PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU BAHASA INDONESIA SE KOTA MAGELANG

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.PTK juga bertujuan untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Rabu,20 November 2013, FKIP Bahasa Indonesia melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan bagi guru guru Bahasa Indonesia SMA di wilayah Kota Magelang. Sekitar 19 Guru Bahasa Indonesia mengikuti acara Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama 2,5 jam di ruang 7 FKIP UTM. Sesuai rencana kegiatan ini tidak hanya 1 kali pertemuan. Karena “goal” nya adalah memberikan materi secara tuntas sekaligus membimbing peserta pelatihan untuk mempraktekannya. Dalam pertemuan pertama materi disampaikan oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Menurut rencana pemateri pada pertemuan-pertemuan selanjutnya adalah Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd., dan Hari Wahjono, M.Pd.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan semua Prodi di lingkungan Universitas Tidar Magelang, sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.[:en]Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.PTK juga bertujuan untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Rabu,20 November 2013, FKIP Bahasa Indonesia melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan bagi guru guru Bahasa Indonesia SMA di wilayah Kota Magelang. Sekitar 19 Guru Bahasa Indonesia mengikuti acara Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung selama 2,5 jam di ruang 7 FKIP UTM. Sesuai rencana kegiatan ini tidak hanya 1 kali pertemuan. Karena “goal” nya adalah memberikan materi secara tuntas sekaligus membimbing peserta pelatihan untuk mempraktekannya. Dalam pertemuan pertama materi disampaikan oleh Prof. Dr. Sukarno, M.Si. Menurut rencana pemateri pada pertemuan-pertemuan selanjutnya adalah Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd., dan Hari Wahjono, M.Pd.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan semua Prodi di lingkungan Universitas Tidar Magelang, sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

LOMBA CIPTA PUISI WARNAI PERINGATAN HARI PAHLAWAN DI KAMPUS UTM

Memaknai Semangat Juang Para Pahlawan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menuangkannya dalam rangkaian kata bernada. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2013, BEM Universitas Tidar Magelang mengadakan Lomba Cipta Puisi SMA/SMK se-Kota Kabupaten Magelang. 17 Karya Terpilih, diseleksi oleh Tim Juri, dan akhirnya menorehkan 3 penghargaan untuk : Jatsiyana Dienty Sary dari SMA Negeri 2 Grabag dengan Karyanya Dirgandini Invantri ke -87, Risa Hestiningsih dari SMA Negeri 2 Magelang dengan Karyanya Antara Aku dan Dia, serta Yuni Afita dari SMA Negeri 1 Muntilan dengan Karyanya Seberkas Cahaya Merah di Langit Bulan Juni”.

Selain mengadakan lomba puisi, BEM juga mengadakan kegiatan Malam Akrab. Ini merupakan kali pertama BEM mengadakan Makrab, khusus untuk memperingati Hari Pahlawan. Disadari atau tidak, Kemerdekaan Indonesia merupakan buah pikir dan kerja keras dari Para Pahlawan yang rela menomorsatukan kepentingan Bangsa dan Negaranya. Kemerdekaan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena itu meluangkan 1 malam untuk mengenang pahlawan, adalah kegiatan positif yang sangat baik untuk dilakukan. Kegiatan Makrab diisi dengan Sarasehan. Sarasehan menghadirkan 2 Dosen FKIP, yaitu Drs. Sutrisman, M.Sc., dan Hari Wahjono, M.Pd.  Sarasehan membahas banyak hal dengan tema Kepahlawanan, salah satunya tentang bagaimana Kota Magelang turut andil dalam penggalan sejarah Bangsa Indonesia. Acara makrab juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi 5 orang Finalis, penyerahan trophy dan piagam untuk para pemenang, dan outbond yang diikuti oleh semua peserta makrab, yaitu semua anggota Badan Eksekutif Mahasiswa UTM, perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa dan perwakilan dari beberapa SMA di Kota dan Kabupaten Magelang.[:en]Memaknai Semangat Juang Para Pahlawan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menuangkannya dalam rangkaian kata bernada. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2013, BEM Universitas Tidar Magelang mengadakan Lomba Cipta Puisi SMA/SMK se-Kota Kabupaten Magelang. 17 Karya Terpilih, diseleksi oleh Tim Juri, dan akhirnya menorehkan 3 penghargaan untuk : Jatsiyana Dienty Sary dari SMA Negeri 2 Grabag dengan Karyanya Dirgandini Invantri ke -87, Risa Hestiningsih dari SMA Negeri 2 Magelang dengan Karyanya Antara Aku dan Dia, serta Yuni Afita dari SMA Negeri 1 Muntilan dengan Karyanya Seberkas Cahaya Merah di Langit Bulan Juni”.

Selain mengadakan lomba puisi, BEM juga mengadakan kegiatan Malam Akrab. Ini merupakan kali pertama BEM mengadakan Makrab, khusus untuk memperingati Hari Pahlawan. Disadari atau tidak, Kemerdekaan Indonesia merupakan buah pikir dan kerja keras dari Para Pahlawan yang rela menomorsatukan kepentingan Bangsa dan Negaranya. Kemerdekaan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena itu meluangkan 1 malam untuk mengenang pahlawan, adalah kegiatan positif yang sangat baik untuk dilakukan. Kegiatan Makrab diisi dengan Sarasehan. Sarasehan menghadirkan 2 Dosen FKIP, yaitu Drs. Sutrisman, M.Sc., dan Hari Wahjono, M.Pd.  Sarasehan membahas banyak hal dengan tema Kepahlawanan, salah satunya tentang bagaimana Kota Magelang turut andil dalam penggalan sejarah Bangsa Indonesia. Acara makrab juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi 5 orang Finalis, penyerahan trophy dan piagam untuk para pemenang, dan outbond yang diikuti oleh semua peserta makrab, yaitu semua anggota Badan Eksekutif Mahasiswa UTM, perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa dan perwakilan dari beberapa SMA di Kota dan Kabupaten Magelang.[:]

WORKSHOP E LEARNING BERBASIS OPEN SOURCE AWALI AKTIVITAS HIBAH MODEL PEMBELAJARAN NON KONVENSIONAL BERBASIS TI

Tahun ini Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra UTM memperoleh Hibah Kompetisi dari Direktorat Pembelajaran dan Mahasiwa Dirjen Pendidikan Tinggi.  Aktivitas pelaksanaan hibah diawali dengan Workshop E-Learning Berbasis Open Source, dengan menghadirkan pemateri Vincent Bayu Tapa Brata (praktisi TI dari Jakarta/Pengelola TI Sekolah Citra Buana). Dalam workshop tersebut, beliau memaparkan beberapa keunggulan open source seperti Linux dan generasinya, diantaranya :

  1. Efisien karena pengguna tidak perlu membayar lisensi (yang biasanya mahal)
  2. Etika, Tepat untuk institusi perguruan tinggi untuk memakai open source daripada memakai program lain tetapi bajakan akibat mahalnya lisensi (lebih etis)
  3. Terbuka untuk perbaikan terus menerus

Open source memiliki keunggulan sebagai milik bersama. Ketika ada kelemahan bisa dishare dan ada yang mengatasinya

  1. Kemudahan
  2. Keamanan

Misalnya virus dari Microsoft tidak dapat menyerang Linux dan generasinya.  Disamping itu beberapa aplikasi HP seperti Android saat ini juga telah menggunakan aplikasi open source.  Sementara untuk aplikasi e-learning wacana akan digunakan Moodle yang memiliki fitur-fitur yang sangat lengkap untuk e-learning

Ketua Hibah Dra Mursia Ekawati, M.Hum mengatakan workshop ini sangatlah penting untuk dilaksanakan, mengingat open source saat ini belum banyak diketahui kemudahan dan manfaatnya oleh kalangan akademisi. Workshop ini diikuti oleh Dosen dari prodi Teknik, FKIP, dan Ekonomi. Juga mahasiswa UTM dan Mahasiswa STMIK Bina Patria.[:en]Tahun ini Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra UTM memperoleh Hibah Kompetisi dari Direktorat Pembelajaran dan Mahasiwa Dirjen Pendidikan Tinggi.  Aktivitas pelaksanaan hibah diawali dengan Workshop E-Learning Berbasis Open Source, dengan menghadirkan pemateri Vincent Bayu Tapa Brata (praktisi TI dari Jakarta/Pengelola TI Sekolah Citra Buana). Dalam workshop tersebut, beliau memaparkan beberapa keunggulan open source seperti Linux dan generasinya, diantaranya :

  1. Efisien karena pengguna tidak perlu membayar lisensi (yang biasanya mahal)
  2. Etika, Tepat untuk institusi perguruan tinggi untuk memakai open source daripada memakai program lain tetapi bajakan akibat mahalnya lisensi (lebih etis)
  3. Terbuka untuk perbaikan terus menerus

Open source memiliki keunggulan sebagai milik bersama. Ketika ada kelemahan bisa dishare dan ada yang mengatasinya

  1. Kemudahan
  2. Keamanan

Misalnya virus dari Microsoft tidak dapat menyerang Linux dan generasinya.  Disamping itu beberapa aplikasi HP seperti Android saat ini juga telah menggunakan aplikasi open source.  Sementara untuk aplikasi e-learning wacana akan digunakan Moodle yang memiliki fitur-fitur yang sangat lengkap untuk e-learning

Ketua Hibah Dra Mursia Ekawati, M.Hum mengatakan workshop ini sangatlah penting untuk dilaksanakan, mengingat open source saat ini belum banyak diketahui kemudahan dan manfaatnya oleh kalangan akademisi. Workshop ini diikuti oleh Dosen dari prodi Teknik, FKIP, dan Ekonomi. Juga mahasiswa UTM dan Mahasiswa STMIK Bina Patria.

Anisatul Fuadiyah, Lulusan FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia UTM Satu Dari 35 Orang Guru Perintis, Siap Mengabdi di Puncak Papua

“Kabupaten Puncak merupakan salah satu daerah terisolir di Indonesia, mengalami beberapa tantangan geografis yang berdampak bagi pembangunan sosial budaya, terutama pendidikan. Sarana prasarana pendidikan masih sangat minim dan tenaga pengajar yang belum mencukupi”, kata Kepala Kelompok Kerja Papua UGM Drs Bambang Purwoko dalam acara Pembukaan Seleksi Guru Perintis di Yogyakarta.

Program guru perintis merupakan hasil kerjasama antara Kelompok Kerja Papua dan Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol UGM dengan Pemerintah Kabupaten Puncak. Ketiga puluh lima guru perintis yang dikirim merupakan guru dari berbagai daerah yang dinyatakan lolos dalam proses rekrutmen yang dilakukan di Yogyakarta dan Makasar.

Mereka yang berkesempatan untuk mengikuti seleksi tidak hanya lulusan UGM, namun juga lulusan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Satu diantara 35 Guru Perintis yang lolos seleksi adalah Anisatul Fuadiyah, lulusan FKIP UTM Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sesuai rencana Anis bersama 34 Guru Perintis akan ditempatkan di Kabupaten Puncak Papua, untuk mendedikasikan kemampuan sesuai latar belakang pendidikannya. Guru yang dibutuhkan dalam program Guru Perintis tahun ini adalah Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Ekonomi, Bahasa Indonesia, Matematika, Kimia dan IPA

Setelah melewati proses seleksi yang cukup panjang, sebanyak 35 guru perintis dikirim ke Kabupaten Puncak, Papua.  Mereka akan bertugas sebagai tenaga perintis dan penggerak untuk bahu-membahu memajukan pendidikan warga Kabupaten Puncak, salah satu wilayah paling terisolir di Indonesia.

Kabupaten Puncak terletak di ketinggian antara 3.000 sampai 4.800 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Puncak di pegunungan tengah Provinsi Papua terdiri dari bukit-bukit yang menjulang tinggi dan jurang yang dalam. Akibatnya, banyak distrik dan kampung yang terisolir dan tidak mempunyai akses transportasi maupun komunikasi sama sekali. Angka tuna aksaranya pun sangat tinggi, yakni 76,88 persen pada tahun 2013.

Berbeda dengan program serupa yang telah ada, peserta seleksi guru perintis haruslah merupakan sarjana studi pendidikan. Dengan demikian, mereka telah memiliki bekal keilmuan yang cukup untuk mengajar para calon muridnya.

MAHASISWA SEMESTER 7 FKIP UNTIDAR IKUTI PEMBEKALAN PPL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar merupakan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bertujuan menghasilkan guru yang profesional, yang menguasai empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Disamping itu, guru juga diharapkan mampu melakukan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, FKIP Untidar melaksanakan program-program kurikuler untuk mendukung tercapainya kompetensi guru bagi lulusannya. Salah satu komponen mata kuliah pendukungnya adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang merupakan mata kuliah aplikatif dan disajikan untuk memperkuat landasan perilaku berkarya sehingga diharapkan dapat memberikan kecakapan profesional (professional skill).

Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Senin 4 Agustus 2014, mahasiswa semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mengikuti acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan. Acara diikuti oleh 145 mahasiswa, yang terdiri dari 101 mahasiswa FKIP Bahasa Inggris dan 34 mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia. Nantinya para mahasiswa ini akan melaksanakan praktek mengajar di beberapa SMA di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang, juga Kabupaten Temanggung. Selama pembekalan, mahasiswa akan mendapatkan materi untuk pengembangan wawasan mahasiswa tentang pelaksanaan pendidikan yang relevan dan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan dan materi yang terkait dengan teknis PPL

Program Pengalaman Lapangan akan memfasilitasi mahasiswa untuk melaksanakan praktik mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksankaan, evaluasi, serta pelaporan. Layanan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu, dan praktik persekolahan yaitu partisipasi dalam layanan dan pengelolaan sekolah, dibawah bimbingan dosen guru dan kepala sekolah.

Setelah mengikuti pembekalan ini, akan dilaksanakan penyerahan peserta PPL ke sekolah-sekolah tujuan pada tanggal 6-9 agustus 2014. Dilanjutkan dengan Observasi Pembelajaran pada tanggal 11-16 Agustus 2014, dan Observasi Persekolahan pada tanggal 18-23 Agustus 2014. Pelaksanaan PPL sendiri dimulai tanggal 28 Agustus dan berakhir 27 Desember 2014.[:en]Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar merupakan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bertujuan menghasilkan guru yang profesional, yang menguasai empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Disamping itu, guru juga diharapkan mampu melakukan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, FKIP Untidar melaksanakan program-program kurikuler untuk mendukung tercapainya kompetensi guru bagi lulusannya. Salah satu komponen mata kuliah pendukungnya adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang merupakan mata kuliah aplikatif dan disajikan untuk memperkuat landasan perilaku berkarya sehingga diharapkan dapat memberikan kecakapan profesional (professional skill).

Bertempat di Auditorium Universitas Tidar, Senin 4 Agustus 2014, mahasiswa semester 7 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mengikuti acara Pembekalan Program Pengalaman Lapangan. Acara diikuti oleh 145 mahasiswa, yang terdiri dari 101 mahasiswa FKIP Bahasa Inggris dan 34 mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia. Nantinya para mahasiswa ini akan melaksanakan praktek mengajar di beberapa SMA di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang, juga Kabupaten Temanggung. Selama pembekalan, mahasiswa akan mendapatkan materi untuk pengembangan wawasan mahasiswa tentang pelaksanaan pendidikan yang relevan dan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan dan materi yang terkait dengan teknis PPL

Program Pengalaman Lapangan akan memfasilitasi mahasiswa untuk melaksanakan praktik mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksankaan, evaluasi, serta pelaporan. Layanan kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu, dan praktik persekolahan yaitu partisipasi dalam layanan dan pengelolaan sekolah, dibawah bimbingan dosen guru dan kepala sekolah.

Setelah mengikuti pembekalan ini, akan dilaksanakan penyerahan peserta PPL ke sekolah-sekolah tujuan pada tanggal 6-9 agustus 2014. Dilanjutkan dengan Observasi Pembelajaran pada tanggal 11-16 Agustus 2014, dan Observasi Persekolahan pada tanggal 18-23 Agustus 2014. Pelaksanaan PPL sendiri dimulai tanggal 28 Agustus dan berakhir 27 Desember 2014.

SASTRAWAN SEPUH ASAL YOGYAKARTA HADIRI SEMINAR DI UTM

[:id]Magelang-Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Progam Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Magelang (FKIP-UTM) adakan seminar peringatan hari sastra, Rabu (29/5) di auditorium UTM. Acara dihadiri oleh dosen, guru SMA se-kabupaten dan kota Magelang. Terlihat juga mahasiswa PBSI semester 2, 4, 6, dan 8 dan beberapa tamu undangan. Seminar dengan tema “Bangkitkan Dunia Melalui Sastra” ini mendatangkan narasumber Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dan Drs. Asul Wiyanto  dimana beliau juga seorang penulis buku. Sebelum acara dimulai ada penampilan  musikalisasi puisi  yang dipentaskan oleh mahasiswa semester 2 dan 4.

Fx.Samingin M.Hum selaku Dekan FKIP UTM memberikan sambutan selamat datang kepada Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dan Drs.Asul Wiyanto beserta seluruh tamu undangan. Pada sesi pertama Drs.Asul Wiyanto bercerita tentang perjalanan serta pengalamannya menjadi seorang penulis.  Keberhasilannya menulis lebih dari 50 judul buku adalah sebuah prestasi tersendiri selain menjadi guru. Dia juga mengajak para mahasiswa untuk memulai menulis dari sekarang. “Bila anda menjadi guru dan menjadi penulis maka anda guru bangsa yang abadi”, tuturnya. Selain itu dia juga memberi motivasi dengan menampilkan orang-orang yang kini sudah menjadi seorang penulis dilayar monitor.

Secara singkat Drs. Asul Wiyanto memberikan kesimpulan mengenai cara mengubah karya seni dari inspirasi. Cara memulai menulis yang sederhana dengan mengamati apa yang dilihatnya. Setelah itu, menirukan tulisan tersebut. Terakhir, dengan sedikit memodifikasi isinya maka bisa memulai untuk menulis. Istilah dari penjelasan diatas biasa beliau sebut dengan “ATM ”. Sesi berikutnya Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dalam presentasinya lebih menjelaskan bagaimana perbedaan sastra Inggris dengan sastra Indonesia, dia juga bercerita tentang karya-karyanya yang berbahasa Inggris serta karyanya yang telah diterjemahkan ke-bahasa Indonesia oleh istrinya yang juga penerjemah bahasa.

Acara ditutup dengan foto-foto bersama kedua narasumber secara bergantian, diawali para dosen dan dilanjutkan para mahasiswa.[:en]Magelang-Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Progam Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Magelang (FKIP-UTM) adakan seminar peringatan hari sastra, Rabu (29/5) di auditorium UTM. Acara dihadiri oleh dosen, guru SMA se-kabupaten dan kota Magelang. Terlihat juga mahasiswa PBSI semester 2, 4, 6, dan 8 dan beberapa tamu undangan. Seminar dengan tema “Bangkitkan Dunia Melalui Sastra” ini mendatangkan narasumber Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dan Drs. Asul Wiyanto  dimana beliau juga seorang penulis buku. Sebelum acara dimulai ada penampilan  musikalisasi puisi  yang dipentaskan oleh mahasiswa semester 2 dan 4.

Fx.Samingin M.Hum selaku Dekan FKIP UTM memberikan sambutan selamat datang kepada Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dan Drs.Asul Wiyanto beserta seluruh tamu undangan. Pada sesi pertama Drs.Asul Wiyanto bercerita tentang perjalanan serta pengalamannya menjadi seorang penulis.  Keberhasilannya menulis lebih dari 50 judul buku adalah sebuah prestasi tersendiri selain menjadi guru. Dia juga mengajak para mahasiswa untuk memulai menulis dari sekarang. “Bila anda menjadi guru dan menjadi penulis maka anda guru bangsa yang abadi”, tuturnya. Selain itu dia juga memberi motivasi dengan menampilkan orang-orang yang kini sudah menjadi seorang penulis dilayar monitor.

Secara singkat Drs. Asul Wiyanto memberikan kesimpulan mengenai cara mengubah karya seni dari inspirasi. Cara memulai menulis yang sederhana dengan mengamati apa yang dilihatnya. Setelah itu, menirukan tulisan tersebut. Terakhir, dengan sedikit memodifikasi isinya maka bisa memulai untuk menulis. Istilah dari penjelasan diatas biasa beliau sebut dengan “ATM ”. Sesi berikutnya Prof. Dr. C Bakdi Soemanto S.N dalam presentasinya lebih menjelaskan bagaimana perbedaan sastra Inggris dengan sastra Indonesia, dia juga bercerita tentang karya-karyanya yang berbahasa Inggris serta karyanya yang telah diterjemahkan ke-bahasa Indonesia oleh istrinya yang juga penerjemah bahasa.

Acara ditutup dengan foto-foto bersama kedua narasumber secara bergantian, diawali para dosen dan dilanjutkan para mahasiswa.[:]

MAHASISWA FKIP UTM IKUTI KEGIATAN FORUM STUDI ISLAM

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Magelang mengadakan kegiatan keagamaan hari minggu (17/3) di pondok pesantren Sirojul Huda Magelang. Kegiatan FOSIM (Forum Studi Islam Mahasiswa) menjadi pertemuan pertama setelah fakum sejak 2001. Tujuan acara ini untuk mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa Islam yang ada di kampus UTM, diikuti oleh mahasiswa semester enam khususnya dan sebagian mahasiswa dari semester lain.

Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Acara dibuka oleh Drs. Budiono yang mewakili sambutan dari dosen FKIP, “Memang baru sedikit mahasiswa yang datang tetapi untuk kegiatan selanjutnya diharapkan mahasiswa antusias untuk mengikuti”. Dilanjutkan dengan acara inti yaitu diskusi keagamaan yang dipimpin oleh Gus Khafidz dari Kreten, Secang, Magelang. Dengan diadakanya kegiatan ini, dimaksudkan agar mahasiswa dapat meperdalam ilmu keislaman dan keimanan. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar terlihat dari antusiasme mahasiswa dalam acara diskusi dengan mengajukan pertanyaan. Selain itu kegiatan yang pernah fakum ini akan terus berlanjut untuk bulan berikutnya, rencana dari panitia akan dilaksanakan tanggal 14 bulan April 2013.

 

Rilis dikirim oleh Wahyu Hidayati (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Source : http://media.kompasiana.com/new-media/2013/03/19/mahasiswa-utm-ikuti-kegiatan-fosim-544009.html

Kuliah Perdana di FKIP: Kontrak Kuliah antara Dosen dan Mahasiswa

[:id]

Senin, 13 Februari 2017 lapangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terlihat dipadati kendaraan. Sekitar pukul 07.00 WIB, mahasiswa-mahasiswa FKIP sudah memasuki ruang kelas. Bukan hanya FKIP, seluruh mahasiswa dan dosen Universitas Tidar juga sudah mulai aktivitas mengajar pada hari itu.

Kuliah perdana Universitas Tidar dimulai Senin, 13 Februari 2017. Berdasarkan Kalender Akademik 2016/2017, Jadwal Semester Genap dimulai dengan perkuliahan paruh I 13 Februari sampai dengan 8 April 2017, UTS 10 – 22 April 2017, perkuliahan paruh II 24 April – 17 Juni 2017, dan Ujian Akhir Semester 3 – 15 Juli 2017.

Beberapa mahasiswa menyambut antusias kuliah perdana ini. “Saya sangat bersemangat semester ini karena akan menghadapi matakuliah-matakuliah baru dengan dosen-dosen yang juga baru mengajar saya di semester ini. Semester kemarin nilai matakuliah saya lumayan, jadi semester ini saya akan meningkatkan lagi usaha saya agar lebih baik lagi,” kata Ilmi Qonaah, mahasiswa PBSI saat ditemui usia mengikuti kuliah. Senada dengan Ilmi, Yusuf Yulianto, mahasiswa PBI, mengaku senang dan semangat bisa kembali kuliah.

Perkuliahan perdana di FKIP diisi dengan penjelasan kontrak kuliah, silabus, bahan ajar kuliah, tugas-tugas, tata tertib kuliah, dan sistem penilaian. “Dosen-dosen menjelaskan kontrak kuliah pada pertemuan perdana hari ini. Kami membuat kesepakatan-kesepakatan dengan dosen, misalnya toleransi keterlambatan, materi pembelajaran, sistem pengumpulan tugas, dan penilaian,” ujar Nuryanto, salah satu ketua kelas Semester II PBSI.

“Bagi kami, kontrak kuliah itu bukan hanya untuk mendisiplinkan mahasiswa, tetapi juga kami, para dosen. Materi perkuliahan juga lebih terarah. Selain itu, dengan adanya kontrak kuliah ketika kami harus menegur mahasiswa yang terlambat, baik itu datang kuliah atau mengumpulkan tugas, kami punya dasar. Mahasiswa pun berhak menegur kami saat kami terlambat tanpa pemberitahuan. Tata tertib dalam kontrak bukan hanya untuk mahasiswa, tetapi juga dosen,” ujar Arum Nisama Wulanjani, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP.

Meskipun sudah mulai kuliah, beberapa mahasiswa belum sepenuhnya selesai perihal pengurusan jadwal kuliah. Krisna Adi Prasetya, misalnya, mahasiwa PBSI Semester II ini memiliki 4 matakuliah dengan jadwal bersamaan. “Persoalan jadwal kuliah yang belum beres, dapat diselesaikan saat Periode Batal Tambah Kartu Rencana Studi pada 13 – 15 Februari 2017,” kata Drs. Hari Wahyono, M.Pd., via WhatsApp yang dikirimkan kepada seluruh dosen FKIP agar memberitahukan informasi tersebut kepada seluruh mahasiswa. WJ

[:en]

Monday, February 13, 2017, many vehicles congested the field of Faculty of Education and Teacher Training (FETT). The students of FETT had entered their classroom at 7 a.m. Not only FETT students, but also all students and lecturers of Tidar University had started the lecturing activity on that day.

The lecturing activity at Tidar University was started on Monday, February 13, 2017. According to academic calendar 2016/2017, the schedule of Even Semester is February 13 – April 8, 2017 for the first part and April 24 – June 17, 2017 for the second part.  The midterm exam is held on April 10 – 22, 2017, while the final exam is held on July 3 – 15, 2017.

Some students welcomed the first day on this semester enthusiastically. “I am really enthusiastic this semester because I will face new subjects and lecturers. On the odd semester, my mark was pretty good, so this semester I will increase my mark and study harder,” said Ilmi Qonaah, the student of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) after joining the lecture. In line with Ilmi, Yusuf Yulianto, the student of English Education, admitted that he had a new spirit facing the new semester.

The lecturing on the first day was about the explanation of lecture contract, syllabus, material, assignments, class regulation, and assessment system. “Lecturers explain lecture contract on this first day. We make the agreements such as lateness tolerance, material, assignments submitting system, and assessments,” explained Nuryanto, one of the second semester leaders in PBSI.

“Lecture contract is not only to discipline the students but also to discipline us as lecturers. It will make the material more focus too. Furthermore, the lecture contract will be our guidance in class so we can admonish the students who are late in class or in submitting the assignments. The students also have a right to warn us if we come late without information. In short, the regulation in lecture contract is not for students only but also for lecturers,” added Arum Nisma Wulanjani, M.Pd., the lecturer of English Education.

Although the class had begun, some students still had a problem with the lecturing schedule. Krisna Adi Prasetya, the second semester student of PBSI, had four subjects at the same time. “The schedule problem can be completed in add/drop period of Study Card on February 13 – 15, 2017,” Drs. Hari Wahyono, M.Pd. informed via WhatsApp which was sent to the lecturers of FETT to be informed to the students. WJ/AW

[:]