Penandatanganan Nota Kesepahaman Hiski dan Universitas Muhammadiyah Magelang

Pada Selasa, 21 Juni 2016 telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman HISKI Kedu dan Universitas Muhammadiyah Magelang. Penandatanganan ini terkait dengan kerjasama antara HISKI dan universitas-universitas di wilayah eks karesidenan Kedu. Kali ini, penandatanganan langsung dilakukan oleh ketua HISKI Kedu, Imam Baihaqi, M.A., yang didampingi bendahara Winda Candra H., M.A., dengan Dekan FKIP UMM Drs. Subiyanto, M.Pd. Imam Baihaqi dan Winda Candra H merupakan dosen FKIP Untidar.

HISKI, akronim dari Himpunan Sarjanan Kesusastraan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang berisi akademisi-akademisi sastra di seluruh Indonesia yang memulai geliat barunya. Hiski merupakan organisasi profesi yang terbuka dan mandiri. Didirikan pada tanggal 17 November 1984, organisasi ini mewadahi pengembangan gagasan pada ranah sastra di Indonesia dan bertujuan untuk kemajuan pengetahuan pendidikan dan kebudayaan.

HISKI Kedu resmi dideklarasikan pada Kamis, 2 Februari 2016 di Universtas Tidar melalui pemilihan oleh 15 perwakilan dari 5 universitas di eks Karesidenan Kedu. Kelima universitas itu adalah Untidar, UMM, UMP, UMNU dan Unsiq. Perwakilan yang hadir di Universitas Tidar yang pada akhirnya menjadi sekretariat HISKI Kedu tersebut memilih dan mengangkat Imam Baihaqi, M.A., sebagai ketua HISKI di wilayah yang dahulu merupakan Karesidenan Kedu.

Penandatanganan ini memiliki banyak sekali kemanfaatan bagi universitas-universitas yang tergabung dan bekerjasama dengan HISKI, khususnya bagi Untidar dan FKIP Untidar. Saat ini FKIP memiliki jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang di dalamnya mengajarkan dan mengembangkan kesusastraan Indonesia. Selain itu, FKIP Untidar juga memiliki jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan keilmuan sastra yang telah dikembangkan dan diharapkan akan semakin berkembang mengingat pada pelaksanaannya, para lulusan yang nantinya menjadi guru di tingkat pendidikan menengah, harus menguasai Ilmu Sastra semenjak sastra telah diajarkan sejak Sekolah Menengah Pertama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Hiski sebagai organisasi yang akan sangat mendukung perkembangan kesusatraan di Indonesia ke depan juga telah mencanangkan banyak program terkait keilmuan dan pengembangan sastra dan budaya di Indonesia. Agenda-agenda tersebut beraneka ragam mulai dari keilmuan sastra hingga cipta karya sastra. (al/wd)

TOURISM GOES TO CAMPUS

One of the biggest industries in Indonesia is Tourism. As an English Department at FKIP, Tidar University, one of the elective courses is English for Tourism in Practice. It is offered in semester six. This course provides students with the competence of using English in tourism fields and it also provides students with the real and practical experiences related to tourism fields. Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd., as the English Department Coordinator, said “Practices in the real tourism objects is really beneficial to improve the students’ competence not only in speaking but also to understand the culture and respect the diversity.”

This field work programme starts on March 17th  –  July, 2nd 2016. There are 73 students placed in 9 locations around Borobudur Temple. They are: Lotus 2 Jl. Balaputra Dewa no.54; Desa Gerabah ‘Pak Poyo” Jl. Waringin; Rajasa Jl. Badrawati no. 2 Borobudur; Cempaka Villa dan Spa Guest Jl. Badrawati, Ngaran Lor no.1 Borobudur; Cempaka Guest House Borobudur Jl. Medang Kamulan no.8B Borobudur; Omah GarengPoeng Jl. Kalangan, Tingal Wetan no. 197 Desa Wanurejo Borobudur; Candirejo Tourism Village Jl. Candirejo, Borobudur; Rumah Boedi Borobudur Dusun Tingal, Wangunrejo, Borobudur and Tingal Laras Art House Home Stay Tingal Kulon, Wangunrejo, Borobudur. Widya Nur Rochmah, one of the students who practices in Rumah Boedi, said “I can speak English fluently by practicising it in front office and restaurant. I help the tourist when they want to check in and out, I also explain the menu and the services in Rumah Boedi”. “I get a lot of new experience,” added Maharani Wulan Pratiwi, the other student who practices in Rumah Boedi. Novita Irmawati, one of the students who practices in Desa Wisata Candirejo, said, “I can meet many foreigners to practice my English, They are from United States, Singapore, Australia and France.”  “I also explain how to make Gerabah in Desa Gerabah ‘Pak Poyo’,” uttered Kartiko, the other students. The outcome from this programme are videos about their activities, brochures and progress reports. This programme is guided by Moch. Malik Al Firdaus, M.Pd. and Lilia Indriani, M.Pd. This course also uses a facebook group (EFT in Practice) as the bridge to control the students’ activities and post some pictures. (lilia)

 

On-Going: Untidar will open Master’s Degree program in English Language Education

           The need of the graduates of English Language Education in society particularly in Eks Karesidenan Kedu for better education has contributed an idea to open a Master’s Degree program at Untidar. The society such as in-service teachers demands more from the university, especially in the education’s quality since its status as a state university on the first of April 2014. One of the prominent reasons they ask the university to open Master’s Degree program is because teachers have full-time jobs and it is hard for them to commute to Semarang or Yogyakarta.

           Since 2015, Untidar has sent 11 proposals to Indonesian Directorate General of Higher Education (DIKTI). One of the programs is Master’s Degree in English Language Education.

            Dr. Dwi Winarsih, M.Pd., the coordinator of the Master’s Degree in English Language Education explains that there are nine criteria that must be fulfilled as the requirements. However, there are several criteria that must be revised first before the program can be approved in August 2016. Last but not least, the team has to do the best job so the hope of the society to have better education in Eks Karesidenan Kedu can be achieved. (CA-WR)

 

 

 

 

 

 

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR Tampung Aspirasi Mahasiswa Melalui “2 Jam Bersama Prodi”.

Prof. Dr. Sukarno M. Si. sebagai dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan  membuka agenda “2 Jam Bersama Prodi“ yang mana merupakan program kerja dari Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris ( EDSA ) pada Rabu (8/6). Acara tersebut dibagi menjadi dua sesi untuk mewadahi aspirasi atau keluh kesah dari mahasiswa FKIP prodi pendidikan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia terkait kegiatan perkuliahan selama ini yang mana dapat terselenggara berkat kerjasama antara Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) dengan Himpro Bahasa Indonesia.

Sesi pertama acara tersebut dilaksanakan oleh Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA) pada pukul 09.00 WIB di auditorium Universitas Tidar. Tidak kurang dari 20 orang dosen dari prodi bahasa Inggris yang diundang untuk turut serta mendengarkan aspirasi dan keluh kesah dari mahasiswa prodi bahasa Inggris semester dua hingga semester delapan yang hadir di acara tersebut.

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR tampung aspirasi mahasiswa melalui "2 Jam Bersama Prodi".

Salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIDAR menyampaikan saran dan kritik dalam “2 Jam Bersama Prodi”.

Banyak mahasiswa yang mengeluarkan pendapat mereka bahkan langsung dihadapan para dosen mereka. “Acara tersebut memang dirancang sebagai audiensi untuk mewadahi semua aspirasi dan keluh kesah atau pun pendapat mereka pada kegiatan perkuliahan di FKIP khususnya di prodi bahasa Inggris“, ucap Aziz Alwi selaku ketua Himprodi Pendidikan Bahasa Inggris (EDSA).

Semua aspirasi dan keluh kesah dari mahasiswa akan ditampung dan dievaluasi melalui rapat internal yang akan dilaksanakan oleh dekan FKIP beserta para dosen terkait. Pihak panitia pun telah menyiapkan quisioner kurang lebih sejumlah 250 lembar untuk penilaian kinerja para dosen dari sudut pandang mahasiswa.

“Saya sangat setuju dengan acara 2 jam bersama prodi ini karena bisa menampung segala keluh kesah dan aspirasi mahasiswa yang mungkin selama ini kami selaku mahasiswa merasa bingung untuk menyampaikan aspirasi kami ini, menurut saya acara seperti ini harus dilaksanakan juga oleh fakultas lain agar para mahasiswa tidak mengeluarkan aspirasi mereka di tempat dan momen yang tidak tepat“, ungkap Luqman hakim, mahasiswa FKIP PBI.( Aziz)

Untidar Bersastra melalui Gelar Sastra

Salah satu penampilan mahasiswa dalam Gelar Sastra 2016

Salah satu penampilan mahasiswa dalam Gelar Sastra 2016.

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar (Himpro PBSI) mengadakan acara Gelar Sastra pada Jumat (17/6). Acara yang dimulai pukul 14.30 WIB itu bertema “Menuju Senja dengan Bersastra.” Selain Mahasiswa PBSI, acara ini juga dimeriahkan oleh mahasiswa-mahasiswa dari fakultas lain di Untidar, seperti Fakultas Pertanian, Ilmu Sosial dan Politik, Teknik, dan Ekonomi. Beberapa tampil mewakili komunitas, beberapa lainnya kelompok pribadi.

Acara dibuka oleh Koordinator Program Studi PBSI Untidar, Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd. “Acara ini sebagai ruang bagi seluruh Mahasiswa Untidar untuk menampilkan bakat-bakat sastra mereka yang sebelumnya masih terpendam,” ujar Rangga Asmara. Mohammad Dwi Raharjo, ketua panitia, juga menambahkan acara ini bertujuan untuk mengakrabkan sastra kepada para pemuda, khususnya mahasiswa. “Sastra tidak hanya milik orang tua, tapi orang-orang muda juga harus bersastra,” imbuhnya.

Sebanyak 130 orang memenuhi lapangan parkir FKIP Untidar sore itu. Hadir pula Sastrawan Magelang, Bambang Eka Prasetya, yang turut membacakan puisi. “Acara ini dimeriahkan dengan 13 penampilan dari mahasiswa, dosen, dan pegiat sastra. Diantaranya baca puisi, musikalisasi puisi, akustik, nyanyi tunggal dan grup, serta stand up comedy, ” tambah Sela Trilastari, sekretaris Gelar Sastra.

Meskipun sempat diguyur hujan, para peserta tetap bertahan sampai acara selesai sekitar pukul 19.00 WIB. Rangga Asmara menambahkan antusias mahasiswa dalam bersastra menumbuhkan semangat bagi Progam Studi PBSI FKIP Untidar untuk menyediakan wadah bagi mereka melalui kegiatan-kegiatan sastra lainnya.

Gelar sastra merupakan agenda tahunan Himpro PBSI. Kali ini, acara tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan sehingga diadakan juga pembagian takjil untuk seluruh peserta. (Asri)

Final Test runs well

The final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016

The final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016

The implementation of the final tests on FKIP campus in the academic year of 2015/2016 has been started on Monday, 20 June and will be end on Saturday, 2 July, 2016.

“So far, the implementation is running well.” said the head of language and art, Lilia Indriani M.Pd. “The main problems which we faced before such as unorganized test seat and the fake test card have been solved”.

This final test is the second piloting project dealing with giving seat number. In the past, students might assume if they came earlier they could take the strategic position. But, for today they can’t do it. Since the first implementation on the midterm test weeks, the situation has changed significantly.

Another prior problem found at FKIP dealt with the fake test card has been solved. The lecturers have been taught how to differentiate between the original version and fake version of test card. Beside that, the new system helps the lecturers a lot. If the students’ names are not in the attendance list, it means they haven’t paid and they can’t take the test.

In this final test, some faculty members are supervising the implementation of it. They are observing the strengths and weaknesses. It is hoped that we won’t encounter big problems in the future. (WR)

MAHASISWA PBSI HADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2015/2016

mahasiswa fkip melaksanakan ujian akhir semester

Mahasiswa FKIP melaksanakan ujian akhir semester.

FKIP-UNTIDAR (22/6). Jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) genap tahun akademik 2015/2016 mulai dilaksanakan Senin tanggal 21 Juni 2016 hingga Kamis, 30 Juni 2016 mendatang. Ujian Akhir Semester ini dilaksanakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa selama satu semester.  Adapun peserta UAS adalah mahasiswa PBSI semester 2, 4, dan 6.

Selama pelaksanaan UAS peserta diwajibkan mematuhi tata tertib, di antaranya adalah hadir di ruang ujian 15 menit sebelum ujian dimulai dan wajib mengisi daftar peserta ujian. Selain itu, ketika ujian berlangsung mahasiswa dilarang saling melakukan kerjasama dalam bentuk apapun dan wajib menunjukkan serta menyerahkan kartu peserta ujian kepada pengawas. Apabila mahasiswa tidak membawa kartu ujian, maka tidak diperkenankan mengikuti ujian. Harapannya, dengan adanya tata tertib ini ujian berjalan lancar dan mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada saat ujian berlangsung. (Ayu)

GEMBLENG MAHASISWA LEWAT “PEMBEKALAN”, FKIP OPTIMIS LOLOSKAN LEBIH BANYAK PROPOSAL PKM, PMW DAN PHBD TAHUN INI

MAGELANG – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mengadakan kegiatan Pembekalan 2016. Pembekalan adalah kegiatan kemahasiswaan yang wajib diikuti oleh mahasiswa FKIP semester II. Kegiatan diikuti oleh 225 peserta, dilaksanakan pada Jumat – Minggu (3-5/6), di Villa Taman Eden 2, Kaliurang, Yogyakarta.

“Kegiatan ini merupakan proker wajib di FKIP. Setiap mahasiswa semester II, wajib mengikuti kegiatan tersebut. Apabila mahasiswa tidak dapat mengikutinya pada tahun ini, maka wajib mengikuti kegiatan pembekalan tahun depan,” tutur ketua panitia, Rhoni Ardiyanto.

Acara yang mengusung tema “Mahasiswa Berjiwa Sosial, Pemimpin, dan Enterpreneurship dalam Pendidikan dan Kewirausahaan” ini, dibuka pada Jumat (3/6) pukul 16.30 WIB oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. H. Sukarno, M.Si.

Kegiatan selama tiga hari ini melibatkan dosen dari beberapa fakultas, seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan FKIP sebagai pemateri. Materi- materi yang disampaikan meliputi materi tentang kefalkutasan, kemahasiswaan dan kewirausahaan. Mahasiswa semester 2 juga mendapatkan penguatan materi mengenai pembuatan proposal PKM, PMW dan PHBD. Selain itu, untuk refreshing diadakan kegiatan outbond ringan di sekitar area Villa taman Eden II. Selama kegiatan, dosen dan tenaga kependidikan FKIP ikut mendampingi dan bermalam di tempat kegiatan untuk memantau kegiatan.

Kegiatan diakhiri dengan presentasi proposal setiap kelompok kewirausahaan. Proposal kewirausahaan telah dibagi dan disusun beberapa hari sebelum hari H. Presentasi dibagi menjadi 5 kelompok besar, yaitu kelompok proposal PHBD, dua kelompok proposal PKM, dan dua kelompok proposal PMW. Masing- masing kelompok presentasi di bimbing oleh Rangga Asmara, S.Pd., M.Pd., Xander Sallahudi, S.T., M.Eng., Malik Al Firdaus, M.Pd., Rini Estiowati, S.Pd., dan Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan pembekalan ditutup oleh Ketua Jurusan FKIP, Lilia Indriani, S.Pd., M.Pd., pada Minggu (5/6) pukul 13.00 WIB.

MATA KULIAH DRAMA PENTAS PBSI MENDULANG SUKSES BESAR

Senin, 30 Mei 2016 menjadi hari penting dalam sejarah kesusastraan di Universitas Tidar. Pasalnya pada saat itu, digelar Drama Pentas sebagai salah satu Luaran dari pembelajaran mata kuliah Drama Pentas yang diampu oleh Imam Baihaqi, M.A. Drama yang berjudul “Persimpangan” tersebut dipentaskan dalam kurun waktu 3 jam, antara pukul 19.00 – 22.00 WIB. Pementasan ini digelar oleh kelompok teater “Recede” yang beranggotakan mahasiswa kelas C dan D semester IV Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Nama Recede itu sendiri merupakan akronim dari rewo-rewo kelas C D, diambil dari filosofi banyaknya anggota kelompok teater tersebut sehingga pada saat latihan seperti para suporter sepak bola. Lalu Nurul Huda selaku motor penggerak kelompok ini beserta kawan-kawannya menyepakati bahwa kelompok teater ini diberi nama kelompok teater Recede.

Antusiasme dari para penonton sungguh luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari penuhnya gedung auditorium Universitas Tidar pada sebelum, saat, sampai selesai pementasan. Penonton seakan enggan untuk meninggalkan gedung auditorium tersebut, mereka sekaan tersihir oleh para pemain dalam menghayati peran yang meraka bawakan. Penonton berasal dari mahassiwa Universitas Tidar di semua Fakultas dan Program Studi, selain itu ada juga dari komunitas teater fajar dari Universitas Muhammadiyah magelang, Forum Kilometer Nol, dan komunitas-komunitas sastra lain. Tak kurang 350 penonton yang berasal dari dalam maupun luar kampus berada dan memadati gedung auditorium Universitas Tidar, meraka tetap bertahan sampai pementasan berakhir. Ashwin Khoirul Basyar mahasiswa semester VI mengungkapkan bahwa dirinya dan kawan-kawan lain merasa iri karena pada zamannya tidak diadakan pementasan seperti ini. “Saya sempat iri, karena saat kami menempuh mata kuliah drama pentas dulu tidak dapat mementaskan drama seperti ini, pementasan kali ini sungguh luar biasa dan bagus” ujarnya.

Kesuksesan pementasan drama “Persimpangan” ini dikuatkan oleh Dosen pengampu mata kuliah drama pentas. Imam Baihaqi, M.A. mengungkapkan bahwa dirinya merasa bangga atas apa yang telah dilakukan oleh mahasiswanya. “Pementasan drama yang dilakukan kali ini cukup bagus, selama kurang lebih 3 bulan berlatih, mereka mampu menampilkan pementasan yang meriah seperti ini. Apresiasi dari para penonton pun luar biasa, mereka datang untuk menyaksikan pentas perdana mata kuliah drama pentas yang digelar di Universitas Tidar ini. Awalnya saya merasa pesimis karena persiapan yang dilakukan kurang maksimal. Akan tetapi, kelompok teater Recede di bawah komando “Sang Sutradara Andal” Nurul Huda dengan cekatan menangani permasalahan tersebut dengan apik dan estetik. Saya mempunyai gagasan untuk membuat Festival Drama tiap tahun yang dikemas dalam rangkaian mata kuliah drama pentas” papar Beliau.

Harapan lain juga disampaikan oleh beberapa mahasiswa Universitas Tidar, mereka mengharapkan pementasan seperti ini dapat digelar setiap tahun. “Kami berharap pementasan seperti ini dapat dilakukan setiap tahun, lumayan dapat hiburan dan snack gratis. Kami juga berharap pementasan seperti ini dapat didukung oleh Fakultas dan Universitas sebagai salah satu metode pembelajaran dalam mengasah keterampilan mahasiswa secara nyata.” Papar gerombolan mahasiswa yang ikut menonton di belakang./MX/.

PARADE DRAMA MAHASISWA FKIP BAHASA INDONESIA

Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untidar, Selasa hingga Kamis 17 – 19 Juni 2014, tampil dalam Parade Drama yang merupakan tugas akhir mata kuliah “Drama Pentas”. Mahasiswa dari semester 4. 6 dan 8, terbagi menjadi total 10 kelompok, unjuk kebolehan di Auditorium Untidar. Parade Drama dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB

Ini merupakan kali pertama Parade Drama Pentas diadakan secara terbuka bisa ditonton oleh civitas akademika Untidar dari semua prodi. Wahyu Widodo, mahasiswa semester 4 Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang merupakan Ketua Pelaksana Kegiatan ini mengatakan 11 Judul akan dipentaskan. Di hari pertama dipentaskan Kisah Cinta di hari Rabu (Teater Ubur-ubur), Jumiati (Teater Batu Karang), Ayahku Pulang (Teater Manteb), dan Anak Sayang Anak Malang (Teater Mandala). Keempat Teater ini adalah mahasiswa semester 8 Untidar. Sementara di hari kedua dipentaskan Ayahku Pulang (Teater Mentari Senja), Warisan (Teater Terang Bulan), dan Dukun-dukunan (Teater Jingga). Kesemuanya adalah mahasiswa semester 6. Di hari terakhir dipentaskan 3 judul yaitu Janji Senja (Teater Senja), Hujan Belum Reda ( Teater Indarus) dan Warisan oleh Ceria Teater. Kesemuanya mahasiswa semester 4.

Parade Drama dibuka oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Drs. Samingin, M.Hum. Dalam sambutannya Drs. Samingin, M.Hum sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa benar benar bisa menjiwai bagaimana sebuah drama yang berawal dari naskah, bisa menjadi sebuah tontonan yang sarat makna, dan menghibur. Dengan adanya Parade Drama ini, mahasiswa jadi punya pengalaman untuk tampil di depan umum dan belajar untuk memvisualisasikan naskah dengan baik dan benar.

Parade drama ini merupakan tugas akhir mata kuliah drama pentas yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester 4, 6, dan 8. Tri Setyo Nugroho, SE dosen pengampu mata kuliah drama pentas memberikan penghargaan untuk kelompok dengan penampilan terbaik. Untuk semester 4, penghargaan tersebut jatuh pada kelompok Indarus dengan drama berjudul Hujan Belum Reda. Untuk semester 6, kelompok mentari dengan drama berjudul Ayahku Pulang. Untuk semester 8, kelompok Mantab dengan judul Ayahku Pulang.

Selain itu, ada juga penghargaan untuk sutradara, aktor, dan aktris terbaik. Untuk semester 4, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Wahyu Widodo, aktris terbaik diberikan kepada Ika Fitri Astorina dan aktor terbaik diberikan kepada Puguh Muhammad Setyawan. Untuk semetser 6, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Diah Susilowati, aktris terbaik diberikan kepada Nindya Hutami, dan aktor terbaik diberikan kepada Ahmad Sholikin. Sementara untuk semester 8, penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Saeful Mustakim, aktris terbaik diberikan kepada Intan Wijayanti dan Sherlin Dhisa Faidha, serta aktor terbaik diberikan kepada Muhammad Khabib.

Parade Drama ditutup dengan drama berjudul Republik Burung yang dipentaskan oleh dosen pengampu mata kuliah drama pentas dan beberapa dosen lainnya.