grup vokal, beberapa mahasiswa FKIP yang lolos (Siti Naili, Meicio Bela, Palupi Sekartaji, Fajrian Aprio, dan Brian Kusuma) akan didampingi oleh Drs.Hari Wahyono, M.Pd dan Drs. Budiono, M.Pd. Seluruh kandidat yang lolos akan terus didampingi sampai tahap selanjutnya yaitu PEKSIMIDA Jawa Tengah 2016.

Beberapa persiapan telah dilakukan panitia untuk memantapkan para peserta delegasi UNTIDAR dalam mengikuti PEKSIMIDA Jawa Tengah 2016. Latihan intensif digelar untuk memoles potensi para kandidat. Seluruh tangkai lomba terlihat melakukan latihan ketat bahkan hingga di luar jam perkuliahan tentu atas seijin orangtua. Ketua Panitia PEKSIMITAS UNTIDAR 2016, Drs. Hari Wahyono, M.Pd mengatakan bahwa meskipun terdapat kendala pada pelaksanaan PEKSIMITAS yang berbarengan dengan Ujian Akhir Semester Genap 2015/2016 dan libur lebaran, tetap membuat beliau optimis mahasiswa FKIP yang menjadi bagian dari delegasi Universitas Tidar dapat meraih hasil maksimal di dalam ajang PEKSIMIDA Jawa Tengah. Beliau optimis ada harapan besar untuk tangkai seni tari dan grup vokal  yang akan berlaga di ISI Surakarta pada hari Selasa, 26 Juli 2016 pukul 22.00 WIB, dan di UKSW pada pukul 13.30 WIB. Beliau yakin dengan persiapan, penggarapan, materi, pemain, dan tema yang disiapkan mampu membawa mereka menuju PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) 2016 yang akan diselenggarakan di Makassar.

Ini merupakan kali pertama FKIP mengirimkan delegasi dalam beberapa tangkai di PEKSIMIDA, setelah tahun 2015 hanya mengirimkan untuk menyanyi tunggal. Harapan yang disematkan pada para delegasi adalah agar dapat berlaga dengan sportif dan mampu membawa nama baik FKIP UNTIDAR di ajang regional. (WD&GF)

169 MAHASISWA BARU FKIP UNTIDAR JALANI REGISTRASI

Untidar (26/7). Berlokasi di Aula Untidar, mahasiswa baru 2016 lakukan registrasi lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM-PTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBM-PTN) selama dua hari tanggal 25-26 Juli kemarin.

 David Budi Hartono, S.E., sekretaris kegiatan registrasi ulang ini menyampaikan “Kegiatan registrasi ini dilakukan agar panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) mendapatkan jumlah angka dan data pasti calon mahasiswa yang betul-betul serius berkuliah di kampus Untidar ini baik yang masuk melalui SNM-PTN dan SBM-PTN”.

 Dalam kegiatan registrasi, calon mahasiswa diwajibkan melakukan cek berkas kelengkapan seperti Kartu Tanda Peserta SBM-PTN/SNM-PTN asli, kartu identitas, ijazah/surat keterangan lulus, kuitansi pembayaran biaya pendidikan, surat keterangan jasmani, surat keterangan penghasilan orang tua, serta surat pernyataan patuh etika sebagai syarat daftar ulang. Di samping itu, mahasiswa juga melakukan ukur jas almamater dan foto Kartu Tanda Mahasiswa.

 “Total keseluruhan mahasiswa Untidar yang lolos seleksi hasil SNM-PTN dan SBM-PTN sebanyak 631 orang sedang menjalani kegiatan registrasi. Dari jumlah tersebut, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang telah melakukan registrasi sebanyak 169 orang yang terdiri atas 90 orang Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan 79 orang Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).” ungkap Ahmad Khotibul Umam, A.Md., salah satu panitia registrasi Untidar 2016.

 Secara lebih rinci, Umam menambahkan “Calon mahasiswa Prodi PBI dari SNM-PTN sebanyak 43 orang dan SBM-PTN sebanyak 47 orang, sedangkan untuk Prodi PBSI dari SNM-PTN sebanyak 41 orang dan SBM-PTN sebanyak 38 orang. Namun, jumlah tersebut akan terus bertambah sehubungan dengan adanya peningkatan daya tampung melalui jalur SM-PTN yang dilakukan kemarin Selasa, 26 Juli.”

 Salah satu peserta calon mahasiswa baru FKIP Prodi PBI asal Purworejo, Mufathan mengungkapkan antusiasme jalani kegiatan registrasi ini. “Meskipun saya harus datang sendiri, saya antusias mengikuti registrasi.” Dia berharap dengan diterimanya di Untidar, dia bisa mewujudkan asanya menjadi seorang guru khususnya Bahasa Inggris.

 Para calon mahasiswa baru ini nantinya akan resmi masuk perdana sebagai mahasiswa baru pada peringatan HUT RI ke 71 pada tanggal 17 Agustus 2016. Dalam kegiatan ini, akan ada serah terima mahasiswa baru oleh Rektor Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. (WR)

ADDICTED TO EFC IN PRACTICE ACTIVITIES

English for Children (EFC) in Practice is one of the subjects in the English Department of Tidar University. The aim of this course is to provide the students with real and practical teaching experience. This course requires the students to behave the experience of teaching English for young learners in the formal setting (elementary school). Dr. Dwi Winarsih, M.Pd. said that “Students have to take CLTM (Children Language Teaching Methodology) and Program Development as the prerequisite subjects for taking EFC in Practice subject.”

Kardoko, M.Pd. as the EFC in Practice lecturer said that “EFC in Practice is used to give the students experience of teaching English in elementary school. There are four schools become the partner-schools in implementing this subject. Those schools are SDN Kemirirejo 3, SDN Mertoyudan, SDN Blondo 3, and SDN Muhammadiyah Mungkid. This semester, there are 13 students who take this subject.”

Students who take this subject will get real situation of teaching-learning process in elementary school. They will get benefits in relation to the characteristics of elementary school students, the real atmosphere of this grade, and how to manage teaching-learning process in elementary school level. Before doing the practical activities, students have to prepare the material and the teaching design. They also have to consult to the elementary school teacher where they do teaching practice.

The activities of EFC in Practice subject are divided into two main activities, preparation activities and practical activities. The preparation activities are used to prepare the material and the teaching design. The practical activities are related to the outside activities which are meant that students do teaching practices in the elementary schools. As the results, the elementary school students and English Department students become addicted, happy, and enjoy the teaching-learning process.

Sofiyatunnisak, one of the students of EFC in Practice subject, said “I enjoy this subject because basically I love to teach children, but unfortunatelly the allocation time per meeting is only 35 minutes and I don’t think that enough for doing all activities in the English lesson. Then, a funny impression when I teach elementary school students is when a student cry while I’m handling the other students of that class.”

What a great response! (ER)

FKIP UNTIDAR LAKSANAKAN RAPAT PERSIAPAN SEMESTER GASAL 2016/2017

FKIP-UNTIDAR (22/7). Sehubungan dengan persiapan kurikulum tahun akademik 2016/2017, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar rapat kerja. Rapat ini dilaksanakan pukul 13.00 WIB di Laboratorium Micro Teaching FKIP UNTIDAR. Adapun agenda rapat adalah membahas kurikulum dan persiapan semester gasal 2016/2017. “Pada kesempatan kali ini, ada dua kurikulum yang akan kita bahas, kurikulum baru (2017) dan kurikulum lama,” ungkap Dekan FKIP UNTIDAR, Prof. Dr. Sukarno, M.Si., dalam sambutannya pada agenda “Rapat Kurikulum 2016/2017.”

Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan jajaran staf karyawan FKIP UNTIDAR, baik dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prof. Dr. Sukarno,M.Si. menambahkah bahwa untuk tahun ajaran 2016/2017 ini akan diberlakukan team teaching. Team teaching ini harus dilaksanakan baik prodi PBI maupun PBSI. Adapun tujuan dari program ini yakni untuk “Sharing of Power” atau sharing kepakaran dosen senior dan junior sehingga mahasiswa lebih terlayani dengan baik dari segi akademiknya.  Team teaching ini pun harus dilaksanakan secara matang, baik dari perencanaannya, pelaksanaannya, dan evaluasinya. Selain itu, adanya program ini diharapkan dapat menghasilkan buku teks.

 Setelah acara ini resmi dibuka, beliau mempersilakan Koorprodi PBSI dan PBI FKIP UNTIDAR untuk memaparkan agihan mata kuliah semester gasal tahun 2016/2017. Kesempatan pertama dipaparkan oleh Rangga Asmara, M.Pd. selaku Koorprodi PBSI yang mengidentifikasi matakuliah semester gasal tahun 2016/2017. Identifikasi matakuliah dan pengampunya sudah dipadukan dengan model team teaching. Selanjutnya, pada kesempatan berikutnya, Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. sebagai Koorprodi PBI juga memaparkan hasil agihan mata kuliah semester gasal tahun akademik 2016/2017 dan konsep team teaching di Prodi PBI. Pembagian agihan mata kuliah semester gasal tersebut didasarkan pada keahlian dan kepakaran masing-masing dosen.

Di akhir rapat, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. menyimpulkan bahwa team teaching ini perlu disepakati, kunci keberhasilan team teaching terletak pada koordinasi masing-masing dosen. (WL-CA)

KABASTRA, SEMINAR NASIONAL PERDANA KOLABORASI PUSAT BAHASA UNIVERSITAS TIDAR, BALAI BAHASA JAWA TENGAH DAN HISKI KEDU

Bahasa, sastra, dan pengajarannya merupakan bidang ilmu yang berkesinambungan dan tak dapat dipisahkan. Dalam perkembangannya, ketiga bidang ilmu tersebut mendapatkan perhatian yang kian besar. Terbukti dengan adanya organisasi profesi serupa Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) dan Himpunan Sasrjana Kesusastraraan Indonesia (HISKI)  yang bergerak dalam bidang bahasa dan sastra. Organisasi profesi tersebut senantiasa menggeliat dan membuat sebuah terobosan baru di bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Dalam perkembangan yang kian meluas, ketiga bidang kajian di atas mulai menelurkan kajian baru yang kiranya belum pernah dilakukan selama ini. Harapannya ide, fenomena, serta gagasan baru dalam bidang kajian bahasa, sastra, dan pengajarannya akan dapat memperkaya khazanah pengetahuan para dosen, peneliti guru, dan masyarakat terutama di bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Bahasa Universitas Tidar, Balai Bahasa Jawa Tengah, dan HISKI Komisariat Kedu mencoba membuat sebuah Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (KABSTRA) dengan tema “Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya dalam Perspektif Ideologi, Ekologi, dan Multikulturalisme”. Dengan adanya acara tersebut diharapkan para peneliti, dosen, guru, dan khalayak umum yang mencintai bahasa, sastra, dan pengajarannya akan dapat berkumpul untuk memperbincangkan isu, fenomena, serta gagasan baru dalam kaitannya dengan kajian bahasa, sastra, dan pengajarannya yang sampai sekarang ini mulai mendapatkan tempat yang istimewa.

Pembicara kunci yang dihadirkan adalah Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. selaku Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. selaku ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), dan Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. selaku Rektor Universitas Tidar bidang keahlian penelitian bahasa. Acara yang akan digelar di auditorium Universitas Tidar pada hari sabtu, 27 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB ini bakal menjadi acara seminar nasional perdana yang spektakuler karena seminar yang akan dilakukan merupakan Call Paper, artinya tidak hanya ketiga pembicara kunci di atas yang akan unjuk suara, tetapi pemakalah pendamping pun akan menyuarakan kajiannya dalam bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya.

Seminar nasional ini merupakan kolaborasi yang sangat menarik antara Universitas Tidar melalui Pusat Bahasanya, Balai Bahasa Jawa Tengah dan HISKI Kedu. Universitas Tidar senantiasa menjaga dan mengembangkan kebahasaan dan sastra Indonesia dengan secara serius mengaktifkan Pusat Bahasa yang dimilikinya dalam kesinambungan dengan FKIP yang menaungi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dukungan penuh dari Badan Bahasa Jawa Tengah dan kebangkitan HISKI akan menjadi sebuah sajian yang tentu sangat menarik untuk ditunggu. (AL)

Mahasiswa FKIP Untidar Jalani Pembekalan PPL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar (FKIP Untidar) mengadakan acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan (PPL) 2016 (19/7). Acara tersebut diikuti oleh dua progam studi (prodi) di FKIP Untidar, yaitu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Untidar. Dalam pembekalan tersebut mahasiswa diberikan wawasan tentang pelaksanaan serta kebijakan-kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa.

Acara dibuka oleh Dekan FKIP Untidar, Prof. Dr. Sukarno, M.Si. dan dilanjutkan penjelasan teknis PPL oleh Lilia Indriani, M.Pd., Ketua Panitia PPL 2016. Sebanyak 118 mahasiswa FKIP mengikuti pembekalan ini, yang terdiri atas 81 mahasiswa PBI dan 37 mahasiwa PBSI. Program PPL ini masuk dalam kurikulum semester VII FKIP Untidar. Seperti dikutip dari Pedoman PPL 2016, PPL merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh mahasiswa pendidikan agar menguasai kompetensi guru (pedagogis, kepribadian, professional, dan sosial), menguasai pengembangan keprofesionalan guru, mendekatkan FKIP Untidar pada masyarakat atau satuan pendidikan, dan meningkatkan relevansi kurikulum FKIP dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

 “Tahun ini FKIP Untidar menjalin kerja sama dengan sembilan SMA di Magelang sebagai tempat PPL,” ujar Lilia. Mahasiswa akan menjalankan PPL selama 6 bulan, terdiri atas observasi, penyusunan rencana pengajaran, praktik mengajar, praktik layanan kesulitan belajar, praktik persekolahan, dan diakhiri dengan ujian.

Dalam pembekalan ini, Drs. M. Arief Fauzan B., M.Pd.Si., Kepala SMA Negeri 2 Magelang, selaku narasumber memberikan materi yang berjudul ‘Budaya Belajar Tinggi dalam Konteks Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah’, “Budaya belajar tinggi dimaksudkan agar peserta didik menjadi yang terbaik dan selalu berkembang. Hal itu dipengaruhi oleh sumber daya manusia yaitu peserta didik itu sendiri dan sistem. Sitem meliputi: manajemen sekolah, kinerja guru dan tenaga pendidikan, serta pengelolaan pembelajaran efektif. Di sinilah peran guru menjadi sangat berarti karena kinerja guru merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah,” ujar Arief.

Pada sesi berikutnya, secara terpisah mahasiswa diberi gambaran tentang pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di SMA sesuai prodi masing-masing. “Para praktikan diharapkan mengerti tujuan pembelajaran Bahasa Inggris harus menumbuhkan kesadaran pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa asing, sehingga cakupan pembelajarannya meliputi berbagai kompetensi seperti kompetensi tindak bahasa, linguistik, sosiokultural, strategi, dan wacana,” tutur Hesti Wulandari, S.Pd., M.Pd.BI, pemateri pembelajaran Bahasa Inggris SMA.

Sartono, S.Pd., pemateri pembelajaran Bahasa Indonesia mengatakan bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri pada konteks sosial budaya akademis.

Selanjutnya, mahasiswa PPL FKIP Untidar akan diterjunkan ke sekolah-sekolah praktik pada 25 – 27 Juli 2016 mendatang. (WR-WJ)